Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM RADIOKIMIA

DISUSUN OLEH:
NAMA : MUHAMMAD MIKAIL
ARRASYID JAMALUDDIN
NIM : 20/460467/TK/51056
KELOMPOK : 2
PROGRAM STUDI : S-1 TEKNIK NUKLIR
JURUSAN : TEKNIK NUKLIR
ACARA : ANALISIS AKTIVASI
NEUTRON
PEMBIMBING : MARIA CHRISTIANA
TANGGAL PENGUMPULAN : 15 DSESEMBER 2023

DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2023
I. TUJUAN

Melakukan preparasi, iradiasi, dan pencacahan sampel dalam AAN.


II. DASAR TEORI

Analisis Aktivasi Neutron (AAN) merupakan suatu metode yang juga merupakan salah
satu Teknik Analisis Nuklir (TAN) untuk menganalisis unsur secara kualitatif maupun
kuantitatif. AAN menjadi metode analisis yang memiliki kepekaan tinggi dan akurat yang
dapat mendeteksi unsur sampai orde 1 × 10−6 dan 1 × 10−9 untuk beberapa unsur tertentu.
Metode AAN didasarkan pada reaksi penangkapan neutron melalui reaksi (n, 𝛾) (Sari,
Muhayatun, Lestiani, Kurniawati, & Basuki, 2012).
AAN terdiri dari dua tahap utama, yaitu: akativasi dan Pengukuran pada tahap aktivasi
sampel yang akan dianalisis ditempatkan di dalam reaktor nuklir atau sumber neutron lainnya.
Neutron-neutron dari sumber tersebut akan diserap oleh atom-atom dalam sampel. Atom-atom
yang menyerap neutron akan berubah menjadi isotop radioaktif. Setelah proses aktivasi selesai,
sampel dikeluarkan dari reaktor atau sumber neutron. Isotop radioaktif dalam sampel kemudian
meluruh, menghasilkan radiasi yang dapat diukur. Jenis radiasi yang diukur tergantung pada
aplikasi AAN.

Dalam AAN terdapat beberapa macam aktivasi yang dibedakan berdasarkan jenis radiasi
yang dipancarkan oleh isotop radioaktif yang dihasilkan, yaitu:

• Aktivasi neutron cepat

Aktivasi neutron cepat adalah jenis aktivasi yang menggunakan neutron cepat untuk
menghasilkan isotop radioaktif. Neutron cepat adalah neutron yang memiliki energi lebih dari
1 keV. Isotop radioaktif yang dihasilkan oleh aktivasi neutron cepat biasanya meluruh dengan
cepat, sehingga intensitas radiasi yang dipancarkan juga cepat berkurang. Aktivasi neutron
cepat biasanya digunakan untuk analisis unsur dengan konsentrasi rendah atau analisis unsur
yang memiliki waktu paruh yang pendek.

• Aktivasi neutron termal

Aktivasi neutron termal adalah jenis aktivasi yang menggunakan neutron termal untuk
menghasilkan isotop radioaktif. Neutron termal adalah neutron yang memiliki energi sekitar
0,025 eV. Isotop radioaktif yang dihasilkan oleh aktivasi neutron termal biasanya meluruh
dengan lambat, sehingga intensitas radiasi yang dipancarkan juga lambat berkurang. Aktivasi
neutron termal biasanya digunakan untuk analisis unsur dengan konsentrasi tinggi atau analisis
unsur yang memiliki waktu paruh yang panjang.

III. METODE ALAT DAN BAHAN

1. Cuplikan/standar yang akan diaktivasi


2. SRM (Standard Reference Material) dengan matriks yang sesuai
3. Standar tetes
4. Vial polietilen
5. Kantong plastik
6. Lembaran aluminium
7. Kapsul polietilen dan/atau kapsul aluminium
8. Air bebas mineral
9. Aquabidest dan pengukur pH
10. aseton pa
11. sarung tangan karet
III. 1. SARANA DAN PERALATAN

1. Fasilitas iradiasi.
2. Neraca semi mikro atau mikro.
3. Survey meter.
4. Tongkat penjepit (Tong).
5. Stopwatch.
6. Perisai radiasi bagi pekerja.
7. Sealer.
8. Wadah Pb.
9. Spektrometer Gamma dengan detektor HPGe atau yang setara.
10. Desikator atau lampu pemanas.
11. Peralatan gelas

IV. PROSEDUR

IV. 1. Pencucian Vial

1. Rendam vial dalam larutan HNO3 1:1 selama 24 jam


2. Bilas vial dengan air bebas mineral hingga pH netral
3. Bilas vial dengan larutan aseton p.a
4. Keringkan vial pada temperatur ruang
5. Simpan vial dalam kantong plastik tertutup
IV. 2. Penyediaan Cuplikan
a. Deskripsi Cuplikan
Cuplikan 1 – Cuplikan Lingkungan
Cuplikan 2 – Cuplikan Lingkungan
b. Lingkup Pengujian Unsur
Unsur-unsur yang dianalisis dalam cuplikan sebagai berikut :
• Cuplikan 1 : Al, As, Ba, Ca, Cr, Fe, Hg, K, Mg, Mn, Na, Sb, Se, Sr, Th,
Ti, U dan V
• Cuplikan 2 : Al, As, Cr, Co, Fe, K, Sb, Ti, U, V dan Zn
c. Persiapan cuplikan dan Analisis :
• Cuplikan dikocok dengan baik, sebelum ditimbang untuk dianalisis;
• Cuplikan ditimbang dalam vial yang sudah bersih dan kering;
• Penimbangan cuplikan ke dalam vial dilakukan menggunakan sendok atau
spatula dengan bahan non-logam untuk menghindari kontaminasi;

• Disiapkan vial untuk blanko;


• Vial blanko dan vial yang berisi cuplikan kemudian ditutup, diseal dan
disimpan di tempat penyimpanan sampel sebelum diaktivasi.
• Penyiapan cuplikan minimal triplo

IV. 3. Pembuatan Standar Campuran


a. Tentukan unsur yang akan dianalisis, dan hitung konsentrasi masing-masing unsur
berdasarkan data sertifikat dari SRM Partikulat udara untuk massa (0,1-1) mg
untuk flux neutron 1012-1013 n.cm-2.det-1, atau (50 – 100) mg untuk flux neutron
1010 n.cm2.det-1. Massa dan jenis unsur yang digunakan sebagai standar, harus
mendekati jumlah dan jenis unsur baik dalam cuplikan maupun dalam material
standar
referensi;
b. Siapkan sejumlah larutan standar yang diketahui dengan tepat konsentrasinya,
sesuai dengan hasil perkiraan standar pada langkah di atas;
c. Pipetkan sejumlah volume larutan standar ke dalam labu ukur;
d. Encerkan larutan tersebut dengan aquabidest hingga tanda batas pada labu ukur.
Kocok dengan baik hingga larutan bercampur dengan homogeni;
e. Pipetkan sejumlah volume larutan campuran standar yang telah dibuat ke dalam
vial bersih;

f. Keringkan vial yang berisi larutan standar dengan cara divakum dalam desikator
atau lampu pemanas;
g. Tutup vial dan rekatkan dengan batang pengaduk (gelas) panas;
h. Beri kode pada setiap vial secara jelas;
i. Simpan dalam kantung plastik bertutup yang bebas debu;
j. Vial siap diaktivasi;

IV. 4. Proses Aktivasi


a. Isi formulir permohonan iradiasi
b. Gunakan Tabel 1 untuk penentuan waktu aktivasi, waktu peluruhan dan waktu
pencacahan
Tabel 1 Proses Aktivasi

IV. 5. Penanganan Cuplikan Pasca Aktivasi


a. Luruhkan cuplikan yang telah diaktivasi sampai aktivitas memenuhi persyaratan
proteksi radiasi untuk keselamatan kerja.
b. Pindahkan cuplikan dalam kapsul aktivasi ke tempat pembuka cuplikan
menggunakan tongkat penjepit.
c. Bongkar dan susun cuplikan hasil aktivasi di tempat yang mempunyai pelindung
Pb, untuk selanjutnya dicacah.
d. Simpan cuplikan aktif yang telah selesai dicacah sebagai limbah dalam kantong
plastik, dan tempatkan dalam wadah yang mempunyai pelindung Pb.
e. Pantau ruangan limbah untuk memastikan bahwa paparan radiasi cukup aman
untuk pekerja radiasi.
f. Kirim limbah ke instalasi pengolah limbah untuk diolah lebih lanjut.

IV. 6. Pencacahan Cuplikan


Persiapan Peralatan

a. Pastikan dewar terisi dengan Nitrogen cair.


b. Pastikan temperatur ruangan kurang dari 22ºC.
c. Pastikan sistem kelistrikan terpasang dengan baik.
d. Hidupkan sistem spektrometer gamma sesuai dengan SOP yang tersedia.
e. Lakukan kalibrasi energi dengan menggunakan sumber standar
sekurangkurangnya 3
f. energi (energi rendah, menengah, dan tinggi).

IV. 7. Akuisisi Data


a. Tempatkan cuplikan di atas permukaan detektor dari alat spektrometri- yang akan
digunakan.
b. Cek dead time pengukuran. Untuk cuplikan hasil aktivasi pendek dapat mulai
dilakukan pengukuran apabila dead time <20%. Apabila dead time diatas 20%,
pindahkan bahan uji diatas detektor dengan jarak lebih tinggi sehingga diperoleh
kondisi dead time <20%. Untuk bahan uji hasil aktivasi medium dan panjang dapat
mulai diukur apabila dead time <5 %.
c. Lakukan akuisisi data dengan waktu pencacahan sesuai dengan Tabel 1.
d. Simpan hasil akuisisi data dengan kodifikasi unik.
IV. 8. Analisis Kualitatif

a. Analisis Kualitatif pada Aktivasi Pendek


Analisis Kualitatif pada Aktivasi Pendek dapat dilihat dalam Tabel 2 berikut:
Tabel 2 Analisis Kualitatif pada Aktivasi Pendek

b. Spektrum Analisis Aktivasi Pendek


Contoh spectrum analisis aktivasi pendek dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Spektrum Analisis Aktivasi Pendek

c. Analisis Kualitatif pada Aktivasi Menengah


Analisis Kualitatif pada Aktivasi Menengah dapat dilihat dalam Tabel 3
berikut:
Tabel 3 Analisis Kualitatif pada Aktivasi Menengah
d. Spektrum Analisis Aktivasi Menengah
Analisis Kualitatif pada Aktivasi Menengah dapat dilihat dalam Gambar 2.

Gambar 2. Spektrum Analisis Aktivasi Menengah

e. Analisis Kualitatif pada Aktivasi Panjang


Analisis Kualitatif pada Aktivasi Panjang dapat dilihat dalam Tabel 4.

f. Spektrum Analisis Aktivasi Panjang


Spektrum Analisis Aktivasi Panjang dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Spektrum Analisis Aktivasi Panjang

IV. 9. Analisis kuantitatif

a. Tentukan luas puncak pada spektrum hasil pencacahan dengan perangkat lunak
spektrometer gamma.
b. Lakukan perhitungan massa unsur dalam cuplikan dengan rumus berikut:

Keterangan:

Wx : Massa unsur ditentukan dalam

sampel (g atau mg) Wo : Massa unsur

diketahui dalam standar (g atau mg)

nx : Laju cacah dari unsur dalam

sampel (dt-1) ns : Laju cacah dari

unsur dalam standar (dt-1)

D : Koreksi peluruhan = eλ•Δt

Δt : Beda waktu pengukuran dengan acuan


C : Koreksi perbedaan lama pencacahan

c. Lakukan perhitungan konsentrasi unsur dalam cuplikan ( μg/g atau g/kg)


Keterangan :

V : Volume cuplikan udara


Csp : Konsentrasi unsur dalam udara
d. Hitung ketidak pastian hasil pengujian. Keberterimaan hasil pengujian pada
tingkat kepercayaan 95%.
e. Rekam semua data yang diperoleh.

IV. 10. Perhitungan limit deteksi

Batas pengukuran terendah ditentukan berdasarkan Metode Currie.


Limit deteksi (Ld) dalam nilai cacahan

Limit kuantifikasi (Lk ) dalam nilai cacahan

Keterangan :
K1- = kβ = 1.645 untuk tingkat kepercayaan 95 % Keterangan : σ0 :
deviasi standar untuk cacah latar belakang B, dengan memperhitungkan nilai
ketidakpastian baku dalam menentukan nilai B, sehingga persamaan dapat
dituliskan sebagai berikut :

Pada puncak tunggal/tidak bertumpuk dengan puncak lain, nilai B ditentukan

dengan metode Covel. Nilai deviasi standar dalam menentukan nilai B

bergantung pada jumlah channel dari puncak dan jumlah channel yang

digunakan untuk menentukan cacah kaki kiri dan cacah kaki kanan dalam

metode Covel, secara praktis dapat dihitung sebagai berikut :

Kemudian didapatkan
IV. 11. Ketidakpastian

Kontribusi sumber ketidakpastian yang cukup signifikan berasal dari data-


data yang diperoleh secara ekperimen, sedangkan nilai ketidakpastian dari
parameter nuklir yang diperoleh dari acuan cukup kecil. Oleh karena itu, dalam
estimasi ketidakpastian. Penggabungan ketidakpastian dilakukan dengan
persamaan sebagai berikut :

• Faktor u2f dan u4k

• Faktor lain

V. HASIL DATA
Tabel 1. Data unsur Al, Mg, Ti

Unsur Energi (keV) 𝑡1 𝝀


2
Ti 320.1 345.6 0.0020056
Mg 843.8 567 0.0012225
1014.4
Al 1779 135 0.0051344

Tabel 2. Waktu pengukuran

Kode tradiasi tcacah ttunda


ST 6.2 14.31.18 14.36.18 300

B2 14.15.21 14.20.21 300

S1.4 13.39.04 13.44.04 300

S2.1 14.05.42 14.10.42 300


S1.5 14.23.41 14.28.41 300

Dalam percobaan ini digunakan beberapa unsur radioaktif diantaranya ialah Ti, Mg, dan
Al 1000±5ppm, dimana setiap unsur tersebut diambil sebanyak 50𝜇𝐿 ± 0,1𝜇𝐿 .
Sehinggga, massa standar dan ketidakpastiannya dapat ditentukan dalam perhitungan
dibawah ini
𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉

𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 1000 𝑚𝑔/𝐿 × 150 × 10−6𝐿

𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 0,15𝑚𝑔

𝜎𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟

𝜎𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 0.005𝑚𝑔

Kemudian digunakan persamaan

𝐴𝑟𝑒𝑎
𝐴𝑡 =
𝑡𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ

𝜎𝐶

𝜎𝐴𝑡 = 𝑡𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ

Untuk menghitung hasil yang didapat, kemudian dilakukan perhitungan aktivitas awal
dan ketidakpastianya, digunakan persamaan sebagai berikut.

𝐴0 = 𝐴𝑡 × 𝑒(𝜆×𝑡𝑡𝑢𝑛𝑑𝑎)

𝜎𝐴0 = 𝜎𝐴𝑡 × 𝑒(𝜆×𝑡𝑡𝑢𝑛𝑑𝑎)

Sehingga, dapat ditentukan nilai koreksi perbedaan lama pencacahan (𝐶) dengan
persamaan sebagai berikut.

1 − 𝑒−𝜆𝑡𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ
𝐶=
𝜆𝑡𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ

Berikut adalah hasil perhitungan yang didapatkan.


Tabel 3. Data hasil pencacahan standar, blanko, dan 3 sampel
Kode Unsur Energi Area 𝝈𝑪 tcacah ttunda 𝑨𝒕 𝝈𝑨𝒕 𝑨𝟎 𝝈𝑨𝟎 𝑪
Al 1775.993 104222 1273 272 300 383.169 4.680 1787.899 21.838 0.539

ST Mg 844.069 833 95 272 300 3.063 0.349 4.419 0.504 0.851


6.2 Mg 1011.462 2180 118 272 300 8.015 0.434 11.176 0.626 0.851
Ti 319.416 6790 185 272 300 24.963 0.680 24.963 1.241 0.771
Al 1775.795 5126 145 185.36 300 27.654 0.782 129.037 3.650 0.645
B2
Mg 844.074 152 34 185.36 300 0.820 0.183 1.183 0.265 0.895
S1.4 Ti 319.426 12915 247 272.32 300 47.426 0.907 221.293 1.655 0.771
Mg 844.178 711 104 272.32 300 2.611 0.382 3.768 0.551 0.851
Mg 1011.473 1796 121 272.32 300 6.595 0.444 9.517 0.641 0.851
Al 1776.108 120871 1519 272.32 300 443.856 5.578 810.119 26.027 0.539
Ti 319.375 5443 189 237.32 300 22.935 0.796 107.018 1.454 0.796
Mg 844.07 714 83 237.32 300 3.009 0.350 4.342 0.505 0.868
S2.1
Mg 1011.398 2293 123 237.32 300 9.662 0.518 13.943 0.748 0.868
Al 1775.97 81430 1026 237.32 300 343.123 4.323 626.262 20.173 0.578
Ti 319.394 11611 232 245.1 300 47.373 0.947 86.463 1.728 0.790
Mg 844.112 409 79 245.1 300 1.669 0.322 2.408 0.465 0.864
S1.5
Mg 1011.434 1500 113 245.1 300 6.120 0.461 8.831 0.665 0.864
Al 1775.976 84570 1053 245.1 300 345.043 4.296 1609.999 20.046 0.569

Kemudian, dilakukan perhitungan berat unsur pada sampel.

𝐴𝑠𝑝𝑙 𝑛𝑒𝑡 × 𝐶𝑠𝑝𝑙


𝑊𝑢 𝑠 = × 𝑊𝑠
𝑛 𝑝
𝐴𝑠 𝑛 × 𝐶𝑠 𝑡
𝑡 𝑒 𝑡
2
𝜎𝐴 𝑠 𝑛
2 𝜎𝑊𝑠 2
𝜎𝐴 𝑠 𝑛
𝜎𝑊𝑢 = √( ) +( ) × 𝑊𝑢 ) +(
𝑠
𝑛
𝑠
𝑝
𝐴𝑠𝑡 𝑛 𝐴𝑠𝑝 𝑛
𝑒
𝑊𝑠𝑡 𝑒
𝑛 𝑝
𝑡 𝑒
Sehingga, didapatkan nilai kadar𝑝 unsur
𝑒 𝑡
untuk setiap sampel sebagai berikut.

𝑊𝑢
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 =
𝑊𝑠

𝑊𝑠 = 0.1𝑔

𝜎𝑊𝑠 = 0.1𝑚𝑔

Dilakukan juga perhitungan ketidakpastian kadar unsur tiap sampel.


𝜎𝐴𝑢𝑠 2 𝜎𝑊𝑠 2
𝜎𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 = √( ) +( ) × 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟
𝑊𝑢𝑠 𝑊𝑠

Hasil perhitungan tertera pada tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4. Analisis hasil perhitungan kadar sampel


Kode Unsur Energi 𝑨𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍,𝒏𝒆𝒕 𝝈𝑨𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍,𝒏𝒆𝒕 𝑨𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓,𝒏𝒆𝒕 𝝈𝑨𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓,𝒏𝒆𝒕 𝑾𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 𝝈𝑾𝒖𝒏𝒔𝒖𝒓 𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 Kadar (𝝁𝒈⁄𝒈) 𝝈𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓

Ti 319.426 - - - - - - - -

Mg 844.178 2.5843 0.6466 3.2360 0.8859 0.1198 0.3724 1197.7009 3.2659


S1.4
Mg 1011.473 8.3338 0.7090 9.9930 1.0704 0.1251 0.1408 1250.7091 1.5057

Al 1776.108 681.0819 9.2281 1658.8617 27.4160 0.0615 0.0396 615.4661 1.1891

Ti 319.375 - - - - - - - -

Mg 844.07 3.1582 1.0611 3.2360 0.8537 0.1081 0.4285 1081.0355 4.0878


S2.1
Mg 1011.398 12.7594 0.6144 9.9930 1.1443 0.1414 0.1286 1414.2972 1.3517

Al 1775.97 497.2253 7.9734 1658.8617 26.1612 0.0140 0.0402 140.0431 3.0405

Ti 319.394 - - - - - - - -
Mg 844.112 1.2247 0.5870 3.2360 0.8263 0.1634 0.5441 1634.2441 3.4764
S1.5
Mg 1011.434 7.6480 0.7257 9.9930 1.0871 0.0844 0.1482 843.9064 2.0204
Al 1775.976 1480.9614 7.9463 1658.8617 5.5376 0.0411 0.0339 410.5107 1.2973

VI. PEMBAHASAN

Telah dilaksanakan praktikum Analisis Aktivasi Neutron, yang berlokasi di Lab


Radiokimia dan Radiolingkungan Poltek Nuklir Geding 16 untuk melakukan preparasi
praktikum dan perhitungan bahan, kemudian praktikum dilanjutkan di reaktor kartini BRIN
untuk melakukan iradiasi pada bahan yang sebelumnya telah disiapkan selama 5 menit di
Reaktor Kartini, lalu akan dicacah selama 3 menit. Terdapat 2 blanko yaitu B.3 dan B.2, 3
standar yaitu ST 6.1; ST 6.2; dan STUGM, serta 3 sampel yaitu S1.4; S2.1; dan S1.5.

Berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa terdapat ketiga unsur yaitu
Al, Mg, dan Ti di dalam semua sampel dan standar. Namun, tidak ditemukan unsur Ti di
dalam blanko. Hal ini dikarenakan Ti memiliki energi terendah, yaitu 320 keV. Hasil ini
dapat dilihat dari tabel dibawah ini.

Kode Unsur Energi Kadar (𝝁𝒈⁄𝒈) 𝝈𝒌𝒂𝒅𝒂𝒓

Ti 319.426 - -
S1.4
Mg 844.178 1197.7009 3.2659
Mg 1011.473 1250.7091 1.5057

Al 1776.108 615.4661 1.1891

Ti 319.375 - -

Mg 844.07 1081.0355 4.0878


S2.1
Mg 1011.398 1414.2972 1.3517

Al 1775.97 140.0431 3.0405


Ti 319.394 - -

Mg 844.112 1634.2441 3.4764


S1.5
Mg 1011.434 843.9064 2.0204

Al 1775.976 410.5107 1.2973

VII. KESIMPULAN

Dalam praktikum kali ini mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara untuk
melakukan preparasi, iradiasi, dan pencacahan sampel dalam AAN. Dan kemudian
didapatkan bahwa berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa terdapat
ketiga unsur yaitu Al, Mg, dan Ti di dalam semua sampel dan standar. Namun, tidak
ditemukan unsur Ti di dalam blanko. Hal ini dikarenakan Ti memiliki energi terendah,
yaitu 320 keV.

DAFTAR PUSTAKA

Applied Gamma-Ray Spectrometry”, F.Adams and R.Dams, Perganmon Press, Oxford-New

York-Toronto-Sidney,1975.

Gerhart Friedlander, Joseph W. Kennedy, Edward S. Macias, Julian Malcolm Miller (1981),

BIPM, Monographie BIPM-5: Table of Radionuclides, BIPM, 2004

Nuclear and Radiochemistry, 3rd Edition, John Willey & Sons, USA.
Yogyakarta, 15 Desember 2023

Praktikan

Muhammad Mikail Arrasyid jamaluddin

Catatan Pembimbing

Disetujui tanggal…

Pembimbing

(Maria Christina Prihatiningsih)

Anda mungkin juga menyukai