Anda di halaman 1dari 4

Urutan dan batas urutan

Urutan adalah fungsi yang domainnya merupakan himpunan formulir {n ε Z; n≥m},


m biasanya 1 atau 0 . Dengan demikian urutan adalah fungsi yang memiliki nilai yang ditentukanuntuk
setiap bilangan bulatn ≥ m. Merupakan kebiasaan untuk mendeskripsikan urutan denganhuruf seperti s dan
untuk menunjukkan nilainya di n sebagai sn dari pada s (n). Hal ini seringnyaman untuk menulis urutan
sebagai atau (sn) tentu saja ∞n=matau(s(s1,sm,s2,sm1,s3,...).M2,...). Kadang-kadang Jika m kita = akan
1 kita tulis mungkin(swrite) ketika (sn)n ∈ N domain dipahami atau ketika hasil dalam pembahasan
tidak tergantung pada nilai tertentu dari m. Dalam bab ini, kita akan antar ested dalam urutan yang nilai
kisaranadalah bilangan real, yaitu, setiap sn merupakan bilangan real. Batas Urutan -
Urutan (an) yang diberikan oleh n =(-1)n membutuhkan beberapa pemikiran. Kita dapatmengatakan 1 adalah
batas karena sebenarnya an = 1 untuk nilai besar n yang genap. Di sisi lain,an = -1 [yang cukup jauh dari 1]
untuk nilai besar n lainnya. Kita perlu definisi yang tepat untuk memutuskan apakah 1 adalah batas darin =(-
1)n.Ternyata definisi kita akan membutuhkan nilaiyang mendekati nilai batas untuk semua besar n, jadi 1
tidak akan menjadi batas urutan an=(-1)n.

Defenisi :

Suatu urutan (sn) dari bilangan real dikatakan konvergen ke bilangan real denganketentuan bahwa untuk
setiap ε> 0 terdapat bilangan N sehingga n> N menyiratkan | sn - s | <ε.(1) Jika (sn) konvergen ke s, kami
akan menulis limn → ∞ sn = s, atau sn → s. Jumlah s
disebut batas dari urutan(sn).Urutan yang tidak konvergen ke beberapa bilangan real dikatakanmenyimpang.
Beberapa komentar sedang disusun. Pertama, mengingat properti Archimedean,angka N dalam Definisi
7.1 dapat dianggap sebagai bilangan bulat positif jika kita inginkan.Kedua, simbol ε [huruf kecil Yunani
epsilon] dalam definisi ini mewakili angka positif, bukanangka eksotis baru. Namun, dalam matematika
tradisional menggunakan ε dan δ [huruf Yunanidelta lebih rendah] dalam situasi di mana nilai yang menarik
atau tantangan adalah nilai positif kecil. Ketiga, kondisi (1) adalah jumlah pernyataan tanpa batas, satu untuk
setiap nilai positif ε.Kondisi tersebut menyatakan bahwa untuk setiap ε> 0 ada sesuai angka N dengan
propertitertentu, yaitu n> N menyiratkan | sn - s | <ε. Nilai N tergantung pada nilai ε,dan biasanya N
akanharus besar jika ε kecil.

Batasan Teorema Untuk Urutan. Hal yang awal yang dilakukan adalah
membuktikan urutan konvergen dibatasi. Suatu urutan(sn) dari bilangan real dikatakan
terikat jika himpunan{sn:n ∈ N } adalah himpunan yangdibatasi, yaitu, jika ada konstanta M

Sehingga | sn| ≤ M untuk semua n.

Teorema Urutan konvergen Dibatasi

Bukti:

Let ( sn ) menjadi urutan konvergen, dan misalkan s = lim sn. Menerapkan Definisi 7.1dengan ε = 1 kita
memperoleh N dalam N sehingga n> N menyiratkan | sn - s | < 1.

Dariketimpangan segitiga kita melihat n> N menyiratkan | sn| <| s | + 1.

Tentukan M = maks {| s | +1 ,| s 1|, | s2|, ..., | sN|}. Lalu kita punya| sn| ≤ M untuk semuan ∈ N, jadi ( sn )
adalah urutan yangdibatasi. Dalam bukti Teorema 9.1 kita hanya perlu menggunakan properti 7.1(1) untuk
nilaitunggal ε. Pilihan kami atas ε = 1

Teorema( Dasar Contoh)


lim

n → ∞ ( 1 np ) = 0 untuk p> 0.

(b) lim

n → ∞ an = 0 jika| a | <1.

(c) lim (n1 / n) = 1.

(d)lim

n → ∞(a1/ n) = 1 untuk a>0.

Bukti :Misalkan ε> 0 dan biarkan N= (1ε)1 / p. Kemudiann> Nmenyiratkannp >1εdan karenanyaε>1np.
Karena 1np >0, ini menunjukkann> Nmenyiratkan|1np -0| <ε. [Artinpketika p bukan bilangan bulat akan
dibahas dalam (b) Kita dapat mengiraa= 0, karena limn → ∞ an= 0 jelasuntuka= 0. Karena| a | <1, kita bisa
menulis| a |= 11+b dimana b>0.

Jurnal

Misalkan 𝑥𝑛 adalah barisan bilangan real dan 𝑥 adalah suatu bilangan real, maka 𝑥𝑛 dikatakan kovergen ke
𝑥, jika untuk setiap 𝜀 > 0, terdapat bilangan asli 𝑁, sedemikian sehingga untuk setiap 𝑛 ≥ 𝑁, berlaku

|𝑥𝑛 − 𝑥| < 𝜀.

Setelah memahami penggunaan epsilon, kesulitan berikutnya biasanya terletak pada kemunculan variabel
𝑁. Kenapa 𝑁 dibutuhkan pada definisi di atas?

Kesulitan semacam ini terlahir karena konsep dan teori pada Analisis Real bersifat abstrak. Untuk menyibak
keabstrakan tersebut, cobalah untuk memasukkan beberapa nilai untuk 𝑁.

1
Sebagai contoh, tinjau barisan . Apabila dituliskan dalam bentuk bilanganbilangan, barisan tersebut
n
1 1 1 1
menjadi 1 , , , ,
2 3 4 5
Semakin ke kanan, bilangan-bilangan tersebut semakin mendekati nilai nol. Pilihlah, misalnya, 𝑁 = 1000,
maka untuk semua 𝑛 > 1000, 𝑥𝑛 = 1/𝑛 akan semakin mendekat pada 0, dan nilai 𝜀 pun semakin mengecil.

barisan diperkenalkan sebagai kumpulan bilangan yang disusun menurut ”pola” tertentu,
misalnya barisan aritmatika dan barisan geometri. Biasanya barisan dan deret merupakan satu
kesatuan pokok bahasan. Sekarang barisan dipahami dari sudut pandang analisis dan ia merupakan
bentuk khusus dari fungsi.Barisan bilangan realdidefinsikan sebagai suatu fungsi dengan domain
himpunan bilangan asli ℕ dengan range termuat didalam himpunan bilangan realℝ5 .Untuk
mempersingat istilah barisan bilangan real selanjutnya disebut barisan.

Jadi barisan adalah fungsi X : ℕ→ℝ, dimana setiap n ∈ℕ nilai fungsi X(n) biasa ditulis sebagai

X(n) ≔xn
dan disebut suku ke-n barisan X. Notasi barisan yang sering digunakan adalah

X atau(xn)atau(xn: n ∈ℕ) atau 〈xn〉atau {𝑥𝑥𝑛𝑛 }𝑛𝑛=1 ∞ .


Pada ini akan menggunakan (xn) untuk notasi barisan. Berdasarkan definisi bahwa barisan adalah
suatu fungsi maka barisan dapat divisualisasikan sebagai grafik fungsi khusus dengan domain
himpunan bilangan asli dan range yang berada di himpunan bilangan real. Oleh karena itu untuk
memahami lebih jauh tentang konsep barisan dapat divisualisasikan dalam bentuk diagram titik.
Tentang visualisasi banyak peneliti yang memerhatikan tentang visualisasi dalam belajar
matematika salah satunya adalah Zimmermann & Cunngingham mengatakan bahwa
visualisasiadalah kemampuan, proses dan produk dari kreasi, interpretasi, penggunaandan refleksi
gambar, diagram, di dalam pikiran di atas kertas atau denganteknologi, dengan tujuan
menggambarkan dan mengkomunikasikan informasi,memikirkan dan mengembangkan ide-ide
yang sebelumnya tidak diketahui danmemajukan pemahaman6 . Adapun peran visualisasi, yaitu
(1).Untuk memahami masalah, (2).Untuk menyederhanakan masalah, (3).Untuk melihat keterkaitan
(koneksi) ke masalah terkait, (4). Untuk memenuhi gaya belajar individual, (5). Sebagai pengganti
untuk komputasi/ perhitungan, (6).Sebagai alat untuk memeriksa solusi, (7).Untuk masalah ke
dalam bentuk intuitif.Bentuk intuitif dapatdiperoleh dari representasi visual untuk memecahkan
masalah7 .

peserta merasa kesulitan dalam menuliskan ide yang telah didapat, mata kuliah ini adalah mata
kuliah yang cukup berat karena berisi pembuktian-pembuktian, perlu tutorial dan lebih banyak
tugas, pembahasan soal dan cara menuliskan bukti dengan baik dan benar lebih banyak dibahas
dalam kuliah, dan mahasiswa merasa sudah mengerjakan soal dengan benar namun ternyata masih
belum tepat (wawancara dengan perwakilan Mahasiswa yang memprogramkan mata kuliah analisis
real). Dari tanggapan mahasiswa ini menunjukkan bahwa mahasiswa masih kesulitan mengikuti
mata kuliah analisis real, meskipun mata kuliah pendukungnya seperti kalkulus maupun aljabar
linear telah diambil oleh mayoritas mahasiswa semester VI.
Hal ini sejalan dengan penelitian Darmadi, Lukito dan Budayasa (2013) tentang kesulitan berpikir
visual mahasiswa dalam memahami definisi formal pada barisan bilangan real. Hasil penelitiannya
mengungkapkan bahwa mahasiswa masih memiliki kesulitan dalam memvisualisasi definisi formal
pada barisan bilangan real. Misalnya, mahasiswa masih sulit dalam memberikan contoh
menggambarkan, menjelaskan suatu elemen sesuai dengan konsep, dan menggeneralisasi maupun
menarik suatu kesimpulan. Darmadi, dkk (2013) juga mengungkapkan bahwa meskipun materi
barisan bilangan real sudah sistematis, namun kurang memperhatikan tingkat kesulitan belajar.
Belajar sebaiknya sesuai dengan tingkat kesulitan belajar sehingga mahasiswa dapat merasakan
tantangan yang ada, sehingga penting dalam pembelajaran barisan bilangan real tersusun secara
bertahap.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berusaha menganalisis titik persoalan apa saja yang dihadapi
oleh mahasiswa dalam memahami analisis real dan selanjutnya bisa diberikan solusi terhadap
persoalan itu. Dalam kasus ini, sasaran utama adalah konsep bilangan real sebagai materi pembuka
dalam analisis real dengan harapan bahwa jika persoalan pada materi awal bisa diatasi maka materi
selanjutnya bisa dipahami dengan baik. Sebab setiap materi dalam analisis real telah disusun
dengan sistematis dan runut, dan merupakan satu kesatuan yang terpadu.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini berusaha menjawab beberapa pertanyaan berikut: 1) jenis-
jenis kesulitan apa yang dihadapi mahasiswa program studi Tadris Matematika FITK IAIN
Mataram dalam 200 mengerjakan soal bilangan real; 2) apa yang menjadi faktor-faktor penyebab
kesulitan yang dihadapi mahasiswa program studi Tadris Matematika FITK IAIN Mataram dalam
mengerjakan soal bilangan real.

Ghorpada, Sudhir R dan Limave,Balmohan V.2018. A Cource In Calculus and Real Analysis .Switzerland :
Springer

Anda mungkin juga menyukai