Anda di halaman 1dari 42

1

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini akan dijelaskan hasil penelitian dari berbagai

permasalahan yang diperoleh peneliti dilapangan. Data penelitian tentang strategi

efektif pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran untuk mendukung proses

belajar siswa di SD Negeri 74 Kota Bengkulu. SD Negeri 74 Kota Bengkulu

adalah sebuah lembaga Sekolah Dasar Negeri yang berlokasi di Jl. H. Adam

Malik, Pagar Dewa, Kota Bengkulu. SD Negeri ini memulai kegiatan pendidikan

belajar mengajar sekitar pada tahun 1975. SD Negeri 74 Kota Bengkulu

memperoleh akreditasi grade A (akreditasi tahun 2022) dari

1857/BAN-SM/SK/2022. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2023.

Peneliti meminta izin terlebih dahulu kepada pihak SD Negeri 74 Kota Bengkulu

satu minggu sebelumnya untuk melakukan wawancara. Berikut ini hasil

penelitian yang diperoleh.

1. Strategi Efektif Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran


Untuk Mendukung Proses Belajar Siswa SD Negeri 74 Kota
Bengkulu

Strategi efektif pengelolaan sarana dan prasarana pembelajaran

untuk mendukung proses proses belajar siswa SD Negeri 74 Kota

Bengkulu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sekolah didalam proses

belajar. Perencanaan sarana dan prasarana di SD Negeri 74 Kota

Bengkulu merupakan langkah untuk menetapkan kebutuhan di sekolah

yang disesuai prosedur yang di tetapkan pemerintah, sehingga pengadaan


2

tersebut dapat di gunakan dan dimanfaatkan secara efetif dan efisien. Hal

ini senada dengan hasil penelitian Ningrum, T.A., Westy. Z, (2019) yang

menjelaskan bahwa strategi efektif pengelolaan sarana prasarana

pembelajaran merupakan salah satu upaya penunjang hasil pembelajaran

di sekolah dengan memperhatikan penggunaan sarana dan prasarana agar

bermanfaat dalam kegiatan belajar, serta penggunaan sarana dan

prasarana dapat efektif dan efisien sesuai dengan tujuan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Sekolah SD

Negeri 74 Kota Bengkulu yaitu Ibu YS yang mengatakan bahwa

“Dilakukan perencanaan berdasarkan visi misi dalam mengembangkan

strategi sarana prasarana disekolah”. Diperkuat Kemudian di perjelas

lagi dangan penjelasan SAN selaku bidang tata usaha ia mengatakan

“Menganalisa kebutuhan sapras untuk mencapai visi dan misi sekolah”.

Selain dalam pelaksanaan perencanaan sapras di SD 74 Kota Bengkulu

terdapat tindakan tindakan yang diambil oleh manajemen sapras seperti

langkah rapat internal sekolah sebagaimana yang di katakan oleh kepala

sekolah Ibu YS beliau mengatakan “Manajemen sapras menganalisa,

mengidentifikasi, dan menilai keefektifan pengelolaan sapras disekolah

secara berkala”.

Terkait dengan data yang diperoleh berdasarkan dari

pengamatan peneliti yang berkaitan dengan perencanaan untuk

mewujudkan visi misi sekolah terhadap perencanaan strategi pengelolaan

sarana dan prasarana pembelajaran dalam mendukung proses belajar


3

siswa di SD 74 Kota Bengkulu sebagaimana pendapat yang diperoleh

dari responden bahwa strategi pengadaan sapras dalam mendukung

proses belajar siswa untuk menciptakan mutu hasil belajar sudah

memenuhi sesuai dengan rencana yang ditetapkan sehingga perencanaan

manajemen strategi pengelolaan sarana dan prasarana SD 74 Kota

Bengkulu dapat berjalan dengan baik.

2. Perencanaa Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk


Mendukung Proses Belajar Siswa SD Negeri 74 Kota Bengkulu

Selain dalam pelaksanaan perencanaan sapras di SD Negeri 74

Kota Bengkulu terdapat tindakan tindakan yang diambil oleh pengelola

sapras sebagaimana yang di katakan oleh kepala sekolah Ibu YS beliau

mengatakan “Pengelola sapras menganalisa, mengidentifikasi, dan

menilai keefektifan daya dukung pembelajaran secara berkala”. Hal

senada juga dikatakan oleh Wakasapras Bapak UJ beliau mengatakan

“Sebagai penanggungjawab pengelolaan sapras, dilakukan perencanaan

terlebih dahulu untuk mengetahui kebutuhan sapras sekolah”. Kepala

bagian Tata Usaha Bapak NR memperkuat pendapat dari Wakasapras

Bapak AS beliau mengatakan bahwa “Dilakukan evaluasi kebutuhan

sapras dalam menyusun rencana strategi sapras di sekolah berdasarkan

dari hasil kesenjangan ketersediaan sapras”.

Berdasarkan dari informasi yang diperoleh dari sumber diatas,

hasil penelitian ini diperkuat oleh hasil pengamatan yang dilakukan oleh

peneliti di SD Negeri 74 Kota Bengkulu dengan meninjau visi dan misi

dan profil sekolah sebagaimana di kemukakan oleh Kepala Sekolah di


4

SD Negeri 74 Kota Bengkulu Ibu YS mengatakan “Bahwa profil sekolah

merupakan gambaran dari Visi dan Misi sekolah sebagai dasar

perencanaan dan penyusunan strategi sapras sekolah”. Selain itu

diperkuat juga oleh pengelola sapras Bapak AS selaku penanggung

jawab di bagian Sarana dan prasarana yang mengatakan “Konsisten

terhadap rencana, visi, dan misi sekolah dalam upaya menyusun strategi

serta pengelolaan terhadap sapras”. Transkrip wawancara secara

lengkapa dapat dilihat dalam lembar lampiran halaman 90.

Senada dengan hasil penelitian Suhandi (2019) bahwa

perencanaan strategi pengelolaan Sapras pembelajaran merupakan

kegiatan dalam mengelola secara profesional dalam rangka

terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif dan efisien secara

rinci bertujuan: a. Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana

pendidikan secara tepat dan efisien b. Mengupayakan pemeliharaan

pengelolalaan Sapras sekolah sehingga keberadaan selalu dalam kondisi

siap pakai saat di pelukan oleh semua personil sekolah c. Mengupayakan

pengadaan Sapras pembelajaran melalui soistem perencanaan dan

pengadaan yang hati-hati dan saksama dan prasarana pembelajaran yang

baik dan berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan sekolah dan efisien

dari segi dana.

Berdasarkan informasi yang diperoleh diatas yang dilakukan

oleh peneliti sebagaimana penyataan dari informan mengatkan bahwa

sapras disekolah telah memenuhi kebutuhab dalam proses belajar


5

mengajar. Selain itu, manajemen sekolah sebagai motor penggerak yaitu

Kepala Sekolah yang bertanggung jawab terhadap pendanaan yang

merupakan factor utama yang mampu menghambat ketersediaan sapras.

Seperti yang dikatakan kepala sekolah Ibu YS ia mengatakan “Faktor

utama penghambat pengelolaan sapras adalah finansial yang kurang

mencukupi sedangkan faktor pendukung sapras adalah peran aktif

masyarakat diwilayah setempat termasuk keterlibatan wali. Diperkuat

oleh apa yang di sampaikan oleh Wakil Kepala Sekolah Ibu R beliau

mengatakan “Faktor penghambat pengelolaan sapras yaitu adanya

peralihan anggaran dan kebutuhan sekolah yang selalu berubah-ubah.

Ibu D selaku KTU di SD 74 Negeri Kota Bengkulu yang juga

mengatakan “Secara internal faktor penghambat pengelolaan sapras

adalah kebutuhan kebutuhan yang tidak terencana sedangkan faktor

eksternal adalah pengadaan tidak sesuai dengan dana”. Hal yang sama di

sampaikan oleh guru mata pelajaran kelas II Ibu DK ia mengatakan

“Faktor penghambat dalam proses mengajar adalah kurangnya fasilitas.

Hasil pengamatan dan wawancara dengan informan terhadap faktor

penghambat internal dan eksternal sekolah terdapat adanya gangguan

dalam proses perencanaan sapras disekolah seperti system yang

diterapkan kurang terkendali. Ditemukan beberapa faktor status sapras

yang ada kurang teridentifikasi, hal ini yang dikemukakan oleh Kepala

sekolah beliau mengatakan “Membentuk tim pengelolaan sapras

disekolah. Hal serupa juga di katakan oleh Wakil kurikulum Ibu R beliau
6

mengatakan “Berperan aktif terhadap system pengelolaan sapras sekolah.

Dan diperkuat oleh Kepala Tata Usaha Bapak TA beliau mengatakan

“Menunjuk petugas penanggung jawab pengelolaan sapras. Selain itu,

dikatakan oleh Ibu RT selaku guru mata pelajaran di sekolah “Para guru

mata pelajaran terlibat terhadap pengendalian sapras.

Terkait dengan keterlibatan tenaga pendidik dalam

pengendalian sapras merupakan upaya dalam menerapkan strategi SD

Negeri 74 Kota Bengkulu baik jangka panjang maupun jangka pendek

untuk mendukung proses pembelajaran dalam mewujudkan mutu hasil

belajar siswa. sebagaimana disampaikan oleh kepala sekolah saat

mewawancarai Ibu YS terkait dengan program sekolah beliau

mengatakan “Menyusun strategi pengelolaan sapras jangka panjang dan

jangka pendek. Diperkuat oleh petugas Sapras Bapak SA ia mengatakan

“Merencanakan kebutuhan sapras sekolah dan menidentifikasi status

sapras secara berkala. Menurut TA selaku kepala Tata Usaha

“Menetapkan rencana strategi pengelolaan sapras jangka panjang dan

jangka pendek.

Apa yang dijelaskan oleh informan terkait dengan strategi

pengelolaan Sapras terhadap strategi jangka panjang dan pendek dapat

disimpulkan bahwa program pengelolaan sapras disekolah sitentukan

berdasarkan kebutuhan dalam upaya menunjang proses belajar mengajar

yang efektif dan bermutu. Transkrip wawancara secara lengkapa dapat

dilihat dalam lembar lampiran halaman 92.


7
8

3. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk


Mendukung Proses Belajar Siswa Di SD 74 Kota Bengkulu

Menurut Fathurrochman, I., Siswanto , Anggraeni, R., Kumar,

K.S (2021) Pengadaan Sapras merupakan kegiatan yang dilakukan untuk

menyediakan semua jenis sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai

dengan kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Dalam konteks persekolahan. Selaras dengan upaya yang dilakukan oleh

SD Negeri 74 Kota Bengkulu untuk memenuhi kebutuhan demi

kelancaran dalam proses pendidikan disekolah dengan mengacu pada apa

yang telah direncanakan sebelumnya. Ada beberapa cara yang ditempuh

untuk mendapatkan perlengkapan yang dibutuhkan di sekolah.

Pengadaan sarana dan prasarana disekolah di selaraskan dengan

kemampuan dilakukan dari pihak sekolah dalam pengelolaannya maupun

pengoprasian sarana yang ada di sekolah. Didalam operasional semua

harus mempunyai penanggung jawab dan mempunyai keahlian dari

setiap sarana yang ada, hal ini yang di katakan kepala sekolah SD Negeri

74 Kota Bengkulu Ibu YS beliau mengatakan “Membentuk tim

pengelolaan sapras terhadap rencana Pengadaan sapras”. Hal senada

yang di katakan Petugas Sapras Bapak SA terkait strategi sapras

pembelajaran beliau mengatakan “Memeriksa, mengidentifikasi, dan

menilai status sapras”. Diperjelas oleh petugas sapras bapak TA selaku

KTU ia mengatakan “Evaluasi sapras secara berkala disetiap ruang dan


9

bangunan sekolah”.

Di SD 74 Negeri Kota Bengkulu mempunyai rencana strategi

dan pengadaan sapras dalam mewujudkan visi misi sekolah seperti yang

dikatakan oleh kepala sekolah Ibu YS ia Mengatakan “Menyusun

program jangka panjang dan jangka pendek pengelolaan sapras. Hal

senada yang disampaikan oleh petugas sapras Bapak SA mengatakan

“Pemenuhan rencana strategi dalam pengelolaan Sapras baik jangka

panjang maupun jangka pendek

. Selaras dengan menurut Guru kelas II ibu NA beliau

mengatakan “Pengadaan Sapras sesuai dengan strategi pengelolaan

jangka panjang dan jangka pendek”. Sebagaimana yang di katakan

Kepala Sekolah SD Negeri 74 Kota Bengkulu Ibu YS “Penggunaan dan

pemanfaatan sapras disesuaikan dengan keburuhan proses belajar

mengajar. Senada dengan pendapat Kepala TU Bapak TA ia mengatakan

“Penggunaan sapras dan pemenfaatanya memenuhi visi dan misi

sekolah. Bapak SA petugas sapras di SD Negeri 74 Kota Bengkulu

berpendapat “Pengendalian sapras sekolah sesuai dengan perencanaan

yang telah disusun sebelumnya.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa

Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk Mendukung

Proses Belajar Siswa SD Negeri 74 Kota Bengkulu mampu mendukung

proses pembelajaran sesuai dengan strategi jangka panjang dan jangka

pendek diperkuat oleh Undang-undang Guru dan Dosen Nomor 14


10

Tahun 2005 bahwa pengelolaan adalah seperangkat sistem manajemen

pembelajaran berdasarkan aspek pengetahuan, keterampilan, dan

perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dan

manajemen sekolah dalam melaksanakan tugas keprofesionalannya.

Transkrip wawancara secara lengkapa dapat dilihat dalam lembar

lampiran halaman 94.

4. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk


Mendukung Proses Belajar Siswa Di SD 74 Kota Bengkulu

Di dalam pemeliharaan sarana dan prasarana Kepala Sekolah

SD Negeri 74 Kota Bengkulu ikut mengawasi program yang ada dan

yang sedang berjalan saat ini dan Kepala Sekolah juga mempunyai tim

yang di berikan pada beberapa guru maupun tenaga kependidikan untuk

mengawasi dan mejaga sarana dan prasarana yang ada di sekolah selain

itu juga Kepala Sekolah mengatakan pada semua elemen yang ada di

sekolah. Selaras dengan hasil penelitian Fatmawati (2019) yang

menjelaskan bahwa pemeliharaan Sapras merupakan kegiatan penjagaan

atau pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga barang tersebut

kondisinya baik dan siap digunakan.

Didalam pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah tentu ada

yang yang bertugas untuk melakukan pemriksaan kondisi Sapras dan

jalannya penggunaan sarana dan prasarana sekolah, seperti yang di

ungkapkan oleh kepala sekolah SD Negeri 74 Kota Bengkulu Ibu YS

mengatakan “Melakukan monitoring sapras secara berkala untuk


11

menjaga pemeliharaan sapras disekolah”. Hal yang sama juga

disampaikan oleh KTU Bapak TA ia mengatakan “Tim pengelolaan

sapras mengendalikan fasilitas pembelajaran yang telah disediakan dan

tenaga pengajar serta ikut terlibat terhadap pemeliharaan Sapras

sekolah”.

Hasil wawancara dengan informan terkait dengan pemeliharaan

sarana dan prasarana pembelajaran yang dilakukan oleh pihak sekolah

dan penanggung jawab sapras selain pemeliharaan tentu saja dari sekolah

juga melakukan evaluasi terkait dengan sapras yang ada di sekolah

untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan

atau sarana dan prasarana yang di gunakan berdasarkan rencana.

Wakil kurikulum Ibu R mengatakan “Sitem evaluasi sapras

tergantung dari faktor pendukung dan faktor penghambat yang timbul”.

Selaras dengan yang dikatakan oleh Bendahara sekolah ibu D beliau

mengatakan “Evaluasi dilakukan secara berkala atau tergantung laporan

dari guru terkait permasalahan yang dihadapi”.

Proses penilaian sapras sekolah mempunyai tujuan yang spesifik

sesuai dengan rencana strategi sekolah untuk mencapai suatu maksud

sebagaimana yang dikatakan oleh kepala sekolah SD Negeri 74 Kota

Bengkulu Ibu YS beliau mengatakan “Evaluasi sapras bertujuan untuk

mengetahuai sejauh mana kegunaan sarana dan prasarana apakah sudah

sesuai dengan fungsinya”. Pernyataan tersebut selaras dengan apa yang

dikatakan prtugas sapras Bapak SA beliau mengatakan “Mengambil


12

tindakan perbaikan dan preventif terhadap faktor penghambat yang ada”.

Diperkuat juga oleh Kepala TU Bapak TA beliau mengatakan “Kegiatan

pengawasan dan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana fungsi sapras”.

Hal senada yang dikatakan oleh salah satu guru kelas IV Ibu R beliau

mengatakan “Melakukan analisis risiko dan peluang untuk mengetahui

permasalahan yang akan muncul”.

Menurut kepala sekolah Ibu YS beliau mengatakan

“Membemtuk tim penilaian pengelolaan sapras disekola”. Hal senada

yang dikatakan oleh Wakil Kepala Sekolah Ibu R beliau mengatakan

“Penanggujawab sapras, finansial sapras, pemanfaatan sapras, masa

berlaku sapras”. Diperkuat oleh perkataan dari bendahara ibu D

mengatakan “Menentukan ruang logistic dalam pengelolaan,

pengendalian, dan identifikasi sapras sekolah”. Dipertegas oleh Guru

mata pealajaran Ibu Y ia mengatakan “Memastikan sistem keamanan

sapras. Dari hasil wawancara bahwasanya kepala sekolah sebagai motor

penggerak dari suatu proses perencanaan yang ada di sekolah dan terkait

dengan elmen yang terlibat dalam proses evaluasi untuk memudahkan

mendapatkan informansi setiap saat, agar dimana elmen tersebut orang-

orang yang berperan didalam lingkup sekolah yang ada saat ini dengan

bertujuan meningkatkan mutu pembelajaran di SD Negeri 74 Kota

Bengkulu. Transkrip wawancara secara lengkapa dapat dilihat dalam

lembar lampiran halaman 96.


13

5. Pemusnahan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk


Mendukung Proses Belajar Siswa di SD Negeri 74 Kota Bengkulu

Pemusnahan sapras merupakan kegiatan menghilangkan atau

memusnahkan suatu barang yang dikira sudah tidak layak guna atau tak

dapat digunakan dengan semestinya. Penghapusan sarana dan prasarana

pembelajaran adalah meniadakan barang-barang milik sekolah dari daftar

inventaris. Sebagaiman hasil penelitian Huda, M, N (2020) berpendapat

bahwa pemusnahan adalah kegiatan penghapusan (disposal) yang

merupakan penyingkiran barang–barang inventaris, karena tidak

diperlukan / dipergunakan lagi. Penghapusan barang adalah kegiatan

pembebasan barang dari pertanggung jawaban yang berlaku dengan

alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Penghapusan sarana dan

prasarana adalah kegiatan untuk menghilangkan sarana dan prasarana

dari daftar inventarisasi karena sudah tidak memiliki fungsi untuk

kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pada perundang-undangan yang berlaku, seperti

yang dikatakan oleh bendahara Ibu mengatakan “Tindakan preventive

sebelum sapras mengalami rusak parah”. Senada dengan yang di katakan

oleh kepala sekolah Ibu YS beliau mengatakan “Melakukan

penyimpanan dan menentukan ruang arsip sapras sekiranya sudah tidak

dipakai lagi sampai ada waktu untuk melakukan penghapusan”. Hal

tersebut di atas senada dengan pendapat guru kelas II Ibu JD beliau

mengatakan “Pemusnahan sapras disekolah jarang di lakukan akan tetapi

sapras yang dianggap kurang layak diserahkan kepihak ke tiga. Jadi


14

sapras yang kurang layak guna yang sekiranya sudah tidak dibutuhkan

lagi, dikembalikan lagi ke pihak penyuplai sapras. Hasil dari pengamatan

peneliti bahwa penghapusan sapras memang jarang dilakukan oleh

sekolah terbukti sapras disekolah yang berstatus tidak layak berjumlah

kecil.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut diatas dapat peneliti

simpulkan bahwa dalam penghapusan sapras di SD Negeri 74 Kota

Bengkulu jarang di lakukan karena jika ada barang yang mengalami

kerusakan segera diperbaiki oleh penyuplai sapras. Transkrip wawancara

secara lengkapa dapat dilihat dalam lembar lampiran halaman 98.

6. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pengelolaann Sarana Dan


Prasarana Pembelajaran Di SD Negeri 74 Kota Bengkulu

Suatu program yang dilakasanakan pada setiap sekolah berhasil

atau tidaknya bisa diukur dengan adanya faktor pendukung dan

penghambat. Begitu juga dengan pemanfaatan sarana dan prasarana

dalam proses pembelajaran di SD Negeri 74 Kota Bengkulu. Adapun

faktor pendukung dan penghambat pemanfaatan sarana dan prasarana

diperoleh dari data hasil wawancara kepala sekolah dan beberapa guru

seperti faktor Pendukung.

Secara umum faktor pendukung pemanfaatan sarana dan

prasarana dalam proses pembelajaran di SD Negeri 74 Kota Bengkulu

diantaranya adalah tersedianya sarana dan prasarana dalam pembelajaran

dan didukung oleh perawatan sarana dan prasarana secara berkala dalam

proses pembelajaran. Sebagaimana penelitian Kurniadi & Muchali.I.


15

2012 menjelaskan bahwa Faktor Penghambat pengelolaan Sapras dalam

upaya peningkatan mutu pembelajaran disuatu pembelajaran terdapat

hambatan dalam pelaksanaan administrasi sapras pembelajaran yaitu

masalah dana, keterbatasan jumlah dan keahlian yang dimiliki pelaksana

dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran, pelaksana tidak

menindak tegas terhadap pengguna yang tidak mematuhi tata tertib,

karena masih rendahnya kualitas sumber daya yang merupakan salah satu

penyebab sehingga terjadinya hambatan proses belajar mengajar.apalagi

guru yang mengajar bukan pada bidangnya dengan berbagai persoalan

internal, kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan kesulitan dalam

melakasanakan rencana yang telah ditentukan, karena kadang kadang

kelebihan waktu atau kurang waktu, sekolah sering berganti-ganti guru,

ketidaksesuaian antara keahlian dan mata pelajaran yang diajarkan.

Tersedianya sapras salah satu faktor pendukung pemanfaatan

sarana dan prasarana di SD Negeri 74 Kota Bengkulu adalah tersedianya

sarana dan prasarana karena keberadaanya sangat dibutuhkan dalam

pencapaian tujuan pendidikan. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu

DK selaku guru kelas IV dalam wawancaranya menyatakan bahwa

“Sapras mempunyai peranan yang sangat penting bagi terlaksananya

proses pembelajaran di sekolah serta menunjang tercapainya tujuan

pembelajaran dan tanpa adanya sapras proses belajar mengajar kurang

efektif”. Hal ini senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh Ibu

EN selaku guru kelas I dalam wawancanya menyatakan bahwa “Sapras


16

membantu dalam proses pembelajaran di sekolah guna meningkatkan

mutu pembelajaran yang lebih baik”.

Berikut kutipan wancaranya “Sapras sangat membantu dalam

mendukung proses pembelajaran untuk meningkat mutu hasil belajar

siswa”. Diperjelas kembali oleh Ibu AU selaku guru kelas dua dalam

wawancaranya menyatakan bahwa “Adanya sapras mampu mendukung

proses pembelajaran di sekolah secara langsung dan tidak langsung untuk

mencapai mutu hasil belajar siswa disekolah”.

Ada pun sarana penunjang yang ada dalan ruang kelas di SD 74

Negeri Kota Bengkulu cukup memadai. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh Ibu YS selaku kepala sekolah dalam wawancara menyatakan bahwa

“memenuhi kelengkapan sapras disekolah”. Pernyataan tersebut

diperkuat oleh pernyataan Ibu I selaku guru kelas dua dalam

wawancaranya menyatakan bahwa “Ketersediaan sapras dalam ruang

pembelajaran cukup memadai”. Transkrip wawancara secara lengkapa

dapat dilihat dalam lembar lampiran halaman 103.

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa narasumber di atas

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tersedianya sapras mempunyai

peranan dalam mendukung pencapaian tujuan proses pembelajaran.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu S selaku guru kelas Lima

dalam wawancaranya menyatakn bahwa “Sapras dimanfaatkan dalam

jangka waktu yang lama sehingga perlu perawatan secara berkala. Hal ini

senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu TS selaku guru kelas enam
17

dalam wawancaranya menyatakan bahwa “Sekolah melakukan perawatan

sapras secara Bersama.

Pernyataan S dan TS diperkuat oleh pernyataan Ibu EY selaku

guru kelas Empat dalam wawancaranya menyatakan bahwa bangunan

sekolah tetap terpelihara dan diperbaiki secara berkala, Berikut kutipan

wawancaranya “Perawatan bangunan sekolah sealu dilakukan

pemeliharaan secara menyeluruh. Selanjutnya Ibu S selaku guru kelas

Tiga menambahkan dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa

“Menentukan jadwal dan petugas pemeliharan bangunan sekolah secara

menyeluruh.

Berdasarkan data hasil wawancara dari beberapa narasumber di

atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perawatan sapras dilakukan

secara berkala. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang menjadi faktor

pendukung pemanfaatan sapras dalam pembelajaran di SD 74 Negeri

Kota Bengkulu. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Ibu J selaku guru

kelas empat dalam wawancaranya menyatakan bahwa “Faktor yang

menjadi pendukung pemanfaatan sapras dalam pembelajaran diantaranya

adalah kerjasama yang baik. Selanjutnya Ibu I selaku guru kelas lima

menambahkan dalam wawancaranya yang menyatakan bahwa selain

ketersediaan sapras, antusias siswa dan kemantapan guru juga menjadi

salah satu pendukung pemanfaatan sarana dan prasarana. Berikut kutipan

wawancaranya “Faktor pendukung pemanfaatan sapras dalam

pembelajaran disekolah adalah antusias siswa dan kemantapan guru.


18

Transkrip wawancara secara lengkapa dapat dilihat dalam lembar

lampiran halaman 105.

Dari keseluruhan data hasil wawancara beberapa narasumber di

atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor pendukung

pemanfaatan sarana dan prasarana di SD 74 Negeri Kota Bengkulu

diantaranya adalah 1) tersedianya sarana dan prasarana, perawatan sarana

dan prasarana secara berkala, kerjasama yang baik antara guru dan siswa,

antusias siswa dan kemantapan guru dalam pemanfaatkan sarana dan

prasarana pada proses pembelajaran. 2) Faktor Penghambat Disamping

faktor pendukung dalam pemanfaatan sarana dan prasrana pendidikan di

SD Negeri 74 Kota Bengkulu ini tentunya juga ada faktor yang menjadi

penghambat dari pemanfaatan sarana dan prasrana dalam proses

pembelajaran di SD Negeri 74 Kota Bengkulu. Adapun fakor

penghambat pemanfaatan berdasarkan data hasil wawancara di SD

Negeri 74 Kota Bengkulu adalah sebagai berikut: a) Kualitas Sumber

Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang

sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi atau

suatu satuan pendidikan.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh ibu YS selaku

kepala sekolah dalam wawancaranya menyatakan bahwa “Peran SDM

sangat penting dalam pengelolaan sapras untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Akan tetapi SDM di SD Negeri 74 Kota Bengkulu jika

ditinjau dari segi kualitas belum memadai karena masih ada beberapa
19

SDM yang masih gagap teknologi. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

Obu I selaku guru kelas Lima dalam wawancaranya menyatakan bahwa

“Keterbatasan teknologi digital SDM merupakan faktor penghambat.

Pernyataan Ibu I tersebut diperjelas oleh ibu Y selaku guru kelas enam

dalam wawancanya menyatakan bahwa “Perkembangan sapras berupa

media digital yang belum dikuasai. Pernyataan ibu Y tersebut dilengkapi

oleh Ibu I selaku guru kelas Dua dalam wawancanya menyatakan bahwa

“Yang menjadi faktor penghambat pemanfaatan sapras

adalahkemampuan digital sumber daya manusia.

Dari data hasil wawancara keempat narasumber di atas maka

dapat ditarik kesimpulan bahwa a) kualitas sumber daya manusia yang

ada di SD Negeri 74 Kota Bengkulu masih rendah bila ditinjau dari segi

kemampuan guru dalam mengoperasikan mrdia digital dan kemampuan

guru dalam memahami fungsi sapras yang ada di sekolah. b)

Karakteristik Secara umum merupakan ciri khusus yang dimiliki oleh

masing-masing baik sebagai individu atau kelompok sebagai

pertimbangan guru dalam proses pembelajaran berlangsung yang

merupakan salah satu faktor penghambat pemanfaatan sarana dan

prasarana oleh guru dalam proses pembelajaran di SDNegeri 74 Kota

Bengkulu.

Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Ibu YS selaku

kepala sekolah dalam wawancaranya menyatakan bahwa “Beragam

karakter menjadi salah satu faktor yang dapat mengambat pemanfaatan


20

sapras dalam proses pembelajaran. Pernyataan dari Ibu YS diperkuat oleh

pernyataan bapak SA selaku petugas pengelola Sapras dalam

wawancaranya menyatakan bahwa “Beragam perbedaan karakter dan

sikap setiap individu Sehingga pada saat proses belajar mengajar ada

beberapa faktor yang menimbulkan ketidaknyamanan. Selanjutnya

pernyataan tersebut dilengkapi oleh ibu S selaku guru kelas tiga dalam

wawancanya yang menyatakan bahwa “Perbedaan sikap mampu

mempengaruhi dan menghambat pemanfaatan sapras dalam proses

pembelajaran. Transkrip wawancara secara lengkapa dapat dilihat dalam

lembar lampiran halaman 107.

Dari data hasil wawancara ketiga narasumber di atas maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa karteristik yang berbeda-beda menjadi salah

satu faktor penghambat pemanfaatan sapras oleh guru dalam proses

pembelajaran di SD Negeri 74 Kota Bengkulu seperti perbedaan

kemampuan terhadap penggunaan sapras kurang baik. Selain itu, ada

beberapa faktor lain yang menjadi faktor penghambat pemanfaatan

sarana dan prasarana dalam pembelajaran di SD Negeri 74 Kota

Bengkulu sebagaimana yang diungkapkan oleh ibu Y selaku guru kelas

Lima dalam wawancara menyatakan bahwa “Faktor pengambat berupa

ketersediaan bangunan perlindungan kurang baik. Pernyataan ibu Y

dilengkapi oleh pernyataan yang diungkapkan oleh ibu M selaku guru

kelas Satu dalam wawancara menyatakan “Untuk penghambat

penggunaannya sarana biasanya dominan dalam proses belajar mengajar


21

berlangsung fasilitas penyimpanan perlengkapan siswa.

Dari keseluruhan hasil wawancara beberapa narasumber di atas

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor penghambat

pemanfaatan sarana dan prasarana di SD Negeri 74 Kota Bengkulu

diantaranya adalah kualitas sumber daya manusia belum memadai.

Transkrip wawancara secara lengkapa dapat dilihat dalam lembar

lampiran halaman 109.

B. Pembahasan

Dari beberapa yang telah disajikan dan dilakukan analisis, maka hasil

tersebut, perlu kiranya untuk di adakan pembahasan terhadap hasil temuan dalam

bentuk intepretasi dan diskusi dengan tori-teori yang ada dan relevan dengan topik

penelitian ini, untuk itu pembahasan ini akan disesuaikan dengan sub yang

menjadi sub pokok pembahasan guna mempermudah dalam pertanyaan yang

menjadi landasan dalam melakukan penelitian. Adapun rincian pembahasan ini

adalah sebagai berikut.

1.Strategi Efektif Pengelolaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran

Untuk Mendukung Proses Belajar Siswa SD Negeri 74 Kota Bengkulu

Dalam bagian ini akan membahas indikator Strategi Efektif

Pengelolaan sapras mencakup perencanaan, pengadaan dan penyaluran,

inventarisasi pemeliharaan, dan penggunaan. Senada dengan yang

dijelaskan menurut Ningrum, T.A., Westy. Z, (2019) bahwa strategi efektif

pengelolaan sarana prasarana pembelajaran merupakan salah satu upaya

penunjang hasil pembelajaran di sekolah. Selain itu, sapras merupakan


22

pendukung proses pembelajaran untuk optimalisasi keefektifan Strategi

Pengelolaan sapras sekolah (Suhandi, 2019).

Sebagaimana yang dinyatakan oleh Ningrum, T.A., Westy. Z,

(2019) strategi efektif pengelolaan sarana prasarana pembelajaran

merupakan salah satu upaya penunjang hasil pembelajaran di sekolah

dengan memperhatikan penggunaan sarana dan prasarana agar bermanfaat

dalam kegiatan belajar, serta penggunaan sarana dan prasarana dapat

efektif dan efisien sesuai dengan tujuan. Proses belajar mengajar

merupakan hal yang paling utama dari proses pendidikan secara

keseluruhan, proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang

bernilai edukatif didukung sapras dalam pemenuhan standar minimal

(Thoyib & Muhammad, 2019).

Menurut Fathurrochman, I., Siswanto , Anggraeni, R., Kumar,

K.S (2021) Sapras bertujuan sebagai penunjang terselenggaranya suatu

proses pembelajaran yang merupakan alat yang berhubungan langsung

dalam peroses belajar mengajar dan berfungsi sebagai media pendukung

untuk mencapai mutu hasil belajar. Sebagaimana ketetapan pemerintah

yang diatur dalam No 19 Tahun 2005 sebagaimana yang dijelaskan

(Fauziah, Effendy, A, 2022) sbb:

1. Kompetensi siswa berupa kualifikasi kemampuan mencakup

dengan sikap, pengetahuan, dan juga keterampilan

2. Proses belajar mengajar didasarkan pada implementasi yang

berkaitan dengan Strategi Pengelolaan Sarana Dan Prasarana


23

Pembelajaran untuk Mendukung Proses Belajar agar menjadi

lebioh efektif

3. Ruang lingkup sekolah dan factor pendukung maupun penghambat

dalam proses belajar mengajar

4. Media belajar yang digunakan dalam proses belajar mengajar

5. Kompetensi sumberdaya dalam implementasi strategi keefektifan

system yang diterapkan disekolah untuk memenuhi mutu hasil

belajar siswa

6. Kebutuhan sapras berdasarkan kriteria untuk enunjang jalanya

proses pembelajaran termasuk dalam penggunaan teknologi

informasi dan komunikasi yang ada di SD 74 Negeri Kota

Bengkulu.

7. Metode evaluasi mutu hasil belajar siswa berkaitan dengan

mekanisme, prosedur dan juga instrumen penilaian hasil belajar

siswa.

8. Kebutuhan finansial dimana yang mengatur pembiyayaan dan

operasional satuan pembelajaran.

9. Pengelolaan system pembeljaran sesuai dengan standar pendidikan

yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan

Ada beberapa hal yang di perhatikan dalam proses pengelolaan sarana

dan prasarana di sekolah (Fathurrochman, I., Siswanto , Anggraeni, R.,

Kumar, K.S, 2021) yaitu:

a. Perencanaan dimana pengelolaan Sapras pembelajaran merupakan


24

kegiatan dalam mengelola secara profesional dalam rangka

terselenggaranya proses pembelajaran yang efektif dan efisien

secara rinci yang bertujuan;

b. Mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana pendidikan secara

tepat dan efisien

c. Pemeliharaan pengelolalaan Sapras sekolah sehingga keberadaan

selalu dalam kondisi siap pakai saat di pelukan oleh semua personil

sekolah

d. Pengadaan Sapras pembelajaran melalui sistem perencanaan dan

pengadaan yang hati-hati dan saksama dan prasarana pembelajaran

yang baik dan berkualitas tinggi sesuai dengan kebutuhan sekolah

dan efisien dari segi dana

e. Pengorganisasian dimana keseluruhan proses mengalokasikan

sarana dan prasarana untuk menunjang semua elmen yang ada di

sekolah

f. Pelaksanaan dimana implementasi pengelolaan sapras merupakan

kegiatan Pemeliharaan mencakup seluruh daya upaya yang terus

menerus agar sapras dalam keadaan baik (Fatmawati, 2019).

g. Pengawasan dimana suatu tindakan Pelaksanaan pengendalian

sapras,

Menurut Huda, M, N, (2020) pengendalian merupakan Tindakan

dimana proses disposal inventaris dalam upaya mendukung proses belajar

siswa. Sama halnya dengan yang dilakukan di SD 74 Kota Bengkulu


25

terdiri dari:

a. Meningatkan kualitas fungsi sapras.

b. Perencanaan pengelolaan sarana dan prasarana

pembelajaran.

c. Fasilitas pendukung proses belajar siswa.

d. Pengembangan kapasitas sapras dan kemampuan proses belajar

siswa.

e. Peningkatan kempetensi pengelola sapras dan penguasaan fungsi

sapras.

Sesuai denga apa yang dikatakan oleh Saifuddin, A, (2021) bahwa

strategi merupakan suatu program yang direncanakan disekolah sebagai

suatu proses mempersiapkan serangkaian keputusan untuk mengambil

Tindakan. Senada dengan hasil penelitian Alamsyah. M,W., Efendi. A,

(2021) menjelaskan bahwa perencanaan dapat berjalan dengan baik jika

sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran telah memenuhio

kebutuhan disekolah.

1. Perencanaa Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk


Mendukung Proses Belajar Siswa di SD Negeri 74 Kota Bengkulu

Menurut Benua, Y.K., Oedjoea, M.R, Basri, (2019) ada beberapa

karakteristik esensial perencanaan sarana dan prasarana pembelajaran

dalam menentukan, menganalisa, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan

mengukur pemenuhan keefektifan program tersebut. Senda dengan hasil

penelitian berdasarkan indikator Strategi Efektif Pengelolaan sapras


26

mencakup system pengelolaan Sapras, Jadwal pengadaan, kebutuhan dan

Pemenuhan Sapras yang dinyatakan dalam upaya sekolah dalam

mengelola sapras, pengelolalaan fasilitas siap pakai, jadwal penggunaan,

teknik pengendalian pengadaan sesuai dengan kebutuhan sekolah

berdasarkan kewewenangannya.

Menurut Hardian, M, (2023) ada beberapa langkah perencanaan

sapras yaitu menampung usulan pengadaan sapras, menyusun jadwal

pengadaan, menganalisa dan mengidentifikasi kebutuhan, mengevaluasi

anggaran, memberi kebijakan. Pendapat diatas senada dengan hasil dari

wawancara yang menunjukkan bahwa mulai dari Kepala Sekolah,

Pengelola Sapras, Guru, Siswa dan TU yang ada di SD Negeri 74 Kota

Bengkulu, dalam hal ini peneliti yang mencari inpormasi pertama kali

kepada Kepala Sekolah untuk mencari informansi tentang bagaimana

mengelola dan merencanakan strategi pengelolaan sarana dan prasarana.

Menurut Hardian, M, (2023) bahwa Perencanaan strategi

pengelolaan sapras sangatlah perlu dilakukan agar mutu hasil belajar dapat

lebaih baik karena tersedianya sapras pendukung proses pembelajaran.

Sejalan dengan hasil pengamatan bahwa perlu memperhatikan kebutuhan

sarana dan prasarana dalam dalam proses pembelajaran dan dalam hal

ini Kepala Sekolah merupakan tampuk pimpinan dalam memberi

keputusan dalam pengelolaan sapras. Senada dengan pendapat Khalik, A,

S., Ansar., Basri, S (2022) bahwa pengelolaan sapras merupakan bentuk

dari kegiatan lanjutan dari perencanaan strategi untuk menfukung proses


27

pembelajaran disekolah.

Menurut Fauziah. L., Permana, H (2022) monitoring terhadap

rencana strategi pengelolaan sapras disekolah perlu dilakukan secara

bersama sama agar terselenggaranya pengelolaan sapras yang lebih efektif.

Selaras dengan hasil penelitian di SD Negeri 74 Kota Bengkulu Dimana

perencanaaan pengadaan sarana prasarana sudah terlaksana secara efektif

berupa kegiatan dalam menyediakan semua keperluan barang, benda dan

jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas di dalam sebuah pengadaan

tujuannya semata-mata untuk menunjang proses akan berjalanya proses

belar mengajar secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang

diinginkan bersama, yang dimana juga dengan banyaknya persaingan antar

sekolah (Oupen, S.M, Agung, A.A.G, Yudana, I.M, 2020) ditambah

dengan menjamurrnya sekolah suasta yang memberikan pelayanan yang

dapat bersaing dengan sekolah negeri yang memadai terutama dari segi

sarana dan prasarana.

Pendapat Khalik, A, S., Ansar., Basri, S (2022) bahwa

Pengadaan sapras merupakan kegiatan lanjutan dari perencanaan dalam

manajemen ataupun pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan.

S e d a n g k a n menurut Rosnaini (2019) Pengadaan sarana dan prasarana

pendidikan juga merupakan serangkaian kegiatan untuk menyediakan

sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan. Dalam hal ini

Kepala Sekolah terus mengupayakan sebuah peningkatan tiap tahunnya

untuk terus menambah kekurangan dan dalam hal ini perencanaan dalam
28

meningkatkan sarana dan prasarana ini yang di artikan sebagai seluruh

proses perkiraan dan penentuan secara matang- matang, maka Kepala

Sekolah SD Negeri 74 Kota Bengkulu terus berkoordinasi dengan semua

guru dan yang lainya mengenai sarana dan prasarana, Kepala

Sekolah memikirkan hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan

datang dalam angka untuk tercapainya suatu tujuan yang telah

direncanakan dan yang telah ditentukan. Senada dengan hasil penelitian

Fathurrochman, I., Siswanto , Anggraeni, R., Kumar, K.S (2021) yang

menunjukkan bahwa tujuan pengadaan Sapras merupakan menyediakan

semua jenis sarana dan prasarana pembelajaran yang sesuai dengan

kebutuhan dalam rangka mencapai rencana yang telah ditetapkan.

Fauziah. L., Permana, H (2022) menjelaskan bahwa pengontrolan

sapras pembelajaran baik dilakukan sendiri oleh sekolah maupun dari luar

sekolah karena peroses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai

dan menetapkan jalan dan sumber-sumber yang diperlukan untuk

mencapai tujuan itu seefisien mungkin. Menurut Matin., Fuad, N (2021)

setiap pengambilan keputusan Kepala Sekolah tidak sendirian dalam hal

ini terutama dalam merencanakan sesuatu untuk memberikan masukan

terhadap semua yang terlibat didalam rapat untuk membuat perencanaan

pengadaan sarana dan prasarana yang kurang maupun yang akan diganti

sesuai dengan tujuan bersama. Sependapat dengan hasil penelitian

Fatmawati (2019) bahwa pemeliharaan Sapras merupakan kegiatan

pengentrolan untuk pencegahan dari kerusakan suatu barang, sehingga


29

barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan.

Oleh karena itu, rencana strategi pengelolaan sapras disekolah

merupakan proses perancangan upaya untuk menciptakan mutu hasil

belajar siswa tang lebih berkualitas, maka dari itu Kepala Sekolah SD

Negeri 74 Kota Bengkulu melibatkan unsur-unsur penting yang ada

disekolah dalam perencanaan sarana dan prasarana agar dimanfaatkan

semaksimal mungkin agar tidak terjadi hal-hal yang tidak sesuai, hal ini

sangat perlu dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk membuka masukan

dari berbagai pihak untuk meningkatkan dari sebuah perencanaan.

Sebagaimana Alamsyah. M,W., Efendi. A (2021) mengungkapkan bahwa

perencanaan yang matang dapat meminimalisasi kemungkinan terjadinya

kesalahan dan meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pengadaan

sarana dan prasarana pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan

yang ada disekolah.

Menurut Oupen, S.M, Agung, A.A.G, Yudana, I.M (2020)

menjelaskan bahwa pengelolaan sapras dilakukan dengan cara: Pembelian,

sumbangan, tukar menukar, dan meminjam. Sedangkan di SD Negeri 74

Kota Bengkulu dalam hal ini telah memenuhi secara efektif pengelolaan

sapras sesuai rencana yang telah ditentukan. Perencanan yang dilakukan di

Sekolah SD 74 Negeri Kota Bengkulu untuk mengetahui kegiatan apa saja

yang akan dilakukan, bagaimana pelaksanaanya, kapan dan oleh siapa

melakukannya, kepala sekolah sangat memperhatikan itu guna menghidari

kesalahan yang dalam melakukan sebuah tindakan sehingga menyebapkan


30

kerugian bagi sekolah yang dipimpinya. Pengawasan adalah keseluruhan

upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan oprasional guna menjamin suatu

kegiatan yang telah berjalan di SD Negeri 74 Kota Bengkulu berjalan

dengan baik dan lancar sesuai dengan yang telah di tetapkan

sebelumnya.

Hasil penelitian diatas sesuai denga napa yang di ungkapkan oleh

Suryosubroto, B, (2020) bahwa terdapat dua prinsip yang diperhatikan,

yaitu prinsip efektifitas dimana semua pemakaian sarana dan prasarana

pembelajaran harus ditunjukkan untuk memperlancar pencapaian tujuan

pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung, dan prinsip

efisien dimana semua pemakaian sarana dan prasarana pendidikan harus

dilakukan dengan hati-hati sehinggan semua sarana dan pasarana yang ada

tidak cepat rusak, habis maupun hilang.

2. Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk Mendukung


Proses Belajar Siswa SD Negeri74 Kota Bengkulu

Menurut Iskandar, Djuwita, P (2020) Inventaris merupakan

proses pengadaan sapras untuk memenuhi semua perlengkapan

pembelajaran secara sistematis, tertib, dan teratur berdasarkan ketentuan

atau pedoman yang berlaku. Senada dengan hasil penelitian bahwa

indikator Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk

Mendukung Proses Belajar Siswa SD Negeri 74 Kota Bengkulu telah

mencakup Jenis jenis Sapras dalam mendukung proses pembelajaran

disekolah. Hal tersebut diatas sependapat dengan hasil penelitian Matin.,

Fuad, N, (2021) bahwa kesesuaian kebutuhan, dan aksi dari pengadaan


31

Sapras dilakukan secara skala prioritas baik itu pemeliharaan, perawatan,

pemeriksaan dan identifikasi.

Menurut Armalena, (2020) indicator pengadaan sarana dan

prasarana pembelajaran untuk mendukung proses belajar siswa yang ada di

sekolah merupakan gambaran upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka

terus memperhatikan dan meningkatkan mutu hasil belajar siswa. Searah

dengan hasil dari wawancara menunjukkan bahwa di SD Negeri 74 Kota

Bengkulu ini melalui serangkaian aktivitas dan prosedur kerja yang di

deskrifsikan melalui koordinasi dengan lingkungan internal seperti Komite

sekolah, pengelola sapras, dan semua guru maupun semua elmen yang ada

di lingkungan sekolah. Sejalan dengan hasil penelitian Fauziah. L., Perman

a, H (2022), inventarisasi meliputi: 1) Kegiatan yang berhubungan dengan

pencatatan dan pembuatan kode barang perlengkapan, dan 2) Kegiatan

yang berhubungan dengan pembuatan laporan

Menurut Khalik, A, S., Ansar., Basri, S (2022) Proses

inventarisasi ini harus dilakukan agar terciptanya ketertiban administrasi

barang, penghematan keuangan, mempermudah dalam pemeliharaan

barang. Sejalan denga napa yang telah dilakukan di SD Negeri 74 Kota

Bengkulu terlebih dahulu telah melakukan pemeriksaan kebutuhan

terhadap apa saja yang di butuhkan oleh sekolah demi menunjang

kebutuhan yang sangat pundamental bagi berlangsungnya proses

pebelajaran yang ada di sekolah. Sejalan dengan hasil penelitian Matin.,

Fuad, N (2021) mengungkapkan bahwasannya Proses inventarisasi sarana


32

dan prasaran merupakan kegiatan pengadaan sapras terhadap proses

pemindahan barang.

3. Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk


Mendukung Proses Belajar Siswa SD Negeri 74 Kota Bengkulu

Menurut Alamsyah. M,W., Efendi. A (2021) ada empat hal yang

harus diperhatikan dalam penyusunan alokasi penelitian seperti: 1)

Penerimaan barang, Orang yang menerima barang sekaligus bertanggung

jawab sesuai dengan daftar barang yang diterima, 2) Waktu penyaluran

barang, Barang harus disesuaikan dengan kebutuhan barang tersebut

terutama yang berhubungan dengan proses belajar mengajar dan aktivitas

lainnya, 3) Jenis barang yang disalurkan, Agar mudah mengelolanya cara

membedakan jenis perlengkapan yang ada di sekolah seperti, dengan

melihat penggunaan barang tersebut, dan 4) Jumlah barang yang

didistribusikan. Sama halnya yang telah dilakukan di SD 74 Negeri Kota

Bengkulu rencana pengelolaan sapras telah dilaksanakan telah berjalan

secara efektif sesuai dengan harapan meski ada sedikit perubahan saat ini

dengan adanya musibah yang melanda dunia ini yang sangat berdampak

bagi program yang sedang berjalan, meski dari itu pengelola sapras di SD

74 Negeri Kota Bengkulu.

Menurut Suryosubroto, B, (2020) Strategi oprasional sapras

dalam proses pembelajaran berarti guru dituntut untuk lebih mengenal dan

dapat menggunakannya secara benar, selain itu harus mampu menentukan

dan memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan materi yang

menggunakan media pembelajaran.. Hal senada seperti anggaran yang


33

tersedia di SD Negeri 74 Kota Bengkulu diatur dan dikendalikan secara

teratur.

Menurut Ningrum, T.A., Westy. Z (2019) bahwasannya

pemeliharaan sapras secara definitif merupakan kegiatan pemeriksaan

barang dari daftar inventaris dalam pencapaian peningkatan mutu hasil

belajar. Sedangkan Menurut Bandono, W, A., Samino, (2020)

pemeliharaan sarana prasarana sekolah dimaksudkan untuk menunjang

kegiatan pembelajaran agar berjalan secara efektif dan efisien sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan yang merupakan fungsi operasional

pertama dalam strategi sarana dan prasarana pembelajaran.

Telah disebutkan yaitu komponen sarana dan prasarana sapras di

SD Negeri 74 sudah cukup memenuhi dan perlu adanya perkembangan

sapras yang didukung oleh kemampuan manajerial serta adanya hubungan

baik antar pihak. Sejalan dengan hasil penelitian Saifuddin, A, (2021)

bahwa Sekolah sebagai penyedia layanan pembelajaran bagi masyarakat

dan perlu untuk terus mengembangkan kinerja dan kualitasnya, salah

satunya adalah adanya sarana-prasarana untuk mendukung proses belajar.

4. Pemusnahan Sarana Dan Prasarana Pembelajaran Untuk


Mendukung Proses Belajar Siswa SD Negeri 74 Kota Bengkulu

Menurut Subana.(2020) Pemeliharaan merupakan kegiatan rutin

dalam mengendalikan sapras agar dalam implementasinya barang tetap

dalam keadaan baik dan dapat berfungsi dengan baik. Pemeliharaan dapat

dilakukan oleh penanggungjawab. Diperjelas sebagaimana menurut


34

Alamsyah. M,W., Efendi. A (2021) mengungkapkan bahwa ada empat hal

yang harus diperhatikan dalam penyusunan alokasi penelitian seperti: 1)

Penerimaan barang, Orang yang menerima barang sekaligus bertanggung

jawab sesuai dengan daftar barang yang diterima, 2) Waktu penyaluran

barang, Barang harus disesuaikan dengan kebutuhan barang tersebut

terutama yang berhubungan dengan proses belajar mengajar dan aktivitas

lainnya, 3) Jenis barang yang disalurkan, Agar mudah mengelolanya cara

membedakan jenis perlengkapan yang ada di sekolah seperti, dengan

melihat penggunaan barang.

Dapat disimpulkan bahwasanya pengelolaan Strategi sapras

Sekolah pada dasarnya adalah upaya untuk meningkatkan mutu hasil

belajar siswa yang tidak lepas dari bagaimana peningkatan sarana dan

prasarana baik yang sudah ada maupun yang harus memadai. Karena

kelengkapan sarana dan prasarana yang sangat menunjang pada

keberhasilan belajar siswa untuk meningkatkan mutu pendidikan sehingga

SD Negeri 74 Kota Bengkulu akan menciptakan out Put yang unggul serta

membuat sekolah semakin profesional dan juga bisa mempertanggung

jawabkan lembaganya kemasyarakat, orang tua siswa, maupun

pemerintah. Dengan demikian diharapkan adanya pencapaian dan tujuan

pendidikan yang lebih baik dari sebelumnya (Thoyib & Muhammad,

2019).

Iskandar, Djuwita, P (2020) berpendapat bahwa ada beberapa

macam metode pengawasan sapras di sekolah, yaitu: 1) Ditinjau dari


35

sifatnya berupa Pemeliharaan yang bersifat pengecekan, Pemeliharaan

yang bersifat pencegahan, Pemeliharaan yang bersifat perbaikan ringan,

dan Pemeliharaan yang bersifat perbaikan berat, dan 2) Ditinjau dari waktu

perbaikan berupa Pemeliharaan sehari-hari, dan Pemeliharaan berkala.

Pengawasan rencana Strategi dalam pemanfaatan sarana dan prasarana

pendidikan dalam meningkatkan mutu pembelajaran di SD Negeri 74 Kota

Bengkulu Didalam pengawasan Kepala Sekolah SD Negeri 74 Kota

Bengkulu ikut mengawasi program yang ada dan yang sedang berjalan

saat ini dan Kepala Sekolah juga mempunyai tim yang di berikan pada

beberapa guru maupun tenaga kependidikan untuk mengawasi dan mejaga

sarana dan prasarana yang ada di sekolah.

Huda, M, N (2020) pemusnahan adalah kegiatan penghapusan

(disposal) yang merupakan penyingkiran barang–barang inventaris, karena

tidak diperlukan / dipergunakan lagi. Sedangkan menurut Menurut

Kurniadi & Muchali.I. (2020) kegiatan menghapus barang-barang dari

daftar inventaris berdasarkan perundangundangan yang berlaku.

5. Faktor Pendukung Dan Penghambat Pengelolaann Sarana Dan


Prasarana Pembelajaran SD Negeri 74 Kota Bengkulu

Menurut Kurniadi & Muchali.I. 2020 Faktor Penghambat

pengelolaan Sapras dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran disuatu

lembaga pembelajaran terdapat hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

administrasi sarana dan prasarana pembelajaran yaitu masalah dana,

keterbatasan jumlah dan keahlian yang dimiliki pelaksana dalam


36

pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran, pelaksana tidak

menindak tegas terhadap pengguna yang tidak mematuhi tata tertib.

Sedangkam program di SD Negeri 74 Kota Bengkulu terdapat pengawasa

di dalamnya, tak terkecuali pengelola sarana dan prasarana, Kepala

Sekolah melakukan pengawasan guna dengan mudah mengetahui

kesesuaian ketentuan yang ada.

Menurut Kurniadi & Muchali.I. (2020) Faktor Penghambat

pengelolaan Sapras dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran yaitu

masalah dana, keterbatasan jumlah dan keahlian yang dimiliki pelaksana

dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pembelajaran, pelaksana tidak

menindak tegas terhadap pengguna yang tidak mematuhi tata tertib.

Sedangkan menurut Menurut Matin., Fuad, N (2021) masih rendahnya

kualitas sumber daya yang merupakan salah satu penyebab sehingga

terjadinya hambatan proses belajar mengajar. Saifuddin, A, (2021)

berpendapat apalagi guru yang mengajar bukan pada bidangnya dengan

berbagai persoalan internal, kesulitan dalam mengadakan evaluasi dan

kesulitan dalam melakasanakan rencana yang telah ditentukan, sementara

Alamsyah. M,W., Efendi. A, (2021) mengungkapkan karena kadang

kadang kelebihan waktu atau kurang waktu, sekolah sering berganti-ganti

guru, ketidaksesuaian antara keahlian dan mata pelajaran yang diajarkan.

Dalam hal ini Kepala Sekolah SD 74 Kota Bengkulu sangatlah

teliti dalam pengawasan untuk menciptakan manajemen yang baik guna

memonitor kegiatan-kegiatan untuk menentukan harapan-harapan secara


37

nyata dicapai dan melakukan perbaikan terhadap penyimpangan yang

terjadi. Harapan yang dimaksud tersebut berpa tujuan yang telah sekolah

menetapkan agar tercapainya suatu program-program yang dari semua

pihak sekolah rencanakan untuk dilakukan dalam periode tertentu. Dari

kegiatan di atas Kepala Sekolah hanya berujuan untuk mendapatkan

kepastian tentang pelaksanaan program atau pekerjaan kegiatan yang

sedang dilakukan atau telah dilakukan yang terlah direncanakan pada

dasarnya untuk membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya

terjadi, Jadi Kepala Sekolah SD 74 Kota Bengkulu melakukan

pengawasan sesuai ketentuan.

Sebagaimana Direktur Tenaga Kependidikan Departemen

Pendidikan Nasional menjelaskan berdasarkan Peraturan Mentri No. 24

tahun 2007 bahwa Pengadaan sarana dan prasarana melalui prosedur

seperti: 1) Menganalisis kebutuhan dan fungsi sarana dan prasarana, 2)

Mengklasifikasikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, 3) Membuat

proposal pengadaan sarana dan prasarana yang ditujukan kepada

pemerintah bagi sekolah negeri, pihak yayasan sekolah swasta, 4) Bila

disetujui maka akan ditinjau dan dinilai kelayakannya untuk mendapat

persetujuan dari pihak yang dituju, 5) Setelah di setujui maka sarana dan

prasarana akan dikirim ke sekolah yang mengajukan permohonan

pengadaan tersebut.

Pengawasan pelaksanaan kegiatan oprasional di SD 74 Kota

Bengkulu berjalan cukup efektif sesuai dengan yang telah di tetapkan


38

sebelumnya. Sebagaimana dengan pendapat Fauziah. L., Permana, H (202

2) bahwa pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana disesuaikan dengan

keadaan dan kondisi di sekolah.

Senada denga napa yang dikatakan Khalik, A, S., Ansar., Basri,

S, (2021) bahwa pengaruh sarana prasarana dan motivasi belajar terhadap

hasil belajar siswa berkaitan dengan fasilitas pembelajaran dimana sapras

pembelajaran perlu ada kegiatan pengawasan yang baik sehingga mampu

mendukung berhasil tidaknya sekolah maupun guru dalam proses belajar

mengajar.

C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti sangat menyadari bahwa hasil penelitian yang dipaparkan dalam

penelitian ini masih sederhana, dan perlu adanya penyempurnaan di sana-sini,

baik menyangkut isi dan orientasi. Namun demikian, sejauh ini penulis sudah

melakukan yang terbaik secara maksimal. Hal ini disebabkan peneliti memiliki

keterbatasan antara lain:

1. Perencanaan yang dilakukan menurut peneliti sudah maksimal,

namun dalam pelaksanaannya masih banyak hal yang di luar

rencana terjadi, sehingga informasi dan data yang diperoleh belum

dipaparkan secara detail dan menyeluruh.

2. Tidak semua informasi dapat disajikan dan diperoleh secara rinci,

karena metode yang digunakan hanya sebatas metode wawancara,

observasi, dan dokumentasi, sehingga memungkinkan adanya

kekurangan dan kelemahan, di antaranya adanya jawaban responden


39

yang terkesan direka-reka disebabkan alasan psikologis dan birokrasi.

3. Secara pribadi peneliti masih memiliki kemampuan dan pengetahuan

yang kurang dalam penelitian ini, seperti kemampuan moril, materil,

tenaga dan waktu. Peneliti tidak dapat terlibat langsung setiap saat

pada saat penelitian untuk mengamati, sehingga ada beberapa aktivitas

yang tidak teramati.


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian tentang strategi efektif pengelolaan sarana dan

prasarana dalam meningkatkan mutu hasil belajar siswa di SD 74 Kota Bengkulu,

dan disini terdapat tiga fokus yang menjadi simpulan. Rencana strategi

pengelolaan sapras yaitu suatu perencanaan sarana dan prasarana yang dilakukan

kepala sekolah SD 74 Kota Bengkulu sangatlah tepat karena sekolah sebelum

melakukan perencanaan pertama kali dilakukan sekolah adalah melakukan

observasi terhadap sarana dan prasarana yang ada di sekolah, selanjutnya kepala

sekolah melakukan rapat umum terkait temuan yang telah dikumpulkan melalui

observasi dan dibahas dalam rapat perncanaan untuk melakukan pengadaan salah

satunya sapras yang ada di sekolah, dan sekolah juga sangat telitidalam membuat

suatu perncanaan sehingga apa yang direncanakan berjalan dengan baik dan

pemanfaatan sarana dan prasarana efektif dan efisien. Kemudian, implementasi

dalam pengelolaan sarana dan prasarana sekolah juga sangat baik karena kepala

sekolah juga sangat teliti dalam pengelolaannya seperti memberikan tanggung

jawab masing-masing kepada sarana dan prasarana yang ada di SD 74 Kota

Bengkulu seperti Lab. Komputer, Lab. Biologi, Lab Kimia, Perpustakaan dan

yang lainya, setiap ruangan masing- masingmempunya penanggung jawab

tersendiri guna menghindari kerusakan atau kesalahan dalam

pengoprasionalkanya, selain itu juga kepala sekolah sangat mentaati standar

pengoprasional pendidikan sehingga sebua berjalan dengan lancar sesuai dengan

87
keinginan atau tujuan sesuai dengan visi dan misi sekolah, Pengawasan rencana

strtegi dalam pengelolaan sapras untuk meningkatkan mutu hasil belajar siswa di

SD 74 Kota Bengkulu, terkait dengan pengawasan untuk mengontrol jalanya

suatu program sekolah sudah memiliki tim sapras yang baik guna mengantisipasi

timbulnya masalah- masalah yang bisa datang kapan saja.

B. Implikasi
Dari hasil penelitian tentang Strategi Efektif Pengelolaan Sarana Dan

Prasarana Pembelajaran Untuk Mendukung Proses Hasil Belajar Siswa SD 74

Kota Bengkulu dapat dilihat adanya pengaruh terhadap mutu hasil belajar siswa

karena kefektifan pengelolaan sapras masih kurang dikendalikan. Namun system

pengelolaan sapras sudah cukup mendukung dalam proses belajar smengajar

disekolah. Persediaan sapras disekolah yang merupakan fasilitas pendukung

proses belajar mengajar untuk meningkatkan mutu hasil belajar siswa cukup

efektif.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan diatas dapat dikemukakan saran-

saran yang ditunjuk kepada pihak-pihak terkait yang ada di SD 74 Kota Bengkulu

yaitu sebagai berikut:

a. Bagi kepala sekolah SD 74 Kota Bengkulu kiranya dalam penelitian

ini bisa dijadikan sebagi suatu landasan atu juga masukan yang

berharga bagi sekolah dalam pengelolaan sarana dan prasarana

sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan.

b. Bagi pihak terkait temuan ini semoga bisa jadi pendorong untuk

88
meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana sekolah yang ada si

sekolah.

c. Bagi peneliti yang kebetulan sama terkait pengelolaan sarana dan

prasarana pendidikan temuan-temuan ini bisa dijadikan sebagai acuan

dalam penelitianya.

89

Anda mungkin juga menyukai