Anda di halaman 1dari 6

1. Mie Gacoan memiliki beberapa pesaing yang patut diperhatikan.

Berikut adalah
beberapa di antaranya:
a) Wizzmie: Wizzmie adalah brand atau restoran yang mirip dengan Mie Gacoan. Mereka
sama-sama menjual mi dengan harga terjangkau dan rasa pedas. Lokasi pertama Wizzmie
berada di Surabaya dan sempat viral di Tiktok. Restoran ini bisa menjadi calon saingan
Mie Gacoan karena menu dan harga yang serupa.
b) Mie Judes, Mie Kober, dan Mie Iblis: Selain Mie Gacoan, ada juga pesaing lain seperti
Mie Judes, Mie Kober, dan Mie Iblis. Mie Judes khususnya menjadi pesaing berat karena
tempat penjualannya hampir berdekatan.
c) Mie Gragas: Terletak di Sidoarjo, Jawa Timur, Mie Gragas juga disebut-sebut sebagai
pesaing Mie Gacoan. Tempat makan ini menawarkan beragam menu unik dengan harga
mulai dari Rp10.000.
d) Mie Ayam Bangka: Mie Ayam Bangka adalah salah satu pesaing Mie Gacoan yang
terkenal. Mereka mengkhususkan diri dalam mie ayam dengan berbagai varian rasa dan
topping. Lokasi Mie Ayam Bangka tersebar di beberapa kota besar di Indonesia.
e) Mie Akung: Mie Akung juga menjadi pesaing serius. Mereka menawarkan mie dengan
cita rasa khas dan harga yang bersaing. Beberapa cabang Mie Akung dapat ditemukan di
berbagai daerah.
f) Mie Setan: Nama “Setan” tentu menarik perhatian, bukan? Mie Setan adalah pesaing
yang menawarkan mie pedas dengan tingkat kepedasan yang bisa disesuaikan. Jika Anda
suka tantangan, Mie Setan bisa menjadi pilihan.

MATERI RESOURCE BASED VIEW


A) Resource-Based View (RBV)
adalah kerangka kerja yang digunakan untuk menganalisis keunggulan kompetitif suatu
perusahaan berdasarkan sumber daya internal yang dimilikinya. Teori ini menekankan
bahwa sumber daya dan kapabilitas internal perusahaan dapat menjadi sumber keunggulan
yang berkelanjutan.
Berikut adalah beberapa poin kunci terkait RBV:
1. Sumber Daya Internal:
o Sumber daya internal mencakup aset fisik (seperti fasilitas produksi, teknologi,
dan peralatan), sumber daya manusia (keterampilan, pengetahuan, dan
pengalaman karyawan), merek, hubungan dengan pelanggan, dan lain-lain.
o Sumber daya ini harus langka, berharga, sulit ditiru, dan tidak dapat digantikan
agar dapat memberikan keunggulan kompetitif.
2. Kapabilitas Organisasi:
o Kapabilitas mengacu pada kemampuan perusahaan untuk mengelola,
menggabungkan, dan mengoptimalkan sumber daya internalnya.
o Kapabilitas mencakup proses bisnis, sistem manajemen, budaya organisasi, dan
kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
3. Keunggulan Kompetitif:
o RBV berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki sumber daya dan kapabilitas
unik dapat menciptakan keunggulan kompetitif.
o Keunggulan ini dapat berupa efisiensi operasional, diferensiasi produk, akses ke
pasar, atau kemampuan inovasi.
4. Analisis VRIO:
o RBV menggunakan analisis VRIO (Value, Rarity, Imitability, Organization)
untuk menilai sumber daya dan kapabilitas.
o Pertanyaan yang diajukan dalam analisis VRIO meliputi:
 Apakah sumber daya tersebut berharga bagi perusahaan?
 Apakah sumber daya tersebut langka?
 Apakah sumber daya tersebut sulit ditiru oleh pesaing?
 Apakah perusahaan memiliki organisasi yang efisien untuk mengelola
sumber daya tersebut?
Dengan memahami RBV, perusahaan dapat mengidentifikasi dan memanfaatkan sumber daya
internalnya secara lebih efektif untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Keunggulan kompetitif adalah faktor atau kombinasi faktor yang memungkinkan suatu
perusahaan mencapai performa lebih baik atau menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi
daripada pesaingnya. Dalam kata lain, keunggulan kompetitif memberikan suatu entitas bisnis
kelebihan yang signifikan dalam hal harga, kualitas produk, inovasi, layanan pelanggan, atau
faktor lain yang membedakannya dari pesaing di pasar.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengukur keunggulan kompetitif berdasarkan Resource-
Based View (RBV):
1. Analisis SWOT:
o Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah metode
umum untuk mengukur keunggulan kompetitif.
o Identifikasi kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) internal
perusahaan, serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) eksternal.
o Fokus pada sumber daya dan kapabilitas internal yang dapat memberikan
keunggulan kompetitif.
2. Analisis Rantai Nilai:
o Model analisis rantai nilai membantu mengidentifikasi aktivitas-aktivitas yang
menciptakan nilai tambah dalam proses bisnis.
o Identifikasi bagian-bagian rantai nilai yang unik dan memberikan keunggulan
kompetitif.
o Pertimbangkan bagaimana perusahaan mengelola setiap aktivitas dalam rantai
nilai untuk menciptakan nilai tambah.
3. Analisis RBV (Resource-Based View):
o RBV memandang perusahaan sebagai kumpulan sumber daya dan kemampuan.
o Identifikasi sumber daya dan kapabilitas yang langka, berharga, sulit ditiru, dan
tidak dapat digantikan.
o Pertimbangkan apakah sumber daya tersebut memberikan keunggulan kompetitif
yang berkelanjutan.
4. Perbandingan dengan Pesaing:
o Bandingkan sumber daya dan kapabilitas perusahaan dengan pesaing.
o Apakah perusahaan memiliki keunggulan dalam hal teknologi, merek, biaya
produksi, distribusi, atau inovasi?
5. Analisis Kinerja Finansial:
o Tinjau kinerja finansial perusahaan, seperti profitabilitas, margin, dan
pertumbuhan pendapatan.
o Perusahaan yang memiliki kinerja finansial yang lebih baik daripada pesaingnya
mungkin memiliki keunggulan kompetitif.
B) Kerangka VRIO
(Value, Rarity, Inimitability, dan Organization) adalah alat analisis strategis yang
membantu perusahaan memahami sumber daya dan kapabilitas internal mereka dalam
konteks keunggulan kompetitif. Mari kita jelajahi lebih lanjut:
1. Definisi Kerangka VRIO:
o Setiap perusahaan memiliki beberapa jenis keunggulan atau sumber daya yang
ingin mereka tawarkan kepada pasar sasaran.
o Kerangka VRIO membantu mengidentifikasi keunggulan dan sumber daya yang
memberikan keunggulan kompetitif.
o VRIO adalah akronim untuk:
 Value (Nilai): Apakah sumber daya tersebut berharga bagi perusahaan?
 Rarity (Kelangkaan): Apakah sumber daya tersebut langka?
 Inimitability (Peniruan): Apakah sumber daya tersebut sulit ditiru oleh
pesaing?
 Organization (Organisasi): Apakah perusahaan memiliki organisasi yang
efisien untuk mengelola sumber daya tersebut?
2. Keuntungan Menggunakan Kerangka VRIO:
o Memahami nilai unik perusahaan dan apa yang membuatnya berbeda dari
pesaing.
o Membantu merancang strategi untuk memanfaatkan keunggulan kompetitif secara
berkelanjutan.
o Fokus pada sumber daya yang tidak mudah ditiru oleh pesaing.
3. Keterbatasan Kerangka VRIO:
o Jika Anda tidak dapat mengidentifikasi salah satu variabel VRIO, perlu
melakukan penelitian lebih lanjut.
o Kerangka ini hanya efektif jika digunakan dengan cermat dan dalam konteks yang
relevan.
Ingatlah bahwa mempertahankan keunggulan kompetitif memerlukan pemahaman mendalam
tentang mengapa perusahaan Anda penting dan unik.
Tentu! Berikut adalah beberapa contoh penggunaan Kerangka VRIO dalam industri tertentu:
1. Industri Teknologi: Analisis VRIO pada Apple
o Nilai (Value): Produk Apple, seperti iPhone dan MacBook, memiliki reputasi
premium dan pengalaman pengguna yang unik.
o Kelangkaan (Rarity): Desain produk yang inovatif dan sistem operasi eksklusif
(misalnya, iOS) sulit ditiru oleh pesaing.
o Peniruan (Inimitability): Apple memiliki keunggulan dalam manajemen rantai
pasokan dan distribusi global.
o Organisasi (Organization): Apple memiliki tim manajemen yang efisien dan
budaya inovasi yang kuat.
2. Industri E-Commerce: Analisis VRIO pada Amazon
o Nilai (Value): Amazon menawarkan berbagai produk dengan harga kompetitif
dan layanan pelanggan yang andal.
o Kelangkaan (Rarity): Infrastruktur logistik Amazon (seperti gudang dan armada
pengiriman) sulit ditiru oleh pesaing.
o Peniruan (Inimitability): Amazon memiliki basis pelanggan besar dan data yang
memungkinkan personalisasi dan rekomendasi produk yang efektif.
o Organisasi (Organization): Amazon memiliki sistem manajemen yang efisien
dan budaya kerja yang berfokus pada inovasi.
3. Industri Minuman: Analisis VRIO pada Starbucks
o Nilai (Value): Starbucks menawarkan pengalaman kafe yang nyaman dan merek
yang kuat.
o Kelangkaan (Rarity): Lokasi strategis dan desain interior yang khas sulit ditiru
oleh pesaing.
o Peniruan (Inimitability): Starbucks memiliki sistem manajemen rantai pasokan
yang kompleks dan berfungsi dengan baik.
o Organisasi (Organization): Karyawan Starbucks dilatih untuk memberikan
layanan pelanggan yang konsisten dan ramah.
4. Industri Minuman Ringan: Analisis VRIO pada Coca-Cola
o Nilai (Value): Merek Coca-Cola adalah salah satu merek paling terkenal di dunia.
o Kelangkaan (Rarity): Formula rahasia Coca-Cola dan distribusi globalnya sulit
ditiru.
o Peniruan (Inimitability): Coca-Cola memiliki hubungan jangka panjang dengan
pemasok bahan baku dan distributor.
o Organisasi (Organization): Coca-Cola memiliki sistem manajemen yang efisien
dan budaya inovasi yang berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai