Anda di halaman 1dari 10

Kelompok 4

1. Afifah Dwi Kurniasih


2. Amanda Putri Vannisa
3. Evriliani Mulya Pratama
4. Monica Alifia
5. Nurmalita Nastiti
6. Rayida Nurhayati
7. Sari Angelina Sinaga

HIPERTENSI (Amanda)
1. Definisi hipertensi
hipertensi adalah tekanan darah yang abnormal, seseorang dianggap hipertensi apabila
tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg
2. Epidemiologi
kemungkinan besar hipertensi muncul pada usia lebih dari 65 tahun. 28,6% penderita
hipertensi berusia diatas 20 tahun. hipertensi juga bisa disebabkan oleh keturunan.
masyarakat perkotaan cenderung lebih banyak menderita hipertensi daripada pedesaan.
3. Etiologi
hipertensi dibagi menjadi dua yaitu primer dan sekunder. penyebab hipertensi primer belum
pasti (keturunan, jenis kelamin, usia, diet, berat badan, gaya hidup) sedangkan hipertensi
sekunder sudah jelas penyebabnya (ginjal, gangguan tiroid, penggunaan kontrasepsi oral,
kehamilan, luka bakar)
4. Patofisiologi
meningkatnya tekanan darah bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu jantung memompa lebih
kuat sehingga mengairkan lebih banyak cairan setiap detiknya dan arteri besar kehilangan
kelenturannya sehingga menjadi kaku dan tidak dapat mengembang pada saat jantung
memompa darah melalu arteri tersebut. darah pada setiap dengut jantung dipaksa melewati
pembuluh yang sempit dari biasanya.
5. Manifestasi klinis
 sakit kepala
 pusing
 lemas
 kelelahan
 gelisah
 mual
 muntah
PASCA OPERASI CORONARY ARTERY BYPASS GRAFT (Rayida)
1. Definisi kondisi
Coronary Arteri Bypass Graft (CABG) Merupakan Salah Satu Penanganan Intervensi dari
penyakit Jantung koroner dengan cara membuat saluran baru melalui dan melewati bagian
Arteri Coronaria Yang mengalami penyempatan atau penyumbatan.
2. Epidemiologi
 Usia (Laki-laki >40 tahun, wanita >45 tahun)
 Jenis kelamin
 Riwayat keluarga
 Kencing manis
 Aktivitas fisik kurang
 Merokok

3. Etiologi
 Kejang Vaskular
Kejang Vaskuler merupakan suatu konstriksi spastik abnormal yang secara transien
(sekejap/seketika) menyempitkan pembuluh koronaria. Spasme ini terjadi jika oksigen
yang tersedia untuk pembuluh koronaria terlalu sedikit, sehingga endotel (lapisan
dalam pembuluh darah) menghasilkan platelet activating factor (PAF). PAF memiliki
efek utama yaitu menghasilkan trombos. PAF ini akan berdifusi ke otot polos vaskular
di bawahnya dan menyebabkan kontraksi, sehingga menimbulkan spasme vaskular.
 Pembentukan Aterosklerosis
Aterosklerosis adalah adalah Aterosklerosis adalah kondisi di mana arteri menjadi
keras dan tersumbat karena penumpukan plak di dinding arteri. Plak terbentuk dari
campuran lemak, kolesterol, sel darah, fibrin (suatu protein yang membantu dalam
pembekuan darah), dan zat-zat lain yang terdapat dalam darah.Plak ini akan
membentuk tonjolan ke dalam lumen pembuluh arteri
 Tromboertisme
Plak aterosklerotik yang membesar dapat pecah dan membentuk bekuan abnormal
yang disebut trombus. Trombus dapat membesar secara bertahap hingga menutup
total pembuluh arteri di tempat itu, atau aliran darah yang melewatinya dapat
menyebabkan trombus terlepas. Bekuan darah yang mengapung bebas ini disebut
embolus, yang dapat menyebabkan sumbatan total mendadak pada pembuluh
yang lebih kecil.

4. Patofisiologi
 Sakit
 Penumpukan Spuktum
 Bronkopneumonia
 Efusi pleura
 Spasme otot
 Oedem extremitas bawah
 Infeksi bekas luka operasi
5. Manifestasi Klinis
 Gejala Nyeri dan Batuk tidak efektif
 Tanda Mobilisasi terbatas

6. Diagnosis ICF
 Struktur & Fungsi Tubuh
o Fungsi pernapasan
o Fungsi otot
o Sistem kardiovaskular
o Otot pernafasan
 Activity Limitation
o Menjalankan rutinitas sehari-hari
o Berjalan
 Pembatasan Partisipasi
o Pekerjaan
o Pekerjaan rumah
o Hobi
ARTERIAL INSUFFIENCY (Sari)
1. Definisi
suatu kondisi yang memperlambat atau menghentikan aliran darah. Hal ini terjadi karena
adanya stenosis arteri yg berkembang secara alami shingga dapat menyebabkan okulasi arteri.
2. Epidemiologi
 studi memperkirakan 17% dari populasi berusia 55 - 74 tahun memiliki bbrpa bentuk
gangguan sirkulasi arteri.
 1% dari populasi berusia >50 tahun memiliki gangguan insufisiensi arteri yang cukup
parah sehingga mengancam kelansungan hidup ekstremitas bawah/ memerlukan
resvakularisasi.
 faktor risiko :
o kelebihan berat badan
o diabetes
o perokok aktif
o hipertensi
o kolesterol tinggi

3. Etiologi
Terjadi akibat iskemia, akibat kurangnya lairan darah arteri yang mensuplai area luka.
Penyebab paling umum adalah artheroma & trombosis.
pasien dengan penyakit ini mungkin mengeluhkan :
 Klaudikasio intermiten
 Nyeri kaki dimalam hari/ saat istrahat
kaki dengan kondisi ini umumnya tidak memiliki rambut, dan kulit tipis, dingin, berkilau,
dengan sedikit/tanpa edema.
4. Patofisiologi
 penyempitan arteri (stenosis)
 penyumbatan arteri (oklusi)
 iskemia
 nekrosis(kematian jaringan)
 komplikasi

5. Manifestasi klinis
Gejala & tanda meliputi :
a. pusing = merasa tak seimbang
b. klaudikasio intermiten = nyeri kaki saat beraktivitas & berhenti saat istirahat
c. nyeri pada kaki/ jari kaki = sensasi terbakar saat istirahat
d. perubahan warna/ tekstur kulit = kulit mengelupas, gatal, berubah warna pada tungkai
kaki
e. sakit perut = tidak nyaman trs mnrus dimulai 15 s/d 20 menit stlh slsai makan &
berlangsung bbrp jam sblm hilang
f. bisul = luka trbuka di tungkai dan kaki (sekitar pergelangan kaki) yang
mengindikasikan masalah aliran darah
g. penurunan berat badan Anda yang tak direncanakan.
PENYAKIT JANTUNG KORONER (Evriliani)
1. Definisi
Penyakit jantung koroner merupakan kelainan miokardium akibat insfusiensi aliran darah
koroner oleh arteriosklerosis yang merupakan proses degeneratif meskipun dipengaruhi oleh
banyak faktor.
2. Epidemiologi
 Usia dan gender
hal yang mencolok pada pjk adalah usia 55 tahun.jumlah pria yang kena pjk lebih
banyak dari pada wanita.
 Riwayat keluarga
Pjk bisa menurun karna bergantung pada gen yang diwarisi dari orang tua yang
membuat kita mudah terkena kolesterol tinggi,tekanan darah tinggi,dan diabetes.
 Stres
Jenis kepribadian tertentu seperti olahraga secara tiba-tiba dan emosi yang meluap-
luap dapat mengakibatkan serangan jantung
 Obesitas
Berat badan berlebihan berhubungan dengan beban kerja jantung kebutuhan oksigen
jantung menjadi meningkit

3. Etiologi
Penyakit jantung koroner adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh penyempitan atau
penyumbatan arteri yang mengalirka darah ke otot jantung dan juga karna ketidak
seimbangkan antara demande dan suplay atau kebutuhan dan penyediaan oksigen otot
jantung dimana terjadi kebutuhan yang meningkat atau penyediaan yang menurun atau
bahkan gabungan diantara keduanya penyebabnya adalah berbagai faktor
4. Patofisiologi
Pjk berawal dari penimbunan lemak pada pembulu darah arteri yang menyumplai darah ke
jantung akibat dari proses ini pembulu darah arteri menyempit dan mengeras, sehingga
jantung kekurangan pasokan darah yang kaya oksigen akibatnya fungsi jantung terganggu
dan bekerja sangat keras
5. Menifestasi klinis
 Angina pektoris:angin duduk
 infark miokardium (acute myocard infark):serangan jantung
 ischemic heart disease:penyakit jantung iskemik
 sudden death:kematian mendadak
Gejala: Nyeri dada atau dada seperti tertindih,sesak nafas, rasa mudah lelah, keringat
dingin,mual dan muntah
GAGAL JANTUNG (Monica)
1. Definisi
Gagal jantung, juga dikenal sebagai gagal jantung kongestif (CHF) adalah suatu kondisi di
mana jantung bekerja kurang efisien dari biasanya. Sehingga, mengakibatkan jantung tidak
dapat memompa cukup oksigen dan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Faktor risiko
terjadinya CHF meliputi: hipertensi, usia, obesitas, merokok, kurang aktivitas fisik, diabetes
melitus, dan sindrom metabolik.
Kategori gagal jantung:
1) Sistol HF; ke gagalan fungsi memompa
2) Diastol HF: jumlah darah yang masuk ke ventrikel berkurang
3) Sisi kiri: ke gagalan sistolik pada ventrikel kiri atau ke gagalan pengisian ventrikel kiri
4) Sisi kanan: terjadi karena kegagalan fungsi pompa pada jantung vertikel kiri. Edema paru
dapat mengakibatkan tekanan arteri pulmonal meningkat, vertikel kanan akan
membutuhkan usaha besar untuk memompa darah.

2. Epidemiologi
 Di seluruh dunia diperkirakan ada 64,3 juta penderita gagal jantung.
Di Amerika Serikat dan Kanada, prevalensi gagal jantung dilaporkan sebesar 1,5%
hingga 1,9%.
 Prevalensi gagal jantung jauh lebih tinggi pada kelompok usia yang lebih tua.
4,3% pada kelompok usia 65 hingga 70 tahun pada tahun 2012 dan diproyeksikan
meningkat hingga mencapai 8,5% pada tahun 2030.

3. Etiologi
a. Penyakit Jantung Koroner (PJK):
PJK terjadi ketika pembuluh darah yang memasok darah ke jantung (pembuluh
koroner) mengalami penyumbatan atau penyempitan
b. Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi):
Dapat menyebabkan jantung bekerja lebih keres sehinggaj terjadi kelenahan otot
jantung dan terjadinya gagal jantung
c. Penyakit Katup Jantung: Gangguan pada katup jantung seperti stenosis (penyempitan)
dapat menyebabkan kerja jantung menjadi tidak efisien sehingga gagal jantung.

4. Patofisiologi
Berkaitan dengan abnormalitas struktural atau fungsional jantung terjadi peningkatan
tekanan intrakardiak atau berkurangnya curah jantung selama istirahat dan aktivitas.

5. Manifestasi Klinis
 Sesak napas, terutama semakin memberat dengan aktivitas, seperti berjalan atau naik
tangga
 Tubuh terasa sangat lemas hingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas harian
 Terjadi pembengkakan di area kaki, termasuk telapak kaki dan pergelangan kaki
(edema)
 Jantung berdenyut cepat, lebih dari 120 kali per menit saat istirahat (palpitasi).
VENOUS INSUFFIENCY (Afifah)
1. Definisi
Insufisiensi vena biasanya mengacu pada edema ekstremitas bawah, perubahan trofik kulit,
dan ketidaknyamanan akibat hipertensi vena. Penyakit ini biasanya bersifat progresif dan
menyebabkan sindrom pasca-flebitis dan tukak vena.
2. Epidemiologi
Diantara semua pasien insufisiensi vena, sekitar 1% hingga 2,7% akan mengalami ulkus
stasis vena. Pembentukan ulkus membawa prognosis yang buruk, dengan 40% pasien
mengalami kekambuhan meskipun telah mendapat pengobatan standar.
3. Etiologi
Etiologi insufisiensi vena dapat diklasifikasikan menjadi primer atau sekunder akibat
trombosis vena dalam (DVT).
Insufisiensi vena kronis primer mengacu pada gejala yang muncul tanpa peristiwa pencetus
dan disebabkan oleh cacat bawaan atau perubahan biokimia dinding vena. Studi mengenai
insufisiensi vena kronis primer telah mengidentifikasi penurunan kandungan elastin,
peningkatan remodelis ekstraseluler, dan infiltrasi inflamasi. Puncaknya mengubah integritas
vena, menyebabkan pelebaran dan inkompetensi katup.
Insufisiensi vena kronis sekunder terjadi sebagai respons terhadap DVT, yang memicu
respons inflamasi, yang kemudian melukai dinding vena.
4. Patofisiologi
Patofisiologi insufisiensi vena disebabkan oleh refluks (aliran balik) atau obstruksi aliran
darah vena. Insufisiensi vena dapat terjadi akibat ketidakmampuan katup yang
berkepanjangan pada vena superfisial, vena dalam, atau vena perforasi yang
menghubungkannya, akibatnya adalah hipertensi vena pada ekstremitas bawah.
Terlepas dari penyebabnya, peningkatan tekanan hidrostatik vena yang terus-menerus dapat
menyebabkan nyeri ekstremitas bawah, edema, dan mikroangiopati vena.
Faktor risiko Venous Insuffiency:
• Usia lanjut
• Riwayat trombosis vena dalam
• Gaya hidup yang tidak banyak bergerak
• Penggunaan kontrasepsi oral
• Cedera kaki
• Hipertensi

5. Manifestasi Klinis:
 Tungkai terasa nyeri dan berat
 Pelebaran vena dekat permukaan kulit
 Munculnya spider veins (telangiektasia) di tungkai yang terkena
 Pergelangan kaki bengkak
 Perubahan warna kulit menjadi kuning kecoklatan
 Kemerahan, kering, dan gatal di daerah kulit (dermatitis/eksim stasis vena)
 Kram
 Cedera ringan pada daerah yang terkena dapat menyebabkan perdarahan lebih dari
normal
 Pada beberapa orang, kulit di atas pergelangan kaki dapat mengisut
(lipodermatosklerosis)
 Bercak bekas luka yang memutih dan tidak teratur dapat muncul pada pergelangan
kaki (atrophie blanche)
DEEP VEIN THROMBOSIS (Nurmalita)
1. Definisi
Deep vein thrombosis merupakan pembentukan gumpalan darah (thrombus) di dalam vena
yang terletak jauh di dalam tubuh. Seperti vena dalam kaki atau panggul. Gumpalan darah ini
dapat mengganggu aliran darah normal dan berpotensi menyebabkan komplikasi serius jika
terlepas dan berpindah ke organ lain
2. Epidemiologi
Data epidemiologi memperkirakan kejadian deep vein thrombosis (DVT) atau thrombosis
vena dalam setiap tahunnya sekitar 80 kasus per 100.000 populasi. Tingkat fatalitas DVT
dilaporkan sekitar 6%. Data epidemiologi nasional mengenai angka kejadian DVT di
Indonesia belum tersedia. Meski begitu, berdasarkan studi multisenter yang dilakukan di 12
rumah sakit terhadap 360 pasien, kejadian DVT dilaporkan sebesar 40,3%
3. Etiologi
 Statis aliran darah : berkurangnya aliran darah atau lambatnya sirkulasi darah yang
sering kali disebabkan oleh imobilitas
 Cedera endotel : Kerusakan pada lapisan dalam vena
 Hiperkoagulasi : kondisi atau pengobatan yang meningkatkan kecenderungan
pembekuan darah
 Obstruksi vena : kompresi vena yang dapat terjadi karena tumor, atau kompresi
external akibat pakaian ketat atau gips

4. Patofisiologi
Ketika terjadi gangguan aliran darah atau kerusakan endotel, trombosit dapat menempel pada
dinding pembuluh darah dan memulai proses pembekuan darah. Faktor lain seperti trauma,
kehamilan, atau kondisi medis tertentu juga dapat meningkatkan risiko terjadinya deep vein
thrombosis
5. Manifestasi klinis
 Berdenyut  Pembengkakan pada tungkai
 Nyeri bawah
 Kram  Pergelangan kaki dan kulit kaki
 Nyeri tekan hangat saat disentuh
 Nyeri saat memanjangkan kaki  Perubahan warna kulit

Anda mungkin juga menyukai