Anda di halaman 1dari 4

Rashya Asy Syam Anwar

Saya adalah siswa SMA di Jakarta kelas 10. Setiap langkah hidup pasti penuh diiringi dengan
berbagai rintangan, perjalanan dalam mengapai mimpi, banyak langkah lain yang memiliki
cerita perjuangan yang berbeda-beda. Saya merupakan orang yang tak kenal menyerah dalam
mencapai impian saya. Ketika melihat informasi beasiswa ini tepat sehari sebelum deadline
pendaftaran. Tanpa bertanya pada diri saya, apakah saya dapat melangkah, saya langsung
bergerak menyelesaikan semua persyaratan dalam satu malam.

Perjalanan perjuangan saya sudah dimulai sejak bangku SD. saya selalu melangkah dengan
mengikuti berbagai kompetisi. Perlahan tapi pasti, langkah demi langkah saya lalui. Langkah
paling berdarah saya alami pada bangku SMP. Saya mengikuti kompetisi karya tulis ilmiah
pada bangku kelas 8, satu semester penuh saya habis kan untuk mencurahkan tenaga dan
pikiran dalam kompetisi tersebut. Banyak hal telah saya korban kan untuk memberi harapan
kemenangkan kompetisi itu.

Namun, gagal saya lolos dalam tahap selanjutnya, tentu kecewa dan berat hati saya rasakan
atas kegagalan saya. Kesempatan terakhir bagi saya memenangkan kompetisi tersebut, karena
tidak dapat dicoba lagi di bangku kelas 9.

Namun Tuhan memberikan kesempatan itu lagi. Pada kelas 9 lomba tersebut bersamaan dengan
ujian sekolah saya. Berat tentunya, namun dengan mimpi yang telah pernah coba langkahi,
maka perjuangan akan saya bayar tuntas di garis finish. Juara satu saya dapatkan akan hasil
nya. saya memenangkan kompetisi tersebut yang menjadi saya orang terakhir di angkatan saya
mempersembahkan piagam kepada sekolah SMP saya.

Satu prinsip yang saya pegang adalah “mati sekali maka ku kan lahir berkali kali”. kegagalan
sekali akan melahirkan semangat yang berkali-kali lipat.

Itu merupakan salah satu dari sekian cerita kegagalan saya dalam langkah perjuangan saya.
Bekal skill yang saya bawa dari bangku SMP sering kali saya gunakan untuk membantu teman,
kakak hingga adik kelas yang sedang mengikuti lomba yang serupa pernah saya ikuti. Jiwa
peneliti yang membekas membuat saya selalu kritis atas tantangan global. Menyadarkan
lingkungan sekitar saya hingga dunia akan tantangan global melalui tulisan saya adalah mimpi
saya selanjutnya, membawa dampak langsung dari hasil karya tulisan saya ke masyarakat
hingga dunia.
Melalui STYLE ini saya harap saya dapat mengembangkan potensi diri saya dan terus
berkembang hingga jenjang perguruan tinggi sehingga dapat memberikan dampak berati bagi
masyarakat.

Terakhir saya sangat bersyukur atas kesempatan ini dan siap untuk mengikuti setiap rangkaian
acara dan siap bertanggung jawab menjadi awardee fully-faunded STYLE. Saya berjanji untuk
menghargai setiap kesempatan yang diberikan kepada saya.

Saya yakin saya menjadi kandidat yang layak untuk menjadi awardee fully-faunded STYLE.
Dengan dedikasi yang tak kenal lelah, tekad yang mendalam dan rekam jejak yang kuat. Saya
berharap dapat diberikan kesempatan menjadi awardee fully-faunded STYLE.
GENERASI MUDA SEBAGAI INFLUNCER OF AWARNESS UNTUK MENJAWAB
TANTANGAN GLOBAL

“Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku sepuluh
pemuda, niscaya kan ku guncangkan dunia”. Sebuah kutipan dari ucapan bapak proklamotor
Indonesia, Ir Sukarno. Penggalan kalimat itu menunjuk kan bahwasanya potensi peranan
pemuda yang tak bisa di remehkan semata.

Di dunia yang berkembang dengan pesat saat ini, tantangan global menjadi semakin kompleks
dan saling terkait. Mulai dari perubahan iklim, kesetaraan hingga kesenjangan ekonomi.
Generasi muda menghadapi berbagai tantangan yang akan membentuk masa depan bangsa.

Dalam menyelasaikan kan tantangan tersebut terdapat satu hal krusial yang tak mungkin
terlewatkan, yaitu kesadaran. Tanpa sadar nya akan tantangan yang ada maka tantangan
tersebut tak akan terselesaikan, maka diperlunya kesadaran akan tantangan global untuk
menghadapinya.

Perkembangan dunia saat ini menghubungkan manusia satu sama lain, munculnya media sosial
dan internet telah mempermudah manusia saling terhubung. Generasi muda sebagai generasi
yang paling sering terpapar dengan kemajuan teknologi dengan arus informasi yang
dibawanya maka seharusnya generasi muda lah merupakan generasi yang paling sadar akan
berbagai tantangan global. Dalam penelitian Neergaard dan Ravnbøl, tahun 2019, generasi
muda menaruh perhatian pada masa depan terkait iklim dan lingkungan. Dibanding kan dengan
generasi yang lebih tua, generasi muda menunjukkan kepekaan yang lebih tinggi terhadap topik
perubahan iklim jika dibandingkan dengan generasi yang lebih tua (67% berbanding 56%)
(European Commission and European Parliament, 2008). Mereka cenderung lebih peduli dari
pada generasi orang tua nya (Pauw dan Van Pategem, 2010). Di samping itu, generasi muda
juga bersedia untuk berkorban secara ekonomi untuk lingkungan yang lebih baik, Ini
menunjukan generasi muda dapat lebih sadar akan tantangan global.

Sebagai generasi yang menyadari akan tentangan global, generasi muda tak hanya berperan
sebagai pelaku penyelesai tantangan namun sebagai, Influencer of Awareness For Global
Challenges. Berperan lebih besar untuk memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap
pergerakan untuk menghadapi tantangan global. Menyebar luas kan kesadaran akan tantangan
global, maka akan memberikan pergerakan yang lebih berati terhadap penyelesaian tantangan
global yang ada.
Dengan menggunakan media sosial sebagai alat perangnya, generasi muda dapat lantang
menyuarakan tantangan global sehingga memberikan penyadaran akan tantangan global
kepada dunia. Pengaruh yang diberikan generasi muda untuk memberikan kesadaran akan
tantangan global memiliki dampak yang signifikan dalam mencapai tujuannya. Gerakan seperti
Fridays for Future, yang di inisiasi oleh Greta Thunberg, yang menyerukan tindakan segera
terhadap perubahan iklim hingga Campaign Black Lives Matter, atas kematian pembunuhan
George Floyd dengan hasil membawa ribuan orang untuk menyuarakan kesetaraan, merupakan
bukti bahwa generasi muda dapat yang memberi kesadaran yang berdampak langsung terhadap
perubahan yang diinginkan atas tentangan yang ada. Menggunakan media sosial sebagai ujung
tombak mereka, generasi muda mempergunakannya sebagai tindakan yang berati.

Pergerakan generasi muda dapat di asah sejak kecil agar mereka para generasi penerus sudah
sadar akan tantangan global yang akan ia hadapi. Melalui instansi pendidikan hingga intansi
terkecil yaitu keluarga penyadaran tantangan global sudah dapat di tumbuhkan. Tumbuhnya
kesadaran akan tantangan global ini maka tergeraknya pemerintah untuk melakukan tindakan
yang nyata untuk membantu menghadapi tatangan global.

Mewadahi siswa nya dalam melakukan kegiatan ekstakulikuler yang berdampak positif
terhadap alam dan sesama manusia di instansi pendidikan hingga mengasah siswa untuk
berfikir kritis supaya mereka sadar akan tantangan yang ada. Sehingga jika semua nya telah
berjalan maka akan terbentuk budaya peduli terhadap setiap tantangan global yang ada dari
generasi ke generasi.

Anda mungkin juga menyukai