A. Keterbukaan Informasi
Di Era moderen saat ini sangat mudah untuk mendapatkan informasi dari
berbagai pihak, mulai dari media elektronik yang dapat kita akses dimana saja sampai
majalah-majalah dan koran yang dapat kita temukan di berbagai tempat. Kemudahan
ini dapat dirasakan oleh masyarakat umum semenjak Era pemerintahan Presiden B.J
kesempatan kepada pers dalam membuat berita dan menghapuskan SIUPP (Surat Ijin
Usaha Penerbiatan Pers)1, yang mana hal inilah yang menjadi cikal bakal lahirnya
pengertian mengenai keterbukaan informasi publik tetapi juga menjadi sarana yang
pemerintah, dimana masyarakat dapat ikut menyaksikan berbagai program kerja yang
yang dihasilkan, disimpan, dikekola, dikirim, dan/atau diterima oleh suatu badan
Undang-Undang ini serta informasi lain yang berkaitan dengan kepentingan publik.2
1
I Made Murdwarsa Febriyanta “Keterbukaan Informasi Publi Pada Era Keterbukaan
Informasi” https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/13275/Keterbukaan-
Informasi-Publik-Pada-Era-Keterbukaan-Informasi.html (Diakses Pada 23 September 2022, pukul
10.35).
2
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2018 tetang Keterbukaan Informasi Publik. Pasal 1 ayat
2
Keterbukaan informasi Publik juga menjadi salah satu bentuk penegakan dari hak
asasi manusia. Gagasan hak asasi manusia muncul sebagai reaksi atas kesewenang-
wenangan penguasa yang memerintah secara otoriter3 dan juga sebagai cara
melindungi diri dari kemungkinan buruk yang mungkin saja terjadi di kemudian hari
sebagaimana penjelasan Hak Asasi Manusia itu sendiri yakni “Hak asasi manusia
adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
mahkluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia” 4. Lebih lanjut dan
(Keterbukaan Informasi) merupakan hak dari semua orang dan harus di lindungi
kelola pemerintahan yang baik (Good Governance), dan mencegak adanya segala
bentuk Kolusi, Korupsi atau Nepotisme. Karena adanya bentuk kontrol dari
Keterbukaan informasi ini juga berlaku sampai kepada Bank, dimana Bank juga
termaksud kedalam Badan Publik7, yang fungsi dan tugas pokoknya berkaitan dengan
3
Kadek Cahya Susila Wibawa, 2019, Urgensi Keterbukaan Informasi dalam pelayanan Publik
Sebagai Upaya Mewujudkan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik, Administrative Law & Governance
Journal, Vol 2, No. 2 Hal 223.
4
Undang-Undang No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 1 ayat (1)
5
Undang-Undang Dasar Repbulik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28F
6
Endang Retnowati, 2012, Keterbukaan Informasi Publik dan Good Governance (Antara Das
Sein dan Das Sollen), Jurnal Perspektif, Vol. 17, No. 1 Hal. 58
7
Badan Publik adalah Lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan badan lain yang berfungsi
dan tugas pokoknya berkaitan dengan penyelenggaraan negara, yang sebagaian atau seluruh
dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan/atau Anggaran pendaparan
dan Belanja Daerah, atau seluruh dananya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
penyelenggaraan negara. Bank sebagai badan publik dalam menjalankan usahanya di
yang mereka butuhkan, namun pada pasal 17 undang-undang ini juga mengatur
secara tegas informasi yang tidak dapat di publis atau di buka oleh masyarakat umum
dikarenakan bersifat rahasia dan bisa saja merugikan negara maupun pihak-pihak
yang bersangkutan dimana hal tersebut tertuang dalam pasal 17 huruf h butir 3 yang
pendapatan dan rekening bak seseorang. oleh karena itu bank dalam menjalankan
Maka prinsip keterbukaan informasi publik yang dapat dianut oleh bank sebagai
badan publik hanya sebatas pada pelaksanaan pemenuhan informasi publik bagi bank
yang ditegaskan pada Bab IV UU KIP Informasi yang wajib disediakan dan
diumumkan secara berkala (Pasal 9), 2. Bagian Kedua Informasi yang wajib
diumumkan secara serta-merta (Pasal 10), 3. Bagian Ketiga Informasi yang wajib
memantau dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank serta
meminimalisir adanya risiko yang tinggi.9 Prinsip kehati-hatian bagi bank diatur
dan/atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Sumbangan masyarakat, dan/atau luar negeri.
(UU KIP Pasal 1 ayat 3).
8
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2018 tetang Keterbukaan Informasi Publik. Pasal 17
Huruf H butir 3
9
Amanda Savira Monica, 2019, Implementasi Prinsip Keterbukaan Informasi Publik Terkait
Pembukaan Rahasia Bank Dalam Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Acta Diurnal Jurnal Ilmu
Hukum Kenotariatan, Vol.3 No.1 Hal 51.
dalam Pasal 29 ayat (2) Undang-Undang Perbankan 10 yang menyatakan “Bank wajib
kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain
yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai
10
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 Tentang Perbankan Pasal 29 ayat 2.
DAFTAR PUSTAKA
A. Jurnal
Terkait Pembukaan Rahasia Bank Dalam Manajemen Risiko Bagi Bank Umum”,
Acta Diurnal Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan, Vol.3 No.1. (2019) : 51.
(Antara Das Sein dan Das Sollen)”, Jurnal Perspektif, Vol. 17, No. 1 (2012) : 58
Baik”, Administrative Law & Governance Journal, Vol 2, No. 2 (2019) : 223.
B. Perundang-Undangan
Publik.
C. Sumber lain
https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-jakarta/baca-artikel/13275/Keterbukaan-
Informasi-Publik-Pada-Era-Keterbukaan-Informasi.html