Anda di halaman 1dari 11

Segmentasi Aksara Pada Tulisan Aksara Jawa

Menggunakan Adaptive Threshold


Teguh Arifianto

Sistem Pendukung Keputusan Kelulusan Nilai SK-Emas


STMIK Yadika Menggunakan Metode Logika Fuzzy
Yusron Rijal, S.Si, MT., Abdulloh

Optimasi Pemodelan Porositas Tanah Menggunakan


Algoritma Genetika
Beny Yulkurniawan Victorio Nasution, Mochamad Hariadi,
Eko Mulyanto Yuniarno, Anang Kukuh Adisusilo

Penentuan Jumlah Produksi Sarung Tenun Tradisional


dengan Metode Fuzzy Tsukamoto
Kemal Farouq Mauladi

Sistem Pendukung Keputusan Penetapan Tunjangan


Prestasi dengan Menggunakan Metode Fuzzy-
Tsukamoto (Studi Kasus di PT.Boxtime Indonesia)
Yusron Rijal, Yus Amalia

Optimasi Hasil Panen Udang Vanamei di Tambak


Menggunakan Metode Fuzzy Mamdani
Setyorini, Ratnawati
PENGANTAR REDAKSI

STIKI Informatika Jurnal (SMATIKA Jurnal) merupakan jurnal yang


diterbitkan oleh Lembaga Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM), Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang.

Pada edisi ini, SMATIKA Jurnal menyajikan 6 (enam) naskah dalam


bidang sistem informasi, jaringan, pemrograman web, perangkat bergerak
dan sebagainya. Redaksi mengucapkan terima kasih dan selamat kepada
Pemakalah yang diterima dan diterbitkan dalam edisi ini, karena telah
memberikan kontribusi penting pada pengembangan ilmu dan teknologi.

Pada kesempatan ini, redaksi kembali mengundang dan memberi


kesempatan kepada para Peneliti di bidang Teknologi Informasi untuk
mempublikasikan hasil-hasil penelitiannya melalui jurnal ini. Bagi para
pembaca yang berminat, Redaksi memberi kesempatan untuk
berlangganan.

Akhirnya Redaksi berharap semoga artikel-artikel dalam jurnal ini


bermanfaat bagi para pembaca khususnya dan bagi perkembangan ilmu
dan teknologi di bidang Teknologi Informasi pada umumnya.

REDAKSI
Pelindung
Yayasan Perguruan Tinggi Teknik Nusantara

Penasehat
Ketua STIKI

Pembina
Pembantu Ketua Bidang Akademik STIKI

Mitra Bestari
Prof. Dr. Ir. Kuswara Setiawan, MT (UPH Surabaya)
Dr. Ing. Setyawan P. Sakti, M.Eng (Universitas Brawijaya)

Ketua Redaksi
Subari, S,Kom, M.Kom

Section Editor
Jozua F. Palandi, S.Kom, M.Kom
Nira Radita, S.Pd., M.Pd

Layout Editor
Saiful Yahya, S.Sn, MT.

Tata Usaha/Administrasi
Muh. Bima Indra Kusuma

SEKRETARIAT
Lembaga Penelitian & Pengabdian kepada Masyarakat
Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI)
Malang
SMATIKA Jurnal
Jl. Raya Tidar 100 Malang 65146
Tel. +62-341 560823
Fax. +62-341 562525
Website: jurnal.stiki.ac.id
E-mail: jurnal@stiki.ac.id, lppm@stiki.ac.id
ISSN 2087-0256
Volume 07 Nomor 01, April Tahun 2017

DAFTAR ISI

Segmentasi Aksara Pada Tulisan Aksara Jawa Menggunakan Adaptive


Threshold ........................................................................................... 01 - 05
Teguh Arifianto

Sistem Pendukung Keputusan Kelulusan Nilai SK-Emas STMIK Yadika


Menggunakan Metode Logika Fuzzy.................................................... 06 - 14
Yusron Rijal, S.Si, MT., Abdulloh

Optimasi Pemodelan Porositas Tanah Menggunakan Algoritma Genetika


........................................................................................................... 15 - 20
Beny Yulkurniawan Victorio Nasution, Mochamad Hariadi,
Eko Mulyanto Yuniarno, Anang Kukuh Adisusilo

Penentuan Jumlah Produksi Sarung Tenun Tradisional dengan Metode


Fuzzy Tsukamoto ................................................................................ 21 - 25
Kemal Farouq Mauladi

Sistem Pendukung Keputusan Penetapan Tunjangan Prestasi dengan


Menggunakan Metode Fuzzy-Tsukamoto (Studi Kasus di PT.Boxtime
Indonesia) .......................................................................................... 26 - 34
Yusron Rijal, Yus Amalia

Optimasi Hasil Panen Udang Vanamei di Tambak Menggunakan Metode


Fuzzy Mamdani................................................................................... 35 - 39
Setyorini, Ratnawati

Undangan Makalah
SMATIKA Jurnal Volume 07 Nomor 02, November Tahun 2017
Optimasi Pemodelan Porositas Tanah
Menggunakan Algoritma Genetika
Beny Yulkurniawan Victorio Nasution1), Mochamad Hariadi2),
Eko Mulyanto Yuniarno3), Anang Kukuh Adisusilo4)
1,2,3,4)
Jurusan Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Kampus ITS Sukolilo, Jalan Arif Rahman Hakim, Keputih, Surabaya, Jawa Timur
Telp. (031) 5994251; Fax. (031) 5931237
1
E-mail : aku@benynasution.web.id
2
E-mail : mochar@gmail.com
3
E-mail : ekomulyanto@ee.its.ac.id
4
E-mail : anang@anang65.web.id

ABSTRAK

Porositas tanah dibutuhkan untuk diketahui agar tanah dapat dimanfaatkan sebelum bercocok
tanam. Porositas dapat ditingkatkan dengan melakukan pengolahan tanah. Salah satu caranya
adalah dengan melakukan pembajakan lahan menggunakan peralatan bajak, contohnya bajak
singkal. Bajak singkal memiliki kemampuan untuk memecah permukaan tanah, membalik dan
mengubur rumput serta tanaman sisa panen dan gulma. Aktivitas tersebut menghasilkan
bongkahan tanah dengan ukuran lebih kecil untuk menyediakan ruang bagi air dan udara dalam
tanah.
Pembentukan ruang dalam tanah dalam proses pengolahan tanah dipengaruhi oleh sudut potong
dan kecepatan maju bajak. Pada sebuah hipotesa menyebutkan bahwa sudut potong dan
kecepatan maju bajak berpengaruh terhadap porositas tanah. Pertambahan sudut potong vertikal
bajak, menyebabkan porositas meningkat. Pertambahan ini menyebabkan penurunan gaya normal
sehingga kecepatan maju bajak bertambah. Pertambahan kecepatan maju bajak juga
mempengaruhi peningkatan porositas.
Pada hipotesa tersebut dihasilkan sebuah pemodelan perhitungan porositas tanah dengan empat
buah variabel yang belum diketahui nilainya. Keempat buah variabel tersebut akan dicari nilainya
menggunakan pendekatan algoritma genetika. Agar proses pada algoritma genetika dapat
berjalan optimal, diperlukan nilai acuan lain yang sudah diketahui, seperti sudut potong,
kecepatan dan porositas. Besaran sudut adalah 20°, kecepatan pada gigi terendah adalah 0,83
m/s dan nilai porositas adalah 51,45%. Optimasi yang dilakukan oleh algoritma genetika
menghasilkan nilai porositas sebesar 51,4498%.

Kata Kunci: Optimasi Pemodelan, Model Porositas Tanah, Algoritma Genetika.

1. PENDAHULUAN Porositas adalah proporsi ruang pori total


Hingga saat ini penelitian di bidang (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan
pengolahan tanah masih banyak dilakukan volume tanah yang dapat ditempati oleh air
menggunakan uji lapangan dan laboratorium. dan udara, sehingga merupakan indikator
Salah satu penelitian yang dilakukan adalah kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang
untuk mengetahui porositas tanah yang poroeus berarti tanah yang cukup mempunyai
dibutuhkan agar tanah dapat dimanfaatkan ruang pori untuk pergerakan air dan udara
untuk bercocok tanam. Penelitian dilakukan sehingga muda keluar masuk tanah secara
dengan cara melakukan pengujian kondisi leluasa [2]. Untuk melakukan perhitungan
tanah pada petak yang telah ditentukan porositas dilakukan dengan mengambil
sebelum dan sesudah tanah diolah. contoh tanah dari area jenuh yang telah penuh
Pengolahan tanah biasanya menggunakan dengan tanah. Selanjutnya dilakukan
peralatan pertanian seperti bajak singkal. pengukuran terhadap banyaknya volume air
Porositas tanah merupakan sebuah yang mengisi sistem pori dengan jumlah total
istilah untuk menjelaskan sistem pori pada volume tanah pada ruang uji coba. Prosedur
tanah. Sistem pori merupakan sistem yang tersebut mirip dengan metode tension-table
komplek dengan banyak bentuk, dimensi, yang dideskripsikan oleh Vomocil [3].
panjang, berliku dan karakteristik lainnya [1].

SMATIKA Jurnal Volume 07 Nomor 01, April Tahun 2017 ISSN: 2087-0256, Page | 15
Optimasi Pemodelan Porositas Tanah Menggunakan Algoritma Genetika

Perhitungan dari nilai porositas tanah memiliki nilai kesesuaian tertinggi akan
dipengaruhi juga oleh proses pengolahan bertahan dan diproses berulang hingga
tanah. Peningkatan dari kecepatan maju dari didapatkan solusi terbaik dari permasalahan
bajak atau kecepatan penarikan bajak akan [7].
meningkatkan jumlah daya tarik, melawan Untuk menyelesaikan model
reaksi dari gaya tekan tanah yang diolah, persamaan linear menggunakan algoritma
peningkatan daya tarik digunakan untuk genetika, maka ada beberapa hal yang harus
menghasilkan penghancuran, pembalikan dan diperhatikan, yaitu permasalahan harus
terlemparnya permukaan tanah [4]. Pada uji dilihat sebagai sebuah model optimasi.
coba pengolahan tanah terhadap tanah Sebuah fungsi obyektif ditentukan dengan
mediteran dengan karakteristik tanah liat rentang variabel yang akan digunakan.
berdebu (silty clay), didapatkan peningkatan Selanjutnya dari sistem persamaan yang ada
porositas mencapai 11,11% menjadi 51,45% dilakukan pendekatan dengan
[5]. Sehingga proses perhitungan porositas meminimalisasi fungsi obyektif daripada
tanah dapat juga dinyatakan melalui menggunakan solusi aljabar dengan nilai
pendekatan bahwa perhitungan berbanding tepat [8].
lurus dengan sudut potong vertikal dan
kecepatan maju bajak. Jika sudut potong 2. METODOLOGI PENELITIAN
vertikal bajak semakin besar maka porositas Metodologi pada penelitian ini dimulai
bajak semakin besar. Sudut potong yang dari pendefinisian kromosom yang
besar mengakibatkan meningkatnya didapatkan dari model persamaan linear dari
kecepatan maju bajak sehingga nilai porositas hipotesa [6]. Selanjutnya didefinisikan fungsi
menjadi lebih besar [6]. Hipotesa tersebut obyektif untuk menentukan evaluasi
menghasilkan sebuah model persamaan linear kromosom dan fungsi fitness untuk dipilih
untuk menghitung nilai porositas tanah kromosom-kromosom unggul pada satu
berdasarkan kecepatan maju dan sudut generasi. Selanjutnya kromosom akan
potong bajak. Pada model tersebut terdapat disilangkan dan dimutasikan untuk
beberapa nilai konstanta yang harus menghasilkan turunan baru dan diuji hasilnya
diselesaikan terlebih dahulu agar model dapat menggunakan fungsi obyektif.
digunakan pada serious game. Proses perhitungan porositas tanah
Untuk menentukan nilai konstanta dapat dinyatakan sebagai hipotesa berikut [6]:
pada sebuah model persamaan linear dapat 1. Pengolahan lapisan tanah
dilakukan dengan melakukan percobaan mengimplementasikan pemindahan dan
terhadap kombinasi angka yang sesuai penghancuran tanah untuk mengurangi
sehingga didapatkan hasil akhir sesuai kepadatan tanah disebabkan oleh
dengan nilai yang sudah ditentukan. Salah kecepatan maju pembajakan atau
satu metode kombinasi untuk menentukan penarikan bajak terhadap porositas
kombinasi angka terhadap sebuah model tanah, kenaikan kecepatan berbanding
persamaan adalah menggunakan algoritma lurus dengan kenaikan porositas tanah.
genetika. Algoritma genetika didasarkan pada 2. Kecepatan dari pembajakan juga
sebuah hipotesa teori evolusi yang dicetuskan disebabkan oleh sudut potong vertikal,
oleh Charles Darwin (1859) dimana sebuah semakin besar sudut potong vertikal
spesies akan bertahan hidup berdasarkan menyebabkan gaya normal permukaan
aturan spesies terkuat akan selamat. Spesies menjadi lebih kecil, sehingga kecepatan
yang selamat tersebut selanjutnya dapat menjadi lebih tinggi.
dipertahankan melalui proses reproduksi, 3. Hubungan antara suut potong vertikal,
penyilangan, dan mutasi. Konsep tersebut kecepatan maju pembajakan dan
diadaptasi kedalam algoritma komputasi porositas adalah berbanding lurus. Jika
untuk menentukan solusi permasalahan yang sudut potong besar, kecepatan maju
disebut sebagai fungsi obyektif. Solusi yang bajak juga menjadi lebih tinggi dan
dihasilkan pada algoritma genetika porositas meningkat.
dinamakan sebagai kromosom. Kromosom Berdasarkan hipotesa di atas dapat
ini akan melalui sebuah proses yang dihasilkan sebuah model persamaan linear
dinamakan fungsi fitness untuk mengukur yang menyatakan bahwa porositas tanah
kesesuaian dari solusi yang dibuat. berbanding lurus dengan sudut potong.
Selanjutkan akan dilakukan penyilangan dan 𝑝 = 𝑎1 + 𝑏1 𝑐𝑠 (1)
dimutasi berdasarkan besaran nilai
penyilangan dan mutasi. Kromosom yang

Page | 16, SMATIKA Jurnal Volume 07 Nomor 01, April Tahun 2017 ISSN: 2087-0256
Optimasi Pemodelan Porositas Tanah Menggunakan Algoritma Genetika

Dimana: 𝑓𝑜𝑏𝑗 = |𝐴 + 𝐵𝐾 + 𝐶𝑆 + 𝐷𝑆𝐾 − 𝑃| (5)


• 𝑎1 dan 𝑏1 adalah konstanta 𝑓𝑜𝑏𝑗 = |𝐴 + 0.83𝐵 + 20𝐶 + 16.6𝐷 − 51,45|
• 𝑐𝑠 adalah sudut potong (derajat). Fungsi fitness digunakan untuk
Porositas tanah juga berbanding lurus dengan menghasilkan nilai probabilitas dari individu
kecepatan maju bajak. yang dihasilkan dalam sebuah populasi untuk
𝑝 = 𝑎2 + 𝑏2 𝑐𝑘 (2) kemudian diseleksi. Nilai fitness untuk
Dimana: persamaan (4) dengan merujuk pada fungsi
• 𝑎2 dan 𝑏2 adalah konstanta obyektif pada persamaan (5) adalah sebagai
• 𝑐𝑘 adalah kecepatan maju bajak (m/s). berikut
Porositas juga berbanding lurus dengan sudut 𝑓 1
= (6)
potong dan kecepatan maju, sehingga dari 𝑚𝑖𝑛 1+𝑓𝑜𝑏𝑗
persamaan (1) dan persamaan (2) dapat Nilai fitness akan digunakan sebagai
diturunkan menjadi persamaan berikut. nilai pembagi untuk menentukan proses
𝑝 = (𝑎1 + 𝑏1 𝑐𝑠 )(𝑎2 + 𝑏2 𝑐𝑘 ) (3) seleksi, sehingga persamaan (6) menjadi
𝑝 = 𝑎1 𝑎2 + 𝑎1 𝑏2 𝑐𝑘 + 𝑎2 𝑏1 𝑐𝑠 + 𝑏1 𝑐𝑠 𝑏2 𝑐𝑘 𝑓 1
𝑝 = 𝑎1 𝑎2 + 𝑎1 𝑏2 𝑐𝑘 + 𝑎2 𝑏1 𝑐𝑠 + 𝑏1 𝑏2 𝑐𝑠 𝑐𝑘 = ∑𝑁 𝑖=1 (7)
𝑚𝑖𝑛 (1+𝑓 )
Jika diasumsikan bahwa 𝑜𝑏𝑗𝑖
• A = 𝑎1 𝑎2
Seleksi dilakukan dengan menghitung
• B = 𝑎1 𝑏2 area masing-masing individu yang didasarkan
• C = 𝑎2 𝑏1 dari nilai fitness yang dihasilkan. Sehingga
• D = 𝑏1 𝑏2 untuk menentukan area seleksi individu
• S = 𝑐𝑠 ditentukan dari persamaan berikut
• K = 𝑐𝑘 𝑓
𝑝𝑖 = ∑𝑛 𝑖 (8)
• P=𝑝 𝑗=1 𝑓𝑗

Maka persamaan (3) dapat diturunkan dimana, 𝑝𝑖 adalah probabilitas dari individu
menjadi: ke-i, 𝑓𝑖 adalah fitness dari individu ke-i, 𝑓𝑗
𝑃 = 𝐴 + 𝐵𝐾 + 𝐶𝑆 + 𝐷𝑆𝐾 (4)
akan dijumlahkan dari keseluruhan individu
Dimana: j=1,2,...,n, dimana n merupakan total dari
• P adalah porositas tanah (persen) individu yang ada. Sehingga dari persamaan )
• K adalah kecepatan maju bajak (m/s) dapat disimpulkan bahwa, individu dengan
• S adalah sudut potong bajak (derajat) nilai fitness terbesar memiliki kesempatan
• A,B,C,D adalah konstanta lebih besar untuk dipilih dibandingkan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa individu lainnya.
nilai yang mempengaruhi hipotesa pada
persamaan (4) terhadap perhitungan porositas a. Pengolahan Tanah
adalah berbanding lurus dengan sudut potong Selama ratusan tahun, tercatat dalam
vertikal dan kecepatan maju bajak. Jika sudut sejarah bahwa manusia telah melakukan
potong vertikal bajak semakin besar maka proses pengolahan tanah untuk meningkatkan
porositas juga akan semakin besar. Sudut kapasitas produksi bahan pangan [9].
potong yang besar mengakibatkan Pengolahan tanah merupakan teknik
meningkatnya kecepatan maju bajak, mendasar dalam pertanian dikarenakan
sehingga nilai porositas juga akan menjadi berkaitan dengan karakteristik tanah,
besar [6]. lingkungan dan produksi pangan. Untuk
Dari persamaan (4) terdapat empat memastikan bahwa tanaman tumbuh secara
buah variabel yang belum diketahui nilainya, normal dan baik, maka tanah harus
yaitu konstanta A, B, C, dan D. Empat buah dipersiapkan agar akar tanaman memiliki
variabel tersebut akan digunakan sebagai cukup air, udara dan nutrisi. Pengolahan
kromosom. Sedangkan tiga variabel lainnya tanah memiliki peranan penting untuk
yaitu P, S dan K diketahui nilainya, berturut- mengendalikan gulma dan sisa tanaman hasil
turut 51,45%, 20° dan 0,83 m/s. panen, akan tetapi tujuan utama dari
Untuk melakukan evaluasi terhadap pengolahan adalah untuk merubah struktur
kromosom, maka dibutuhkan sebuah fungsi tanah [10]. Pengolahan pertama dilakukan
obyektif yang diturunkan dari persamaan (4) setelah panen terakhir dan umumnya
dengan memasukkan nilai dari tiga variabel merupakan pengolahan yang cukup sulit
yang sudah diketahui. untuk dilakukan yang dinamakan sebagai
pengolahan primer (primary tillage).
Pengolahan primer dari tanah digunakan

SMATIKA Jurnal Volume 07 Nomor 01, April Tahun 2017 ISSN: 2087-0256, Page | 17
Optimasi Pemodelan Porositas Tanah Menggunakan Algoritma Genetika

untuk memotong dan melonggarkan tanah tanah mediteran, perubahan berat isi tanah
pada kedalaman 15 hingga 90 cm [9]. Bajak setelah pengolahan mengalami penurunan
singkal, dapat dilihat pada gambar 1, sebesar 10,06% sedangkan total porositas
merupakan peralatan umum pada pengolahan meningkat sebesar 11,09% [5].
primer di dunia dan memiliki kemampuan Perubahan karakteristik fisik tanah
untuk memecah berbagai jenis tanah. Bajak tidak hanya disebabkan oleh karakteristik
tersebut memiliki kemampuan untuk konstruksional dari penerapan pengolahan
membalik dan mengubur rumput, tanaman tanah, akan tetapi juga disebabkan oleh
sisa panen dan gulma [11][9][12]. variabel operasional, seperti kecepatan
pembajakan. Peningkatan kecepatan dalam
pengolahan tanah menghasilkan tingkat
penghancuran permukaan tanah yang lebih
tinggi [18]. Kenaikan kecepatan dari
pengolahan tanah menggunakan bajak singkal
juga dipengaruhi oleh perubahan kenaikan
sudut potong vertikal dari bajak, dikarenakan
menurunnya gaya normal [6].
Jumlah ruang pori sebagian besar
ditentukan oleh susunan butir–butir padat.
Jika letak satu sama lain cenderung erat,
Gambar 1. Bagian Bajak Singkal [13] seperti pada pasir atau sub soil yang padat,
maka total porositasnya rendah. Tanah
Untuk menangani secara efisien permukaan pasir menunjukkan kisaran mulai
permintaan dalam produksi pangan, 35-50%, sedangkan tanah berat bervariasi
karakteristik fisik tanah harus diatur dengan dari 40-60% atau lebih, jika kandungan bahan
tepat. Aspek utama tanah secara fisik untuk organik tinggi dan berbutir-butir [19].
produktifitas tanaman pangan adalah menjaga Porositas adalah suatu indeks volume relatif
proposi yang tepat antara padatan, cairan dan nilainya berkisar 30-60%.
fase gas [14]. Tanah bertekstur kasar mempunyai
Kelembaban tanah salah satu faktor persentase ruang pori total lebih rendah dari
yang paling membatasi hasil pertanian pada pada tanah bertekstur halus, meskipun rataan
berbagai area. Teknik pengolahan yang ukuran pori bertekstur kasar lebih besar dari
menjaga kelembaban sangatlah penting untuk pada ukuran pori tanah bertekstur halus [20].
meningkatkan produksi pangan dan Porositas tanah erat kaitannya dengan berat
menghindari konsekuensi kekeringan lahan. isi tanah (Bulk Density/BD). Tingginya BD
Dari eksperimen yang dilakukan untuk menunjukkan rendahnya nilai porositas dan
mengevaluasi empat sistem pengolahan pada kepadatan tanah [21]. BD yang tinggi
peralatan mekanis dengan jenis tanah berpengaruh terhadap kapasitas air dalam
lempung liat (clay loam), ditemukan bahwa tanah, pertumbuhan akar dan pergerakan
bajak pahat menghasilkan permukaan paling udara dan air dalam tanah.
kering, sedangkan yang paling basah adalah
tanpa pengolahan. Untuk bajak cakram dan b. Algoritma Genetika
singkal menghasilkan permukaan yang cukup Algoritma Genetika atau Genetic
basah [15]. Algorithm (GA) merupakan teknik untuk
Kekuatan penembusan merupakan melakukan pencarian atau menemukan solusi
pengukuran terhadap kekuatan tanah dan paling optimal dalam optimasi dan pencarian
indikator tentang bagaimana akar dapat [22]. GA menggunakan prinsip biologi untuk
dengan mudah menembus tanah dan menjadi menemukan generasi terbaik melalui proses
sebuah ukuran terhadap pertumbuhan seleksi. Gambaran umum dari proses GA
tanaman dan hasil pertanian [16]. diawali dengan proses kunci yaitu
Berat isi tanah hampir selalu pembentukan kromosom dari generasi yang
disebabkan oleh proses pengolahan. Tanah akan diseleksi untuk menemukan gen terbaik.
yang ideal mengandung volume setidaknya Kromosom dibentuk dari ruang permasalahan
50% partikel padat dan 50% ruang pori [17]. yang didefinisikan dari sebuah pemodelan
Berat isi tanah berbanding terbalik dengan persamaan. Kromosom yang telah dibentuk
total porositas, yang menyediakan metode akan menjadi dasar untuk pembuatan gen
pengukuran terhadap sisa pori-pori pada dalam populasi awal. Gen tersebut akan
tanah untuk pergerakan air dan udara. Pada dievaluasi menggunakan fungsi obyektif.

Page | 18, SMATIKA Jurnal Volume 07 Nomor 01, April Tahun 2017 ISSN: 2087-0256
Optimasi Pemodelan Porositas Tanah Menggunakan Algoritma Genetika

Hasil dari fungsi obyektif dihitung untuk mendekati optimal. Pada keseluruhan
menemukan nilai fitness. Nilai fitness ini pengujian diberikan fungsi elitism yang
yang akan dijadikan dasar untuk menemukan digunakan untuk memaksimalkan optimasi.
proses seleksi. Teknik seleksi yang digunakan Perbandingan optimasi yang menggunakan
adalah roulette wheel, dimana pada teknik ini elitism dan tanpa elitism hanya dilakukan
setiap gen akan diberikan kesempatan terpilih pada 100 generasi saja.
berdasarkan nilai fitness yang dimiliki. 1,5
Semakin tinggi nilai fitness, maka
kesempatan terpilih akan semakin besar. 1
Dari hasil seleksi akan membentuk
gen baru yang terpilih. Gen tersebut 0,5
selanjutnya akan digunakan pada teknik
penyilangan (crossover), dimana kromosom 0
dari gen yang ada akan dipilih untuk

229
457
685
913
1141
1369
1597
1825
2053
2281
1
disilangkan dengan kromosom dari gen lain.
Proses akhir dari GA adalah proses mutasi.
Proses mutasi melakukan perubahan nilai dari Gambar 2. Pengujian Menggunakan 2500
Generasi
kromosom terpilih untuk diuji dengan nilai
lainnya. Pada proses akhir ini terbentuk
Hasil kromosom akhir yang
populasi baru dengan kumpulan gen yang
didapatkan dengan nilai fitness sebesar
memiliki nilai fitness atau kelayakan yang
0,9998 pada generasi ke-584 dengan
paling tinggi dalam populasi. Selanjutnya gen
pengujian sebanyak 2500 generasi tampak
ini akan digunakan kembali pada proses awal,
pada tabel 1.
yaitu evaluasi populasi, hingga n-generasi
yang ditentukan telah terpenuhi. Gen terakhir
Tabel 1. Kromosom dengan Nilai Fitness Terbesar
yang dihasilkan dari proses GA sebanyak n- Kromosom Nilai Biner Nilai Desimal
generasi merupakan hasil pendekatan terbaik A 10110110 7.1373
dengan nilai fitness tertinggi, diharapkan B 00100111 1.5294
mampu untuk menyelesaikan pemodelan C 00011001 0.9804
awal saat penentuan kromosom. D 00100100 1.4118

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Jika nilai pada tabel 1 di atas


Optimasi yang dilakukan untuk dimasukkan ke dalam persamaan (4) maka
menghasilkan model persamaan porositas Nilai porositas 𝑃 yang didapatkan adalah
tanah dilakukan terlebih dahulu dengan sebesar 51.4498 dalam satuan %. Apabila
menentukan kromosom populasi awal. Dari dihitung dari nilai porositas acuan sebesar
populasi awal selanjutkan dilakukan evaluasi 51.45%, maka terdapat selisih sebesar
dari fungsi obyektif. Hasil evaluasi 0.0002%. Selisih sebesar 0.0002% antara
selanjutnya akan diseleksi dengan terlebih nilai porositas acuan dengan nilai porositas
dahulu menghitung fungsi fitness. Hasil hasil perhitungan dari model yang
seleksi selanjutnya akan disilangkan dan dibangkitkan menggunakan algoritma
dimutasi sehingga menghasilkan keturunan genetika, menunjukkan bahwa model yang
baru. Keturunan baru tersebut akan dievaluasi dihasilkan merupakan model dengan
kembali menggunakan fungsi obyektif hingga pendekatan paling optimal dan dapat
akhir generasi. Kromosom yang memiliki digunakan untuk melakukan perhitungan
nilai fitness tertinggi akan digunakan dalam porositas tanah.
model persamaan porositas.
Hasil pengujian dari algoritma 4. KESIMPULAN
genetika menggunakan 20 populasi dilakukan Model persamaan linear untuk
sebanyak 2500 generasi tampak pada gambar menghitung porositas tanah pada hipotesa
2. Nilai fitness tertinggi mencapai 0.9998 terdiri dari nilai porositas, sudut, kecepatan
yang dicapai pada generasi ke-584 dari dan konstanta yang digunakan untuk
pengujian sebanyak 2500 generasi. Nilai menyusun struktur kromosom untuk
fitness sebesar 0,9998 sangat mendekati nilai kemudian diproses menggunakan algoritma
fitness sempurna yaitu 1 dengan selisih genetika agar menghasilkan nilai paling
sebesar 0,0002. Sehingga dapat dikatan optimal. Dari pemodelan kromosom yang
bahwa fungsi obyektif dan fungsi fitness yang dilakukan dan proses iterasi generasi
dimodelkan pada penelitian ini sangat sebanyak 2500 generasi menggunakan 20

SMATIKA Jurnal Volume 07 Nomor 01, April Tahun 2017 ISSN: 2087-0256, Page | 19
Optimasi Pemodelan Porositas Tanah Menggunakan Algoritma Genetika

populasi, didapatkan bahwa nilai fitness http://info.ngwa.org/GWOL/pdf/910154


tertinggi sebesar 0.9998 pada individu ke-4 146.pdf.
generasi ke-584. Nilai untuk konstanta A, B, [13] McKyes, E. 1985. Soil Cutting and
C, D berturut-turut sebesar 7.1373, 1.5294, Tillage. UK: Agricultural Engineering
0.9804 dan 1.4118. Jika nilai konstanta 7, Elsevier, Oxford.
tersebut dimasukkan kedalam model [14] Pohlheim, H. Genetic And Evolutionary
persamaan linear menghasilkan nilai Algorithm Toolbox For Use With
porositas sebesar 51.4498%, dengan nilai Matlab. Technical Report, Technical
selisih sebesar 0.0002% dari nilai porositas University Ilmenau.
acuan, yaitu 51.45%. [15] Raney, WA et al. 1957. Priciples of
Tillage. USDA Washington, DC: The
5. REFERENSI Yearbook of Agriculture.
[1] Adisusilo, AK. 2013. Soil Porosity [16] Santosa. et al. 2007. Studi Parameter
Modeling for Primary Tillage Serious Fisik Mekanik Tanah dan Bajak Singkal
Game. International Seminar of untuk Pengolahan Tanah (Studi Kasus
Resource, Environment, and Marine In di Padang Sumatera Barat). Penelitian
the Global Challenge. Fundamental Perguruan Tinggi, dibiayai
[2] Ali AD, Emary IMME, El-Kareem oleh DIRJEN DIKTI, Departemen
MMA. 2009. Application of Genetic Pendidikan Nasional, Kontrak Nomor:
Algorithm in Solving Linear Equation 0145.0/023-04.0/-/2007 tertanggal 31
System. MASAUM Journal of Basic and Desember 2006.
Applied Science, Vol.1 No.2. [17] Singh, KK. et al. 1992. Tilth index: An
[3] Bauder, JW. et al. 1981. Effeect of four approach to quantifying soil tilth.
continous tillage systems on mechanical Transaction of the ASAE, No.35
impedance of a clay loam soil. Soil Sci. pp.1777-1785.
Soc. Am. J, No.45 pp.802-806. [18] Smith, Harris Pearson. 1955. Farm
[4] Bernacki, H. et al. 1972. Agricultural machinery and equipment. Soil Science
Machines, Theory and Construction I. 80.2 pp. 164.
Warsaw. [19] Smith HP, Wilkes LK. 1977. Farm
[5] Buckman, HO. et al. 1982. Ilmu Tanah. Machinery and Equipment. New Delhi:
Bhratara Karya Aksara. MacGraw Hill. Pub. Co. Ltd.
[6] Glinski, J. et al. 1990. Soil Physical [20] Taniguchi, T. et al. 1999. Draft and soil
Conditions and Plant Roots. USA: CRC manipulation by a moldboard plow
Press, Inc. under different forward speed and body
[7] Golberg, David E. 1998. Genetic attachments. Transactions of the ASAE,
algorithms in search, optimization, and No.42, pp.1517-1521.
machine learning. Addion Wesley, pp. [21] USDA. Soil Bulk Density/Moisture/
102. Aeration, Soil Quality Kit - Guides for
[8] Hakansson, I. et al. 1998. Long-term Educator. United States Departement of
experiments with different depths of Agriculture, Natural Resource
moulboard ploughing in Sweden. Soil Conservation Service [Online]
and Tillage, Res. 56 pp 209-223. https://www.nrcs.usda.gov/Internet/FSE
[9] Hanafiah, Kemas Ali. 2005. Dasar- _DOCUMENTS/
Dasar Ilmu Tanah. Jakarta: Raja nrcs142p2_053260.pdf
Grafindo Persada. [22] Vomocil, JA. 1965. Porosity in Methods
[10] Hillel, D. 1982. Introduction to Soil of Solil Analysis: Phisical and
Physics. Orlando: Academic Press, Inc. Meneralogical Properties, Including
[11] Latiefuddin H, Lutfi M. 2013. Uji Statictics of Measurement and
Kinerja Berbagai Tipe Bajak Singkal Sampling. Agronomy, Part 1 No.9,
dan Kecepatan Gerak Maju Traktor American Agronomy Society, Madison,
Tangan Terhadap Hasil Olah pada WI.
Tanah Mediteran. Jurnal Keteknikan
Pertanian Tropis dan Biosistem, vol. 1
no. 3, pp. 274-281.
[12] Mastrolonardo, Ray M. A Field
Procedure for Estimating Total Porosity
of Saturated Soils. [Online]. Available:

Page | 20, SMATIKA Jurnal Volume 07 Nomor 01, April Tahun 2017 ISSN: 2087-0256

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai