Anda di halaman 1dari 5

RESUME PPPU

Topik 6 : Definisi RAN GRK dan RAD GRK

Rencana Aksi adalah dokumen yang memuat sasaran, strategi, dan fokus kegiatan prioritas
yang digunakan sebagai acuan lembaga, dan pemerintah daerah dalam melaksanakan suatu
tema kebijakan tertentu.

Rencana Aksi Nasional (RAN) adalah dokumen perencanaan strategis nasional yang berlaku
selama lima tahun, sedangkan Rencana Aksi Daerah (RAD) adalah dokumen yang digunakan
oleh pemerintah daerah dalam melaksanakan suatu tema kebijakan tertentu.

Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang selanjutnya disebut RAN-
GRK adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara
langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target
pembangunan nasional.

RAN-GRK terdiri dari kegiatan inti dan kegiatan pendukung. Kegiatan RAN-GRK meliputi
bidang: pertanian; kehutanan dan lahan gambut; energi dan transportasi; industri; pengelolaan
limbah; dan kegiatan pendukung lain. RAN-GRK merupakan pedoman bagi
Kementerian/lembaga untuk melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta monitoring dan
evaluasi rencana aksi penurunan emisi GRK. RAN-GRK menjadi acuan bagi masyarakat dan
pelaku usaha dalam melakukan perencanaan dan pelaksanaan penurunan emisi GRK.

Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca yang selanjutnya disingkat RAD-
GRK adalah dokumen rencana kerja untuk pelaksanaan berbagai kegiatan yang secara
langsung dan tidak langsung menurunkan emisi gas rumah kaca sesuai dengan target
pembangunan daerah.

Perpres Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan


Pembangunan Berkelanjutan mengamanatkan bahwa untuk mencapai sasaran TPB/SDGs
akan disusun 3 (tiga) dokumen perencanaan, yaitu: Peta Jalan TPB/SDGs, Rencana Aksi
Nasional (RAN) TPB/SDGs, dan Rencana Aksi Daerah (RAD) TPB/SDGs Provinsi.

Penyusunan Renaksi TPB/SDGs perlu mengacu pada beberapa dokumen yang terkait,
antara lain:

Tingkat Nasional

a. Penyusunan Renaksi TPB/SDGs perlu mengacu pada beberapa dokumen yang terkait,
antara lain:
b. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020- 2024
c. Rencana Strategis (Renstra) Kementerian/Lembaga Tahun 2020-2024
d. Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahunan
e. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 Tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan
f. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) di Indonesia
Tahun 2019
g. Dokumen Kebijakan Lain yang Terkait
Tingkat Daerah

a. RPJMN 2020-2024
b. Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan;
c. RPJMD, Renstra SKPD, RKPD, dan Renja SKPD yang berlaku;
d. Permendagri Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodifikasi dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan dan Keuangan Daerah;
e. Peraturan Gubernur tentang TPB/SDGs Provinsi masing-masing daerah;
f. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) di Indonesia
Tahun 2019;
g. Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) Tahun 2019 di
daerah masing-masing.
h. Rencana Aksi Nasional TPB/SDGs;
i. Dokumen yang terkait dengan tugas fungsi pemerintah daerah; dan
j. Dokumen Kebijakan Lain yang terkait

Topik 7 : Hubungan inventarisasi emisi dengan RAN GRK dan RAD GRK
Mengacu Peraturan Presiden No. 71/2011 tentang Penyelenggaraan Inventarisasi Emisi GRK
Nasional, status tingkat emisi GRK perlu dilaporkan dalam pelaporan inventarisasi emisi
GRK setiap tahun. Inventarisasi emisi GRK merupakan salah satu dasar melakukan
pengendalian dan menyusun perencanaan aksi-aksi mitigasi yang dapat menurunkan tingkat
emisi GRK yang mengacu pada Peraturan Presiden No. 61/2011 tentang Rencana Aksi
Nasional Penurunan Emisi GRK (RAN-GRK). Berdasarkan kedua peraturan ini, daerah juga
berkewajiban menyelenggarakan Inventarisasi GRK dan menyusun perencanaan aksiaksi
mitigasi untuk menurunkan emisi GRK (RAD GRK).

Inventarisasi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dapat membantu dalam mencapai tujuan RAN
GRK (Rencana Aksi Nasional Gas Rumah Kaca) dan RAD GRK (Rencana Aksi Daerah
GRK) melalui berbagai cara:

Mengumpulkan Data dan Informasi: Inventarisasi emisi GRK merupakan kegiatan untuk
memperoleh data dan informasi mengenai tingkat, status, dan kecenderungan perubahan
emisi GRK secara berkala dari berbagai sumber emisi dan penyerapnya, termasuk simpanan
karbon. Data ini dapat digunakan untuk mengembangkan RAN GRK dan RAD GRK, yang
membutuhkan informasi terkini tentang emisi GRK di setiap provinsi.

Mengendalikan dan Mengatur Emisi GRK: Inventarisasi emisi GRK merupakan salah satu
dasar melakukan pengendalian dan menyusun perencanaan aksi-aksi mitigasi yang dapat
menurunkan tingkat emisi GRK. Dengan data yang diperoleh, pemerintah dapat membuat
kebijakan yang efisien untuk mengendalikan dan mengatur emisi GRK di setiap provinsi,
yang merupakan tujuan utama RAN GRK dan RAD GRK.

Mitigasi Kehutanan dan Lahan Gambut


Pengendalian Kebakaran hutan dan lahan gambut

•Rehabilitasi Hutan dan Lahan

•Moratorium Hutan dan Penundaan Pemberian Ijin Baru pada Hutan Primer dan Lahan

•Gambut

•Penerapan Pengelolaan Lahan Gambut tanpa bakar dan penerapan pertanian yang

•ramah lingkungan.

•Penurunan Deforestasi

•Peningkatan Penerapan Prinsip pengelolaan hutan berkelanjutan, baik di hutan alam

•(penurunan degradasi hutan) maupun di hutan tanaman

•Restorasi lahan gambut

Pertanian

1. Penerapan teknologi budidaya pertanian melalui kegiatan system of rice

intensification, pengelolaan tanaman terpadu, dan penggunaan varietas

padi rendah emisi.

2. Pemanfaatan pupuk organik dan biopestisida melalui kegiatan

pemberian pupuk organik bersubsidi dan pengadaan Unit Pengolahan

Pupuk Organik (UPPO). Sebagai catatan: belum tersedia metodologi

perhitungan penurunan emisi GRK untuk kegiatan biopestisida

3. Pemanfaatan kotoran/urin dan limbah pertanian untuk biogas

Transposrtasi

Aksi mitigasi yang mendominasi pelaporan antara lain aksi mitigasi hari bebas kendaraan
bermotor (Car Free

Day), reformasi sistem transit (BRT), dan Smart Driving (Eco Driving).

LIMBAH

• sub-bidang persampahan domestik: pemanfaatan gas metan di TPA, proses

komposting di TPST/TPS 3R, dan daur ulang sampah organik di Bank Sampah

• sub-bidang air limbah: operasionalisasi IPAL


Energi dan industry

EFISIENSI ENERGI 4.522.711 9.643.319 10.213.265 12.434.092

1 Penerapan mandatori manajemen energi untuk

pengguna padat energi 1.710.219 5.849.411 4.371.848 4.478.605

2 Peningkatan efisiensi peralatan rumah tangga

-Lampu Compact Fluorescent Lamp (CFL) 2.812.492,41 3.790.441 5.164.700 5.332.207

-Piranti Pengkondisi Udara (Air Conditioning) 669.055 2.615.617

3 Pembangunan Penerangan Jalan Umum

Retrofitting Lampu LED 0 3.467 7.662 7.662

II ENERGI BARU DAN TERBARUKAN 3.419.445 2.718.835 5.977.572 14.501.510

4 Pembangkit Energi Baru Terbarukan

- PLTP 121.839 612.865 621.719 8.050.647

- PLTMH 10.239 15.040 34.706 16.365

- PLTM 59.370 67.080 88.529 1.107.613

- PLTS 3.610 5.078 7.374 25.929

- PLTBayu 0 0 0 0

- PLT Hybrid 49 1.009 1.804 894

- PLT Biomassa 408.199 574.690 654.319 1.129.076

- Pembangunan PLTA 62.936 69.076 74.976 325.191

5 Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) 1.047

6 Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya 0 1.784 2.326 2.326

7 Pemanfaatan Biogas 5.394 8.277 11.814 11.814

8 Pemanfaatan Biodiesel 2.747.810 1.363.937 4.480.005 3.830.609

III BAHAN BAKAR RENDAH KARBON 11.082.275 11.618.796 12.213.589 12.767.977

9 Fuel Switching BBM Transportasi (RON 88 ke RON

90 dan 92) 53.501

10 Program Konversi Minyak Tanah ke LPG


pengaturan kecepatan kendaraan, putaran mesin, percepatan dan pengereman, posisi gigi
transmisi, jumlah/frekuensi perpindahan gigi, penggunaan AC dan asessories, penyetelan
tekanan ban, lama kondisi idel, dan lama pemanasan mesin (4, 7, 8). Atau dengan kata lain,
efisiensi berkendaraan dipengaruhi oleh perilaku mengemudi (driving behaviour) (5,6).

Anda mungkin juga menyukai