Kelompok 5 Sppma Agri C Bab 16 17 18
Kelompok 5 Sppma Agri C Bab 16 17 18
NADHILAH PUTERI A.
2210222019
HADI MUZAKI
2210222056
SPPMA AGRI C 2024
BAB 16 Balanced Scorecard terdiri atas dua kata, yaitu: (1) kartu
skor (scorecard), dan (2) berimbang (balanced). Pada
SISTEM BALANCED tahap eksperimen awal, Balanced Scorecard merupakan
kartu skor yang dimanfaatkan untuk mencatat skor hasil
SCORECARD: KONSEP, kinerja eksekutif.Hasil perbandingan ini dimanfaatkan untuk
EVOLUSI PERKEMBANGAN, melakukan evaluasi atas kinerja eksekutif. Kata berimbang
DAN DAMPAKNYA dimaksudkag untuk menunjukkan bahwa kinerja eksekutif
diukur secara berimbang dari dua perspektif: keuangan dan
TERHADAP DESAIN SPPM nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang. internal
dan eksternal.eksekutif diharapkan akan memusatkan
perhatian dan usaha mereka pada ukuran kinerja
nonkeuangan dan jangka panjang.
HALAMAN 01
SPPMA AGRI C 2024
Balanced Scorecard dimanfaatkan untuk menyeimbangkan usaha dan perhatian eksekutif pada
kinerja keuangan dan nonkeuangan, serta kinerja jangka pendek dan kinerja jangka
panjang.dalam sebuah artikel berjudul "Balariced Scorecard-Measures That Drive Performance"
yang diterbitkan dalam Harvard Business Review (Januari-Februari 1992). Hasil studi tersebut
menyimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja eksekutif di masa depan, diperlukan ukuran
komprehensif yang mencakup empat perspektif: keuangan, customer, proses, dan
pembelajaran dan pertumbuhan.
Dengan memperluas ukuran kinerja eksekutif ke kinerja nonkeuangan. ukuran kinerja eksekutif
menjadi komprehensif. Balanced Scorecard memperluas ukuran kinerja eksekutif ke empat
perspektif keuangan, customer, proses, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Berdasarkan
pendekatan Balanced Scorecard, kinerja keuangan yang dihasilkan eksekutif harus merupakan
akibat diwujudkannya kinerja dalam pemuasan kebutuhan customer
HALAMAN 02
SPPMA AGRI C 2024
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
Balanced Scorecard telah mengalami perkembangan pesat selama lebih dari lima belas tahun sejak
diuji cobakan pertama kali pada tahun 1990. Pada awal tahun 2000, Balanced Scorecard telah
menjadi inti sistem manajemen strategik (strateg management system). Balanced Scorecard tidak
lagi hanya dimaniaatkan oleh eksekutif untuk mengelola perusahaan, namun juga dimanfaatkan
oleh seluruh personel (manajemen dan karyawan) untuk mengelola perusahaan balanced
Scorecard memberikan rerangka yang jelas dan masuk akal bagi seluruh personel untuk
menghasilkan kinerja keuangan melalui perwujudan berbagai kinerja non keuangan
mulai tahun 2006, Balanced Scorecard dikembangkan untuk merigintegrasikan dua sistem, yaitu: (1)
sistem manajemen strategik berbasis Balanced Scorecard, dan (2) sistem pengelolaan kinerja
personel. Jika pada tahap awal perkembangannya, Balanced Scorecard hanya terbatas
dimanfaatkan untuk memperbaiki pengukuran kinerja eksekutif, dalam perkembangannya terkini,
Balanced Scorecard sudah dimanfaatkan lebih luas sebagai basis sistem terpadu pengelolaan
kinerja seluruh personel (manajer dan karyawan).
HALAMAN 04
SPPMA AGRI C 2024
b. Memampukan perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks, karena Balanced
Scorecard menghasilkan rencana yang mencakup perspektif luas (keuangan, customer, proses,
serta pembelajaran dan pertumbuhan), sehingga rencana yang dihasilkan mampu dengan
kompless merespons perubahan lingkungan.
HALAMAN 05
SPPMA AGRI C 2024
HALAMAN 05
SPPMA AGRI C 2024
HALAMAN 01
SPPMA AGRI C 2024
KONSEP KINERJA
Kinerja adalah keberhasilan personel, tim, atau unit organisasi dalam
mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan
perilaku yang diharapkan. Keberhasilan pencapaian sasaran strategik perlu
diukur. Itulah sebabnya sasaran strategik yang menjadi basis pengukuran
kinerja perlu ditentukan ukurannya, dan ditentukan inisiatif strategik untuk
mewujudkan sasaran tersebut
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
Berdasarkan model Porter-Lawler, sistem pengelolaan kinerja personel berbasis Balanced Scorecard
dilaksanakan melalui lima tahap berikut ini:
1. Perencanaan kinerja yang hendak dicapai perusahaan secara keseluruhan (kotak #6);
2. Penetapan peran (kotak #5) dan penentuan kompetensi inti (kotak #4) unit organisasi dan personel untuk
mewujudkan peran;
3. Peningkatan usaha (kotak #3) dengan pendesainan sistem penghargaan berbasis kinerja (kotak #7) untuk
meningkatkan kepastian bahwa kinerja akan diberi penghargaan (kotak #2);
4. Pengukuran dan penilaian kinerja (kotak #6);
5. Pendistribusian penghargaan berbasis hasil penilaian kinerja untuk meningkatkan nilai penghargaan bagi
personel (kotak #1) melalui kepuasan personel terhadap penghargaan (kotak #9), dan penilaian personel
atas kepantasan penghargaan yang mereka terima
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
Kinerja setiap manajer pusat pertanggungjawaban dan karyawan secara individual dinilai berdasarkan
kontribusi mereka dalam mewujudkan sasaran-sasaran strategik perusahaan secara keseluruhan yang
ditetapkan dalam company scorecard.
Dengan demikian, penetapan peran dalam mewujudkan kinerja yang ditetapkan dalam company scorecard
dan penentuan kompetensi inti dalam mewujudkan peran dilaksanakan melalui tiga tahap berikut ini:
1. Cascading company scorecard ke dalam mission cente rscorecard;
2. Cascading mission center scorecard ke dalam service center scorecard;
3. Cascading mission center scorecard dan service center scorecard ke dalam team and personal scorecard.
Dengan demikian, dalam pengelolaan kinerja, proses cascading company scorecard ini mempunyai dua
sasaran:
1. Terumuskannya peran pusat pertanggungjawaban dalam mewujudkan sasaran strategik perusahaan
(jawaban atas pertanyaan ke satu sampai ketiga);
2 Terumuskannya kompetensi inti pusat pertanggungjawaban yang diperiukan eran mereka (jawaban atas
pertanyaan keempat). untuk melaksanakan peran
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
Ada dua tujuan yang hendak dicapai melalui sistem penghargaan berbasis kinerja ini: (1) meningkatnya kepastian
bagi personel bahwa kinerja mereka akanı diberi penghargaan, dan (2) meningkatnya kepuasan personel atas
penghargaan, sehingga akan menyebabkan meningkatnya nilai penghargaan bagi personel. Kepastian suatu kinerja
diberi penghargaan, dan tingginya nilai penghargaan bagi personel inilah yang menjadi pemacu usaha personel
dalam menggunakan kompetensi inti melalui peran mereka untuk menghasilkan kinerja.
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
Ada beberapa aspek yang dipandang sebagai kinerja yang pantas untuk diberi penghargaan.
Sebagai contoh aspek kinerja yang dapat dijadikan sebagai basis pemberian penghargaan
adalah: (1) achievement base aspect, (2) core competence base aspect, (3) technical
competence base aspect, dan (4) core values aspect.
Pengukuran dan Penilaian Kinerja
Pengukuran kinerja dilaksanakan dengan mengukur keberhasilan setiap misstom center dan
service center dalam mencapai sasaran strategik yang tercantum dalam mission center
scorecard dan service center scorecard yang bersangkutan.
Pengukuran kinerja juga dilaksanakan dengan mengukur keberhasilan setiap Him dan
karyawan dalam mencapai sasaran strategik yang tercantum dalam team scorecard atau
personal scorecard yang bersangkutan.
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
Fungsi Penghargaan
Dalam model Porter Lawler tsb jelas dilukiskan fungsi penghargaan dalam memotivasi personel dalam
menghasilkan kinerja
1. Meningkatkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja melalui peningkatan kepastian bahwa kinerja
personel akan diberi penghargaan.
2. Meningkatkan usaha personel dalam menghasilkan kinerja melalui peningkatan nilai penghargaan sebagai
akibat kepuasan personel atas penghargaan yang mereka terima.
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
Penilaian Kinerja
Apa yang menyebabkan individu dalam organisasi tidak mampu atau tidak mau mencapai tujuan organisasi
yang telah ditetapkan melalui perilaku yang diharapkan? Ada dua penyebab : ketidaksesuaian tujuan
individu dengan tujuan organisasi dan ketidakmampuan individu dalam mencapai tujuan organisasi melalui
perilaku yang diharapkan.
System penghargaan berbasis kinerja merupakan salah satu alat pengendalian penting yang digunakan oleh
perusahaan untuk memotivasi personel agar mencapai tujuan perusahaan dengan perilaku sesuai dengan
yang diharapkan oleh perusahaan.
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
BAB 18
seberapa produktif suatu proses menghasilkan keluaran.
·Efisiensi merupakan rasio antara keluaran dengan
masukan suatu proses, fokus pada masukan
·Produktivitas merupakan rasio antara masukan dan
EFISIENSI, keluaran, dengan fokus pada keluaran.
PRODUKTIVITAS, DAN ·Efisiensi dan produktivitas hanya memfokuskan
COST EFFECTIVENESS hubungan antara masukan dengan keluaran, sama sekali
UKURAN KINERJA tidak mempertimbangkan proses dalam perhitungan rasio
masukan dengan keluaran. Jika terjadi penyimpangan
EFISIENSI DAN dalam efisiensi dan produktivitas tidak ada usaha untuk
PRODUKTIVITAS mencari penyebabnya dalam proses. Karena secara
sederhana tidak ada informasi untuk hal tersebut.
HALAMAN 01
SPPMA AGRI C 2024
·Produktivitas berhubungan dengan produksi keluaran secara efisien dan terutama ditujukan
kepada hubungan antara keluaran dengan masukan yang digunakan untuk menghasilkan
keluaran tersebut.
·Pengukuran produktivitas dilakukan dengan mengukur perubahan produktivitas sehingga dapat
dilakukan penilaian terhadap usaha untuk memperbaiki produktivitas.
·Pengukuran produktivitas dapat bersifat prospektif dan berfungsi sebagai masukan untuk
pengambilan keputusan strategi.
·Pengukuran produktivitas untuk satu masukan pada suatu saat disebut dengan pengukuran
produktivitas parsial.
·Pengukuran produktivitas untuk seluruh masukan pada suatu saat disebut dengan pengukuran
produktivitas total.
·Formulasi untuk menghitung produktivitas adalah : Produktivitas = Keluaran + Masukan
HALAMAN 02
SPPMA AGRI C 2024
·Cost Effectiveness dilandasi oleh customers value mindset. Mindset ini memfokuskan usaha
manajemen untuk menghasilkan keluaran yang mampu memuasi kebutuhan customer.
·Konsep ini dilandasi juga oleh continous improvement mindset, sehingga proses yang
tadinya tidak diperhitungkan, kini dianalisis dan dilakukan improvement terhadapnya.
·Suatu proses disebut cost effective jika dalam menghasilkan keluaran masukan hanya
dikonsumsi untuk menjalankan aktivitas penambah nilai.
·Dengan demikian komponen kegiatan bisnis perusahaan terdiri dari 4 unsur, yaitu masukan,
proses, keluaran, dan customer.
HALAMAN 03
SPPMA AGRI C 2024
HALAMAN 04
SPPMA AGRI C 2024
·Melalui kombinasi peningkatan kualitas karyawan dan pemberdayaan karyawan melalui pemanfaatan
teknologi informasi, proses di luar manufaktur (misal di proses pembelian) dapat dikurangi waktunya
secara signifikan, sehingga mengakibatkan cycle effectiveness (CE) meningkat secara drastis.
HALAMAN 04
2024
Terima Kasih
KELOMPOK 5
HALAMAN 18