PRAKTIKUM RADIOKIMIA
DISUSUN OLEH:
NAMA : MUHAMMAD MIKAIL
ARRASYID JAMALUDDIN
NIM : 20/460467/TK/51056
KELOMPOK : 2
PROGRAM STUDI : S-1 TEKNIK NUKLIR
JURUSAN : TEKNIK NUKLIR
ACARA : ANALISIS AKTIVASI
NEUTRON
PEMBIMBING : MARIA CHRISTIANA
TANGGAL PENGUMPULAN : 15 DSESEMBER 2023
FAKULTAS TEKNIK
YOGYAKARTA
2023
I. TUJUAN
Analisis Aktivasi Neutron (AAN) merupakan suatu metode yang juga merupakan salah
satu Teknik Analisis Nuklir (TAN) untuk menganalisis unsur secara kualitatif maupun
kuantitatif. AAN menjadi metode analisis yang memiliki kepekaan tinggi dan akurat yang
dapat mendeteksi unsur sampai orde 1 × 10−6 dan 1 × 10−9 untuk beberapa unsur tertentu.
Metode AAN didasarkan pada reaksi penangkapan neutron melalui reaksi (n, 𝛾) (Sari,
Muhayatun, Lestiani, Kurniawati, & Basuki, 2012).
AAN terdiri dari dua tahap utama, yaitu: akativasi dan Pengukuran pada tahap aktivasi
sampel yang akan dianalisis ditempatkan di dalam reaktor nuklir atau sumber neutron lainnya.
Neutron-neutron dari sumber tersebut akan diserap oleh atom-atom dalam sampel. Atom-atom
yang menyerap neutron akan berubah menjadi isotop radioaktif. Setelah proses aktivasi selesai,
sampel dikeluarkan dari reaktor atau sumber neutron. Isotop radioaktif dalam sampel kemudian
meluruh, menghasilkan radiasi yang dapat diukur. Jenis radiasi yang diukur tergantung pada
aplikasi AAN.
Dalam AAN terdapat beberapa macam aktivasi yang dibedakan berdasarkan jenis radiasi
yang dipancarkan oleh isotop radioaktif yang dihasilkan, yaitu:
Aktivasi neutron cepat adalah jenis aktivasi yang menggunakan neutron cepat untuk
menghasilkan isotop radioaktif. Neutron cepat adalah neutron yang memiliki energi lebih dari
1 keV. Isotop radioaktif yang dihasilkan oleh aktivasi neutron cepat biasanya meluruh dengan
cepat, sehingga intensitas radiasi yang dipancarkan juga cepat berkurang. Aktivasi neutron
cepat biasanya digunakan untuk analisis unsur dengan konsentrasi rendah atau analisis unsur
yang memiliki waktu paruh yang pendek.
Aktivasi neutron termal adalah jenis aktivasi yang menggunakan neutron termal untuk
menghasilkan isotop radioaktif. Neutron termal adalah neutron yang memiliki energi sekitar
0,025 eV. Isotop radioaktif yang dihasilkan oleh aktivasi neutron termal biasanya meluruh
dengan lambat, sehingga intensitas radiasi yang dipancarkan juga lambat berkurang. Aktivasi
neutron termal biasanya digunakan untuk analisis unsur dengan konsentrasi tinggi atau analisis
unsur yang memiliki waktu paruh yang panjang.
1. Fasilitas iradiasi.
2. Neraca semi mikro atau mikro.
3. Survey meter.
4. Tongkat penjepit (Tong).
5. Stopwatch.
6. Perisai radiasi bagi pekerja.
7. Sealer.
8. Wadah Pb.
9. Spektrometer Gamma dengan detektor HPGe atau yang setara.
10. Desikator atau lampu pemanas.
11. Peralatan gelas
IV. PROSEDUR
f. Keringkan vial yang berisi larutan standar dengan cara divakum dalam desikator
atau lampu pemanas;
g. Tutup vial dan rekatkan dengan batang pengaduk (gelas) panas;
h. Beri kode pada setiap vial secara jelas;
i. Simpan dalam kantung plastik bertutup yang bebas debu;
j. Vial siap diaktivasi;
a. Tentukan luas puncak pada spektrum hasil pencacahan dengan perangkat lunak
spektrometer gamma.
b. Lakukan perhitungan massa unsur dalam cuplikan dengan rumus berikut:
Keterangan:
Keterangan :
K1- = kβ = 1.645 untuk tingkat kepercayaan 95 % Keterangan : σ0 :
deviasi standar untuk cacah latar belakang B, dengan memperhitungkan nilai
ketidakpastian baku dalam menentukan nilai B, sehingga persamaan dapat
dituliskan sebagai berikut :
bergantung pada jumlah channel dari puncak dan jumlah channel yang
digunakan untuk menentukan cacah kaki kiri dan cacah kaki kanan dalam
Kemudian didapatkan
IV. 11. Ketidakpastian
• Faktor lain
V. HASIL DATA
Tabel 1. Data unsur Al, Mg, Ti
Dalam percobaan ini digunakan beberapa unsur radioaktif diantaranya ialah Ti, Mg, dan
Al 1000±5ppm, dimana setiap unsur tersebut diambil sebanyak 50𝜇𝐿 ± 0,1𝜇𝐿 .
Sehinggga, massa standar dan ketidakpastiannya dapat ditentukan dalam perhitungan
dibawah ini
𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉
𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 0,15𝑚𝑔
𝜎𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟
𝜎𝑊𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 = 0.005𝑚𝑔
𝐴𝑟𝑒𝑎
𝐴𝑡 =
𝑡𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ
𝜎𝐶
𝜎𝐴𝑡 = 𝑡𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ
Untuk menghitung hasil yang didapat, kemudian dilakukan perhitungan aktivitas awal
dan ketidakpastianya, digunakan persamaan sebagai berikut.
𝐴0 = 𝐴𝑡 × 𝑒(𝜆×𝑡𝑡𝑢𝑛𝑑𝑎)
Sehingga, dapat ditentukan nilai koreksi perbedaan lama pencacahan (𝐶) dengan
persamaan sebagai berikut.
1 − 𝑒−𝜆𝑡𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ
𝐶=
𝜆𝑡𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ
𝑊𝑢
𝑘𝑎𝑑𝑎𝑟 =
𝑊𝑠
𝑊𝑠 = 0.1𝑔
𝜎𝑊𝑠 = 0.1𝑚𝑔
Ti 319.426 - - - - - - - -
Ti 319.375 - - - - - - - -
Ti 319.394 - - - - - - - -
Mg 844.112 1.2247 0.5870 3.2360 0.8263 0.1634 0.5441 1634.2441 3.4764
S1.5
Mg 1011.434 7.6480 0.7257 9.9930 1.0871 0.0844 0.1482 843.9064 2.0204
Al 1775.976 1480.9614 7.9463 1658.8617 5.5376 0.0411 0.0339 410.5107 1.2973
VI. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa terdapat ketiga unsur yaitu
Al, Mg, dan Ti di dalam semua sampel dan standar. Namun, tidak ditemukan unsur Ti di
dalam blanko. Hal ini dikarenakan Ti memiliki energi terendah, yaitu 320 keV. Hasil ini
dapat dilihat dari tabel dibawah ini.
Ti 319.426 - -
S1.4
Mg 844.178 1197.7009 3.2659
Mg 1011.473 1250.7091 1.5057
Ti 319.375 - -
VII. KESIMPULAN
Dalam praktikum kali ini mahasiswa dapat mengetahui dan memahami cara untuk
melakukan preparasi, iradiasi, dan pencacahan sampel dalam AAN. Dan kemudian
didapatkan bahwa berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa terdapat
ketiga unsur yaitu Al, Mg, dan Ti di dalam semua sampel dan standar. Namun, tidak
ditemukan unsur Ti di dalam blanko. Hal ini dikarenakan Ti memiliki energi terendah,
yaitu 320 keV.
DAFTAR PUSTAKA
York-Toronto-Sidney,1975.
Gerhart Friedlander, Joseph W. Kennedy, Edward S. Macias, Julian Malcolm Miller (1981),
Nuclear and Radiochemistry, 3rd Edition, John Willey & Sons, USA.
Yogyakarta, 15 Desember 2023
Praktikan
Catatan Pembimbing
Disetujui tanggal…
Pembimbing