Anda di halaman 1dari 3

QUIZ PRAKTIK DHAMMADESANA

Nama Mahasiswa : Andre Budianto


NIM : 02501200210855
Pada Hari/Tanggal : Senin, 24 Oktober 2022
Prodi : Kepenyuluhan Agama Buddha
Mata Kuliah : Praktik Dhammadesana
Dosen Pengampu : Dr. Sulaiman

SOAL QUIZ:
Temukan dan jelaskan rincian kitab-kitab komentar (sekunder) dalam tradisi Mahayana!

JAWABAN:
Kenapa Praktik Bertobat dan Penyesalan Begitu Vital dan Penting?

Sutra Avatamsaka di sabdakan: “Buddha, Hati dan Semua Makhluk tidaklah berbeda”.
Ini ditilik bahwa semua makhluk memiliki hakikat Buddha, cuma sekarang berbeda karma dan
kesadarannya sehingga terlihat semua makhluk ada perbedaannya. Sesungguhnya hakiat dan
kesejatian semua makhluk tidaklah berbeda. Orang yang sudah mencapai tataran pencerahan
melihat kebenaran satu alam saja (一真法 界 ) yaitu Alam Hakikat Buddha,bila makhluk
tersebut belum memperoleh pencerahan maka terlihat adanya sepuluh alam ( 十法界),sepuluh
alam tersebut adalah: 1. Alam Buddha; Alam Bodhisattva; 3. Alam Prayetkha Buddha; 4. Alam
Sravaka/Arahat; 5. Alam Dewa; 6.Alam manusia ; 7. Alam Asura/Raja Setan; 8. Alam Binatang;
9. Alam Setan Kelaparan ; 10. Alam Neraka. Saat Buddha mencapai penerangan sempurna di
bawah pohon Bodhi, Beliau mengetahui semua makhluk memiliki Tathagata kebijaksanaan dan
pahala unggul, dikarena khayalan, keterikatan dan pikiran terbalik sehingga semua makhluk
tidak menyadari dan memperolehnya; Apabila dapat melepaskan khayalan, keterikatan dan
pikiran terbalik, maka semua kebijaksanaan, kebijaksanaan natural, kebijaksanaan tanpa guru,
kebijaksanaan tanpa rintangan dengan sendirinya dapat muncul.

Semua makhluk memiliki Hakikat Buddha, punya Potensi Kebuddhaan. Pertanyaannya


kenapa manusia yang memiliki Hakikat Buddha dan Potensi Kebuddhaan tetapi sekarang tidak
memiliki “kondisi Buddha” baik Rupa Buddha, Pengetahuan Buddha, Kondisi Buddha maupun
keunggulan-keunggulan layaknya seorang Buddha?
Jawabannya: walaupun kita memiliki Hakikat Buddha dan Potensi Kebuddhaan namun
hati dan diri kita sudah ditutupi dan dicengkeram oleh kekuatan karma buruk kita sendiri
sehingga tidak memiliki rupa, pengetahuan Buddha, kondisi Buddha dan keunggulan-
keunggulan layaknya seorang Buddha. Bila saja karma buruk kita sudah lenyap total maka kita
akan menampakkan Hakikat Buddha, Potensi Kebuddhaan, Rupa Buddha, Pengetahuan Buddha,
Kondisi Buddha dan keunggulan-keunggulan layaknya seperti seorang Buddha.

Di dalam Sutra Empat Puluh Dua Bagian, Hyang Buddha bersabda: “Bila seseorang
melakukan banyak kesalahan dan tidak merasa menyesal dan segera menghentikan pikiran
jahatnya, maka akibat-akibat buruk akan berkumpul pada dirinya, bagaikan air yang mengalir ke
laut, semakin hari semakin luas dan dalam. Bila seseorang telah berbuat kesalahan dan
mengetahui kesalahannya lalu memperbaikinya dan akibat-akibat buruknya akan lenyap
bagaikan orang sakit setelah mengeluarkan keringat, penyakitnya akan berangsur-angsur
sembuh.”. Bertobat atas kejahatan lalunya; Menyesal atas kesalahan yang sudah dilakukan,
berjanji selamanya tidak mengulangi/melanggar kembali. Secara natural bertobat dan menyesal
harus genap 10 cara: 1. Memahami dan yakin terhadap hukum karma (hukum sebab akibat); 2.
Memunculkan rasa ketakutan yang kuat (takut dengan hukuman); 3. Membangkitkan rasa malu
berbuat jahat, takut akibat perbuatan jahat; 4. Memohon petunjuk cara melenyapkan karma
buruk; 5. Jujur mengatakan karma buruk yang sudah dilakukan; 6. Memutuskan corak rantai
keterikatan hati/ corak hati: timbul, melekat, berubah dan lenyap.7. Membangkitkan hati untuk
melindungi Dharma/Kebenaran; 8. Mengembangkan ikrar agung untuk menolong dan
membebaskan para makhluk (membebaskan para makhluk dari bodoh dan derita); 9. Senantiasa
mengingat dan melafalkan pujian kepada sepuluh penjuru Buddha; 10. Merenungi karma buruk
hakikatnya tidaklah muncul. Sutra Buddha mengatakan kiasan: Gunakan pakaian malu berbuat
jahat dan takut akibat perbuatan jahat adalah peroleh keagungan yang tiada tara. (Siau Ce Kuan,
yang dibuat oleh Maha Bhiksu Che Ce Ta Shi).

Sutra Cing Kang San Mei Cing, disabdakan: bilamana kehilangan (sulit ditemukan) hati
sejatinya, seketika harus bertobat dan menyesal, karena dengan Dharma pertobatan dan
penyesalan adalah yang memurnikan dan meneduhkan. Kemudian Di dalam Sutra Kuan Phu
Sien Phu Sha Sing Fa Cing, dikatakan: kamu sekarang seharusnya jasmani dan hati melakukan
pertobatan dan penyesalan, seperti tubuh telah melakukan pembunuhan, pencurian, dan berzina;
Kondisi Hati yaitu: pikiran banyak yang tidak baik, ciptakan sepuluh kejahatan sampai lima
garuka karma, bagaikan seekor monyet juga bagaikan silicon, dimana-mana terikat dengan
keserakahan menyebar ke semua enam organ perasanaan. Enam karma organ diumpamakan
batang, kembang dan daun memenuhi Triloka Dhatu yang diuraikan menjadi dua puluh lima
bagian semua kehidupan, juga dapat menambah dan mengembangkan kegelapan batin (Avidya)
mengalami derita tua dan mati menjadi dua belas masalah penderitaan ( 12 masalah penderitaan
adalah pratītya-samutpāda-aṅg), delapan kesesatan (kebalikan dari Jalan utama beruas delapan,
misalnya pandangan sesat, pikiran sesat…. dan seterusnya) juga delapan kesulitan (Terlahir di
neraka, di alam setan kelaparan, di alam binatang, telahir bisu, tuli dan buta, kepintaran duniawi
penghalang kebijaksanaan, terlahir di utara Jambhudvipa, terlahir di alam tanpa pikiran, terlahir
di jaman tiada Buddha).

Jadi Pertobatan di Mahayana ada banyak cara yang dijelaskan diberbagai sutra-sutra,
beberapanya saya mengambil sebagai contoh, mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan,
sekian terimakasih, Amituofo.

Anda mungkin juga menyukai