Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS KETERGANTUNGAN PETANI PADI TERHADAP PUPUK

KIMIA DI BANGKALAN
Rizal Fahmi, Mohammad Syafix asrori,
Nabela Arta Mevia, Annisa Nur Fitria Salma

Mahasiswa S1 Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,


Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Konsumsi pupuk kimia terhadap tani padi di Kabupaten Bangkalan semakin


meningkat dengan diikuti oleh hasil produksi padi yang semakin meningkat pula.
Berdasarkan pernyataan petani bahwa tanpa pupuk kimia dalam tanaman padinya cendrung
gagal panen, hal tersebut menunjukkan terdapat ketergantungan petani terhadap pupuk kimia
dalam melakukan pertaniannya. Ketergantungan petani terhadap pupuk kimia membuat
kebutuhan terhadap pupuk di Kabupaten Bangkalan semakin meningkat, hal tersebut
menyebabkan terjadinya kelangkaan pupuk kimia khususnya yang bersubsidi.
Ketergantungan disebabkan oleh beberapa faktor, pertama belum adanya pupuk yang bisa
menggantikan pupuk kimia sebagai pupuk utama, kedua rendahnya SDM petani yang
mengakibatkan kurangnya inovasi dalam bertani.
Penilitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data primer dari Dinas Pertanian,
Pangan dan Holtikura Kabupaten Bangkalan selaku pihak pemerintah yang berada di sektor
tersebut, dan data dari petani sebagai pelaku pertanian. Data skunder kami dapatkan dengan
melihat hasil penelitian-penelitian sebelumnya. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan membendingkan data jumlah konsumsi pupuk kimia dan hasil produksi padi
serta hasil wawancara dari petani. hasil penelitian ini menunjukkan terdapat ketergantungan
petani padi terhadap pupuk kimia dalam melakukan pertaniannya. Hal tersebut
menyebabakan kelangkaan pupuk kimia bersubsidi dikarenakan kebutuhan pupuk yang
semakin me ingkat.
Kata Kunci : ketergantugan, pupuk kimia, petani, padi
PENDAHULUAN membutuhkan proses pembuatan manual.
Namun, di samping kelebihan dan keunggulan,
Kabupaten bangkalan adalah adalah terdapat kekurangan atau sisi negatif pada
salah satu kabupaten di Pulau Madura dari tiga penggunaan pupuk kimia, penggunaan dalam
kabupaten lainnya, Sampang, Pamekasan, dan jangka yang lama akan membuat kandungan
Sumenep, yang terletak di paling barat pulau karbon organik dalam tanah semakin rendah
tersebut. Kabupaten ini mempunyai luas sehingga terjadi penurunan produktivitas pada
1.260.14 km2, dengan kordinat 1120 40’06” – hasil pertanian.
1130 08’04” Buju Timur serta 60 51’39” – 70 Kebutuhan terhadap pupuk kimia juga
11’39” Lintang Selatan. Di sebelah utara diakui oleh petani setempat, petani menilai
berbatasan dengan Laut jawa. Di sebelah tanaman padi jika hanya menggunakan pupuk
selatan dan barat berbatasan dengan Selat organik tanpa dibubuhi pupuk kimia tidak
Madura. akan berhasil dan percuma, karena pada
Secara kesuluruhan luas lahan musim panen cendrung buah atau bulir yang
pertanian padi Kabupaten Bangkalan pada dihasilkan oleh tanaman tidak sebanyak pada
tahun 2022 terdapat 49.073 hektar luas panen. saat menggunakan pupuk kimia. Pernyataan
Sama dengan kabupaten lainnya di Pulau tersebut bukan berarti pupuk organik tidak
Madura, Kabupaten Bangkalan mempunyai penting, namun penggunaan pupuk organik
dua musim yang menentukan terhadap hasil tanpa pupuk kimia cendrung gagal dalam
pertanian, yaitu musim hujan dan musim pertanian.
kemarau. Fakta musim tersebut menjadi salah Jumlah penggunaan pupuk dan hasil
satu faktor terhadap jumlah hasil pertanian produksi padi serta hasil wawancara terhadap
padi di Kabupaten tersebut. petani di Kabupaten Bangkalan ini maka dapat
Berdasarkan data Dinas Pertanian diketahui apakah penggunaan pupuk kimia
Pangan, Holtikura dan Perkebunan Kabupaten menjadi ketergantungan dalam pertanian padi
Bangkalan, sepanjang 2023 konsumsi urea maka peneliti mengambil judul “Analisis
terjadi peningkatan dari 16,3 ribu ton pada Ketergantungan Petani Padi Terhadap
2022 menjadi 22,1 ribu ton pada tahun 2023, Pupuk Kimia Di Bangkalan”. Tujuan dari
sedangkan konsumsi NPK naik dari 6,6 ribu penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah
ton menjadi 13,9 ribu ton. Peningkatan petani di kabupaten Bangkalan sangat
penggunaan pupuk tersebut diikuti dengan bergantung terhadap penggunaan pupuk kimia
peningkatan hasil pertanian padi di Kabupaten atau tidak, dengan membandingkan jumlah
Bangkalan, yakni 2.383.927, 87 ton padan penggunaan pupuk dan jumlah hasil produksi
tahun 2022 meningkat menjadi 2.472.455,25 tani di Kabupaten Bangkalan ini maka
pada tahun 2023. Peningkatan tersebut karena diketahui apakah terdapat kemungkinan
pupuk kimia dinilai mempercepat masa pertanian padi dapat berhasil tanpa
tanaman, menyuburkan tanah secara cepat, penggunaan pupuk kimia.
mudah didapatkan, dan efesien, sehingga
sangat cocok di masyarakat. Dari hal ini, METODE
pupuk kimia menjadi primadona para petani
khususnya petani padi dibandingkan dengan Metode penelitian yang digunakan
pupuk organik yang tidak sebesar dan dalam penelitian ini adalah penelitian
sebanyak pupuk kimia dalam ketersediaannya. kuantitatif. Penelitian kuantitatif lebih
Pupuk kimia mudah didapatkan masyarakat sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari
asal ada uang karena diproduksi oleh pabrik, awal hingga akhir penelitian. Penelitian
lain halnya dengan pupuk organik yang kuantitatif adalah jenis penelitian yang banyak
menuntut penggunaan angka, mulai dari merupakan tanah yang berasal dari proses
pengumpulan data, penafsiran dari data pengendapan, tanah ini juga cocok terhadap
tersebut serta menampilkan dari hasilnya produksi padi, sayuran, tebu dan plawija.
tersebut. Tanah Litosol adalah jenis tanah yang berasal
Sumber data yang dilakukan adalah dari proses pelapukan batuan yang belum
sumber primer dan skunder. Sumber primer sempurna. Jenis tanah litosol ini cocok
diperoleh dengan melakukan observasi ditanami dengan rumput ternak, palawija dan
terhadap Dinas Pertanian Pangan, Holtikura tanaman keras (Dinas Pertanian Buleleng).
dan Perkebunan Kabupaten Bangkalan sebagai Berdasarkan Dinas Pertanian dan
pihak yang menyediakan data distribusi dan Ketahanan Pangan Kabupaten Bangkalan, luas
konsumsi pupuk serta data hasil produksi tani wilayah usaha pertanian tanaman pangan dan
padi di Kabupaten Bangkalan, dan wawancara hortikultura adalah 125.804,4 Ha yang terdiri
terhadap beberapa petani padi setempat dari :
sebagai sumber informasi sejauh mana tingkat
N Pengguna Dalam satu tahun ditanami pangan
kebutuhan pupuk kimia dalam produksi padi. o an tanah dan hortikultura
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini Padi Sementar Jumlah
1 kali 2 a tidak
adalah teknik analisis (Miles & Huberman, kali diusahak
1994) dimana terdapat empat langkah analisis an
Tanah Sawah
diantaranya: (1) Pengumpulan Data; (2)
1 Pengairan 789 4.59 - 5.386
Reduksi Data; (3) Penyajian Data; dan (4) teknis 7
Kesimpulan. Data penggunaan pupuk dan hasil
produksi padi menggunakan data berdasarkan 2 Pengairan 193 999 - 1.192
½ teknis
masing-masing kecamatan sehingga proses
reduksi data tersaji secara sistematis. 3 Pengairan 263 257 - 520
sederhana
HASIL DAN PEMBAHASAN 4 Pengairan 700 564 1.264
Non PU
-
Karakteristik Tanah di Kabupaten
5 Tadah 17.71, 2.73 739 21.192,
Bangkalan hujan 4 8 4

Berdasarkan peta tanah hijau dikutip


6 Pasang - - - -
dari Profil Kabupaten bangkalan, secara umum surut
jenis tanah di Kabupaten Bangkalan dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu tanah Zonal dan Tanah Kering
1 Tegal 63.105 - - 63.105
tanah Azonal. Tanah Zonal meliputi jenis
alluvial, regosol dan litosol. Sedangkan tanah
2 Pekaranga 16.475 - - 16.475
Azonal meliputi jenis-jenis tanah yang sudah n
mengalami perkembangan secara lebih Jumlah I+II 99.240 9.15 739 109.134
sempurna yaitu grumusol, mediteran dan lain ,4 5 ,4
sebagainya.
Tanah alluvial adalah jenis tanah yang Dari hasil data wilayah usaha pertanian
tergolong masih baru karena hasil dari tanaman pangan di atas menyebutkan jumlah
endapan aliran sungai pada daratan rendah luas tanah sawah lebih tinggi dibandingkan
atau lembah, tanah ini diyakini mempunyai dengan tanah kering yang cendrung tidak
tingkat kesuburan yang sangat tinggi sehingga subur untuk digunakan dalam pertanian.
cocok untuk pertanian seperti padi, tebu, Dari hasil tersebut menunjukkan
plawija, dan tambak ikan. Tanah regosol jumlah lahan pertanian subur yang sangat
tinggi dibandingkan lahan pertanian kurang pupuk kimia, sehingga terjadi peningkatan
subur mengartikan bahwa semakin tinggi juga kebutuhan secara signifikan yang kemudian
penggunaan pertanian terhadap pupuk baik berdampak terhadap kelangkaan pupuk kimia
pupuk kimia maupun organik. itu sendiri. Dan akibatnya pada tahun 2022
Indonesia mengimpor pupuk secara besar-
Penggunaan Jenis Pupuk dalam Produksi besaran dari beberapa negara dengan total 6
Padi di Kabupaten Bangkalan juta ton. Menyikapi hal tersebut, sepatutnya
Pertanian di Indonesia tidak bisa harus ada langkah konkrit yang dilakukan oleh
dipungkiri akan penggunaannya terhadap pemerintah untuk paling tidak mengurangi
pupuk kimia yang kian meningkat, kebutuhan terhadap pupuk kimia, dengan
berdasarkan data dari Pupuk Indonesia contoh misalnya melakukan riset untuk
Holding Company jumlah distribusi pupuk menemukan pupuk yang bisa menandingi atau
pada tahun 2023 sebesar 12,3 juta ton baik setara dengan pupuk kimia. Sehingga
yang bersubsidi maupun nonsubsidi. Jumlah kebutuhan dapat berkurang dan tidak terjadi
tersebut semakin meningkat dibandingkan ketergantungan.
pada tahun sebelumnya 2022 yaitu kisaran 10 Jumlah Produksi Padi di Kabupaten
juta ton. Bangkalan
Fenomena peningkatan penggunaan
pupuk kimia terjadi juga pada kabupaten Data Dinas Pertanian Pangan,
Bangkalan dengan total 21,7 ribu ton pada Holtikura dan Perkebunan Kabupaten
tahun 2022 meningkat menjadi 35,9 ribu ton Bangkalan pada tahun 2023 sebagai berikut :
pada tahun 2023. Fakta tersebut didukung
No Kecamata Hasil Produksi Padi
dengan pengakuan petani setempat yang
n 2022 2023
menyatakan bahwa penggunaan pupuk kimia
1 Bangkalan 86,185.96 97.536,56
sangat penting dalam pertanian khususnya
2 Socah 148,789.97 159.896,00
terhadap tanaman padi, produksi padi tanpa
3 Burneh 371,073.76 338.893,50
menggunakan pupuk kimia cenderung gagal 4 Kamal 99,246.71 97.298,74
dan mengakibatkan penurunan terhadap hasil 5 Arosbaya 146,269.47 139.914,06
produksi. 6 Geger 216,228.72 215.834,30
Menurut Dr. Ir. Ladiyani Retno 7 Klampis 52,690.66 82.280,66
Widowati, 2022., terdapat beberapa kelebihan 8 Sepulu 95,072.14 105.440,28
dalam penggunaan pupuk kimia diantaranya, 9 Tanjung
(1) Kadar hara dalam pupuk kimia tergolong Bumi 73,636.74 67.464,98
tinggi sehingga dosis yang dibutuhkan lebih 10 Kokop 43,130.49 110.373,78
sedikit sesuai dengan kebutuhan tanaman. (2) 11 Kwanyar 77,169.92 78.996,72
Mencukupi kebutuhan hara tanaman sehingga 12 Labang 57,946.32 68.633,84
mempercepat pertumbuhan tanaman. (3) Biaya 13 Tanah
Merah 225,280.59 229.987,12
usaha tani lebih efisien. Penggunaan pupuk
14 Tragah 107,054.77 105.207,52
kimia secara berlebihan juga akan memberi 15 Blega 221,786.86 208.097,56
dampak negatif diantaranya, (1) anah 16 Modung 129,375.39 139.296,74
mengeras. (2) Sirkulasi air dan udara 17 Konang 160,580.11 139.053,86
berkurang. (3) Pencemaran air. (4) Memicu 18 Galis 72,409.30 86.186,98
gangguan kesehatan (Widowati, 2022). Jumlah 2.383.927,87 2.470.393,20
Kelebihan tersebut menjadi motivasi dan
pemicu terhadap peningkatan penggunaan
Berdasarkan data di atas hasil produksi bergantung pada pupuk kimia karena dinilai
padi dalam dua tahun terakhir menunjukkan cepat dan efisien.
peningkatan produksi padi di kabupaten Beberapa usaha telah dilakukan untuk
Bangkalan, peningkatan tersebut dipengaruhi membenahi problem tersebut, diantaranya
beberapa faktor seperti iklim, penanganan dengan memberikan edukasi dan pelatihan
hama, kondisi tanah, dan penggunaan pupuk. tentang dampak negatif penggunaan pupuk
Jenis pupuk dalam dewasa ini adalah pupuk kimia jika digunakan secara terus menerus dan
kimia, seperti data sebelumnya penggunaan adanya jenis pupuk yang dapat digunakan
pupuk sangat meningkat dan kebetuhan petani dalam bertani selain pupuk kimia, sehingga hal
terhadap pupuk kimia sangat tinggi. Oleh tersebut dapat mengurangi ketergantungan
karena itu dapat diketahui dari jumlah petani terhadap pupuk kimia.
produksi padi di Kabupaten Bangkalan
penggunaan pupuk kimia menjadi salah satu PENUTUP
faktor penting. Kesimpulan
Karakteristik Petani Padi di Kabupaten Konsusmsi pupuk kimia di Kabupaten
Bangkalan Bangkalan semakin meningkat pada kurun
Kabupaten Bangkalan adalah sebuh waktu dua tahun terakhir, hal tersebut
kabupaten yang memiliki luas 1.260.14 km2 dibarengi dengan meningkatnya Jumlah hasil
dengan luas lahan pertanian sebesar 125.804,4 produksi padi yang semakin meningkat, dan
Ha. Luas lahan pertanian yang besar ini berdasarkan beberapa analisis menunjukkan
menjadikan sebagian besar masyarakat di bahwa terdapat ketergantungan petani padi
Kabupaten Bangkalan berprofesi sebagai terhadap pupuk kimia yang sangat tinggi.
petani. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Ketergantungan tersebut akan terus berlanjut
Kabupaten Bangkalan yang melakukan sensus dan semakin meningkat apabila tidak ada
pertanian setiap sepuluh tahun sekali, pada penawar atau pupuk pembanding yang bisa
tahun 2023 petani atau (UTP) Usaha Tani menggantikan pupuk kimia sebagai kebutuhan
Perorangan di Kabupaten Bangkalan utama.
berjumlah 164.014 orang. Untuk mengatasi persoalan ini,
Berdasarkan laporan LPP NU pertama masyarakat dan pemerintah harus
Kabupaten Bangkalan setelah memberikan sama-sama bergerak dan bekerjasama untuk
pelatihan cara membuat Pupuk Organik dari menemukan inovasi pembuatan pupuk organik
Bekas Cucian Beras menyebutkan bahwa 70 atau semacamnya yang bisa menandingi pupuk
persen dari total jumlah petani sudah kimia dari segi kecepatan, ke-efisien-an, dan
memasuki usia tidak produktif. Rata-rata kemudahan dalam mendapatkannya. Hal
petani yang sudah memasuki usia tersebut tersebut bisa berbentuk riset atau penelitian
merupakan bagian masyarakat yang sudah mengenai pembuatan pupuk tanpa kandungan
kembali dari bekerja di perantauan dan kimia. Kedua meningkatkan kualitas SDM
kembali ke daerah asal sebagai petani. Hal petani agar bisa berinovasi secara mandiri
tersebut menyebabkan kurangnya edukasi dalam bertani. Beberapa usaha untuk
petani dalam melakukan pertanian, sehingga melakukan riset sudah dilakukan baik dari
berdampak pada kurangnya inovasi dalam kalangan akademis maupun pemerintah namun
strategi bertani termasuk dalam hal ini adalah hasilnya tidak begitu signifikan dan masih
penggunaan pupuk yang selalu cendrung terpandang gagal di masyarakat.
Saran

Pemerintah Kabupaten Bangkalan sebaiknya


memberikan perhatian lebih khusus terhadap
sektor pertaniannya, pembenahan SDM,
pemenuhan kebutuhan komponen pertanian,
dan adanya aturan yang jelas merupakan suatu
langkah konkrit dan dukungan yang sangat
dirasakan oleh masyarakat dalam melakukan
pertanian, sehingga permasalahan-
permasalahan yang sering terjadi seperti
pembahasan ini akan mudah teratasi.
DAFTAR PUSTAKA

Arief, A. M. (2019, Maret 27 ). Konsumsi Pupuk Kian Menanjak. Retrieved Maret 18, 2024, from
Kementrian Pertanian Indonesia: https://kemenperin.go.id/artikel/20500/Konsumsi-Pupuk-
Kian-Menanjak

Bnagkalan, P. K. (2019). Peta Kabupaten Bangkalan . Retrieved Maret 18, 2024, from Pemerintah
kabupaten Bangkalan : https://www.bangkalankab.go.id/site/peta

Herdiana, I. (2024, Januari 8). Jumlah Petani di Bangkalan Meningkat 1.092 Orang. Retrieved
Maret 19, 2024, from Radar Madura. Id:
https://radarmadura.jawapos.com/bangkalan/743706691/jumlah-petani-di-bangkalan-
meningkat-1092-orang

Holtikultura, S. (2013, November 4). Kab. BAngkalan. Retrieved Maret 18, 2024, from Dinas
Pertanian Dan Pertahanan pangan: https://pertanian.jatimprov.go.id/kab-bangkalan/

Indonesia, P. (2023). Pupuk Indonesia Hodling Compeny. Retrieved Maret 19, 2024, from
https://www.pupuk-indonesia.com/index.php/media-info/172/detail

Ladiyani Retno Widowati, d. (2022). Pupuk Organik Dibuatnya mudah, Hasilnya Melimpah.
Bogor: Pusat Perpustakaan dan Penyebaran Teknologi Pertanian.

Maisyaroh, F. v. (2017). DAYA DUKUNG LAHAN PERTANIAN TERHADAP HASIL


PRODUKSI PADI DI KABUPATEN SAMPANG. Swara Bhumi, 93 - 98.

Pertanian, a. D. (2017, Januari 17). Jenis Dan Tingkat Kesuburan Tanah. Retrieved Maret 17, 2024,
from Dinas Pertanian Pemerintah Kabupaten Bangkalan:
https://distan.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/jenis-dan-tingkat-kesuburan-tanah-
41

Sibakul. (2022, Mei 31). Kelebihan Pupuk Kimia dan Pupuk Organik, Sebuah Pertimbangan Logis
Untuk Keberlanjutan Lingkungan. Retrieved Maret 19, 2024, from Pupuk Organik Topdwe:
https://sibakuljogja.jogjaprov.go.id/blog/pupuk-organik-topdwe/kelebihan-pupuk-kimia/

Wahyudi, E. D. ( 2023 , Maret 11). Panen Raya di Desa Perreng, Upaya Bangkalan Jadi
Penunjang Pangan Nasional. Retrieved Maret 19, 2024, from Pemerintah Kabupaten
Bangkalan: https://bangkalankab.go.id/read/berita/4544-panen-raya-di-desa-perreng-upaya-
bangkalan-jadi-penunjang-pangan-nasional

Wardani, M. K. (29-37). ANALISIS PROBLEMATIKA PETANI KUNYIT MADURA. Jurnal


Ilmiah Membangun Desa dan Pertanian, 2022.

Widya Utama, d. (2024). Pembuatan Pupuk Organik Menuju Peningkatan Produktivitas. Segawati,
1201–1210.

Anda mungkin juga menyukai