Anda di halaman 1dari 42

TUGAS BESAR II

PERBANKAN SYARIAH

PENGARUH LITERASI KEUANGAN SYARIAH, RELIGIUSITAS DANA

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN

LAYANAN PERBANKAN SYARIAH

Disusun Oleh:
Nama : Siti Nurkhaliza

Nim : 43120010346

FAKUTLAST EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kamu panjatkan kehadirat Allah SWT, yan telah memberikan

Rahmat serta karunia-Nya kepada kami. Sehingga kamui kelompok satu berhasil

menyelesaikan makalah ini yang alhamdulilah tepat pada waktunya dengan judul

“Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Religiusitas dan Persepsi Mahasiswa

terhadap Keputusan Menggunakan Layanan Perbankan Syariah”. Kami menyadari

bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu kritik dan saran dari

semua pihak yang bersifat membangun selalu kamu harapkan demi kesempurnaan

ini.

Akhir kata, kami sampikan terima kasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam Menyusun makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah

SWAT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.


DAFTAR ISI

TUGAS BESAR II ................................................................................................ 1

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3

DAFTAR ISI .......................................................................................................... 4

BAB1 PENDAHULUAN ................................................................................... 6

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 6

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 12

C. Tujuan ........................................................................................................ 13

D. Manfaat ...................................................................................................... 13

BAB2 LANDASAN TEORI ............................................................................ 15

A. Grand Theory, Middle Theory, dan Operatioal Theory ............................. 15

1. Pemasaran Bank Syariah ........................................................................ 15

2. Literasi Keuangan Syariah ..................................................................... 17

3. Religiusitas ............................................................................................. 22

4. Persepsi ................................................................................................... 26

B. Studi Penelitian Terdahulu ......................................................................... 28

C. Hipotesis..................................................................................................... 33

BAB3 PEMBAHASAN.................................................................................... 35

A. Penerapan ................................................................................................... 35

B. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek ...................... 35

C. Pembahasan ................................................................................................ 36

BAB4 PENUTUP ............................................................................................. 38


A. Kesimpulan ................................................................................................ 38

B. Saran ........................................................................................................... 38

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40


BAB1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara di mana mayoritas penduduknya adalah Muslim.

Menurut data dari Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil

(Dukcapil) Kementerian Dalam Negeri, jumlah warga Indonesia sekitar 272,23

juta pada Juni 2021. Diperkirakan sekitar 236,53 juta orang atau sekitar 86,88%,

adalah Muslim. Ini menunjukkan bahwa mayoritas orang Indonesia adalah

Muslim (databoks.katadata, 2021).

Persentase Pemeluk Agama/ kepercayaan di Indonesia (Juni 2021)

Sumber: databoks.katadata.co.id
Dengan mayoritas penduduk muslim, Indonesia berkomitmen untuk terus

mengantisipasi laju pertumbuhan ekonomi dunia yang berbasis syariah.

Meningkatnya kepadatan penduduk muslim dan meningkatnya kesalehan

masyarakat muslim merupakan faktor kunci pertumbuhan ekonomi syariah di 2

Indonesia. Awal mula kegiatan ekonomi syariah di Indonesia ditandai dengan

berdirinya Bank Muamalat pada 1 Mei 1992. Sejak saat itu, beberapa bank syariah

telah berdiri, dan Unit Usaha Syariah (UUS) dibentuk dari bank konvensional. Saat

ini terdapat 13 Bank Umum Syariah dan 20 Unit Usaha Syariah (OJK, 2023).

Menurut data survey literasi keuangan dan inklusi keuangan yang dilakukan

oleh OJK pada tahun 2019, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia

mencapai 38,03%, sedangkan indeks literasi keuangan syariah hanya sebesar 8,93%

dengan kata lain dari 100 orang dewasa Indonesia yang mengenal produk keuangan

syariah dengan baik hanya 9 diantaranya. Sedangkan indeks untuk inklusi keuangan

konvensional mencapai 75,28% dan inklusi keuangan syariah hanya mencapai

9,10%.

Indeks Literasi Keungan dan Inklusi Keuangan Syariah dan Konvensional


Sumber: Isef.co.id, 2021

Hasil dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan yang dilakukan OJK

pada tahun 2019 menunjukkan adanya hubungan positif antara literasi keuangan

dengan inklusi keuangan baik pada industri jasa keuangan konvensional maupun

syariah. Inklusi keuangan adalah tersedianya akses setiap masyarakat terhadap

berbagai lembaga, produk, dan layanan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuannya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri.

Survei tersebut menunjukan bahwa semakin tinggi literasi keuangan seseorang

maka semakin tinggi pula tingkat pemanfaatan terhadap produk dan layanan jasa

keuangan. Hasil pengujian menunjukan bahwa hubungan antara literasi keuangan

syariah dengan inklusi keuangan syariah relatif lebih lemah dibandingkan dengan

hubungan antara literasi keuangan dan inklusi keuangan konvensional yang

mengartikan bahwa penggunaan produk dan layanan jasa keuangan syariah oleh
masyarakat didasari dengan tidak adanya pengetahuan tentang layanan dan jasa

keuangan syariah tersebut.

Literasi Keuangan memiliki definisi “wawasan dan paradigma tentang rencana

dan potensi kerugian dan keahlian, dorongan dan keyakinan untuk menggunkan

informasi untuk mengambil tindakan yang efektif falam segala bentuk keuangan

untuk mencapai kesejahteraan dan mendorong kontribusi terhadap kehidupan

ekonomi”. Literasi keuangan memiliki peran penting dalam membantu masyarakat

umum dalam memutuskan dan memanfaatkan produk yang sesuai dengan

keperluan. Upaya peningkatan literasi keuangan perlu dilakukan, jika tingkat

literasi penduduk tinggi, diharapkan membantu perkembangan perekonomian suatu

bangsa (Adiyanto & Purnomo, 2021). OJK menegaskan masih terdapat

kesenjangan antara taraf literasi keuangan konvensional dan keuangan syariah di

Indonesia. Selisih kesenjangan literasi keuangan syariah dan konvensional pada

2019 mencapai 28,79 persen, sedangkan gap inklusi keuangan menembus 66,18

persen. Menurut Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun

2022, angka literasi keuangan masyarakat Indonesia adalah 49,68%, naik dari

sebelumnya 38,03% pada tahun 2019. Indeks inklusi keuangan tahun ini mencapai

85,10% meningkat dibanding periode SNLIK tahun 2019 sebesar 76,19%. Data

tersebut menunjukkan adanya penurunan dari kesenjangan antara tingkat literasi

dan tingkat inklusi

Perbandingan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2019 dan 2022

Indeks 2019 2022


Literasi 38,03% 49,68%

Inklusi 76,19% 85,10%

Gap 38,16% 35,42%

Selain mengukur indeks literasi dan inklusi konvensional, SNLIK 2022 juga

mengukur literasi dan inklusi keuangan syariah. Hasil yang diperoleh menunjukkan

bahwa indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia mengalami

peningkatan dari 8,93% pada 2019 menjadi 9,14% pada 2022. Selain itu, tingkat

inklusi dalam keuangan syariah meningkat menjadi 12,12% pada tahun 2022 naik

dari 9,10% pada periode survei sebelumnya. Hasil survei telah diidentifikasi

sebagai faktor kunci bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam

mengembangkan kebijakan, strategi, dan produk atau layanan keuangan yang

disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, dengan tujuan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat (ojk.co.id, 2022). Dari hasil survei tersebut juga

membuktikan masih ada ruang yang cukup bagi upaya peningkatan pengetahuan

penduduk mengenai layanan jasa keuangan syariah di Indonesia, diharapkan akan

lebih banyak yang menggunakan produk serta layanan syariah di masa depan.

Tabel 1.1Perbandingan Indeks Literasi dan Inklusi Keuangan Syariah

Indeks Syariah 2019 2022

Literasi 8,93% 9,14%

Inklusi 9,10% 12,12%


Religiusitas memiliki definis “tingkat keterkaitan individu terhadap agamnya”. Jika

seseorang memahami serta menginternalisasi tuntunan agama, maka segala urusan

dan aspirasi kesehariannya akan terpengaruh. 6 Salah satu penerapannya yaitu

menjadi nasabah bank syariah. Pengaruh tingkat religiusitas seseorang terhadap

keputusannya untuk memiliki sesuatu yang diperbolehkan atau dihalalkan dalam

Islam sangat signifikan. Jika seorang memiliki religiusitas rendah, mereka tidak

akan dapat menerima aturan yang ditetapkan oleh syariah Islam, sedangkan apabila

religiusitas individu tinggi, maka individu tersebut akan menjalankan yang

diperbolehkan oleh islam serta menghindari apa yang dilarang. Sama halnya dalam

keinginan seseorang dalam memilih suatu produk (Rachmawati & Widana, 2020).

Religiusitas secara umum digambarkan terkait dengan kondisi ilmu agama yang

mempengaruhi emosi seseorang dan perasaan emosional terhadap agama dan

perilaku. Syariah adalah sarana untuk mengendalikan bisnis Islam melalui hukum

halal-haram, dan sebagai ikon bagi Muslim. Bisnis non-Islam didasarkan pada

sekularisme yang berdasarkan nilaipnilai material. Bisnis tersebut juga jauh dari

cerminan halal-haram dalam menjalankan usahanya (Sidiq et al., 2022).

Religiusitas dan agama tidak dapat dipisahkan karena agama adalah sumber utama

dari religiuistas. Umat beragama adalah orang yang berperilaku religius atau

berperilaku searah dengan ajaran Islam yang sumber ajarannya adalah Al-Qur’an

dan Hadits. Religiusitas diposisikan sebagai penyumbang pemahaman pengetahuan

keuangan yang potensial dengan mengaplikasikan praktik keagamaan dan

keyakinan (Yunus et al., 2020).


Beragamnya persepsi, sikap dan perilaku masyarakat terhadap bank syariah,

diantaranya disebabkan oleh rendahnya pemahaman dan pengetahuan mahasiswa

terhadap bank syariah, terutama yang disebabkan dominasi bank konvensional.

Perbedaan persepsi atas bagi hasil, bunga dan produk sangat berpotensi

mempengaruhi minat kalangaan mahasiwa untuk menggunakan tabungan pada

layanan Bank Syariah, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai

pengaruh lietarasi kuangan syariah, religiusitas dan persepsi mahasiswa terhadap

keputusan menggunakan layanan Bank Syariah. Adapun yang menjadi tujuan

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah pengaruh persepsi

mahaiswa terhadap keputusan menabung dan juga untuk mengetahui sejauh

manakah pengaruh persepsi mahasiwa secara bersama-sama terhadap keputusan

menggunakan layanan perbankan syariah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dengan latar belakang yang sudah bahas diatas permasalahan yang

akan dibahas dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah Literasi Keuangan Syariah berpengaruh terhadap keputusan

penggunaan layanan?

2. Apakah Religiusitas berpengaruh terhadap keputusan penggunaan

layanan?

3. Apakah Persepsi Mahasiswa berpengaruh terhadap keputusan

penggunaan layanan?
C. Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab seluruh pertanyaan pada

rumusan masalah di atas, yaitu:

1. Untuk mengetahui Literasi Keuangan Syariah berpengaruh terhadap

Keputusan penggunaan layanan

2. Untuk mengetahui Religiusitas terhadap keputusan penggunaan layanan

3. Untuk mengetahui Persespi Mahasiswa terhadap keputusan penggunaan

layanan

D. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfat antara lain

sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan

dalam penetapan strategi pemasaran yang tepat dan menjadi bahan

pertimbangan bagi pihak Perbankan Syariah dalam meningkatkan

Literasi Keuangan Syariah, Religiusitas, dan Persespi Mahasiswa yang

akan mendatang.

2. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan khususnya

mengenai literasi keuangan syariah, religiusitas, dan persepsi

mahasiswa terhadap keputusan penggunaan layanan perbankan syariah


3. Bagi Pembaca

Sebagai bahan refrensi dan tambahan informasi dalam melakukan

penelitian berikut.
BAB2 LANDASAN TEORI

A. Grand Theory, Middle Theory, dan Operatioal Theory

1. Pemasaran Bank Syariah

Secara umum, pemasaran dapat diartikan sebagai “suatu proses

sosial yang merancang dan menyampaikan hal-hal untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan pelanggan guna memberikan kepuasan yang

sebaik-baiknya kepada pelanggan”. Pemasaran adalah “proses

penjualan yang dimulai dari merancang produk dan dilanjutkan dengan

menjual produk”. Proses identifikasi dan pemenuhan kebutuhan

manusia sosial dilibatkan dalam pemasaran (al Arif, 2019).

Pemasaran dalam Islam adalah “bentuk muamalah yang dibenarkan

dalam Islam, sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara

dari hal-hal terlarang oleh ketentuan syariah”. Pemasaran syariah

merupakan sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses

penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai dari suatu inisiator kepada

stakeholdersnya, yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan

akad dan prinsipprinsip muamalah dalam Islam. Definisi tersebut

berdasarkan salah satu ketentuan dalam bisnis Islami yang tertuang

dalam kaidah fiqih yang mengatakan bahwa kaum muslimin terikat

dengan kesepakatan-kesepakatan bisnis yang mereka buat, kecuali

kesepakatan yang mengharamkan yang halal dan menghalalkan yang

haram (Haryanto, 2021).


Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan

harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan

perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan

janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha

Penyayang kepadamu. (Q.S. An-Nisaa’:29). Dari ayat di atas, tercermin

konsep dari pemasaran yang sesuai dengan syariat Islam, yaitu

sepanjang dalam segala proses transaksinya terpelihara dari hal-hal

terlarang oleh ketentuan syariah. Etika pemasaran dalam Islam

didasarkan pada maksimalisasi nilai yang memerlukan empati terhadap

orang lain dan menghargai ciptaan-ciptaan Allah, yang menyiratkan

menahan diri dari perilaku merugikan orang lain dan mencegah

menyebarnya praktik-praktik pemasaran yang tidak etis. Kegiatan

pemasaran dalam Islam merupakan bentuk muamalah yang didasarkan

pada firman Allah dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, maka dalam

kegiatannya tentu tidak boleh ada kegiatan yang bertentangan dengan

akad dan prinsip-prinsip muamalah (Hamid & Kamal Zubair, 2019).

Pemasaran bank adalah “proses penciptaan dan pertukaran produk

atau jasa perbankan dengan tujuan untuk memuaskan keinginan dan

kebutuhan nasabah dengan memberikan kepuasan nasabah”. Yang

dimaksud produk atau jasa perbankan meliputi produk penghimpunan


dana bank yaitu tabungan, giro, dan deposito; produk pembayaran bank

berupa pembiayaan konsumsi dan produksi melalui akad Murabahah,

bagi hasil, sewa guna usaha atau akad pelengkap lainnya; atau dalam

bentuk akad bentuk transfer, Jasa penunjang perbankan lainnya berupa

bank garansi, kafalah, inkaso, safe deposit box, kartu kredit, letter of

credit, dll. (al Arif, 2019).

Sebagai Lembaga keuaangan, bank juga membutuhkan adanya

pemasaran. Marketing campaign merupakan syarat dan kebutuhan

utama dalam perbankan bagi badan usaha yang berfokus pada

keuntungan. Tanpa melakukan pemasaran, kebutuhan dan keinginan

nasabahnya tidak dapat dipenuhi. Sebagai lembaga keuangan, bank juga

membutuhkan pemasaran. Sektor perbankan perlu mengintegrasikan

kegiatan pemasaran dan melakukan eksplorasi pada pasar secara

berkelanjutan. Pemasaran harus dilakukan dengan baik agar kebutuhan

dan keinginan nasabah terpenuhi (Haryanto, 2021)

Pemasaran pada bank berbeda dengan pemasaran produk lainnya.

Perbedaannya terdapat pada karakteristik produk, jasa adalah produk

yang dijual oleh bank. Oleh karena itu pelanggan tetap dapat merasakan

manfaatnya meskipun produk yang dijual tidak terlihat secara nyata.

Dengan adanya perbedaan tersebut maka pemasaran yang dilakukan

harus tepat, yaitu menggunakan pemasaran untuk penawaran jasa (al

Arif, 2019).

2. Literasi Keuangan Syariah


a) Pengertian Literasi Keuangan Syariah

Literasi keuangan didefinisikan sebagai “pengetahuan,

keterampilan, dan keyakinan yang berdampak pada sikap dan perilaku

untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan

keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan” dalam Peraturan

Otoritas Jasa Keuangan No. 76/POJK.07/2016. Sasaran literasi

keuangan adalah (1) meningkatkan kemampuan pengambilan

keputusan keuangan pribadi dan (2) mengubah pola dan perilaku

keuangan pribadi untuk mencapai kekayaan. Gerakan Literasi

Keuangan adalah inisiatif jangka panjang berskala nasional yang

pelaksanaannya melibatkan banyak mitra. Sasaran program

pengembangan literasi keuangan syariah adalah untuk secara strategis

membantu pemerintah (OJK) dalam melaksanakan program perluasan

dan pengembangan literasi keuangan nasional (Nasution & Fatria,

2019).

Literasi keuangan merupakan kebutuhan n dasar bagi setiap individu

agar terhindar dari masalah keuangan. Kesulitan keuangan tidak

hanya fungsi dari pendapatan semata (rendahnya pendapatan), namun

juga dapat terjadi apabila terdapat kesalahan dalam pengelolaan

keuangan. Tujuan jangka panjang dari literasi keuangan bagi seluruh

golongan masyarakat adalah untuk meningkatkan literasi seseorang

yang sebelumnya less literate atau not literate menjadi well literate

dan meningkatkan jumlah pengguna produk dan layanan jasa


keuangan. Menurut OJK, tingkat literasi keuangan penduduk

Indonesia terbagi menjadi empat bagian, di antaranya (Rijal &

Indrarini, 2022):

1) Well Literate, yaitu memiliki pengetahuan dan keyakinan tentang

lembaga jasa keuangan serta produk jasa keuangan, termasuk

fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait produk dan

jasa keuangan, serta memiliki keterampilan dalam menggunakan

produk dan jasa keuangan.

2) Sufficient Literate, yaitu memiliki pengetahuan dan keyakinan

tentang lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan,

termasuk fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban terkait

produk dan jasa keuangan.

3) Less Literate, yaitu hanya memiliki pengetahuan tentang lembaga

jasa keuangan, produk dan jasa keuangan.

4) Not Literate, yaitu tidak memiliki pengetahuan dan keyakinan

terhadap lembaga jasa keuangan serta produk dan jasa keuangan,

serta tidak memiliki keterampilan dalam menggunakan produk

dan jasa keuangan.

Sedangkan menurut Chen & Velope (1998) literasi diklasifikasikan

ke dalam tiga tingkatan yaitu:

Tabel 2.1Tingkat literasu keuangan

Tingkat Literasi Keterangan

≤ 60% Rendah
61%-79% Sedang

≥ 80% Tinggi

Sumber: Chen & Volpe (1998)

Literasi keuangan syariah merupakan pengembangan dari literasi

keuangan tradisional dengan menggabungkan konsep-konsep dari

hukum Islam. Literasi keuangan Islam mencakup berbagai topik

keuangan, termasuk mengelola kekayaan dan uang serta elemen desain

keuangan seperti asuransi, investasi, dan dana pensiun. Hal yang sama

berlaku untuk program bantuan sosial seperti zakat, infaq, shadaqah, dan

wakaf (Salim et al., 2022). Literasi keuangan Islam mengacu pada

pengetahuan dan bakat seseorang dalam masalah uang. Definisi literasi

keuangan adalah “kemampuan untuk mengenali dan menerapkan

konsep-konsep yang terkait dengan uang dan menggambarkan

kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan keuangan yang ada

dalam pengambilan keputusan.”

Al-Quran dalam berbagai i ayatnya sangat mengkritik perilaku

boros, dalam arti membelanjakan tidak pada tempatnya. Islam selalu

mengarahkan penggunaan harta jika berlebih untuk menolong yang

masih membutuhkan yang biasa disebut bersedekah, mulai dari

membantu keluarga terdekat hingga melonggarkan penagihan hutang

bahkan jika ingin dianggap lunas dinilai sebagai perbuatan terpuji.

Seperti yang disebutkan dalam Q.S. Al-Isra’ ayat 26-27:


Artinya: “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan

janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros (26)

Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan

dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya (27)” Ayat di atas

berkaitan dengan penerapan literasi keuangan dalam Islam yang

mencakup berbagai topik keuangan, termasuk mengelola kekayaan dan

uang serta elemen desain keuangan seperti asuransi, investasi, dan dana

pensiun. Hal yang sama berlaku untuk program bantuan sosial seperti

zakat, infaq, shadaqah, dan wakaf.

Inisiatif peningkatan literasi keuangan syariah bertujuan untuk

memajukan dan memaksimalkan keterlibatan masyarakat dalam

penggunaan layanan dan produk keuangan syariah. Literasi keuangan

Islam diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat,

mengubah perilaku pengelolaan uang masyarakat, memungkinkan

mereka memilih investasi yang halal dan menguntungkan, serta

melindungi masyarakat dari dampak negatif aktivitas keuangan haram.

Hukum Islam harus menjadi dasar literasi keuangan syariah (Nasution

& Fatira, 2019).


b) Dimensi Literasi Keuangan Syariah

Menurut Houston (2010) dalam Yunus et al (2020), dimensi literasi

keuangan pribadi

1) Pengetahuan

Indikator dalam dimensi ini yaitu:

a) Keuangan dasar

b) Pinjaman dan kartu kredit

c) Asuransi

d) Investasi

2) Aplikasi

Indikator dalam dimensi ini meliputi:

a) Kemampuan dan percaya diri

3. Religiusitas

a) Pengertian Religiusitas

Religiusitas berasal dari bahasa Inggris “religion” yang

berarti agama. Religiusitas sebagai keragaman, perilaku keagamaan.

Religiusitas identik setiap orang yang beragama adalah seseorang

yang mengikuti ajaran agamanya, tidak hanya identik dengan

agama. Religius menurut Islam adalah “melaksanakan ajaran agama

secara keseluruhan” (Bawono & Oktaviani, 2016). Menurut Glock

& Stark (1965) religiusitas penting bagi perkembangan konsep

spiritualitas dalam psikologi agama. Meskipun religiusitas diakui


memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kehidupan setiap orang,

beberapa orang merasa aneh dan meresahkan untuk mendiskusikan

atau mempelajarinya. Dibandingkan dengan orang yang tidak

memiliki rasa religiusitas yang kuat, mereka yang memiliki rasa

religius cenderung lebih bahagia dan puas dengan hidupnya.

(Suprihati et al., 2021).

Religiusitas didefinisikan oleh Mahudin, Noor, Dzulkifli,

dan Janon (2016:112) dalam Santoso & el Adawiyah (2019),

“Religion is the bond between God as the Ultimate Reality and His

creations, with humans being one of the creations. It is a way of life

(al-din) or path (tariqat) with God as the anchor that encompasses

the sum total of a Muslim’s work, faith, and being.” Menurut uraian

ini, religiusitas dalam Islam berfungsi sebagai jembatan antara

Tuhan, kebenaran hakiki, dan ciptaan-Nya. Bagi umat Islam, Tuhan

berfungsi sebagai sumber inspirasi yang meresapi semua tindakan,

keyakinan, dan kehidupan sehari-hari mereka. (Santoso & el

Adawiyah, 2019).

Seorang Muslim yang mempraktikkan Islam sebagai cara

hidup akan sangat berhati-hati dalam semua yang mereka lakukan,

termasuk apa yang mereka makan. Hal ini sesuai dengan Q.S. Al-

Hajj ayat 67 yang berbunyi:


Artinya: “Bagi tiap-tiap umat telah Kami tetapkan syari'at

tertentu yang mereka lakukan, maka janganlah sekali-kali mereka

membantah kamu dalam urusan (syari'at) ini dan serulah kepada

(agama) Tuhanmu. Sesungguhnya kamu benar-benar berada pada

jalan yang lurus”. Penerapan prinsip-prinsip Islam yang tepat atau

tidak tepat memiliki dampak yang signifikan terhadap pilihan

seseorang untuk mengkonsumsi barang halal atau tidak, agama

dapat berdampak pada pandangan dunia dan perilaku seseorang.

Umat Islam harus menjunjung tinggi prinsip-prinsip agama, seperti

larangan bunga. Hal ini mendorong penggunaan jasa keuangan

syariah oleh masyarakat umum. Mayoritas umat Islam yang

tergolong sangat religius dipengaruhi dalam pilihannya untuk

menggunakan barang dan jasa yang sesuai dengan hukum syariah

Islam oleh penawaran lembaga keuangan syariah yang didasarkan

pada hukum Islam, khususnya hukum Fiqh Muamalah, atau hukum

fundamental. yang melarang riba dalam transaksi keuangan

(Wijanarko & Rachmawati, 2020).

Agama merupakan sumber utama dari religiusitas, oleh

sebab itu religiusitas dan agama tidak dapat dipisahkan satu sama

lain. Dalam konteks ini yang dimaksud agama adalah agama Islam,

dan sumber utama ajaran Islam adalah Al-Qur’an dan Hadits. Orang

yang religius adalah orang yang berperilaku sesuai ajaran Islam yang

sumber ajarannya adalah Al-Qur’an dan Hadits. Religiusitas


diposisikan sebagai kontributor potensial untuk memahami

pengetahuan keuangan dengan mengimplementasikan praktik dan

keyakinan keagamaan. Ketika menggunakan variabel religiusitas,

agama tidak dapat dihindari untuk dianalisis. Hal ini karena agama

identik dengan kesehatan mental, dapat mengurangi kecemasan,

memberikan kepastian, menawarkan harapan, menciptakan

pengendalian diri, menggunakan aturan di dunia yang tidak teratur,

dan menciptakan identitas diri (Yunus et al., 2020).

b) Dimensi Religiusitas

Menurut t Glock and Starks dalam Mardiana et al (2021) dalam

Islam terdapat 5 dimensi religiusitas, yaitu (Mardiana et al., 2021):

1) Keyakinan

Merupakan tingkatan sejauh mana seseorang menerima hal-hal

yang dogmatik dalam agamanya. Dimensi ini berisi pengharapan

dimana orang yang religius berpegang teguh pada pandangan

teologis tertentu dan mengakui kebenaran doktrin tersebut.

Dimensi keyakinan ini menuntut melakukan praktek-praktek

peribadatan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam

2) Praktik Agama

Merupakan tingkatan sejauh mana seseorang mengerjakan

kewajiban-kewajiban ritual dalam agamanya. Dimensi ini

mencakup perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang

dilakukan orang untuk menunjukkan komitmen terhadap agama


yang dianut. Dimensi ini berwujud perilaku masyarakat agama

tertentu yang dalam menjalankan ritual-ritual berkaitan dengan

agama.

3) Pengalaman

Merupakan perasaan-perasaan yang pernah dialami dan

dirasakan. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat

keyakinan keagamaan, praktik, pengalaman, dan pengetahuan

seseorang dari hari ke hari.

4) Pengetahuan Agama

Merupakan n sejauh mana individu mengetahui, memahami

tentang ajaran-ajaran agamanya, terutama yang ada dalam kitab

suci dan sumber lainnya. Dalam islam meliputi pengetahuan

tentang isi AlQur’an, pokok-pokok ajaran yang harus diimani

dan dilaksanakan, hukum Islam dan pemahaman terhadap

kaidah-kaidah keilmuan ekonomi Islam atau Perbankan Syariah.

5) Konsekuensi

Merupakan dimensi yang mengukur seberapa jauh perilaku

seseorang yang dimotivasi oleh ajaran-ajaran agama dalam

kehidupan social.

4. Persepsi

a) Pengertian Persepsi

menurut Yuniarti (2015) dalam (Imran dan Hendrawan, 2017)

persepsi adalah sebagai proses mengorganisasikan dan memaknakan


kesan-kesan indra untuk memberikan arti terhadap lingkungannya.

Sedangkan menurut Webster dalam (Syahrial, 2018) persepsi adalah

proses bagaimana stimulus-stimulus (yang mempengaruhi

tanggapan-tanggapan itu diseleksi dan diinterprestasikan.

Persepsi adalah proses kognitif yang dipergunakan oleh individu

untuk menafsirkan dan memahami dunia sekitarnya. Dengan kata lain,

persepsi mencangkup penerimaan stimulus yang diorganisasikan, dan

penerjemahan atau penafsiran stimulus yang diorganisasikan dengan

cara yang dapat mempengaruhi perilaku dan pembentukan sikap

(Haryo, 2004:17) dalam (Supiani dkk, 2021). Berdasarkan definisi

yang dijabarkan oleh para ahli maka dapat ditarik kesimpulan bahwa,

persepsi adalah suatu proses mengorganisasikan dan memaknakan

seseorang untuk menafsirkan dan memahami sebuah tanggapan

dengan cara yang dapat mempengaruhi sikap dan pembentukan

perilaku.

b) Indikator Persepsi

Menurut (Sobur, 2003) dalam (Nurohman dan Qurniawati, 2021)

persepsi memiliki 3 indikator yaitu:

1) Seleksi

Rangsangan yang berasal dari luar atau dari Indera berkaitan

dengan intesitasitas dan jelas.


2) Inteprestasi

Proses pengorganisasikan informasi yang mampu memberikan

arti bagi orang lain.

3) Pembulatan

Proses penarikan kesimpulan dan tanggapan berdasarkan

informasi yang diterima oleh sesorang.

B. Studi Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2Variabel Penelitian Terdahulu

Nama Judul Hasil


No. Variabel
Penelitian Penelitian Penelitian

Pengaruh Literasi Hasil penelitian

Keuangan Literasi bahwa variabel

Syariah, Keuangan Literasi Keuangan

Religiusitas dan Syariah (X1) Syariah,

Persepsi Religiusitas, dan


(Falevy,
Mahasiswa Religuisitas Persepsi
Suryani, &
1 JABODETABEK (X2) berpengaruh positif
Priyanto,
Terhadap dan signifikan
2022)
Keputusan Persepsi (X3) terhadap keputusan

Menggunakan menggunakan

Layanan Keputusan layanan perbankan

Perbankan Menggunakan syariah

Syariah (Y)
Pengaruh Literasi Hasil penelitian

Keuangan Literasi bahwa variabel

Syariah Terhadap Keuangan Literasi Keuangan

Keputusan Syariah (X1) Syariah berpengaruh


(Jaelani &
Menggunakan positif dan
2. Mutaqin,
Lembaga Keputusan signifikan terhadap
2023)
Keuangan Menggunakan keputusan

Syariah (Y) menggunakan

produk lembaga

keuangan syariah

Pengaruh Brand Hasil penelitian

Image, Literasi Brand Image bahwa variabel

Keuangan (X1) Brand Image dan

Syariah, dan Literasi Keuangan

Shariah Literasi Syariah berpengaruh

(Niswatun & Governance, Keuangan positif dan


3
Susilo, 2022) Terhadap Syariah (X2) signifikan

Keputusan sedangkan variabel

Menggunakan Shariah Shariah Governance

Jasa Perbankan Governance tidak berpengaruh

Syariah (X3) signifikan terhadap

keputusan
Keputusan menggunakan jasa

Menggunakan perbankan syariah di

(Y) kabupaten Jepara

Analisis Dampak Hasil penelitain

Tingkat Literasi Literasi bahwa variabel

Keuangan Keuangan Literasi Keuangan

Syariah, Syariah (X1) Syariah berpengaruh

Religiusitas dan positif dan tidak

Akses Layanan Religiusitas signifikan


(Munardi &
Terhadap (X2) sedangkan
4 Hasibuan,
Penggunaan Religiusitas dan
2020)
Produk Keuangan Ases Layanan Ases Pelayanan

Syariah (X3) berpengaruh positif

dan signifikan

Penggunaan terhadap

Produk (Y) penggunaan produk

Keuangan syariah

Pengaruh Literasi Hasil penelitian


(Lestari,
Keuangan Literasi bahwa variabel
Cahyaningtyas,
Syariah, Keuangan Literasi Keuangan
5 & Isnaini,
Pengetahuan, Syariah (X1) Syariah,
2023)
Religiusitas dan Pengetahuan, dan

Uang Saku Uang Saku


Terhadap Minat Pengetahuan berpengaruh positif

Mahasiswa (X2) dan signifikan

Menjadi Nasabah sedangkan variabel

Pada Bank Religiusitas Religiusitas

Syariah (X3) berpengaruh positif

dan tidak signifikan

Uang Saku terhadap Minat

(X4) Mahasiswa Menjadi

Nasabah Pada Bank

Minat Syariah

Mahasiswa

(Y)

The Effect Of The results of the

Islamic Financial Islamic study showed that

Literacy, Financial the variables of

Religiosity, And Literacy (X1) Islamic Financial

LifestyleOn Literacy,
(Guntur &
6 Decision To Religiosity Religiosity, and
Kaban, 2021)
UseIslamic Bank (X2) Lifestyle had a

Products For positive and

Millennial Lifestyle (X3) significant effect on

Generation In the decision to use

Greater Jakarta Islamic bank


Usage products for the

Decision (Y) millennial

generation in

Jabodetabek

Antecedents of The results of the

Saving Decision Islamic study showed that

at Sharia Banks: Financial the variables of

Islamic Financial Literacy (X1) financial literacy

Literacy, and service quality

Religiosity and Religiosity had a positive and

(Rachmatulloh Service Quality (X2) significant effect

7 & Solekah, (Studies on while religiosity had

2021) Millennial Service no significant effect

Generation) Quality (X3) on the antecedent of

saving decisions

Antecedents

of Saving

Decision (Y)

(Perception of Perception of Financial The results of the

Islamic Islamic Student Literacy (X1) study showed that


8
Student Interest in the variables of

Interest in Stock Investment: Financial Literacy


Stock Financial Financial and Financial

Investment: Literacy, Behavior Behavior had a

Financial Financial (X2) positive and

Literacy, Behavior, and significant effect

Financial Risk Perception Risk while the variable

Behavior, and Perception risk perception had

Risk (X3) an insignificant

Perception, effect on investment

2022) Perception interest

of Islamic

Student

Interest (Y)

C. Hipotesis

Gambar 2.1Kerangkas Konseptual


H1: Literasi Keuangan Syariah berpengaruh positif terhadap keputusan

menggunakan layanan perbankan syariah

H2: Religisitas berpengaruh positif terhadap keputusan menggunakan layanan

perbankan syariah

H3: Persepsi Mahasiswa berpengaruh Positif terhadap keputusan menggunakan

layanan perbankan syariah.


BAB3 PEMBAHASAN

A. Penerapan

Industri perbankan syariah telah lama dinantikan oleh segenap

masyarakat muslim yang menginginkan sebuah sistem perbankan

berlandaskan prinsip syariah di Indonesia. Meskipun kini bank syariah telah

hadir, namun masih banyak dinamika yang dihadapi oleh perbankan

syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menjabarkan pengaruh dari literasi

keuangan syariah, religiusitas dan persepsi mahasiswa jabodetabek terhadap

keputusan menggunakan layanan perbankan syariah. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa variabel literasi keuangan syariah, religiusitas dan

persepsi mahasiswa memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

keputusan menggunakan layanan perbankan syariah.

B. Perbandingan antara teori/penelitian terdahulu dan praktek

Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh litarasi keuangan syariah,

religulisitas, dan persepsi mahasiswa di jabodetabek terhadap keputusan

menggunakan layanan perbankan syariah. Berdasarkan hasil penlitian,

ditemukan bahwa:

1. Literasi Keuangan Syariah: Tingkat pemahaman mahasiwa tentang

konsep keuangan syariah berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusann menggunakkan layanan perbankan syariah.


2. Religiusitas: tingkat religiusitas juga memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan menggunakan layanan perbankan

syariah.

3. Persepsi Mahasiswa: perpesi mahasiswa terhadap layanan perbankan

syariah juga memengaruhi keputusan mereka dalam menggunakan

layanan tersebut.

Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting bagi industry

perbankan syariah di Indonesia. Meskipun bank syariah telah hadir,

dinamika yang dihadapi oleh sektor ini masih relavan. Dengan memahami

factor-faktor yang memengaruh keputusan penggunaan layanan perbankan

syariah, bank-bank dapat mengembangkan strategi yang lebih efektif

untuk memenuhi kebutuhan nasabah

C. Pembahasan

Penelitian ini mengeksplorasi pengaruh literasi keuangan syariah,

religiusitas, dan persepsi mahasiswa terhadap keputusan menggunakan

layanan perbankan syariah. Berdasarkan hasil penlitian, ditemukan hal-hal

berikut:

1. Literasi keuangan syariah: Variabel literasi keuangan syariah memiliki

pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan mahasiswa dalam

menggunakan layanan perbankan syariah. Literasi keuangan syariah

membantu mahasiswa memahami prinsip-prinsip syariah yang

mendasari system perbankan ini.


2. Religiusitas: meskipun variabel religiusitas memiliki pengaruh positif,

namun tidak signifikan terhadap kuputusan mahasiswa. Religiusitas

mungkin memainkan peran dalam memotivasi penggunaan layanan

perbankan syariah, tetapi factor lain juga memengaruhi keputisan ini.

3. Persepsi mahasiswa. Persepsi mahasiswa tentang perbankan syariah

juga memilikki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

penggunaan layanan ini. Persepsi ini mencakup pendangan mahasiswa

tentang kepatuhan perbankan syariah terhadap prinsip-prinsip islam.

Dengan demikian, penelitian ini menunjukan bahwa pemahaman literasi

keuangan syatiah dan persepsi positif terhadap perbankan syariah berperan

penting dalam keputusan mahasiswa untuk menggunakan layanan

perbankan syariah.
BAB4 PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel literasi keuangan

syariah, religiusitas, dan persepsi mahasiswa memiliki pengaruh yang

positif dan signifikan terhadap keputusan menggunakan layanan perbankan

syariah. Dalam konteks industry perbankan syariah di Indonesia, penelitian

ini memberikan wawasan tentang fator-faktor yang memengaruhi prefensi

pengguna dalam memilih layanan perbankan yang berlandasan prinsip

syariah.

Literasi keuangan syariah memainkan peran penting dalam

membentuk pemahaman dan pengetahuan mahasiswa tentang produk dan

layanan perbankan syariah. Religiusitas juga berkontribusi, meskipun tidak

signifikan sebanding dengan pengaruh persepsi terhadap layanan perbankan

syariah. Dengan demikian, upaya meningkatkan literasi keuangan syariah

dan memperkuat persepsi positif terhadap layanan perbankan syariah dapat

membantu mendorong penggunaan layanan ini.

B. Saran

1. Literasi Keuangan Syariah: literasi keuangan syriah merujuk pada

pemahaman individu tentang prinsip-prinsip keuangan syriah, termasuk

produk dan layanan yang ditawarkan oleh bank syariah, semakin


mampu individu memahami manfaat dan resiko dari layanan perbankan

syariah.

2. Religiusitas: factor religiusitas memainkan peran penting dalam

keputusan menggunakan layanan perbankan syariah. Individu yang

memiliki tingkat religiusitas yang tinggi cendrung lebih memilih

layanan yang sesuai dengan prinsip-prinsip agama mereka.

3. Persepsi Mahasiswa: persepsi mahasiswa tentang layanan perbankan

syariah jugas memengaruhi keputusan mereka. Jika mahasiswa

memiliki persepsi positif tentang keberlanjutann, keamanan, dan

manfaat layanan perbankan syriah, mereka lebih cendrung memilihnya.

Dengan demikian, pendekatan yang holistic yang menggabungkan literasi

keuangan syariah, factor religiusitas, dan persepsi mahasiswa membantu

meningkatkan penggunaan layanan perbankan syariah di kalangan

mahasiswa. Semakin banyak informasi dan pemahaman yang dimiliki

mahasiswa tentang laynan perbankan syariah, semakin baik mereka dapat

membuat keputusan sesuai denan nilai-nilai dan prinsip agama mereka.


DAFTAR PUSTAKA

Bawono, A., & Oktaviani, M. (2016). Analisis Pemahaman, Produk, dan Tingkat
Religiusitas terhadap Keputusan Mahasiswa IAIN Menjadi Nasabah Bank
Syariah Cabang Salatiga. : Jurnal Ekonomi Dan PerbankanSyariah, 7(1),
29. https://doi.org/10.18326/muqtasid.v7i1.29-53, 29-53.

Falevy, M. I., Suryani, & Priyanto, P. D. (2022). Pengaruh Literasi Keuangan


Syariah, Religiusitas dan Persepsi Mahasiswa JABODETABEK Terhadap
Keputusan Menggunakan Layanan Perbankan Syariah . An-Nisbah Jurnal
Perbankan Syariah Volume3, Nomor1, 1-21.

Guntur, M., & Kaban, R. F. (2021). The Effect Of Islamic Financial Literacy,
Religiosity, And LifestyleOn Decision To UseIslamic Bank Products For
Millennial Generation In Greater Jakarta. Management Research Studies
Journal Volume II, Issue 2, 67-77.

Haryanto, R. (2021). Manajemen Pemasaran Bank Syariah (Teori dan Praktik).


Duta Media Publishing.

Imran, B. H. (2017). Pengaruh Persepsi Masyarakat Batam Tentang Bank Syariah


Terhadap Minat Menggunakan Produk Bank Syariah. Journal of Business
Administration Vol 1, No 2,, 209-218.

Jaelani, I., & Mutaqin, K. (2023). Keuangan Syariah Terhadap Keputusan


Menggunakan Lembaga Keuangan Syariah. El-Ecosy: Jurnal Ekonomi dan
Keuangan Islam, 24-35.

Lestari, D. I., Cahyaningtyas, S. R., & Isnaini, Z. (2023). Pengaruh Literasi


Keuangan Syariah, Pengetahuan, Religiusitas dan Uang Saku Terhadap
Minat Mahasiswa Menjadi Nasabah Pada Bank Syariah. Jurnal Riset
Mahasiswa Akuntansi Vol. 3 No. 3, 68-82.
Mardiana, E., Thamrin, H., & Nuaraini, P. (2021). Analisis Religiusitas Terhadap
Minat Nabung di Bank Syariah Kota Pekanbaru. Jurnal Tabarru’ : Islamic
Banking and Finance, 4(2).

Munardi, & Hasibuan, A. F. (2020). Analisis Dampak Tingkat Literasi Keuangan


Syariah, Religiusitas dan Akses Layanan Terhadap Penggunaan Produk
Keuangan Syariah. J-EBIS (Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam) Volume 5
Nomor 2, 109-126.

Nasution, A., & Fatria, M. (2019). nalisis Faktor Kesadaran Literasi Keuangan .
EQUILIBRIUM: Jurnal Ekonomi Syariah, 7(1), 40-63.

Niswatun, & Susilo, E. (2022). Pengaruh Brand Image, Literasi Keuangan Syariah,
dan Shariah Governance, Terhadap Keputusan Menggunakan Jasa
Perbankan Syariah. AL HUKMU:Journal of Islamic Law and Economics,
Vol. 01, No. 1, 1-11.

Nurohman, & Qurniawati. (2021). Persepsi Nasabah Generasi Z Pasca


Pengumuman Merger Bank Syariah. Jurnal Among Makarti Vo. 14 No.2.

Perception of Islamic Student Interest in Stock Investment: Financial Literacy,


Financial Behavior, and Risk Perception. (2022). SERAMBI: Jurnal
Ekonomi Manajemen dan Bisnis Islam Vol 4, No. 2, 139-150.

Rachmatulloh, D. P., & Solekah, N. A. (2021). Antecedents of Saving Decision at


Sharia Banks: Islamic Financial Literacy, Religiosity and Service Quality
(Studies on Millennial Generation). Al-Tijary Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Islam Vol. 6, No. 2, 97-111.

Salim, M., & Devi, A. (2022). Pengaruh Literasi Keuangan Syariah, Islamic
Branding, dan Religiusitas terhadap Keputusan Mahasiswa Dalam
Menggunakan Jasa Perbankan Syariah: Studi Pada Mahasiswa
FAIUniversitas Ibn Khaldun Bogor Angkatan 2017-2018. EL-MAL: Jurnal
Kajian Ekonomi & Bisnis, 5(2), 226-244.
Santoso, I., & El Adawiyah, S. (2019). Branding Islam dan Religiusitas Individu
pada Keputusan Nasabah Dalam Menggunakan Produk Bank Syariah .
BASKARA: Journal of Business & Entrepreneurship, 2(1).
https://doi.org/10.24853/baskara.2.1.1-12, 1-12.

Supiani. (2021). Pengaruh Budaya dan Persepsi Masyarakat Terhadap Keputusan


Menabung di Bank Syariah. Journal Islamic Banking and Finance Volume
1 Nomor 1.

Suprihati, s., Sumadi, S., & Thi'in, M. (2021). Pengaruh Religiusitas, Budaya,
Pengetahuan Terhadap Minat Masyarakat Menabung di Koperasi Syariah.
Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 7(1), 443.
https://doi.org/10.29040/jiei.v7i1.1627.

Wijanarko, A., & Rachmawati, L. (2020). Pengaruh Literasi Keuangan Syariah,


Islamic Branding, Dan Religiusitas Terhadap Keputusan Mahasiswa Dalam
Memilih Layanan Keuangan Syariah. Jurnal Ekonomika Dan Bisnis Islam,
3(1), 104-116.

Yunus, D., Rodoni, A., Presetyowati, R., Suma, A., Ali, A., & Al-Haddad, U.
(2020). Characteristics of Islamic Financial Literacy based on Demographic
and Religiosity. Proceeding of the 3rd International Colloquium on
Interdisciplinary Islamic Studies. https://doi.org/10.4108/EAI.20-10-
2020.2305162.

Anda mungkin juga menyukai