Anda di halaman 1dari 14

BAB I: CIRI DAN RUANG LINGKUP INDUSTRI MIGAS

Industri migas memiliki karakteristik dan ruang lingkup yang mencakup sejumlah kegiatan utama. Secara
umum, industri migas dibagi menjadi tiga kegiatan utama:
1. Kegiatan Hulu (Upstream Activity):
• Eksplorasi: Melibatkan kegiatan geodesi, geofisika, dan geologi untuk menemukan
potensi cadangan migas.
• Produksi (Eksploitasi): Melibatkan pemboran, manajemen reservoir, produksi, dan
Enhanced Oil Recovery (EOR) untuk mengoptimalkan ekstraksi migas.
2. Kegiatan Hilir (Downstream Activity):
• Pengolahan/Pemurnian (Refinery): Melibatkan proses pemrosesan minyak mentah
menjadi produk-produk yang lebih bernilai.
• Pemasaran atau Distribusi: Melibatkan kegiatan pemasaran, distribusi, penyimpanan,
dan transportasi produk migas.
• Petrokimia: Melibatkan penggunaan produk migas sebagai bahan dasar industri kimia.
3. Kegiatan Penunjang (Supporting Activity):
• Penunjang Teknis: Melibatkan kegiatan keselamatan kerja, manajemen mesin, listrik,
sipil, instrumen, elektronika, dan telekomunikasi.
• Penunjang Non-Teknis: Melibatkan aspek-aspek seperti personalia, keuangan,
pendidikan/latihan, kesehatan, keamanan/security, publikasi, dokumentasi, administrasi,
dan hukum/agraria.
Ciri-ciri Kegiatan Industri Migas, Khususnya pada Kegiatan Hulu:
1. High Risk (Padat Resiko):
• Tidak semua upaya eksplorasi atau pengeboran migas berhasil, sehingga terdapat risiko
mengalami kerugian signifikan, seperti dalam kasus pengeboran yang tidak menemukan
cadangan migas (dry hole).
• Risiko tinggi terkait keselamatan kerja, termasuk kerugian bagi manusia, peralatan, dan
lingkungan, contohnya dalam kejadian blowout atau semburan lumpur lapindo.
2. High Tech (Padat Teknologi):
• Proses pengeboran dan pembuatan sumur memerlukan teknologi tinggi dan canggih,
terutama karena sifat lapisan batuan yang tidak dapat diprediksi.
3. High Cost (Padat Modal):
• Penggunaan teknologi tinggi berkorelasi dengan biaya yang tinggi, sehingga industri migas
termasuk dalam kategori padat modal.
Industri migas merupakan sektor yang memerlukan investasi besar, baik dalam hal tek nologi, riset, maupun
pengelolaan risiko. Kesuksesan dalam industri ini dapat memberikan keuntungan finansial yang signifikan,
tetapi juga mencakup risiko yang tinggi.
BAB II
ASAL USUL TERBENTUKNYA MIGAS
Teori terbentuknya minyak dan gas bumi melibatkan beberapa konsep dan proses geologi yang
menjelaskan asal usul materi hidrokarbon di dalam bumi. Beberapa teori utama adalah sebagai berikut:
1. Teori Kontraksi (Contraction Theory)
• Bumi mengalami susut dan mengerut akibat proses pendinginan.
• Terbentuknya relief seperti gunung, lembah, dan dataran akibat kontraksi.
2. Teori Dua Benua (Laurasia-Gondwana Theory)
• Bumi awalnya terdiri dari dua benua besar, Laurasia dan Gondwana.
• Perlahan-lahan, kedua benua tersebut bergerak menuju khatulistiwa dan terpecah menjadi
benua-benua kecil.
3. Teori Pengapungan Benua (Continental Drift Theory)
• Bumi awalnya satu benua besar, Pangea, yang kemudian terpecah-pecah.
• Pergerakan dasar laut yang dipicu oleh rotasi bumi menyebabkan pecahan benua
bergerak ke arah barat.
4. Teori Konveksi (Convection Theory)
• Arus konveksi di dalam bumi terjadi karena panas dan pijaran.
• Materi lava membeku di mid oceanic ridge, membentuk lapisan kulit bumi baru,
menggantikan kulit bumi yang lebih tua.
5. Teori Tektonik Lempeng
• Teori yang menjelaskan pergerakan litosfer bumi yang terdiri dari lempeng-lempeng.
• Tiga jenis batas lempeng: transform, divergen (konstruktif), dan konvergen (destruktif).
• Batas Transform (Transform Boundaries): Gesekan lempeng secara menyamping di
sepanjang sesar transform.
• Batas Divergen (Divergent Boundaries): Lempeng bergerak menjauh satu sama lain,
membentuk mid-oceanic ridge dan zona retakan.
• Batas Konvergen (Convergent Boundaries): Lempeng bergesekan mendekat, membentuk
zona subduksi atau tabrakan benua.
Selain itu, asal usul minyak dan gas bumi juga terkait dengan struktur internal bumi, yang terdiri dari:
• Kerak Bumi: Terluar, terdiri dari kerak benua (granit) dan kerak samudra (basalt).
• Mantel Bumi: Lapisan tebal di antara kerak dan inti, bersifat cair dan padat.
• Inti Bumi: Lapisan paling dalam dengan inti luar cair dan inti dalam padat.
Teori Pembentukan Minyak Bumi:
1. Teori Anorganik/Abiogenesa:
• Minyak bumi terbentuk melalui proses kimia tanpa melibatkan bahan organik.
• Teori Alkali Panas dengan CO2 dan Teori Karbida Panas dan Air.
2. Teori Organik/Biogenesa:
• Minyak bumi berasal dari bahan organik dan tumbuhan.
• Proses melibatkan pengumpulan, pengawetan, dan transformasi zat organik menjadi
minyak bumi.
• Fasa melibatkan pembentukan, migrasi, dan akumulasi minyak bumi.
Pemahaman terhadap asal usul minyak dan gas bumi menjadi penting dalam eksplorasi dan eksploitasi
sumber daya migas.
BAB III
KARAKTERISTIK MINYAK DAN GAS BUMI

1. Densitas Minyak (ρo) dan Spesific Gravity (γ)


• Densitas: Masa per unit volume minyak pada tekanan dan temperatur tertentu.
• Spesific Gravity: Perbandingan densitas minyak terhadap densitas air pada kondisi standar.
2. API Graviti
• Skala yang sering digunakan, berkisar 47 °API untuk minyak ringan hingga 10 °API untuk
minyak berat.
3. Viskositas Minyak (μo)
• Ketahanan internal minyak terhadap aliran.
• Dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, dan jumlah gas terlarut.
4. Faktor Volume Formasi Minyak (Bo)
• Volume minyak pada tekanan dan temperatur reservoir yang ditempati oleh satu barrel
minyak dan gas dalam larutan.
• Fungsi tekanan, dipengaruhi kelarutan gas dan temperatur.
5. Kelarutan Gas (Rs)
• Cuft gas dalam satu barrel minyak pada tekanan dan temperatur reservoir.
• Dipengaruhi oleh tekanan, temperatur, dan komposisi minyak dan gas.
6. Kompressibilitas Minyak (Co)
• Perubahan volume minyak akibat perubahan tekanan.
• Dipengaruhi oleh tekanan dan komposisi minyak.
7. Tekanan Bubble Point (Pb)
• Tekanan tertinggi gelembung gas pertama kali terbebaskan dari minyak.
• Determinan eksperimental, pengujian ekspansi constant-composition.
8. Specific Gravity Gas
• Perbandingan berat molekul gas terhadap berat molekul udara kering pada tekanan dan
temperatur yang sama.
9. Faktor Deviasi Gas
• Perbandingan volume gas aktual terhadap volume gas ideal pada tekanan dan temperatur
tertentu.
10. Faktor Volume Formasi Gas (Bg)
• Perbandingan volume gas dalam kondisi reservoir dengan volume gas dalam kondisi permukaan.
1. Kompressibilitas Gas (Cg)
• Perubahan volume gas per unit volume dengan perubahan tekanan pada temperatur
konstan.
2. Viskositas Gas (µg)
• Ketahanan aliran gas, dipengaruhi tekanan, temperatur, dan komposisi.
3. Densitas Gas (ρg)
• Massa gas per unit volume, dihitung dengan persamaan keadaan gas pada tekanan dan
temperatur tertentu.
4. Diagram Fasa
• Memperlihatkan perubahan fasa hidrokarbon dalam reservoir seiring dengan penurunan
tekanan dan temperatur.
5. Jenis Reservoir Berdasarkan Diagram Fasa
• Minyak Stabil, Minyak Tidak Stabil, Retrograde Condensate Gas, Dry Gas, Wet Gas.
BAB IV
BATUAN DAN KONDISI BAWAH PERMUKAAN

1. BATUAN BEKU
• Terbentuk melalui pembekuan magma di dalam (intrusif) dan di atas (ekstrusif) permukaan
bumi.
• Jenis: Intrusif (granit, sianit, granodiorit, gabro) dan Ekstrusif (batu apung, lava, perlit,
felsit, basal).
• Ciri utama: keras, padat, homogen, kompak, tanpa stratifikasi, umumnya tanpa fosil.
2. BATUAN SEDIMEN
• Terbentuk dari endapan material yang terkompaksi.
• Jenis: Klastik (batupasir, batulempung, batugamping), Organik (batubara, batugamping,
gastropoda), Kimia (batugamping kristalin, travertin, dolomit).
• Ciri: berlapis akibat pengendapan berulang.
3. BATUAN METAMORF
• Terbentuk dari batuan beku/sedimen yang teralihkan dalam bumi akibat tekanan dan suhu
tinggi.
• Jenis: Kontak/Termal (marmer, kuarsit, hornfel, epidiorit), Dinamik/Kinetik (milonit).
4. POROSITAS
• Perbandingan ruang kosong (pori-pori) dalam batuan dengan volume total, diukur dalam
persen.
• Klasifikasi: Porositas absolute (total volume pori terhadap total volume batuan), Porositas
efektif (volume pori yang saling berhubungan).
5. PERMEABILITAS
• Kemampuan batuan mengalirkan fluida.
• Jenis: Absolut (fluida tunggal), Efektif (lebih dari satu fluida), Relatif (bandingan antara
efektif dan absolut).
6. WETTABILITAS
• Kecenderungan fluida tidak saling mencampur.
• Umumnya reservoir bersifat water wet, di mana air cenderung melekat pada batuan.
7. SATURASI
• Perbandingan volume pori yang diisi oleh suatu fluida dengan total volume pori.
• Hubungan: Sg + So + Sw = 1 (jika diisi gas-minyak-air), So + Sw = 1 (jika diisi minyak
dan air).
8. TEKANAN KAPILER (Pc)
• Perbedaan tekanan antara dua fluida yang tidak bercampur.
• Pengaruh: Mengontrol distribusi saturasi, mendorong pergerakan minyak dan gas melalui
pori-pori.
9. KOMPRESSIBILITAS
• Tiga jenis: Matriks batuan (perubahan volume grain terhadap tekanan), Batuan
keseluruhan (perubahan volume batuan terhadap tekanan), Pori-pori batuan (perubahan
volume pori-pori terhadap tekanan).
KONDISI RESERVOIR
1. TEKANAN
• Hidrostatik: Ph = 0.052 * ρ * h.
• Overburden: 1 psi/ft.
2. TEMPERATUR
• Gradient geothermis berkisar antara 0.5oF/100 ft hingga 4oF/100 ft.
• Hubungan linear antara temperatur dan kedalaman.
Catatan: Teks disusun ulang untuk memperjelas struktur dan memudahkan pembacaan.
BAB V
Petroleum System

1. Batuan Induk (Source Rock):


• Endapan sedimen yang mengandung bahan organik, menghasilkan minyak dan gas saat
terpanaskan.
• Bahan organik dalam batuan sedimen menghasilkan kerogen. Kandungan kerogen diukur
dengan Total Organic Carbon (TOC).
• Jenis batuan induk dibagi oleh Peter dan Cassa (1994):
• Poor source rock: 0 – 0.5% TOC
• Fair source rock: 0.5 – 1% TOC
• Good source rock: 1-2% TOC
• Very good source rock: 2-4% TOC
• Excellent source rock: >4% TOC
• Jenis batuan induk meliputi Batu Lempung (Shale) dan Karbonat (Limestone).
2. Batuan Reservoir (Reservoir Rock):
• Batuan yang mampu menyimpan dan mengalirkan hidrokarbon dengan porositas dan
permeabilitas.
• Jenis batuan reservoir: Batu Pasir (Sandstone) dan Karbonat (Limestone).
3. Batuan Penutup (Cap Rock):
• Sistem batuan penyekat yang tidak permeabel.
• Jenis batuan penutup: Batu Lempung (Shale).
4. Migrasi (Migration):
• Proses transportasi minyak dan gas dari batuan induk ke reservoir.
• Migrasi Primer: Transportasi dari source rock ke reservoir rock.
• Migrasi Sekunder: Transportasi dari reservoir rock ke perangkap.
5. Perangkap / Jebakan (Trap):
• Perangkap Struktural:
• Antiklin, Patahan, Kubah Garam.
• Dipengaruhi oleh deformasi perlapisan dan struktur lipatan serta patahan akibat
kejadian tektonik.
• Perangkap Stratigrafi:
• Reef, Pembajian, Ketidakselarasan.
• Prinsipnya, minyak dan gas bumi terperangkap karena perubahan batuan
reservoir yang menghalangi permeabilitas.
• Kombinasi (Antara perangkap struktural dan stratigrafi).
Structural Trap vs. Stratigraphy Trap:
• Structural Trap: Dipengaruhi oleh deformasi perlapisan seperti pelipatan dan patahan.
• Stratigraphy Trap: Minyak dan gas terhalang oleh perubahan fasies batuan reservoir,
mengurangi permeabilitas.
Referensi: Koesoemadinata (1980) dengan modifikasi.
BAB VI
MEKANISME PENDORONG PADA TIPE-TIPE RESERVOIR

TIPE-TIPE RESERVOIR BERDASARKAN MEKANISME PENDORONG:


1. Reservoir Water Drive
2. Reservoir Gas Cap Drive
3. Reservoir Solution Gas Drive
4. Reservoir Combination Drive
1. Reservoir Water Drive:
• Energi perpindahan minyak disebabkan oleh:
• Pengembangan air.
• Penyempitan pori-pori dari lapisan dan sumber air di permukaan bumi (aquifer).
• Ciri-ciri:
• Tekanan (P) relatif stabil.
• GOR rendah dan konstan.
• WOR meningkat secara kontinyu.
• Natural flow hingga kelebihan air.
• Recovery Factor (RF): 30% - 60%.
2. Reservoir Gas Cap Drive:
• Energi pendorongan berasal dari ekspansi gas bebas pada gas cap.
• Gas di gas cap sudah ada sewaktu reservoir ditemukan atau dari gas terlarut dalam minyak.
• Ciri-ciri:
• Tekanan (P) turun lambat tetapi menerus.
• GOR meningkat terus.
• Tidak ada/kecil produksi air.
• Natural flow tergantung pada ukuran gas cap.
• RF: 20% - 40%.
3. Reservoir Solution Gas Drive:
• Energi pendorongan berasal dari ekspansi volumetrik larutan gas dalam minyak dan pendesakan
minyak akibat penurunan tekanan.
• Gas larut keluar dalam gelembung-gelembung yang tersebar merata.
• Ciri-ciri:
• Tekanan (P) cepat turun.
• GOR awal rendah, kemudian naik cepat.
• Produksi air kecil.
• Memerlukan pemompaan pada tahap awal.
• RF: 5% - 20%.
4. Reservoir Combination Drive:
• Mekanisme berasal dari kombinasi water drive dengan solution gas drive atau gas cap drive.
• Keempat mekanisme pendorongan dapat bekerja secara simultan.
• Biasanya, satu atau dua mekanisme lebih dominan.
BAB VII
EKSPLORASI MIGAS

Eksplorasi migas merupakan proses pencarian dan penelitian untuk menemukan serta mengevaluasi
potensi sumber daya migas, terutama minyak dan gas bumi. Proses ini melibatkan serangkaian tahapan
yang sistematis.
Urutan Tahapan Pekerjaan:
Tahap 1: Studi Pendahuluan/Perencanaan
• Identifikasi area potensial untuk eksplorasi.
• Menentukan tujuan eksplorasi.
• Studi awal kondisi geografis dan geologis.
Tahap 2: Pengumpulan Data
• Foto udara dan pengindraan jauh.
• Aeromagnetik/Geofisik udara.
• Studi geologi lapangan, stratigrafi, dan struktur.
• Gravity.
• Seismik.
• Magnetik.
Tahap 3: Evaluasi Data
• Analisis dan interpretasi data yang dikumpulkan pada tahap 2.
• Penentuan potensi sumber daya migas.
Tahap 4: Studi Detail
• Pemahaman lebih mendalam melibatkan:
• Geologi permukaan detail.
• Pemboran struktur (bor tangan) dangkal.
• Seismik detail (refleksi).
• Gravitasi detail.
• Pemboran stratigrafi (dalam).
Tahap 5: Perencanaan Pemboran Eksplorasi
• Menyusun rencana rinci untuk kegiatan pemboran.
• Menentukan lokasi dan metode pemboran.
Tahap 6: Pemboran Eksplorasi
• Melaksanakan kegiatan pemboran berdasarkan rencana yang telah disusun.
Tahap 7: Evaluasi Hasil Pemboran
• Analisis hasil pemboran untuk menentukan kelanjutan atau penghentian kegiatan.
• Mengukur potensi ekonomi dan teknis sumber daya migas yang ditemukan.
Pengenalan Seismik Eksplorasi:
• Metode menggunakan gelombang seismik untuk mengeksplorasi sumber daya alam di bawah
permukaan bumi.
• Memanfaatkan gangguan perambatan gelombang seismik melalui batuan di bawah permukaan.
• Memberikan gambaran struktur bawah permukaan daerah eksplorasi.
MATERI: KOMPONEN-KOMPONEN RIG
I. SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM)
1. PENDAHULUAN:
• Tujuan operasi pemboran: membuat lubang sumur dengan cepat, murah, dan aman.
• Metode pemboran yang berkembang: bor putar (rotary drilling).
• Sistem utama dari rotary drilling rig.
2. SISTEM TENAGA (POWER SYSTEM)
1. Power Supply Equipment:
• Mesin besar sebagai "Prime Mover" (penggerak utama).
2. Distribution (Transmission) Equipment:
• Sistem transmisi mekanis atau listrik.
3. PRIME MOVER UNIT
• Jenis mesin: Diesel (compression) engines, Gas (spark ignition) engines.
• Lokasi prime mover: Di bawah rig, Di atas lantai bor, Di samping rig (pada tanah, lantai
bor, atau struktur terpisah).
• Jumlah unit mesin: Dua, tiga, atau empat tergantung kebutuhan.
4. DISTRIBUSI TENAGA PADA RIG
• Distribusi tenaga penting untuk fungsi rig.
• Komponen utama yang membutuhkan tenaga: Sistem Angkat, Sistem Putar, Sistem
Sirkulasi.
a. Mechanical Power Transmission:
• Tenaga mekanik dihubungkan melalui hydraulic coupling, roda gigi, dan chain linking
system.
b. Electric Power Transmission:
• Diesel-electric system menggunakan generator listrik.
II. SISTEM ANGKAT (HOISTING SYSTEM)
1. PENDAHULUAN:
• Terdiri dari struktur penyangga (rig) dan peralatan pengangkat (hoisting equipment).
2. STRUKTUR PENYANGGA (Supporting Structure) a. Substructure:
• Konstruksi baja sebagai platform di atas titik bor. b. Lantai Bor (Rig Floor):
• Tempat kerja dan peralatan utama. c. Menara Pemboran (Drilling Tower):
• Memberikan ruang vertikal untuk pengangkatan dan penurunan pipa bor.
3. PERALATAN ANGKAT (Hoisting Equipment)
• Terdiri dari Drawworks, Overhead tool (Crown Block, Travelling Block, Hook, Swivel),
dan Drill Line.
III. SISTEM PEMUTAR (ROTATING SYSTEM)
1. PENDAHULUAN:
• Fungsi utama: memutar rangkaian drill string dan memberikan berat di atas bit (WOB).
2. PERALATAN PEMUTAR (Rotary Assembly)
• Terdiri dari Meja Putar (Rotary Table), Master Bushing, Kelly Bushing, dan Rotary Slip.
• Rangkaian pipa bor menghubungkan Swivel, Drill Pipe, BHA (Bottom Hole Assembly),
dan Bit.
IV. SISTEM SIRKULASI (CIRCULATION SYSTEM)
1. PENDAHULUAN:
• Terdiri dari fluida pemboran, tempat persiapan, peralatan sirkulasi, dan conditioning area.
2. FLUIDA PEMBORAN (Drilling Fluid)
• Jenis: Water-based mud, Oil-based mud, Air or gas-based mud.
• Fungsi utama: membersihkan, mengangkat serbuk bor, membuat mud cake, media
logging, menahan sebagian berat drill string.
3. TEMPAT PERSIAPAN (Preparation Area)
• Meliputi Mud House, Steel Mud Pits/Tanks, Mixing Hopper, dll.
4. PERALATAN SIRKULASI (Circulating Equipment)
• Discarge and return lines, Standpipe, Rotary Hose, Mud Pumps, dll.
5. CONDITIONING AREA
• Meliputi Settling Tanks, Mud Gas Separator, Shale Shaker, Degasser, Desander, Desilter.
V. SISTEM PENCEGAH SEMBURAN LIAR (BLOWOUT PREVENTION SYSTEM)
1. PENDAHULUAN:
• Fungsi utama: menutup lubang bor saat terjadi "kick" atau bahkan blowout.
• Terdiri dari BOP Stack, Accumulator, dan Supporting System.
2. KOMPONEN-KOMPONEN DASAR BOP SYSTEM
• Blowout Preventer (BOP) Stack: Annular Preventer, Ram Preventer, Drilling Spools,
Casing Head.
• Accumulator: Unit darurat untuk menutup BOP Stack.
• Supporting System: Choke Manifold dan Kill Line.
3. KOMPONEN-KOMPONEN UTAMA BOP SYSTEM
• BOP Stack: Annular BOP, Ram Type BOP, Drilling Spools, Casing Head.
• Accumulator: Unit darurat yang menutup BOP Stack pada saat bahaya.
Materi ini mencakup pemahaman tentang komponen-komponen utama rig dalam operasi pemboran
migas.
PPT IMHATEP
HOISTING SYSTEM (Sistem Pengangkatan):
• Fungsi utama: Menyediakan ruang kerja untuk pengangkatan dan penurunan rangkaian pipa bor
dan peralatan lainnya.
ROTATING SYSTEM (Sistem Putar):
• Fungsi utama: Memutar rangkaian peralatan seperti pipa bor, rotary table, dan bit.
• Sumber putaran: Rotary table atau motor pada top drive.
CIRCULATING SYSTEM:
• Fungsi: Mengalirkan lumpur pemboran untuk membawa serbuk bor ke permukaan.
POWER SYSTEM:
• Menyediakan tenaga untuk sistem angkat dan sirkulasi.
• Tenaga penggerak utama: Mekanis dan transmisi elektrik.
BOP SYSTEM (Blowout Preventer System):
• Mencegah blowout yang dapat membahayakan dan berdampak buruk secara ekonomi.
• Alat pengaman saat terjadi kick atau masuknya fluida formasi ke dalam lubang bor.
WELL PROFILE (Profil Sumur):
• Tahapan pemboran melibatkan conductor casing, surface casing, intermediate casing, dan
production casing.
• Termasuk proses seperti drilling, running casing, cementing, electric logging, dan perforating.
JENIS-JENIS WELL COMPLETION:
1. Formation Completion:
• Open Hole Completion
• Perforated Casing Completion
• Sand Exclusion Type Completion (Screen Liner Completion, Gravel Pack Completion)
2. Tubing Completion:
• Single Completion
• Commingle Completion
• Multiple Completion
3. Wellhead Completion:
• Penyelesaian sumur untuk mempersiapkan sumur yang telah dibor menjadi sumur
produksi.
JENIS RIG PEMBORAN:
• Land Rig: Rig darat.
• Steel Jacket Platform: Rig pada platform baja yang menancap di dasar laut.
• Jack Up Rig: Rig yang dapat diangkat di atas permukaan air dengan kaki penyangga.
• Semi Submersible Rig: Rig yang terapung di atas permukaan air dengan ponton semi tenggelam.
• Drill Ship: Kapal dengan fasilitas pengeboran.
• Tension Leg Platform: Platform dengan kabel penahan di laut dalam.
PERSONIL RIG:
• Company Man, Tool Pusher, Driller, Derrickman, Rotary Helper, Mud Engineer, Mud Logger,
Directional Driller.
TIPE SUMUR BERARAH:
1. Vertical Well: Sumur pemboran tegak lurus.
2. Horizontal Well: Sumur dengan lintasan horizontal di dalam formasi reservoir.
3. Directional Well: Sumur dengan lintasan yang dapat diarahkan.
RESERVOIR DRIVE MEKANISME:
1. Reservoir Water Drive: Energi dari air mendorong minyak mengalir.
2. Reservoir Gas Cap Drive: Gas bebas membentuk tudung di atas reservoir.
3. Reservoir Solution Gas Drive: Pendesakan karena ekspansi larutan gas dalam minyak.
4. Reservoir Combination Drive: Kombinasi dari mekanisme pendorong sebelumnya.
PETROLEUM SYSTEM
STUDI DAN KOMPONENNYA
Petroleum System adalah kajian yang menjelaskan hubungan genetik antara batuan induk (source
rock), migrasi, batuan rezervoar (reservoir rock), perangkap (trap), dan batuan tudung (seal)
dalam proses akumulasi minyak dan gas bumi. Dalam Petroleum System, terdapat lima
komponen utama yang saling berinteraksi:
1. Batuan Induk (Source Rock):
• Adalah batuan tempat terbentuknya hidrokarbon.
• Menghasilkan minyak dan/atau gas melalui proses termal yang melibatkan perubahan
bahan organik.
• Karakteristik kimia dan kerapatan organiknya menentukan jenis hidrokarbon yang
dihasilkan.
2. Batuan Reservoir (Reservoir Rock):
• Batuan yang memiliki pori-pori dan rekahan yang mampu menyimpan serta mengalirkan
minyak atau gas.
• Sifat petrofisika seperti porositas dan permeabilitas memengaruhi kapasitas dan
kelancaran aliran hidrokarbon.
3. Migrasi:
• Proses perpindahan hidrokarbon dari batuan induk ke batuan rezervoar melalui pori-pori
dan rekahan dalam batuan.
• Faktor-faktor seperti tekanan, suhu, dan sifat fisik batuan memengaruhi kemampuan
hidrokarbon untuk bergerak.
4. Perangkap (Trap):
• Struktur geologi atau geometri batuan yang menghentikan pergerakan hidrokarbon secara
vertikal.
• Jenis perangkap mencakup antiklin, sesar, batuan karbonat, dan struktur lainnya, yang
menjadi tempat akumulasi minyak dan gas.
5. Batuan Tudung (Seal):
• Batuan yang impermeabel yang berada di atas batuan rezervoar.
• Mencegah migrasi vertikal hidrokarbon keluar dari rezervoar, membentuk rezervoar yang
tertutup.
• Jenis batuan ini termasuk shale, gamping, atau lapisan impermeabel lainnya.
Dengan memahami interaksi antara kelima komponen ini, kajian Petroleum System membantu
para ahli geologi migas dalam mengevaluasi potensi suatu daerah untuk mengandung minyak dan
gas bumi. Analisis ini mencakup penilaian kondisi geologi, termal, dan pergerakan fluida di
dalam kerak bumi. Referensi yang digunakan untuk penyusunan teks ini adalah Koesoemadinata
(1980) dengan modifikasi.

Anda mungkin juga menyukai