Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH KEPERAWATAN BENCANA

“JALUR EVAKUASI”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
ELDA FAZERA PITRI
RINDA NABELA SARI
SILVA BELA PUTRI

DOSEN PENGAMPU : Rifda Wahyuni, M.Psi

PROGRAM KEPERAWATAN STIKES SYEDZA


SAINTIKA PADANG
PEMBAHASAN JALUR EVAKUASI

A. Definisi
Jalur evakuasi adalah jalur penyelamatan yang didesain khusus dengan menghubungkan
semua area ke area yang aman sebagai titik kumpul penduduk atau masyarakat yang sedang
berada di wilayah tersebut. Jalur evakuasi berfungsi untuk mobilisasi penduduk dari ancaman
bahaya ke tempat yang lebih aman Ketika terjadi bencana.
 Pasal 59 PP No 36 tahun 2005 tentang bangunan Gedung menyatakan bahwa :
“setiap bangunan Gedung, kecuali rumah tinggal tunggal dan rumah deret sederhana,
harus menyediakan sarana evakuasi yang meliputi system peringatan bahaya bagi
pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi yang dapat menjamin kemudahan
pengguna bangunan Gedung untuk melakukan evakuasi dari dalam bangunan Gedung
secara aman apabila terjadi bencana atau keadaan darurat.”
Ayat (3) di pasal yang sama disebutkan bahwa sarana pintu keluar darurat dan jalur
evakuasi harus dilengkapi dengan tanda arah yang mudah dibaca dan jelas.

B. Tujuan
Sederhananya, jalur evakuasi adalah rute singkat yang perlu dilewati penduduk Ketika
berusaha menyelamatkan diri dari insiden berbahaya. Sehubungan dengan itu, tujuan utama
dibangunnya jalur evakuasi adalah mencegah adanya atau bertambahnya korban jiwa apabila
terjadi bencana. Selain itu, jalur evakuasi juga akan membantu pihak berwajib untuk
mengetahui jumlah penduduk selamat dan yang belum ditemukan.

 Penerapan Jalur Evakuasi


1. Detection time
Tahapan awal untuk mengidentifikasi bencana
2. Notification time
Waktu yang dibutuhkan guna menginformasikan adanya bencana dan peringatan evakuasi
3. Pre movement time
Waktu untuk mempersiapkan pergerakan penduduk untuk pergi menuju jalur evakuasi
4. Movement time
Waktu untuk mengarahkan penghuni Gedung ke titik kumpul
C. Model Petunjuk Arah Evakuasi
Kriteria/syarat jalur evakuasi :
a) Jalur evakuasi harus memiliki akses langsung ke jalan atau ruang terbuka yang aman,
dilengkapi penanda yang jelas dan mudah terlihat
b) Jalur evakuasi dilengkapi penerangan yang cukup
c) Jalur evakuasi bebas dari benda yang mudah terbakar atau benda yang dapat
membahayakan
d) Jalur evakuasi bersih dari orang atau barang yang dapat menghalangi gerak, tidak
melewati ruang yang dapat dikunci
e) Jalur evakuasi memiliki minimal 71.1 cm dan tinggi langit-langit minimal 230 cm
f) Pintu darurat dapat dibuka ke luar, searah jalur evakuasi menuju titik kumpul, bisa dibuka
dengan mudah, bahkan dalam keadaan panik
g) Pintu darurat dilengkapi dengan penutup pintu otomatis
h) Pintu darurat dicat dengan warna mencolok dan berbeda dengan bagian bangunan yang
lain.

Macam-macam gambar jalur evakuasi :


1. Safety Sign

Safety sign adalah symbol grafis yang memiliki arti tertentu karena dapat dipasang di
ragam tempat. Namun dalam hal ini, rambu keamanan berfungsi untuk menunjukkan
arah jalan keluar.
Terkait itu, agar mudah terlihat oleh penduduk, desain safety sign harus memiliki
background hijau serta tulisan dengan ukuran 10cm, tebal huruf 1 cm dan berwarna
putih.
Adanya aturan ini ditujukan agar penduduk Gedung bisa melihat tanda dari jarak 20
meter sehingga proses evakuasi dapat dilakukan dengan cepat.
2. Peta Jalur Evakuasi

Selanjutnya, lambing peta jalur evakuasi yang menginformasikan penduduk tentang


arah titik kumpul terdekat. Umumnya, panduan ini diletakkan di beberapa lokasi
sehingga penghuni Gedung dapat menyelamatkan diri Ketika terjadi bencana.

3. Lambang Titik Kumpul

Lambing paling penting dalam jalur evakuasi adalah tanda titik kumpul sebagai
tempat bertemunya penghuni Gedung dengan regu penyelamat.
Adanya titik kumpul akan menenangkan penghuni yang telah keluar dari jalur
evakuasi namun masih ragu atas kebenaran lokasi penyelamatan.

Anda mungkin juga menyukai