SAP PKG Pra Sekolah
SAP PKG Pra Sekolah
Dosen Pengampu :
Dosen Pembimbing :
Disusun oleh:
Sasaran : Orang tua dari anak usia pra sekolah di lokasi penyuluhan
A. Analisa Situasi
Karies gigi anak usia dini atau early childhood caries (ECC) yang menyebabakan abses
gingiva merupakan salah satu masalah kesehatan anak usia 0-6 tahun diberbagai negara.
Riskesdas 2018 melaporkan prevalensi karies gigi pada anak usia 3-4 tahun sebesar 81,5%.
Penelitian kualitatif ini bertujuan menggali persepsi ibu-ibu tentang karies gigi pada anak
usia 6 tahun, terhadap 8 ibu-ibu di Kelurahan Beringin Kota Jambi yang dipilih secara
purposive. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2023 melalui indepth interview,
observasi dan dokumentasi. Dokumentasi menggunakan kamera dan voice recorder android
Oppo Reno-4 F. Hasil penelitian diperoleh 5 tema meliputi:
1) keluhan fisik, psikologis serta dampak bagi anak yang mengalami karang gigi;
2) penyebab karang gigi ada anak usia 6 tahun;
3) upaya mengurangi rasa sakit, pencegahan kekambuhan dan keparahan karies gigi;
4) respons orang tua terhadap anak yang mengalami karies gigi;
5) dukungan professional kesehatan dan masyarakat lain terhadap anak yang mengalami
karies gigi..
B. Diagnosa Keperawatan
Buruknya kebersihan dan kesehatan gigi pada anak pra sekolah. Anak yang tidak
melakukan perawatan atau menjaga kebersihan gigi dan gusinya, yang berisiko mengalami
masalah gigi seperti abses gigi. Kondisi gigi dan gusi yang tidak bersih, akan menimbulkan
banyak masalah bagi kesehatan tubuh. Ditambah lagi kurangnya pengetahuan Ibu tentang
pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut untuk merawat gigi anaknya demi masa depan.
C. Tujuan
08.00 – Pembukaan
● Memberi salam ● Menjawab salam
08.05
● Salam
(5 menit) ● Memperkenalkan diri ● Mendengarkan
● Perkenalan
● Menjelaskan tujuan ● Memperhatikan
● Tujuan penyuluhan
d. Bahaya yang
08.25- Evaluasi
● Memberikan ● Mengajukan
08.35
kesempatan kepada pertanyaan (jika
(10 menit) sasaran untuk bertanya ingin bertanya)
● Sasaran mengerti
seluruh materi
penyuluhan yang telah
disampaikan
08.40- Penutup
● Memberikan penjelasan ● Mendengarkan
08.45
mengenai kesimpulan
(5 menit) materi kepada sasaran
● Kesimpulan ● Menjawab salam
● Mengucapkan terima
● Terima kasih
kasih
penutup
H. Evaluasi
a) Evaluasi Struktural
- Sasaran tetap berada ditempat penyuluhan sampai selesainya penyuluhan
- Penyelenggaraan dilaksanakan di TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL 4 Desa
Burneh, Bangkalan.
b) Evaluasi Proses
- Sasaran antusias terhadap materi penyuluhan tentang Bahaya abses gingiva pada anak
pra sekolah
- Sasaran dapat memahami materi penyuluhan dengan baik.
- Sasaran tidak meninggalkan tempat acara sampai penyuluhan berakhir.
- Sasaran dapat mempraktekkan dan menerapkan pemeliharaan kesehatan gigi dan
mulut dalam kehidupan sehari-hari.
c) Evaluasi Hasil
- Tingkat pengetahuan sasaran mengenai pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut
semakin meningkat setelah dilakukan penyuluhan dan menjawab beberapa
pertanyaan dari penyuluh
- Sasaran menjadi paham mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi
8. Sumber
Santik, Y. D. P. (2015). Pentingnya kesehatan gigi dan mulut dalam menunjang produktivitas atlet. Media
Ilmu Keolahragaan Indonesia, 5(2), 13-17.
Muzana, S. R., Lubis, S. P. W., Nizar, M., Wirda, W., Yulinar, Y., Fadli, M., ... & Rizka, I. D. (2022).
SOSIALISASI PENTINGNYA MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT TERHADAP ANAK-
ANAK DI KABUPATEN ACEH BESAR. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 6(3), 1554-1557.
National Institute of Dental and Craniofacial Research (NIDCR). (2019). Dental Caries (Tooth Decay) in
Children (Age 2 to 11). NIH Publication No. 19-DC-8119.
Bimbim.2019. Informasi Kesehatan Gigi dan Mulut. Jurnal Kedokteran Gigi di Akses 19 Mei 2019.
MATERI PENYULUHAN
Abses gigi pada anak adalah masalah kesehatan gigi yang juga ditemui di Indonesia. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk kebiasaan makan yang tidak sehat,
kurangnya perawatan gigi yang tepat, dan kurangnya akses terhadap perawatan kesehatan
gigi yang berkualitas. Di Indonesia, masalah gigi berlubang dan infeksi gigi seringkali
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, terutama di kalangan anak-anak.Abses gigi
pada anak pra sekolah merupakan salah satu masalah umum dalam kesehatan gigi anak di
Indonesia, mengingat prevalensi masalah gigi berlubang dan infeksi gigi yang cukup tinggi
di negara ini. Permasalahan kesehatan gigi, termasuk abses gigi, dapat menjadi fokus
dalam survei kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah atau lembaga kesehatan nasional.
Juga, lembaga akademis dan penelitian mungkin melibatkan studi yang berkaitan dengan
prevalensi abses gigi pada anak di Indonesia.
1. Pengertian Abeses Ggi
Abses gigi adalah kondisi medis yang terjadi ketika terjadi infeksi bakteri di sekitar akar gigi
atau gusi. Infeksi ini dapat terjadi akibat gigi berlubang yang tidak diobati, cedera pada gigi,
atau masalah lain yang memungkinkan bakteri masuk ke dalam jaringan lunak gigi. Proses
terjadinya abses gigi dimulai ketika bakteri masuk ke dalam rongga gigi yang rusak atau
melalui kerusakan email gigi. Bakteri ini kemudian menginfeksi pulpa gigi (jaringan yang
mengandung pembuluh darah dan saraf di dalam gigi) dan menyebabkan peradangan.
2. Gejala-gejala Abses Gigi pada anak
a. Nyeri Gigi
Anak mungkin mengeluhkan nyeri pada gigi yang terinfeksi. Mereka mungkin merasakan
nyeri yang tajam atau terus-menerus di sekitar gigi yang terkena abses.
b. Pembengkakan
Area sekitar gigi yang terinfeksi bisa membengkak. Pembengkakan ini bisa terlihat atau
terasa jika saat meraba gusi anak.
c. Kemerahan dan Peradangan
Gusi di sekitar gigi yang terinfeksi tampak merah dan terasa bengkak serta terasa hangat
jika disentuh.
d. Sensitivitas terhadap Makanan dan Minuman
Anak akan merasakan nyeri atau ketidaknyamanan ketika menggigit dan sensitivitas
yang meningkat terhadap makanan atau minuman panas, dingin, atau manis.
e. Demam
Demam dapat terjadi pada anak yang mengalami abses gigi, terutama jika infeksi telah
menyebar atau menyebabkan respons sistemik dalam tubuh. Saat infeksi bakteri terjadi
di sekitar akar gigi atau gusi, tubuh anak akan merespons dengan meningkatkan suhu
tubuh untuk melawan infeksi tersebut. Oleh karena itu, demam bisa menjadi salah satu
gejala yang muncul pada anak dengan abses gigi, terutama jika infeksi sudah menyebar
atau menjadi lebih parah.
3. Penyebab Abses Gigi pada anak
Abses gigi pada anak biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri yang berkembang di
sekitar akar gigi atau gusi. Infeksi ini sering kali dimulai sebagai gigi berlubang atau
kerusakan pada email gigi yang memungkinkan bakteri masuk ke dalam jaringan lunak
gigi.
4. Bahaya yang ditimbulkan Abses Gigi
a. Penyebaran Infeksi
Jika infeksi tidak diobati, abses gigi dapat menyebabkan penyebaran infeksi ke jaringan
sekitarnya, seperti rahang, sinus, atau bahkan ke bagian tubuh lainnya. Ini bisa
menyebabkan komplikasi serius yang memerlukan perawatan medis darurat.
b. Gangguan Pertumbuhan Gigi
Infeksi pada gigi dan gusi dapat mengganggu pertumbuhan gigi anak. Abses gigi yang
tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan permanen pada gigi, yang mungkin
memerlukan perawatan yang lebih invasif di masa depan, seperti perawatan akar gigi atau
pencabutan gigi.
c. Gangguan pada Fungsi Mulut
Abses gigi dapat mengganggu fungsi mulut anak, seperti mengunyah dan berbicara.
Ketidaknyamanan dan pembengkakan yang disebabkan oleh abses gigi juga bisa membuat
anak sulit makan dengan baik atau berkomunikasi dengan jelas.
d. Infeksi Sistemik
Abses gigi yang tidak diobati dapat menyebabkan infeksi sistemik yang dapat
memengaruhi kesehatan keseluruhan anak. Infeksi yang menyebar ke aliran darah dapat
mengakibatkan kondisi serius seperti sepsis, yang merupakan kondisi medis yang
mengancam jiwa.
e. Kerusakan pada Jaringan dan Tulang
Abses gigi yang tidak diobati juga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan lunak dan
tulang di sekitar gigi. Hal ini bisa menyebabkan kerusakan permanen pada struktur gigi
dan gusi, yang mungkin memerlukan perawatan jangka panjang atau rekonstruksi
5. Pencegahan Abses gigi
a. Praktik Kebersihan Gigi yang Baik
Mengajarkan anak untuk menyikat gigi setidaknya dua kali sehari, pagi dan malam
sebelum tidur. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride dan pastikan untuk
membersihkan semua permukaan gigi dengan menyikat dan menggunakan benang gigi.
b. Memantau Pola Makan
Hindari memberikan makanan dan minuman yang tinggi gula kepada anak secara
berlebihan. Gula dapat menyebabkan pembentukan plak dan kerusakan gigi. Berikan
makanan yang sehat dan seimbang serta batasi konsumsi makanan manis dan minuman
bersoda.
a. Minum Air yang Mengandung Fluorida
Air minum yang mengandung fluorida dapat membantu memperkuat enamel gigi dan
mencegah kerusakan gigi. Pastikan anak mendapatkan cukup asupan air yang mengandung
fluorida setiap hari.
b. Kunjungan Rutin ke Dokter Gigi
Periksa gigi anak secara teratur dengan dokter gigi, bahkan jika tidak ada keluhan yang
muncul. Kunjungan rutin ke dokter gigi dapat membantu mendeteksi masalah gigi sedini
mungkin dan mencegah perkembangan abses gigi.
6. Peran orang tua untuk menjaga kesehatan gigi anak
a. Memberikan pendidikan tentang Kesehatan Gigi pada anak
Orang tua dapat memberikan pendidikan yang baik kepada anak tentang pentingnya
menjaga kesehatan gigi. Mereka dapat menjelaskan betapa pentingnya menyikat gigi secara
teratur, menggunakan benang gigi, dan menghindari makanan dan minuman yang dapat
merusak gigi.
b. Memberikan Contoh yang Baik
Orang tua harus menjadi contoh yang baik dalam menjaga kesehatan gigi mereka sendiri.
Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua, jadi jika orang tua menunjukkan
kebiasaan baik dalam perawatan gigi, anak-anak mereka juga cenderung mengikuti.
c. Mendorong Kebiasaan Perawatan Gigi yang Baik
Orang tua dapat mendorong anak-anak mereka untuk menyikat gigi setidaknya dua kali
sehari, pagi dan malam sebelum tidur, menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride,
dan menggunakan benang gigi untuk membersihkan sela-sela gigi.