Anda di halaman 1dari 45

Bab

Eksponen dan Logaritma


A. KOMPETENSI DASAR DAN PENGALAMAN BELAJAR

Kompetensi Dasar Pengalaman Belajar

Setelah mengikuti pembelajaran eksponen dan Melalui pembelajaran materi eksponen dan
logaritma siswa mampu: logaritma, siswa memperoleh pengalaman belajar:
1. menghayati pola hidup disiplin, kritis, • mengkomunikasikan karakteristik masalah
bertanggungjawab, konsisten dan jujur serta otentik yang pemecahannya terkait eksponen
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari; dan logaritma;
2. memilih dan menerapkan aturan eksponen • merancang model Matematika dari sebuah
dan logaritma sesuai dengan karakteristik permasalahan autentik yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan diselesaikan dan eksponen dan logaritma;
memeriksa kebenaran langkah-langkahnya; • menyelesaikan model Matematika untuk
3. menyajikan masalah nyata menggunakan memperoleh solusi permasalahan yang
operasi aljabar berupa eksponen dan logaritma diberikan;
serta menyelesaikannya menggunakan • menafsirkan hasil pemecahan masalah;
sifat-sifat dan aturan yang telah terbukti • membuktikan berbagai sifat terkait eksponen
kebenarannya. dan logaritma;
• menuliskan dengan kata-katanya sendiri
konsep persamaan kuadrat.berdasarkan ciri-
ciri yang dituliskan sebelumnya;
• membuktikan sifat-sifat dan aturan matematika
yang berkaitan dengan eksponen dan
logaritma berdasarkan konsep yang sudah
dimiliki;
• menerapkan berbagai sifat eksponen dan
logaritma dalam pemecahan masalah.

• Bilangan Pokok (Basis)


• Perpangkatan
• Eksponen
• Logaritma
B. PETA KONSEP
B. PETA KONSEP

Himpunan

Materi
Masalah prasyarat
Fungsi
Otentik

Fungsi Fungsi
Eksponen Logaritma Basis
Basis

Unsur Unsur
Pangkat Bilangan Bilangan Numerus
Eksponen Logaritma

Hasil Hasil
Operasi Logaritma
Sifat-sifat Sifat-sifat
Eksponen Logaritma

BUKU PEGANGAN SISWA 2

2 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


C. MATERI PEMBELAJARAN
Banyak permasalahan kehidupan yang penyelesaiannya terkait dengan konsep
dan aturan-aturan dalam matematika. Untuk itu perhatikan dan selesaikan dengan
cermat permasalahan-permasalahan yang diberikan. Di dalam proses pemecahan
masalah-masalah yang diberikan, kamu cermati objek-objek yang dilibatkan dalam
permasalahan yang diberikan. Objek-objek itu menjadi bahan aspirasi/inspirasi,
karena terkadang ada konsep matematika melekat pada objek itu yang tidak kita
sadari dan ternyata sebagai kata kunci dalam penyelesaian masalah. Demikian juga
kamu tidak boleh mengabaikan atau melupakan konsep-konsep dan aturan-aturan
matematika yang telah dipelajari sebelumnya, baik di tingkat SD/MI, SMP/MTs,
bahkan pada materi yang baru saja kamu pelajari.
Pegang teguh sifat matematika; yaitu, matematika bersandar pada kesepakatan,
saling terkait materinya, menggunakan variabel-variabel, dan bersifat abstrak
sebab matematika adalah hasil abstraksi pemikiran manusia. Matematika menganut
kebenaran konsistensi; artinya, tidak boleh ada di dalamnya unsur-unsur, simbol-
simbol, konsep-konsep, rumus-rumus yang saling bertentangan. Jika sebuah
konsep ditemukan, ukuran kebenarannya adalah apabila konsep tersebut diterima
pada struktur matematika yang sudah ada sebelumnya. Jika prinsip (rumus-rumus,
sifat-sifat) yang ditemukan, ukuran kebenarannya dapat dibuktikan kebenarannya
menggunakan konsep atau aturan yang sudah ada sebelumnya.
1. Menemukan Konsep Eksponen
Untuk menemukan konsep eksponen, kamu selesaikan masalah yang disajikan di
bawah ini secara berkelanjutan. Kamu lebih dahulu berusaha memikirkan, berupaya
mencari ide-ide kreatif, berdiskusi, mencoba memecahkan masalah di dalam
kelompok belajar. Dari beberapa model matematika yang melibatkan eksponen,
kamu secara individu menuliskan ciri-ciri eksponen dan mendiskusikan hasilnya
dengan temanmu. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, kamu menuliskan konsep eksponen
dengan pemahaman sendiri.

Masalah-1.1
Seorang peneliti bidang mikrobiologi di sebuah lembaga penelitian sedang
mengamati pertumbuhan suatu bakteri di sebuah laboratorium mikrobiologi.
Pada kultur bakteri tersebut, satu bakteri membelah menjadi r bakteri setiap jam.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada akhir 3 jam adalah
10.000 bakteri dan setelah 2 jam kemudian, jumlah bakteri tersebut menjadi
40.000 bakteri. Peneliti tersebut ingin mengetahui banyak bakteri sebagai hasil
pembelahan dan mencari tahu banyak bakteri dalam waktu 8 jam.

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


3
Alternatif Penyelesaian
Diketahui:
Satu bakteri membelah menjadi r bakteri untuk setiap jam.
Jumlah bakteri pada akhir 3 jam adalah 10.000 bakteri dan setelah 2 jam kemudian,
jumlahnya menjadi 40.000 bakteri.
Ditanya:
a. Berapa banyak bakteri sebagai hasil pembelahan.
b. Berapa jumlah bakteri dalam waktu 8 jam.
Sebagai langkah awal buat tabel laju pertumbuhan bakteri terhadap waktu setiap jam.
Misalkan jumlah bakteri pada awalnya (t = 0) adalah x0. Isilah tabel berikut!
Jam ke-t 0 1 .... .... .... ....
Jumlah bakteri (xt) x0 rx0 .... .... .... ....

Dari hasil pengamatan data pada tabel di atas, kita dapat membuat hubungan
pertumbuhan jumlah bakteri (xt) tersebut terhadap perubahan waktu (t).
xt = r×
rr ×
× ... ×r × x0 atau secara ringkas ditulis
t faktor
t
xt = r x0 ...................................................................................... (1)
dengan t dalam jam, x0 adalah jumlah bakteri saat t = 0 dan r adalah banyak bakteri
setelah pembelahan terjadi pada setiap jam.
Pada Masalah-1.1 diketahui bahwa pada akhir 3 jam terdapat 10.000 bakteri
dan setelah 5 jam terdapat 40.000 bakteri. Kita substitusi ke formula di atas, maka
diperoleh x3 = r3x0 = 10.000 dan x5 = r5x0 = 40.000
x5 40.000
=
x3 10.000
r 5 x0
=4
r 3 x0
r2 = 4
r=2
Jadi, peneliti tersebut menemukan bahwa setiap jam 1 bakteri membelah menjadi
2 bakteri.
Untuk mendapatkan banyak bakteri pada awalnya atau t = 0, substitusi r = 2 ke
persamaan r3x0 = 10.000 sehingga 8x0 = 10.000. Dengan demikian x0 = 1.250.

4 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Subtitusikan x0 = 1.250 ke persamaan (1), pola pertumbuhan bakteri tersebut
dinyatakan
t
xt = 1250.215 Dalam Masalah-1.1, ditemukan r2 = 4
maka r = 2. Apakah r = –2 tidak berlaku?
x8 = (28 )(120  )
1250 Berikan alasanmu.
x120 =  2 5  (1250)
= 320.000
 
Jadi, setelah 8 jam, peneliti mendapatkan jumlah bakteri sudah mencapai 320.000
bakteri.

Masalah-1.2
Diberikan selembar kertas berbentuk persegi panjang. Lipatlah kertas tersebut
di tengah-tengah sehingga garis lipatan membagi dua bidang kertas menjadi
dua bagian yang sama. Temukanlah pola yang menyatakan hubungan banyak
lipatan dengan banyak bidang kertas yang terbentuk.

Alternatif Penyelesaian
Sebagai langkah awal buat tabel keterkaitan antara banyak lipatan dengan banyak
bidang kertas yang terbentuk.
Banyak Lipatan Banyak Bidang Kertas Pola Perkalian
1 2 2=2
2 4 4=2×2
3 8 8=2×2×2
4 ... ...
5 ... ...
N ... ...
Berdasarkan tabel di atas, misalkan k adalah banyak bidang kertas yang terbentuk
sebagai hasil lipatan bidang permukaan kertas menjadi dua bagian yang sama, n
adalah banyak lipatan.
k dapat dinyatakan dalam n, yaitu
kn = 2n ........................................................................................ (2)
Coba kamu uji kebenaran persamaan kn = an dengan mensubtitusikan nilai n dan a ke
persamaan tersebut.

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


5
Berdasarkan persamaan (1) dan (2), diperoleh
Dari persamaan (1) xt = r tx0, r adalah bilangan pokok dan t adalah eksponen dari r.
Dari persamaan (2) kn = an, a adalah bilangan pokok dan n adalah eksponen dari a.
Untuk menyederhanakan penulisan hasil kali bilangan yang sama, kita dapat
menggunakan notasi pangkat. Bilangan berpangkat didefinisikan sebagai berikut.

Definisi 1.1
Misalkan a bilangan real dan n bilangan bulat positif. an adalah hasil kali bilangan
a sebanyak n faktor, dapat ditulis a n = a×
a× a × ... ×a dengan a sebagai basis
n faktor
bilangan pokok dan n sebagai pangkat.

Catatan:
1. Pada Definisi-1.1 di atas, kita sepakati, a1 cukup ditulis a.
2. Hati-hati dengan bilangan pokok a = 0, tidak semua a0 dengan a bilangan real
hasilnya adalah 1. Coba tanyakan pada gurumu, mengapa demikian?
3. Jika n adalah sebuah variabel (variabel sebagai eksponen dari a), maka perlu
dicermati semestanya dimana variabel itu dibicarakan. Sebab an = a × a × ... × a
sebanyak n faktor, ini hanya berlaku ketika semesta n∈N.
Perhatikan Masalah-1.3 berikut!

Masalah-1.3
Suatu zat yang disuntikkan ke dalam tubuh manusia akan dikeluarkan dari darah
melalui ginjal. Setiap 1 jam separuh zat itu dikeluarkan oleh ginjal. Bila 100 mg
zat itu disuntikkan ke tubuh manusia, berapa miligram zat itu yang tersisa dalam
darah setelah:
1) t = 1 jam?
2) t = 2 jam?
3) t = 3 jam?
4) Buatlah model matematika pengurangan zat tersebut dari tubuh melalui
ginjal!
5) Gambarlah grafik model persamaan yang ditemukan!

Alternatif Penyelesaian
Langkah awal isilah tabel berikut:
t 1 2 3 4 5 6 7 8
Jumlah zat z(t) 50 25 12,5 ... ... ... ... ...

6 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Untuk t = 3 diperoleh z3 =100.(1/2)(1/2)(1/2) =100.(1/2)3 =12,5
Berdasarkan data di atas, pengurangan zat dari darah melalui ginjal dinyatakan dalam
t
1
persamaan zt = 100  dengan t adalah banyak jam.
2
T 1 2 3 4 5 6 7 8
1
t 50 25 12,5 .... .... .... .... ....
z(t) = 100 
2
Isilah secara lengkap data pada tabel dan coba gambarkan pasangan titik-titik tersebut
pada sistem koordinat kartesius!
Isilah secara lengkap data pada tabel dan coba gambarkan data-data (pasangan titik)
tersebut pada sistem koordinat kartesius!
Selanjutnya perhatikan grafik fungsi (Gambar 1.1) di bawah ini. Isilah nilai-nilai
Selanjutnya perhatikan gambar grafik fungsi di bawah ini. Isilah nilai-nilai yang dilalui
yang dilalui fungsi tersebut dan sajikan nilai-nilai tersebut pada tabel yang diberikan.
fungsi tersebut dan sajikan nilai-nilai tersebut pada tabel yang diberikan.
f(x)
f(x) = 3-x f(x) = 2-x f(x) = 2x
f(x) = 3x

Gambar 1.1
Gambar-1.1: Grafik
Grafik fungsi
Fungsi eksponen
Eksponensial

x
-3 -2 -1 0 1x 2 3 4
f(x) = 2x
2-x
f(x) = –3 –2 –1 0 1 2 3 4
f(x) = 3x
f(x) = 2x f(x) = 3-x

f(x) =Diskusikan
2–x dengan teman satu kelompokmu, bagaimana perilaku grafik ketika x
menuju - dan ketika x menuju ? Apakah grafik itu sampai berpotongan atau
f(x) = 3x

f(x) = 3–x
BUKU PEGANGAN SISWA 8

Latihan 1.1

Amati grafik di atas. Tuliskan sedikitnya 5 (lima) sifat grafik fungsi eksponen dan
presentasi hasilnya di depan kelas. Dalam paparan jelaskan mengapa kita perlu
mengetahui sifat-sifat tersebut!

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


7
Definisi 1.2
Fungsi Eksponen adalah suatu fungsi yang dinyatakan dalam bentuk
y = f(x) = a(bcx) dengan a, b, dan c bilangan real.
x adalah variabel
b adalah bilangan pokok atau basis
c adalah koefisien x
cx adalah eksponen dari b.

2. Pangkat Bulat Negatif

Definisi 1.3
Untuk a bilangan real dan a ≠ 0, m bilangan bulat positif, didefinisikan
m
1
a−m =  
a

Definisi di atas dijelaskan sebagai berikut:


m
−m  1   1  1  1   1 
a =   =       ...  
 a  a   a a
   a
sebanyak m faktor

1
=
a×
a a ×
× ... ×a
m faktor

1
=
am

Contoh 1.1
Jika nilai x = –2 dan y = 2, tentukan nilai x −3 ( y 4 ) = ....
Penyelesaian:
y4 24 16
x −3 ( y 4 ) = 3 = = = −2
( −2 ) −8
3
x

8 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


3. Pangkat Nol

Definisi 1.4
Untuk a bilangan real dan a ≠ 0, maka a0 = 1.

Untuk lebih memahami definisi di atas, perhatikan pola hasil pemangkatan


bilangan-bilangan berikut dengan bilangan 0.
23 = 8 33 = 27
22 = 4 32 = 9
2 = 2
1
31 = 3
2 = 1
0
30 = 1
Perhatikan hasil pemangkatan 2 dengan 0, dan hasil pemangkatan 3 dengan 0, hasil
pemangkatannya adalah 1.

4. Sifat-sifat Pangkat Bulat Positif


Coba buktikan sifat-sifat pangkat bulat positif menggunakan definisi bilangan
berpangkat yang telah dipelajari sebelumnya.

Sifat-1
Jika a bilangan real, m dan n bilangan bulat positif maka am × an = am+n

Bukti: • Perhatikan a m = a×


aa ×
× ... ×a .
m n
a × a = a×
aa ×
× ... ×a × a×
aa ×
× ... ×a m faktor

m faktor n faktor Diskusikan dalam kelompokmu,


= a×
a ×
a
× a
× a ×a apakah benar perpangkatan
m+n adalah perkalian berulang?
m+n • Bagaimana jika a bukan bi-
=a langan?
• Bagaimana jika m dan n bukan
bilangan bulat positif?

Sifat-2
Jika a bilangan real dan a ≠ 0, m dan n bilangan bulat positif, maka
am
= a m−n .
an

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


9
Bukti:
• Pada persyaratan Sifat-2, Apa
a × a × a × ...× a arti a ≠ 0?

am m faktor • Bagaimana jika a = 0? Apa dam-
n
= (sesuai definisi)
a a × a × a ×...× a paknya pada hasil pembagian?
 
n faktor am
? Jika kamu tidak tahu, tanya
an
pada guru!

Pada Sifat-1 di atas, terkait bilangan bulat positif m dan n. Ada 3 (tiga) kemungkinan,
yaitu (a) m > n, (b) m = n, dan (c) m < n.
a) Kasus m > n
Jika m dan n bilangan bulat positif dan m > n maka m – n > 0. Dengan demikian
a
a××
aa
 ××
 aa×
×...
...××aa a
 a××
aa
 ××
 aa× ...
×...××
aa a× a × a × ... ×a
aamm mm faktor
faktor am mnn faktor
faktor
 n faktor
  
nn
== n
== a××
=a aa
 ××
 aa×
×...
...××
 aa  a×
 
a × a × ... ×a 

aa a
a××
aa
 ××
 aa×
×...
...××aa a
a aa
a××
 ××
 aa× ...
×...××
aa  a×( a−−
(m
m n× afaktor
n)) ×
faktor ... ×a  ( m − n ) faktor 
nn faktor
faktor m
m faktor
n faktor m faktor

= a×
a a ×
× ... ×a
( m − n ) faktor
m−n
=a
m
a
Jadi n = a(m-n), dengan m, n bilangan bulat positif dan m > n
a

b) Kasus m = n
am
Jika m = n, maka = 1.
an
Bukti:
am am
= , sebab m = n
an am
a × a × a × ...× a

m faktor
=
a × a × a × ... × a

m faktor

=1
= a0 (hal ini sesuai dengan Definisi 1.4).
= am–n

10 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Latihan 1.2

Buktikan sendiri untuk m < n. Jelaskan perbedaan hasilnya dengan kasus (a).

Sifat-3
Jika a bilangan real dan a ≠ 0, m dan n adalah bilangan bulat positif, maka
(am)n = amn

Bukti:
(a )
m n
= a m × a m × a m ×...× a m
 
n faktor

     
 a×
a× a × ... ×a   a×
a× a × ... ×a   a×
a× a × ... ×a  ...  a×
a× a × ... ×a 
=      

m faktor  m faktor
  
m faktor   m faktor

n faktor
 

= a
 ×a× a ×
 ... ×
 a 
 m × n faktor 

(a )
m n
= a m × n (terbukti)

Definisi 1.4
1
Misalkan a bilangan real dan a ≠ 0, m bilangan bulat positif. a m = p adalah
bilangan real positif, sehingga pm = a.

Diskusi
Diskusikan dengan temanmu, apakah syarat m dan n bilangan positif diperlukan
untuk Sifat 3 dan Sifat 4. Bagaimana jika m dan n adalah salah satu atau
keduanya bilangan negatif.

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


11
Contoh 1.2
(a) Buktikan jika a ∈ R, a > 1 dan n n> >mm maka
, makaa na n> >a ma !m !
, maka
Bukti:
Karena a > 1 dan nn>>m 1,n, maka >manm>−!0madan
n>>1,mnan>n −m
maka >n 0> a0,n a>m0,> a0m. > 0. Akibatnya, berlaku
n n n n
a a a aan a n ma mn m mm mm m
⇔ m
= a n − m (Lihat > 1 >×1a
> 1Sifat-1 diaatas)
× 1×aa> 1×aa = a0 a= <0 1an<>1 mn > m
>×>1a×
a a m a m aam ma m a m
an n−m a
n
an aann
m
= a⇔ m
> 1 m
× a m > 1m×m a>=m1a?n − Beri
(Mengapa m
alasanmu!)
a a a aa
an n−m a
n
an
m
= a m
>
⇔ 1n > n a>mm>n1−×ma m> (Karena
1m, × 0 a n > 0, a m > 0).
a a a
an n amn
> 1 × a m > 1× a m a m = 0 a < 1 n > m
⇔ ma > a m! (terbukti)
n > m, maka
a a

(b) Perlukah syarat a > 1?


Misalkan kita ambil a bilangan real yang memenuhi a < 1 dan n > m,. maka Apakah
an > am !
yang terjadi?
Pilih a = –2, dengan n > m, maka pilih ann =>3a mdan
! m = 2, apakah yang terjadi?
(–2) = (–2) × (–2) × (–2) = –8
3

(–2)2 = (–2) × (–2) = 4


Dengan demikian, an = –8 < 4 = am atau a n < a m. Jadi, tidak benar bahwa
n>m, maka a n > a m !
bila a < 1 dan n > m,. maka n
> a a! adalah bilangan real, dan a > 1 dan n > m,tidak
Jadi, asyarat m
maka a n > a m !
boleh dikurangi (syarat cukup) untuk membuktikan n > m, maka a n > a m .!

Diskusi
Berdiskusilah dengan temanmu satu kelompok. Analisis pernyataan pada
Contoh 1.2!
• Apa akibatnya bila syarat a > 1 tidak dipenuhi?
• Perlukah diperkuat dengan syarat n > m, >maka an > am !
0? Jelaskan!
• Bolehkah syarat a > 1 di atas diganti a ≥ 1? Jelaskan!
• Bila tidak boleh, modifikasi ketentuan di atas supaya berlaku untuk a ≥ 1?
.
Bagaimanakah bila 0 < a < 1 dan a < 0?
• Buat aturan hubungan antara an dan am untuk bermacam-macam nilai a di
atas!
• Buat laporan terkait hasil diskusi kelompokmu.

12 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Contoh 1.3
Terapkan berbagai sifat eksponen untuk menentukan hasil operasi bilangan pada soal
yang disajikan pada contoh. Ujilah kebenaran hasilnya!
1. 22 × 25 = 2
× 2 × 2 × 2 × 2 × 2 × 2 dengan menggunakan Sifat-1
 
2 faktor 5 faktor

= 2×
2 × 2 ×
2 ×
2 × 2 ×2
7 faktor
7
=2
= 22 + 5

2. 25 2 × 2 × 2 × 2 × 2
= dengan menggunakan Sifat-2 kasus b
25 = 12 × 2 × 2 × 2 × 2
= 20

( 2 =) 2= ( 2 ) × ( 2 ) dengan menggunakan Sifat-3


5−5
3 2 3 3
3.

= ( 2 × 2 × 2) × ( 2 × 2 × 2)
   
3 faktor 3 faktor

= 2×
2 ×
2
× 2
× 2 ×2
6 faktor
6
=2
( 2 × 3=) 2=3×2( 2 × 3) × ( 2 × 3) × ( 2 × 3)
3
4. dengan menggunakan Definisi 1.1
= 2
× 2
×2 × 3
× 3
×3
3 faktor 3 faktor
3 3
= 2 ×3
3
2 2 2 2
5.   =   ×   ×   dengan menggunakan Definisi 1.1
3 3 3 3
3 faktor

 

2× 2× 2
=
3
× 3×3
3 faktor
3
2
=
33

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


13
Diskusi
• Diskusikan dengan temanmu untuk memperoleh rumus perpangkatan
sebagai hasil pemahaman terhadap Contoh 1.4 dan Contoh 1.5 di atas. Masih
ingatkah kamu, disebut sifat apakah dalam konsep perkalian?
• Buat laporan hasil diskusi kelompokmu.

Contoh 1.4
Buktikan jika a > 1 dan n > m dengan n dan m bilangan bulat negatif maka an > am.
Bukti:
Karena n > m dengan n dan m bilangan bulat negatif, maka –n dan –m adalah bilangan
bulat positif dan –m > –n.
a−m an 1 1
Karena a > 1 maka − n = m > 1 (Gunakan sifat a − m = m ).
atau
a a a−m a
an
> 1 ⇔ an > am (terbukti)
am

Contoh 1.5
Berdasarkan sifat bilangan 7, tentukan bilangan satuan dari 71234 tanpa menghitung
tuntas. Perhatikan bilangan satuan dari perpangkatan dari 7 berikut?
Perpangkatan 7 Nilai Bilangan Satuan
71 7 7
72 49 9
73 343 3
74 2401 1
75 16807 7
76 117649 9
77 823543 3
78 5764801 1

Coba lanjutkan langkah berikutnya untuk menemukan bilangan satuan 71234. Cermati
sifat satuan pada tabel di atas. Saat periode keberapakah berulang? Selanjutnya
manfaatkan sifat-sifat perpangkatan dan perkalian bilangan berpangkat.

14 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


5. Pangkat Pecahan
Selanjutnya kita akan analisis sifat perpangkatan bilangan real dengan pangkat
pecahan.

Definisi 1.5
Misalkan a bilangan real dan a ≠ 0, m, n bilangan bulat positif didefinisikan
m
m
 1
a =  an  .
n

 

Definisi 1.6
p
Misalkan a bilangan real dan a ≠ 0 dengan a > 0, adalah bilangan
q
p p p
q q q
pecahan q ≠ 0. q ≥ 2. a = c,asehingga
. a c = a .atau a = a p .
q p q p q

Sifat-4
p m
Misalkan a adalah bilangan real dan a ≠ 0 dengan a > 0, dan adalah
n n
 mn   np  m+ p
bilangan pecahan n ≠ 0. Jika n, q ≥ 2 maka  a   a  = ( a ) n .
  

Bukti:
Berdasarkan Sifat-4, jika a bilangan real dan a ≠ 0, m, n adalah bilangan bulat positif,
m m p
 1m
 m  p   1   1 
maka a =  a n  . Dengan demikian  a n   a n  =  a n   a n 
n

        

 mn   np   mn1n    np 1n   1n  mn  1n  np   mnn   1nnp  n n


m p m p 1 1 1 11   11 1 1 1 1 11  1 1 

a a = a
a a a = a

                   a a a ⇔=  a × a
a ×
   a
= ×a...×× a
a nn   nn
× aa ×× a
... ×n n n n
a
× a a
× .. .×
× a
a nn 
× a n
× . . .× a n 
    
      
                    mfaktor  faktor
m 
p faktor p faktor 

 m   p   mnn   1nnp  n n 11   1 1 1 1 1 1 11 


1 1 1 1 1 
  nn   n n n n n n nn  n n 
⇔  a n  a n ⇔= a
a
   × a
a × a
=
   a
× ...× a × aa ×× a
...× a
× a a
× ... × a × a × ... × a
          
       mfaktor  faktor
m 
p faktor p faktor 

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


15
 m   p   mnn   1n np  n n
1 1 1 11  1 1 

⇔  a n  a n ⇔=  a
   × aa × a
=
   ×a...×× a
a nn 
× a n
× ...× a n 

       m +p faktor      


 m
+ p faktor 
m+ p m+ p
 m   p   1nmn   np  m +1np  (Ingat Definisi
m+ p
1.5) (terbukti)
 =  a   a =( =
⇔  a n  a n ⇔ a ) an  =(a) n
         
p m
Jadi, jika a adalah bilangan real dengan a > 0, dan adalah bilangan pecahan
n m+ p n
  
m p
dengan n ≠ 0, serta n, q ≥ 2 maka  a n   a n  = ( a ) n .
  
Sifat-5
m p
Jika a adalah bilangan real dan a ≠ 0 dengan a > 0, dan bilangan pecahan
m  p  m p n q
  +
q, n ≠ 0, maka  a n   a q  = a n q .
 
  

Uji Kompetensi 1.1

1. Sederhanakanlah operasi bilangan a. 2x3 × 7x4 × (3x)2


berpangkat berikut.  −2 p 
3
2 2
b. 4
a. 25 × 29 × 212   × (−q) × p
b. 25 × 36 × 46  q  5
5 5 2  1 
c. 2 × 3 × 4 c. y 5 × ( x × z )3  2 
122 x ×y
(−5)6 × 252 3 b3
d. d. (a × b × c)4 × .
×
125 (b(b×.cc))33 27 a 5

d. 37 × 73 × 2 −4a 3 × 2b5
e.
(42)3  8a 
 
 b 
2. Dengan menggunakan sifat bilangan 111 22x2xx 555
berpangkat, sederhanakanlah bentuk f. ×÷÷÷ × ⋅ ⋅⋅ ⋅ ×⋅(⋅(4(44yy)y)2)22
xx2x2y2yy 33y3y2y22 33x3xx
berikut.

16 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


44 55 4. Tentukan hasil dari
333 −−bb 33aa
g. ((−−aa×⋅ ⋅bb)
(–a b)) ⋅×⋅  ÷×÷  (2n + 2 ) 2 − 22 × 22 n
22aa  bb 
2n × 2n + 2
2 5. Misalkan kamu diminta menghitung
h.  24a 3 × b8   4b3 × a 
 5 × 3  764. Berapa banyak perkalian yang
 6a × b   2a  kamu lakukan untuk mendapatkan
nilai akhirnya? Bandingkan
3 2
 36( x × 2 y ) 2   12 x(3 y ) 2  jawabanmu dengan temanmu.
i.   ÷ 
2 2 Pemenang di antara kalian adalah
 3x × y   9x y  yang dapat mencari hasilnya dengan
melakukan perkalian sesedikit
 (− p )3 × (− q ) 2 × r 3   2 pqr 3 
j.  ÷ 2 
mungkin. Coba tuliskan prosedur
 −3( p 2 q )3   −12(qr )  mengalikan yang paling sedikit
perkaliannya untuk menghitung
3. Hitunglah hasil operasi bilangan 764. Apakah prosedur tersebut dapat
berpangkat berikut. dipergunakan untuk pangkat positif
44 22
berapapun?
a.  −−22  ×⋅ ⋅ 11−−11 
  33   22 66  6. Berdasarkan sifat angka 7, tentukan
2
 1   10   9 
4 5 bilangan satuan dari 71234 + 72341 +
b. (−5)3 ×   ×   ×   73412 + 74123 tanpa menghitung tuntas!
 15   3   5 
7. Tentukan bilangan satuan dari
3x 2 × y 3
c.
24 x
× (2 y ) 2 ; untuk x = 2
(( 6) )
26 62
berdasarkan sifat angka 6,
dan y = 3 tanpa menghitung tuntas. Selanjutnya
2
berdasarkan sifat angka 2, 3, 4, 5, 8,
2  3 3 9, tentukan juga angka satuan yang
 x  ×   (− y ) diperoleh bilangan-bilangan tersebut
d.  3    4
2 ;
2  3 3 xy 2 yang dipangkatkan.
 x  ⋅   (− y ) 1 1
3  4 ; untuk x = dan y = 8. Tunjukkan bahwa 12001 + 22001 + 32001
xy 2 2 3 + … + 20012001 adalah kelipatan 13.
2
e. 3 p 2 q × (−3) 4 q 9. Bagaimana cara termudah untuk
2 3
× 4  ;
(−2 p ) × (−3q)  p
2008 2013 2012 2011
mencari 3 (10 + 5 . 2 ) .
untuk p = 4 dan q = 6 52012 (62010 + 32009. 22008 )

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


17
10. Hitunglah 12. Tentukan nilai x yang memenuhi
1−4 + 2−4 + 3−4 + 4−4 + ... a. 2x = 8
= ...! b. 4x = 0,125
1−4 + 3−4 + 5−4 + 7 −4 + ...
x

5 1 2 3 c.  2  = 1
a 3b 2 − a 3b 2 5
11. Sederhanakanlah 7 1 2 .
a b −a b
6 2 3

Projek
Bilangan yang terlalu besar atau terlalu kcil seringkali dituliskan dalam
notasi eksponen yang dituliskan sebagai a E b yang nilainya adalah a × 10b.
Sehingga 0,000052 ditulis sebagai 5,2 E 5. Cari besaran-besaran fisika, kimia,
astronomi, dan ekonomi yang nilainya dinyatakan dengan notasi eksponen.
Misalkan cepatan cahaya adalah 300.000 km/det, sehingga dalam notasi
eksponen ditulis sebagai 3 E 8 m/det.

6. Bentuk Akar
Pengakaran (penarikan akar) suatu bilangan merupakan inversi dari pemangkatan
suatu bilangan. Akar dilambangkan dengan notasi ” ”.
Perhatikan permasalahan berikut.

Masalah-1.4
Seorang ahli ekonomi menemukan bahwa harga (h) dan banyak barang (b) da-
pat dinyatakan dalam persamaan h = 3 3 b 2 . Jika nilai b = 8, maka berapa nilai h?

Alternatif Penyelesaian
3 2
h = 3 3 b2 ⇔ h = 3 8
⇔ h = 3 3 64
⇔ h = 3 3 4 × 4 × 4
⇔ h = 12

18 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Akar ke-n atau akar pangkat n dari suatu bilangan a dituliskan sebagai n a ,
dengan a adalah bilangan pokok/basis dan n adalah indeks/eksponen akar.
Bentuk akar dan pangkat memiliki kaitan erat. Bentuk akar dapat diubah menjadi
bentuk pangkat dan sebaliknya. Sebelum mempelajari bentuk akar, kamu harus
memahami konsep bilangan rasional dan irrasional terlebih dahulu.
Bilangan rasional berbeda dengan bilangan irrasional. Bilangan rasional adalah
a
bilangan yang dapat dinyatakan dalam bentuk , dengan a dan b bilangan bulat dan
b
b ≠ 0. Bilangan rasional terdiri atas bilangan bulat, bilangan pecahan murni, dan
bilangan pecahan desimal. Sedangkan, bilangan irrasional adalah bilangan yang tidak
dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan. Bilangan irrasional merupakan bilangan
yang mengandung pecahan desimal tak berhingga dan tak berpola. Contoh bilangan
irrasional, misalnya 2 = 1,414213562373..., e = 2,718..., � = 3,141592653… dan
sebagainya.

Definisi 1.7
Misalkan a bilangan real dan n bilangan bulat positif.
n
a disebut bentuk akar
jika dan hanya jika hasil
n
a adalah bilangan irrasional.

ilangan irrasional yang menggunakan tanda akar ( ) dinamakan bentuk akar.


Tetapi ingat, tidak semua bilangan yang berada dalam tanda akar merupakan bilangan
irrasional. Contoh: 25 dan 64 bukan bentuk akar, karena nilai 25 adalah 5 dan
nilai 64 adalah 8, keduanya bukan bilangan irrasional.
Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut.
1. 20 ⇔
adalah bentuk akar
2. 3 adalah bukan bentuk akar, karena 3 27 ⇔
27 ⇔ =3

7. Hubungan Bentuk Akar dan Bilangan Berpangkat


Perlu diketahui bahwa bilangan berpangkat memiliki hubungan dengan bentuk
akar. Berdasarkan Sifat-5, jika a adalah bilangan real dan a ≠ 0 dengan a > 0, p dan
n
m adalah bilangan pecahan n ≠ 0, maka  n   n 
m p m+ p
   ( )
a a = a n .
n   
1 1 1 1 1 1 1 1
+ +
p 3 × p 3p×2 ×p 3p =
Perhatikan bahwa 2
=p 3p 23 32
= p1 = p dan perhatikan bahwa

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


19
1
p × p = p, sehingga berdasarkan Definisi 7.6 disimpulkan p 2 = p.

Perhatikan untuk kasus di bawah ini


1 1 1 1 1 1 1 1 1
+ +
3
× p × p = p3 × p3 × p3 = p3
3 3 3 3
= p1 = p dan perhatikan juga bahwa
1
3 p × 3 p × 3 p = p , sehingga berdasarkan Definisi 7.6 disimpulkan p 3 = 3 p.

Latihan 1.3

Cermatilah dan buktikan apakah berlaku secara umum bahwa p n = n p.


2 2 2
Perhatikan bahwa p 3 × p 3 × p 3 = p 2, sehingga berdasarkan sifat perkalian bilangan
berpangkat diperoleh:
3
 23 
Ingat,( (pp ) ) ==pp
2 mm n n m m× n
p  = p ingat!
 
2

Jadi, p 3 = 3
p2 .
m

( p)
m
Secara umum dapat disimpulkan bahwa p n = n
pm = n
sebagaimana diberikan
pada Definisi-6.

8. Operasi pada Bentuk Akar

a. Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bentuk Akar


Operasi penjumlahan dan pengurangan pada bentuk akar dapat dilakukan apabila
bentuk akarnya senama. Bentuk akar senama adalah bentuk akar yang mempunyai
eksponen dan basis sama. Untuk setiap p, q, dan r adalah bilangan real dan r ≥ 0
berlaku sifat-sifat berikut.
p n r + q n r = ( p + q ) n cr
p n r − q n r = ( p − q ) n cr

20 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Perhatikan contoh berikut ini!

Contoh 1.6
Tentukan hasil penjumlahan dan pengurangan berikut dalam bentuk yang sederhana!
1. 3 5 + 4 5 = (3 + 4) 5
= 7 5
2. 5 + 3 (tidak dapat disederhanakan karena akarnya tidak senama)
3. 2 3 4 − 33 4 = ( 2 − 3) 3 4
= −3 4
4. 3 3 x − 3 x = ( 3 − 1) 3 x
= 23 x

b. Operasi Perkalian dan Pembagian Bentuk Akar


p
q
Pada pangkat pecahan telah dinyatakan bahwa a q = a p . Sifat perkalian dan
pembagian bentuk akar dapat dicermati pada beberapa contoh berikut.

Contoh 1.7
3
1) 3 3
8 = 2 = 2 = 21 = 2
3 3
6
2) 6
64 = 6 26 = 2 6 = 21 = 2
3) 4 3 5 × 2 3 7 = (4 × 2)( 3 5 × 7 ) = 8 3 35
1 1 12
4) 3 5 5 × 5 7 5 = (3 × 5)(5 5 × 5 7 ) = 15(5 35 ) = 1535 512
33 4 3 3 4
5) =
43 5 4 5
24 3 2 4 3
6) =
34 5 3 5

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


21
Latihan 1.4

1) Buktikan: jika a bilangan real dan a > 0, maka n a n = a


2) Buktikan: jika a, b, c, dan d bilangan real, c > 0 dan d > 0, maka
a n c × b n d = ab n cd
3) Buktikan: jika a, b, c, dan d bilangan real, c > 0 dan d > 0, d ≠ 0, maka
an c a n c
=
bn d b d

c. Merasionalkan Penyebut Bentuk Akar


Kita tahu bahwa bentuk-bentuk akar seperti 2 , 5 , 3 + 7 , 2 − 6 , dst
merupakan bilangan irrasional. Jika bentuk akar tersebut menjadi penyebut pada
suatu pecahan, maka dikatakan sebagai penyebut irasional.
Penyebut irrasional dapat diubah menjadi bilangan rasional. Cara merasionalkan
penyebut suatu pecahan bergantung pada bentuk pecahan itu sendiri. Akan tetapi,
prinsip dasarnya sama, yaitu mengalikan dengan bentuk akar sekawannya. Proses ini
dinamakan merasionalkan penyebut.

p
1) Merasionalkan bentuk
q
p q
Bentuk dirasionalkan dengan cara mengalikannya dengan .
q q
p p q p
= . = q
q q q q

Diskusi
Menurutmu mengapa penyebut bilangan pecahan berbentuk akar harus
dirasionalkan?

22 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


p q
Mengapa kita harus mengalikan dengan ?
q q

p q p q
Karena nilai q selalu positif, maka = 1. Jadi perkalian dengan
q q q q
p
tidak akan mengubah nilai namun menyebabkan penyebut menjadi bilangan
q
rasional.

r r r r
2) Merasionalkan bentuk , , , dan
p+ q p− q p+ q p− q

Sebelum kita merasionalkan bentuk-bentuk akar di atas, perlu kita pahami


bentuk-bentuk campuran bilangan rasional dan bilangan irrasional.
a) Jika bilangan rasional dijumlahkan dengan bilangan irrasional maka
hasilnya bilangan irrasional. Contoh 2 + 7 = 2 + 2,645751.... = 4, 645751...
(bilangan irrasional).
b) Jika bilangan irrasional dijumlahkan dengan bilangan irrasional maka
hasilnya bilangan irrasional atau rasional, Contoh (1) 5 + 7 =
2,236068.... + 2,645575... = 4,881643... (bilangan irrasional), (2) 2 5 +
(-2 5 ) = 0 (bilangan rasional). Jika dua bilangan irrasional dikurangkan,
bagaimana hasilnya?
c) Jika bilangan rasional dikalikan dengan bilangan irrasional, maka hasilnya
bilangan irrasional. Contoh 2 × 5 = 2 5 .
d) Jika bilangan irrasional dikalikan dengan bilangan irrasional, maka hasilnya
dapat bilangan rasional atau bilangan irrasional.
Contoh:
• 5 × 125 = 5 × 5 5 = 25 (25 adalah bilangan rasional)
• 3 × 53 =× 15
5 =( 15 adalah bilangan irrasional)
e) n
a disebut bentuk akar apabila hasil akar a adalah bilangan irrasional.
r r r r
Untuk merasionalkan bentuk , , , dan .
p+ q p− q p+ q p− q

dapat dilakukan dengan memperhatikan sifat perkalian (a + b) (a – b) = a2 – b2.

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


23
Sehingga

( p + q )( p − q ) = ( p ) − ( q ) = p − q
2 2

( p + q )( p − q ) = p − ( q ) = p − q
2
2 2

( ) (
Bentuk p + q dan bentuk p − q saling sekawan, bentuk ) p + q dan ( ) ( p− q )
)
p + q dan ( )
p − q juga saling sekawan. Jika perkalian bentuk sekawan tersebut dilakukan
maka dapat merasionalkan bentuk akar.

Contoh 1.8
Pikirkan cara termudah untuk menghitung jumlah bilangan-bilangan berikut
1 1 1 1 1
+ + + ... + = ...?
1+ 2 2+ 3 3+ 4 4+ 5 99 + 100
Permasalahan di atas dapat diselesaikan dengan cara merasionalkan penyebut tiap
suku; yaitu,
1 1− 2 1 2− 3 1 3− 4
= × + × + × +
1+ 2 1− 2 2+ 3 2− 3 3+ 4 3− 4

1 4− 5 1 99 − 100
× + ... + ×
4+ 5 4− 5 99 + 100 99 − 100

1− 2 2− 3 3− 4 4− 5 99 − 100
= + + + + ... +
−1 −1 −1 −1 −1
= – 1 + 2 − 2 + 3 − 3 + 4 − 4 + 5 − ... − 99 + 100

= − 1 + 100 = −1 + 10 = 9 .

Contoh 1.9
1
Berapakah nilai
1
3+
1
3+
3 + ...

24 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Perhatikan pola bilangan di ruas kanan. Misalkan,
1
P=
1
3+
1
3+
3 + ...
Dengan menguadratkan ruas kiri dan kanan, diperoleh
1
P2 =
1
3+
1
3+
3 + ...
1
P2 =
3 + P2
⇔ P 2 (3 + P 2 ) = 1
⇔ ( P 2 ) 2 + 3P 2 − 1 = 0
Dengan mengubah ke bentuk kuadrat sempurna, diperoleh persamaan:
3 13
⇔ ( P 2 + )2 − = 0
2 4 Ingat materi persamaan kuadrat di
SMP. Dapatkah kamu selesaikan.
 3 13   2 3 13  (P 2 )2 + 3P 2 − 1 = 0 dengan rumus
⇔  P 2 + +   P + − =0
 2 2  2 2  abc pada persamaan kuadrat?

3 13  2 3 13 
⇔ P2 = − +  P + +  = 0 tidak memenuhi.
2 2 2 2 

3 13 1 Dapatkah kamu beri alasannya?
⇔ P= − + atau P = 2 13 − 6
2 2 2
1 1 1 1
Jadi, nilai dari =adalah2= 13 −
2 613 − 6
1 1 2 2
3+ 3+
1 1
3+ 3+
3 + ... 3 + ...

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


25
Contoh 1.10
Rasionalkan penyebut pecahan-pecahan berikut.
2 2 3+ 2
a. = × (kalikan penyebut dengan bentuk sekawannya)
3− 2 3− 2 3+ 2
2(3 + 2 )
=
(3 − 2 )(3 + 2 )

=
((
22 33 + + 22 ))
= 99 −
− 22
66 ++ 22 22
=
= 77
66 22
=
=7+ + 77
7 77

3 3 6− 3
b. = × (kalikan penyebut dengan bentuk sekawannya)
6+ 3 6+ 3 6− 3
3(6 − 3 )
=
(6 + 3 )(6 − 3 )
18 − 3 3
=
36 − 3
18 − 3 3
=
33
6 3
= −
11 11

4 4 7+ 5
c. = × (kalikan penyebut dengan bentuk sekawannya)
7− 5 7− 5 7+ 5

=
4 ( 7+ 5 )
( 7− 5 )( 7+ 5 )
4 7 +4 5
=
7−5
26 4 7 +4 5
Buku =Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X
2
=2 7 +2 5
4 4 7+ 5
= ×
7− 5 7− 5 7+ 5

=
4 ( 7+ 5 )
( 7− 5 )( 7+ 5 )
4 7 +4 5
=
7−5
4 7 +4 5
=
2
=2 7 +2 5

3) Menyederhanakan bentuk ( p + q) ± 2 pq
Sekarang kita akan menyederhanakan bentuk akar yang mempunyai bentuk
khusus; yaitu, bentuk ( p + q) ± 2 pq . Perhatikan proses berikut ini!
Diskusikanlah masalah berikut dengan temanmu!
a. ( p+ q )( p+ q )
b. ( p− q )( p− q)

Dari hasil kegiatan yang kamu lakukan, kamu akan memperoleh bentuk sederhananya
menjadi ( p + q) ± 2 pq . Selanjutnya, perhatikan contoh berikut!

Contoh 1.11
Sederhanakan bentuk akar berikut ini!

a. 8 + 2 15 = (5 + 3) + 2 5 × 3 = 5 + 2 5 × 3 + 3

( )
2
= 5+ 3 = 5+ 3

( )
2
b. 9−4 5 = 5−4 5 +4 = 5−2 = 5−2

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


27
Uji Kompetensi 1.2

1. Rasionalkan penyebut pecahan- 10 12 14


pecahan berikut ini! d. + +
5+ 6 6+ 7 7+ 8
a. 5 d. 12
15 24
4. Jika 2− 3
= a + b 6 , tentukan
2 15 2+ 3
b. e.
20 48 nilai a + b!
3 2a
c. f. 5. Sederhanakan bentuk akar berikut
18 3 a ini!
a. 19 + 8 3 d. 21 − 4 5
2. Rasionalkan penyebut pecahan-
pecahan berikut ini! b. 5+2 6 e. 21 + 8 5

1 3 c. 43 + 12 7
a. d.
5− 3 5 − 10
4− 2 xy
b. e. SOAL TANTANGAN
4+ 2 x+ y
2a 1. Tentukanlah nilai dari:
c.
3a + 5
24 + 54 − 150 3
f. a. 3
2 3 2 3 3 2 3 3 ...
96

3. Sederhanakanlah bentuk berikut ini! b. 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + ...

a. 15 1 1
− c. 1+
75 2 − 3 1
1+
7 11 1
b. + 1+
2+ 8 2− 8 ...
4 3 5
c. − +
3+ 2 2 −1 3− 2

28 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


×
2. Jika a,b adalah bilangan asli dan 1 1 1 1
5. + + + ... +
a ≤ b sehingga 3 + a adalah 2 + 3 3 + 4 4 + 5 1 .000 .000 + 1.
1 4 +1 b 1 1
+ + + ... + = a− b
bilangan rasional,
2 + 3 maka3 + 4pasangan
4+ 5 1.000.000 + 1.000.001
(a,b) adalah ... (OSN 2005/2006)
6. 54 + 14 5 + 12 − 2 35 + 32 − 10 7 =
3. Nyatakan b dalam a dan c pada
3
b c 7. Jika(3+4)(3 2 +4 2 )(3 4 +4 4 )(3 8 +4 8 )
= abc.
c 3
a (316+416) (332+432) = (4x–3y), maka
x–y = ...
4. Bentuk 4 49 − 20 6 dapat diseder-
hanakan menjadi ....

Projek
Tidak semua bilangan pecahan desimal tak hingga adalah bilangan irrasional.
Sebagai contoh 0,333... bukanlah bilangan irrasional, karena dapat dinyatakan
1
sebagai pecahan murni . Kenyataannya, bilangan pecahan desimal tak
3
hingga dengan desimal berulang seperti 0,333... dapat dinyatakan dalam
bentuk pecahan.
a. Rancang sebuah prosedur untuk mengkonversi bilangan pecahan desimal
tak hingga dengan desimal berulang menjadi bilangan pecahan. Beri
contoh penerapan prosedur yang kamu rancang.
b. Berdasarkan penjelasan di atas π yang bilangan irrasional tidak mungkin
22 22
sama dengan , karena adalah pendekatan untuk nilai π sebenarnya.
7 7
22
1) Berapakah kesalahan terhadap nilai π?
7
2) Dengan menggunakan prosedur yang kamu rancang di atas cari
22
pecahan yang lebih mendekati nilai π daripada (kesalahannya
lebih kecil). 7
3) Apakah lebih baik menggunakan angka yang kamu peroleh daripada
22
menggunakan
7
Buat laporan projek ini dan paparkan di depan kelas.

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


29
9. Menemukan Konsep Logaritma
Telinga manusia dapat mendengar suara dengan intensitas yang rentangnya luar
biasa. Suara paling keras yang dapat didengar oleh orang yang sehat tanpa merusak
gendang telinga memiliki intensitas 1 triliun (1.000.000.000.000) kali lebih kuat dari
pada suara paling rendah yang bisa didengar.
Menghitung intensitas bunyi dengan rentang begitu besar tentu sangat tidak
nyaman. Namun, dengan logaritma perhitungan ini akan menjadi lebih sederhana.
Logaritma merupakan suatu operasi hitung. Alexander Graham Bell (1847–1922)
menggunakan logaritma untuk menghitung skala bunyi. Skala ini dinamakan
I
decibel, dan didefinisikan sebagai D = 10 log , dengan D adalah skala decibel
I0
( )
bunyi, I adalah intensitas bunyi dengan satuan Watt per meter persegi W 2 , dan I0
m
adalah intensitas bunyi paling minimum yang bisa didengar orang yang sehat, yaitu
1,0 × 10–12. Sebagai gambaran, berikut ini adalah tabel intensitas bunyi beberapa
objek.
Tabel 1.1 Intensitas bunyi beberapa suara
Intensitas Bunyi Intensitas Bunyi
W 
 
 m2 
1,0 × 10–12 Ambang batas bawah pendengaran
5,2 × 10 –10
Suara bisik-bisik
3,2 × 10 –6
Percakapan normal
8,5 × 10 –4
Lalu lintas padat
8,3 × 10 2
Pesawat jet lepas landas

Banyak masalah kehidupan yang penyelesaiannya melibatkan berbagai aturan dan


sifat logaritma. Cermatilah masalah berikut.

Masalah-1.5
Yusuf adalah seorang pelajar kelas X di kota Kupang. Ia senang berhemat
dan menabung uang. Selama ini dia berhasil menabung uangnya sejumlah
Rp 1.000.000,00 di dalam sebuah celengan yang terbuat dari tanah liat. Agar
uangnya lebih aman, ia menabung uangnya di sebuah bank dengan bunga
10% per tahun. Berapa lama Yusuf menyimpan uang tersebut agar menjadi
Rp 1.464.100,-

30 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Pahami masalah dan tuliskan informasi yang diketahui pada soal. Buat tabel
keterkaitan antara jumlah uang Yusuf dengan waktu penyimpanan. Selanjutnya
temukan model matematika yang menyatakan hubungan total uang simpanan dengan
waktu menyimpan dan bunga uang.
Diketahui:
Modal awal (M0) = 1.000.000,- dan besar uang tabungan setelah sekian tahun (Mt)
= 1.464.100, besar bunga yang disediakan bank untuk satu tahun adalah 10% = 0,1.
Ditanya:
Berapa tahun (t) Yusuf menabung agar uangnya menjadi (Mt) = 1.464.100.-

Alternatif Penyelesaian
Perhatikan pola pertambahan jumlah uang Yusuf setiap akhir tahun pada tabel sebagai
berikut.
Tabel 1.2 Perhitungan besar suku bunga pada setiap akhir tahun t
Akhir Tahun Bunga uang Total = Modal + Pola Total
(10% × Total Uang) Bunga Uang pada saat t
0 0 Rp. 1.000.000 1.000.000 (1+0,1)0
1 Rp. 100.000 Rp. 1.100.000 1.000.000 (1+0,1)1
2 Rp. 110.000 Rp. 1.210.000 1.000.000 (1+0,1)2
3 Rp. 121.000 Rp. 1.331.000 1.000.000 (1+0,1)3
4 Rp. 133.100 Rp. 1.464.100 1.000.000 (1+0,1)4
Dari tabel di atas, jelas kita lihat bahwa Yusuf harus menabung selama 4
tahun agar uangnya menjadi Rp 1.464.100,-. Selanjutnya, kita akan menyelesaikan
permasalahan di atas dengan menggunakan logaritma, setelah kita mengenal sifat-
sifat logaritma.
Dalam pembahasan sebelumnya, kita telah membahas tentang pemangkatan
suatu bilangan. Kita tahu bahwa 23 hasilnya adalah 8 yang dapat ditulis 23 = 8.
Sehingga bila ada persamaan 2x = 8, maka nilai x yang memenuhi persamaan tersebut
adalah x = 3.
Perhatikan Tabel-1.2 di atas, kita peroleh 1.464.100 = 1.000.000 (1+0,1)4. Jika
4 = t, maka persamaan tersebut menjadi 1.464.100 = 1.000.000 (1 + 0,1)t. Hal ini
dapat dikaitkan dengan bentuk eksponen yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu
ac = b, dengan memisalkan a = (1 + 0,1), b = 1, 464100, dan c = t. Bagaimana cara
menentukan nilai c = t = 4?
Permasalahan ini dapat diselesaikan menggunakan invers dari eksponen, yaitu
logaritma. Logaritma, dituliskan sebagai “log”, didefinisikan sebagai berikut.

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


31
Definisi 1.8
Misalkan a, b, c ∈ R, aa>>00, aa≠≠11, dan b > 0 maka alog b = c jika dan hanya jika
ac = b.

dimana: a disebut basis (0 < a < 1 atau a > 1)


b disebut numerus (b > 0)
c disebut hasil logaritma

Diskusi
Mengapa ada syarat a > a0 >dan
a0 ≠ a1 ≠ 1 dalam definisi di atas? Diskusikan dengan
temanmu atau guru. Demikian juga dengan b > 0.

Berdasarkan definisi di atas, kita dapatkan bentuk-bentuk berikut.


• 2x = 5 ⇔ x = 2log 5 (notasi ⇔ dibaca jika dan hanya jika)
• 3y = 8 ⇔ y = 3log 8
• 5z = 3 ⇔ z = 5log 3
Catatan:
♦ Jika logaritma dengan basis e (yaitu e ≈ 2,718…, e adalah bilangan Euler), maka
e
log b ditulis ln b.
♦ Bilangan pokok (basis) 10 tidak ditulis, sehingga 10log a = log a.

Masalah-1.6
Di tahun 2013 jumlah penduduk Negara X adalah 100 juta orang. Bila
pertambahan penduduk 1% per tahun, berapa jumlah penduduk negara itu pada
akhir tahun 2017 dan tahun 2038? Pada tahun berapa penduduk negara itu
menjadi dua kali lipat?

Diketahui:
Jumlah penduduk Negara X pada tahun 2013 adalah 100 juta jiwa.
Persentase pertambahan penduduk per tahun adalah 1%
Ditanya:
a) Jumlah penduduk pada tahun 2017 dan tahun 2038
b) Pada tahun berapa, jumlah penduduk menjadi dua kali lipat.

32 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Penyelesaian
Jumlah penduduk di awal (P0) = 100 juta
Misalkan: Pt adalah jumlah penduduk pada tahun t
r adalah persentase pertambahan penduduk.

Tabel 1.3 Perhitungan jumlah penduduk Negara X untuk setiap tahun


Akhir Tahun Pertambahan penduduk Total = Jumlah Pola Total
(1% × total penduduk) Penduduk awal + Penduduk pada
Pertambahan saat t
(juta)
2013 0 100 100 (1+0,01)0
2014 1 101 100 (1+0,01)1
2015 1,01 102,01 100 (1+0,01)2
2016 1,0201 103,0301 100 (1+0,01)3
2017 1,030301 104,060401 100 (1+0,01)4

Dari tabel di atas, jelas kita lihat bahwa total penduduk pada akhir tahun 2017
adalah 104.060.401. Selanjutnya, kita akan menyelesaikan permasalahan di atas
dengan menggunakan logaritma, setelah kita mengenal sifat-sifat logaritma.
Perhatikan Tabel-1.3 di atas, kita peroleh 104.060.401 = 100 (1+0,01)4. Jika
4 = t, maka persamaan tersebut menjadi 104.060.401 = 100 (1+0,01)t. Hal ini dapat
dikaitkan dengan bentuk eksponen yang sudah dipelajari sebelumnya, yaitu ac = b,
dengan memisalkan a = (1 + 0,01), b = 104.060.401, dan c = t. Bagaimana cara
menentukan nilai c = t = 4? Selanjutnya bagaimana menentukan jumlah penduduk
pada akhir tahun 2038 dan tahun berapa jumlah penduduk Negara X menjadi duakali
lipat.

Diskusi
• Misalkan P0 adalah jumlah penduduk pada saat t = 0, dan Pt adalah jumlah
penduduk pada akhir tahun t, dan diketahui nilai e ≈ 2,718.... Berdiskusilah
dengan teman dan guru, bagaimana menemukan hubungan Pt dengan P0
sehingga Pt = P0 (e rt).
• Apakah kamu mengerti maknanya? Jika tidak, bertanya pada guru. Misalnya
ketika t = 0, maka P0 = 100 juta. Artinya jumlah penduduk mula-mula adalah
100 juta orang.

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


33
Selanjutnya cermati grafik fungsi y = f(x) = 2log x, f(x) = – 2log x, f(x) = 3log x dan f(x)
= – 3log x yang disajikan berikut.
f(x)

Gambar 1.2 Grafik Fungsi Logaritma

Diskusi
Berdasarkan grafik di atas dan definisi tentang logaritma, diskusikan dengan
temanmu untuk mencari sedikitnya 5 sifat dari fungsi logaritma. Sajikan hasil
yang kamu peroleh di depan kelas.

Perhatikan grafik fungsi di atas. Isilah tabel berikut.


Tabel 1.4 Perhitungan Nilai Fungsi Logaritma
x
1 1 1 1 11 1 1
2 3 42 3 42 3 4
1 2 3 4 8 9

f(x) = 2log x 0
1
f ( x) = log x
2 0

f ( x) = 3 log x 0
1
f ( x) = log x
3 0

34 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Mari kita definisikan fungsi logaritma.

Definisi 1.9
Fungsi Logaritma adalah suatu fungsi yang didefinisikan oleh y = f(x) = alog x
dengan a bilangan real, a > 0, a ≠ 1 serta x > 0.
x adalah variabel (peubah bebas) dan a adalah bilangan pokok atau basis.

Contoh 1.12

1. Tulislah bentuk logaritma dari:


a. 25 = 32 maka 2log 32 = 5
b. 43 = 64 maka 4log 64 = 3
1 1
c. 2–2 = maka 2log = –2
4 4
2. Tulislah bentuk pangkat dari:
a. 11log 121 = 2 maka 112 = 121
b. 3log 81 = 4 maka 34 = 81
c. log 1000 = 3 maka 103 = 1000
3. Hitunglah nilai logaritma berikut.
a. 2log 2 = 1 karena 21 = 2
b. 2log 1 = 0 karena 20 = 1
c. 2log 128 = 7 karena 27 = 128

10. Sifat-sifat Logaritma


Dari Definisi 1.9, logaritma merupakan inversi dari perpangkatan, oleh karena
itu terdapat 3 sifat dasar logaritma, yaitu:

Sifat-6. Sifat Dasar Logaritma


Misalkan a dan n bilangan real, a > 0 dan a ≠ 1, maka
1. alog a = 0
2. alog 1 = 0
3. alog an = n
Sifat-sifat tersebut dapat diturunkan langsung dari definisi logaritma.

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


35
Contoh 1.13
1. a
log a = x ⇔ ax = a sehingga x = 1 atau alog a = 1
2. a
log 1 = y ⇔ ay = 1. Karena a0 = 1, maka y = 0
3. a
log an = z ⇔ ax = an sehingga z = n serta alog an = n

BEBERAPA SIFAT OPERASI LOGARITMA

Sifat-7
Untuk a, b, dan c bilangan real positif, a ≠ 1, dan b > 0, berlaku
a
log ( b × c ) = a log b + a log c
Bukti: • Simbol ⇔ dibaca jika dan
Berdasarkan Definisi 1.6 maka diperoleh: hanya jika
a
log b = x ⇔ b = a x • Apakah kamu mengerti
a
log c = y ⇔ c = a y maknanya? Jika tidak
bertanya kepada guru.
Dengan mengalikan nilai b dengan c, maka:
b × c = ax × ay ⇔ b × c = ax+y
⇔ alog (b × c) = x + y Substitusi nilai x dan y
⇔ alog (b × c) = alog b + alog c (terbukti)

Sifat-8
Untuk a, b, dan c bilangan real dengan a > 0, a ≠ 1, dan b > 0, berlaku
a b
log   = a log b − a log c
c
Bukti:
Berdasarkan Definisi 1.6, diperoleh:
a
log b = x ⇔ b = ax
a
log c = y ⇔ c = ay
Dengan membagikan nilai b dengan c, maka diperoleh
b ax b
= y ⇔ = ax–y
c a c
b
⇔ a log   = alog ax–y
c

36 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


b
⇔ a log   = x – y Substitusi nilai x dan y
c
b a
⇔ log   = log b – log c (terbukti)
a a

c
 

Sifat-9
Untuk a, b, dan n bilangan real, a > 0, b > 0, a ≠ 1, berlaku
a
log b n = n a log b

Bukti:
a
 
log b n = a log  b×
b
× b ×... ×b  m
ingat, a = a×
a a ×
× ... ×a
 
 n faktor  m faktor
a n a a a
⇔ log b = log b + log b + ... + log b ingat, Sifat-8
  
n faktor
a
⇔ log b n = n a log b (terbukti)

Sifat-10
Untuk a, b, dan c bilangan real positif, a ≠ 1, b ≠ 1, dan c ≠ 1, berlaku
c
a log b 1
log b = c =b
log a log a

Bukti:
Berdasarkan Definisi 1.8, diperoleh:
a
log b = x ⇔ b = ax
Terdapat bilangan pokok c sedemikian sehingga:
c
log b = clog ax ⇔ clog b = x clog a ingat, Sifat-9
c
log b
⇔ x= c
substitusi nilai x
log a
c
a log b
⇔ log b = c
(terbukti)
log a

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


37
Karena c adalah bilangan sembarang dengan ketentuan di atas dapat dipenuhi c = b
sehingga diperoleh
b
⇔ a log b ingat, Sifat pokok 2
log b = b
log a
1
⇔ a log b = b (terbukti)
log a

Sifat-11
Untuk a, b, dan c bilangan real positif dengan a ≠ 1 dan c ≠ 1, berlaku
a
log b × b log c = a log c

Bukti:
Berdasarkan Definisi 1.6 maka diperoleh:
a
log b = x ⇔ b = ax
b
log c = y ⇔ c = by
a
log b × blog c = alog ax × blog by
⇔ alog b × blog c = alog b × blog by ingat, c = by
⇔ alog b × blog c = y alog b × blog b ingat, Sifat pokok 2
⇔ alog b × blog c = y alog b ingat, Sifat 6
⇔ alog b × blog c = alog by ingat, c = by
⇔ alog b × blog c = alog c (terbukti)

Sifat-12
Untuk a dan b bilangan real positif dengan a ≠ 1, berlaku
am n
log b n = (alog b), dengan m, n bilangan bulat dan m ≠ 0.
m

Bukti: (Silahkan coba sendiri)

Sifat-13
a
log b
Untuk a dan b bilangan real positif a ≠ 1, berlaku a =b

Bukti: (coba sendiri)


Logaritma saling invers dengan eksponen. Misalkan alog b = c. Kita subtitusikan alog
a
b = c ke ac = ( a ) log b
, sehingga diperoleh ac = b

38 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Untuk mendalami sifat-sifat di atas, perhatikan beberapa contoh berikut.

Contoh 1.14
Mari kita tinjau kembali Masalah-1.5. Kita akan menyelesaikan masalah tersebut
dengan menggunakan konsep logaritma. Cermatilah kembali Tabel 1.2. Kita dapat
menyatakan hubungan total jumlah uang untuk t tahun sebagai berikut:
Mt = M0 (1+i)t
dimana Mt : total jumlah uang diakhir tahun t
t : periode waktu
i : bunga uang
Dengan menggunakan notasi di atas, maka soal tersebut dapat dituliskan sebagai
berikut:
Diketahui : M0 = 1.000.000, Mt = 1.464.100, i = 0,1
Ditanya : t
Penyelesaian
1.464.100 = 1.000.000 (1+0,1)t
⇔ log 1.464.100 = log [1.000.000 (1,1)t ]
⇔ log 1.464.100 = log 1.000.000 + log (1,1)t
⇔ log 1.464.100 – log 1.000.000 = t log1,1
1.464.100
⇔ log = t log 1,1
1.000.000
14.641
⇔ log = t log 1,1
10.000
4
⇔ log  11  = t log 1,1
 10 
⇔ 4 log (1,1) = t log 1,1
⇒ t = 4
Jadi, Yusuf harus menabung selama 4 tahun agar mendapatkan uang sebesar
Rp 1.464.100,-

Contoh 1.15
Misal log2 a adalah notasi untuk (log a)2. Berapakah nilai a yang memenuhi
log2 a + log a = 6?

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


39
Penyelesaian
Misal P = log a
log2 a + log a = 6 ⇔ (log a)2+ (log a) = 6
⇔ P2 + P – 6 = 0
⇔ (P + 3)(P – 2) = 0
⇔ P = –3 atau P = 2
⇔ log a = –3 atau log a = 2
⇔ a = 10–3 atau a =102
Jadi, nilai a yang memenuhi persamaan di atas adalah a = 0,001 atau a = 100.

Contoh 1.16
Nyatakan b dalam a supaya berlaku alog b – 2blog a = 1!

Penyelesaian
1
log b – 2blog a = 1
a
Ingat, blog a = a
log b
a 2
⇔ log b − a
− 1 = 0 Misalkan: P = alog b
log b
2
⇔ P− −1 = 0
P
⇔ P2 – P – 2 = 0
⇔ (P + 1)(P – 2) = 0
⇔ P = –1 atau P = 2
⇔ alog b = –1 atau alog b = 2
Sekarang akan kita nyatakan b dalam a, yaitu,
a a
a
log b = –1 ⇔ a log b = a −1 atau alog b = 2 ⇔ a log b = a2−1
⇔ b = a–1 ⇔ b = a–2
1

⇔ b=
a
1
Jadi, b = atau b = a–2.
a

40 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Uji Kompetensi 1.3

1. Pada awal tahun, Rony menabung 6. Tulislah bentuk pangkat dari:


uang di bank sebesar Rp 125.000,00. a. log 0,01 = –2
Ia menyimpan uang tersebut selama b. 0,5 log 0, 0625 = 4
8 tahun. Berapa jumlah uang Rony 1
pada akhir tahun ke delapan jika c. 2 log 3 2 =
3
bank memberi suku bunga majemuk 1
d. 3 log = −2
6% setahun? 9
2. Pak Thomas menabung 7. Hitunglah nilai dari:
Rp 2.000.000,00 selama 5 tahun a. log 104
dengan bunga 12% per tahun. Jika b. 5log 125
perhitungan bunga tiga bulanan, 1
c. 3log
berapakah besar bunga yang 27
diterima Pak Thomas? d. 2log 0,25
3. Tentukan skala decibel suara berikut. e. 4log 410
a. Percakapan normal yang f. 5log 1
memiliki intensitas 3,2 × 10–6 8. Diketahui log 2 = 0,3010; log 3 =
Watt per meter kuadrat. 0,4771 dan log 7 = 0,8451 tentukan:
b. Pesawat jet yang baru lepas a. log 18
landas yang memiliki intensitas b. log 21
8,3 × 102 Watt per meter c. log 10,5
kuadrat.
d. log 1
4. Gemuruh suara Air terjun Niagara 7
memiliki skala decibel 90. Tentukan 9. Sederhanakan
intensitas bunyi dari air terjun
222 2 2 2 111 2 2
tersebut. Apakah intensitas tersebut a. ××× log log64
log 64−−− ×××2 log
64 log
log1616
16
masih aman untuk telinga manusia? 333 222
5. Tulislah bentuk logaritma dari: b. a
log 2 x + 3 ( a log x − a log y )
a. 53 = 125
a a
b. 102 = 100 c. a
− log ax
log
c. 43 = 64 x
1
d. 61 = 6 d. log a + log b − log ab
2

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


41
10. Jika 2log 3 = a dan 3log 5 = b, 15. log2 a adalah notasi untuk (log a)2.
nyatakan bentuk berikut dalam Berapakah nilai a yang memenuhi
a dan b! 2 × log2 a + log a = 6?
a. 2log 15
16. Nyatakan p dalam q supaya berlaku
b. 4log 75 p
log q – 6 qlog p = 1!
c. 25log 36
d. 2log 5 17. 2log2 a adalah notasi untuk (2log a)2.
e. 30log 150 Jika a adalah bilangan bulat positif,
f. 100log 50 maka berapakah nilai a yang meme-
nuhi 2log2 (a2 – 6a) + 2log (a2 – 6a)2
11. Jika b = a4, a dan b bilangan
= 8.
real positif, tentukan nilai alog b –
b
log a! 18. Untuk a > 0, a ≠ 1, nyatakan b dalam
a yang memenuhi persamaan
12. Jika alog b = 4, clog b = 4 dan a, b, a
log2 (ba + a) – alog (ba + a)3 + 2 = 0
c bilangan positif, a, c ≠ 1, tentukan
1
nilai  a log ( bc )4  2 ! SOAL TANTANGAN
 
19. Jika 4log a = p dan 8log b = q maka
13. Buktikan log 1 = 0 dan log 10=1! tentukanlah
14. Buktikan bahwa untuk a > b > 0,
a
log b < 0 dan sebaliknya untuk 3 3
0 < a < b, alog b > 0! a5 b a5 b a5 3
b ...

dalam p dan q.

Projek
Skala logaritma dipergunakan untuk banyak keperluan selain menyatakan
intensitas bunyi. Cari informasi tentang besaran lain yang menggunakan
skala logaritma. Untuk membedakan analisis menggunakan logaritma bahkan
digambarkan grafik dalam skala logaritma. Cari informasi ada berapa macam
skala logaritma biasa dipergunakan dan beri contoh penelitian agar skala
logaritma tersebut dipergunakan. Buat laporan hasil pengamatan dan sajikan
di depan kelas.

42 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


D. PENUTUP

Berdasarkan sajian materi terkait berbagai konsep dan sifat eksponen dan
logaritma di atas, beberapa hal penting dapat kita rangkum sebagai berikut.
1. Konsep eksponen dan logaritma dapat ditemukan kembali dari berbagai
pemecahan masalah nyata di sekitar kehidupan kita.
2. Operasi eksponen adalah perluasan dari operasi perpangkatan yang sudah
dipelajari di Sekolah Dasar dan SMP. Operasi perpangkatan pasti merupakan
eksponen, tetapi operasi eksponen belum tentu perpangkatan. Perbedaannya
terletak pada semesta pembicaraannya. Semesta pembicaraaan pada operasi
perpangkatan adalah bilangan, tetapi semesta pembicaraan pada eksponen
tergantung variabel sebagai eksponen dari basisnya. Misalnya px = q, x sebagai
eksponen dari p, dimana x dan p belum tentu bilangan, tetapi 23 = 8, 3 adalah
sebuah bilangan pangkat dari 2.
3. Perpangkatan dan penarikan akar adalah dua operasi yang saling berkebalikan.
Artinya jika suatu bilangan dipangkatkan dan hasilnya diakarkan dengan pangkat
akar yang sama dengan pangkat bilangan sebelumnya, maka hasilnya adalah
bilangan semula. Misalnya 23 = 8 maka 3 8 = 2
4. Sifat-sifat perpangkatan dapat digunakan untuk menurunkan sifat-sifat penarikan
akar.
5. Eksponen dan logaritma adalah dua operasi yang saling berbalikan. Artinya jika
suatu basis a dieksponenkan dengan c dan hasilnya adalah b, maka logaritma
dari b dengan basis yang sama, yaitu a, hasilnya adalah c sebagai eksponen dari
a. Dapat ditulis misal a, b, c ∈ R , 0 < a < 1, a ≠ 1 dan b > 0, jika ac = b maka
a
log b = c.
6. Jika grafik fungsi eksponen dicerminkan terhadap sumbu y = x, maka diperoleh
grafik fungsi logaritma.
7. Penguasaan berbagai konsep dan sifat-sifat eksponen dan logaritma adalah
prasayarat untuk mempelajari fungsi eksponen dan fungsi logaritma sebab
fungsi eksponen melibatkan bilangan eksponen dan fungsi logaritma melibatkan
logaritma. Secara mendalam, berbagai sifat-sifat dari fungsi eksponen dan
logaritma serta penerapannya akan dibahas dipokok bahasan peminatan.
Pada Bahasan 2 (Bab 2), kita akan mempelajari persamaan dan pertidaksamaan
linier yang melibatkan variabel berpangkat satu. Sama halnya dengan penemuan
kembali konsep eksponen dan logaritma melalui pemecahan masalah nyata, akan kita
temukan konsep dan sifat-sifat persamaan dan pertidaksamaan linier dari berbagai

Bab 1 Eksponen dan Logaritma


43
situasi nyata kehidupan disekitar kita. Penguasaan kamu pada materi eksponen dan
logaritma akan berguna untuk mempelajari materi pada bab berikutnya. Perlu kami
tekankan bahwa mempelajari materi matematika mulai bahasan 1 sampai 12, harus
dipelajari secara terurut, jangan melompat-lompat, sebab sangat dimungkinkan
penguasaan materi pada bahasan berikutnya didasari penguasaan materi pada bahasan
sebelumnya.

44 Buku Matematika Siswa SMA/MA/SMK/MAK Kelas X


Bab 1 Eksponen dan Logaritma
45

Anda mungkin juga menyukai