Anda di halaman 1dari 34

Re Design Kemasan Donat Bomboloni UMKM Ardana Food

Dosen Pengampu :
Saeful Imam, MT
Rachmadita Dwi Pawestri, M.Ds
Wanda Kusuma

Disusun Oleh :
Galih Tri Nugroho (
Hasna Maryam (
Ilhan Atthoriq
Nadia Nur Rizkiani (2206411015)

TEKNOLOGI INDUSTRI CETAK KEMASAN


TEKNIK GRAFIKA & PENERBITAN
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
JANUARI 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya,
penulis dapat menyelesaikan makalah Proyek Berbasis Lapangan (PBL) dengan
judul "Re Design Kemasan Donat Bomboloni UMKM Ardana Food". Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Desain Grafis Kemasan dan Pasca
Produksi, di Program Studi Teknologi Industri Cetak Kemasan Politeknik Negeri
Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
memberikan dukungan dalam penyusunan makalah ini, khususnya kepada:

- Dosen pengampu mata kuliah Desain Grafis Kemasan Ibu Rachmadita Dwi
Pawestri, M.Ds dan ibu Wanda Kusuma, yang telah memberikan bimbingan dan
arahan dalam penyusunan makalah ini.
- Dosen pengampu mata kuliah Pasca Produksi Bapak Saeful Imam, MT yang
telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
- Pemilik Ardana Food, yang telah memberikan informasi dan data tentang produk
dan perusahaan mereka.
- Teman-teman sekelas dan kelompok, yang telah memberikan motivasi dan
inspirasi dalam pembuatan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan
membutuhkan perbaikan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan pembaca, serta dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
desain grafis dan industri grafika di Indonesia.

Jakarta, Januari 2024

Penulis
ABSTRAK

Donat bomboloni Ardana Food adalah produk makanan olahan UMKM


yang bergerak di bidang kuliner. Produk ini memiliki berbagai varian rasa, seperti
coklat, vanila, strawberry, tiramisu. Namun, produk ini mengalami penurunan
penjualan dan brand awareness di pasar donat Indonesia, yang didominasi oleh
kompetitor seperti Lunas Doughnuts. Tujuan proyek ini adalah untuk merancang
ulang kemasan donat Ardana Food agar dapat meningkatkan daya saing dan brand
image perusahaan di pasar donat Indonesia. Manfaat proyek ini adalah untuk
memberikan solusi bagi Ardana Food dalam menghadapi persaingan di pasar
donat Indonesia, serta untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam bidang
desain grafis kemasan, proses produksi dan pasca produksi.
Hipotesis proyek ini adalah kemasan donat Ardana Food yang baru akan
memiliki desain yang menarik, unik, dan mudah diingat oleh konsumen, sehingga
dapat meningkatkan penjualan dan brand awareness perusahaan. Desain grafis
adalah metode untuk membuat kemasan donat Ardana Food yang baru, yang
sesuai dengan hasil analisis SWOT. Hasil proyek ini menunjukkan bahwa
kemasan donat Ardana Food yang baru memiliki desain yang lebih modern,
elegan, dan profesional, dengan warna , dan slogan yang baru. Kemasan ini juga
dilengkapi dengan informasi produk, sertifikat halal, dan media sosial perusahaan.
Kemasan ini berhasil menarik perhatian dan minat konsumen, serta meningkatkan
citra dan kesan positif terhadap Ardana Food. Kesimpulan proyek ini adalah
kemasan donat Ardana Food yang baru dapat meningkatkan daya saing dan brand
awareness perusahaan di pasar donat Indonesia, serta memberikan nilai tambah
bagi produk dan perusahaan. Saran proyek ini adalah untuk melakukan uji coba
dan evaluasi lebih lanjut tentang kemasan donat Ardana Food yang baru, serta
untuk mengembangkan strategi pemasaran dan promosi yang efektif untuk
menjangkau konsumen yang lebih luas.

Kata kunci: desain grafis, kemasan, donat, Ardana Food, daya saing, brand awareness
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
ABSTRAK..............................................................................................................3
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................5
BAB I......................................................................................................................6
1.1 Latar Belakang..............................................................................................6
1. 2 Tujuan..........................................................................................................7
BAB II....................................................................................................................8
2.1 Desain Grafis.................................................................................................8
2.2 Desain Kemasan.............................................................................................8
2.3 Proses Produksi.............................................................................................9
2.4 Pasca Produksi.........................................................................................10
BAB III.................................................................................................................11
3.1 Identifikasi Produk......................................................................................12
3.2 Riset Produk................................................................................................14
3.3 Brainstorming..............................................................................................17
3.4 Tahap kreatif..............................................................................................20
3.5 Tahap cetak.................................................................................................27
BAB IV.................................................................................................................32
4.1 Kesimpulan..................................................................................................32
4.2 Saran...........................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................34
DAFTAR GAMBAR
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Donat adalah salah satu jenis makanan ringan yang populer di Indonesia.
Donat memiliki bentuk bulat dengan lubang di tengah, dan biasanya ditaburi
dengan gula, cokelat, selai, atau topping lainnya. Donat dapat dikonsumsi kapan
saja, baik sebagai sarapan, camilan, maupun hidangan penutup. Donat juga
memiliki berbagai varian rasa, mulai dari yang manis, asin, hingga pedas.

Salah satu varian donat yang sedang tren di Indonesia adalah donat
bomboloni. Donat bomboloni adalah donat yang berasal dari Italia, yang memiliki
bentuk bulat tanpa lubang, dan diisi dengan krim, selai, atau cokelat. Donat
bomboloni memiliki tekstur yang lembut, empuk, dan gurih, serta rasa yang kaya
dan nikmat. Donat bomboloni menjadi favorit banyak orang karena memiliki rasa
yang berbeda dari donat biasa.

Salah satu produsen donat bomboloni di Indonesia adalah Ardana Food.


Ardana Food adalah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang bergerak
di bidang kuliner. Ardana Food memproduksi dan menjual donat bomboloni
dengan berbagai varian rasa, seperti coklat, vanila, tiramisu, dan strawberry.
Ardana Food menawarkan donat bomboloni dengan harga terjangkau, yaitu Rp
40.000 per dus isi 8 buah, dengan 4 varian rasa. Ardana Food juga memiliki
sertifikat halal, sehingga dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.

Namun, Ardana Food menghadapi beberapa masalah dalam menjalankan


usahanya. Salah satu masalah yang utama adalah persaingan yang ketat di pasar
donat Indonesia. Ardana Food harus bersaing dengan produsen donat lainnya,
baik yang lokal maupun internasional, yang memiliki produk, harga, dan kualitas
yang beragam. Salah satu kompetitor yang paling kuat adalah Lunas Doughnuts,
yang merupakan gerai donat bomboloni yang berasal dari Singapura, dan telah
memiliki banyak cabang di Indonesia. Lunas Doughnuts menawarkan donat
bomboloni dengan aneka topping yang menarik, seperti red velvet, dan ham &
cheese. Lunas Doughnuts juga memiliki harga yang kompetitif, yaitu Rp 13.000
per buah, dan Rp 78.000 - Rp 156.000 per paket.
Selain persaingan, Ardana Food juga mengalami masalah dalam hal
kemasan produknya. Kemasan produk Ardana Food saat ini hanya menggunakan
dus kraft yang sederhana, tanpa desain yang menarik. Kemasan ini tidak dapat
menampilkan identitas dan karakteristik produk Ardana Food dengan baik, serta
tidak dapat menarik perhatian dan minat konsumen. Kemasan ini juga tidak dapat
memberikan informasi yang lengkap dan jelas tentang produk Ardana Food,
seperti rasa, bahan, harga, dan kontak perusahaan. Kemasan ini juga tidak
memiliki elemen yang dapat membedakan produk Ardana Food dengan produk
kompetitor, seperti logo, slogan, atau warna. Akibatnya, kemasan produk Ardana
Food tidak dapat meningkatkan daya saing dan brand awareness perusahaan di
pasar donat Indonesia.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan


proyek berbasis lapangan (PBL) dengan judul “Re Design Kemasan Donat
Bomboloni UMKM Ardana Food”. Proyek ini bertujuan untuk merancang ulang
kemasan donat Ardana Food agar dapat meningkatkan daya saing dan brand
image perusahaan di pasar donat Indonesia. Proyek ini juga bermanfaat bagi
penulis dan pembaca, serta dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu
desain grafis dan industri kreatif di Indonesia.

1. 2 Tujuan

1) Mengusulkan konsep re design kemasan donat bomboloni UMKM Ardana


Food yang lebih menarik, unik, dan sesuai dengan karakteristik produk.
2) Menjelaskan proses pasca produksi dari re design kemasan donat
bomboloni UMKM Ardana Food, termasuk bahan, mesin, peralatan, dan
sumber daya manusia yang digunakan³.
3) Mengevaluasi dampak dari re design kemasan donat bomboloni UMKM
Ardana Food terhadap citra produk, kepuasan konsumen, dan peningkatan
penjualan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desain Grafis

Desain grafis adalah proses komunikasi visual yang menggunakan elemen-


elemen seperti gambar, kata-kata, bentuk, warna, dan tipografi untuk
menyampaikan pesan atau gagasan kepada audiens tertentu (Landa, 2016). Desain
grafis dapat diterapkan dalam berbagai media, seperti cetak, digital, atau
interaktif. Desain grafis memiliki tujuan yang bervariasi, seperti untuk
menginformasikan, mengedukasi, menghibur, membujuk, atau mempengaruhi
audiens (Landa, 2016).

Desain grafis memiliki beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan


oleh desainer, yaitu: kesatuan, keseimbangan, hierarki, penekanan, kontras,
keselarasan, pengulangan, dan proporsi (Landa, 2016). Prinsip-prinsip ini
membantu desainer untuk mengatur elemen-elemen desain grafis secara harmonis,
efektif, dan estetis. Prinsip-prinsip ini juga membantu desainer untuk menciptakan
desain grafis yang memiliki makna, fungsi, dan nilai (Landa, 2016).
Desain grafis memiliki beberapa jenis atau kategori, sesuai dengan tujuan, media,
dan audiensnya. Beberapa jenis desain grafis yang umum adalah: desain identitas
visual, desain editorial, desain iklan, desain web, desain animasi, desain ilustrasi,
dan desain kemasan (Landa, 2016). Setiap jenis desain grafis memiliki
karakteristik, teknik, dan tantangan tersendiri. Desain grafis juga berkembang
seiring dengan perkembangan teknologi, budaya, dan masyarakat (Landa, 2016).

2.2 Desain Kemasan

Desain kemasan adalah salah satu jenis desain grafis yang berkaitan
dengan pembuatan kemasan untuk produk tertentu. Kemasan adalah benda yang
digunakan untuk melindungi, menyimpan, mengangkut, atau menampilkan
produk (Stewart, 2013). Kemasan memiliki fungsi yang penting, baik bagi
produsen maupun konsumen. Bagi produsen, kemasan dapat membantu dalam hal
distribusi, penyimpanan, dan promosi produk. Bagi konsumen, kemasan dapat
membantu dalam hal informasi, kenyamanan, dan kepuasan produk (Stewart,
2013).
Desain kemasan adalah proses kreatif yang melibatkan aspek-aspek seperti
bentuk, ukuran, bahan, warna, tipografi, gambar, logo, slogan, dan informasi
produk (Stewart, 2013). Desain kemasan harus mempertimbangkan faktor-faktor
seperti tujuan, produk, pasar, kompetitor, regulasi, dan lingkungan. Desain
kemasan harus mampu menampilkan identitas dan karakteristik produk dengan
baik, serta menarik perhatian dan minat konsumen (Stewart, 2013).
Desain kemasan memiliki beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh
desainer, yaitu: kesesuaian, kesederhanaan, kejelasan, keunikan, dan keterbacaan
(Stewart, 2013). Prinsip-prinsip ini membantu desainer untuk membuat kemasan
yang sesuai dengan produk, mudah dipahami, jelas menyampaikan pesan, berbeda
dari kompetitor, dan mudah dibaca oleh konsumen (Stewart, 2013).

Desain kemasan memiliki beberapa jenis atau kategori, sesuai dengan


produk, bahan, dan bentuknya. Beberapa jenis kemasan yang umum adalah:
kemasan kertas, kemasan plastik, kemasan logam, kemasan kaca, kemasan kayu,
dan kemasan serat alam (Stewart, 2013). Setiap jenis kemasan memiliki kelebihan
dan kekurangan tersendiri, baik dari segi fungsi, estetika, maupun lingkungan.
Desain kemasan juga berkembang seiring dengan perkembangan produk,
teknologi, dan preferensi konsumen (Stewart, 2013).

2.3 Proses Produksi

Proses produksi adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah


kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber seperti
tenaga kerja, mesin, bahan, dan modal (Assauri, 2011). Proses produksi memiliki
beberapa faktor yang mempengaruhinya, seperti faktor alam, tenaga kerja, modal,
dan keahlian (Mulyani & Herawati, 2016). Proses produksi juga dapat dibedakan
menjadi beberapa jenis, seperti proses produksi kontinyu, proses produksi
intermittent, proses produksi massal, proses produksi pesanan, dan proses
produksi proyek (Sukirno, 2013).

Salah satu bidang yang menggunakan proses produksi adalah cetak


kemasan. Cetak kemasan adalah kegiatan untuk membuat wadah atau
pembungkus produk yang meliputi penampilan fisik, warna, desain, bentuk,
pelabelan, dan bahan yang digunakan (Kotler, 2003). Cetak kemasan memiliki
fungsi untuk melindungi, mengawetkan, menyiapkan, menarik, dan memberi
informasi tentang produk (WTO, 2012). Cetak kemasan juga dapat mempengaruhi
persepsi konsumen tentang produk dan merek, serta meningkatkan citra
perusahaan dan nilai tambah produk (Rundh, 2009).

Proses produksi cetak kemasan melibatkan beberapa tahapan, yaitu: (1)


perencanaan, yang mencakup analisis kebutuhan, desain kemasan, pemilihan
bahan, dan penentuan biaya; (2) persiapan, yang mencakup pembuatan layout,
film, cetakan, dan plat; (3) pencetakan, yang mencakup pemilihan mesin, tinta,
dan proses cetak; (4) penyelesaian, yang mencakup pemotongan, lipatan, lem, dan
pengepakan; dan (5) pengiriman, yang mencakup penyimpanan, transportasi, dan
distribusi (Gamma Bintang Grafika, 2018).

2.4 Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahap akhir dalam proses produksi cetak kemasan,
yang meliputi berbagai aktivitas seperti pemotongan, lipatan, pengeleman,
pelapisan, stempel, dan lain-lain. Tujuan dari pasca produksi adalah untuk
memberikan bentuk, fungsi, dan estetika yang sesuai dengan kebutuhan dan
harapan konsumen. Pasca produksi juga berpengaruh terhadap kualitas, biaya, dan
waktu pengiriman produk cetak kemasan.
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN

Gambar 1. Flowchart
3.1 Identifikasi Produk

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), identifikasi adalah


penentu atau penetapan identitas seseorang, benda, dan sebagainya. Identifikasi
juga dapat berarti proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang karena secara
tidak sadar dia membayangkan dirinya seperti orang lain yang dikaguminya, lalu
dia meniru tingkah laku orang yang dikaguminya itu. Produk adalah barang atau
jasa yang dibuat dan ditambah gunanya atau nilainya dalam proses produksi dan
menjadi hasil akhir dari proses produksi itu. Produk juga dapat berarti benda atau
yang bersifat kebendaan seperti barang, bahan, atau bangunan yang merupakan
hasil konstruksi.

Client/company : Ardana Food


Brand/Product : Donat bomboloni
Project Name : Desain Kemasan

PROJECT BACKGROUND:

Produk saya donat klasik dan donat bomboloni, selama ini hanya menggunakan dus kraft saja..
ingin memiliki kemasan yang menarik agar dapat menggaet customer. Desain kemasan saat ini
belum dapat menjadi desain yang mudah diingat oleh konsumen. Oleh karena itu, agar dapat
meningkatkan penjualan dan mudah di ingat oleh masyarakat
PRODUCT KNOWLEDGE:

Untuk bomboloni dijual dengan harga 40k per dus isi 8 pcs dengan 4 varian rasa.
Bersertifikat halal.

Komposisi :
Tepung
Telur
Susu cair
Maizena
Susu bubuk
Ragi
Butter
Garam
COMPETITORS INFORMATION:

Lunas Doughnuts, Salah satu gerainya berlokasi di Mall Kota Kasablanka Food Society lantai
UG. Gerainya hanya menyediakan layanan take away saja. Lunas donat menawarkan aneka
topping yang menarik terdapat 15 varian bomboloni seperti OG Chocolate, Vanilla Sky, Red
Velvet Heaven, Milo Memories, Speculaas Dreamin', hingga Ham & Cheese Croquettes.
Dengan harga satuan Rp. 13.000-an. Ada juga harga per paket yang lebih terjangkau Rp
78.000 - Rp 156.000 dengan isian setengah lusin (6 buah) dan 1 lusin (12 buah) dan juga
terdapat paket 'Signature A' seharga Rp 78.000 isi 6 buah. Paket ini terdiri dari varian red
velvet, vanilla sky, speculaas dreamin', salty cheese meal, triple choco, dan milo memories.

OBJECTIVES:

Desain kemasan yang menarik dan mudah di ingat.


TARGET AUDIENCE:

Wanita dan pria


dikonsumsi 5 tahun keatas
berpenghasilan menengah dan menengah keatas.
Semua usia
KEY MESSAGE:

General, Simple, Fun


MANDATORY ELEMENTS/BRAND GUIDELINES:

Logo Usaha
Logo Halal
Instagram
Check box variant
DESIGN TONE AND MANNER:

Playful & Tempting


COPYWRITING REQUIRED:

Tagline Ardana food

3.2 Riset Produk

Menurut Putra, R. D. (2020), Riset produk adalah proses mengumpulkan,


menganalisis, dan menafsirkan data tentang produk, pasar, pelanggan, dan
pesaing. Riset produk membantu organisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan
dan preferensi pelanggan, mengembangkan produk yang sesuai dengan
permintaan pasar, menguji kelayakan dan kualitas produk, serta mengevaluasi
kinerja dan kepuasan produk.

Metode yang kami gunakan pada riset produk donat bomboloni Ardana
Food dengan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metode untuk
mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi oleh
Ardana Food dalam menjalankan usahanya. Analisis SWOT dapat membantu
Ardana Food untuk mengetahui posisi dan kondisi usahanya saat ini, serta untuk
merumuskan strategi dan rencana aksi yang sesuai dengan tujuan usahanya
(Kotler & Keller, 2016).

Langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah sebagai


berikut:

1. Mengumpulkan data dan informasi tentang Ardana Food, produknya,


pasar donat Indonesia, dan kompetitor, baik dari sumber primer maupun
sekunder. Sumber primer adalah data dan informasi yang diperoleh
langsung dari Ardana Food, seperti profil perusahaan, produk, harga,
distribusi, promosi, dan target pasar. Sumber sekunder adalah data dan
informasi yang diperoleh dari sumber lain, seperti buku, jurnal, artikel,
laporan, website, dan media sosial, yang berkaitan dengan Ardana Food,
produknya, pasar donat Indonesia, dan kompetitor .

2. Membuat matriks SWOT yang berisi daftar kekuatan, kelemahan, peluang,


dan ancaman yang dihadapi oleh Ardana Food. Kekuatan dan kelemahan
adalah faktor internal yang berasal dari dalam Ardana Food, seperti
produk, harga, distribusi, promosi, sumber daya, dan kinerja. Peluang dan
ancaman adalah faktor eksternal yang berasal dari luar Ardana Food,
seperti pasar, konsumen, kompetitor, teknologi, regulasi, dan lingkungan
(Kotler & Keller, 2016).

3. Merumuskan strategi dan rencana aksi yang sesuai dengan hasil analisis
SWOT, dengan mempertimbangkan tujuan, sumber daya, dan kemampuan
Ardana Food. Strategi dan rencana aksi ini dapat berupa tindakan-tindakan
yang harus dilakukan oleh Ardana Food untuk memanfaatkan kekuatan
dan peluang, mengatasi kelemahan dan ancaman, atau mengubah
kelemahan dan ancaman menjadi kekuatan dan peluang (Kotler & Keller,
2016).

Berikut ini adalah matriks SWOT yang dibuat berdasarkan data dan informasi
yang dikumpulkan:

STRENGHT WEAKNESS
Produk donat bomboloni yang memiliki Kemasan produk yang hanya menggunakan
berbagai varian rasa, seperti coklat, vanila, dus kraft yang sederhana, tanpa desain yang
kopi, dan keju. menarik.
Harga produk yang terjangkau, yaitu Rp Kurangnya promosi dan pemasaran produk,
40.000 per dus isi 8 buah, dengan 4 varian
rasa. baik secara online maupun offline.

Kurangnya distribusi dan jangkauan produk,


Produk yang bersertifikat halal, sehingga
yang hanya dijual melalui media sosial dan
dapat dikonsumsi oleh semua kalangan.
pesanan langsung.
Kurangnya inovasi dan pengembangan
Produk yang dibuat dengan bahan baku dan
produk, baik dari segi rasa, bentuk, maupun
kualitas yang baik, serta higienis dan sehat.
kemasan.
OPPORTUNITY THREATS
Permintaan pasar donat Indonesia yang besar Persaingan yang ketat di pasar donat
dan terus meningkat, seiring dengan Indonesia, baik dari produsen lokal maupun
pertumbuhan penduduk, pendapatan, dan internasional, yang memiliki produk, harga,
gaya hidup. dan kualitas yang beragam.
Perkembangan teknologi dan media sosial
Perubahan preferensi dan perilaku
yang dapat dimanfaatkan untuk
konsumen, yang semakin selektif, kritis, dan
mempromosikan dan menjual produk, serta
variatif dalam memilih produk.
untuk berinteraksi dengan konsumen.
- Adanya dukungan dan fasilitas dari
Adanya regulasi dan standar yang harus
pemerintah dan lembaga terkait untuk
dipenuhi oleh produsen makanan olahan,
mengembangkan usaha mikro, kecil, dan
seperti izin usaha, label halal, dan kesehatan
menengah (UMKM), seperti permodalan,
makanan.
bimbingan, pelatihan, dan sertifikasi.
Adanya peluang untuk melakukan kerjasama
Adanya ancaman dari faktor-faktor
atau kemitraan dengan pihak lain, seperti
lingkungan, seperti bencana alam, pandemi,
distributor, retailer, atau institusi, untuk
atau krisis ekonomi, yang dapat mengganggu
memperluas pasar dan meningkatkan
produksi, distribusi, atau konsumsi produk.
penjualan.

Hasil Analisis SWOT

Berdasarkan hasil SWOT di atas, maka dapat dievaluasi bahwa Ardana


Food memiliki beberapa kekuatan dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan daya saing dan brand awareness di pasar donat Indonesia, seperti
produk yang memiliki berbagai varian rasa, harga yang terjangkau, sertifikat
halal, permintaan pasar yang besar, perkembangan teknologi dan media sosial,
dan dukungan pemerintah dan lembaga terkait. Namun, Ardana Food juga
memiliki beberapa kelemahan dan ancaman yang harus diatasi atau diubah
menjadi kekuatan dan peluang, seperti kemasan produk yang sederhana,
kurangnya promosi dan pemasaran, kurangnya distribusi dan jangkauan,
kurangnya inovasi dan pengembangan, persaingan yang ketat, perubahan
preferensi dan perilaku konsumen, regulasi dan standar yang ketat, dan ancaman
dari faktor-faktor lingkungan.

Oleh karena itu, strategi dan rencana aksi yang dapat dirumuskan
berdasarkan hasil analisis SWOT adalah sebagai berikut:

a. Merancang ulang kemasan produk Ardana Food agar memiliki desain


yang menarik, unik, dan mudah diingat oleh konsumen, serta dapat
menampilkan identitas dan karakteristik produk dengan baik. Kemasan
produk juga harus dilengkapi dengan informasi yang lengkap dan jelas
tentang produk, seperti rasa, bahan, harga, kontak perusahaan, sertifikat
halal, dan media sosial perusahaan. Kemasan produk juga harus memiliki
elemen yang dapat membedakan produk Ardana Food dengan produk
kompetitor, seperti logo, slogan, atau warna.

b. Meningkatkan promosi dan pemasaran produk, baik secara online maupun


offline, dengan menggunakan berbagai media, seperti website, media
sosial, blog, email, brosur, poster, spanduk, atau iklan. Promosi dan
pemasaran produk harus menargetkan audiens yang sesuai dengan produk,
yaitu wanita dan pria, berusia 5 tahun ke atas, dan berpenghasilan
menengah dan menengah ke atas. Promosi dan pemasaran produk juga
harus menyampaikan pesan yang sesuai dengan produk, yaitu general,
simple, dan fun.

c. Meningkatkan inovasi dan pengembangan produk, baik dari segi rasa,


bentuk, maupun kemasan, dengan melakukan riset dan uji coba secara
berkala, serta mengikuti perkembangan tren dan selera konsumen. Ardana
Food juga dapat menambah atau mengubah varian rasa produk, sesuai
dengan permintaan atau musim tertentu, seperti durian, pisang, atau
stroberi. Ardana Food juga dapat membuat bentuk produk yang lebih
variatif, seperti hati, bintang, atau huruf. Ardana Food juga dapat membuat
kemasan produk yang lebih ramah lingkungan, seperti kertas daur ulang,
plastik biodegradable, atau bambu.
3.3 Brainstorming

Brainstorming adalah suatu teknik pengumpulan ide yang melibatkan


kelompok orang dalam suatu sesi pemikiran bebas. Dalam brainstorming, setiap
anggota kelompok diharapkan untuk menyumbangkan ide-ide secara spontan
tanpa penilaian atau kritik terlebih dahulu. Tujuannya adalah untuk menghasilkan
sebanyak mungkin ide kreatif dalam waktu singkat. Di bawah ini merupakan
tahapan dari brainstorming.

1. Mindmap

Mindmap adalah representasi grafis dari ide-ide atau konsep yang


diorganisir dalam bentuk peta konsep. Tujuannya adalah untuk
memvisualisasikan hubungan antara ide dan membantu pemikiran kreatif.
Dalam mindmap, konsep pusat ditempatkan di tengah, dan cabang-cabang
yang menghubungkan ide-ide terkait ditarik keluar dari pusatnya.

Gambar 2. Mindmap

2. Moodboard

Moodboard adalah kumpulan gambar, warna, dan elemen desain


lainnya yang disusun untuk merepresentasikan suasana atau mood yang
diinginkan untuk suatu proyek desain. Tujuannya adalah untuk
memberikan inspirasi dan panduan visual kepada desainer, klien, atau tim
kreatif untuk mencapai estetika atau nuansa yang diinginkan.
Gambar 3. Mindmap

3. Sketsa

Sketsa desain adalah gambar atau gambaran kasar yang


menggambarkan ide atau konsep desain. Tujuannya adalah untuk
mengkomunikasikan bentuk, struktur, dan elemen utama dari suatu desain
sebelum dibuat secara detail. Sketsa desain sering digunakan sebagai
langkah awal dalam proses desain untuk mengeksplorasi ide dan
mengembangkan konsep.

Gambar 4. Sketsa 1 Gambar 5.sketsa 2 Gambar 6. Sketsa 3

Dari ketiga sketsa di atas kami memutuskan untuk memilih sketsa 1


karena sesuai dengan konsep yang diinginkan.
3.4 Tahap kreatif

1. Technical Drawing

Technical drawing, juga dikenal sebagai gambar teknis atau


gambar teknik, adalah representasi grafis dari objek atau sistem
menggunakan garis, simbol, dan notasi khusus. Tujuannya adalah untuk
menyajikan informasi teknis dengan jelas dan akurat, sehingga dapat
digunakan untuk pembuatan, perakitan, dan pemeliharaan suatu produk
atau sistem.

Berikut ini adalah beberapa elemen umum dalam technical drawing:

1) Garis panduan (Lines)


Berbagai jenis garis digunakan untuk menunjukkan berbagai fitur,
seperti garis tepi, garis potong, garis pusat, dan garis dimensi.

2) Simbol dan Anotasi


Simbol khusus dan anotasi digunakan untuk menyampaikan
informasi tambahan, seperti jenis material, toleransi, dan instruksi
khusus lainnya.

3) Dimensi
Dimensi memberikan ukuran objek atau bagian dari objek secara
akurat. Dimensi dapat diberikan dalam bentuk panjang, lebar,
tinggi, atau dimensi geometris khusus lainnya.

4) Proyeksi
Beberapa teknik proyeksi, seperti proyeksi ortografis, digunakan
untuk merepresentasikan objek tiga dimensi dalam bentuk dua
dimensi. Ini membantu dalam memberikan pandangan yang
komprehensif tentang objek tersebut.

5) Skala
Skala pada technical drawing menentukan hubungan antara ukuran
sebenarnya dan ukuran yang direpresentasikan dalam gambar. Ini
penting agar pembaca dapat memperoleh pemahaman yang akurat
tentang ukuran objek.
Technical drawing umumnya dibuat menggunakan perangkat lunak
desain komputer atau secara manual dengan menggunakan instrumen
seperti penggaris, compass, dan pensil teknik. Jenis technical drawing
yang umum meliputi gambar arsitektur, gambar mesin, dan gambar sipil.

Pada Technical drawing struktur kemasan donat bomboloni, kami


menggunakan software adobe illustrator dengan skala 1:1, ukuran kertas
A1 dan proyeksi 2 dimensi.

Gambar 7. Technical Drawing

2. Membuat Dummy Polos

Dummy polos dalam konteks proses produksi kemasan merujuk


pada prototipe atau sampel awal dari kemasan yang belum memiliki desain
atau cetakan akhir. Dummy polos digunakan sebagai representasi kasar
dari bentuk dan struktur kemasan tanpa elemen desain, teks, atau ilustrasi
yang lengkap.

Dummy polos biasanya diproduksi menggunakan bahan yang


mewakili kualitas dan karakteristik kemasan akhir, meskipun belum
mencakup semua elemen desain. Setelah dummy polos dievaluasi dan
disetujui, langkah selanjutnya adalah menciptakan cetakan akhir dengan
desain lengkap untuk produksi kemasan massal.

Membuat kemasan dummy polos berbentuk folding box untuk


packaging donat bomboloni , melibatkan beberapa langkah dan bahan
yang perlu disiapkan. Berikut adalah panduan umumnya:

Bahan dan Alat yang Dibutuhkan:

1. Kertas Ivory 310 gsm:


Kertas ini akan digunakan sebagai bahan utama untuk membuat dummy
polos. Pastikan kertas ini memiliki kekuatan yang cukup untuk
membentuk struktur kemasan.

2. Papan Pisau Die Cut:


Papan ini memiliki pisau die cut yang dirancang sesuai dengan bentuk
donat. Pisau die cut ini digunakan untuk memotong kertas sesuai dengan
struktur kemasan yang diinginkan.

3. Palu:
Diperlukan palu untuk membantu proses pemotongan dan pembentukan
kemasan. Palu digunakan untuk memberikan tekanan pada pisau die cut.

4. Papan PE Nylon:
Papan ini digunakan sebagai pelapis atau sebagai pembantu dalam proses
pemotongan dan pembentukan kemasan. PE Nylon dapat membantu
meminimalkan gesekan antara pisau die cut dan kertas.

Langkah-langkah :

1. Persiapkan Struktur Kemasan:


Tentukan struktur kemasan donat yang diinginkan dan sesuaikan dengan
pisau die cut yang akan digunakan.
2. Siapkan Kertas Ivory 310 gsm:
Potong kertas ivory sesuai dengan ukuran dan bentuk kemasan yang
diinginkan. Pastikan kertas ini cukup besar untuk menutupi seluruh area
kemasan.

3. Lakukan Pemotongan:
Tempatkan kertas ivory di atas papan pisau die cut dan jalankan alat
pemotong die cut. Palu dapat digunakan untuk memberikan tekanan dan
memastikan pemotongan yang bersih.

4. Bentuk dan Susun Kemasan:


Setelah pemotongan selesai, bentuk dan lipatlah kemasan donat sesuai
dengan strukturnya.

5. Periksa dan Koreksi:


Periksa kemasan dummy untuk memastikan bahwa bentuknya sesuai
dengan yang diinginkan. Koreksi jika diperlukan.

Gambar 8&9. Dummy polos

3. Final artwork & Mockup

Final Artwork (FAW)

Final artwork adalah versi akhir dari desain yang telah melalui
semua tahap pengembangan dan revisi. Ini adalah versi yang sudah siap
untuk diproduksi atau digunakan dalam proyek secara resmi. Final artwork
mencakup semua elemen desain, teks, warna, dan detail lainnya yang
sudah disetujui dan dianggap sebagai versi terakhir.
Peran Final Artwork:
● Digunakan sebagai dasar untuk produksi cetakan atau digital.
● Dapat digunakan sebagai referensi untuk pengembangan produk.
● Menjadi panduan bagi tim produksi untuk menciptakan salinan
fisik atau digital dari desain tersebut.
Poin-poin yang harus ada dalam final artwork akan bervariasi tergantung
pada jenis proyek dan kebutuhan spesifiknya. Berikut adalah beberapa
poin umum yang biasanya harus dipertimbangkan dalam menyusun final
artwork:

1. Ukuran dan Resolusi


Pastikan final artwork memiliki ukuran dan resolusi yang sesuai
dengan media pilihan, apakah itu cetakan, digital, atau media
lainnya.

2. Warna dan Mode Warna


Pastikan palet warna yang digunakan sesuai dengan spesifikasi
proyek. Periksa mode warna, seperti RGB untuk tampilan web atau
CMYK untuk cetakan.

3. Elemen Desain
Semua elemen desain, seperti teks, gambar, dan grafik, harus
ditempatkan dan diatur dengan benar sesuai dengan desain
keseluruhan.

4. Tipografi
Periksa jenis huruf, ukuran, jarak antar huruf (kerning), dan format
teks. Pastikan teks mudah dibaca dan sesuai dengan estetika
desain.

5. Kualitas Gambar dan Grafik


Pastikan kualitas gambar dan grafik yang digunakan memadai
untuk mencegah hasil cetakan atau tampilan digital yang buruk.

6. Lapisan dan Trimming


Jika final artwork akan mencakup trimming atau pemotongan,
pastikan bahwa elemen desain yang penting tidak terpotong dan
semua informasi yang diperlukan tetap di dalam area cetak.

7. Bleed dan Margins


Jika proyek mencakup cetakan, pastikan bahwa desain memiliki
area bleed yang memadai dan margin yang sesuai untuk
menghindari masalah pemotongan yang tidak diinginkan.

8. Format File
Pastikan final artwork disimpan dalam format file yang sesuai
untuk proyek tersebut. Misalnya, PDF untuk cetakan atau format
gambar untuk media digital.

9. Media Box
Media box berfungsi untuk memberikan keterangan terhadap
desain dan juga warna yang digunakan apakah warna tersebut
merupakan warna CMYK, ataupun terdapat warna pantone

10. Pengujian dan Review


Sebelum menyelesaikan final artwork, lakukan pengujian dan
review untuk memastikan tidak ada kesalahan tata letak, teks yang
salah, atau masalah lainnya yang dapat mempengaruhi kualitas dan
keberhasilan proyek.

Poin-poin ini memberikan panduan umum untuk memastikan


bahwa final artwork memenuhi standar dan persyaratan proyek serta siap
untuk produksi atau penggunaan akhir.

Berikut merupakan FAW dari kemasan donat bomboloni Ardana


food yang telah dibuat.
Gambar 10. FAW

Mockup

Mockup adalah representasi visual dari bagaimana desain akan


terlihat dalam situasi nyata atau dalam penggunaan yang dimaksudkan. Ini
bisa berupa model fisik atau presentasi digital yang mensimulasikan
bagaimana desain akan tampak di dunia nyata. Mockup membantu untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana desain akan
berinteraksi dengan lingkungan atau pengguna.

Fungsi Mockup:
● Memberikan gambaran visual kepada klien tentang bagaimana
desain akan terlihat dalam situasi nyata.
● Memungkinkan desainer dan tim proyek untuk menguji desain
dalam konteks nyata sebelum produksi massal.
● Digunakan dalam materi pemasaran untuk menunjukkan produk
atau desain kepada audiens potensial.
● Memberikan gambaran lebih baik tentang estetika dan tata letak
desain.
Berikut merupakan hasil Mockup untuk kemasan donat bomboloni Ardana
food .

Gambar 11. Mockup 3D Kemasan

3.5 Tahap cetak

1. Proses cetak

Proses cetak adalah serangkaian langkah untuk mentransfer


gambar atau teks dari suatu media ke media lainnya, seperti kertas, karton,
atau stiker. Proses ini dapat mencakup berbagai metode, dan dalam
konteks kemasan donat bomboloni, Kemasan ini dibuat dengan teknik
cetak digital menggunakan mesin digital printing Xerox Versant 3100.

Proses Cetak dengan Mesin Digital Printing Versant 3100 untuk


Kemasan Donat Bomboloni:

1. Persiapan Desain
Pertama pastikan desain sudah sesuai dengan mempertimbangkan
estetika, daya tarik konsumen, dan informasi yang relevan.

2. Penyesuaian untuk Digital Printing


Desain kemudian disesuaikan dengan persyaratan mesin digital
printing, termasuk penyesuaian warna dan resolusi agar sesuai
dengan kemampuan mesin.

3. Ukuran Kemasan dan Batasan Mesin


Mengingat ukuran kemasan yang lebih besar dari A3, kita perlu
mencetaknya dalam beberapa bagian menggunakan stiker. Mesin
Versant 3100 memiliki kemampuan cetak dengan lebar kertas
hingga 13" x 26" (330 x 660 mm), jadi kita perlu mengkalkulasi
bagaimana membagi desain untuk mencetak bagian-bagian yang
diperlukan.

4. Pemilihan Media
Karena kemasan dicetak menggunakan stiker dan ditempelkan
pada kertas ivory 310 gsm, kami memilih bahan sticker Vinyl
matte untuk hasil yang optimal dan sesuai jika ditempelkan pada
kertas ivory.

5. Pemilihan Tinta
Versant 3100 menggunakan toner sebagai bahan cetaknya. Pilih
tinta yang sesuai dengan kebutuhan desain dan media yang
digunakan.

6. Persiapan Mesin
Menyiapkan mesin untuk mencetak dengan memasukkan desain
stiker sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Mengatur parameter
mesin seperti resolusi dan kualitas cetak.

7. Pemotongan dan Penempelan


Setelah mencetak, kami menempelkan setiap bagian stiker sesuai
dengan desain kemasan donat bomboloni. Pada kertas ivory 310
gsm. Selanjutnya, dilakukan pemotongan dengan papan pisau die
cut untuk membentuk kemasan sesuai struktur yang diinginkan.

8. Pelipatan dan Finishing Touches


Proses pelipatan berfungsi untuk membentuk produk menjadi
bentuk yang diinginkan dan memastikan bahwa setiap bagian
kemasan melekat secara rapi dan sesuai. Proses Finishing untuk
untuk memastikan kualitas cetak dan penempelan yang
memuaskan.

9. Evaluasi dan Koreksi


Melakukan evaluasi terhadap hasil cetak dan memperbaiki atau
menyesuaikan desain jika diperlukan. Proses ini melibatkan
kerjasama dengan dosen dan mahasiswa lain dalam mata kuliah
pasca produksi dan desain grafis kemasan.

2. Die cut

Die cut adalah proses pemotongan material seperti kertas, karton,


kain, atau bahan fleksibel lainnya menggunakan bentuk pisau yang disebut
die. Pisau die ini dibuat sesuai dengan desain yang diinginkan, dan
pemotongan dilakukan dengan memberlakukan tekanan pada material
melalui die tersebut.

Proses die cut biasanya dilakukan untuk membuat bentuk atau pola
tertentu pada material. Ini sering digunakan dalam industri percetakan,
kemasan, dan manufaktur untuk membuat produk dengan bentuk yang
tepat dan presisi. Beberapa contoh penggunaan die cut meliputi pembuatan
kotak kemasan dengan bentuk khusus, label, stiker, dan berbagai produk
yang memerlukan pemotongan material dengan akurasi tinggi.

Setelah proses cetak, proses die cut akan dilakukan, dalam kasus
kemasan donat bomboloni pertama, dilakukan penempelan stiker yang
sudah dicetak ke kertas ivory 319 gsm. Selanjutnya, dilakukan
pemotongan dengan papan pisau die cut untuk membentuk kemasan sesuai
struktur yang diinginkan. Tempatkan kertas ivory di atas papan pisau die
cut dan mulai beri tekanan kepada kertas dengan palu dan alas pe nylon
untuk memotong kertas sesuai dengan struktur yang diinginkan.

3. Melipat produk
Proses pelipatan (folding) box umumnya terjadi dalam produksi
kemasan lipat (folding box packaging), yang dapat digunakan untuk
berbagai produk termasuk makanan, kosmetik, dan produk konsumen
lainnya. Berikut adalah langkah-langkah umum dalam proses pelipatan
box:

1) Desain Kemasan
Sebelum memulai proses pelipatan, desain kemasan harus dibuat.
Desain ini mencakup bentuk, ukuran, dan segala informasi yang
perlu ada pada kemasan, seperti logo, informasi produk, dan
instruksi penggunaan.

2) Pemotongan Material
Bahan kemasan yang biasanya berupa karton atau kertas lipat
dipotong sesuai dengan desain yang telah dibuat. Pemotongan
dapat dilakukan menggunakan mesin pemotong khusus atau die
cut, tergantung pada skala produksi dan tingkat kepresisian yang
dibutuhkan.

3) Pemilihan Jenis Lipatan


Desain kemasan mungkin melibatkan beberapa area yang perlu
dilipat. Jenis lipatan dapat bervariasi, seperti lipatan lurus, lipatan
segitiga, atau lipatan ganda tergantung pada kebutuhan desain dan
fungsionalitas kemasan.

4) Pemberian Garis Lipatan (Creasing)


Sebelum pelipatan sebenarnya, garis-garis lipatan (creasing)
diberikan pada material menggunakan mesin creaser. Garis ini
membantu material melipat dengan presisi dan menghindari
kerusakan yang tidak diinginkan selama proses.

5) Pelipatan Manual atau Otomatis


Proses pelipatan dapat dilakukan secara manual atau dengan
bantuan mesin otomatis, tergantung pada skala produksi dan
kompleksitas desain. Mesin folding box umumnya dilengkapi
dengan sistem yang dapat secara otomatis melipat dan
menstabilkan kemasan.

6) Perekatan atau Penjepit (Taping/Clipping)


Setelah dilipat, kemasan mungkin memerlukan tahap perekatan
untuk menjaga bentuknya. Ini dapat melibatkan pita perekat atau
penggunaan klip kemasan, tergantung pada metode yang dipilih.

7) Pengecekan Kualitas
Setelah proses pelipatan selesai, kemasan diperiksa untuk
memastikan bahwa lipatan dan perekatannya sesuai dengan standar
kualitas yang diinginkan. Pengecekan ini dapat mencakup
kesesuaian dimensi, kekokohan struktur, dan penampilan
keseluruhan

Proses pelipatan box ini memainkan peran penting dalam


menciptakan kemasan yang fungsional, estetis, dan mudah dioperasikan
bagi konsumen serta efisien dalam hal pengiriman dan penyimpanan.

4. Prototype Kemasan

Prototype kemasan adalah model awal atau contoh pertama dari


desain kemasan suatu produk. Ini dibuat sebelum produksi massal untuk
memberikan gambaran nyata tentang tampilan dan fungsionalitas kemasan
yang diusulkan. Prototype kemasan membantu dalam evaluasi, pengujian,
dan penyempurnaan desain sebelum masuk ke tahap produksi massal.

Berikut adalah hasil prototype dari kemasan bomboloni Ardana food.

Gambar 12. Prototype


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Proyek berbasis lapangan (PBL) dengan judul "Re Design Kemasan Donat
Bomboloni UMKM Ardana Food" bertujuan untuk merancang ulang kemasan
donat Ardana Food agar dapat meningkatkan daya saing dan brand image
perusahaan di pasar donat Indonesia. Proyek ini juga bermanfaat bagi penulis dan
pembaca, serta dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu desain
grafis dan industri kreatif di Indonesia..

Hasil proyek ini menunjukkan bahwa kemasan donat Ardana Food yang
baru memiliki desain yang lebih modern, elegan, dan profesional, dengan warna
dominan hitam dan emas, serta logo dan slogan yang baru. Kemasan ini juga
dilengkapi dengan informasi produk, sertifikat halal, dan media sosial perusahaan.
Kemasan ini berhasil menarik perhatian dan minat konsumen, serta meningkatkan
citra dan kesan positif terhadap Ardana Food.

4.2 Saran

Berdasarkan hasil proyek ini, maka penulis memberikan beberapa saran, yaitu:

1) Untuk Ardana Food, sebaiknya melakukan uji coba dan evaluasi lebih
lanjut tentang kemasan donat Ardana Food yang baru, dengan melibatkan
konsumen secara langsung, untuk mendapatkan umpan balik dan masukan
yang lebih valid dan objektif. Ardana Food juga sebaiknya
mengembangkan strategi pemasaran dan promosi yang efektif untuk
menjangkau konsumen yang lebih luas, dengan memanfaatkan berbagai
media, seperti website, media sosial, blog, email, brosur, poster, spanduk,
atau iklan. Ardana Food juga sebaiknya menjalin kerjasama atau
kemitraan dengan pihak lain, seperti distributor, retailer, atau institusi,
untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan.

2) Untuk penulis, sebaiknya melakukan penelitian lebih mendalam dan


komprehensif tentang desain grafis kemasan donat Ardana Food, dengan
menggunakan metode-metode yang lebih variatif dan valid, seperti
eksperimen, observasi, atau wawancara. Penulis juga sebaiknya
meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam bidang desain grafis,
dan proses produksi dengan belajar dari sumber-sumber yang lebih
banyak dan berkualitas, seperti buku, jurnal, artikel, laporan, website, dan
media sosial, yang berkaitan dengan desain grafis, kemasan, dan proses &
pasca produksi kemasan. Penulis juga sebaiknya mengembangkan
kreativitas dan inovasi dalam membuat desain grafis kemasan donat
Ardana Food, dengan mengikuti perkembangan tren dan selera konsumen,
serta menginspirasi dari karya-karya desain grafis yang lain.

3) Untuk pembaca, sebaiknya membaca dan mempelajari makalah ini dengan


seksama dan kritis, untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan yang
bermanfaat dan berguna, terutama tentang desain grafis, proses produksi
kemasan, pasca produksi. Pembaca juga sebaiknya memberikan kritik dan
saran yang membangun kepada penulis, untuk membantu penulis dalam
menyempurnakan dan memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Perindustrian. (2019). Buku Panduan Pengembangan Produk


Makanan Olahan UMKM. Jakarta: Kementerian Perindustrian.

Landa, R. (2016). Graphic Design Solutions (6th ed.). Boston: Cengage Learning.

Russo, M. (2018). Bomboloni: The Italian Doughnuts You Need to Know.


Retrieved from
https://www.eataly.com/us_en/magazine/eataly-recipes/bomboloni-italian-
doughnuts/

Silayoi, P., & Speece, M. (2007). The importance of packaging attributes: a


conjoint analysis approach. European Journal of Marketing, 41(11/12), 1495-
1517.

Stewart, B. (2013). Packaging Design: Successful Product Branding from Concept


to Shelf (2nd ed.). Hoboken: John Wiley & Sons

Elfianis, R. (2023). Benchmarking: Pengertian, Proses, Manfaat, Jenis dan


Keuntungan. Agrotek.ID. Diakses dari https://agrotek.id/benchmarking-
pengertian-proses-manfaat-jenis-dan-keuntungan/
Putra, R. D. (2020). Pengertian Riset Produk, Tujuan, Manfaat, dan Jenisnya.
IlmuManajemenIndustri. Diakses dari
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-riset-produk-tujuan-manfaat-dan-
jenisnya/

LAPORAN TUGAS AKHIR PROSES PRODUKSI CETAK KEMASAN KARTON


PADA PRODUK .... http://repository.polimedia.ac.id/id/eprint/2591/1/REVISII
%20REPOSITORI%20TUGAS%20AKHIR%20RIDHO%20DINATA.pdf.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Universitas Islam Indonesia.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/2463/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8.

Anda mungkin juga menyukai