FISIKA DASAR
Oleh:
Ilham (2205531107)
Thalitakum Hutajulu (2205531112)
Reinhard Gabriel March Kataren (2205531114)
Samuel Patrick Simbolon (2205531115)
Dosen Pengampu:
LAPORAN
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
SEMESTER GANJIL TAHUN 2023
Oleh
Kelompok 1
Ilham (2205531107)
Thalitakum Hutajulu (2205531112)
Reinhard Gabriel March Kataren (2205531114)
Samuel Patrick Simbolon (2205531115)
Disetujui:
Mengetahui
Kalab Praktikum Fisika Dasar
I Nengah Wirawan
NIP. 197210211997031001
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa atas segalah limpah rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Fisika Dasar tepat pada
waktunya.
Laporan Akhir Praktikum Fisika Dasar ini disusun sebagai bukti telah mengikuti
praktikum Fisika Dasar. Laporan akhir ini berisi kumpulan laporan praktikum sesuai dengan
urutan Bab masing-masing dan diberi beberapa perbaikan didalamnya.
Dalam penulisan laporan ini, kami telah mendapat banyak bantuan, masukan serta
dukungan dari dosen pembimbing praktikum kami Ainul Ghurri, ST,MT ,Ph.D. Serta rekan-rekan
mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Universitas Udayana oleh karena itu, dalam kesempatan
ini kami ingin mengungkapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah turut membantu dan
mendukung sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik
Bagaimanapun, kami bukan manusia yang sempurna, yang tak pernah luput dari
kesalahan. Kami sadar bahwa dalam laporan ini masih terdapat banyak kesalahan, baik dalam hal
isi maupun penyusunannya. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun,sangat kami
harapkan. Demikian laporan akhir ini kami susun agar dapat diterima dan digunakan sebagai
acuan untuk laporan-laporan selanjutnya.
Tim Penulis
iii
LEMBAR ASISTENSI
PRAKTIKUM FISIKA DASAR
PROGRAM STUDI TEKNIK
MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
1. Ilham (2205531107)
2. Thalitakum Hutajulu (2205531112)
3. Reinhard Gabriel March Kataren (2205531114)
4. Samuel Patrick Simbolon (2205531115)
Kelompok :1 Hari, Tgl Praktikum : Minggu, 5 November 2023
Nama :
Menyetujui
Dosen Pembimbing
iv
DAFTAR ISI
COVER.......................................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.......................................................................................................ii
KATA PENGANTAR..............................................................................................................iii
LEMBAR ASISTENSI.............................................................................................................iv
DAFTAR ISI..............................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................................3
1.3 Tujuan...............................................................................................................................3
1.4 Manfaat.............................................................................................................................3
BAB II HOOKE LAW...............................................................................................................4
2.1 Tujuan Percobaan.............................................................................................................4
2.2 Teori Dasar.......................................................................................................................4
2.3 Alat dan Bahan.................................................................................................................6
2.4 Set-Up dan Prosedur.........................................................................................................7
A. Menentukan Konstanta Pegas......................................................................................7
B. Memahami Karakteristik Elongasi dari Pita Karet......................................................8
2.5 Tugas................................................................................................................................8
A. Menentukan Konstanta Pegas......................................................................................8
B. Memahami Karakteristik Elongasi dari Pita Karet....................................................11
BAB III FRICTION.................................................................................................................14
3.1 Tujuan Percobaan...........................................................................................................14
3.2 Teori Dasar.....................................................................................................................14
3.3 Alat dan Bahan...............................................................................................................15
3.4 Set-Up dan Prosedur.......................................................................................................15
A. Setup Peralatan..........................................................................................................15
B. Prosedur Percobaan...................................................................................................16
3.5 Tugas..............................................................................................................................17
BAB IV WHEATSTONE BRIDGE........................................................................................29
4.1 Tujuan Percobaan...........................................................................................................29
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Friction atau gesekan adalah gaya hambat yang timbul ketika dua permukaan
saling berinteraksi. Gaya ini muncul sebagai akibat dari adanya ketidaklurusan atau
ketidakrataan mikroskopis pada permukaan benda yang bersentuhan. Ketika dua
benda bergerak satu sama lain, gaya gesekan menghambat gerakan relatif antara
kedua benda tersebut. Friction atau gesekan dapat dibagi menjadi dua jenis utama,
gesekan statis dan gesekan kinetik. Gesekan statis terjadi ketika dua benda dalam
keadaan diam relatif satu sama lain. Gesekan ini perlu diatasi untuk memulai
1
gerakan. Setelah gerakan dimulai, gesekan berubah menjadi gesekan kinetik yang
terjadi ketika dua
2
benda bergerak relatif satu sama lain. Melalui praktikum gesekan, kita dapat
mengalami secara langsung bagaimana gesekan bekerja antara dua permukaan dan
memahami faktor-faktor yang memengaruhinya. kita juga dapat menggabungkan
konsep teoritis yang dipelajari dengan aplikasi praktis dalam situasi nyata. Beberapa
aspek tercakup dalam praktikum ini meliputi mengukur koefisien gesekan, variasi
gaya gesekan, analisis data, membuat grafik, diskusi dan kesimpulan.
3
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara melakukan praktikum dari Hooke Law?
2. Bagaimana cara melakukan praktikum dari Friction?
3. Bagaimana cara melakukan praktikum dari Wheatstone Bridge?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui cara melakukan praktikum dari Hooke Law.
2. Untuk mengetahui cara melakukan praktikum dari Friction.
3. Untuk mengetahui cara melakukan praktikum dari Wheatstone Bridge.
1.4 Manfaat
1. Manfaat secara Teoritis
Kami berharap agar Laporan Praktikum ini dapat memberikan informasi
mengenai Hooke Law, Friction dan Wheatstone Bridge serta memberikan
cara untuk menentukan konstanta pegas, koefisien gesekan statik dan kinetik,
dan hambatan jenis sebagai wujud implementasi dari Hooke Law, Friction
dan Wheatstone Bridge.
Bagi Pembaca
Sebagai media untuk mengenalkan, memahami, dan memberikan
contoh penerapan dari Hooke Law, Friction dan Wheatstone Bridge
kepada masyarakat, khususnya bagi generasi penerus bangsa.
4
BAB II
HOOKE
LAW
5
panjang pegas. Jika suatu pegas diberi beban bermassa m, gaya eksternal yang
bekerja
6
pada pegas adalah 𝐹𝑒𝑥𝑡 = 𝐹𝑊 = m·g. Kesetimbangan gaya yang diberikanoleh pers.
(1.1) menjadi
𝐹r = k ∆𝑙 = mg =FW (1.3)
Sehingga diperoleh bahwa pertambahan panjang pegas sebanding dengan
besar gaya 𝐹𝑊, yaitu:
1
∆𝑙 = 𝐹 (1.4)
𝑘 𝑊
Atau 𝑙1 = 𝑙0 + 𝑚𝑔 (1.5)
𝑘
Jika kita perhatikan pers. (4) dan pers. (5) di atas, tampak bahwa persamaan
tersebut merupakan sebuah persamaan linier dimana 𝐹𝑊 merupakan variabel
independennya (sumbu x) dan 1/k merupakan faktor kemiringannya.
Sifat elastisitas dapat kita temukan juga pada berbagai bahan, bahkan pada
logam sekalipun.Pada batang atau kawat logam, kita masih bisa mengamati sifat
elastis tersebut meski pada rentang pembebanan yang sempit. Untuk batang atau
kawat dengan panjang l dan penampang A, Hukum Hooke dapat dinyatakan sebagai:
𝐹 ∆𝐿 (1.6)
𝐴 = 𝐸 𝐿0
Atau
𝜎 = 𝐸𝜀 (1.7)
dimana ε = ∆l/l adalah regangan atau rasio perubahan panjang, σ = F/A adalah
tegangan, dan faktor proporsionalitas E adalah koefisien elastisitas bahan batang
atau sering disebut sebagai Modulus Young. Faktor proporsionalitas itu berlaku
7
hanya
8
sampai pada batas tegangan tertentu. Gambar 1.2 menunjukkan suatu diagram
regangan vs. tegangan dari suatu kawat logam. Batas proporsional umumnya terletak
di bawah batase lastis. Di atas batas elastis, benda akan berubah secara
permanen,yakni benda mengalami deformasi plastis. Jika gaya eksternal bertambah
lebih besar lagi melebihi titik patah atau batas soliditas, benda mulai mulur
danpecah/putus. Beberapa bahan ada yang tidak mengikuti hukum Hooke, bahkan
ketika diberi gaya kecil, seperti pita karet.
9
2.4 Set-Up dan Prosedur
A. Menentukan Konstanta Pegas
1. Susunlah set-up percobaan untuk mengukur konstanta pegas seperti
ditunjukkan pada Gambar 1.3.
2. Gantungkan tempat beban pada pegas. Pointer geser diatur keujung bawah
pegas dan posisi 𝑥0 seperti yang ditunjukan oleh papan skala dicatat.
10
Tabel 1.2. Data untuk spring 2 ( x0 =18,6 cm, l0 =18,6 cm)
Tabel 1.3 Data untuk Pita Karet (x0 = 22,5 cm, 𝑙0 = 22,5 cm)
2.5 Tugas
A. Menentukan Konstanta Pegas
1. Plot data dari pertambahan panjang vs berat beban dari tabel 1.1 dan 1.2
pada gambar 1.4 dan gambar 1.5.
11
SPRING 1
2
1.8
f(x) = 3.25443555048437 x − 0.0422543668021456
1.6 R² = 0.995148829893009
1.4
1.2
Δl (m)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Fw (N)
SPRING 2
0.1
0.09
f(x) = 0.00983333333333333 x + 0.000500000000000007
0.08 R² = 0.999597978405697
0.07
0.06
Δl (m)
0.05
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0.196 0.392 0.588 0.784 0.98 1.176 1.372 1.568 1.764
Fw (N)
12
1
y = ax identik dengan ∆𝐿 = . Berarti konstanta a (gradien) identik
𝐹𝑤 𝑘
dengan 1/k, sehingga nilai k dapat dicari.
13
Berdasarkan grafik pada Gambar 1.4 diperoleh nilai tredline yaitu :
1
3.2703x – 0.0423, karena y = ax itu sama dengan ∆𝑙 = 𝐹𝑤 maka
k
1
diperoleh persamaan a = konstanta pegas spring 1 : ks1 =
k
1 1
= 3.2703, maka k = = 0.305782 N/m
k 3.2703
1
Sehingga Y = 0.305782x + 0.0144465, dimana 0.305782 =
k
1
maka k = =3 . 2703 N /m
0 .3 05 782
2
No X (Fw) Y (Δl) XY X (ΣX)2
10
Σ 8.82 0.447 0.5537 10.94856 77.7924
10
n ( ΣXY )−(ΣX )(ΣY ) 9 ( 0 .5537 )−(8 . 82)(0 . 447)
a= = = 0.0501701
n ( Σ X ) −¿ ¿
2
9 ( 10 .94856 )−77 . 7924
2
(ΣY )(Σ X )−(ΣX )(ΣXY ) (0 . 447)(10 . 94856)−(8 . 82)(0 .5537)
b= = = 0.0005
n ( Σ X )−¿ ¿ 9 ( 10 .94856 )−77 . 7924
2
1
Sehingga Y = 0.0501701X + 0.0005, dimana 0.0501701x= ,
k
1
maka k = =1 9 . 9322 N /m
0 .0501701
12
Beban (gr) 20 40 60 80 100 120 140 160 180
Xi (cm) 22,1 22,8 23,5 24,5 26 27 28,5 30 31,5
Δl (cm) 0,9 1,6 2,3 3,3 4,8 5,8 7,3 8,8 10,3
Δl (m) 0,009 0,016 0,023 0,033 0,048 0,058 0,073 0,088 0,103
Gaya Luar,Fw 0,196 ,0,392 0,588 0,784 0,98 1,176 1,372 1,568 1,764
(N)
Tabel 1.3. Data untuk spring 1 ( x0 = 18 cm, l0 = 18 cm)
TUGAS
1. Plot data dari pertambahan panjang vs. Berat beban dari tabel 1.3 pada gambar 1.6.
PITA KARET
2
1.8
f(x) = 16.1440314510365 x + 0.17100464617584
1.6 R² = 0.984291713468804
1.4
1.2
Δl (m)
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12
Fw (N)
2
No X (Fw) Y (Δl) XY X (ΣX)2
1
a=
k
1 1
=0 . 113645,maka k = =8,79933 N /m
k 0 ,113645
0.0616524
1
Sehingga Y = 0.113645x – 0.0616524, dimana 0.113645 = ,
k
1
maka k = =8 . 79933 N /m
0 .113645
14
2. Jelaskanlah bagaimana karakteristik kurva beban vs. Regangan dari pita karet
tersebut
Kesimpulan
Buatlah kesimpulan untuk kedua percobaan di atas.
1. Ketiga bahan yang digunakan pada percobaan ( Spring 1, Spring 2, dan Pita
Karet) memiliki Konstanta Pegas (K) yang berbeda beda
2. Kurva Fw – Δl dari ketiga bahan berbentuk linear dan selalu meningkat.
3. Pertambahan Panjang berbanding lurus dengan dengan beban yang
diberikan,maka apabila beban diperbesar, maka panjang akan bertambah
besar juga
15
BAB III
FRICTION
Gaya Gesek disebabkan oleh daya tarik molekul antara kedua permukaan.
Gaya-gaya ini harus dapat diatasi dalam proses menggerakkan tubuh contonya.
Benda yang berada dalam keadaan diam memiliki lebih banyak kontak dengan
permukaan, sehingga tarik menarik molekul lebih besar. Oleh karena itu, gaya gesek
statik selalu lebih besar dari gaya gesek kinetik. Agar benda dapat bergerak, kontak
dengan permukaan harus dikurangi.
16
3.3 Alat dan Bahan
1. 1 Cobra4 Wireless Manager 12600.00
2. 1 Cobra4 Wireless Link 12601.00
3. 1 Cobra4 Sensor Unit Gaya ± 4 N 12642.00
4. 1 Balok Gesek 02240.01
5. 1 Pin Pemegang 03949.00
6. 1 Beban, 50 g, black 02206.01
7. 1 Senar, l. 20m 02089.00
8. 1 Software Cobra4 - Single user dan lisensi sekolah 14550.61
9. 1 Komputer dengan konektor USB, Windows XP atau lebih tinggi
10. 1 Lembar Kertas, DIN A5 atau A4
11. 1 Papan kayu atau meja kayu
17
Gambar 2.1. Set-up percobaan Gambar 2.2. Contoh grafik hasil penarikan beban gesekan
Catatan
Grafik hasil pengukuran sensor menunjukkan gaya yang terjadi ketika
menarik Balok Gesek. Ketika Balok Gesek tersebut dalam keadaan tidak
ditarik, besar gaya adalah 0.
Ketika Anda mulai menariknya, gaya meningkat tiba-tiba dan kemudian
berkurang atau meningkat dengan konstan saat ditarik dengan kecepatan
konstan.
Ketika Anda berhenti menarik atau mengedurkan tali, gaya kembali menjadi 0.
Gaya maksimum yang terjadi pada saat Balok Gesek mulai digerakkan disebut
Gaya Gesek Statik F1. Gaya konstan yang terjadi selama bergerak, ketika Balok
Gesek ditarik secara konstan, disebut Gaya GesekKinetik F2.
B. Prosedur Percobaan
a. Kaitkan Balok Gesek pada Sensor Gaya (Force Sensor) seperti dalam Gambar.
b. Tegakkan Wireless Link dengan Sensor Gaya di atas meja.
c. Pastikan bahwa tali antara Sensor Gaya dan Blok Gesek masih dalam keadaan
mengendur.
d. Mulai pengukuran dengan menekan tombol•.
e. Sekarang berikan gaya dengan menarik Sensor Gaya sehingga Balok Gesek
bergerak perlahan dan merata di atas meja (cobalah untuk menjaga kecepatan
agar konstan).
f. Pastikan bahwa tidak ada gaya lain terjadi, yaitu tali pancing tidak lagi
menegang ketika Balok Gesek berhenti.
g. Hentikan pengukuran dengan menekan tombol ■ dan pindahkan nilai yang
terukur ke software “Measure”.
18
h. Pada jendela akan tampil grafik.
i. Gunakan tombol "pilihan tampilan" di “Measure” untuk pemberian nama
percobaan di bawah "Nama".
j. Ulangi prosedur (1)-(9) tetapi sekarang dengan posisi bagian karet Balok Gesek
berada di atas meja.
k. Pindahkan nilai-nilai hasil pengukuran ke “Measure”. Beri nama yang sesuai
untuk percobaan ini.
l. Potong selembar kertas sesuai dengan ukuran Balok Gesek dan letakkan balok
di atas kertas dengan sisi kayu menempel di kertas. Ulangi pengukuran.
m. Selanjutnya, lakukan percobaan dengan sisi karet Balok Gesek dan berikan
Pemberat. Untuk percobaan ini pasang Pin Penahan (Holding Pin) ke dalam
lubang pada Balok Gesek, kemudian letakkan Pemberat di Pin Penahan.
n. Lakukan percobaan terakhir dengan menempelkan salah satu sisi yang panjang
balok gesek di meja, ini akan mengurangi kontak permukaan Balok Gesek
dengan meja.
3.5 TUGAS
Catatan
F1 dan F2 dapat dievaluasi melalui fungsi “pengukuran” di program “Measure” . Jarak
pada grafik dapat diukur di sini. Setelah mengklik tombol, tanda persegi panjang akan
muncul di grafik, yang memiliki kotak kecil di kedua sudutnya, seperti ditunjukka noleh
Gambar 3. Pada kotak kecil ini Anda dapat mengubah ukuran persegi panjang dengan mouse
dan kemudian dapat mengukur daerah lain di grafik. Untuk melakukan ini, klik tombol kiri
mouse pada salah satu dari dua kotak dan tahan tombol mouse. Tarik kotak kecil sekarang
ketempat yang diinginkan dan kemudian lepaskan tombol mouse. Lakukan hal yang sama
dengan persegi lainnya.
19
Dalam program utama , pilih “pengukuran” dengan tombol untuk
menentukan F1 dan F2 untuk semua pengukuran. Masukkan nilai dalam table
seperti Tabel 2.1.
Tabel 2.1. F1 dan F2 (pada sisi kayu dan sisi karet di Balok Gesek)
N Gaya gesek static, F1 (N) Gaya gesek kinetic, F (N)
Jenis Permukaan
O F11 F12 Rata-rata F11 F12 Rata-rata
1 Kayu 0,739 0,544 0,6415 0,209 0,209 0,209
2 Karet 0,655 0,432 0,5185 0,321 0,265 0,293
Sisi panjang kayu
3 Balok Gesek 0,488 0,655 0,5715 0,181 0,153 0,167
Kayu dengan beban
4 50 gr 1,073 0,878 0,9755 0,432 0,544 0,488
Karet dengan beban
5 50 gr 0,822 0,934 0,878 0,488 0,544 0,516
Sisi panjang kayu
Balok Gesek dengan
6 beban 50 gr 0,739 0,767 0,753 0,348 0,376 0,362
3 cm
5,2 cm
7,1 cm
Tabel 2.2. F2 Gaya Gesek dengan kertas, dengan pemberat dan sisi panjang Balok Gesek
11
0
1. Gambarkan gaya-gaya yang bekerja pada balok dan tentukan koefisien gesek
(static dan kinetic) untuk jenis permukaan gesek.
Petunjuk : untuk menentukan koefisien gesek dari A sampai F di bawah ini, cukup
dibuat satu gambar keseimbangan gayanya karena gambarnya sama.
Sedangkan untuk koefisien gesek dari G sampai I keseimbangan
gayanya harus dibuat tersendiri.
11
Koefisien Gesek Kinetis Koefisien Gesek Statis
0,167 = 𝜇𝑘 . 0,05 . 9,8 0,5715 = 𝜇s . 0,05 . 9,8
𝜇𝑘 = 0,341 𝜇s = 1,166
11
5) Penentuan koefisien gaya gesek kayu dengan beban 50 gr
11
7) Penentuan koefisien gaya gesek kayu karet dengan beban 50 gr
21
4
9) Penentuan koefisien gesek Kayu sudut 5°
21
5
11) Penentuan koefisien gesek Kayu sudut 15°
2. Bandingkan nilai dari F1 dan F2 dari setiap percobaan dan jelaskan perbedaannya.
Pada semua percobaan, Gaya gesek Statik (F1) selalu lebih besar dari Gaya Gesek
Kinetik (F2)
3. Bandingkan gaya F2 untuk percobaan dengan kayu, karet dan kertas. Jelaskan
terjadinya perbedaan tersebut.
21
6
kayu
Kesimpulan
Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat gesekan dua benda yang berlawanan arah.
1. Gaya gesekan statis (fs) adalah gaya gesekan antara dua permukaan yang
saling diam satu terhadap yang lain atau tepat akan bergerak. Gaya gesekan
fs
statis dapat dicari dengan rumus: 𝜇s=
N
2. Gaya gesekan kinetis (fk) adalah gaya yang bekerja antara dua permukaan
benda yang saling bergerak. Gaya gesekan kinetis dapat dicari dengan rumus
fk
𝜇k=
N
3. Gaya gesek kinetis lebih kecil dari pada gaya gesek statis (fk<fs)
4. Kekasaran permukaan benda mempengaruhi koefisien gesekannya. Semakin
kasar permukaan benda yang bergesekan , semakin besar pula koefisien
21
7
gesekannya.
5. Koefisien gesekan bergantung pada kekasaran dari permukaan kedua benda
yang bersentuhan, selain bergantung pada koefisien gesekan, juga bergantung
pada gaya normal.
21
8
BAB IV
WHEATSTONE
BRIDGE
(3.1)
22
0
Pendeteksian arus nol ini dapat dilakukan dengan mudah dan bisa dilakukan dengan
galvanometer sederhana. Akan tetapi, besar potensial listrik V s dan Va tidak sama
maka dapat terjadi aliran arus listrik yang besar pada ammeter. Jika kondisi
kesetimbangan terjadi, maka dari pers. (3.1) dapat diperoleh:
(3.2)
(3.3)
Jika ketiga resistor diketahui nilainya, maka satu resistor lainnya, misalnya R3,
dapat dihitung dari:
(3.4)
(3.5)
30
dimana ρ adalah hambatan jenis, l adalah panjang kawat, dan A adalah penampang
kawat.
(a)
(b)
31
12. 1 Resistor 1 ohm 2%, 2 w, G1
13. 1 Resistor 2 ohm 2%, 2 w, G1
14. 1 Resistor 5 ohm 2%, 2 w, G1
15. 1 Resistor 10 ohm, 1 w, G1
16. 1 Resistor 47 ohm, 1 w, G1
17. 1 Resistor 100 ohm, 1 w, G1
18. 1 Resistor 150 ohm, 1 w, G1
19. 1 Resistor 220 ohm, 1 w, G1
20. 1 Resistor 330 ohm, 1 w, G1
21. 1 Resistor 680 ohm, 1 w, G1
22. 1 Selotip; Adhesive tape, opague
32
4. Hubungkan satu titik masukan lain dari ammeter G dengan penggeser (slider)
dari potensiometer kawat geser.
33
Karena nilai hambatan kawat sangat kecil, mulailah dari tegangan yang
34
tidak terlalu besar. Perhatikan indikator lampu pada catu daya. Jika
meredup, perkecillah nilai tegangan keluarannya.
3. Geser posisi slider sehingga kondisi setimbang, yakni ammeter
menunjukkan nilai nol.
4. Catat posisi slider l1 (serta l2)
5. Ulangi pengukuran untuk kawat lainnya, yakni CuNi44 kawat no 2, 3 dan
5, hasilnya tabelkan pada tabel 3.2.
4.5 Tugas
A. Penentuan Nilai Resistor yang Tidak Diketahui
1. Buatlah tabel dari data yang telah diperoleh seperti contoh Tabel 3.1
35
l1
R x =Rc
l2
455 mm
R x =330 Ω =275 ,50 Ω
1
545 mm
75 mm
R x =330 Ω =26 ,75 Ω
2
925 mm
237 mm
R x =330 Ω =102 , 50 Ω
2
763 mm
36
2. Bandingkan data Rx hasil pengukuran langsung dengan Actual Rx (nilai
nominal hambatan) dan berikan kesimpulan !
D = | Actual Rx – Rx | * 100%
Gambar 3.4. Set-up kotak sambungan untuk rangkaian Jembatan Wheatstone dengan papan kawat
37
hambatan.
TUGAS
1. Buatlah tabel untuk data hasil pengukuran dan hitung hambatan masing-,masing
kawat seperti contoh Tabel 3.2.
l1
R=R c
l2
25 mm
R1=1 Ω =0,0256 Ω
975 mm
27 mm
R2=1 Ω =0,0277 Ω
973 mm
32 mm
R3=1 Ω =0,0330 Ω
968 mm
34 mm
R4 =1 Ω =0,0351Ω
966 mm
(3.6.)
38
A
ρ=R
l
Untuk d1
2
0,785 mm
ρd 1=0,0256 Ω =0,000020096 Ωmm
1000 mm
2
Untuk d 0,7 0,385 mm
ρd 0 ,7=0,0277 Ω =0,0000106645 Ωmm
1000 mm
2
Untuk d 0,5 ρd 0 ,5=0,0330Ω 0,196 mm =0,000006468 Ωmm
1000 mm
2
Untuk d 0,35 0,096 mm
ρd 0.35=0,0351 Ω =0,0000033696 Ωmm
1000 mm
ρd 1 + ρd 0 ,7 + ρd 0 ,5 + ρd 0.35
Untuk ratarata ρrata −rata= =0,000010149525 Ωmm
4
12000
10000
8000
R (Ω)
6000
4000
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
l/A (mm/mm2)
b. Gunakan add trend line pada excel untuk mendapatkan persamaan garisnya
Petunjuk : Persamaan garis yang diperoleh berbentuk y = ax, identik dengan persamaan
l
R=ρ . Sehingga nilai a = ρ
A
39
Tuliskan persamaannya : y = 0,0005x – 0,0481
Kesimpulan
1. Hambatan yang belum diketahui dapat dilakukan dengan cara menggeserkan kontak logam pada
kawat yang ada pada rangkaian Jembatan Wheatstone. Menentukan nilai hambatan yang belum
diketahui (RX), dengan cara kalikan Rc dengan l1 dan dibagi l2
2. Mengetahui prinsip kerja pada Jembatan Wheatstone, menurut Hukum Kirchoff 1 dan 2, arus pada
kedua ujung kumparan itu sama besar dan seimbang. Sehingga mengakibatkan nilai nol pada alat
tersebut.
3. Merangkaikan alat dilakukan dengan cara menghubungkan kabel dengan warna yang sejenis dan
mencocokkan port pada alat yang digunakan.
31
0
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan. Adapun kesimpulan yang dapat
diambil pada praktikum ini sebagai berikut :
1. Hooke Law
Nilai dari konstanta pegas dapat ditentukan dengan cara
mengetahui nilai dari gaya luar (N) dan nilai dari pertambahan
panjang pada spring 1, spring 2 ataupun pada pita karet. Yang mana
besar dari nilai konstanta pegas berbanding lurus dengan gaya luar
dan pertambahan panjangnya.
Karakteristik elongasi dari Pita Karet akan semakin besar apabila
beban yang diberikan pada pita karet semakin besar, sehingga
menyebabkan pertambahan panjang (elongasi) dari pita karet
semakin panjang.
2. Friction
Nilai dari koefisien gesekan statik lebih besar daripada nilai dari
koefisien gesekan kinetik (𝜇𝑠 > 𝜇k), karena gaya gesek yang
dibutuhkan untuk menggerakan benda yang diam lebih besar daripada
gaya gesek yang dibutuhkan untuk menghentikan benda yang
bergerak.
Besarnya nilai koefisien gesekan statik dan kinetik yang dihasilkan
berbeda, hal ini dipengaruhi oleh terpengaruh dari faktor material,
beban, kemiringan, serta luas bidang geseknya. Apabila material
memiliki tekstur kasar, beban yang besar, kemiringan yang besar,
serta luas bidang yang luas, maka gaya gesekan statik dan kinetik
yang dihasilkan besar.
31
1
3. Wheatstone Bridge
Nilai resistor tidak diketahui (RX) berbanding lurus dengan nilai dari
resistor kombinasi (RC) dan panjang awal (l1), sedangkan pada
panjang akhir (l2) berbanding terbalik
Nilai dari hambatan (Ω) dengan pertambahan panjang per satuan
luasnya dapat mempengaruhi nilai dari hambatan jenis pada kawat.
Nilai hambatan jenis akan semakin besar jika hambatannya makin
besar dan pertambahan panjangnya semakin kecil.
5.2 Saran
Saran dari kelompok kami terkait praktikum fisika dasar yang telah kami
lakukan yaitu :
40
DAFTAR PUSTAKA
Budi, E., Budi, A. S., Fitri, U. R., Aprilia, R., & Andriani, D. (2021). Kajian Sifat Tetapan
Pegas Dan Modulus Elastisitas. Jurnal Pengabdian Masyarakat Sains dan Aplikasinya
(JPMSA), 1(1), 6-11.
Hidayati, F. N. (2016). Identifikasi miskonsepsi siswa kelas X pada materi elastisitas dan
hukum hooke di SMA Negeri 1 Indralaya. Jurnal inovasi dan pembelajaran fisika,
3(2)
Dix, A., & Kim, S. (2023). A novel friction factor model for wire-wrapped rod bundles.
Routledge.
Aprlianto, S., Abhiyaksa, M., & Aminb, M. Z. R. (2023). Causes of Changes in Resistor
Poulsen, K., Santos, A. C., & Zinner, N. T. (2022). Quantum Wheatstone Bridge. Physical
Tian, B., Shang, H., & Wang, W. (2022). Research on Temperature Zero Drift of SiC
Yao, B., Dai, Y., Xia, G., Zhang, Z., & Zhang, J. (2022). High sensitivity and wide range
41
LAMPIRAN
42