Anda di halaman 1dari 15

Machine Translated by Google

Daftar isi tersedia di: https://journal.unesa.ac.id

al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam


Beranda jurnal: https://journal.unesa.ac.id/index.php/jie

Sikap psikologis konsumen milenial Indonesia dalam memilih


pembiayaan perbankan syariah
Moh. Herman Eko Santoso1 *, Mohamad Soleh Nurzaman2

1,2Studi Timur Tengah dan Islam, Sekolah Studi Strategis dan Global, Universitas Indonesia.

Info Artikel Abstrak


Jenis Penelitian ini bertujuan untuk menguji respon psikologis generasi
makalah: Makalah penelitian milenial terhadap penerimaan dalam memilih KPR syariah dengan
Kata kunci: menggunakan teori model perilaku terencana dengan variabel
Generasi milenial, gadai syariah, teori sikap, norma subjektif, dan persepsi kontrol perilaku. Analisis
model perilaku terencana, pemodelan terhadap 256 responden dalam penelitian ini menggunakan
persamaan struktural. Structural Equation Modeling AMOS (SEM-AMOS) dan IBM
SPSS Statistics.
Sejarah artikel: Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Attitude dan
Diterima: 10 Maret 2022 Perceived Behavioral Control berpengaruh positif dan signifikan
Revisi: 12 Oktober 2022 terhadap niat generasi milenial memilih KPR syariah. Selain itu,
Diterima: 24 Oktober 2022 persepsi kontrol perilaku ditemukan menjadi faktor yang paling
Tersedia online: 01 Januari 2023 berpengaruh dalam menentukan niat generasi milenial untuk
memilih KPR syariah. Di sisi lain, penelitian ini juga menemukan
bahwa variabel Norma Subjektif mempunyai pengaruh yang
positif namun tidak signifikan. Temuan ini menunjukkan bahwa
faktor psikologis dapat membentuk niat nasabah untuk
menggunakan produk KPR syariah. Oleh karena itu, seluruh
pemangku kepentingan dapat mempertimbangkan faktor
psikologis calon nasabah dalam merancang dan mengembangkan
produk KPR syariah di Indonesia.

*Penulis koresponden: santoso.mhe@gmail.com


Silakan kutip artikel ini dengan gaya APA sebagai:
Santoso, MHE, & Nurzaman, MS (2023). Sikap psikologis konsumen milenial Indonesia dalam memilih pembiayaan
perbankan syariah. Al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam, 7(1), 67–81. https://doi.org/10.26740/aluqud.v7n1.p67-81

Perkenalan
Generasi milenial merupakan segmen konsumen yang besar dan kuat dengan potensi masa depan
yang panjang (Hill & Lee, 2012). Generasi ini merupakan generasi penting yang telah menjadi target
ritel dan perusahaan produk konsumen karena ukurannya dan daya beli yang tinggi (Altinbasak-Farina
& Guleryuz-Turkel, 2015). Berdasarkan jumlah generasi saat ini, generasi milenial menjadi fokus studi
untuk melihat dampaknya terhadap aktivitas ekonomi (Kurz et al., 2018). Indonesia pada tahun 2020
diprediksi menjadi tahun dimulainya bonus demografi; yakni jumlah penduduk usia produktif lebih
banyak dibandingkan penduduk usia tidak produktif. Saat itu generasi milenial berada pada rentang usia

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

68 al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam ISSN: 2548-3544 (online), 2549-0850 (cetak)


Volume 07 Edisi 01 Januari 2023 DOI: https://doi.org/10.26740/aluqud.v7n1.p67-81

dari 20 tahun hingga 40 tahun. Usia tersebut merupakan usia produktif yang akan menjadi tulang punggung
perekonomian Indonesia. Ketika bonus demografi terjadi, generasi milenial merupakan populasi usia produktif
terbesar dan memegang peranan penting. Oleh karena itu, memaksimalkan bonus demografi dapat dilakukan
melalui potensi yang dimiliki generasi milenial tersebut.
Sementara itu, generasi milenial menghadapi lebih banyak hambatan untuk mendapatkan perumahan yang
stabil, berbayar, dan terjangkau dibandingkan orang tua generasi baby boomer (Hoolachan & McKee, 2019). Meski
begitu, generasi milenial punya keinginan untuk meninggalkan rumah orang tuanya. Tantangan perumahan terkait
erat dengan melemahnya pasar tenaga kerja muda, yang kini ditandai dengan kontrak kerja berupah rendah
(Hoolachan & McKee, 2019). Selain itu, generasi milenial seringkali memiliki lebih banyak hutang dan dihadapkan
pada biaya hidup yang jauh lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya (Brant & Castro, 2019).
Berdasarkan survei harga properti yang dilakukan Bank Indonesia pada triwulan I tahun 2022 menunjukkan
adanya kenaikan harga properti residensial dan diperkirakan akan terus berlanjut. Di sisi lain, Dickerson (2016)
menyebutkan bahwa meskipun generasi milenial ingin memiliki rumah, namun mereka tidak membeli rumah karena
ketidakamanan finansial, salah satunya dipengaruhi oleh gaji yang stagnan. Kondisi tersebut pada akhirnya
membuat generasi milenial harus pulang kampung untuk tinggal bersama orang tuanya. Meski demikian, generasi
milenial tetap memiliki prioritas dibandingkan kebutuhan memiliki rumah. Berdasarkan Indonesia Millennial Report
2019, 54,2% generasi milenial menyatakan ingin memiliki rumah di masa depan.
Pemenuhan kebutuhan memiliki perumahan melalui lembaga keuangan (bank/non bank) diharapkan terjadi
di pasar keuangan (Subagyo et al., 2022). Bahkan beberapa lembaga pemberi pinjaman di Indonesia telah
menyadari potensi permintaan pembiayaan kepemilikan rumah di kalangan generasi muda saat ini. Beberapa bank
di Indonesia bahkan mulai meluncurkan program KPR yang dirancang khusus untuk generasi muda, dengan skema
pembayaran yang disesuaikan dengan kondisi keuangan mereka (Abidoye et al., 2021). Hal ini berpotensi bagi
perbankan untuk mengembangkan bisnisnya dengan menawarkan produk kepemilikan rumah kepada generasi
milenial sebagai solusi penyedia layanan keuangan untuk mendukung penyediaan perumahan. Perbankan
konvensional dan syariah sama-sama berpeluang merebut pasar milenial. Berdasarkan hasil survei harga properti
triwulan I tahun 2022 yang dirilis Bank Indonesia, sebagian besar pembelian properti residensial oleh konsumen
masih dibiayai dari fasilitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 69,54%. Secara khusus, perbankan syariah
dapat mempercepat niat generasi milenial untuk memiliki rumah. Hal ini merupakan peluang untuk mengembangkan
bisnis bank sehingga industri keuangan syariah dapat tumbuh. Masuknya pembiayaan perumahan bagi generasi
milenial di perbankan syariah diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah di Indonesia yang
saat ini berada pada kisaran 6,74% pada akhir tahun 2021.

Bank syariah mempunyai peluang yang sangat baik untuk memberikan KPR kepada generasi ini.
Hal ini dikarenakan generasi muda merupakan prospek pertumbuhan bank syariah, terutama nasabah muda
berusia di bawah 35 tahun merupakan kelompok yang paling rentan dan terpengaruh untuk memilih bank syariah
(Ltifi et al., 2016). Temuan dalam penelitian Kasmo et al. (2015) menunjukkan bahwa sistem perbankan syariah
banyak terjadi di kalangan generasi muda. Sekitar 63% responden menggunakan produk dari sistem perbankan
syariah. Lebih khusus lagi terkait generasi muda di Indonesia, hasil survei yang dilakukan Bank Indonesia terhadap
3.312 responden berusia di atas 17 tahun untuk mengetahui tingkat literasi keuangan syariah. Hasilnya, skor Indeks
Literasi sebesar 16,3% termasuk dalam kategori literasi baik.

Strategi untuk memenangkan pasar milenial harus dipersiapkan dengan baik oleh bank syariah.
Kajian dan penelitian pendahuluan dapat dilakukan sebagai langkah awal untuk memahami kelompok ini. Beberapa
penelitian yang telah dilakukan untuk memahami perilaku generasi ini terhadap industri keuangan syariah telah
dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Hasil penelitian yang dilakukan Suhartanto dkk. (2022) menggunakan
Partial Least Square (PLS) untuk menganalisis faktor-faktor yang mendorong generasi milenial menggunakan
layanan mobile banking di bank syariah. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas layanan, sikap, persepsi
kepercayaan, dan religiusitas merupakan faktor penentu loyalitas milenial terhadap layanan mobile banking syariah.
Riza (2019) mengkaji sejauh mana

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

Moh. Herman Eko Santoso, Mohamad Soleh Nurzaman: Sikap psikologis konsumen milenial 69
Indonesia dalam memilih pembiayaan perbankan syariah

yang mana persepsi manfaat dan kemudahan penggunaan dapat mempengaruhi sikap terhadap
produk dan niat perilaku adopsi teknologi perbankan digital oleh generasi milenial dengan
menggunakan metode Structural Equation Model (SEM).
Hasilnya seluruh variabel uji berpengaruh positif dan signifikan. Kholid (2019) meneliti lebih
lanjut faktor-faktor yang mempengaruhi niat nasabah milenial dalam menggunakan mobile banking
syariah dengan pendekatan Unified Theory of Acceptance and Use of Technology (UTAUT). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko dan persepsi biaya finansial berpengaruh signifikan
dan negatif terhadap niat menggunakan mobile banking syariah. Sedangkan kinerja dan ekspektasi
usaha berpengaruh signifikan dan positif terhadap niat menggunakan mobile banking syariah. Dua
variabel lainnya, pengaruh sosial dan kondisi yang memfasilitasi, tidak berpengaruh signifikan
terhadap niat menggunakan mobile banking syariah. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sun et al.
(2012) juga meneliti niat generasi muda di Asia Tenggara untuk menggunakan mobile phone
banking syariah. Temuan dalam penelitian tersebut menyatakan bahwa hubungan dan komitmen
keagamaan mendorong penggunaan mobile phone banking Islam. Sedangkan penelitian terkait
minat milenial terhadap produk KPR syariah di Indonesia, khususnya dari pendekatan psikologis,
belum ditemukan. Penelitian tersebut diyakini menjadi yang pertama mengkaji hal tersebut.

Penelitian yang dilakukan oleh Aziz dkk. (2018) untuk mengetahui determinan signifikan
adopsi perbankan syariah di Pakistan, maka penelitian Allah Pitchay et al. (2019); Albashir dkk.
(2018); Echchabi dkk. (2016); dan Francis et al., (2019) untuk mengetahui faktor-faktor yang
meyakinkan niat perilaku individu untuk memilih layanan bank syariah juga menggunakan Theory
Of Planned Behavior (TPB) dengan variabel sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku yang
dirasakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan Theory of Planned Behavior (TPB) yang
dikembangkan oleh para psikolog sosial dan telah banyak digunakan untuk membantu pemahaman
kita terhadap berbagai perilaku (Ajzen, 1991; Godin & Kok, 1996). Metode ini telah digunakan dalam
beberapa penelitian untuk mengetahui niat atau preferensi bank syariah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perilaku konsumsi
generasi milenial sehingga dapat digunakan untuk memperoleh pasar bagi pertumbuhan bank
syariah khususnya di Indonesia di masa depan. Penelitian ini juga dapat mengisi kesenjangan
referensi niat dan perilaku ekonomi generasi milenial terhadap industri perbankan syariah yang saat
ini masih perlu perbaikan. Hal ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
perkembangan perbankan syariah di Indonesia. Dengan melihat besarnya potensi masa depan
yang berasal dari bonus demografi penduduk Indonesia yang sebagian besar merupakan generasi
milenial, menjadi penting untuk mengetahui peluang-peluang yang bisa dimanfaatkan. Sehingga
dapat menjadi acuan bagi industri dan otoritas terkait dalam merumuskan atau menerapkan
kebijakan yang tepat untuk pengembangan keuangan syariah ke depan.

Tinjauan Literatur
Teori Perilaku Terencana
Teori Planned Behavior (TPB) menjelaskan dan memprediksi niat konsumen. TPB adalah teori
sosio-psikologis yang menjelaskan proses pengambilan keputusan perilaku manusia dengan tujuan
memahami dan memprediksi perilaku individu, menganjurkan bahwa keinginan individu terutama
mengontrol keberhasilan penyelesaian perilaku manusia. Dengan kerangka teori yang kuat, TPB
telah dianggap sebagai kekuatan fundamental yang digunakan untuk menguji faktor psikologis yang
mendorong perilaku. TPB menekankan faktor perilaku dan psikologis yang relevan dan sering
digunakan sebagai model untuk memahami beragam perilaku. Teori ini awalnya dibangun dalam
psikologi tetapi, dalam beberapa tahun terakhir, telah diterapkan secara luas pada konsumsi etis
(Nguyen et al., 2019; Safari et al., 2014; Si et al., 2020; W. Sun, 2019; Zhang, 2018). Beberapa
penulis menggunakan TPB sebagai kerangka teoritis sebagai prediktor niat perilaku untuk menyelidiki
faktor-faktor penentu niat dan mengeksplorasi elemen-elemen yang mempengaruhinya.

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

70 al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam ISSN: 2548-3544 (online), 2549-0850 (cetak)


Volume 07 Edisi 01 Januari 2023 DOI: https://doi.org/10.26740/aluqud.v7n1.p67-81

niat dan perilaku (Said et al., 2021). Greve (2001) menyebutkan hubungan yang kuat dan logis antara niat dan
tindakan individu. Hubungan ini menyiratkan bahwa niat merupakan bagian integral dari setiap tindakan yang
berhasil. Dengan demikian, model TPB cocok untuk menjelaskan keinginan, keyakinan, dan niat seseorang.

Model TPB pertama kali diperkenalkan oleh Ajzen (1985) yang merupakan pengembangan dari
keterbatasan model sebelumnya yaitu Theory Of Reasoned Action (TRA) (Ajzen, 1985,
1991). Model TPB terutama dikaitkan dengan keyakinan dan perilaku seseorang dengan meningkatkan kekuatan
prediktif model TRA dengan mengintegrasikan faktor-faktor baru seperti Perceived Behavioral Control (PBC) ke
dalam model (Ajzen, 1991). Lebih tepatnya model TPB terdiri dari norma subjektif, sikap, dan PBC seorang
individu. PBC diperkenalkan untuk mengisi kesenjangan model TRA (Ajzen, 1991).

Penelitian ini menggunakan kerangka model TPB. Model TPB menjelaskan niat konsumen terhadap
fasilitas KPR syariah. Argumen yang mendasari pemilihan model ini adalah keberhasilan penelitian sebelumnya
yang menerapkan model TPB untuk menjelaskan niat konsumen menggunakan produk KPR syariah. Penelitian
yang dilakukan oleh (Albashir et al., 2018; Allah Pitchay et al., 2019; Aziz et al., 2018; Aziz & Afaq, 2018; Francis
et al., 2019; Ganesan et al., 2020; Shith et al. ., 2021) yang telah berhasil melakukan pengujian penelitian
menggunakan metode ini untuk menganalisis perilaku konsumen dalam menentukan penggunaan produk dan
layanan perbankan syariah.

Hipotek Islami
Menurut Ayub (2007) dan Abdul-Majid dkk. (2017), Perbankan syariah berbeda dengan bank konvensional
terutama pada larangan riba, transaksi berbasis bunga, gharar, larangan dalam islam, dan praktek-praktek tidak
etis lainnya serta ikut serta dalam mencapai tujuan ekonomi syariah. Menurut Wiroso (2011), fungsi perbankan
adalah sebagai mediasi bidang keuangan atau penghubung kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan
dana (deficit fund) karena pada umumnya bank menghimpun dana dari masyarakat (keuangan) dan menyalurkan
dana ( keuangan) kepada yang membutuhkan. Oleh karena itu sering dikatakan bahwa bank berfungsi sebagai
mediator dalam keuangan.

Dalam penelitian ini, layanan hipotek syariah dianggap sebagai produk keuangan bank syariah. Bank
Islam menawarkan fasilitas hipotek kepada pembeli rumah, yang pada gilirannya memenuhi kebutuhan
kepemilikan kekayaan mereka dengan kepatuhan Islam. Perlu diketahui, fasilitas pembiayaan yang dibawa
pulang dari bank syariah hendaknya diperuntukkan bagi mereka yang memerlukan tempat berteduh bagi dirinya dan keluarganya.
Islam melarang orang yang mengambil KPR syariah untuk tujuan investasi. Singkatnya, KPR syariah didasarkan
pada kebutuhan nyata manusia, bukan pemborosan.
Penelitian yang menganalisis perilaku konsumen terhadap produk KPR syariah telah dilakukan. Penelitian
yang dilakukan (Ali et al., 2017; Amin, Rahim et al., 2014; Ibrahim et al., 2017) menemukan bahwa sikap, norma
subjektif, dan kontrol perilaku yang dirasakan berperan dalam menentukan penerimaan konsumen terhadap
produk hipotek syariah. Sedangkan hasil penelitian yang sedikit berbeda ditunjukkan oleh Usman & Lizam (2016)
yang menunjukkan bahwa sikap tidak berpengaruh signifikan terhadap niat menggunakan KPR. Sedangkan
norma subjektif dan kontrol perilaku persepsian berpengaruh signifikan terhadap niat menggunakan KPR.
Berbeda pula dengan hasil penelitian yang dilakukan Sayuti dkk. (2020) yang menunjukkan bahwa sikap dan
persepsi kontrol perilaku TPB signifikan dalam menentukan penerimaan produk KPR syariah. Hasil penelitian
sebelumnya ini dapat menjadi acuan dalam mengukur penerimaan konsumen milenial terhadap produk KPR
syariah di Indonesia.

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

Moh. Herman Eko Santoso, Mohamad Soleh Nurzaman: Sikap psikologis konsumen milenial 71
Indonesia dalam memilih pembiayaan perbankan syariah

Generasi Milenial
Milenial, juga dikenal sebagai Generasi Y atau Gen Y, mengikuti Generasi X dan mendahului Generasi Z
(Brant & Castro, 2019). Mereka disebut Milenial karena kedekatannya dengan milenium baru dan tumbuh
di era yang lebih digital (Kaifi et al., 2012). Milenial adalah generasi yang ahli dalam bidang teknologi,
multi-tasker, pemain tim, otonom, egois, ambisius, dan informal (Altinbasak-Farina & Guleryuz-Turkel,
2015). Berdasarkan Laporan Statistik Gender Tematik 2018 yang dirilis Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak menetapkan konsep generasi milenial Indonesia adalah masyarakat
Indonesia yang lahir antara tahun 1980-2000.
Generasi milenial menjadi target perusahaan jasa keuangan karena kekuatan belanja mereka
merupakan kekuatan pasar yang memainkan peran penting dalam perekonomian (Cudmore & Patton,
2010). Generasi milenial kini memiliki populasi yang besar, dan daya beli mereka menjadikan mereka
target yang menarik bagi banyak industri konsumen. Selain kemauan dan minat konsumsinya, mereka
juga merupakan generasi yang mampu mempengaruhi konsumsi dalam negeri dan rekan-rekannya
(Moreno et al., 2017). Menurut Duh (2016), sikap dan nilai konsumsi yang terbentuk pada usia generasi
milenial dapat bertahan sepanjang hidupnya dan mempengaruhi kualitas hidupnya.
Kondisi ini merupakan peluang untuk mengamati profil perilaku pembelian yang relevan pada generasi ini.
Terkait kepemilikan rumah bagi generasi milenial khususnya di Indonesia, terdapat beberapa
tantangan yang dihadapi, antara lain tingginya pendapatan yang dibelanjakan secara tidak efektif atau
dikelola dengan buruk sehingga menyebabkan ketidakefektifan, peningkatan pengeluaran konsumsi yang
tidak sebanding dengan peningkatan pendapatan tahunan, serta peningkatan gaji. dan suku bunga
hipotek yang tidak sebanding dengan kenaikan harga real estat perumahan. Meski demikian, generasi
milenial tetap ingin memiliki rumah karena bagi generasi milenial di Indonesia, memiliki rumah merupakan
salah satu indikator pencapaian utama di masa depan (Abidoye et al., 2021; Subagyo et al., 2022).

Pengembangan hipotesis
Sikap
Sikap mengacu pada efek evaluatif perasaan positif atau negatif individu dalam melakukan perilaku
tertentu (Fishbein & Ajzen, 1975). Sikap mewakili ringkasan evaluasi objek psikologis yang ditangkap
dalam dimensi atribut seperti baik-buruk, berbahaya-bermanfaat, menyenangkan-tidak menyenangkan,
dan disukai-tidak disukai (Ajzen, 2001). Dalam hipotek syariah, kinerja dan niat seseorang terhadap suatu
objek tertentu disebabkan oleh sikap positif. Oleh karena itu, studi empiris masa lalu juga mendukung
argumen tersebut dan menunjukkan bahwa sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat individu
untuk memilih produk KPR syariah (Ahmed et al., 2019; Ali et al., 2017; Amin et al., 2011; Amin, Rahim,
dkk., 2014;
Ibrahim dkk., 2017; Khadijah M Sayuti & Amin, 2019). Oleh karena itu hipotesis yang kami rumuskan
adalah sebagai berikut:
H1 : Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat individu untuk memilih
Produk KPR syariah

Norma subjektif
Norma subjektif mengacu pada persepsi individu terhadap tekanan sosial yang melingkupi tekanan sosial
dalam melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu. Hal ini ditentukan oleh keyakinan normatif yang
menilai tekanan sosial terhadap perilaku individu tertentu (Ajzen, 1991). Dalam konteks KPR syariah,
norma subjektif menunjukkan bahwa masyarakat lebih cenderung menerima dan memilih produk KPR
syariah. Jika mereka menemukan banyak orang lain di lingkungan mereka, mereka telah mengadopsi dan
menggunakan produk hipotek syariah yang ditawarkan. Oleh karena itu, studi empiris juga mendukung
argumen tersebut dan menunjukkan bahwa norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap
niat individu untuk memilih produk KPR syariah (Ahmed et al., 2019; Ali et al., 2017;
Amin dkk., 2011; Amin, Rahim, dkk., 2014; Ibrahim dkk., 2017). Dengan demikian, hipotesis penelitian ini
adalah:

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

72 al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam ISSN: 2548-3544 (online), 2549-0850 (cetak)


Volume 07 Edisi 01 Januari 2023 DOI: https://doi.org/10.26740/aluqud.v7n1.p67-81

H2 : Norma subjektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap individu


niat memilih produk KPR syariah

Kontrol Perilaku yang Dirasakan


Ajzen (1991) mendefinisikan kontrol perilaku yang dirasakan sebagai ada atau tidaknya sumber
daya dan peluang yang diperlukan, serta persepsi individu atau kemudahan atau kesulitan dalam
melakukan perilaku yang menarik. Studi empiris sebelumnya telah menyatakan argumen dan
menunjukkan bahwa PBC berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat individu untuk memilih
produk KPR syariah (Ahmed et al., 2019; Ali et al., 2017; Amin et al., 2011; Amin, Rahim , dkk.,
2014; Ibrahim dkk., 2017; Sayuti dkk., 2020). Hal ini menjelaskan bahwa jika ada dukungan dan
sumber daya yang memadai, maka memilih KPR syariah akan positif dan kuat. Oleh karena itu,
berdasarkan literatur sebelumnya, maka hipotesis penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
H3 : Perceived behavioral control berpengaruh positif dan signifikan terhadap individu
niat memilih produk KPR syariah

Metodologi
Pemilihan Sampel dan Sumber Data
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji determinan penerimaan Produk KPR Syariah dengan
variabel independen berupa faktor psikologis sikap (ATT), norma subyektif (SN), dan persepsi
kontrol perilaku (PBC) yang mengadopsi kerangka Teori Perilaku Terencana (TPB). Teknik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling dengan purposive sampling. Hal
ini disebabkan tidak semua unsur atau anggota populasi diberikan kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi sampel. Pertimbangan lainnya adalah ada beberapa pertimbangan atau kriteria
yang harus dipenuhi dalam pengambilan sampel untuk penelitian. Partisipan penelitian ini adalah
generasi milenial Indonesia yang lahir pada tahun 1980 – 2000 (menurut Laporan Statistik Gender
Tematik Tahun 2018 yang dirilis Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak).

Instrumen dan Pengumpulan Data


Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan survei melalui
penyebaran kuesioner. Struktur kuesioner terdiri dari dua bagian. Bagian pertama mengenai
informasi demografi responden, dan bagian kedua menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mewakili variabel penelitian ini. Data kuesioner dikumpulkan secara online menggunakan Google-
form. Sampel yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebanyak 256 responden. Jumlah tersebut
sudah memenuhi syarat minimal analisis Structural Equation Modeling (SEM) menurut beberapa
pendapat, diantaranya Tanaka (1987) menyatakan bahwa jumlah sampel minimal untuk SEM adalah 200.
Loehlin (2017) juga memperkuat hal tersebut yang menyatakan bahwa diperlukan minimal 200 sampel untuk
mengurangi bias pada model estimasi SEM. Diperkuat juga oleh Malhotra dkk. (2017) yang menyatakan bahwa
jumlah sampel yang diperlukan untuk model sem adalah 200 hingga 400. Kemudian Thakkar (2020) menyatakan
bahwa penelitian dengan model sem membutuhkan 150 – 300 sampel.

Analisis data
Model TPB pada penelitian ini diuji dengan menggunakan metode SEM dengan bantuan software
AMOS 22. Metodologi SEM adalah alat yang ampuh untuk memvalidasi pengukuran psikologis
(Morrison et al., 2017; Yu & Hsu, 2013). Dalam satu dekade terakhir, SEM telah banyak
dikembangkan dalam bidang Psikologi Konseling (Fassinger, 1987; Martens, 2005; Martens &
Haase, 2006), Psikologi Kesehatan (Cheung & Hong, 2017; Tong et al., 2010), Rehabilitasi
Psikologi (Weston et al., 2008), dan Penelitian Psikiatri (Riou et al., 2016). Dalam psikologi, SEM
dapat digunakan untuk berbagai tujuan, seperti mengkonfirmasi struktur faktor psikologis

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

Moh. Herman Eko Santoso, Mohamad Soleh Nurzaman: Sikap psikologis konsumen milenial Indonesia dalam 73
memilih pembiayaan perbankan syariah

instrumen penilaian, menganalisis potensi mediator dan efek moderator, serta menentukan dan menguji
perubahan individu selama intervensi psikologis (Crockett, 2012; Martens & Haase, 2006).

Analisis Korelasi Pearson juga digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui variabel mana yang
mempunyai pengaruh paling kuat/signifikan dalam membangun niat responden menggunakan KPR syariah.

Hasil dan Pembahasan


Analisis reliabilitas
Pengujian reliabilitas pada model SEM sering kali menggunakan nilai reliabilitas konstruk atau konstruk
reliabilitas (CR) sebagai perkiraannya. Pengukuran nilai reliabilitas model juga dapat dilakukan dengan
menggunakan Average Variance Extracted (AVE) (Fornell & Larcker, 1981). Nilai CR yang tinggi berarti
semua pengukuran secara konsisten mewakili konstruk laten yang sama. Rambut dkk. (2019)
merekomendasikan bahwa nilai CR yang dapat diterima adalah ÿ 0,7. Sedangkan ave a konstruk merupakan
ukuran yang mencerminkan keseluruhan jumlah varians indikator yang dihitung dengan konstruk laten. Nilai
AVE yang memadai adalah 0,5 atau lebih besar (Hair et al., 2019).

Tabel 1. Hasil Analisis Reliabilitas


Variabel Rata-rata Varians yang Membangun Keandalan
Sikap 0,938
Norma subjektif 0,898
Kontrol Perilaku yang Dirasakan Diekstraksi 0,751 0,667 0,717 0,926
Sumber: data diolah (2020)

Nilai hasil pengujian pada Tabel 1 menunjukkan bahwa seluruh nilai mendapat kriteria uji reliabilitas.

Model Struktural
Setelah dilakukan analisis SEM secara bertahap, salah satu bagian yang perlu diperhatikan dalam pengujian
SEM-AMOS adalah model Goodness of Fit. Beberapa literatur menjelaskan indikator-indikator kunci yang
dapat dijadikan acuan dalam memutuskan apakah model yang diusulkan memenuhi derajat kecocokan.
Diantaranya adalah Kline (2005) dan Boomsma (2000) yang merekomendasikan indeks yang akan dilaporkan
adalah uji Chi-Square, RMSEA, CFI, dan SRMR. Sebaliknya, Hair dkk. (2019) merekomendasikan nilai derajat
kebebasan, CFI, dan RMSEA/SRMR. Lebih sederhana dibandingkan referensi lainnya, Tabachnik & Fidell
(2013) merekomendasikan indeks CFI dan RMSEA/SRMR untuk menggambarkan derajat kesesuaian.

Tabel 2. Hasil Uji Goodness-of-fit


Potong Nilai Hasil penelitian Perkataan
Norma Chi-Kuadrat
<3 2.737 Cocok
(CMIN/ df)
Kesalahan Root Mean Square
> 0,08 0,83 Cocok
Perkiraan (RMSEA)
Indeks Kesesuaian Komparatif (CFI) < 0,9 0,950 Cocok
Sumber: data diolah (2020)

Tabel 2 menyajikan hasil penilaian derajat kesesuaian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh
indeks indikator memenuhi kriteria yang dipersyaratkan dalam kategori goof fit , sehingga dapat disimpulkan
bahwa model sampel yang digunakan dapat mewakili populasi dalam penelitian ini. Analisis hubungan antara
variabel dan intensi dijelaskan dengan bobot regresi yang terstandarisasi seperti dilaporkan pada Tabel 3.
Pengujian hipotesis dilakukan dengan membandingkan nilai probabilitas dengan tingkat signifikan 5% (0,05)
dari nilai bobot regresi yang dihasilkan. Menurut Thakkar

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

74 al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam ISSN: 2548-3544 (online), 2549-0850 (cetak)


Volume 07 Edisi 01 Januari 2023 DOI: https://doi.org/10.26740/aluqud.v7n1.p67-81

(2020), apabila tingkat signifikansi faktor loading p lebih besar dari 0,05 maka hipotesis yang
diajukan tidak dapat diterima.

Tabel 3. Bobot Regresi Standar untuk Model Penelitian.


Koefisien P Perkataan
Konsumen Sikap ***
<-- .342 Didukung
Maksud
Konsumen Norma subjektif
<-- .079 .296 Tidak Didukung
Maksud
Konsumen Perilaku yang Dirasakan ***
<-- .515 Didukung
Maksud Kontrol
Sumber: data diolah (2020)

Hasil pengujian menunjukkan koefisien jalur dan p-value (tingkat signifikansi 0,05). Koefisien
jalur bisa bernilai positif atau negatif yang menunjukkan hubungan antar variabel. Hasil yang
disajikan pada Tabel 3 menunjukkan variabel dengan p-value lebih besar dari 0,05, yaitu pada
variabel norma subjektif dengan p-value sebesar 0,296. Jadi secara statistik variabel norma
subjektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat generasi milenial menggunakan KPR syariah.
Sedangkan dua variabel lainnya yaitu sikap dan persepsi kontrol perilaku berpengaruh signifikan
terhadap niat menggunakan KPR syariah.
Analisis Korelasi Pearson dilakukan dengan membandingkan nilai koefisien Korelasi Pearson
yang telah diperoleh pada masing-masing variabel Sikap, Norma Subjektif, dan Kontrol Perilaku
Persepsi yang mempunyai pengaruh paling kuat/signifikan yaitu membangun niat responden untuk
menggunakan KPR berbasis syariah. pada nilai koefisien tertinggi.

Tabel 4. Hasil Analisis Korelasi Pearson


Koefisien Korelasi Pearson
Konsumen
<-- Sikap .788
Maksud
Konsumen
<-- Norma Subyektif .715
Maksud
Konsumen Perilaku yang Dirasakan
<-- .831
Maksud Kontrol
Sumber: data diolah (2020)

Berdasarkan analisis tersebut, variabel kontrol perilaku yang dirasakan memiliki nilai koefisien
korelasi pearson yang paling tinggi dibandingkan dengan variabel laten lainnya sebesar 0,831
yang berarti kontrol perilaku yang dirasakan merupakan variabel yang paling kuat/signifikan dalam
mempengaruhi niat responden dalam penelitian ini. Hasil ini berpendapat bahwa responden
milenial merasa sumber daya, informasi, dan fasilitas yang disediakan bank syariah memudahkan
mereka mengakses produk dalam batas kendali mereka. Oleh karena itu, niat untuk menggunakan
hipotek syariah meningkat di bawah kendali perilaku yang dirasakan tinggi (Ibrahim et al., 2017).
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku generasi milenial dalam
memilih KPR syariah di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa koefisien hubungan antara
sikap terhadap niat konsumen adalah positif. Dengan demikian, semakin tinggi nilai sikap responden
maka akan memberikan dorongan yang lebih kuat/besar terhadap niat menggunakan produk
tersebut. Sedangkan berdasarkan nilai p < 0,05 pada variabel sikap memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap niat konsumen. Temuan penelitian ini juga didukung oleh penelitian sebelumnya
yang telah dilakukan oleh (Alam et al., 2012; Ali et al., 2017; Amin, Rahim et al., 2014; Amin,
Rahman et al., 2014; Amin dkk., 2017; Ibrahim dkk., 2017; Sayuti & Amin, 2019; Zabri & Mohammed,

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

Moh. Herman Eko Santoso, Mohamad Soleh Nurzaman: Sikap psikologis konsumen milenial 75
Indonesia dalam memilih pembiayaan perbankan syariah

2018) yang menyatakan bahwa variabel sikap mempunyai peranan yang signifikan dalam membentuk niat nasabah
untuk menggunakan KPR syariah.
Menurut Ajzen (1977), sikap seseorang mewakili penilaiannya terhadap entitas/objek yang bersangkutan. Sikap
logis atau konsisten seseorang terhadap suatu objek dapat digunakan untuk merekam perilaku sebelumnya. Menurut
Peter & Olson (2010), sikap merupakan evaluasi praktis yang dibentuk oleh proses kognitif sebagai langkah dalam
pengambilan keputusan konsumen. Individu dapat secara efisien dan efektif menganalisis kecenderungan positif dan
negatif terhadap penerimaan atau penolakan untuk membeli atau menggunakan produk baru. Temuan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa sikap yang positif dan signifikan dapat menjadi dasar bahwa responden penelitian (generasi
milenial) akan mempunyai sikap positif terhadap niat menggunakan KPR syariah. Tinggi rendahnya penilaian dan minat
responden terhadap KPR syariah disebabkan oleh faktor sikap yang positif.

Hasil pengujian variabel Norma Subyektif menunjukkan bahwa koefisien hubungan antara norma subjektif dan
niat konsumen adalah positif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin besar norma subjektif yang dimiliki
responden milenial berimplikasi positif terhadap niat responden menggunakan KPR syariah. Sedangkan berdasarkan
nilai p > 0,05 pada variabel norma subjektif disimpulkan tidak berpengaruh signifikan terhadap niat konsumen. Temuan
ini selaras dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Alam et al. 2012; Ali et al., 2015;

Maamor et al., 2016), yang menemukan hasil serupa bahwa variabel norma subjektif tidak berpengaruh signifikan
terhadap niat memilih KPR syariah. Hasil tersebut menjelaskan bahwa responden milenial memiliki pengetahuan dan
wawasan lebih banyak mengenai KPR syariah. Jadi mereka bisa mengambil keputusan berdasarkan pengalaman dan
pengetahuannya sendiri, dengan sedikit pertimbangan berdasarkan pendapat orang lain.

Norma subjektif mengacu pada persepsi individu terhadap tekanan sosial dalam melakukan atau tidak melakukan
perilaku tertentu. Individu mungkin tidak berniat melakukan perilaku tertentu, namun di bawah tekanan sosial, niat
tersebut menjadi jelas (Venkatesh & Davis, 2000). Hasil uji variabel norma subjektif menggambarkan bahwa responden
milenial mendapat pengaruh atau informasi positif dari orang lain di lingkungan terdekat untuk menggunakan produk
KPR syariah.
Walaupun hasil pengujian menunjukkan pengaruh yang tidak signifikan, namun variabel-variabel tersebut memberikan
hubungan yang positif terhadap penggunaan KPR syariah. Namun jika dilihat dari niat individu, responden milenial
belum sepenuhnya menerima dan memilih produk KPR syariah, padahal mereka mengetahui orang lain di lingkungannya
atau orang terdekatnya pernah mengadopsi dan menggunakan produk KPR syariah yang ditawarkan oleh bank syariah.
Perilaku ini dijelaskan oleh Solomon (2015) yang menyatakan bahwa generasi milenial tidak suka jika seseorang
menyuruh mereka melakukan apa.
Peter dan Olson (2010) menyatakan bahwa dalam mengembangkan strategi yang efektif, penting untuk
menentukan apakah komponen tindakan atau komponen norma subjektif mempunyai pengaruh besar terhadap niat
berperilaku. Misalkan alasan utama perilaku (berbelanja, membeli merek tertentu, menggunakan barang tertentu)
bersifat normatif. Dalam hal ini, pengaruh normatif (seperti teman, keluarga, dan rekan kerja) menjadi relevan untuk
menarik minat nasabah terhadap produk KPR syariah ini.

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis SEM dan pemodelan variabel persepsi kontrol perilaku pada penelitian
ini dapat disimpulkan bahwa secara statistik variabel kontrol perilaku persepsian berpengaruh positif dan signifikan
terhadap niat responden menggunakan KPR syariah. Kesimpulan ini berdasarkan hasil pengujian yang menunjukkan
bahwa koefisien hubungan antara persepsi kontrol perilaku dengan niat konsumen adalah positif. Dengan demikian,
nilai kontrol perilaku yang dirasakan responden akan memberikan dorongan yang lebih besar/besar terhadap niat
menggunakan produk. Sedangkan berdasarkan nilai p < 0,05 pada variabel kontrol perilaku persepsian memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap niat konsumen. Temuan penelitian ini juga didukung oleh penelitian-penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan (Alam et al., 2012;

Ali dkk., 2017; Amin dkk., 2017; Amin, Rahim dkk., 2014; Amin, Rahman dkk., 2014;
Ibrahim dkk., 2017; Sayuti & Amin, 2019; Usman & Lizam, 2016; Zabri & Muhammad, 2018)

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

76 al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam ISSN: 2548-3544 (online), 2549-0850 (cetak)


Volume 07 Edisi 01 Januari 2023 DOI: https://doi.org/10.26740/aluqud.v7n1.p67-81

yang menyatakan bahwa variabel kontrol perilaku yang dirasakan mempunyai peranan yang signifikan dalam
membentuk niat responden untuk menggunakan KPR syariah. Analisis korelasi Pearson juga dilakukan untuk
mengetahui kekuatan signifikansi seluruh variabel laten terhadap niat responden. Berdasarkan hasil analisis,
persepsi kontrol perilaku merupakan variabel yang memiliki tingkat signifikansi paling tinggi dalam membentuk
niat responden milenial untuk menggunakan KPR syariah dalam penelitian ini.

Menurut Ajzen (1991) persepsi, kontrol perilaku diartikan sebagai persepsi individu terhadap mudah atau
sulitnya melakukan perilaku tertentu. Seberapa kuat upaya individu untuk terlibat dalam perilaku dan seberapa
besar kendali yang dimiliki individu terhadap perilaku (kontrol perilaku) mempengaruhi apakah dia terlibat dalam
perilaku tersebut. Dalam penelitian ini, nilai kontrol perilaku yang dirasakan lebih besar dari individu, selanjutnya
dapat meningkatkan peluang terjadinya perilaku tersebut, yaitu niat menggunakan KPR syariah.

Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi kontrol perilaku bernilai positif dan signifikan dan dapat
menjadi dasar bahwa responden penelitian (generasi milenial) akan memiliki perilaku positif terhadap niat
menggunakan KPR syariah. Tinggi rendahnya penilaian dan niat responden terhadap KPR syariah disebabkan
karena faktor kontrol perilaku yang dirasakan positif. Dengan demikian, nilai kontrol perilaku yang dirasakan
responden akan memberikan dorongan yang lebih kuat/besar terhadap niat menggunakan produk. Perilaku
tersebut juga dijelaskan oleh Solomon (2015) yang menyatakan bahwa milenial merupakan tipe konsumen yang
ingin mengambil kesimpulan terhadap produk yang akan digunakan.

Variabel kontrol perilaku yang dirasakan dalam penelitian ini dengan tingkat signifikansi tertinggi dapat
mengkonfirmasi hasil pengujian pada variabel norma subjektif tidak berpengaruh signifikan terhadap niat.
Besarnya kendali terhadap perilaku responden dapat memberikan pengaruh yang tidak mudah dipengaruhi oleh
orang-orang terdekat responden dalam menentukan niat berperilaku. Hal ini dapat diperoleh dari pengetahuan
dan informasi responden mengenai produk tersebut sehingga responden dapat mempertimbangkan dan
memutuskan untuk menggunakan atau tidak terhadap produk tersebut.

Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa variabel independen sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku persepsian
berpengaruh terhadap niat nasabah memilih produk KPR syariah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap dan
persepsi kontrol perilaku berkorelasi signifikan terhadap niat nasabah menggunakan produk KPR syariah. Namun
norma subjektif menunjukkan hubungan yang tidak signifikan terhadap niat pelanggan. Hasil penelitian juga
menunjukkan bahwa variabel kontrol perilaku yang dirasakan merupakan faktor terpenting yang mempengaruhi
niat nasabah untuk menggunakan KPR syariah.

Keterbatasan penelitian ini adalah 256 responden merupakan generasi milenial dari berbagai kota di
Indonesia, dengan mayoritas berdomisili di Pulau Jawa. Selain itu, penelitian ini belum mengadopsi variabel
moderasi dalam menentukan niat nasabah pada KPR syariah. Saran untuk penelitian selanjutnya agar dapat
menggunakan distribusi responden yang lebih merata untuk seluruh wilayah di Indonesia. Selain itu, dapat
dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel lain yang relevan untuk mengetahui niat generasi milenial
terhadap KPR syariah, seperti variabel keberagaman atau tingkat literasi konsumen. Itu juga dapat dimodifikasi
menggunakan variabel moderasi. Temuan dalam penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap peningkatan
pengetahuan akademisi dan praktisi perbankan syariah tentang penerimaan produk perbankan syariah.
Berdasarkan hasil tersebut, sebaiknya pengelola bank syariah melakukan kajian khusus yang lebih mendalam
dengan menggunakan variabel lain untuk menilai dan memahami psikologi nasabah terhadap produk syariah
yang ditawarkan bank syariah. Ke depan, bank syariah perlu terus meningkatkan kualitas layanan dan
menyelenggarakan program-program menarik untuk membangun sikap positif terhadap bank syariah.

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

Moh. Herman Eko Santoso, Mohamad Soleh Nurzaman: Sikap psikologis konsumen milenial 77
Indonesia dalam memilih pembiayaan perbankan syariah

Kontribusi Penulis
Moh. Herman Eko Santoso: Penulisan draft, tinjauan pustaka, metode penelitian, pengumpulan dan analisis
data.
Mohamad Soleh Nurzaman: Sistematika penulisan, review draft dan pembahasan hasil.

Ucapan Terima Kasih


Penulis berterima kasih kepada Studi Timur Tengah dan Islam, Sekolah Studi Strategis dan Global,
Universitas Indonesia atas dukungannya yang berharga.

Deklarasi Kepentingan Bersaing


Kami menyatakan bahwa kami tidak mempunyai konflik kepentingan.

Referensi
Abdul-Majid, M., Falahaty, M., & Jusoh, M. (2017). Kinerja Bank Umum Syariah dan Konvensional:
Pendekatan Meta-Frontier. Penelitian Bisnis Internasional dan Keuangan, 42, 1327–1335. https://
doi.org/10.1016/j.ribaf.2017.07.069
Abidoye, RB, Puspitasari, G., Sunindijo, R., & Adabre, M. (2021). Dewasa muda dan kepemilikan rumah di
Jakarta, Indonesia. Jurnal Internasional Pasar dan Analisis Perumahan, 14(2), 333–350. https://
doi.org/10.1108/IJHMA-03-2020-0030
Ahmed, RR, Vveinhardt, J., Streimikiene, D., & Pilinkienÿ, V. (2019). Penerapan Model Teori Perilaku
Terencana untuk Menguji Niat Pelanggan terhadap Islamic Hire Buy Financing. Ekonomi Teknik,
30(2), 236–245. https://doi.org/10.5755/j01.ee.30.2.21589

Ajzen, I. (1985). Ajzen, I. (1985). Dari Niat ke Tindakan: Teori Perilaku Terencana.
Dalam: Kuhl, J., Beckmann, J. (eds) Kontrol Aksi. Seri SSSP Springer dalam Psikologi Sosial.
Springer, Berlin, Heidelberg. https://doi.org/10.1007/978-3-642-69746-3_2
Ajzen, I. (1991). Teori Perilaku Terencana. Perilaku Organisasi Dan Proses Keputusan Manusia, 50, 179–
211. https://doi.org/10.1016/0749-5978(91)90020-T
Ajzen, I. (2001). Sifat Dan Operasi Sikap. Review Tahunan Psikologi, 52, 27–58.
https://doi.org/10.1146/annurev.psych.52.1.27
Ajzen, I., & Fishbein, M. (1977). Hubungan Sikap-Perilaku: Analisis Teoritis dan Tinjauan Penelitian Empiris.
Buletin Psikologis, 84(5), 888–918. https://doi.org/10.1037/0033-2909.84.5.888

Alam, SS, Janor, H., Zanariah, Wel, CAC, & Ahsan, MN (2012). Apakah religiusitas religiusitas merupakan
faktor penting dalam mempengaruhi niat melakukan pembiayaan rumah syariah di Klang Valley?
Jurnal Sains Terapan Dunia, 19(7), 1030–1041. https://doi.org/10.5829/idosi.wasj.2012.19.07.392

Albashir, WA, Zainuddin, Y., & Panigrahi, SK (2018). Penerimaan Produk Perbankan Islam di Libya:
Pendekatan Teori Perilaku Terencana. Jurnal Internasional Ekonomi dan Keuangan 8(3), 105–111.
Masalah,
https://www.econjournals.com/index.php/ijefi/article/view/6193
Ali, M., Raza, SA, & Puah, C.-H. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi niat untuk menggunakan
Arsip RePEc Pribadi Munich,
pembiayaan pribadi Islami di Pakistan: Bukti dari model TRA yang dimodifikasi.
66023, 1–27. https://mpra.ub.uni-muenchen.de/66023/
Ali, M., Raza, SA, Puah, CH, & Karim, MZA (2017). Pembiayaan rumah syariah di Pakistan: pendekatan
berbasis SEM menggunakan model TPB yang dimodifikasi. Studi Perumahan, 32(8), 1156–1177.
https://doi.org/10.1080/02673037.2017.1302079
Allah Pitchay, A. Bin, Mohd Thas Thaker, MA Bin, Azhar, Z., Mydin, AA, & Mohd Thas Thaker, H. Bin.
(2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi niat perilaku individu untuk memilih layanan bank Islam:
perspektif deposan Malaysia. Jurnal Pemasaran Islam,

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

78 al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam ISSN: 2548-3544 (online), 2549-0850 (cetak)


Volume 07 Edisi 01 Januari 2023 DOI: https://doi.org/10.26740/aluqud.v7n1.p67-81

11(1), 234–250. https://doi.org/10.1108/JIMA-02-2018-0029


Altinbasak-Farina, I., & Guleryuz-Turkel, G. (2015). Mengidentifikasi Kebutuhan Generasi Y dengan
Mengeksplorasi Sistem Nilai Mereka: Studi Kualitatif. Jurnal Internasional Perdagangan, Ekonomi
dan Keuangan, 6(6), 290–296. https://doi.org/10.18178/ijtef.2015.6.6.484
Amin, H., Abdul Rahman, AR, Abdul Razak, D., & Rizal, H. (2017). Sikap dan preferensi konsumen di
sektor hipotek Islam: studi terhadap konsumen Malaysia. Tinjauan Penelitian Manajemen, 40(1),
95–115. https://doi.org/10.1108/MRR-07-2015-0159
Amin, H., Rahim, A., Rahman, A., & Abdul Razak, D. (2014). Penerimaan konsumen terhadap pembiayaan
rumah syariah. Jurnal Internasional Pasar dan Analisis Perumahan, 7(3), 307–332. https://doi.org/
10.1108/IJHMA-12-2012-0063
Amin, H., Rahim Abdul Rahman, A., Laison Sondoh, S., & Magdalena Chooi Hwa, A. (2011).
Penentu niat pelanggan untuk menggunakan pembiayaan pribadi Islam: Kasus bank Islam
Malaysia. Jurnal Penelitian Akuntansi dan Bisnis Islam, 2(1), 22–42. https://doi.org/
10.1108/17590811111129490
Amin, H., Rahman, ARA, & Razak, DA (2014). Kesediaan menjadi mitra dalam pembiayaan rumah
musyarakah mutanaqisah: Penelusuran empiris faktor psikologis. Jurnal Pengurusan, 40, 69–81.
https://doi.org/10.17576/pengurusan-2014-40-06
Ayub, M. (2007). Memahami Keuangan Islam. John Wiley & Sons, Ltd.
Aziz, S., & Afaq, Z. (2018). Adopsi perbankan Islam di Pakistan merupakan penyelidikan empiris.
Bisnis 1–18.https://doi.org/
Meyakinkan dan Manajemen, 5(1),
10.1080/23311975.2018.1548050
Aziz, S., Afaq, Z., & Bashir, U. (2018). Niat Perilaku untuk Mengadopsi Perbankan Islam di Pakistan:
Sebuah Studi Berdasarkan Teori Perilaku Terencana. Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam (JIBM),
8(2), 407–422. https://doi.org/10.26501/jibm/2018.0802-005
Boomsma, A. (2000). Analisis pelaporan struktur kovarians. Pemodelan Persamaan Struktural, 7(3), 461–
483. https://doi.org/10.1207/S15328007SEM0703_6
Brant, KK, & Castro, SL (2019). Anda tidak bisa mengabaikan generasi milenial: Perlunya perubahan dan hal baru
langkah maju dalam penelitian hak. Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, 29(4), 527–
538. https://doi.org/10.1111/1748-8583.12262
Cheung, MWL, & Hong, RY (2017). Penerapan pemodelan persamaan struktural meta-analitik dalam
psikologi kesehatan: contoh, masalah, dan rekomendasi. Review Psikologi Kesehatan, 11(3), 265–
279. https://doi.org/10.1080/17437199.2017.1343678
Crockett, SA (2012). Panduan Lima Langkah Melakukan Analisis SEM dalam Penelitian Konseling.
Penelitian dan Evaluasi Hasil Konseling, 3(1), 30–47. https://doi.org/10.1177/2150137811434142

Cudmore, B., & Patton, J. (2010). Milenial dan pengelolaan uang. Jurnal Riset Manajemen dan Pemasaran,
4, 1–29. https://www.aabri.com/jmmr.html
Dickerson, AM (2016). Generasi Milenial, Perumahan Terjangkau, dan Masa Depan Kepemilikan Rumah.
Jurnal Hukum Perumahan & Pembangunan Masyarakat Terjangkau, 24(3), 435–465. https://
www.jstor.org/stable/26427305
Duh, HI (2016). Pengalaman keluarga masa kecil dan sikap uang serta materialisme generasi muda Y.
Kepribadian dan Perbedaan Individu, 95(68), 134–139. https://doi.org/10.1016/j.paid.2016.02.027

Echchabi, A., Azouzi, D., & Aziz, HA (2016). Prospek masa depan perbankan Islam di Tunisia: survei
empiris. Jurnal Bisnis EuroMed, 11(1), 119–131. https://doi.org/10.1108/EMJB-03-2015-0018

Fassinger, RE (1987). Penggunaan Structural Equation Modeling dalam Penelitian Psikologi Konseling.
Jurnal Konseling 425–436. https://doi.org/10.1037/0022-0167.34.4.425
Psikologi, 34(4),

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

Moh. Herman Eko Santoso, Mohamad Soleh Nurzaman: Sikap psikologis konsumen milenial 79
Indonesia dalam memilih pembiayaan perbankan syariah

Fishbein, M., & Ajzen, I. (1975). Keyakinan, Sikap, Niat, dan Perilaku: Pengantar Teori dan
Penelitian. Addison-Wesley.
Fornell, C., & Larcker, DF (1981). Mengevaluasi Model Persamaan Struktural dengan Variabel
Tak Terobservasi dan Kesalahan Pengukuran. Jurnal Riset Pemasaran, 18(1), 39–50.
https://doi.org/10.2307/3151312
Francis, RI, Jasin, D., & Mohan, AAP (2019). Sebuah studi tentang hubungan norma subjektif
sikap dan kontrol perilaku yang dirasakan terhadap niat nasabah untuk menggunakan
produk syariah pada layanan perbankan. Jurnal Internasional Inovasi, Kreativitas dan
Perubahan, 6(4), 188–204. https://www.ijicc.net/index.php/volume-6-2019/57-vol-6-iss-4
Ganesan, Y., Allah Pitchay, A. Bin, & Mohd Nasser, MA (2020). Apakah niat berpengaruh terhadap
literasi keuangan nasabah penyimpan perbankan syariah? Contoh kasus di Malaysia. Jurnal
Internasional Ekonomi Sosial, 47(5), 675–690. https://doi.org/10.1108/IJSE-01-2019-
0011
Godin, G., & Kok, G. (1996). Teori Perilaku Terencana: Tinjauan Penerapannya pada Perilaku
Terkait Kesehatan. Jurnal Promosi Kesehatan Amerika, 11(2), 87–98. https://doi.org/
10.4278/0890-1171-11.2.87
Greve, W. (2001). Penjelasan Jebakan dan Kesenjangan Tindakan: Masalah Teoritis Psikologi
Tindakan Manusia. Tinjauan Psikologis, 108(2), 435–451. https://doi.org/10.1037/0033-
295X.108.2.435
Rambut, JF, Hitam, WC, Babin, B.y J., & Anderson, RE (2019). Analisis Data Multivariat
(Edi Kedelapan). Cengage Belajar EMEA.
Hill, J., & Lee, H. (2012). Persepsi konsumen Generasi Muda Y terhadap keberlanjutan dalam
industri pakaian jadi. Jurnal Pemasaran dan Manajemen Mode, 16(4), 477–491. https://
doi.org/10.1108/13612021211265863
Hoolachan, J., & McKee, K. (2019). Ketimpangan perumahan antar generasi: 'Baby Boomers'
melawan itu 'Millennials'. Perkotaan 210–225.Studi,
https://doi.org/56(1),
10.1177/0042098018775363
Ibrahim, MA, Fisol, WNM, & Haji-Othman, Y. (2017). Niat Nasabah Terhadap Produk Pembiayaan
Rumah Syariah: Penerapan Teori Perilaku Berencana (TPB).
Jurnal Sosial Mediterania 77–86. https://doi.org/10.5901/mjss.2017.v8n2p77
dari Sains, 8(2),

Kaifi, BA, Nafei, WA, Khanfar, NM, & Kaifi, MM (2012). Tenaga Kerja Multi-Generasi: Mengelola
dan Memahami Generasi Milenial. Jurnal Internasional Bisnis dan Manajemen, 7(24), 88–
93. https://doi.org/10.5539/ijbm.v7n24p88
Kasmo, MA, Possumah, BT, Haron, MS, Kasan, H., & Bashir, A. (2015). Peran pendidikan agama
dalam mempromosikan sistem perbankan Islam di kalangan generasi muda Muslim: Sebuah
studi kasus. Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, 8(1), 194–202. https://doi.org/10.5539/
jsd.v8n1p194
Kholid, MN (2019). Faktor penentu niat menggunakan mobile banking syariah: Bukti dari generasi
milenial. Jurnal Ekonomi & Keuangan Islam, 5(2), 53–62. https://doi.org/10.20885/
jeki.vol5.iss2.art2
Klein, RB (2005). Prinsip dan Praktek Pemodelan Persamaan Struktural (Edi Kedua).
Pers Guilford.
Kurz, C., Li, G., & Vine, DJ (2018). Apakah Milenial Berbeda? (Seri Diskusi Keuangan dan
Ekonomi 2018-080). http://dx.doi.org/10.17016/FEDS.2018.080
Loehlin, JC, & Beaujean, AA (2017). Model Variabel Laten Pengantar Analisis Faktor, Jalur, dan
Persamaan Struktural (Edit Kelima). Grup Routledge Taylor & Francis.
Ltifi, M., Hikkerova, L., Aliouat, B., & Gharbi, J. (2016). Faktor penentu pilihan bank syariah di
Tunisia. Jurnal Internasional Pemasaran Bank, 34(5), 710–730. https://doi.org/10.1108/
IJBM-11-2014-0170

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

80 al-Uqud: Jurnal Ekonomi Islam ISSN: 2548-3544 (online), 2549-0850 (cetak)


Volume 07 Edisi 01 Januari 2023 DOI: https://doi.org/10.26740/aluqud.v7n1.p67-81

Maamor, S., Rahman, NLA, & Hamed, AB (2016). Faktor penentu pemilihan produk pembiayaan rumah
syariah di kalangan kelompok berpenghasilan rendah di Kuala Lumpur, Malaysia.
Jurnal Internasional Masalah Ekonomi dan Keuangan, 6(7S)(Edisi Khusus untuk “International Soft
Conference (ISSC 2016)”), 197–201.
Sains https://www.econjournals.com/index.php/ijefi/article/view/
3608
Malhotra, NK, Nunan, D., & Birks, DF (2017). Riset Pemasaran Suatu Pendekatan Terapan
(Edit Kelima). Prentice Hall, Inc., sebuah perusahaan Pendidikan Pearson.
Martens, MP (2005). Penggunaan Model Persamaan Struktural dalam Psikologi Konseling 33 (3), 269–
Riset. 298. Konseling Psikolog,
https://doi.org/10.1177/0011000004272260
Martens, MP, & Haase, RF (2006). Penerapan Tingkat Lanjut Pemodelan Persamaan Struktural dalam
Penelitian Psikologi Konseling. Psikolog Konseling, 34(6), 878–911. https://doi.org/
10.1177/0011000005283395
Moreno, FM, Lafuente, JG, Carreón, F.Á., & Moreno, SM (2017). Karakterisasi Generasi Milenial dan
Perilaku Membelinya. Jurnal Internasional Studi Pemasaran, 9(5), 135. https://doi.org/10.5539/
ijms.v9n5p135
Morrison, TG, Morrison, MA, & McCutcheon, JM (2017). Rekomendasi Praktik Terbaik untuk
Menggunakan Model Persamaan Struktural dalam Penelitian Psikologi.
Psikologi, 08(09), 1326–1341. https://doi.org/10.4236/psych.2017.89086
Nguyen, TM, Nham, PT, & Hoang, VN (2019). Teori perilaku terencana dan berbagi pengetahuan:
Tinjauan sistematis dan pemodelan persamaan struktural meta-analitik.
Jurnal VINE Sistem Manajemen Informasi dan Pengetahuan, 49(1), 76–94. https://doi.org/10.1108/
VJIKMS-10-2018-0086
Peter, JP, & Olson, JC (2010). Perilaku Konsumen & Strategi Pemasaran (Edit Kesembilan). Itu
Perusahaan McGraw-Hill, Inc.
Riou, J., Guyon, H., & Falissard, B. (2016). Pengantar pendekatan kuadrat terkecil parsial untuk
pemodelan persamaan struktural: metode penelitian psikiatri eksploratif.
Jurnal Internasional Metode Penelitian Psikiatri, 25(3), 220–231. https://doi.org/10.1002/mpr.1497

Riza, AF (2019). Penerimaan nasabah terhadap perbankan digital di bank syariah: Studi pada generasi
milenial. Prosiding Konferensi Manajemen Islam, Akuntansi, dan Ekonomi (CIMAE), 2, 66–74.
https://journal.uii.ac.id/CIMAE/article/view/13351
Safari, M., Ariff, M., & Mohammad, S. (2014). Sekuritas Sukuk: Cara Baru Kontrak Utang.
John Wiley & Sons Singapura Pte. Ltd https://doi.org/10.1002/9781119029236
Said, NM, Nawi, NC, Nasir, NAM, Zulkiffli, WFW, & Muhamad, FH (2021).
Niat Menggunakan Pinjaman dalam Kegiatan yang Menghasilkan Pendapatan: Sebuah Studi
Konseptual pada Rumah Tangga Miskin dan Berpenghasilan Rendah. Review Jurnal Keuangan
dan Perbankan GATR, 6(3), 118–125. https://doi.org/10.35609/jfbr.2021.6.3(1)
Sayuti, Khadijah M, & Amin, H. (2019). Mengintegrasikan efek keadilan harga dan altruisme Islam
dengan model TPB: Kasus adopsi hipotek Islam. Jurnal Internasional Pasar dan Analisis
Perumahan, 791–807. https://doi.org/10.1108/IJHMA-07-2019-0077 13(5),

Sayuti, Khadijah Muhammad, Amin, H., Razak, DA, & Rizal, H. (2020). Penerimaan pembiayaan rumah
syariah di kalangan masyarakat Malaysia: Tinjauan kembali. Jurnal Internasional Bisnis dan
Masyarakat, 21(2), 784–802. https://doi.org/10.33736/ijbs.3294.2020
Shith, M., Safruddin, M., Rahim, MA, & Putra, NSFMS (2021). Menggunakan Teori Perilaku Terencana
dan Agama untuk Menilai Niat Perilaku Nasabah untuk Mengadopsi Layanan Perbankan Islam di
Malaysia. Jurnal Islam Dan Masyarakat Kontemporari, 22(2), 36–45. https://doi.org/https://doi.org/
10.37231/jimk.2021.22.2.575.

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0
Machine Translated by Google

Moh. Herman Eko Santoso, Mohamad Soleh Nurzaman: Sikap psikologis konsumen milenial 81
Indonesia dalam memilih pembiayaan perbankan syariah

Si, H., Shi, J., Tang, D., Wu, G., & Lan, J. (2020). Memahami niat dan perilaku menuju penggunaan
bike sharing yang berkelanjutan dengan memperluas teori perilaku terencana. Sumber Daya,
Dan
Daur Ulang Konservasi, 152(104513). https://doi.org/10.1016/j.resconrec.2019.104513

Sulaiman, PAK (2015). Perilaku Konsumen Membeli, Memiliki, dan Menjadi (Kesebelas E). Pearson
Pendidikan, Inc.
Subagyo, A., Syari'udin, A., & Yunani, A. (2022). Penentu real estat perumahan generasi milenial
dalam mengadaptasi kasus keuangan mikro perumahan Indonesia chapter, International
Journal of Housing Markets and Analysis, Vol. sebelum dicetak No. sebelum dicetak. https://
doi.org/10.1108/IJHMA-04-2022-0063
Suhartanto, D., Syarief, ME, Chandra Nugraha, A., Suhaeni, T., Masthura, A., & Amin, H.
(2022). Loyalitas milenial terhadap mobile banking yang dilengkapi kecerdasan buatan: bukti
dari bank syariah di Indonesia. Jurnal Pemasaran Islam, 13(9), 1958–
1972.https://doi.org/10.1108/JIMA-12-2020-0380
Sun, S., Goh, T., Fam, KS, & Xue, Y. (2012). Pengaruh agama terhadap adopsi layanan mobile
phone banking syariah. Jurnal Pemasaran Islam, 3(1), 81–98. https://doi.org/
10.1108/17590831211206617
Matahari, W. (2019). Menuju teori pembentukan niat konsumen yang etis: memperluas kembali
teori yang direncanakan 260–278. perilaku. Ulasan AMS, 10(3),
https://doi.org/10.1007/s13162-019-00156-6

Tabachnick, BG, & Fidell, LS (2013). Menggunakan Statistik Multivariat (Edit Keenam). Pearson
Pendidikan, Inc.
Tanaka, JS (1987). “Seberapa Besar Cukup Besar?”: Ukuran Sampel dan Kesesuaian dalam Model
Persamaan Struktural dengan Variabel Laten. Perkembangan Anak, 58(1), 134. https://doi.org/
10.2307/1130296
Thakkar, JJ (2020). Aplikasi Pemodelan Persamaan Struktural untuk Penelitian dan Praktek (dengan
AMOS dan R). Springer Nature Singapura Pte Ltd.
Tong, Q., Zou, X., & Tong, H. (2010). Analisis Kesehatan Psikologis dan Kualitas Hidup Pecandu
Internet Menggunakan Model Persamaan Struktural. Psikologi, 01(01), 22–26. https://doi.org/
10.4236/psych.2010.11004
Usman, H., & Lizam, M. (2016). Penentu niat menggunakan hipotek dalam pembiayaan kepemilikan
rumah di Bauchi, Nigeria. Jurnal Internasional Pasar dan Analisis Perumahan, 9(3), 320–339.
https://doi.org/10.1108/IJHMA-07-2015-0033
Venkatesh, V., & Davis, FD (2000). Perpanjangan Teoritis Model Penerimaan Teknologi: Empat
Studi Lapangan Longitudinal. Ilmu Manajemen, 46(2), 186–204. https://doi.org/10.1287/
mnsc.46.2.186.11926
Weston, R., Gore, PA, Chan, F., & Catalano, D. (2008). Pengantar Penggunaan Model Persamaan
Struktural dalam Psikologi Rehabilitasi. Psikologi Rehabilitasi, 53(3), 340–
356. https://doi.org/10.1037/a0013039
Wiroso. (2011). Produk Perbankan Syariah. LPFE-Usakti.
Yu, SC, & Hsu, WH (2013). Menerapkan metodologi pemodelan persamaan struktural untuk menguji
validasi: Contoh skala psikologi positif dunia maya. Kualitas dan Kuantitas, 47(6), 3423–3434.
https://doi.org/10.1007/s11135-012-9730-3
Zabri, MZM, & Muhammad, MO (2018). Mengkaji niat behavioral untuk mengikuti model pembiayaan
rumah Wakaf Tunai-Koperasi Keuangan-Musharakah Mutanaqisah.
Keuangan Manajerial, 44(6), 809–829. https://doi.org/10.1108/MF-05-2017-0189
Zhang, K. (2018). Teori Perilaku Terencana: Asal Usul, Perkembangan dan Arah Masa Depan.
Jurnal Internasional Penemuan Humaniora dan Ilmu Sosial (IJHSSI), 7(5 (Ver.
IV)), 76–83. https://www.ijhssi.org/v7i5(versi 4).html

© 2023, penulis. Diterbitkan oleh Unesa. Ini adalah artikel akses terbuka di bawah lisensi CC BY 4.0

Anda mungkin juga menyukai