Jalan Syarifudin Yoes No. 2., RT. 03, Kel. Sepinggan Baru Kec. Balikpapan Selatan Kota Balikpapan Provinsi KALTIM INDONESIA, 76115 Telp/Fax :
0542 – 8708636 website : e-mail :
-------- Tuan R E Z K Y, Warga Negara Indonesia, Pemegang Kartu Tanda Penduduk No.
7371132810800015, lahir di Biak pada tanggal 20 April 1985, Wiraswasta,
beragama Islam, beralamat di Jalan Kopi RT/RW. 13, Desa Anotaurei Kecamatan
Yapen Selatan, Kabupaten Kepulauan Yapen Provinsi Papua – INDONESIA. Yang
dalam hal ini telah memilih kediaman hukum (domicilie) di Kantor Kuasanya
selaku Pelapor sebagaimana tersebut di atas, dan hendak menandatangani serta
mengajukan Laporan ini.
1. Bahwa pada hari Sabtu tanggal 3 Februari 2018 telah buat dan ditandatangani suatu
Perjanjian Kerjasama oleh dan antara Terlapor dengan Klien kami tentang Proyek
Pembangunan Kantor BPR Irian Sentosa Cabang Biak yang kemudian ditindaklanjuti
dengan dibuat dan ditandatananinyanya Kuasa Direksi dimana Terlapor yang
bertindak selaku Direktur Utama Perseroan Terbatas ”PT. JAYA ABADI SEJAHTERA
BERSAMA” dimana menunjuk Klien kami sebagai Kuasa Direksi untuk melaksanakan
Proyek Pembangunan Kantor BPR Irian Sentosa Cabang Biak tersebut.
2. Bahwa dalam pelaksanaan terhadap perjanjian tersebut Klien kami telah
melaksanakan dan menyelesaiakan dengan baik Proyek Pembangunan Kantor BPR
Irian Sentosa Cabang Biak yang dibuktikan dengan akan diserahkannya Berita Acara
Serah Terima Pekerjaan pada tanggal 20 April 2018.
3. Bahwa terdapat hal yang sangat tidak dapat kami mengerti dimana tindakan
Terlapor yang secara sepihak dan sewenang – wenang dengan tanpa hak dan secara
melawan hukum telah melakukan pemotongan sendiri atas setiap pembayaran
termin secara bertutut – turut sebagai berikut :
- Pencairan ke - 1 pada tanggal 9 April 2018 sebesar Rp. 363.000.000,- (tanpa
potongan) namun pada tanggal 16 April 2018 Saudara meminta transfer kepada
Klien kami sejumlah Rp. 3.000.000,- melalui Rekening BRI dengan alasan untuk
pembayaran pajak (?)
- Pencairan ke - 2 pada tanggal 20 Mei 2018 sebesar Rp. 372.708.890,- telah
Terlapor potong sebesar Rp. 12.681.890,- tanpa pemberitahuan apapun.
- Pencairan ke - 3 pada tanggal 8 Agustus sebesar Rp. 659.144.343,- Terlapor
potong sebesar Rp. 24.969.942,-tanpa pemberitahuan apapun.
- Pencairan ke – 4 pada tanggal 4 Oktober 2018 sebesar Rp. 922.480.000,-
Terlapor potong sebesar Rp. 30.000.000,- tanpa pemberitahuan apapun.
- Pencairan ke - 5 pada tanggal 24 Januari 2019 sebesar Rp. 803.594.075,-
Terlapor potong sebesar Rp. 40.000.000,- tanpa pemberitahuan apapun.
- Pencairan ke 6 pada tanggal 2 April 2019 sebesar Rp. 518.145.627,- Terlapor
potong sebesar Rp. 212.045.627,- tanpa pemberitahuan apapun kepada Klien
Kami.
Sehingga total keseluruhan pemotongan yang dilakukan oleh Terlapor secara
melawan hukum tersebut adalah sebesar Rp. 322.697.459,- (tiga ratus dua puluh
dua juta enam ratus Sembilan puluh tujuh ribu empat ratus lima puluh
sembilan rupiah).
4. Bahwa tindakan pemotongan secara sepihak yang dilakukan oleh Terlapor tersebut
jelas sekali dilakukan tanpa dasar hukum yang telah membuat Klien kami sangat
dirugikan, sehingga dengan demikian maka perbuatan Terlapor tersebut secara
hukum Pidana yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia telah dapat
dikualifikasikan sebagai suatu tindak pidana Penipuan dan atau Penggelapan,
sehingga dengan demikian, maka cukuplah alasan bagi Klien Kami untuk tetap
menuntut agar pihak yang berwenang menangani penyelesaian kasus ini hingga
tuntas.
a. Pelapor telah mengajukan (2) orang saksi yang sudah di BAP, yakni :
1. CECEP Saksi 1
2. INDRA DAMAI LAIA Saksi 2
b. Pelapor telah menyerahkan bukti setoran dari Pihak PT. Modern Multiartha
(selaku Pemberi Kerja) kepada Penyidik
Bukti setoran dana pencairan setiap termin kepada Terlapor berupa sertifikat
pembayaran 2 Lembar, aplikasi transaksi RTGS 2 lembar, Single Transfer 3
lembar yang menyatakan telah melakukan pembayaran kepada rekening an.
PT.Jaya Abadi Sejahtera (perusahaan milik Terlapor/Penerima Kerja);
c. Pelapor telah menyerahkan bukti - bukti Pemotongan Pencairan sepihak
yang dilakukan oleh Terlapor dan diserahkan kepada Penyidik;
Bahwa Terlapor menyetujui dan menunjuk Klien kami sebagai pelaksanaan pekerjaan
paket pembangunan proyek tersebut dikerjakan sebagaimana Surat Pernyataan
tertanggal 03-03-2018.
Bahwa didalam perjanjian kerjasama tersebut tidak dituangkan pembagian fee atau
keuntungan kedua belah pihak, sebab awal dibuatnya perjanjian Terlapor menolak
dengan dalih klien kami telah menolong Terlapor dikarenakan perusahaan milik Terlapor
bermasalah dengan Pihak PT. Modern Multiartha (Pemberi Kerja) atas proses
pekerjaan proyek tersebut, dan klien kami telah membayar semua kerugian – kerugian
yang dialami oleh Pihak Pelaksana sebelumnya yang mana itu bukan menjadi hak dan
kewajiban Klien kami akan tetapi klien kami tidak mempermasalahkannya.
Delik penggelapan dalam bentuk pokok diatur dalam Pasal 372 KUHP merumuskan :
“Barang siapa dengan sengaja menguasai secara melawan hukum sesuatu benda yang
seharusnya atau sebagian merupakan kepunyaan orang lain yang berada padanya bukan
karena kejahatan, karena bersalah melakukan penggelapan, dipidana dengan pidana
penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun atau dengan pidana denda setinggi-tingginya
Rp. 900.000.000,- (sembilan ratus juta rupiah)”.
Delik penipuan dalam bentuk pokok diatur dalam Pasal 378 KUHP merumuskan :
“Barangsiapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara
melawan hukum, dengan memakai nama palsu atau keadaan palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerak-kan orang lain untuk menyerahkan
sesuatu barang, membuat hutang atau menghapuskan piutang, diancam dengan
penipuan dengan pidana penjara selama-lamanya 4 (empat) tahun”.
Demikian hal ini kami sampaikan agar permasalahan ini dapat diselesaikan menurut
hukum Pidana yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta atas
perhatian dan kerjasama yang baik tak lupa kami haturkan terima kasih.
Hormat Kami,
Kuasa Hukum PELAPOR,