DISUSUN OLEH
TIM ANALISIS INSTRUMEN KIMIA
KEBERSIHAN LABORATORIUM
1. Sebagian besar zat di labolatorium kimia analitik mudah terbakar dan beracun. Ikuti
petunjuk berikut untuk menjaga keselamatan :
a Perlakukan semua zat sebagai racun. Jika zat kimia mengenai kulit, cuci segera
dengan air yang banyak. Gunakan sabun dan air menghilangkan zat padat berbau
atau cairan kental. Jangan pernah mencicipi zat kimia kecuali ada petunjuk
khusus. Jika harus membaui zat kimia lakukan dengan mengibas gas dan
menempatkan wadahnya 15 sampai 25 cm dari hidung dan hisap sesedikit
mungkin. Jika ada zat yang tertumpah, segera bersihkan, hal ini termasuk untuk
tumpahan terhadap permukaan meja, lantai, alat pemanas, timbangan, dll.
b Zat yang bertitik didih rendah yang mudah terbakar harus didestilasi atau
dievaporasi dengan menggunakan heating mantle atau dalam penangas oil,
jangan dipanaskan. Jangan dipanaskan dengan pembakar bunsen. Senyawa
seperti : metanol, etanol, benzen, petroleum eter, aseton, dll.
c Pelarut yang mudah terbakar disimpan dalam botol bermulut kecil dan
disimpan agak jauh dengan tempat anda bekerja
d Jangan mengembalikan zat yang sudah dikeluarkan ke dalam botol asalnya.
Hitung dengan seksama keperluan anda terhadap suatu zat dan ambil
sesuai dengan keperluan. Bawa tempat zat yang akan ditimbang ke dekat
neraca, dan
tutup kembali segera setelah penimbangan.
e Gunakan zat sesuai dengan keperluan praktikum, hal ini untuk mengurangi
limbah dan mencegah kecelakaan
f Ketika melarutkan asam kuat dengan air, selalu tambahkan asam ke dalam air
sambil terus diaduk.
g. Jangan membuang pelarut organik ke dalam tempat sampah, karena dapat
menyebabkan kebakaran.
2. Jangan membuang campuran air-pelarut tak larut air (eter, petroleum eter,
benzen, dll) dan campuran yang mengandung senyawa yang tak larut air
ke dalam
bak cuci. Gunakan kaleng atau tempat khusus untuk menampung limbah ini. Jika
masuk ke dalam bak cuci maka harus diguyur dengan air yang banyak
PERCOBAAN 1
CARA PENGOPERASIAN SPECTRONIC-20 GENESIS
SECARA LANGSUNG DAN VIRTUAL LABORATORY
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan percobaan secara langsung dan virtual laboratory
dengan menggunakan spectronic 20-Genesis
Mahasiswa dapat menentukan panjang gelombang serapan maksimum dari
larutan sampel CoCl4-2 menggunakan Spectronic-20 Genesis melalui media
pembelajaran kimia tanpa melakukan eksperimen secara langsung dengan zat
kimia.
Mahasiswa dapat membuat kurva kalibrasi dari dari larutan standar
CoCl4-2 menggunakan Spectronic-20 Genesis melalui media pembelajaran kimia
tanpa melakukan eksperimen secara langsung dengan zat kimia.
B. TEORI
Spektronik-20 merupakan spektrometer visible yang susunannya menggunakan
satu berkas tunggal (single beam). Spektrofotometer jenis ini memiliki susunan
paling sederhana yang terdiri dari sumber sinar, monokromator, kisi difraksi dan
sistem pembacaan secara langsung.
Bahan
-
D. PROSEDUR KERJA
E. DATA PENGAMATAN
1. Larutan CoCl4-2
400
410
420
430
440
450
460
470
480
490
500
510
520
530
540
550
560
570
580
590
600
2. Membuat Kurva Kalibrasi Standar Larutan Standar CoCl4-2 pada panjang
gelombang maksimum
Konsentrasi Absorbansi
0.002
0.004
0.006
0.008
0.01
0.012
0.014
0.016
0.018
0.02
F. PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan virtual laboratory
2. Jelaskan prinsip dasar spectronic-20
3. Mengapa pengukuran absorbansi larutan standar dan sampel harus dilakukan
pada panjang gelombang maksimum?
4. Jelaskan manfaat kurva kalibrasi
5. Jika absorbansi CoCl4-2 dalam sampel adalah 0.550 tentukan konsentrasi Co
dalam sampel tersebut
PERCOBAAN 2
ANALISIS SIFAT FISIKA DAN pH AIR MINUM ISI ULANG
DENGAN MENGGUNAKAN ALAT pH METER
A. TUJUAN
Mampu mengkalibrasi pH meter dan mengukur pH larutan dengan pH meter
B. TEORI
Larutan dapat bersifat asam, netral atau basa. pH atau derajat keasaman
digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh
suatu larutan. pH netral memiliki nilai 7 sementara bila nilai pH > 7
menunjukkan zat tersebut memiliki sifat basa sedangkan nilai pH< 7
menunjukkan keasaman. Istilah pH berasal dari "p", lambang matematika dari
negative logaritma, dan "H", lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Defenisi yang
formal tentang pH adalah negative logaritma dari aktivitas ion Hidrogen. pH
adalah singkatan dari power of Hydrogen.
pH=−log ¿
pH dapat diukur dengan akurat menggunakan pH meter. Instrumen ini
terdiri dari elektroda yang dibuat dari bahan khusus dan dicelupkan ke dalam
larutan yang akan diukur. Suatu potensial yang bergantung pada nilai pH
dibangkitkan diantara elektroda – elektroda dan dibaca pada pH meter dalam
satuan pH.
Agar didapatkan hasil yang akurat, pH meter harus dikalibrasi. Kalibrasi
merupakan bagian dari pemeliharaan alat, yang bertujuan untuk memastikan
bahwa hasil pengukuran dari alat tersebut dapat diterima dan masuk dalam
rentang validasi yang diperlukan. Kalibrasi pH meter harus dilakukan secara
rutin, setiap kali akan menggunakan.
D. PROSEDUR KERJA
- Analisis Sifat Fisik dengan Metode Organoleptik
- Analisis pH dengan pH meter
1. Persiapan pengujian
Hubungkan AC adapter (9V, 300 mA untuk 230 V~ atau 120 V~) pada DC
socket
Elektroda dihubungkan pada konektor pH/mV atau EC
Tekan ON/OFF untuk menghidupkan pH meter
Pilih [pH] dengan menekan MODE
2. Kalibrasi pH meter
Tekan CAL untuk memulai kalibrasi. Layar akan menunjukkan tiga dari
sembilan buffer yang ada pada memori (1.68, 4.00, 4.01, 6.87, 7.00, 9.18,
9.21, 10.01, 12.45). Pilih buffer yang sesuai dan tekan CAL. Buffer yang tidak
digunakan harus di switched off kan.
Celupkan sebentar elektroda dalam akuades, bilas berkali-kali dengan
menggunakan botol semprot (gunakan gelas kimia 250 mL untuk menampung
air sisa semprotan).
Keringkan dengan menggunakan kertas tissue (pastikan elektroda kering).
Celupkan dalam larutan bufer pH 7 (dalam gelas kimia 100 mL atau langsung
dalam botol kecil) beberapa saat (untuk mencapai kesetimbangan). Pilih
[CALIBRATE], tekan CAL dan ikuti instruksi pada layar sampai kalibrasi
selesai
Cuci elektroda dengan akudes berulang-ulang. Keringkan
Celupkan elektroda ke dalam larutan bufer pH 4, biarkan beberapa saat.
Bacalah pH pada skala pH alat. pembacaan harus menunjukkan pH 4 + 0,02.
Lakukan pekerjaan yang sama seperti di atas, tetapi menggunakan larutan
bufer pH 10, Pembacaan harus menunjukkan pH 10 + 0,02.
Apabila hasil pembacaan di luar range yang telah ditetapkan artinya pHmeter
tidak terkalibrasi
3. Pengukuran pH larutan dengan pH meter
Cuci elektroda dengan akudes berulang-ulang. Keringkan
- Celupkan elektroda ke dalam larutan sampel, biarkan beberapa saat. Bacalah
pH pada skala pH alat
- Cuci elektroda dengan akudes berulang-ulang. Keringkan
4. Pemeliharaan pH meter
Dalam perangkat pHmeter, komponen alat yang paling menentukan akuran
pengukuran adalah elektroda gelas. oleh karena itu, pemeliharaan berpusat pada
elektroda.
Pastikan bahwa selama tidak digunakan, elektrode harus tercelup ke dalam
larutan KCl atau NaCl jenuh.
Meskipun tidak digunakan, cek secara berkala kalibrasinya dengan cara yang
sama seperti di atas.
Setelah digunakan, pastikan elektrode bersih dari bahan yang telah diperiksa
pHnya.
Pastikan alat pHmeter dalam kondisi bersih dan kering setelah digunakan.
Untuk menghindari kerusakan karena kesalahan pemakaian, ikuti manualnya
apabila akan menggunakan.
Pastikan alat dalam keadaan OFF setelah digunakan.
E. DATA PENGAMATAN
Sampel 1
Sampel 3
Sampel 4
F. PERTANYAAN
1. Sebutkan kelebihan pH meter dibandingkan dengan indikator asam basa dalam
pengukuran pH
2. Jelaskan prinsip pH meter
3. Mengapa pH meter harus dikalibrasi sebelum digunakan untuk mengukur pH
sampel
PERCOBAAN 3
PEMBUATAN LARUTAN STANDAR UNTUK SPEKTROMETRI SERAPAN
A. TUJUAN
Mampu membuat larutan standar induk dari padatannya dan membuat
larutan standar konsentrasi rendah dengan cara pengenceran dengan tepat.
Mahir menggunakan alat – alat penunjang pembuatan larutan standar.
B. TEORI
Larutan standar merupakan larutan yang konsentrasinya diketahui dengan pasti.
Larutan standar sangat menentukan dalam penentuan konsentrasi sampel
dengan menggunakan instrumentasi spektrometri serapan. Konsentrasi sampel
diketahui dengan cara metode perbandingan sederhana, metode adisi dan
metode kurva kalibrasi. Ketiga metode tersebut memerlukan larutan standar.
Merupakan kesalahan yang fatal jika dalam pengukuran digunakan larutan
standar yang konsentrasinya salah. Hal ini dikarenakan akan menghasilkan
konsentrasi sampel yang juga salah.
Larutan standar yang konsentrasinya tinggi disebut larutan standar
induk. Larutan standar induk dibuat dengan menimbang zat padatan dan
memasukkannya ke dalam labu ukur dengan ukuran tertentu, kemudian
ditambahkan pelarut sampai tanda batas. Banyaknya zat padatan yang
ditimbang dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Mr senyawa
mg zat= ppm x xV l
Ar Unsur
Keterangan :
ppm = konsentrasi larutan standar induk yang akan dibuat
V l=Volume labuukur yang digunakan (L)
Larutan standar dengan konsentrasi yang rendah dapat dibuat dengan
pengenceran larutan standar induk. Banyaknya volume larutan standar induk
yang digunakan untuk membuat larutan standar konsentrasi rendah dapat
dihitung dengan mengunakan rumus :
V 1 x C 1=V 2 x C2
Keterangan :
V1 = Volume larutan standar 1
C1 = Konsentrasi larutan standar 1
V2 = Volume larutan standar 2
C2 = Konsentrasi larutan standar 2
Setelah mengetahui berapa banyak volume larutan standar yang
konsentrasinya tinggi dibutuhkan maka masukkan sejumlah tersebut ke dalam
labu ukur dengan ukuran tertentu dan ditambahkan dengan pelarut sampai
tanda batas.
Ketepatan konsentrasi larutan standar sangat ditentukan oleh kemahiran
praktikan dalam menggunakan alat – alat penunjang pembuatan larutan
standar, seperti neraca analitik, labu takar, dan alat gelas lainnya.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat :
- Labu ukur 50 mL
- Labu ukur 100 mL
- Neraca analitik
- Gelas ukur 10 mL
- Pipet volum 5 mL
- Pipet ukur 10 mL
- Kaca arloji
- Spatula
- Beaker glass 50 mL
- Corong
- Botol aquades
- Botol plastik sampel
Bahan :
- Methylene Blue(s)
- Aquades
- Kertas label
D. PROSEDUR KERJA
1. Pembuatan larutan standar induk Methylene Blue (MB) 1000 ppm
- Ditimbang x mg zat MB dengan neraca analitik
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 50 mL
- Ditambahkan aquades sampai tanda batas
- Dihomogenkan
2. Pembuatan larutan standar intermediet 100 ppm
- Ditambahkan x mL larutan standar induk MB 1000 ppm ke dalam labu
ukur 50 mL
- Ditambahkan aquades sampai tanda batas
- Dihomogenkan
3. Pembuatan larutan blanko (0 ppm) dan seri larutan standar dengan berbagai
konsentrasi (2, 4, 6, 8, dan 10 ppm)
- Ditambahkan x mL larutan standar induk MB 100 ppm ke dalam labu
ukur 50 mL
- Ditambahkan aquades sampai tanda batas
- Dihomogenkan
E. DATA PENGAMATAN
No Jenis larutan Volume yang
ditimbang/ditambahkan
1 Larutan standar induk 1000 ppm ........................ mg
2 Larutan standar intermediet 100 ......................... mL
ppm
3 Larutan standar 2 ppm ......................... mL
4 Larutan standar 4 ppm ......................... mL
5 Larutan standar 6 ppm ......................... mL
6 Larutan standar 8 ppm ......................... mL
7 Larutan standar 10 ppm ......................... mL
F. PERTANYAAN
1. Apa kegunaan larutan standar dalam spektrometri serapan.
2. Apa yang dimaksud larutan standar induk, larutan standar intermediet, dan
larutan seri standar yang digunakan.
3. Kapan larutan standar intermediet diperlukan dalam pengukuran
konsentrasi sampel dengan metode spektrometri serapan.
4. Bagaimana memilih konsentrasi larutan standar yang akan digunakan dalam
pengukuran konsentrasi sampel dengan metode spektrometri serapan.
5. Berapa mg K2Cr2O7 yang harus ditimbang untuk membuat larutan standar
induk Cr 1000 ppm dalam labu takar 100 mL?
PERCOBAAN 4
ANALISIS KADAR SAMPEL MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI
UV-VIS DENGAN METODE KURVA KALIBRASI
A. TUJUAN
Mampu menganalisis konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometer UV-VIS.
B. TEORI
Teknik spektroskopi yang bekerja pada daerah UV/VIS dan inframerah (IR)
disebut spektrofotometri. Spektrofotometri UV/VIS bekerja pada daerah spektrum
ultraviolet (UV) dan sinar tampak (visibel). Prinsip dasar dari spektrofotometri ini
adalah interaksi antara sinar radisi UV/VIS dengan molekul/ion. Bila sinar UV/VIS
yang datang memiliki energi yang sesuai dengan perbedaan energi (ΔE) antara dua
tingkat energi molekul maka sinar tersebut akan diserap. Penyerapan sinar UV atau
visibel menyebabkan terjadinya eksitasi molekul dari tingkat energi dasar (keadaan
dasar) menuju tingkat energi yang lebih tinggi (keadaan tereksitasi). Transisi yang
dibolehkan untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang berbeda adalah tidak
sama sehingga spektra absorpsi juga berbeda. Panjang gelombang maksimum (λ maks)
pada spektra absorpsi dapat dihubungkan dengan jenis ikatan – ikatan yang
mungkin ada dalam suatu molekul. Hal ini dimanfaatkan untuk analisis kualitatif.
Banyaknya sinar UV/VIS yang diserap pada panjang gelombang (λ) tertentu
sebanding dengan banyaknya molekul analit yang menyerap radiasi. Hal ini
mendasari analisis kuantitatif pada spektrofotometri UV/VIS.
Hukum Beer menjadi dasar di dalam analisis kuantitatif. Dalam penentuan kadar
suatu zat dalam sampel secara spektrofotometri, yang diukur adalah absorbansi, A.
Berdasarkan hukum Beer, absorbansi (A) berbanding lurus dengan konsentrasi dari
spesi pengabsorpsi (c) dan panjang medium absorpsi atau tebal kuvet (b).
A=abc
Absorbansi berbanding lurus dengan konsentrasi.
Membandingkan absorbansi sampel dengan hanya satu absorbansi larutan
standar sangat beresiko sehingga sangat dianjurkan untuk menyiapkan beberapa
larutan dengan konsentrasi yang berbeda biasanya disebut larutan standar,
kemudian diukur absorbansinya dan dibuat kurva kalibrasi. Grafik hubungan antara
absorbansi (A) dengan konsentrasi (C) disebut kurva kalibrasi. Kurva kalibrasi
berupa garis lurus yang melalui titik nol.
Bahan :
- Methylene Blue(s)
- Aquades
- Sampel dengan konsentrasi tertentu
D. PROSEDUR KERJA
1. Persiapkan larutan blanko dan larutan seri standar MB dengan berbagai
konsentrasi (2, 4, 6, 8, dan 10 ppm).
2. Persiapkan sampel.
3. Pemilihan panjang gelombang maksimum:
- Dimasukkan larutan blanko ke dalam kuvet dan di nol kan absorbansinya
- Dimasukkan larutan standar MB dengan konsentrasi 6 ppm ke dalam
kuvet
- Diukur Absorbansinya pada λ = 400 – 700 nm
- Dicatat absorbansi yang diperoleh dan λ yang memiliki nilai absorbansi
tertinggi merupakan panjang gelombang maksimum dan dipakai untuk
pengukuran selanjutnya
4. Pengukuran
- Diatur panjang gelombang pada panjang gelombang maksimum yang
sudah didapatkan
- Dimasukkan larutan blanko ke dalam kuvet dan di nol kan absorbansinya
- Diukur absorbansi dari seri larutan standar
- Diukur absorbansi dari sampel
5. Pembuatan kurva kalibrasi
Dengan menggunakan microsoft excel, plot data yang diperoleh. Dialurkan
absorbansi vs konsentrasi larutan standar sehingga didapatkan grafik lurus
dengan persamaan garis Y = aX + b. Perhatikan nilai R2.
6. Penentuan konsentrasi sampel
- Dimasukkan nilai absorbansi sampel pada persamaan garis yang sudah
didapatkan
- Dihitung konsentrasinya
E. DATA PENGAMATAN
Penentuan λ maksimum
No Panjang Absorbansi
gelombang
(nm)
1 400
2 401
3 402
4 403
5 404
6 .....dst
700
F. PERTANYAAN
1. Jelaskan kelebihan metode kurva kalibrasi dibandingkan metode perbandingan
langsung dalam menganalisis kadar sampel menggunakan metode spektrometri.
2. Jelaskan langkah – langkah analisis kuantitatif dengan metode kurva kalibrasi.
PERCOBAAN 5
HUKUM LAMBERT BEER
A. TUJUAN
Mampu memahami prinsip hukum Lambert Beer
B. TEORI
Sesuai dengan hukum Beer, absorbansi (A) berbanding lurus dengan konsentrasi dari
spesi pengabsorpsi (c) dan panjang medium absorpsi atau tebal kuvet (b). Sesuai
dengan persamaan :
P0
A=log =abc (1)
P
Dimana a adalah konstanta yang disebut Absorptivitas. Absorptivitas (a) merupakan
konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet, dan intensitas radiasi
yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada suhu, pelarut, struktur
molekul, dan panjang gelombang radiasi. Karena Absorbansi (A) tidak memiliki
satuan, maka satuan a ditentukan oleh satuan – satuan c dan b. Jika c dinyatakan
dalam persen berat/volume misal g L-1 dan b dinyatakan dalam cm, maka satuan a
adalah L g-1 cm-1. Jika c dinyatakan dalam molar (M) dan b dalam cm maka
satuannya adalah L mol-1 cm-1 dan absorptivitas ini disebut dengan absorptivitas
molar, yang dilambangkan dengan ε. Persamaannya adalah :
A=εbc (2)Hukum Beer sesuai dengan persamaan 1 dan 2 memiliki kegunaan sebagai
berikut:
Dapat menghitung absorptivitas molar dari spesi jika konsentrasi diketahui.
Dapat menggunakan nilai absorbansi yang didapatkan dari pengukuran untuk
mendapatkan nilai konsentrasi jika absorptivitas dan tebal kuvet diketahui.
Bahan :
-
D. PROSEDUR KERJA
1. Silahkan akses situs phet.colorado.edu,
2. kemudian memilih praktikum virtual dengan judul “Beer’s law lab”
3. Pilih sampel Co(NO3)2 dan atur posisi angka yang diukur pada absorbansi.
Atur panjang kuvet sesuai dengan data yang diminta ditabel C. Atur
konsentrasi pada 100 mM dan panjang gelombang yang digunakan adalah
panjang gelombang maksimum yang didapatkan pada point A. Catat
absorbansi yang didapatkan pada tabel C.
E. DATA PENGAMATAN
A. Penentuan panjang gelombang maksium sampel
F. PERTANYAAN
1. Jelaskan yang dimaksud dengan absorbansi, transmitansi, spektrum absorpsi
dan kurva kalibrasi.
2. Jelaskan bagaimana cara memilih panjang gelombang maksimum dan
mengapa kita harus menggunakan panjang gelombang maksimum untuk
menentukan konsentrasi sampel.
3. Jika dari hasil pengukuran didapatkan absorbansi sampel adalah 0,2.
Tentukan konsentrasi sampel berdasarkan kurva kalibrasi yang didapat.
4. Jelaskan hubungan antara panjang gelombang, konsentrasi sampel dengan
absorbansi.
5. Sebutkan instrumen - instrumen kimia yang bekerja berdasarkan hukum
Lambert- Beer.
PERCOBAAN 6
PREPARASI SAMPEL SPEKTROMETRI FTIR
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat melakukan preparasi sampel untuk spektrometri FTIR
B. TEORI
Spektrometri Infra Red atau Infra Merah merupakan suatu metode yang
mengamati interaksi molekul dengan radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah
panjang gelombang 0,75 – 1.000 µm atau pada Bilangan Gelombang 13.000 –
10 cm-1. Spektrofotometri infra merah (IR) memiliki peranan yang penting dalam
menentukan gugus fungsi senyawa organik. Preparasi sampel sangat penting dalam
menghasilkan analisis sampel yang benar.
Bahan :
-
D. PROSEDUR KERJA
1 Silahkan akses video pembelajaran praktikum FTIR pada link berikut ini:
https://youtu.be/UQ7afH1bhBw
2 Catat setiap langkah preparasi sampel yang dijelaskan
E. DATA PENGAMATAN
No Langkah preparasi Keterangan
F. PERTANYAAN
1. Sebutkan fasa sampel yang bisa di analisis dengan spektrometri FTIR.
2. Jelaskan alasan pemilihan KBr untuk pembuatan pelet sampel FTIR.
3. Apakah fungsi dari penekanan terhadap sampel.