Evaluasi profil bisnis, model operasional, dan strategi supermarket. Pahami bagaimana supermarket beroperasi, produk yang dijual, dan segmen pelanggan utamanya. Hal ini dapat dilakukan melalui diskusi dengan manajemen, meninjau laporan keuangan, serta pengamatan aktivitas bisnis di lokasi. Selain itu, lakukan analisis berbagai faktor lingkungan eksternal yang dapat mempengaruhi, seperti persaingan pasar, regulasi industri, dan tren konsumen. Pelajari struktur kepemilikan dan fungsi pengawasan dewan direksi.
2. Membuat penilaian awal tentang tingkat materialitas
Dalam menentukan tingkat materialitas, evaluasi dilakukan terhadap pendapatan, aset, dan kewajiban supermarket. Namun, tetapkan jumlah kesalahan yang dianggap material yang dapat mempengaruhi Keputusan pengguna lpaoran keuangan. Pertimbangkan sifat dari kesalahan potensial.
3. Mempertimbangkan risiko audit
Identifikasi kesalahan yang dapat terjadi di supermarket, seperti kecurangan kasir, kesalahan perhitungan persediaan, atau ketidakakuratan harga promosi barang. Risiko pengendalian berkaitan dengan seberapa efektif sistem pengendalian internal supermarket dalam mencegah atau mendeteksi kesalahan yang mungkin terjadi. Sementara itu, risiko deteksi merupakan kemampuan auditor untuk mengidentifikasi kesalahan material selama prosedur audit, yang dapat dipengaruhi oleh kualitas pengujian yang dilakukan. Dengan memahami dan mengelola ketiga jenis risiko ini, auditor dapat merencanakan audit dengan lebih efisien dan efektif.
4. Memahami struktur pengendalian internal entitas
Dalam memahami struktur pengendalian internal supermarket, beberapa aspek penting harus dievaluasi. Pertama, lingkungan pengendalian menyoroti budaya integritas serta tingkat komitmen manajemen terhadap pengendalian internal. Selanjutnya, penilaian risiko oleh entitas penting untuk memahami bagaimana manajemen mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko kesalahan dalam operasi supermarket. Aktivitas pengendalian merupakan langkah-langkah konkret yang diambil untuk mengatasi risiko yang teridentifikasi, seperti otorisasi transaksi, segregasi tugas, dan rekonsiliasi kas. Informasi dan komunikasi mencakup cara entitas mengumpulkan, memproses, dan menyampaikan informasi terkait pengendalian internal kepada pihak yang berkepentingan. Terakhir, pemantauan berkelanjutan adalah proses yang dilakukan manajemen untuk secara terus-menerus memantau efektivitas pengendalian internal dan mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan. Dengan mempertimbangkan semua aspek ini, auditor dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang struktur pengendalian internal supermarket.
5. Mengembangkan strategi audit awal untuk pernyataan signifikan
Dalam melakukan audit terhadap supermarket, auditor akan menerapkan berbagai prosedur audit untuk memverifikasi keakuratan catatan keuangan. Transaksi penjualan akan diaudit melalui pengujian transaksi penjualan, observasi penghitungan kas, dan rekonsiliasi bank guna memastikan keakuratan pendapatan yang tercatat. Selanjutnya, audit persediaan dilakukan dengan pengamatan stock opname, pengujian perpetual inventory system, dan analisa tren persediaan untuk memastikan pencatatan yang akurat. Pada sisi kas dan setara kas, auditor akan melakukan penghitungan kas fisik, konfirmasi bank, dan rekonsiliasi bank guna memverifikasi keberadaan dan kepemilikan kas serta setara kas. Sedangkan untuk hutang dan kewajiban lainnya, prosedur audit melibatkan konfirmasi dengan pemasok, analisis tren hutang, dan pengujian terkait beban yang masih harus dibayar untuk memastikan pencatatan yang akurat dan lengkap. Dengan menerapkan serangkaian prosedur audit ini, auditor dapat memberikan keyakinan atas keandalan laporan keuangan supermarket.
Jika Berbicara Perbedaan Audit Internal Dan Audit Eksternal Sebaiknya Kita Perlu Mengetahui Pengertian Dari Audit Internal Dan Audit Eksternal Terlebih Dahulu
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya