ABSTRAK
Talas (Colocasia Esculenta L. Scott) dikenal sebagai bahan pangan sumber karbohidrat, lemak,
vitamin, dan kandungan seratnya sangat baik. Umbi dan tangkai daun talas mengandung
tepung, villose, polifenol, dan saponin. Daun talas mengandung polifenol. Tangkai daun talas
teruji mengandung saponin, flavonoid, tanin, alkaloid, steroid, dan terpenoid. Beberapa
senyawa aktif lain juga ditemukan dalam ekstrak etanol daun talas, yaitu antosianin,
antraaquinon, sterol, vitamin A, dan vitamin C. Zat aktif pada talas yang bermanfaat bagi
kesehatan adalah polifenol. Flavonoid adalah senyawa polifenol yang memiliki fungsi
antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap protein ekstraseluler untuk
mengganggu integritas membran sel bakteri. Sifat anti inflamasi dari flavonoid bisa
dimanfaatkan sebagai obat anti radang dan anti nyeri. Flavonoid juga bisa berfungsi sebagai
antioksidan yang menghambat racun. Sementara itu, di bidang otomotif dikenal adanya efek
daun talas, yaitu sifat material yang menolak pelekatan air. Sifat ini ramai dipasarkan sebagai
produk cat dan/atau cairan pembersih permukaan. Produk ini dinyatakan bisa bertahan selama
3 bulan setelah dioleskan pada badan mobil, yang memberikan efek kemilau dan mencegah
pertumbuhan jamur. Artikel ini bertujuan menelaah potensi pemanfaatan karakteristik
fitofarmaka dan sifat anti air daun talas untuk diterapkan sebagai dasar pembuatan bahan
(terkhusus APD, alat pelindung diri) yang bersifat antibakteri/antivirus. Artikel ini merupakan
telaah literatur untuk menghasilkan hipotesis. Literatur yang ditelaah didapatkan dengan
menggunakan kata kunci sesuai judul. Hipotesis yang dihasilkan memungkinkan dijadikan
dasar untuk menyusun satu prosedur penelitian yang terarah dan berorientasi hasil positif.
Kata kunci : daun talas, fitokonstituen, efek anti air, bahan APD
ABSTRACT
Taro (Colocasia Esculenta L.) is known as a food source of carbohydrates, fats, vitamins, and
very good fiber content. Taro tubers and petioles contain flour, villose, polyphenols, and
saponins. Taro leaves contain polyphenols. Taro leaf stems have been proven to contain
saponins, flavonoids, tannins, alkaloids, steroids, and terpenoids. Some other active
compounds also found in the ethanol extract of taro leaves, namely anthocyanin,
antraaquinone, sterols, vitamin A, and vitamin C. The active substances on taro that are
beneficial to health are polyphenols. Flavonoids are polyphenol compounds that have an
antibacterial function by forming complex compounds against extracellular proteins to
interfere with the integrity of bacterial cell membranes. The anti-inflammatory properties of
flavonoids can be used as anti-inflammatory and anti-pain medications. Flavonoids can also
function as antioxidants that inhibit toxins. Meanwhile, in the automotive sector, the effect of
taro leaves is known, namely the nature of the material which resists sticking to water. This
property is widely marketed as a paint product and / or surface cleaning liquid. This product is
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RISET TEKNOLOGI TERAPAN: 2020.
declared to last for 3 months after being applied to the body of the car, which gives the effect of
sheen and prevents mold growth. This article aims to examine the potential utilization of
phytopharmaca characteristics and watertight properties of taro leaves to be applied as a
basis for making materials (especially APD, personal protective equipment) that are
antibacterial / antiviral. This article constitutes literature for generating hypotheses. The
literature reviewed is obtained using keywords according to the title. The resulting hypothesis
has made it possible to form the basis for developing a research procedure that is directed and
positive results oriented.
Keywords: taro leaves, phytoconstituents, water repellent effect, APD material
adalah sifat material yang menolak senyawa polifenol yang memiliki fungsi
pelekatan air. Sifat ini saat ini sedang ramai antibakteri dengan cara membentuk senyawa
dipasarkan sebagai produk cat dan/atau kompleks terhadap protein ekstraseluler
cairan pembersih permukaan. Cairan pelapis untuk mengganggu integritas membran sel
water repellent telah dijadikan paket bakteri. Flavonoid sebagai senyawa fenol
penyerta penjualan mobil tipe tertentu dari dapat bersifat koagulator bagi protein [18].
satu merk mobil [10]. Produk ini dinyatakan Sifat anti inflamasi dari flavonoid bisa
bisa bertahan selama 3 bulan setelah dimanfaatkan sebagai obat anti radang dan
dioleskan pada badan mobil, yang anti nyeri [19]. Flavonoid juga dilaporkan
memberikan efek kemilau dan mencegah bisa berfungsi sebagai antioksidan yang
pertumbuhan jamur. Mengacu pada paparan menghambat racun [20].
di atas, artikel ini bertujuan menelaah Saponin bersifat toksin bagi fungi, sehingga
potensi pemanfaatan karakteristik bagus untuk proses penyembuhan luka [21].
fitofarmaka dan sifat anti air daun talas Hal ini dikarenakan saponin memiliki efek
untuk diterapkan sebagai dasar pembuatan antiseptik dan bisa dijadikan cairan
bahan (terkhusus APD) yang bersifat pembersih yang menghambat pertumbuhan
antibakteri dan/atau antivirus. mikroorganisme [22]. Karakteristik ini juga
dimiliki terpenoid, yang membantu proses
METODE
penyembuhan luka melalui sifat antimikroba
Artikel ini ditulis dengan metode kajian dan antioksidan yang kuat [23]. Efek
literatur. Literatur yang digunakan, disaring antioksidan terpenoid berperan dalam
dari mesin pencari dengan kata-kata kunci kontraksi luka dan mempercepat proses
daun talas, fitokonstituen, efek anti air, epitelisasi. Kemanfaatan talas untuk bahan
bahan APD. Dari hasil pencarian pertama penyegar (astringent) didapat dari
tersebut kemudian dikembangkan pencarian kandungan tanin yang bersifat memperkecil
berikutnya hingga tersusun satu hipotesis pori, menghambat eksudasi, dan bisa
yang menjawab judul. menghentikan pendarahan ringan [24].
HASIL DAN PEMBAHASAN Tanin juga diduga memiliki kemiripan
dengan senyawa fenolik [25], bekerja
Fitokonstituen talas dan dunia kesehatan
sebagai antibakteri melalui presipitasi
Senyawa-senyawa aktif dalam talas
protein, bereaksi dengan membran sel,
Talas dikenal sebagai bahan pangan sumber
inaktivasi enzim, dan bisa mendestruksi atau
karbohidrat, lemak, vitamin, dan kandungan
menonaktifkan fungsi materi genetik.
seratnya sangat baik [11]. Umbi dan tangkai
Senyawa alkaloid juga bersifat toksin
daun talas mengandung tepung, villose,
terhadap bakteri sehingga mampu
polifenol, dan saponin. Daun talas
menghambat pertumbuhan bakteri
mengandung polifenol. Tangkai daun talas
(bakteriostatik) bahkan membunuh
teruji mengandung saponin, flavonoid, tanin,
(bakterisida). Senyawa steroid membantu
alkaloid, steroid, dan terpenoid [12].
dalam pemulihan sel-sel yang telah rusak
Beberapa senyawa aktif lain juga ditemukan
akibat luka [26].
dalam ekstrak etanol daun talas, yaitu
antosianin, antraaquinon, sterol, vitamin A,
Peranan senyawa aktif talas dalam
dan vitamin C [13][14][15]. Zat aktif pada
pengobatan klinis
talas yang bermanfaat bagi kesehatan adalah
Di bidang kesehatan, umbi talas diketahui
polifenol [16].
sedikit mengandung racun, bersifat anti
Jenis flavonoid yang banyak ditemukan di
radang dan anti bengkak [4]. Daun dan
daun talas adalah vitexin, isovitexin, orientin,
tangkai talas bisa dijadikan bahan penyegar
dan isoorientin [17]. Flavonoid adalah
(astringent), untuk menutup luka bakar atau
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RISET TEKNOLOGI TERAPAN: 2020.
borok, dengan cara digiling hingga halus hipotalamus untuk meningkatkan sekresi
kemudian ditutupkan di atas luka. Ekstrak Growth Hormone Releasing Hormone
etanol dari tangkai daun talas yang dioleskan (GHRH). Hal ini memicu peningkatan
pada luka sayatan hewan coba (kelinci) sekresi Growth Hormone (GH) pada
menunjukkan proses penyembuhan lebih hipofise. Kadar GH yang tinggi
baik dari olesan Betadine [12]. Hal ini menstimulasi hati untuk mensekresikan
mendukung kebiasaan masyarakat yang Insulin-like Growth Factor-1 (IGF-1). IGF-1
memanfaatkan tanaman talas sebagai obat berpengaruh pada induksi hipoglikemia dan
untuk radang kulit bernanah, bisul, berak menurunkan glukoneogenesis sehingga
darah, tersiram air panas, gatal-gatal, diare, kadar gula darah dan kebutuhan insulin
pembalut luka baru dan sebagai alternatif turun. Senyawa flavonoid bekerja melalui
obat luka [4]. Hal ini sejalan dengan penangkapan radikal bebas, baik dari spesies
kebiasaan masyarakat internasional, dimana oksigen (ROS) atau nitrogen (RNS), dengan
tanaman ini dimanfaatkan sebagai obat mekanisme transfer elektron dan
tradisional di beberapa negara tropis dan sub menghambat reaksi peroksidasi. Stress
tropis. Khasiat herbalnya meliputi oksidatif juga bisa diminimasi oleh senyawa
pemanfaatan untuk pengobatan asma, polifenol melalui mekanisme penghambatan
arthritis, diare, pendarahan dalam, gangguan proses pengubahan superoksida menjadi
saraf dan penyakit kulit [27] hidrogen superoksida dengan mendonorkan
Talas juga ditengarai dapat menormalkan atom hidrogen dari aromatik hidroksil (-OH)
kadar gula darah karena merupakan bahan untuk mengikat radikal bebas.
pengganti nasi yang rendah kalori [11]. Flavonoid mampu bekerja langsung pada sel
Vasant et al. [17] melaporkan bahwa ekstrak beta pankreas dengan memicu aktivasi
berbasis air dari daun talas menghasilkan rangkaian sinyal cAMP dalam memperkuat
efek anti hipertensif dan karakteristik sekresi insulin atas sensitisasi glukosa [29].
diuretik yang lemah. Efek ini diduga berasal Jika sekresi insulin disebabkan modulasi
dari inhibitasi ACE, vasodilatori, - saluran kalsium dan peremajaan sel beta
blocking, dan/atau aktivitas penghambatan pankrease, senyawa saponin memiliki
kanal Ca2+ dari fitokonstituen talas. potensi untuk berperan aktif, karena saponin
Penelitian Vasant et al. didukung oleh bisa bertindak sebagai antioksidan. Dalam
Prastiwi et al. [16] yang melakukan ekstraksi hal itu, radikal superoksida akan dibasmi
daun talas berbasis etanol. Ditemukan bahwa dan molekul logam diikat. Selain itu saponin
pemberian 40 mg ekstrak etanol daun talas bisa menghambat transpor glukosa di dalam
per 200 gr berat badan per hari menurunkan saluran cerna dan merangsang sekresi
tekanan darah sistol 16,07% dan diastol insulin dalam sel beta pankreas.
13,67%, dengan aktivitas diuretik positif, Penghambatan transpor glukosa juga
serta secara signifikan (p < 0.05) diperkuat tanin yang bersifat sebagai
meningkatkan kadar garam natrium dalam astringent, yang menciutkan sel-sel epitel
urin. Ekstrak berbasis 96% etanol dari daun pada saluran cerna.
talas, dengan campuran asam sitrat dan asam
tartrat pada perbandingan 3:1 dalam bentuk Fitomaterial talas dan efek anti air
tablet effervecent, telah diteliti berfungsi Hasil analisis terhadap sifat fisik dan
baik sebagai antiseptik topikal [28]. kimiawi gel ekstrak etanol dari daun talas
Penelitian pada tikus putih menunjukkan menunjukkan bahwa PH gel berkisar pada
bahwa ekstrak etanol daun talas pada dosis angka 5 [30], aman bagi kulit manusia yang
200 mg/kg BB terbukti efektif untuk memiliki rentang standar pada 4.5 – 6.5.
digunakan sebagai obat anti diabetes [29]. Luas sebaran hasil gel tersebut belum bagus,
Dalam hal ini alkaloid menstimulasi berkisar pada diameter 2.1 – 2.6 cm dari
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RISET TEKNOLOGI TERAPAN: 2020.
standar 5-7 cm. Daya lekat gel pada kulit repellent) dan tergolong sebagai
dipengaruhi konsentrasinya, yaitu berkisar hydrophobic material [37][38][39].
pada 18–47 menit untuk konsentrasi 5-10%. Fenomena permukaan material ini dikenal
dengan istilah lotus effect, sebutan yang
Wujud fisik gel homogen, lembut dan cukup
berawal dari penelitian terhadap daun teratai.
kental, baunya khas bau ekstrak tanaman. Fenomena ini merupakan bagian penting
Gel ini dibuat untuk keperluan medis dengan dari mekanisme self cleaning pada
pembanding Bioplacenton. Ekstraksi daun permukaan material hidrofobik tersebut.
talas berbasis etanol sudah dikombinasikan Permukaan daun seperti ini akan tetap bersih
dengan senyawa lain, dalam hal ini meskipun tanaman tersebut tumbuh di
amoksisilin, untuk menguji karakteristik tempat berlumpur. Sifat anti air terutama
didapatkan dari lapisan lilin yang menutup
antibakterial [31]. Campuran ekstraksi
permukaan kutikular dengan ukuran tinggi
tersebut bisa dikombinasikan dalam berbagai 1-5 m [37].
perbandingan, dan hasilnya diteteskan pada Daun talas memiliki sifat mekanik yang
paper disk blank untuk uji penghambatan mirip dengan daun teratai. Daun teratai dan
bakteri. daun talas memiliki tonjolan (bumps)
Tumbuhan talas diketahui tidak tahan berukuran mikro dan nano, dilapisi lilin anti
terhadap cahaya berintensitas rendah, namun air yang mengandung molekul hidrokarbon
[38]. Lapisan tipis ini menyebabkan daun-
jika diacukan pada perbedaan varian ada
daun ini relatif ringan. Karakteristik ini
perbedaan toleransi. Beberapa varian merupakan sifat mekanik yang
tumbuhan yang diberi naungan, bisa tumbuh menguntungkan. Struktur daun seperti ini
lebih tinggi dengan daun yang lebih lebar menyebabkan fluida seperti air akan
[32], sementara varian-varian lainnya cenderung memantul atau berguling di atas
terhambat. Perbedaan varian tersebut permukaan daun [39].
didasarkan pada warna daunnya. Hal ini Modifikasi perilaku droplet dan wetting
properties pada permukaan biologi masih
sejalan dengan penelitian Sudomo & Hani
menjadi permasalahan yang menarik.
[33] yang menyebutkan bahwa tanaman Material dengan permukaan yang dapat
talas di bawah tegakan pohon manglid merespon rangsangan eksternal sangat
(intensitas sinar 40,8%) memiliki diminati sehubungan dengan aplikasi teknis
pertumbuhan tinggi dan lebar daun terbaik, seperti perangkat-perangkat mikro, drug
dibandingkan dengan jenis tegaka Sengon delivery dan self cleaning surfaces [40].
dan Jabon, bahkan lebih baik dari tanaman Hasil-hasil riset telah berperan dalam
pengembangan material baru dan desain
yang tumbuh di ruang terbuka (intensitas
permukaan bahan yang memiliki sifat
sinar 100%). Namun demikian, produktivitas hidrofobik dan gabungan antara fenomena
tanaman dalam variabel bobot kering adhesi dan gesekan yang kecil [38].
tangkai-daun dan umbi, justru dimiliki Penelitian material anti air ditujukan untuk
tanaman pada tegakan Jabon dengan aplikasi-aplikasi teknis seperti
intensitas sinar 41,17%, diikuti tegakan pengembangan material-material baru,
Manglid. Tanaman pada intensitas sinar antara lain bahan yang selalu terjaga
kebersihannya [41], desain bahan tekstil
56,3% (tegakan Sengon) dan 100% [42], bahan polystyrene yang mengacu pada
menghasilkan produktivitas setara. daun teratai [43] dan bahan komposit
Talas memiliki variasi mineral dan sejumlah berbasis semen [44]. Hasil penelitian dapat
kandungan besi, kalsium, potasium, diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
magnesium [34][35], mangaan, sodium dan seperti modifikasi pelapisan bahan [45],
seng [35]. Sifat material ini dimanfaatkan perangkat kontrol berukuran mikro dan nano
industri untuk formula kosmetik dan bahan [46] dan jendela kaca mobil [47]. Yang
pemenuh plastik yang dapat didegradasi menarik adalah bahwa bahan-bahan untuk
[36]. Daun talas mengandung banyak protein membuat cairan berefek daun talas itu justru
seperti halnya tanaman lain yang tinggi [34]. tidak mengandung ekstrak daun talas atau
Daun ini memiliki sifat anti air (water lotus sama sekali. Bahan yang dipakai
PROSIDING SEMINAR NASIONAL RISET TEKNOLOGI TERAPAN: 2020.
FITOFARMAKA
Senyawa Aktif:
FITOMATERIAL
- Saponin Karakteristik:
- Flavonoid - Rentan cahaya
ANTI
- Tanin intensitas rendah
BAKTERI HIDRO
- Alkaloid - Mengandung mineral :
- Terpenoid FOBIK
Fe, Ca, K, Na, Mg, Mn, Zn
- Memiliki tonjolan
Ekstraksi - Berlapis lilin
berbasis etanol/air Karakteristik tiruan
Klinis Positif pada
dari campuran
Hewan Coba :
bahan lain
- Penyembuhan luka
-Anti diabetes Cara
- Anti hipertensif penggunaan
- Diuretik positif
- Antiseptik topikal Pencampuran
Pelapisan