Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN KEGIATAN POSYANDU BALITA

Instruktur Praktikum : Khalisa Khairani S.Gz

Disusun Oleh:

1. Nopalia Ramdiana_2211401064
2. Sindi Fitria_2211401065
3. Isnaini Aminatul Qona’ah_2211401066
4. Mega Utami Pratomo_2211401068

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA
2024

i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .............................................................................. .........i
BAB 1 ...................................................................................................1
PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................1
B. Sasaran posyandu ...................................................................1
C. Tujuan ...................................................................................... 1
D. Manfaat posyandu ..................................................................2

BAB 2 ...................................................................................................3

PEMBAHASAN ..................................................................................3

A. Waktu dan Lokasi ...................................................................3


B. Tahap Kegiatan .......................................................................3
C. Data Pengukuran ....................................................................4
D. Hasil Grafik WHO antro .......................................................5
1. Data Individual Assessment bulan
November dan Desember .................................................5
2. Data Nutrisional Survey 16 November 2023 ....................6
3. Data Nutrisional Survey 14 Desember 2023 .................... 8
4. Data SKDN Posyandu Qolbun Salim pada
Bulan November dan Desember 2023 ...........................10

BAB 3 .................................................................................................12

A. Hasil Kunjungan ...................................................................12


B. Kesesuaian Pengukuran .......................................................14

BAB 4 .................................................................................................16

PENUTUP ..........................................................................................16

A. Kesimpulan ............................................................................16
B. Saran ......................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................17

LAMPIRAN ......................................................................................18

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Posyandu merupakan sarana penting di masyarakat yang mendukung dalam
mewujudkan penurunan angka kematian anak dan meningkatkan kesejahteraan ibu. Posyandu
dicanangkan tahun 1986, jumlah posyandu di Indonesia tercatat 25.000 posyandu dan tahun 2011
terdapat 268.439 posyandu dengan jumlah kader 131.383 orang (Kemenkes RI, 2012).
Pemberdayaan masyarakat adalah tentang memperluas pengetahuan dan keterampilan komunitas
dengan memanfaatkan semua sumber daya yang tersedia di komunitas untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan dan mengatasinya menggunakan solusi potensial lokal.
Frekuensi kunjungan ke Posyandu dikategorikan menjadi dua yaitu kategori rutin dan
tidak rutin. Hal ini sesuai dengan Kemenkes RI (2008), bahwa dikatakan cakupan pelayanan anak
balita, dimana setiap anak umur 12 - 59 bulan memperoleh pelayanan pemantauan pertumbuhan
setiap bulan, minimal 8 x dalam setahun yang tercatat di buku KIA. Pemantauan pertumbuhan
adalah pengukuran berat badan pertinggi/panjang badan (BB/TB). Ditingkat masyarakat
pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan per umur (BB/U) setiap bulan di
Posyandu. Balita dikatakan rutin ke Posyandu jika balita hadir dalam mengunjungi Posyandu
sebanyak ≥ 8 kali dalam 1 tahun, sedangkan balita dikatakan tidak rutin ke Posyandu jika balita
hadir dalam mengunjungi Posyandu < 8 kali dalam 1 tahun.

B. Sasaran Posyandu
1. Bayi
2. Balita
3. Ibu hamil, Ibu nifas dan Ibu menyusui
4. Pasangan usia subur (Kemenkes RI, 2013).

C. Tujuan
1. Mengetahui nilai z-score balita di posyandu dan meginterpretasikan status gizinya secara
individu
2. Mengetahui permasalahn gizi bayi dan balita di posyanndu Qolbun Salim
3. Menganalisa pertumbuhan dan perkembangan balita di posyandu
4. Mengetahui hasil pengukuran antropometri dalam suatu populasi dan dibandingkan dengan
standar WHO.

1
D. Manfaat Posyandu
1. Bagi Masyarakat
a. Dapat mempermudah memperoleh informasi dan pelayanan Kesehatan bagi Ibu bayi dan
juga balita.
b. Bayi dapat memperoleh imunisasi secara gratis dan lengkap.
c. Dapat memantau pertumbuhan anak sehingga bisa mengurasi resiko terjadinya masalah
gizi kurang dan gizi lebih
d. Memperoleh penyuluhan tentang Kesehatan Ibu dan anak.
e. Dan apabila terjadi kelainan pada balita dapat diketahui secara cepat dan dapat dirujuk ke
Puskesmas
2. Manfaat Posyandu Bagi Kader Posyandu
a. Dapat meningkatkant pengetahuan dan keterampilan dalam memantau tumbuh kembang
balita
b. Lebih dulu mendapatkan informasi tentang Kesehatan bagi Bayi dan anak.

2
BAB 2
PELAKSANAAN POSYANDU

A. Waktu dan Lokasi


Kegiatan posyandu balita dilakukan di Posyandu Qolbun Salim, Mlangi Nogotirto, Kec.
Gamping, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan Posyandu balita dilakukan
setiap satu bulan sekali tetapi untuk tanggal pelaksanaannya tidak menentu dan bulan Desember
kemarin pelaksanaannya pada tanggal 14 Desember 2023, Pukul 09:45 WIB sampai selesai.

B. Tahap Kegiatan
Kegiatan posyandu balita dilaksanakan oleh petugas Posyandu (Kader Posyandu). Tugas
dari Kader Posyandu yaitu untuk menimbang bayi dan balita, mengukur tinggi badan balita dan
panjang badan bayi serta mengukur lingkar kepala balita dan bayi yang datang ke Posyandu. Data
yang diperoleh dari kegiatan Posyandu balita bulan November sebanyak 28 anak dan data untuk
bulan Desember sebanyak 29 anak.

3
C. Data Pengukuran

4
D. Hasil Grafik WHO antro
1. Data Individual Asessment bulan November dan Desember 2023

5
2. Data Nutrisional Survey 16 November 2023

Weight for length/heigh

6
Weigh for age

Length/height foe age

7
BMI FOR AGE

3. Data Nutrisional Survey 14 Desember 2023

Weight for length/height

8
Weight for age

Length/height foe age

9
BMI for age

4.Data SKDN Posyandu Qolbun Salim pada Bulan November dan Desember 2023

SKDN adalah sistem pencatatan dan pelaporan hasil penimbangan balita yang diukur
diposyandu. Keberhasilan SKDN dapat dilihat dari beberapa indikator yang merupakan gabungan
dari 2 parameter. Berikut pengertian SKDN :

10
S = jumlah seluruh balita di wilayah kerja posyandu

K = jumlah balita yang memiliki kartu sehat (KMS) di wilayah kerja posyandu

D = jumlah balita yang datang dan ditimbang di posyandu

N = jumlah balita yang di timbang 2 bulan berturut-turut dan garis pertumbuhan pada KMS naik

11
BAB 3
PEMBAHASAN DAN PENGUKURAN

A. Hasil Kunjungan

Pengukuran di posyandu dengan mengumpulkan sebanyak 29 data bayi dan balita dalam dua
bulan terakhir. Dari data tersebut kemudian dilakukan pengolahan data menggunakan Who Anthro
melalui menu Individual Assessment. Hasil pada Indikator BB/U, Gizi normal sebesar 83%,
underweight 14% dan BB sangat kurang 3%. Hasil pada indikator TB/U atau PB/U, normal 72%,
pendek 21%, dan sangat pendek 7%. Hasil pada indikator BB/TB atau BB/PB, gizi baik 90%, gizi
lebih 7% dan gizi kurang 3%. Hasil semua indikator lebih dominan normal. Dari data Individual
Assesment setiap bayi/balita terjadi peningkatan tetapi terdapat satu balita mengalami penurunan
berat badan. Kekurangan gizi merupakan hal yang sensitif pada kelompok usia lima tahun pertama,
sehingga harus diberikan perhatian lebih pada kelompok balita. Kekurangan gizi pada balita
berdampak jangka pendek terhadap perkembangan otak dan pertumbuhan fisik, sedangkan jangka
panjang dapat menimbulkan risiko tinggi terjadinya tidak menular pada usia dewasa. (Aisnah, Ode
Salma, and Zainuddin 2022).

Hasil who anthro menggunakan nutritional survey pada 29 balita di Posyandu Qolbun Salim,
kunjungan pada bulan November dan Desember, untuk BB/TB atau PB menunjukkan lebih rendah
dibandingkan dengan standar who. indikator BB/U pada bulan November dan Desember
menunjukkan lebih rendah dibandingkan dengan standar Who. indikator TB atau PB/U pada bulan
November dan Desember menunjukkan lebih rendah dibandingkan dengan standar Who. indikator
BMI/U pada bulan November dan Desember menunjukkan lebih rendah dibandingkan dengan standar
Who.

SKDN adalah sistem pencatatan dan pelaporan hasil penimbangan balita yang diukur
diposyandu. Keberhasilan SKDN dapat dilihat dari beberapa indikator yang merupakan gabungan
dari 2 parameter.

1. Indikator K/S
K/S adalah indikator yang menunjukkan cakupan program dengan kemampuan posyandu
untuk menjangkau seluruh balita yang berada di wilayah kerjanya untuk memiliki
KMS. Perhitungan kecapaian K/S x 100%. Nilai target indikator K/S minimal mencakup
80%.

12
2. Indikator D/S
D/S adalah indikator yang menunjukkan partisipasi masyarakat menggambarkan kesadaran
masyarakat untuk datang menimbangkan balitanya ke posyandu. Perhitungan indikator D/S
yang menunjukkan partisipasi masyarakat untuk datang menimbang yaitu D/S x
100%. Ketercapaian indikator D/S nilai targetnya minimal mencakup 80%.

3. Indikator N/D
N/D adalah indikator yang menunjukkan keberhasilan program yakni menggambarkan
pemberdayaan program posyandu terhadap perbaikan pertumbuhan balita yang ditunjukkkan
dengan pada penimbangan balita 2 bulan berturut-turut, balita mengalami kenaikkan berat
badan. Indikator perhitungan N/D yang menunjukkan keberhasilan program terhadap
pertumbuhan balita adalah N/D x 100%. Program tercapai apabila nilai targetnya minimal
mencapai 80%.
4. Indikator N/S
N/S adalah indikator yang menunjukkan pencapaian program yaitu menggambarkan
pencapaian keseluruhan program posyandu, dengan melihat hasil penimbangan balita 2 bulan
berturut-turut, balita mengalami kenaikan berat badan dibandingkan seluruh jumlah balita di
wilayah kerja posyandu. Perhitungan N/S adalah N/S x 100%. Tercapaian keseluruhan
program posyandu apabila mencapai nilai minimal 40%, namun kini setiap posyandu dapat
menetapkan target masing-masing sesuai kemampuan dan kondisi sumber daya di posyandu
tersebut.

Perhitungan data SKDN Posyandu Qolbun Salim di bulan November dan Desember untuk setiap
indikator diperoleh hasil, sebagai berikut:

A. Data SKDN bulan Novemeber


1) Indikator K/S
K/S = 28/28 × 100%
= 100%
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tercapainya cakupan program dengan
kemampuan posyandu menjangkau seluruh balita di wilayah tersebut.

2) Indikator D/S
D/S = 28/28 x 100%
= 100%
13
Hasil perhitungan diketahui bahwa partisipasi masyarakat yang datang menimbang
balitanya telah tercapai atau tingkat partisipasi tinggi.

3) Indikator N/D
N/D = 28/28 x 100%
= 100%
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa keberhasilan program terhadap pertumbuhan
balita di posyandu tersebut telah tercapai.

4) Indikator N/S
N/S = 28/28 x 100%
= 100%
Hasil perhitungan menunjukkan tercapainya keseluruhan program posyandu terhadap
kenaikan berat badan balita.

B. Data SKDN Bulan Desember


1) Indikator K/S
K/S = 29/29 × 100%
= 100%
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tercapainya cakupan program dengan
kemampuan posyandu menjangkau seluruh balita di wilayah tersebut karena
melampaui nilai target minimal 80%.

2) Indikator D/S
D/S = 29/29 x 100%
= 100%
Hasil perhitungan diketahui bahwa partisipasi masyarakat yang datang menimbang
balitanya telah tercapai atau tingkat partisipasi tinggi dengan mencapai target minimal
yaitu 80%.

3) Indikator N/D
N/D = 28/29 x 100%
=96,5%

14
Hasil perhitungan memenuhi nilai target minimal indikator N/D yaitu 80%, sehingga
dapat dikatakan bahwa keberhasilan program terhadap pertumbuhan balita di
posyandu tersebut telah tercapai.

4) Indikator N/S
N/S = 28/29 x 100%
= 96,5%
Hasil perhitungan menunjukkan tercapainya keseluruhan program posyandu terhadap
kenaikan berat badan balita, dengan hasil yang telah memenuhi nilai target minimal
indikator N/S sebesar 40%
Berdasarkan perhitungan dari beberapa indikator SKDN dapat disimpulkan bahwa secara
keseluruhan program Posyandu Qolbun Salim telah tercapai.

B. Kesesuaian Pengukuran

Pengukuran di posyandu, cara pengukuran berat badan menggunakan baby scale sudah sesuai. Bayi
yang ditimbang saat pengukuran banyak gerak dan terdapat beberapa bayi yang menggunakan
pampers, bedong bayi dan adanya bantal kepala sehingga berpengaruh terhadap hasil pengukuran.
Cara pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital untuk usia lebih dari 2 tahun sudah
sesuai dengan instruksi dan tidak terdapat kendala. Pengukuran panjang badan pada bayi atau balita
yang belum dapat berdiri yaitu usia 0-24 bulan. Alat yang digunakan untuk pengukuran panjang badan
yaitu infantometer, pengukuran ini dilakukan dengan cara berbaring. Cara pengukuran panjang badan
menggunakan infantometer di Posyandu Qolbun Salim yang dilakukan oleh Kader Posyandu sudah
sesuai dengan instruksi yang ada. Saat dilakukan pengukuran panjang badan, bayi dan balita banyak
gerak atau aktif sehingga pembacaan pengukuran harus dilakukan dengan cepat dan teliti. Pengukuran
tinggi badan pada balita menggunakan microtoise sudah sesuai dengan instruksi dan tidak ada kendala
selama pengukuran berlangsung. Pengukuran lingkar kepala pada bayi dan balita menggunakan
metline sudah sesuai dengan instruksi, tetapi terdapat kendala yaitu balita banyak gerak, aktif, dan
ada beberapa yang menolak untuk diukur lingkar kepala.

Kelebihan dan Kekurangan Kegiatan Posyandu Qolbun Salim:

1. Kelebihan Kegiatan Posyandu Balita dan Bayi


Fasilitas Posyandu lengkap, tempat pelaksaan Posyandu bagus dan juga bersih, banyak
mainan yang disediakan di posyandu sehingga balita bisa bermain sehingga para balita
merasa betah di tempat Posyandu. Kegiatan sudah memantau tumbuh kembang balita dan
anak.
15
2. Kekurangan Kegiatan Posyandu Balita dan Bayi
Pada pelaksanaan posyandu kader belum memberikan informasi status gizi setiap anak
dan bayi terkait pengukuran yang telah dilakukan. Kader hanya menginfokan terkait
penurunan maupun kenaikan hasil pengukuran, tetapi hal tersebut kurang akurat untuk
menentukan Kesehatan dari anak dan bayi, akibatnya jika ada masalah Kesehatan orang
tua maupun kader posyandu tersebut tidak optimal dalam melakukan penanganan terkait
status gizi anak.

16
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengukuran di Posyandu Qolbun Salim Mlangi Nogotirto, Kec. Gamping,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta dapat disimpulkan bahwa, individual assessment
menggunakan Who Anthro pada semua indikator dominan noraml. Terdapat beberapa bayi atau
balita yang mengalami masalah gizi yaitu overweight, underweight, stunted dan severely stunted,
tetapi sudah ada peningkatan dari bulan sebelumnya dan ada satu balita yang memiliki hasil grafik
pada berat badan menurut umur yang jauh di bawah dari garis normal. Dari data populasi atau
nutrisional survey garis pada BB/PB,BB/U,PB/U, dan IMT/U masih dibawah rata rata standar
Who. Pada pengukuran berat badan menggunakan baby scale dan panjang badan menggunakan
infantometer perlu kecepatan dan ketelitian karena bayi/balita sedang aktif dan banyak gerak, pada
pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise sudah sesuai dengan instruksi dan tidak
terdapat kendala, pada pengukuran lingkar kepala sudah sesuai dengan instruksi tetapi ada kendala
saat pengukuran karena balita banyak gerak, aktif, dan ada beberapa yang menolak untuk diukur
lingkar kepala. Berdasarkan perhitungan dari beberapa indikator SKDN dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan program Posyandu Qolbun Salim telah tercapai.

B. Saran
Disarankan untuk kader posyandu lebih memperhatikan cara pengukuran yang benar dan
menyampaikan kepada orang tua mengenai informasi status gizi bayi atau balita agar orang tua
dapat memperhatikan status gizi pada bayi atau balita tersebut.

17
DAFTAR PUSTAKA
Kemenkes Ri. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Kemenkes Ri
Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak Ditingkat Pelayanan Kesehatan Dasar. Jakarta: Kementerian
Kesehatan RI

Aisnah, Utara, Wa Ode Salma, and Asnia Zainuddin. 2022. “Berat Badan Balita Sebelum Dan
Sesudah Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Di Bupaten Buton Utara.” Jurnal Ilmiah
Obsgin: Jurnal Imiah Ilmu Kebidanan & Kandungan 14(4): 276–82. https://stikes-nhm.e-
journal.id/OBJ/index.

18
LAMPIRAN

19
20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai