Anda di halaman 1dari 21

Makalah Kimia Radiasi

TEKNIK RADIOANALISIS: ANALISIS AKTIVASI NEUTRON

KELOMPOK 2

- KHUSNUL UNAYAHH - ALIF FATURRAHMAN

- MUHAMMAD FADHEL HASNUR - AGNES ALDORA

- RIFDAH MAWADDAH RUSTAM - VINGKY


- KISWAN SETIAWAN MAJID - MUHAMMAD AKBAR
- SRI RESTYATI - RISKA AMALIA
- FIA APRIANI FATRIAL - MUHAMMAD AZAN AL ISYA
- MARHAMA P - FIRNA APRILIA
- AHMAD FAISAL DARWIS

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini

dengan baik. Adapun judul dari makalah ini yaitu “Teknik Radioanalisis:

Analisis Aktivasi Neutron”. Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu

sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Kimia Radiasi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap

semoga dengan adanya makalah biokimia lanjutan ini, dapat bermanfaat dan

membantu pembaca serta kalangan yang membutuhkan. Akhir kata, penulis

mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan makalah ini

terdapat banyak kesalahan.

Makassar, 26 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................

2.1 Definisi Analisis Aktivasi Neutron .......................................................... 3

2.2 Sejarah Analisis Aktivasi Neutron ........................................................... 4

2.3 Prinsip Kerja Analisis Aktivasi Neutron .................................................. 5

2.4 Interaksi Neutron dan Reaksinya ............................................................. 5

2.5 Teknik Dasar dan Proses Pengerjaan Analisis Aktivasi Neutron ............ 9

2.6 Analisis Kualitatif Aktivasi Neutron ........................................................ 10

2.7 Analisis Kuantitatif Aktivasi Neutron ...................................................... 11

2.8 Aplikasi Analisis Aktivasi Neutron ......................................................... 12

2.9 Keunggulan dan Kekurangan dari Analisis Aktivasi Neutron .................. 14

BAB III KESIMPULAN ...................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknik radioanalisis merupakan salah satu persoalan yang harus

dipecahkan oleh para ahli kimia analisis terutama dalam hal peningkatan

kepekaan analisis. Teknik radioanalisis terdiri dari metode radiometri yang

menggunakan radiasi atau radiotracer, pengenceran isotop, dan metode aktivasi.

Seiring dengan perkembangan pemanfaatan ilmu nuklir tersebut, para ahli peneliti

banyak melakukan penemuan isotop-isotop yang berguna aplikasinya dalam

banyak bidang kehidupan.

Radioanalisis didefinisikan sebagai aplikasi peristiwaperistiwa

radioaktivitas dalain kimia analitik. Salah satu radioanalisis yang banyak

digunakan dalain analisis sainpel yang berasal dari lingkungan adalah aiialisis

aktivasi netron (AAN). Pelaksanaan AAN terdiri dari dua langkah pokok yaitu

pertama aktivasi sampel dengan cara penembakan berkas netron terhadap sampel

dan kedua, studi terhadap sampel yang telah menjadi radioaktif. Prinsip reaksi

aktivasi dalain AAN adalah reaksi (n, y), inti atom unsuryang ditembak

menangkap satu netron, menjadi unsur radioakatif memancarkan sinar y.

Identifikasi unsur didasarkan pada energi sinar y yang dipancarkan sampel.

Netron yang digunakan dalain NAA adalah netron tennal yang berasal dari reaktor

atom. Netron tennal merupakan netron yang mudah ditangkap oleh hampir semua

inti atom, terutama inti atom logam-logam berat. Maka NAA terutama digunakan

untuk analisis pencemaran logam-logam berat. Selain reaktor atom, netron dapat

pula dihasilkan dari generator netron 14 MeV. Dalain hal ini netron yang
dihasilkan adalah netron cepat. Generator netron terutama digunakan untuk AAN

radionuklida berumur pendek.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana sejarah analisis aktivasi neutron?

1.2.2 Apa itu analisis aktivasi neutron ?

1.2.3 Bagaimana prinsip kerja analisis aktivasi neutron ?

1.2.4 Bagaimana interaksi neutron dan reaksinya ?

1.2.5 Bagaimana teknik dasar dan proses pengerjaan analisis aktivasi neutron ?

1.2.6 Bagaimana analisis kualitatifnya aktivasi neutron ?

1.2.7 Bagaimana Analisis Kuantitatif aktivasi neutron ?

1.2.8 Apa apa saja penerapan analisis aktivasi neutron ?

1.2.9 Apa keunggulan dan kekurangan dari analisis aktivasi neutron ?

1.3 Tujuan

1.3.1 untuk mengetahui sejarah analisis aktivasi neutron.

1.3.2 untuk mengetahui definisi analisis aktivasi neutron.

1.3.3 untuk mengetahui prinsip kerja analisis aktivasi neturon.

1.3.4 untuk mengetahui interaksi neutron dan reaksinya.

1.3.5 untuk mengetahui teknik dasar dan proses pengerjaan analisis aktivasi

neutron.

1.3.6 untuk mengetahui analisis kualitatif aktivasi neutron.

1.3.7 untuk mengetahui analisis kuantitatif aktivasi neutron.

1.3.8 untuk mengetahui penerapan analisis aktivasi neturon.

1.3.9 untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan dari analisis aktivasi

neutron.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Analisis Aktivasi Neutron

Analisis Aktivasi Neutron (disingkat AAN) adalah salah satu teknik atau

metode uji tak merusak yang digunakan untuk mengetahui kandungan unsur

dalam suatu bahan, baik kualitatif maupun kuantitatif. Metode ini didasarkan pada

reaksi nuklir (n) antara neutron dengan bahan (materi) uji, yang kemudian

dideteksi hasil interaksinya, berupa radiasi gamma yang sangat spesifik bagi

setiap unsurnya, metode ini mempunyai keunggulan tersendiri, yaitu selain tidak

merusak bahan yang diuji, mampu menganalisis dengan tingkat ketelitian yang

sangat tinggi mencapai orde ppb (part per bilion) yang tidak mungkin dihasilkan

oleh metode lain, multi unsur dalam satu kali pengujian, serta biaya murah.

Analisis aktivasi neutron cepat (AANC) merupakan metode analisis unsur

yang didasarkan pada reaksi inti antara neutron cepat dengan unsur dalam suatu

sampel. Pada AANC sampel yang akan dianalisis diiradiasi dengan neutron cepat

yang dihasilkan oleh Generator neutron. Akibat iradiasi neutron maka inti-inti

atom dalam sampel mengalami reaksi inti dengan neutron dan terbentuk

radioisotop. Radioisotop yang dihasilkan, bersesuaian dengan keberadaan unsur

yang dianalisis, akan memancarkan radiasi gamma karakteristik. Energi radiasi

gamma karakteristik inilah yang digunakan untuk menciri keberadaan suatu unsur

(analisis kuantitatip) sedangkan dari intensitas radiasi gamma yang terbentuk akan

menentukan kadar unsur dalam suatu sampel (analisis kuantitatip). Untuk

melakukan analisis kualitatip dan kuantitatip diperlukan spektrometer gamma.

Pemilihan reaksi inti yang tepat akan meningkatkan sensitivitas analisis


unsurunsur yamg dikehendaki dan menekan reaksi pengaktifan unsur-unsur lain

yang bisa mengganggu analisis. Reaksi inti yang sering dipergunakan pada AANC

adalah reaksi-reaksi inti (n,p), (n,α) dan (n,2n). Karena batas deteksinya yang

rendah dibandingkan dengan AAN maka AANC maka teknik ini hanya tepat

untuk analisis polutan dari sampel sediman. Dalam bidang lingkungan generator

neutron dipergunakan sebagai pelengkap teknik AAN untuk menentukan

kandungan unsur-unsur N,P,K, Na,Al,Si,Cd,Cu, Pb.

2.2 Sejarah Analisis Aktivasi Neutron

Aplikasi AAN untuk analisis multi unsur dalam berbagai jenis cuplikan

dari bidang lingkungan, kesehatan, geologi, dan biologi telah banyak dilakukan

pada kegiatan atau penelitian. Teknik pengaktifan neutron cepat ditemukan pada

tahun 1936 oleh George Hevesy, seorang ahli kebangsaan Hongaria Ketika beliau

mencoba menentukan impuritas disporsium dalam sampel trium dengan jalan

menembaki sampel tersebut dengan neutron. Analisis opengaktifan neutron cepat

merupakan analisis unsur berdasarkan reakssi inti antara neutron dengan unsur

tertentu yang stabil yang dapat menghasilkan unsur radioaktif yang memancarkan

radiasi, dan umumnya radiasi gamma (Susetyo, 1988). Penggunaan AAN telah

tersebar luas di berbagai negara dan diperkirakan sebanyak 100.000 sampel telah

dianalisis menggunakan metode AAN setiap tahunnya (Damastuti, 2011).

Di Indonesia sendiri saat ini penggunaan metode AAN dilakukan oleh

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Hal tersebut terkait salah satu sumber

neutron berasal dari reaktor nuklir. Indonesia memiliki tiga reaktor riset, yaitu

reaktor Triga 2000 di Bandung, reaktor Kartini di Yogyakarta serta reaktor serba

guna G.A. Siwabessy di Kawasan Puspiptek, Serpong. Telah banyak penelitian


terkait aplikasi TAN khususnya metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) yang

dilakukan di Indonesia. Pada tahun 2011 telah dilakukan penelitian tentang

Micronutrient Daily Intake of Elementary School Children di Bandung

menggunakan metode AAN. Selain itu, pada tahun 2012 telah dilakukan

penelitian tentang kandungan logam berat pada bahan pangan di Jawa Tengah

serta Assessment of Trace Element Daily Intake Based on Consumption Rate of

Foodstuffs di Bandung. Selain untuk bahan pangan, metode AAN juga

diaplikasikan juga untuk karakterisasi Airborne Particulate Matter (APM).

Penelitian terbaru terkait aplikasi Teknik Analisis Nuklir (TAN) yang sedang

dilakukan adalah untuk mengetahui penyebab stunting di Indonesia (Sari, 2012).

2.3 Prinsip Kerja Analisis Aktivasi Neutron

Prinsip kerja AAN meletakkan sampel untuk di irradiasi menggunakan

neutron termal dalam reaktor nuklir, dan aktivitas yang diinduksi danalisis secara

spektrometri gamma menggunakan detektor High Purity Germanium (HPGe)

resolusi tinggi yang dikalibrasi dengan efisiensi tinggi. Pada proses aktivasi

neutron akan terjadi perubahan reaksi inti atom akibat paparan sinar neutron

thermal, inti atom tersebut akan berubah menjadi radioaktif, ketika paparan sinar

neutron dianggap cukup selanjutnya dikeluarkan dari sumber neutron yang

dianalisi.

2.4 Interaksi Neutron dan Reaksinya

Hal-hal dasar yang diperlukan untuk melakukan analisis sampel

menggunakan metode AAN adalah sumber neutron, peralatan yang sesuai untuk

mendeteksi sinar gamma dan pengetahuan mendasar untuk reaksi yang terjadi

ketika neutron berinteraksi dengan inti target. Analisis aktivasi neutron


merupakan salah satu metode analisis unsur secara kualitatif dan kuantitatif.

Metode AAN ini didasarkan pada reaksi penangkapan neutron melalui reaksi

(n,g), seperti yang diilustrasikan pada Gambar :

Gambar 1. Reaksi penangkapan neutron

Neutron akan berinteraksi dengan inti atom target melalui tumbukan

inelastik dan menyebabkan beberapa atom teraktivasi dan menjadi tidak stabil

atau radioaktif (radionuklida). Untuk mencapai keadaan stabilnya, radionuklida

tersebut akan melepaskan kelebihan energinya melalui transisi isomerik atau

melalui peluruhan b– atau b+ yang pada umumnya akan diikuti oleh emisi sinar-g.

Sinar-g yang diemisikan bersifat karakteristik, yaitu setiap radionuklida

mengemisikan sinar-g dengan energi tertentu. Hal ini dapat digunakan untuk

analisis kualitatif suatu cuplikan.

Interaksi neutron dengan materi sangat berbeda dengan interaksi partikel

bermuatan atau radiasi elektromagnetik. Neutron tidak bermuatan, kemungkinan

berinteraksi dengan elektron sangat kecil dan pengaruh ionisasi primer dengan

neutron dapat diabaikan. Proses interaksi neutron dengan nuklida ada tiga: proses

hamburan elastik, inelastik, dan penangkapan neutron (neutron capture). Jenis

reaksi nuklir dengan neutron adalah (n,γ), (n,p), (n,α), (n,2n), dan reaksi
pembelahan (fission). Sumber neutron yang umumnya ditemui adalah reaktor,

akselerator, dan sumber neutron isotopik (Isotopic Neutron Source). Dari hasil

reaksi pembelahan inti yang terjadi di reaktor nuklir, diperoleh neutron dengan

nilai fluks yang tinggi. Tipe reaktor dan posisi di dalam reaktor akan memberikan

perbedaan distribusi energi neutron dan fluks.

Momen magnetik neutron sangat kecil dibandingkan dengan elektron

sehingga dalam berinteraksi dengan atom materi, neutron tidak berinteraksi

dengan inti atom tanpa perintang Coulomb (Beisser, 1992: 484). Tidak adanya

perintang Coulomb neutron lambat pun dapat masuk ke dalam medan inti. Inti-

inti bahan yang direaksikan dengan neutron akan menjadi radioaktif dan akan

meluruh sehingga mencapai waktu paruhnya.

Jenis interaksi yang terjadi antar neutron dengan inti atom materi

ditentukan oleh energi neutron yang datang. Perbedaan yang dimiliki oleh neutron

dengan partikel subatomik menyebabkan timbulnya bermacam- macam bentuk

interaksi antara neutron dengan materi. Bentuk-bentuk interaksi yang mungkin

antara neutron dengan materi, antara lain :

1. Hamburan neutron

Peristiwa hamburan neutron terjadi jika neutron memasuki inti dan

sebelum terjadi peristiwa yang lain neutron dilepas lagi dari inti sasaran. Reaksi

hamburan dapat digolongkan menjadi :

a. Hamburan elastis

Neutron mendekati inti atom dan segera dibelokkan arah geraknya oleh

medan inti sehingga inti atom dan neutron tidak mengalami perubahan bentuk

atau dengan kata lain tumbukan antara neutron dengan inti dihamburkan kembali

dengan energi tetap, sedangkan inti sendiri tidak berubah atau tidak terjadi
eksitasi. Hamburan elastis ini akan didominasi pada energi neutron rendah yaitu

0,1-10 MeV.

b. Hamburan tak elastis

Sebagian energi neutron datang digunakan untuk mengeksitasi inti target.

Jumlah momentum linier dan jumlah energi neutron datang serta inti target

sebelum atau setelah tumbukan tidak sama besar. Inti terksitasi yang terbentuk

segera mengalami perluruhan . Peristiwa hamburan tak elastis ini mempunyai

kebolehjadian yang besar pada energi neutron diatas 10 MeV. (Arya, 1966: 40).

2. Tangkapan atau serapan neutron

Jika neutron dengan energi tertentu memasuki daerah inti sasaran dan

berinteraksi secara langsung dengan inti tersebut, maka energi yang dimiliki akan

terdistribusi ke seluruh permukaan nukleon, sehingga akan terbentuk inti

majemuk yang tereksitasi. Jika energi yang diterima oleh nukleon lebih besar dari

energi eksitasinya maka nukleon dalam inti akan dipancarkan keluar dengan

menggunakan energi sisa eksitasi yang dimilikinya. Peristiwa yang terjadi sesudah

ini yakni :

a. Tangkapan radiasi neutron (n,)

Terjadi untuk semua reaksi bilamana neurtron benar-benar masuk ke

dalam inti atom. Inti yang baru terbentuk biasanya tidak stabil dan akan

mengalami proses peluruhan radioaktif. Kebolehjadian terbesar reaksi ini untuk

neutron thermal. Inti majemuk akan bertransisi ke keadaan tingkat tenaga yang

lebih stabil dengan memancarkan tenaga- .

b. Reaksi pembentukan proton (n, p)

Secara umum reaksi ini dituliskan sebagai berikut:


c. Reaksi pembentukan partikel alpha (n, )

Secara umum reaksi ini dituliskan sebagai berikut:

d. Reaksi pembentukan neutron (n, n)

Pada reaksi sebesar < 10 MeV. Terjadinya reaksi ini diperlukan pula

energi neutron minimum sama dengan energi ikat neutron dalam inti. Hal

ini dimaksudkan agar neutron dalam inti dapat terlepas. Secara umum reaksi ini

dituliskan sebagai berikut:

c. Reaksi pembelahan

Penyinaran neutron untuk inti-inti berat akan menyebabkan terjadinya

reaksi pembelahan inti menjadi dua inti sebagai belahan- belahan yang pada

umumnya tidak stabil dan akan mengalami proses peluruhan radioaktif.

2.5 Teknik Dasar dan Proses Pengerjaan Analisis Aktivasi Neutron

Analisis aktivasi neutron adalah metode untuk menentukan unsur yang

terkandung dan menentukan konsentrasi unsur pada suatu material (Ali, 2017).

Material yang diuji menggunakan AAN adalah material yang tidak menyebabkan

reaksi fisi, dalam penerapannya teknik metode AAN sudah banyak digunakan

untuk ilmu lingkungan, arkeologis dan industry (Johnsen, 2017). AAN digunakan

untuk menguji material karena AAN tidak merusak atau mengubah bentuk

material karena cukup menggunakan sampel serbuk (Mukherje, 2016). Prinsip

kerja AAN meletakkan sampel untuk di irradiasi menggunakan neutron termal

dalam reaktor nuklir, dan aktivitas yang diinduksi danalisis secara spektrometri
gamma menggunakan detektor High Purity Germanium (HPGe) resolusi tinggi

yang dikalibrasi dengan efisiensi tinggi (El-samad, 2017).

Pada proses aktivasi neutron akan terjadi perubahan reaksi inti atom akibat

paparan sinar neutron thermal, inti atom tersebut akan berubah menjadi radioaktif,

ketika paparan sinar neutron dianggap cukup selanjutnya dikeluarkan dari sumber

neutron untuk dianalisis. Pada Proses Pengerjaan AAN dilakukan dengan 5 tahap

berdasarkan gambar berikut :

Gambar 2. Proses pengerjaan analisis aktivasi neutron

2.6 Analisis Kualitatif Aktivasi Neutron

Ada beberapa macam metode yang dapat digunakan untuk

mengidentifikasi unsur-unsur salah satunya dengan metode AANC (Analisis

Aktivasi Neutron Cepat). Metode AANC salah satu teknik analisis dengan

membuat cuplikan menjadi radioaktif dengan diradiasi neutron cepat yang

dihasilkan oleh generator neutron (GN). Inti atom unsur-unsur yang berada dalam

cuplikan akan menangkap neutron dan berubah menjadi radioaktif. Sinar-γ yang

dipancarkan oleh berbagai unsur dalam cuplikan dapat dianalisis dengan

spektrometri-γ. Analisis kualitatif dilakukan berdasarkan penentuan tenaga sinar-

γ. Hal ini dapat dilakukan karena untuk setiap isotop hasil reaksi inti akan
memancarkan radiasi gamma karakteristik yang berbeda-beda. Analisis kualitatif

bertujuan untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung di dalam cuplikan.

Penentuan jenis unsur ini dilakukan dengan menentukan puncak spektrum energi

gamma cuplikan. Besarnya energi gamma tersebut dicocokkan dalam tabel isotop

(Neutron Activation Tables). Energi gamma yang terpancar oleh suatu

radionuklida akan menggambarkan sifat karakteristik dari radionuklida tersebut

(Purwandhani, 2007).

Langkah-langkah dalam analisis kualitatif pada tiap sampel atau cuplikan

ialah menentukan energi puncak spektrum-γ. Setelah itu, menyesuaikan energi-γ

dari puncak spektrum, dengan energi berbagai isotop yang tercantum dalam tabel

energi isotop sehingga dapat ditentukan isotop apa saja yang terdapat dalam tiap

cuplikan. Dalam menyesuaikan energi-γ, isotop cuplikan dengan energi-γ dari

tabel isotop, perlu juga dipertimbangkan tampang lintang reaksi, waktu paruh,

kelimpahan isotop yang diperkirakan memiliki energi-γ tersebut. Dari hasil

analisis kualitatif ini dapat diambil banyak informasi yang penting untuk analisis

kuantitatif. Hal yang penting diperhatikan misalnya adalah ada atau tidaknya

penimbrungan yang berasal dari nuklida lain pada puncak nuklida yang

dikehendaki juga akan mengganggu analisis kuantitatif (Purwandhani, 2007).

2.7 Analisis Kuantitatif Aktivasi Neutron

Metode AAN dapat diaplikasikan untuk menganalisis unsur dalam

berbagai bentuk fisis (padatan, cair dan gas), disamping itu juga dapat digunakan

untuk mengetahui seberapa besar kandungan unsur dalam sampel. Atom-atom

dalam sampel akan menjadi radiaktif jika ditembak dengan neutron cepat. Atom

yang berada dalam keadaan tidak stabil akan meluruh untuk mencapai kestabilan.

Peluruhan tersebut akan memancarkan sinar-γ karakteristik yang khas yang dapat
dapat dideteksi doleh spektrometri gamma. Analisis kuantitatif, dilakukan untuk

mengetahui kadar dari masing-masing unsur dalam. Berbeda dengan analisis

kualitatif yang didasarkan pada puncak dengan intensitas absolut tertingi, analisis

kuantitatif dilakukan berdasarkan pada aktifitas sinar gamma. Aktifitas merupakan

jumlah sinar gamma persatuan waktu yang dipancarkan. Aktifitas sinar gamma

yang dipancarkan sebanding dengan jumlah/konsentrasi unsur dalam cuplikan.

Oleh karena itu dengan analisis kuantitatif, telah diketahui massa serta kadar

unsur dalam sampel (Fitriyati, 2009).

2.8 Aplikasi Analisis Aktivasi Neutron

Telah dilakukan penentuan kandungan logam besi dalam pasir bekas

penambangan dengan metode analisis aktivasi neutron (AAN). Sampel diambil

dari enam lokasi yang berbeda di daerah kecamatan Cempaka dimana di daerah

itu banyak terdapat penambangan batubara dan intan. Dari pengukuran yang

dilakukan pada areal bekas penambangan diperoleh hasil adanya logam Besi (Fe)

dan beberapa logam lain dalam konsentrasi yang bervariasi. Dari hasil yang

didapat ternyata prosentase kandungan Fe termasuk tinggi. Metode penelitian ini

dibuat dengan tahapan-tahapan.

1. Sampling

Sampel pasir besi diambil dari enam lokasi lahan pertanian kota yang

terdapat di daerah Kecamatan Cempaka Banjarbaru Kalsel. Lokasi I terletak di

lubang dekat pinggiran jalan, lokasi II terletak di lubang 3 m dari lokasi I, lokasi

III terletak di lubang 3 m dari lokasi II, lokasi IV terletak di lubang 3 m dari lokasi

III, lokasi V terletak di lubang 3 m dari lokasi IV, lokasi VI terletak di lubang 3 m

dari lokasi V.

2. Preparasi sampel dan unsur standar


Sampel dari keenam lokasi di ukur kandungan logamnya masingmasing

terdiri dari dua replikat. Bahan acuan standar yang dipergunakan adalah SRM HR

2780, Pasir besi dengan berat berkisar antara 30-40 mg. Sampel dan bahan acuan

kemudian dimasukkan kedalam kapsul iradiasi.

3. Iradiasi neutron

Iradiasi dilakukan untuk unsur unsur dengan waktu paruh panjang selama

± 1-2 jam. Setelah sampel dikeluarkan dari reaktor, dibiarkan atau diberikan

waktu tunda selama 1 minggu sehingga unsur lain yang tidak dikehendaki dalam

sampel, yang berumur paruh singkat segera habis karena meluruh. Iradiasi

dilakukan di Sistim Rabbit hidrolik dengan fluks neutron 3,5x1013 n.cm-2.s.

4. Pengukuran sinar gamma γ

Pada analisis dengan metode AAN komparatif, untuk mengukur spektrum

energi sinar-γ dan besarnya unsur logam yang terkandung dalam cuplikan yang

teraktivasi dilakukan dengan spektrometri γ menggunakan detektor HPGe

5. Analisis kualitatif dan kuantitatif

Analisis kualitatif dilakukan untuk mengidentifikasi unsur logam yang

terkandung dalam cuplikan. Sedangkan analisis kuantitatif ditentukan dengan

metode komparatif yaitu dengan membandingkan antara luas puncak dari cuplikan

teriradiasi dibagi dengan luas puncak standar.

Dari hasil penentuan kandungan logam pada pasir besi diperoleh jenis

logam Besi (Fe). Adapun pemilihan lokasi pengambilan adalah sebagai berikut :

lokasi I terletak di lubang dekat pinggiran jalan, lokasi II terletak di lubang 3 m

dari lokasi I, lokasi III terletak di lubang 3 m dari lokasi II, lokasi IV terletak di

lubang 3 m dari lokasi III, lokasi V terletak di lubang 3 m dari lokasi IV, lokasi

VI terletak di lubang 3 m dari lokasi V. Dari keenam lokasi tersebut tidak


ditemukan perbedaan yang signifikan untuk kandungan logam besi tersebut.

Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pasir bekas penambangan

tersebut mengandung logam besi yang mana bisa diambil manfaatnya oleh

penduduk sekitar. Dan dari hasil yang diperoleh dengan berat sampel hanya 30-

40 mg

2.9 Keunggulan dan Kekurangan dari Analisis Aktivasi Neutron

2.9.1 Keunggulan Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Analisis Aktivasi Neutron (AAN) memiliki keunggulan yang begitu

banyak. Adapun beberapa keunggulan AAN diantaranya adalah mampu

menentukan unsur-unsur runutan (keberadaan-nya terbatas di alam dan kadarnya

kecil sekali), dapat menentukan unsur secara serempak (multi unsur); dilakukan

dalam waktu yang relatif cepat; serta dapat digunakan untuk menganalisis kadar

unsur-unsur dalam cuplikan tanpa bersifat merusak terhadap cuplikan tersebut

(Taftazani dkk., 2001).

Metoda Analisis Aktivasi Neutron merupakan metoda analisis yang

memiliki keunggulan dibandingkan dengan metoda analisis konvensional lainnya.

AAN dapat diaplikasikan untuk menentukan suatu multi unsur kelumit dalam

cuplikan dari berbagai bidang ilmu pengetahuan yang ada. Analisis Aktivasi

Neutron (AAN) memiliki sensitivitas/kepekaan tinggi, keakuratan dan ketelitian

yang baik, mampu menganalisis unsur kelumit pada orde ppm (10-6 g/g),

bahkan untuk unsur tertentu sampai orde ppb (10-9), sehingga merupakan metode

analisis yang andal (Rina dkk., 2000).

Analisis Aktivasi Neutron (AAN) adalah metode analisis unsur yang

dikenal orang sejak tahun 1936 dan telah banyak digunakan oleh berbagai disiplin

ilmu lainnya, merupakan metode analisis multi elemen berdasarkan iradiasi sam
pel dengan sumber neutron yang kuat, reaktor nuklir, dan pengukuran pada

radioaktivitas. Keunggulan teknik ini adalah pengukuran yang simultan,

kemampuan multielemen, sensitivitas tinggi, analisis dalam waktu sing kat,

tidak merusak sampel, relatif rendah akan kontaminasi, kehilangan sampel saat

analisis, dapat menganalisis sampel dengan ukuran keeil «1 mg) dan relatif tidak

ada gangguan matriks (Kucera dkk., 2004).

2.9.2 Kekurangan Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Meskipun AAN mempunyai beberapa keunggulan, tetapi ia juga

mempunyai beberapa kelemahan antara lain, memerlukan fasilitas dan peralatan

seperti reaktor fisi atau akselerator partikel, laboratorium yang digunakan untuk

melakukan analisis ini harus mempunyai perlengkapan khusus untuk penanganan

zat radioaktif dan untuk analisis radionuklida berumur panjang diperlukan waktu

analisis yang relatif lama. Selain itu untuk analisis Hg dan Zn dapat terjadi

gangguan spektrum. Dimana untuk Hg-203 di energi 279 kev dapat terjadi

gangguan spektrum dari Se-75, sedangkan untuk Zn di energi 1115kev dapat

terjadi gangguan spektrum dari Eu-152 di energi 1112 Kev (Wisnu, 1984).

Analisis Aktivasi Neutron (AAN) ini juga memiliki keterbatasan. Oleh

karena sampel yang digunakan berbentuk cairan dan pada umumnya air yang

mengandung banyak alkali perlu dilakukan perlakuan terlebih dahulu (Friedlander

dkk., 1981). Pengubahan sampel ke dalam bentuk padatan serta penghilangan ion-

ion pengganggu dari cuplikan air dilakukan kopresipitasi dengan metode

prekonsentrasi (Hidayat dkk., 1994).


BAB III

KESIMPULAN

Analisis aktivasi neutron adalah metode yang didasarkan pada reaksi

nuklir (n) antara neutron dengan bahan (materi) uji, yang hasil interaksinya berupa

radiasi gamma yang sangat spesifik bagi setiap unsurnya. Metode ini pertama kali

ditemukan pada tahun 1936 oleh George Hevesy. AAN memiliki prinsip kerja

meletakkan sampel untuk di irradiasi menggunakan neutron termal dalam reaktor

nuklir, dan aktivitas yang diinduksi danalisis secara spektrometri gamma

menggunakan detektor High Purity Germanium (HPGe). Adapun keunggulan

Analisis Aktivasi Neutron (AAN) yaitu memiliki sensitivitas/kepekaan tinggi,

keakuratan dan ketelitian yang baik, dan mampu menganalisis unsur kelumit pada

orde ppm dan ppb. Sedangkan kekurangan AAN yaitu laboratorium yang

digunakan untuk melakukan analisis ini harus mempunyai perlengkapan khusus

untuk penanganan zat radioaktif dan untuk analisis radionuklida berumur panjang

diperlukan waktu analisis yang relatif lama


DAFTAR PUSTAKA

Alfian, A., 2019, Non Destructive Test (Ndt) terhadap Kemurnian Kolimator
Neutron Generasi ke Dua dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron,
Skripsi, Universitas Santa Darma Yogyakarta, Yogyakarta.

Damastuti, E., Ariyani, W., Santoso, M., Kurniawati, S., & Syahfitri, W., 2011,
Micronutrient Daily Intake of Elementary School Children in Bandung as
Determined by Using NAA and AAS Methods, Atom Indonesia, 37(2),
62-70.

Fitriyati D., 2009, Kajian Kadar Unsur Krom dalam Limbah Tekstil dengan
Metode Aan, Doctoral dissertation, Diponegoro University.

Hidayat, A., D. Supriatna, dan A. Suitarsih, 1994, Analisis pengaktifan neutron


Hg, As, Sb, dan Se dalam cuplikan air permukaan setelah kopresipitasi
menggunakan dibensilditiokarbamat, Prosiding Seminar Sains dan
Teknologi nuklir PPTN-BATAN: 282-287.

J Kucera, Bode, Stepanek, 2004, Uncertainty Evaluation in Instrumental Radio-


Chemical Neutron Activation Analysis, Quantifying Uncertainty in
Nuclear Analytical Measurements, 77-102. IAEA.

Purwandhani, A.S., 2007, Metode AANC (Analisis Aktivasi Neutron Cepat) Untuk
Penentuan Distribusi Logam Pada Cuplikan Air Di Sungai Kaligarang,
Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Rina, M., Wardani, S. dan Sunarko, 2000, Analisis Keandalan Laboratorium


Analisis Aktivasi Neutron (AAN) dengan Metoda Komparatif, Jurnal
Sains, 2(1): 6-10.

Sari, D. K., Muhayatun, Lestiani, D. D., Kurniawati, S., dan Basuki, K. T., 2012,
Penentuan Kandungan Logam Berat Hg, Cr, dan Co dari Beberapa Bahan
Pangan di Wilayah Jawa Tengah, Prosiding Seminar Nasional TAN, 1(1):
131-143.

Sari, D. K., 2012, Analisis Logam Berat pada Bahan Pangan di Jawa Tengah
menggunakan Metode AAN. STTN-BATAN: Yogyakarta.

Sunardi, Elin, Rany S, 2002, Penentuan Unsur logam dalam Pantai Selatan
Yogyakarta dengan Metode Aktivasi Neutron Cepat secara absolut,
BIMIPA No: 3 Tahun: XII, Yogyakarta.

Susetyo, W, 1988, Spektrometri Gamma dan Penerapannya dalam Analisis.


Pengaktifan Neutron, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Sumatra, M., 1988, Aplikasi Teknik Nuklir Dalam Masalah Pencemaran
Lingkungan, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Aplikasi Isotop dan
Radiasi, (1)1: 7-13.

Taftazani, A., Sumining dan T. Basuki, 2001, Unjuk kerja AANI pada analisis
logam berat dalam cuplikan lingkungan, Proceeding Seminar Sains dan
Teknologi Nuklir P3Tkn BATAN, 128 – 135.

Wisnu, S., 1984. Diktat Instrumentasi Kimia II Spektrometri Gamma. Pusdiklat-


BATAN.

Anda mungkin juga menyukai