Anda di halaman 1dari 10

BIOETHANOL

Produksi Tanaman Kacang dan Umbi


Kelompok 2
Winda Apriyanti (2114121007)
Dini Nur Safitri (2114121009)
Marfu’ah Aria Wardani (2114121011)

Ihsan Al Mubarok (2114121048)


Sella Virna (2114121053)
Kanigia Rawando (2014121014)
TENTANG BIOETHANOL
Ethanol, juga dikenal sebagai etil alkohol, adalah senyawa
hidrokarbon dengan gugus hidroksil (-OH) dan rumus
kimia C2H5OH. Biasanya diproduksi dari tanaman yang
mengandung karbohidrat seperti ubi kayu, jagung, dan
sorgum, serta dari buah-buahan seperti tebu dan mangga.

Grade ethanol bervariasi tergantung pada penggunaannya,


dengan grade tertinggi digunakan untuk bahan bakar
kendaraan.
Bahan baku bioetanol
proses reaksi kimia
Dalam proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut
air dilakukan dengan penambahan air dan enzyme; kemudian
dilakukan proses peragian atau fermentasi gula menjadi
ethanol dengan menambahkan yeast atau ragi. Reaksi yang
terjadi pada proses produksi ethanol/bio-ethanol secara
sederhana ditujukkan pada reaksi 1 dan 2.
H2O
(C6H10O5)n ----------------------------N C6H12O6 (1)
enzyme
(pati) (glukosa)
(C6H12O6)n ----------------------------2 C2H5OH + 2 CO2. (2)
yeast (ragi)
(glukosa) (ethanol)
PERSIAPAN BAHAN BAKU
Bahan baku untuk produksi biethanol salah
satunya adalah singkong.
Persiapan bahan baku singkong pertama
dipisahkan dari kulitnya, dibersihkan,
kemudian dihancurkan untuk memecahkan
tepungnya agar bisa berinteraksi dengan air
secara baik.
lIQUIFIKASI & SAKARIFIKASI
Liquifikasi dalam produksi bioetanol merupakab proses
penghancuran pati pada bahan baku menjadi bentuk cair yang
larut dalam air. Liquifikasi dilakukan dengan menggunakan
enzim amilase untuk mengubah pati menjadi gula kompleks
(dekstrin)

Sakarifikasi merupakan proses mengubah gula kompleks yang


dihasilkan dari liquifikasi diubah menjadi gula yang sederhana,
seperti glukosa yand diperoleh melalui reaksi kimia atau
enzimatik. Proses ini dilakukan untuk mempersiapkan gula
menjadi etanol oleh mikroorganisme seperti ragi.
FERMENTASI & DISTILASI
FERMENTASI
Tahap pencampuran ragi pada cairan bahan baku dalam wadah tertutup
pada suhu 27-32°C selama 5-7 hari. Pada tahap ini akan menghasilkan
cairan etanol/alkohol berkadar rendah (7-10%) dan CO2

DISTILASI
Tahap penyulingan untuk memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil
fermentasi. Pada suhu 78°C ethanol akan menguap, lalu uap ethanol
akan dialirkan ke kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan
ethanol.
Penyulingan ethanol dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
1. penyulingan menggunakan teknik dan distilator tradisional
(konvensional)
2. penyulingan menggunakan teknik dan distilator model kolom reflux
(bertingkat)
DISTILASI
Hasil penyulingan berupa Ethanol 95%
Untuk proses pemurnian menjadi ethanol kering
dengan kandungan antara 99,6-99,8% agar cocok
digunakan sebagai pengganti bensin.
Proses ini bisa dilakukan secara kimia dengan batu
gamping atau secara fisika dengan zeolit sintetis melalui
alat yang disebut Dehidrator.

Hasil Samping Penyulingan Etanol


Akhir proses penyulingan (distilasi) ethanol
menghasilkan limbah padat (sludge) dan cair
(vinase). Dimana limbah tersebut dapat digunakan
sebagai pupuk
TERIMA
KASIH!

Anda mungkin juga menyukai