pembakaran terkendali dengan menggunakan bahan bakar. Proses Insinerasi ini mempunyai
keuntungan yang sangat utama karena dapat mengurangi volume sampah hingga 90%.
Insinerasi merupakan pengolahan termal yang dilakukan pada temperatur yang tinggi. Selama
proses insinerasi, sampah yang akan diolah dikonversi menjadi gas, partikel dan panas.
Sebelum dilepaskan ke atmosfer, gas-gas ini diolah terlebih dahulu dengan tujuan
insinerasi. Pengurangan massa ini bergantung pada komposisi materi dan tingkat recovery.
Insinerasi tidak menggantikan kebutuhan akan landfilling namun hanya bertujuan untuk
Sampah yang melalui proses pengolahan insinerasi akan mengalami reduksi volume
hingga >90 % (Manyele, 2008) dan hanya menyisakan residu berupa abu yang tentunya
(energy recovery) dari sampah kota merupakan alternative pemecahan masalah pengadaan
lahan untuk sanitary – landfill di kota – kota di Indonesia. Apabila dilihat dari
karakteristiknya (kimia dan fisik) sampah di Indonesia dapat diolah atau dimusnahkan
Insinerasi adalah sistem pembuangan sampah dengan cara mengurangi volume dan
massa sampah, dan alat yang digunakan biasa disebut dengan insinerator. Proses ini
merupakan proses pembakaran materi padatan, cairan, ataupun gas untuk menjadi gas lain
serta menghasilkan residu yang mengandung lebih sedikit material yang mudah terbakar ..
Jika berlangsung secara sempurna, komponen utama penyusun bahan organik (C dan H) akan
dikonversi menjadi gas karbon dioksida dan uap air. Unsur penyusun lain (S dan N)
dioksidasi menjadi oksida dalam fasa gas (SOx dan NOx), sedangkan unsur inert tetap berada
pada fasa padat atau teruapkan dan terbawa oleh gas-gas. Sistem insinerasi ini dapat
mengurangi volume dan berat padatan hingga masing-masing 90% dan 75%. Hasilyang dapat
diperoleh dari proses insinerasi ini adalah energi panas yang dapat digunakan untuk
Adapun tingkat kemungkinan suatu bahan dapat diinsinerasi bergantung pada factor-
faktor berikut :
1. Kandungan air
3. Garam-garaman anorganik
terbaik karena dapat mendestruksi sampah hingga 99 % melalui proses pembakaran pada
temperatur tinggi (Manyele, 2008). Berbeda dengan insinerasi, pengolahan dengan landfill
dilakukan dengan cara membatasi sifat bahaya sampah dalam tanah. Destruksi sampah dapat
hingga 90 persen, dengan abu dan partikulat sebagai residu. Manfaat yang dihasilkan
dihasilkan dari pembakaran salah satu nya adalah pembangkit tenaga listrik dan keperluan
masyarakat lainnya seperti (pemanas ruanngan/pemanas air). Konsep inilah yang disebut
sebagai Waste to Energy (WtE) termal insinerasi. Di dalam WtE termal insinerasi terdapat
insinerator penghasil gas panas, boiler sebagai penangkap panas sekaligus pengubah air
menjadi uap, turbin uap yang mengubah energy uap menjadi putaran, serta generator yang
lainnya
Jenis-Jenis Reaktor Insenerasi
pembayarannya, yaitu:
Tipe fixed bed adalah salah satu tipe konvensional,yang mana grate ini berada pada
bagian bawah mesin insenerasi, jarang ditemukan pada bagian atas atau samping dan tipe
fixed bed insenersi juga bukan untuk memindahkan bahan yang tidak terbakar (abu, logam,
dan sebagainya). Dan pada bagian bawah piringan (grate) adalah ash pit yaitu tempat untuk
menampung abu. merupakan skema insinerator fixed bed dan prinsip kerjanya.
Langkah kerja pada tipe fixed bed insenerator melewati beberapa zona pembakaran,
zona gasifikasi, zona pirolisa dan zona pengeringan pada bagian paling atas. hasil gas
pembakaran mengalami reaksi gasifikasi dengan bantuan panas eksotermis hasil pembakaran.
Selanjutnya gas panas ini mengalir ke atas melewati zona pirolisa dimana pada zona ini
terjadi proses penguapan bahan menguap sampah kering yang berasal dari zona pengeringan.
Pada tahap akhir gas panas dan bahan menguap mengalir ke zona pengeringan
sehingga sampah mengalami dehidrasi sebelum dibuang ke keluar. Sampah kering hasil
dehidrasi turun ke zona pirolisa baik secara gravitasi atau dengan bantuan mekanis. Produk
Tipe insenerasi moving grate (MG) adalah salah satu tipe yang banyak diaplikasikan
conveyor pada ruang pembakaran agar terjadi pembakaran yang efektif dan sempurna pada
sampah. Salah satu tujuan utama dari tipe moving grate ini adalah distribusi udara yang baik
pada rangap bakar sesuai kebutuhan pembakaran. PLTS dengan jenis moving grate dapat
membakar 35 metrik ton sampah per jam. Tipe moving grate stoker tidak membutuhkan pre-
treatment, sehingga dapat mengolah sampah dengan variasi dan jumlah yang besar
DAFTAR PUSTAKA
Nevandra, R, 2021, Analisis Teknis dan Ekonomi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
(Pltsa), skripsi, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, pekan baru.
Sitanggang, U, B, 2020, Pengaruh Penggunaan Limbah Abu Sisa Pembakaran Sampah Non
Organik Sebagai Substitusi Pasir dan Limbah Serbuk Kaca Sebagai Substitusi Semen
Pada Paving Block, skripsi, Fakultas Teknologi Infrastruktur Dan Kewilayahan Institut
Teknologi PLN, Jakarta
Edjamiko, E dan Sutiyono, 2006, Perancangan Mekanisme Curah Sampah Pada Dapur
Pembakar Vertikal, Jurnal Mekanikal Tehnik Mesin FTUP, 2(1):1-8