Assistant Lab. II
Assistant Lab. I
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan laporang praktikum dengan materi “
HUKUM OHM “. Penulisan laporan ini adalah salah satu tugas praktikum untuk mata
kuliah fisika di Universitas Buana Perjuangan Karawang.
Dalam penulisan laporan praktikum ini saya beserta kelompok saya
menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang
membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, khususnya kepada Ibu Amalia,
S.T., M.T. Dan para Asisten Laboratorium, yang telah memberikan pengarahan dan
dorongan dalam laporan ini.
Dalam penulisan laporan praktikum ini kami merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan yang
kami miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi
pihak yang membutuhkan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Kelompok 49
iii
DAFTAR ISI
iv
5.2 Saran ................................................................................................................. 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 22
LAMPIRAN ................................................................................................................ 24
v
DAFTAR TABLE
Table 3.1 Alat ......................................................................................................10
Table 3.2 Bahan ..................................................................................................10
Table 3.3 Prosedur Kerja ………………………………………………………11
Table 3.4 Hasil pengukuran arus pada kawat konstan ⌀1mm……………….13
Table 3.5 Hasil pengukuran arus pada kawat konsta ⌀0,7mm………………13
Table 3.6 Hasil pengukuran arus pada kawat konsta ⌀0,5mm………………14
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Grafik 1………................................................................................15
Gambar 4.2 Grafik 2 …………............................................................................17
Gambar 4.3 Grafik 3 ……………………………………………………………19
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Dokumentasi Praktikum….............................................................24
Lampiran 2 Post Test …………………………………………………………...25
Lampiran 2 Absensi Praktikum..........................................................................30
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
merumuskan maslah, mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan,
merancang dan merakit instrument percobaan, mengumpulkan, mengolah, dan
menafsirkan data, serta mengkomunikasikan hasil percobaan secara lisan dan
tertulis”.
Materi pada mata pelajaran fisika tidak hanya berupa teori yang disampaikan oleh
guru di dalam kelas, melainkan dapat diperoleh siswa melalui kegiatan praktikum,
seperti tertera pada tujuan mata pelajaran fisika. Kegiatan praktikum fisika guna
mendukung peningkatan kualitas pembelajaran masih terkendala oleh minim atau
tidak adanya jumlah alat praktikum yang dimiliki oleh sekolah. Untuk itu, perlu
dibuatkan alat praktikum fisika guna peningkatan kualitas pembelajaran fisika.
Hukum Ohm berbicara mengenai hubungan antara tegangan listrik (V) dan
arus listrik (I) . Sebelum memahami hubungan antar kedua besaran fisika tersebut,
perlu pemahaman mengenai definisi arus listrik. Arus listrik merupakan
banyaknya muatan listrik yang mengalir persatuan waktu, arah arus listrik
didefinisikan searah dengan pergerakan muatan positf atau proton. Pada logam
bahan konduktor, muatan yang bergerak sebenarnya muatan negatif atau elektron,
sehingga arah penjalaran arus listrik berlawanan dengan arah pergerakan muatan
listrik (Abdullah, 2017).
Pergerakan muatan listrik terjadi jika terjadi beda potensial, elektron akan
bergerak dari potensial rendah ke potensial tinggi, sehingga dapat disimpulkan
bahwa arus lisrtik berpindah dari potensial tinggi (kutub positif) ke potensial
rendah (kutub negatif). Besar arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar
sebanding dengan beda potensial sumber (IV) , yang berarti semakin besar sumber
taganga, semakin besar arus listrik yang mengalir.
Kemudahan arus listrik yang mengalir pada sebuah penghantar bergantung
pada jenis penghantar. Kemampuan penghantar untuk mengalirkan arus listrik
disebut dengan konduktivas, lawan dari resistivitas atau lebih dikenal dengan
istilah hambatan (R) . Semakin besar resistrivitas sebuah penghantar, akan
!
semakin sulit arus listrik melewatinya (𝐼 ~ "). Hubungan antara beda potensial,
2
menemukan hukumnya. Ataupun, jika melakukan praktikum hanya ingin
membuktikan hukum Ohm semata, tidak memfasilitasi siswa untuk menemukan
sendiri konsep hukum Ohm. Untuk itu, perlu adanya pengmbangan alat praktikum
hukum Ohm untuk memfasilitasi kemampuan berfikir tingkat tinggi.
Menurut Jhonson (2014), High Order Thinking Skill (HOTS) atau
keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam aspek kognitif merupakan kegiatan
menganalisis, mengevaluasi dan menciptakan yang mencakup berpikir kreatif dan
berpikir kritis. Pohl dalam (Lewy, Zulkardi, & Aisyah, 2009) menyatakan bahwa
kemampuan melibatkan analisis, evaluasi, dan kreasi dianggap sebagai
kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Rancangan alat praktikum hukum Ohm yang akan dibuat tidak hanya
memfasilitasi siswa melakukan praktikum hukum Ohm, melainkan juga dapat
memfasilitasi siswa untuk meningkatkan kemampuan kemampuan berfikir tingkat
tinggi, seperti kemampuan menganalisis dan berkreasi. Rancangan alat praktikum
hukum Ohm yang akan dibuat menggunakan beberapa batu baterai 1,5 V sebagai
sumber tegangan listrik, sehingga alat dapat digunakan dimana saja, tidak
bergantung sumber listrik.
Namun, rancangan alat praktikum juga dapat menggunakan catu daya (power
supply) sebagai sumber tegangan listrik, untuk sekolah yang telah memiliki catu
daya. Dari beberapa uraian diatas, maka dibuatlah rancangan alat praktikum
hukum Ohm, yang tidak hanya memfasilitasi siswa melakukan praktikum hukum
Ohm, melainkan juga memfasilitasi kemampuan berfikir tingkat tinggi pada
siswa, khusunya pada kemampuan menganalisis dan berkreasi.
3
1.3 Tujuan
Tujuan dan praktikum “ Hukum Ohm “ adalah sebagai berikut :
1. Mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan pada kawat logam
dengan luas penampang yg berbeda.
2. Mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan pada kawat dengan
Panjang yang berbeda.
3. Mengukur nilai tegangan dan arus yang dihasilkan pada kawat logam
dengan jenis material yang berbeda.
4. Membuktikan hukum Ohm dan menentukan nilai resistansi yang dihasilkan.
5. Menentukan nilai resistifitas / hambatan jenis dari kawat logam.
4
BAB II
LANDASAN TEORI
5
seri terdiri dari dua atau lebih beban listrik yang dihubungkan ke catu daya lewat
satu rangkaian. Pada rangkaian seri, jumlah kuat arus listrik total sama dengan kuat
arus (I) yang mengalir pada setiap komponen , Itotal = I1 = I2 = I3. Jumlah tegangan
atau beda potensial total sama dengan penjumlahan tegangan dari setiap komponen
(Vtotal = V1 + V2 + V3 +…). Jumlah hambatan total pada rangkaian seri sama
dengan penjumlahan hambatan pada setiap komponen (Rs= R1 + R2 + R3 +…).
Pada rangkaian seri, jika salah satu arus listrik diputus, maka seluruh rangkaian
listrik akan mati (Rosman dkk., 2019).
Arus listrik dapat diartikan sebagi perbandingan dari tegangan masukan
dengan hambatan. Arus listrik terbentuk karena adanya muatan-muatan listrik yang
mengalir. Ada dua macam arus listrik, yaitu arus listrik searah (direct current) dan
arus listrik bolak balik (altenathing current). Sedangkan tegangan adalah hasil kali
perkalian arus listrik dengan hambatan. Sama dengan arus listri, tegangan juga
memiliki dua jenis, yaitu tegangan searah (drect voltage) dan tegangan bolak balik
(alternathing voltage). Yang terakhir merupakan hambatan yang didefinisikan
sebgaai perbandingan dari tegangan dengan arus listrik. Satuan dari arus listrik yaitu
Ampere (A), tegangan atau beda potensial yaitu voltage (V), dan hambatan yaitu
Ohm atau Ω (Hutagalaung dan Panjaitan, 2018).
Materi dapat digolongkan menjadi tiga wujud, yaitu padat, cair, dan gas.
Materi di sekitar kita ada yang berupa zat tunggal dan ada pula yang berupa
campuran. Unsur dan senyawa termasuk dalam golongan zat tunggal. Unsur
diklasifikasikan menjadi unsur logam, non-logam dan metaloid berdasarkan
sifatnya. Unsur-unsur metaloid menunjukkan kemiripan sifat pada unsur logam dan
6
non-logam sekaligus. Pemanfaatan unsur logam meningkat dengan berkembang
pesatnya industri misalnya sebagai bahan untuk pembuatan kawat penghantar
(kabel) (Ariyanto, 2016).
Arus listrik diukur dalam satuan coulomb/sekon atau ampere. Jika disusun
rangkaian sederhana yaitu bola lampu dihubungkan dengan beberapa baterai
tersusun seri, maka baterai secara terus-menerus memompa muatan sepanjang
rangkaian untuk menyalakan lampu. Gerakan muatan-muatan tersebut berupa
elekron-elektron yang menujukkan arus sebenarnya (arus riil). Sedangkan arah arus
listrik berawal dari terminal positif yang menuju pada terminal negatif. Jadi, arus
listrik merupakan aliran muatan positif dan disebut arus konvensional-arahnya
berlawanan dengan arus rill (Hayt, 2005).
7
Dalam percobaan serta perhitungan yang dilakukan, dapat ditemukan
adanya faktor yang mempengaruhinya. Yakni ialah dari perbedaan nilai pada data
pengamatan dengan data teoritis. Pada percobaan kali ini, tidak terlihat hasil
perhitungan yang sesuai pada multimeter di mana hasil yang didapatkan mendekati
angka data teoritis. Perbedaan hasil pengamatan tersebut terjadi pada nilai tegangan
dan juga niai arus listriknya (Sari dan Saputri, 2017).
8
dengan literatur, perhitungan tersebut sudah sesuai dengan persamaan hukum Ohm
yakni I=V/R (Luchetti, 2020).
Dari pecobaan mengenai hukum Ohm pada praktikum kali ini, didapatkan
beberapa data hasil praktikum sebagai berikut. Pada percobaan pengukuran
tegangan dan arus listrik pada R1 dengan hambatan 10kΩ, didapati hasil
perhitungan menggunakan multimeter dengan patokan tegangan 1,5 V yakni V atau
tegangan sebesar 1,56 V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,08 A. Patokan
tegangan 3 V yakni V atau tegangan sebesar 2,858 V sedangkan I atau arus listrik
sebesar 0,23 A. Patokan tegangan 4,5 V yakni V atau tegangan sebesar 2,858 V
sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,23 A. Selanjutnya, pada percobaan
pengukuran tegangan dan arus listrik pada R2 dengan hambatan 15kΩ, didapati
hasil perhitungan menggunakan multimeter dengan patokan tegangan 1,5 V yakni
V atau tegangan sebesar 1,508 V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,03 A.
Patokan tegangan 3 V yakni V atau tegangan sebesar 2,858 V sedangkan I atau arus
listrik sebesar 0,12 A. Patokan tegangan 4,5 V yakni V atau tegangan sebesar 4,31
V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,2 A. Terakhir, pada percobaan pengukuran
tegangan dan arus listrik pada R3 dengan hambatan 22kΩ, didapati hasil
perhitungan menggunakan multimeter dengan patokan tegangan 1,5 V yakni V atau
tegangan sebesar 1,508 V sedangkan I atau arus listrik sebesar 0 A. Patokan
tegangan 3 V yakni V atau tegangan sebesar 0,86 V sedangkan I atau arus listrik
sebesar 0,06 A. Patokan tegangan 4,5 V yakni V atau tegangan sebesar 4,32 V
sedangkan I atau arus listrik sebesar 0,13 A. Jika dibandingkan dengan literatur
yang ada, perhitungan tersebut tidaklah sesuai dengan perhitungan teoritis hukum
ohm. Akan tetapi masih berdekatan dengan nilai sebenarnya (Mismail, 2011).
9
BAB III
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
3.1 Pegumpulan Data
Pengumpulan data yang ada pada laporan praktikum kali ini dengan metode
eksperimen yang dilakukan di laboratorium Universitas Buana Perjuangan
Karawang. Penelitian ini dimulai dengan menyiapkan alat dan bahan yang akan
diukur . Untuk itu diperlukan analisis data pengukuran dan analisis data hasil
pengukuran.
2. Bahan
Untuk melakukan praktikum kita membutuhkan bahan untuk
membantu kita dalam praktikum
Tabel 3. 2 Bahan
No Nama Bahan Jumlah
1 Kawat Konstan ⌀1mm 1 Meter
2 Kawat Konstan ⌀0,7mm 1 Meter
3 Kawat Konstan ⌀0,5mm 1 Meter
10
Tabel 3. 3 Prosedur kerja mengukur nilai teganan
dan arus yang dihasilkan pada kawat logam.
NO PROSEDUR KERJA PENGAMATAN
1. Siapkan kawat logam yang
berbeda
2.
Hubungkan kawat logam
yang berbeda ke amperemeter
dan voltmeter
11
D. Kemudian hitung arus yang
terbaca untuk setiap selisih
0,8V
12
3.3 Hasil Pengamatan
Hasil yang diperoleh dari praktikum pengukuran dasar antara lain sebagai
berikut :
Tabel 3.4 Hasil pengukuran Tegangan dan Arus pada kawat konstan ⌀1mm
dengan Panjang 1 meter
NO V I
1 0.1 0.2
2 0.2 0.4
3 0.3 0.5
4 0.4 0.6
5 0.5 0.8
6 0.6 0.9
7 0.7 1.1
8 0.8 1.2
9 0.9 1.4
10 1 1.5
11 1.1 1.6
12 1.2 1.8
Keterangan : V = I.R
I = V.R
Tabel 3.5 Hasil pengukuran Tegangan dan Arus pada ⌀0,7mm dengan Panjang
1 meter
NO V I
1 0.2 0.2
2 0.4 0.4
3 0.6 0.6
4 0.8 0.6
5 1 0.8
6 1.2 1
7 1.4 1.2
8 1.6 1.4
9 1.8 1.4
10 2 1.6
11 2.2 1.8
Keterangan : V = I.R
I = V.R
13
Tabel 3.6 Hasil pengukuran Tegangan dan Arus pada ⌀0,5mm dengan Panjang
1 meter
NO V I
1 0.4 0.2
2 0.8 0.4
3 1.2 0.6
4 1.6 0.8
5 2 1
6 2.4 1
7 2.8 1.2
8 3.2 1.6
9 3.6 1.6
Keterangan : V = I.R
I = V
14
BAB IV
ANALISA
Kegiatan 1. Pengaruh luas penampang kawat logam terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
Grafik 1. Pengaruh luas penampang terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
1. Untuk A = 0,8 × 10-6 m2
Hambatan
tan α= yx= IV
y = mx
m = yx
Jadi, tan α= yx= IV; V = IR
1R= IV
1R= m
R= 1m
R= 11,539=0,64977 Ω
DK = R2 × 100 % = 0,998 × 100% = 99,8 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,8% = 0,2 % → (4 AB)
∆R = KR R100% = 0,2 % 0,6498100% = 0,0013 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 0,6498 ± 0,0013 | Ω
Hambatan jenis kawat
R = LA
= RAL = 0,6498 0,8 10-61 = 5,198 10-7 Ω.m
ρ=R Al , karena A dan L nilainya tetap maka ρ=R
dρ=δρδRdR
dρ=δ(R)δRdR
15
dρ=dR
dρ=dRR
∆ρ=∆RRρ= 0,00130,64985,198×10-7 Ω= 0,010399 × 10-7 Ω.m
KR = ∆ρ 100 %
KR = 0,010399 × 10-75,198 × 10-7 × 100 %= 0,002 × 100 % = 0,2 % →
(4 AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 5,198 ± 0,010 | 10-7 .m
2. Untuk A = 0,4 × 10-3 m
Hambatan
R= 10,815=1,2269 Ω
DK = R2 × 100 % = 0,992 × 100% = 99,2 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,2% = 0,8 % → (4 AB)
∆R = KR R100% = 0,8 % 1,2269100% = 0,0098 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 1,227 ± 0,009 | Ω
Hambatan jenis kawat
= RAL = 1,227 0,4 10-61 = 4,908 10-7 Ω.m
∆ρ=∆RRρ= 0,0091,2274,908×10-7 Ω= 0,036 × 10-7 Ω.m
KR = 0,036 × 10-74,908 × 10-7 × 100 %= 0,007 × 100 % = 0,7 % → (4
AB)
PF → ρ = | 4,908 ± 0,036 | 10-7 .m
3. Untuk A = 0,2 × 10-3 m
Hambatan
R= 10,388=2,5773 Ω
DK = R2 × 100 % = 0,996 × 100% = 99,6 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,6% = 0,4 % → (4 AB)
∆R = KR R100% = 0,4 % 2,5773100% = 0,0103 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 2,577 ± 0,010 | Ω
Hambatan jenis kawat
= RAL = 2,577 0,2 10-61 = 5,154 10-7 Ω.m
∆ρ=∆RRρ= 0,0102,5775,154×10-7 Ω= 0,02 × 10-7 Ω.m
KR = 0,02 × 10-75,154 × 10-7 × 100 %= 0,003 × 100 % = 0,3 % → (4 AB)
PF → ρ = |5,154 ± 0,020| 10-7 .m
16
4. Untuk A = 0,1 × 10-3 m
Hambatan
R= 10,178=5,6179 Ω
DK = R2 × 100 % = 0,994 × 100% = 99,4 %
KR = 100% - DK = 100% - 99,4% = 0,6 % → (4 AB)
∆R = KR R100% = 0,6 % 5,6179100% = 0,0337 Ω
R = | R ± ∆R |
R = | 5,618 ± 0,033 | Ω
Hambatan jenis kawat
= RAL = 5,618 0,1 10-61 = 5,618 10-7 Ω.m
∆ρ=∆RRρ= 0,0335,6185,618×10-7 Ω= 0,033 × 10-7 Ω.m
KR = 0,033 × 10-75,618 × 10-7 × 100 %= 0,005 × 100 % = 0,5 % → (4
AB)
PF → ρ = |5,618 ± 0,033| 10-7 .m
Grafik 2. Pengaruh panjang kawat logam terhadap beda potensial dan kuat arus
listrik.
17
1. Untuk l = 1 m
Hambatan
R= 1m= 10,815=1,2269 Ω
DK = R × 100 % = 0,992 × 100% = 99,2 %
2
KR = ∆ρ 100 %
KR = 0,036 × 10-74,908 × 10-7 × 100 %= 0,007 × 100 % = 0,7 % → (4
AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 4,908 ± 0,036 | 10 .m
-7
2. Untuk l = 2 m
Hambatan
R= 1m= 10,355=2,8169 Ω
DK = R × 100 % = 0,996 × 100% = 99,6 %
2
KR = ∆ρ 100 %
KR = 0,022 × 10-75,634 × 10-7 × 100 %= 0,0039 × 100 % = 0,39 % →
(4 AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 5,634 ± 0,022 | 10 .m
-7
Kegiatan 3. Pengaruh jenis kawat (hambatan jenis) terhadap beda potensial dan
kuat arus listrik.
18
Grafik 3. Pengaruh hambatan jenis terhadap beda potensial dan kuat arus listrik.
1. Untuk jenis kawat Konstantan
Hambatan
R= 1m= 10,414=2,4154 Ω
DK = R × 100 % = 0,993 × 100% = 99,3 %
2
KR = ∆ρ 100 %
KR = 0,034 × 10-74,83 × 10-7 × 100 %= 0,007 × 100 % = 0,7 % → (4
AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 4,830 ± 0,034 | 10 .m
-7
19
Hambatan jenis kawat
KR = ∆ρ 100 %
KR = 00,7408 × 10-7 × 100 %= 0 % → (4 AB)
PF → ρ = | ρ ± ∆ρ |
ρ = | 0,7408 ± 0,0000 | 10 .m
-7
20
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Hukum Ohm kali ini adalah :
Ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan mengenai
hukum ohm pada kali ini. Praktikum percobaan hukum Ohm ini bertujuan agar
para praktikan mengerti konsep tentang hukum Ohm dan dapat menentukan
besarnya arus dan tegangan listrik dalam sautu rangkaian. Dalam pengamatan
terhadap perhitungan tegangan dan arus listrik pada hukum Ohm, diberikan tiga
besaran tegangan dan hambatan dan dihitung arus listrik dan tegangannya
menggunakan multimeter berdasarkan resistor yang telah ditentukan. Hasil yang
didapatkan pada pengamatan yakni terdapat perbedaan pada perhitungan
multimeter dengan data teoritis namun masih berdekatan nilainya. Hal tersebut
dimungkinkan sebab terdapat ketidakpastian akurasi dan presisi pada resistor
maupun multimeter dalam perhitungan tersebut. Harapannya, praktikan dapat
mengambil pelajaran serta menerapkan kegunaan dari perhitungan dari hukum
ohm ini dalam berbagai bidang khususnya bidang teknologi pertanian seperti
halnya dalam penemuan berbagai alat canggih dengan berdasarkan pada
penerapan hukum ohm dalam kehidupan.
5.2 Saran
Sebelum diadakannya praktikum hukum Ohm dan rangkaian seri-paralel
kali ini, mahasiswa diharapkan sudah melakukan riset secara mandiri tentang
materi yang akan dipraktekan, yaitu hukum Ohm serta rangkaian seri-paralel.
Dalam melakukan proses mengukur kuat arus listrik dan tegangan pada suatu
aliran listrik, sebaiknya menyiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang bekerja
dengan baik serta mengamati dengan teliti hasil atau angka serta respon yang
bekerja pada meterdasar saat dilakukan pengukuran. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan adanya kesalahan.
21
DAFTAR PUSTAKA
23
LAMPIRAN
24
Lampiran 1. Dokumentasi praktikum
25
Lampiran Post- Test
1. M Aidil Akbar
26
2. Aulia Rahman Hakim
27
3. Fadhil Shidiq
28
4. Mikha Stefanus
29
5. Tri Nugroho
30
Lampiran Kartu Praktikum
1 M Aidil Akbar
31
2 Aulia Rahman Hakim
32
3 Fadhil Shidiq
33
4 Mikha Stefanus
34
5 Tri Nugroho
35