Anda di halaman 1dari 66

TUGAS PENGANTAR METODOLOGI PENELITIAN

“PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KANTIN TERHADAP


KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA MANAJEMEN UNM”

Dosen pengampu :
Dr. Anwar, SE., M.Si

Oleh :
Inda Alfiah Nadyatulnina M
Nim. 210903501022

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022/2023

1
BAB 1........................................................................................................................4
LATAR BELAKANG.....................................................................................................4
Pendahaluan........................................................................................................4
Penjelasan............................................................................................................6
Ringkasan...........................................................................................................11
Studi Kasus.........................................................................................................11
Daftar Pustaka....................................................................................................13
BAB 2......................................................................................................................14
RUMUSAN MASALAH.............................................................................................14
A. Pendahuluan..............................................................................................14
B. Penjelasan..................................................................................................14
C. RINGKASAN MATERI...................................................................................23
D. Contoh Kasus..............................................................................................24
E. Daftar Pustaka............................................................................................25
BAB 3......................................................................................................................26
TUJUAN PENELITIAN..............................................................................................26
A. Pendahuluan..............................................................................................26
B. Penjelasan..................................................................................................27
D. Contoh Tujuan Penelitian...........................................................................31
E. Daftar Pustaka............................................................................................33
BAB 4......................................................................................................................34
TINJAUAN PUSTAKA...............................................................................................34
A. Pendahuluan..............................................................................................34
B. Penjelasan..................................................................................................35
D. Contoh Tinjauan Pustaka............................................................................40
E. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................43
BAB 5......................................................................................................................44
KERANGKA PIKIR....................................................................................................44
A. Pendahuluan..............................................................................................44
B. Penjelasan..................................................................................................46
C. Ringkasan...................................................................................................52
D. Contoh Kasus..............................................................................................54
E. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................55

2
Bab 6......................................................................................................................56
Metode Penelitian.................................................................................................56
 A. PENDAHULUAN......................................................................................56
 B. PENJELASAN/URAIAN POKOK BAHASAN MATERI..................................56
 C. Ringkasan Materi...................................................................................64
 D. Contoh Kasus.........................................................................................65
 E. Daftar Pustaka........................................................................................66

3
BAB 1
LATAR BELAKANG

Pendahaluan

Latar belakang adalah halaman yang ditulis oleh penyusun (baik


penyusun buku atau laporan karya ilmiah) yang secara garis besar
memberikan pemahaman kepada pembaca terkait tujuan dan keinginan
penulis. Penulisan latar belakang yang baik, ditulis sejelas mungkin dan
sesuai dengan fakta.
Dalam perspektif lain, latar belakang masalah adalah sebagai dasar
utama bagi penulis memberikan pemahaman kepada pembaca. Latar
belakang ditulis sebagai upaya memberikan garis besar apa yang akan
dibahas di dalam inti karya tersebut.
Sebelum masuk ke cara membuat latar belakang, Ada beberapa poin
yang tidak kalah penting. Yaitu mengetahui isi latar belakang secara garis
besar. Penulisan latar belakang ditulis berdasarkan alasan rasional dan
esensial. Maksudnya latar belakang ditulis berdasarkan data dan fakta
yang ditemukan.
Latar belakang memuat gejala-gejala yang ada di lapangan. Dimana
gejala tersebut muncul dari permasalahan yang nantinya akan diuraikan
dan akan ditemukan solusinya. Bisa juga isi latar belakang mengacu pada
krisis ideologi sosial, politik, ekonomi, budaya dan masih banyak lagi
yang sebenarnya bisa diangkat di dalam latar belakang.
Penulisan latar belakang sebenarnya tidak banyak aturan. Penulisan
latar belakang tidak sedetail ketika menuliskan bagian pembahasan. Latar
belakang merupakan penjelasan dalam bentuk uraian paragraf yang berisi
alasan mengapa sebuah karya tulis dibuat. Misalnya, kalau untuk karya
ilmiah berarti kamu harus menjelaskan mengapa topik karya ilmiah
tersebut dibuat. Kalau proposal kantin, mengulas alasan mengapa kantin
tersebut harus diadakan.
Di dalam latar belakang dicantumkan argumentasi mengapa suatu
topik dipilih. Latar belakang mengungkapkan bukti, data, konsep, dan
hubungan antara variabel tang terkait dengan topik. Panjang dan detail
latar belakang juga bergantung pada sejauh mana kamu perlu
menunjukkan pemahamanmu tentang topik tersebut.
Latar belakang yang baik harus disusun dengan sejelas mungkin dan
bila perlu disertai dengan data atau fakta yang mendukung. Beberapa hal
yang terdapat dalam latar belakang adalah: Kondisi ideal mencakup
keadaan yang dicita-citakan, atau diharapkan terjadi.
Latar belakang memberi alur berpikir sehingga mempermudah peneliti
untuk mensistematisir persoalan yang ingin dipecahkan. Setiap masalah
yang akan dijawab sebaiknya diutarakan sebagai problematik yang akan
dibahas dalam bab-bab berikutnya.
Menurut Ade Suyitno, latar belakang masalah adalah informasi yang
tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik
yang menarik untuk diteliti.

4
Hal-hal yang harus ditulis dalam latar belakang penelitian:
1. Merupakan paragraf yang digunakan mengantarkan pembaca tentang
awal mula masalah tersebut timbul atau muncul.
2. Gejala atau Fakta. Menunjukkan adanya masalah. Gejala atau fakta harus
didukung dengan data yang akurat, kuat dan jelas sumbernya sehingga
dapat dipercaya bahwa gejala atau fakta tersebut benar keberadaannya.
Data yang terpercaya bisa diperoleh dari sejumlah sumber seperti buku,
jurnal, artikel, berita daring yang dimuat di sumber yang kredibel, berita
cetak di koran yang kredibel, dan lainnya. Sejatinya tidak memuat berita
yang dimuat di blog individual tanpa mencantumkan sumber.
3. Penjelasan mengenai dampak negatif jika penelitian tidak dilakukan
dan dampak positif yang timbul jika penelitian tersebut dilakukan.
4. Penjelasan bahwa masalah yang diteliti masih relevan, mengandung
kekinian, aktual dengan situasi dan kebutuhan.
5. Teori untuk mendasari penyusunan alur logika pemecahan masalah yang
akan ditawarkan, memperkuat argumentasi dan meningkatkan
obyektivitas.
6. Penjelasan tentang pengembangan atau posisi penelitian yang akan
dilakukan dibandingkan dengan penelitian sebelumnya.
7. Gambaran hasil dan kemanfaatan penelitian secara aplikatif dan teoritis
bagi pengembangan ilmu pengetahuan untuk mempertegas kembali,
pentingnya penelitian dilakukan.
8. Paragraf penutup
Dalam menuliskan latar belakang, ada beberapa komponen yang harus
dipenuhi oleh penulis. Dari komponen ini diharapkan akan meningkatkan
minat pembaca penelitian kamu. Selebihnya dari latar belakang lah akan
ditentukan apakah kamu mampu dalam menyajikan atau menyampaikan
sebuah logika. Selain itu di sini bisa terlihat apakah kamu mampu dalam
menyampaikan pikiran kamu melalui sebuah tulisan.
Latar belakang merupakan penjelasan dalam bentuk uraian paragraf
yang berisi alasan mengapa sebuah karya tulis dibuat. Dengan adanya latar
belakang, pembaca jadi tahu hal apa yang hendak disampaikan dalam karya
ilmiah tersebut.
Latar Belakang masalah adalah informasi yang tersusun sistematis
berkenaan dengan fenomena dan masalah problematik yang menarik untuk
di teliti. Masalah terjadi saat harapan idela akan sesuatu hal tidak sama
dengan realita yang terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan
menarik. Masalah yang fenomenal adalah saat menajdi perhatian banyak
orang dan di bicirakan di berbagai kalangan di masyarakat. Latar belakang
dimaksudkan untuk menjelaskan alasan mengapa masalah dalam penelitian
ingin diteliti, pentingnya permasalahan dan pendekatan yang digunakan
untukan untuk menyelesaikan masalah tersebut baik dari sisi teoritis dan
praktis. Latar belakang masalah penelitian berisi informasi tentang suatu
masalah dan atau peluang yang dapat dipermasalahkan agar ditindaklanjuti

5
lewat penelitian, termasuk hal-hal yang melatarbelakanginya (Husein Umar,
2001:238).
Latar belakang masalah berisi tentang sejarah dan persitiwa-peristiwa
yang sedang terjadi pada suatu proyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu,
nampak adanya penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik
standar keilmuan maupun aturan-aturan. Dalam latar belakang ini peneliti
harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas.
Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu
penyimpangan dan menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti (Sugiyono,
1999:302). Bagian latar belakang masalah menjelaskan mengapa suatu
penelitian dilaksanakan dan apa yang ingin dicapai atau diketahui dari
pelaksanaan penelitian tersebut. Fakta dan data yang mendukung harus
dicantumkan (Dermawan Wibisono, 2000:304). Banyak orang mengalami
kesulitan dalam memutuskan apa yang akan dimasukkan dalam latar
belakang masalah, hasil-hasil penelitian apa yang perlu dikutip, mana yang
akan diberikan dalam latar belakang masalah dan mana yang tidak perlu.
Jawabnya mudah, hanya bahan-bahan yang mengarah kepada hipotesislah
yang digunakan. Bahan-bahan tersebut disusun menurut urutan yang logis.
(David Lindsay, 1986:8).
Hal-hal yang perlu dikemukakan dalam latar belakang masalah adalah
Mengapa peneliti memilih isu tertentu? Apa kegunaan penelitian tersebut
untuk kepentingan praktis atau teoretis? Agar peneliti dapat menyusun latar
belakang penelitiannya dengan baik maka dia harus membekali diri dengan
banyak informasi tentang isu penelitiannya baik yang berdimensi praktis
dan teoritis. Seorang peneliti dengan isu "motivasi kerja", harus dapat
menjelaskan mengapa dia meneliti isu tersebut, apa akibat positif yang bisa
ditimbulkan dari penelitian dengan isu tersebut. Dalam latar belakang
peneliti bisa saja mencantumkan data atau pendapat-pendapat orang lain
guna memperkuat alasan penelitiannya (Mustafa, 1997).

Penjelasan

Latar belakang merupakan aspek di awal Bab 1 yang perlu ditulis


dengan benar saat menulis karya ilmiah, dengan tujuan
memperkenalkan kepada pembaca yang bersangkutan topik penelitian
yang setidaknya berbeda dengan pendahuluan.
Latar belakang adalah dasar atau titik tolak untuk memberikan
pemahaman kepada pembaca atau pendengar untuk memahami apa
yang ingin kita sampaikan. Konteks harus disiapkan sejelas mungkin,
dengan data atau fakta pendukung jika diperlukan.

Ada beberapa cara sebagai berikut.


 Cara yang pertama, latar belakang ditulis dalam kondisi ideal.
Idealnya, latar belakang dalam bentuk visi dan misi yang
diinginkan oleh penulis atau peneliti. Tentu saja dari visi misi yang
berbobot bisa menggetarkan calon pembaca. Anda bisa menuliskan

6
dibagian latar belakang dengan menuliskan tujuan dan hal yang
ingin disampaikan oleh penulis.
 Latar belakang ditulis berdasarkan permasalahan yang terupdate
hari ini. Dengan kata lain, latar belakang yang baik ditulis secara
factual. Secara teknis, latar belakang mengangkat keresahan dan
permasalahan yang terjadi. Permasalahan yang diangkat inilah
yang menjadi alasan kenapa Anda menulis atau meneliti tema
tersebut.
 Setelah menemukan akar permasalahan dan sumber masalahnya,
langkah selanjutnya adalah mencari solusi. Jadi dibagian latar
belakang selain menuliskan akar pemasalahan, juga menulis secara
siingkat solusi. Solusi inilah yang akan dijadikan sebagai modal
menindaklanjuti ke pokok pembahasan.
 Ada pula sebagian yang menuliskan latar belakang dengan
melakukan perbandingan dengan penelitian atau tema yang pernah
diangkat sebelum-sebelumnya.
Secara garis besar, isi dari latar belakang dalam karya tulis ilmiah
adalah :

1. Data atau fakta yang ada

Hal ini akan menjadi acuan dalam penulisan latar belakang. Dengan
data atau fakta yang kamu peroleh, kamu harus menjabarkan masalah apa
yang akan kamu bahas. Tentu saja data ini nantinya akan dibandingkan
dengan teori-teori yang ada atau standar keilmuan. Jika berbeda, disitulah
letak permasalahannya.

2. Analisis

Berisi analisis terhadap permasalahan yang ada sampai jelas.

3. Mengapa harus diteliti?

Dari analisis tersebut seharusnya bisa menghasilkan sebuah


kesimpulan awal mengapa proyek tersebut bisa dan harus diteliti lagi?
Kemudian menurut Sugiyono 1999:302 yang menyebutkan bahwa
latar belakang masalah berisi tentang sejarah / alur / peristiwa yang sedang
terjadi pada proyek penelitian. Namun dalam proyek penelitian tersebut
benar-benar ada masalah atau penyimpangan-penyimpangan yang bisa
dilihat dari standar keilmuan atau peraturan yang ada.
Karena adanya penyimpangan atau ketidakberesan tersebutlah
kemudian sebuah proyek penelitian bisa untuk diteliti. Dalam latar belakang
masalah juga terdapat analisis sehingga sebuah masalah menjadi lebih jelas
dan dapat diterima baik oleh pembaca.
Sedangkan menurut Huesin Umar, 2001:238 menyebutkan bahwa isi
latar belakang masalah adalah sebuah informasi tentang suatu masalah dan
atau peluang yang dapat dipermasalahkan agar ditindaklanjuti lewat
penelitian, termasuk hal-hal yang melatarbelakanginya.

7
Melalui analisis ini juga, peneliti harus mampu menjelaskan tentang
penyimpangan atau ketidaksesuaian yang terjadi dan mengapa harus ditelili
lebih jauh lagi.
Dalam menulis latar belakang masalah karya tulis ilmiah juga kamu
harus memiliki banyak referensi agar topik atau masalah yang ingin
disampaikan tidak hanya terpatok pada satu pandangan, buku Teori & Pratik
Menulis Karya Tulis Ilmiah oleh Zainal Aqib memiliki beberapa referensi
yang dapat Grameds gunakan sebagai contoh untuk mengembangkan karya
tulis ilmiah yang sedang kamu buat.
Berikut adalah beberapa komponen dari latar belakang yaitu:

 Menuliskan bidang atau permasalahan yang diminati dengan


jelas
 Menetapkan konteks dengan memberikan tulisan singkat dari
bahan literatur terdahulu yang penulis pilih. Namun, harus
dipastikan untuk memilih literatur yang sesuai dengan
permasalahan yang akan kamu bahas.
 Tuliskan hipotesis dari masalah yang kamu bahas dalam latar
belakang.
 Alasan dalam memilih permasalahan atau topik penelitian.

Dalam menulis sebuah hipotesis karya ilmiah, harus dibangun


berdasarkan argumentasi kuat yang pada umumnya sudah dijabarkan
terlebih dahulu di latar belakang masalah.
Pembuatan latar belakang mempunyai beberapa karakteristik. Yaitu;
1) Pendahuluan berisi data awal tentang topik Anda yang
kemungkinan besar akan dibaca oleh pembaca.
2) Latar belakang studi Anda membahas secara mendalam
tentang topik tersebut, sedangkan pendahuluan hanya memberikan
gambaran umum.
3) Pendahuluan Anda harus diakhiri dengan pertanyaan,
maksud, dan tujuan penelitian Anda, sedangkan latar belakang Anda tidak
boleh (kecuali dalam beberapa kasus di mana latar belakang Anda
terintegrasi ke dalam pengantar Anda).
Struktur dan gaya penulisan informasi latar belakang dapat bervariasi
tergantung pada kompleksitas penelitian dan/atau sifat penugasan.
Mengingat hal ini, berikut adalah beberapa pertanyaan untuk
dipertimbangkan saat menulis bagian pengantar:

I. Adakah konsep, istilah, landasan teori, atau gagasan


yang mungkin asing bagi pembaca dan, karenanya, membutuhkan
penjelasan tambahan?
II. Apakah ada elemen historis yang perlu dieksplorasi
untuk menjelaskan konteks yang diperlukan, untuk menyoroti orang-
orang, masalah, atau peristiwa tertentu, atau untuk meletakkan dasar
untuk memahami munculnya masalah atau peristiwa saat ini?
III. Adakah teori, konsep, atau ide yang dipinjam dari
disiplin atau tradisi akademis lain yang mungkin asing bagi pembaca

8
Anda dan karenanya memerlukan penjelasan lebih lanjut?
IV. Apakah studi penelitian tidak biasa dengan cara yang
membutuhkan penjelasan tambahan, seperti, (1) studi Anda
menggunakan metode analisis yang belum pernah diterapkan
sebelumnya; (2) studi Anda menyelidiki masalah penelitian yang
sangat esoterik atau kompleks; atau, (3) studi Anda bergantung pada
analisis teks atau dokumen unik, seperti, bahan arsip atau dokumen
primer seperti buku harian atau surat pribadi yang tidak mewakili
badan literatur sumber tentang topik tersebut.
Dalam menuliskan latar belakang, ada beberapa komponen yang
harus dipenuhi oleh penulis. Dari komponen ini diharapkan akan
meningkatkan minat pembaca penelitian kamu. Selebihnya dari latar
belakang lah akan ditentukan apakah kamu mampu dalam menyajikan
atau menyampaikan sebuah logika. Selain itu di sini bisa terlihat apakah
kamu mampu dalam menyampaikan pikiran kamu melalui sebuah tulisan.
Berikut adalah beberapa komponen dari latar belakang yaitu:
a. Menuliskan bidang atau permasalahan yang diminati dengan
jelas
b. Menetapkan konteks dengan memberikan tulisan singkat dari
bahan literatur terdahulu yang penulis pilih. Namun, harus dipastikan
untuk memilih literatur yang sesuai dengan permasalahan yang akan
kamu bahas.
c. Tuliskan hipotesis dari masalah yang kamu bahas dalam latar
belakang.
d. Alasan dalam memilih permasalahan atau topik penelitian.
Ada beberapa pengertian latar belakang menurut para ahli, antara lain:
1. Menurut Ade Suyitno, latar belakang adalah Informasi yang disusun
secara sistematis dalam kaitannya dengan fenomena dan masalah
yang menarik untuk diteliti. Masalah terjadi ketika harapan ideal
akan sesuatu berbeda dari kenyataan yang terjadi. Tidak semua
masalah itu luar biasa dan menarik. Masalah besarnya adalah ketika
menarik perhatian banyak orang dan dibicarakan di berbagai
kalangan masyarakat.
2. Menurut Husnaini Usman dan Purnomo, latar belakang adalah
menceritakan hal-hal yang melatarbelakangi mengapa peneliti
memilih judul penelitiannya. Dalam latar belakang masalah ini,
peneliti seolah-olah sebagai detektif yang sedang mengamati situasi
lingkungan tempat kejadian perkara. Untuk memunculkan berbagai
alasan mengapa memilih judul tersebut, maka seorang peneliti dalam
hal ini dapat mengacu pada peraturan perundang-undangan yang
berlaku, akan tetapi belum efektif pada pelaksanaannya.
3. Wirartha mengatakan bahwa, latar belakang adalah informasi yang
tersusun sistematis berkenaan dengan fenomena dan masalah
problematik yang menarik untuk diteliti. Masalah terjadi saat
harapan ideal akan sesuatu hal tidak sama dengan realita yang
terjadi. Tidak semua masalah adalah fenomena dan menarik.
Masalah fenomenal adalah saat terjadi perhatian banyak orang dan
dibicarakan di berbagai kalangan di masyarakat. Uraian latar

9
belakang masalah harus mengemukakan argumen mengapa masalah
tersebut diteliti. Sebuah judul dipandang perlu diteliti kalau
memenuhi kriteria tertentu.
Ade Suyitno Adeino, pendiri Institut Kreatif Indonesia, dalam
artikelnya dipublikasikan di www.kompasiana.com pada 13 Desember 2012
menjelaskan bahwa “Latar belakang” masalah adalah informasi yang
disusun secara sistematis mengenai dengan fenomena dan problematika
yang menarik untuk diteliti. Masalah terjadi ketika harapan ideal akan
sesuatu tidak sama dengan kenyataan atau realitas yang muncul. Tapi tidak
semua masalah adalah fenomena menarik untuk diteliti. Masalah fenomenal
atau masalah menarik bagi diteliti, biasanya suatu masalah yang mendapat
perhatian banyak orang dan dibahas dalam berbagai kalangan masyarakat.
Selanjutnya Ade Suyitno Adeino (2012) menyarankan “Latar
Belakang” penelitian memuat hal-hal sebagai berikut: Pertama, alasan
rasional dan esensial yang membuat peneliti tertarik, untuk melakukan
penelitian berdasarkan fakta, data, referensi, dan temuan penelitian
sebelumnya. Kedua, gejala disparitas yang ada di lapangan sebagai landasan
berpikir, mengangkat masalah dan bagaimana penelitian mengisi
kesenjangan yang ada, terkait dengan topik yang diteliti. Ketiga,
kompleksitas masalah jika masalah dibiarkan dan akan menimbulkan
dampak yang mempersulit, menghambat, mengganggu, bahkan mengancam.
Keempat, pendekatan pemecahan masalah dari perspektif kebijakan dan
teoretis. Kelima, penjelasan singkat tentang posisi atau posisi masalah
diselidiki dalam ruang lingkup bidang studi yang ditempati oleh peneliti.
Menurut Andrik Purwasito (2004), latar belakang setidaknya memuat hal-hal
sebagai berikut:
a. Faktor-faktor apa saja yang menjadi perhatian anda untuk dijadikan
suatu latar belakang. Itulah yang disebut dengan latar belakang
faktual (identifikasi masalah yang relevan)
b. Informasi kasus, baik secara langsung lewat pengamatan di
masyarakat maupun lewat buku-buku referensi, dan hasil-hasil
penelitian lain yang sejenis, ini disebut latar belakang teoritis.
Peneliti menghubungkan kasus yang satu dengan yang lain,
Bagaimana kasus-kasus kontemporer berhubungan dengan kasus-
kasus terdahulu, dan bagaimana antara teori-teori yang dapat
menjelaskan fenomena perubahan tersebut dari waktu ke waktu.
c. Tonggak problematik yang berisi berbagai persoalan yang akan
dijawab dalam bab-bab selanjutnya. Latar belakang memberi alur
berpikir sehingga mempermudah peneliti untuk mensistematisir
persoalan yang ingin dipecahkan. Setiap masalah yang akan dijawab
sebaiknya diutarakan sebagai problematik yang akan dibahas dalam
bab-bab berikutnya.
Secara garis besar, isi dari latar belakang dalam karya tulis ilmiah, yaitu:
1. Data atau fakta yang ada
Ini akan menjadi acuan dalam penulisan latar belakang. Dengan data atau fakta
yang diperoleh, mengharuskan memberi gambaran masalah apa yang akan

10
dibahas. Tentunya data ini akan dibandingkan dengan teori atau standar
ilmiah yang ada. Jika berbeda, disitulah letak masalahnya.
2. Analisis
Berisi tentang analisis masalah yang ada sampai jelas, mengamati aktivitas
objek dengan cara mendeskripsikan komposisi objek dan menyusun kembali
komponen-komponennya untuk dikaji atau dipelajari secara detail.
3. Alasan
Dari analisis tersebut harus dapat menghasilkan kesimpulan awal mengapa hal
tersebut dapat dan harus diteliti?

Ringkasan

Latar belakang masalah memuat penjelasan mengenai alasan-alasan


masalah yang dikemukakan dalam penelitian yang dianggap menarik,
penting dan perlu diteliti. Kedudukan masalah yang diteliti diuraikan juga
dalam lingkup permasalahan yang lebih luas. Keaslian penelitian
dikemukakan dengan menunjukkan secara tepat bahwa masalah yang
dihadapi belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu, atau dinyatakan
dengan tegas perbedaan antara penelitian yang dilakukan penulis dengan
penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti terdahulu.
latar belakang ditulis dalam kondisi ideal, Latar belakang ditulis
berdasarkan permasalahan yang terupdate hari ini. Setelah menemukan
akar permasalahan dan sumber masalahnya, langkah selanjutnya adalah
mencari solusi. Ada pula sebagian yang menuliskan latar belakang
den.gan melakukan perbandingan dengan penelitian.

Studi Kasus

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KANTIN


TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MAHASISWA
MANAJEMEN UNM

Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi pada era globalisasi ini


mengalami perubahan yang sangat pesat. Hal ini ditandai dengan adanya
berbagai macam bisnis yang berkembang di Indonesia, salah satunya adalah
bisnis makanan (culinary). Di mana bisnis manakan adalah satu satu jenis
usaha yang tidak akan pernah “mati” karena akan selalu dicari dan
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tubuh banyak orang. Terlabih lagi
dalam berbagai penelitian dikatakan bahwa masyarakat Indonesia
merupakan masyarakat yang konsumtif dalam hal makanan dibandingkan
negara-negara lain, membuat bisnis kuliner banyak ditemukan diberbagai
tempat seperti Pedagang Kaki Lima (PKL), warung, restoran food court,
atau kantin.
Menurut KBBI, kantin adalah ruang tempat menjual minuman dan
makanan (di sekolah, di kantor, di asrama, dan sebagainya). Menurut

11
Nababan, H (2012:3) kantin sekolah adalah tempat di sekolah dimana
segenap warga sekolah dapat membeli jajanan, baik berupa pangan siap saji
maupun panganan olahan. Sedangkan menurut Depdiknas (2007) kantin
sekolah adalah suatu ruang atau bangunan yang berada di sekolah maupun
perguruan tinggi, di mana menyediakan makanan pilihan/sehat untuk siswa
yang dilayani oleh petugas kantin.
Meskipun berada dalam lingkup yang kecil, kantin kampus juga perlu
memahami tentang perilaku konsumen agar dapat memberikan kepuasan
kepada konsumennya dalam hal ini kepuasan semua warga sekolah sebagai
pengguna kantin.
Definisi perilaku konsumen menurut Kotler dan Keller (2009:166)
adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi
memilih, membeli, menggunakan dan bagaimana barang, jasa, ide, atau
pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka.
Kantin merupakan fasilitas yang sangat penting keberadaanya untuk
para mahasiswa, sebagaimana yangkita sadari kehadiran kantin di sebuah
kampus sangat dibutuhkan oleh para mahasiswa, kantin kampus adalah
tempat dimana para mahasiswa biasa meluangkan waktunya untuk makan ,
minum, atau hanya sekedar beristirahat dan duduk bersama teman-temanya
sambil menunggu jam kuliah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh
dimensi kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen baik secara
simultan maupun secara parsial serta untuk mengetahui variabel yang
berpengaruh dominan terhadap kepuasan konsumen pada Kantin Universitas
Negeri Makassar.

Berdasarkan hasil dari data kosiener yang diperoleh dari responden


yakni mahasiswa UNM ini sendiri menunjukan bahwa sebanyak 60,3%
mahasisswa setuju
Sangat puas terhadap fasilitas dikantin unm . Diikuti data terbesar
kedua yakni 28,6% sampel yang tidak setuju dan selebihnya sangat setuju

12
dan sangat tidak setuju . Dengan demikian , secara konsensus dapat diambil
kesimpulan bahwa mahasiswa unm sangat puas tehadap fasilitas yang ada
dikantin UNM.

Daftar Pustaka

Anugerah Ayu Sendari. (2022, January 12). Latar Belakang adalah


Bagian Karya Ilmiah, Ketahui Cara Menyusunnya.
Kontributor. (2010, June 8). Latar belakang. Wikipedia.
Adeino, Ade Suyitno. 2012. “Cara Membuat Latar Belakang Masalah.”
Artikel dimuat pada www.kompasiana.com tanggal 13 Desember
2012.
Ahmad. (2021, February 9). Pengertian Latar Belakang Masalah:
Komponen, Cara Membuat dan Contoh.
https://www.gramedia.com/best-seller/latar-belakang-masalah
SAINS, U. (2022). Cara Membuat Latar Belakang Skripsi yang Benar|
D4 Komputerisasi Akuntansi S.Tr.Kom. Retrieved October 27,
2022, from Stekom.ac.id website: http://komputerisasi-akuntansi-
d4.stekom.ac.id/informasi/baca/Cara-Membuat-Latar-Belakang-
Skripsi-yang-Benar/794a59c5d3f357a4714d6e2f6aa3728f31a1dd4e
Prof. Dr. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Husein Umar, SE, MM, MBA. 1999. Metodologi Penelitian: Aplikasi
dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
W. Gede Merta, 2004. Metode Penelitian. Fakultas Ekonomi Unwar.
Sugiyono. (2016). Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta. Chen, H dan
Volpe, R.P. 1998. “An Analysis of Personal Literacy Among College
Students”. Financial Services Review. Vol. 7 (2).
Salmaa. (2021, March 12). Pengertian Latar Belakang, Cara Membuat
dan Contoh Lengkapnya.

https://fisip.upm.ac.id/2018/07/27/merumuskan-latar-belakang-dan-
rumusan-masalah/
https://www.gramedia.com/best-seller/latar-belakang-masalah/
https://penerbitdeepublish.com/latar-belakang/

13
BAB 2
RUMUSAN MASALAH

A. Pendahuluan

Pada dasarnya penelitian dilakukan dengan tujuan untuk


memperoleh data yang antara lain dapat digunakan untuk memecahkan
masalah. Untuk itu setiap penelitian yang akan dilakukan harus selalu
berangkat dari permasalahan. Seperti yang dikemukakan oleh Emory
(1985) bahwa baik penelitian murni maupun terapan, semuanya berangkat
dari permasalahan hanya untuk penelitian terapan, hasilnya dapat
langsung digunakan untuk mengambil keputusan.
Penyusunan penelitian jenis apapun selalu diawali dengan
penulisan rumusan masalah. Secara tertulis, rumusan masalah ditulis
dalam bentuk kalimat tanya, diawali dengan kata tanya dan diakhiri
dengan tanda tanya. Letak atau posisi penulisan rumusan masalah ini ada
pada bagian pendahuluan setelah latar belakang masalah. Rumusan
masalah yang dituliskan berasal dari masalah atau fenomena alam yang
muncul di lingkungan sekitar. Rumusan masalah ini berguna untuk
menentukan objek penelitian yang akan dilakukan nantinya. Membuat
contoh rumusan masalah sebenarnya tidak terlalu sulit asalkan Anda
mengetahui trik dan dasar penulisannya
Dalam menyusun dan menulis rumusan masalah penelitian,
eksperimen dan makalah sangat perlu memperhatikan hubungan antar
variabel, paling sedikit terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
Masalah yang akan dikaji harus dirumuskan dengan jelas dan lengkap
agar dapat ditemukan solusi atau solusi yang tepat. Hindari penulisan
rumusan masalah yang tidak jelas dan tidak ada jawaban analitis.
Rumusan masalah biasanya dibuat dengan membuat pertanyaan dari hal-
hal yang diteliti, disertai dengan beberapa kata tanya seperti apa,
bagaimana, mengapa dan sebagainya.
Dalam membuat contoh rumusan masalah yang baik dan benar,
hendaknya memperhatikan beberapa ketentuan dasar, yaitu objektif,
menunjukkan dimensi tempat dan waktu, menunjukkan dimensi mata
pelajaran yang spesifik, memiliki keunikan/spesifikasi.
Sedangkan rumusan masalah yang baik memiliki beberapa syarat,
beberapa syarat yang penting antara lain menggunakan kalimat tanya,
menyatakan dua variabel atau lebih, variabel yang dinyatakan harus dapat
diukur, dan rumusan masalah harus dinyatakan dengan jelas, singkat dan
jelas.

B. Penjelasan

14
a. Pengertian rumusan masalah
Masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
dengankejadian atau keadaan yang sebenarnya terjadi. Masalah
penelitianadalah masalah yang akan menjadi objek penelitian (yang akan
diteliti),untuk mengetahui faktor-faktor penyebabnya, kemudian mencari
alternatif penyelesaiannya, dan kemudian membuat kesimpulan sesuai
kontekspermasalahan yang sedang diteliti. Seperti dinyatakan oleh Emory
(1988) bahwa, baik penelitian murni maupun terapan, hasilnya langsung
dapatdigunakan untuk membuat keputusan.
Jadi setiap penelitian yang akan dilakukan selalu berangkat
darimasalah. Walaupun diakui bahwa memilih masalah penelitian
seringmerupakan hal yang paling sulit dalam proses penelitian
(Tuckman,1988:25).
Rumusan masalah atau research questions atau disebut juga research
problem, memiliki arti sebuah rumusan yang menanyakan suatu kejadian
atau fenomena yang ada, baik itu kedudukannya mandiri, atau pun
kejadian atau fenomena yang saling berkaitan antara satu dengan yang
lainnya. Masalah yang dipilih haruslah menampilkan “researchable”,
dalam artian bahwa suatu masalah itu dapat diselidiki secara ilmiah.Baik
itu sebab atau akibat. Sampai pentingnya rumusan masalah ini pada sebuah
penelitian, hingga menjadikan rumusan masalah ini adalah setengah dari
penelitian itu sendiri.

Rumusan masalah merupakan jantung penelitian yang harus selalu


dijadikan pijakan ketika seorang peneliti kehilangan jejak selama
penelitian dan proses penulisan selanjutnya, dasar untuk menentukan
alasan yang ingin dicapai peneliti melalui pencarian penelitiannya.
Rumusan masalah atau pertanyaan penelitian atau sering disebut
masalah penelitian, mempunyai arti suatu rumusan yang menanyakan
suatu peristiwa atau fenomena yang ada, baik itu suatu kedudukan yang
berdiri sendiri, maupun peristiwa atau fenomena yang saling berkaitan
satu sama lain. Baik itu sebab atau akibat. Begitu pentingnya rumusan
masalah ini dalam sebuah penelitian, maka membuat rumusan masalah ini
adalah separuh dari penelitian itu sendiri.
Definisi rumusan masalah merupakan bagian dari karya ilmiah,
makalah, atau tesis yang sangat mendasar. Dalam rumusan masalah yang
kita susun nanti akan membuat tulisan kita menentukan kemana arah
pembahasan. Dalam rumusan masalah ini terdapat pertanyaan yang akan
dijawab setelah penelitian dilakukan. Semua poin-poin dalam makalah,
baik itu metodologi, teori, semua itu mengacu pada rumusan masalah
yang kami buat. Oleh karena itu, penyusunan makalah merupakan fokus
utama yang menentukan arah suatu karya ilmiah.

Menurut Para Ahli


C. Alan Byraman
Masalah penelitian adalah ungkapan yang berupa pernyataan
yang pasti atau jelas tentang bidang yang menjadi perhatian,
kondisi yang harus diperbaiki, kesulitan yang perlu dihilangkan,

15
atau pertanyaan yang mengganggu yang ada dalam literatur ilmiah,
teori, atau dalam praktik yang ada yang menunjukkan kebutuhan
akan pemahaman yang bermakna dan penyelidikan yang disengaja.
Masalah penelitian tidak menyatakan bagaimana melakukan
sesuatu, menawarkan proposisi yang kabur atau luas, atau
menyajikan pertanyaan nilai.
D. Sugiyonno
Rumusan masalah adalah sebuah daftar tabel pertanyaan
yang dicari jawabanya dengan mengumpulkan data dalam bentuk
berbagai rumusan masalah penelitian dengan dilihat berdasarkan
tingkat eksplanasi yang telah diperoleh seorang peneliti.
E. Albert Einstein
Perumusan masalah adalah daripada solusinya yang
mungkin hanya masalah keterampilan matematika atau penelitian
eksperimental. Untuk mengajukan pertanyaan baru, kemungkinan
baru, untuk mempertimbangkan masalah lama dari sudut pandang
baru membutuhkan imajinasi kreatif dan menandai kemajuan nyata
dalam sains.
F. Pariata Westra
Sedangkan menurut Pariata Westra, rumusan masalah adalah rumusan
masalah yang diselesaikan dengan penelitian atau eksperimen.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil yang diinginkan
peneliti.
G. Sutrisno Hadi
Sutrisno Hadi mengemukakan pandangan bahwa rumusan masalah
adalah munculnya fakta-fakta yang menimbulkan pertanyaan. Dari
pertanyaan-pertanyaan yang muncul inilah yang nantinya akan
mendorong penulis untuk melakukan penelitian dan mengumpulkan data.
H. Yenrizal
Menurut Yenrizal, rumusan masalah sangat penting dalam
melakukan suatu penelitian. Rumusan masalah sebagai salah satu elemen
dasar dari penelitian itu sendiri. Peran rumusan masalah merupakan
faktor penentu bagi pembahasan yang akan penulis sajikan. Lebih lanjut
Yenrizal menyatakan bahwa rumusan masalah ini adalah sebuah
pertanyaan, yang kemudian akan coba dijawab dengan penelitian yang
terstruktur atau dilakukan secara sistematis dan objektif. Dengan
demikian, dapat diketahui bahwa rumusan masalah menjadi dasar untuk
menentukan arah penelitian.
I. Arikunto
Arikunto mengungkapkan pemahamannya bahwa perumusan
masalah dapat dilakukan dengan merancang sebuah judul lengkap yang
dapat dihadirkan sebagai sebuah judul. Meskipun isi rumusan masalah
sudah jelas, namun dapat ditafsirkan secara berbeda oleh orang lain,
sehingga peran rumusan masalah dapat dimainkan sesuai dengan itu.
Menurut Arikunto, peneliti dapat menyamakan temuan penelitian dengan
pendapat pembaca melalui rumusan masalah ini. Karena menurutnya
rumusan masalah dilakukan dalam bentuk pertanyaan dan dikaitkan

16
dengan penelitian yang dilakukan di lapangan.
J. Drs. Tatang M. Amirin
Pelajari rumus masalah menurut dr. Tatang M. Amirin merupakan
rumusan masalah yang menjadi topik penelitian menjawab empat hal,
yaitu:
1) pertanyaan penelitian yang penting atau membawa
perubahan dan perkembangan ilmiah dalam kehidupan banyak orang,
2) kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian harus stabil
(evergreen) agar tidak mudah digeneralisasi
3) sangat menarik bagi peneliti dan masyarakat umum, serta
4) dapat menjadi subjek penelitian dan juga subjek tes
metodologis dan prosedural, untuk ketersediaan data lapangan.
K. Drs. Sumandi Surya Brataba MA, Eds. Ph.D
Sumandi berpendapat bahwa rumusan masalah merupakan hal yang
penting dalam penelitian, tidak hanya dalam bentuk pertanyaan tetapi
juga dalam bahasa yang singkat, padat dan jelas. Rumusan masalah
tersebut kemudian digunakan sebagai pedoman pengumpulan data,
dimana data yang berbeda digunakan untuk menjawab pertanyaan dari
rumusan masalah itu sendiri.
L. Purnomo Setiady Akbar, M.Pd dan Dr. Husaini Usman, M.Pd
Purnomo Setiady Akbar, M.Pd dan Dr. Husaini Usman, M.Pd
berpendapat bahwa merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan
penelitian yang lebih spesifik memerlukan jawaban.
Dari penjelasan para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah
adalah tujuan sebuah karya ilmiah untuk fokus membahas hal-hal tertentu
yang memudahkan penelitian penulis karena poros penelitian telah
menyempit, rumusan masalah digunakan untuk menghindari poros
penelitian yang dapat diperluas dan tidak sesuai dengan tujuan awal
penelitian. Beberapa kata yang digunakan dalam rumusan masalah, seperti
mengapa dan bagaimana, kedua kata ini membuka kemungkinan untuk
penelitian yang mendalam. Rumusan masalah yang baik adalah rumusan
masalah yang direncanakan secara efisien, dan memiliki karakteristik. Isu
yang diangkat mencerminkan kebutuhan dan kekhawatiran yang dirasakan.
Setelah memahami pengertian rumusan masalah dan perbedaan pendapat para
ahli mengenai pengertian rumusan masalah, berikut beberapa ciri atau ciri
rumusan masalah yang membedakan rumus pemecahan masalah dengan
unsur penulisan ilmiah lainnya. Beberapa ciri-ciri rumusan masalah, yaitu
sebagai berikut:
1) Rumus masalah dibuat dalam bentuk pertanyaan, berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus dijawab oleh penulis melalui tulisan
ilmiahnya. Kata tanya yang digunakan penulis dalam merumuskan
masalah biasanya adalah mengapa, bagaimana, dan apa.
2) Rumusan masalah meliputi pertanyaan singkat, padat dan jelas,
dengan perumusan masalah dengan kalimat tanya yang jelas, kita
dapat mendapatkan informasi dari wacana yang kita ingin kan
dengan tepat dan akurat.
3) Rumusan masalah mengarah pada cara berpikir tentang subjek yang
sedang ditangani.

17
4) Rumusan masalah mengandung nilai penelitian, pentingnya nilai
penelitian menduduki urutan paling utama di antara masalah-
masalah yang ada.
5) Rumusan masalah ditetapkan sesuai dengan kemampuan peneliti.
6) Rumusan masalah dapat memberikan pedoman dalam melakukan
kegiatan penelitian, sehingga peneliti dapat menemukan
jawabannya.
Berbagai sumber, dari mana permasalahan penelitian dapat digali,
diidentifikasi dan dikembangkan, antara lain dari:
1. Pengalaman Pribadi
Setiap orang dapat mengidentifikasi secara unik
masalah dari pengalaman pribadinya dalam
keseharian, juga pengalaman akademik selama
belajar, dan mengerjakan tugas ataupun laporan.
2. Lanjutan atau Perluasan Penelitian
Peneliti dapat mengambil permasalahan penelitian
dari hasil penelitian sebelumnya, yang biasanya
tercantum pada saran untuk mengembangkan
atau melanjutkan penelitian tersebut.
3. Sumber Kepustakaan: buku Teks, Jurnal, Laporan Penelitian
Membaca buku teks, jurnal maupun laporan
penelitian, selain dapat memperkaya khasanah
pengetahuan, juga dapat dijadikan sebagai
sumber bahan identifikasi masalah yang
memberi rekomendasi untuk melakukan
penelitian lanjutan.
4. Forum Pertemuan Ilmiah dan Diskusi
Hasil pertemuan ilmiah dan diskusi dengan orang
yang lebih berpengalaman atau para pakar di
bidangnya dapat membuka wawasan dan
pandangan lain untuk memperoleh identifikasi
masalah yang direncanakan sebagai bahan untuk
menyusun skripsi atau tesis.
5. Observasi atau pengalaman langsung dalam praktek
Hasil observasi dan pengalaman langsung juga
merupakan sumber yang masalah yang potensial
dijadikan dalam merencanakan suatu penelitian.
6. Perubahan Paradigma dalam pendidikan
Paradigma pendidikan yang selalu berubah dan
berkembang dari masa ke masa dalam berbagai
hal seperti kurikulum, media dan metode
pembelajaran dapat dijadikan sumber berbagai
identifikasi masalah untuk penelitian.
7. Fenomena Pendidikan dalam kelas, luar kelas dan di Masyarakat
Fenomena pendidikan yang terjadi baik dalam kelas,
luar kelas maupun dalam masyarakat dapat
mendorong peneliti untuk menjadikannya

18
sebagai sumber masalah yang dapat diangkat
dalam suatu penelitian.
8. Deduksi dari teori
Terdapatnya deduksi dari teori yang sudah ada
ataupun merupakan cabang studi yang sedang
dikembangkan.

Peneliti yang bermaksud mengetahui kinerja “Kabinet Indonesia


Bersatu”, sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi berbadan hukum,
efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga, tingkat kepuasan dan
apresiasi masyarakat terhadap pelayanan pemerintah di bidang kesehatan
adalah contoh penelitian deskriptif.
a. Rumusan Masalah Komparatif
Rumusan komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh Rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut.
1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara Pegawai Negeri,
BUMN dan Swasta? (satu variabel pada 3 sampel)
2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan, kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai
Swasta Nasional, dan Perusahaan asing (dua variabel pada dua
sampel).
4) Adakah perbedaan kenyamanan naik Kereta Api dan Bus menurut
berbagai kelompok masyarakat.
5) Adakah perbedaan daya tahan berdiri pelayan toko yang berasal dari
kota dan desa, gunung? (satu variabel pada 3 sampel).
6) Adakah perbedaan tingkat kepuasan masyarakat di Kabupaten A dan
B dalam hal pelayanan kesehatan?
7) Adakah perbedaan kualitas manajemen antara Bank Swasta dan
Bank Pemerintah?

b. Rumusan Masalah Asosiatif


Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah penelitian yang
bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih. Terdapat tiga
bentuk hubungan yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
interaktif/resiprokal timbal balik.
1) Hubungan simetris
Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau lebih
yang kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun
interaktif, contoh rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
a) Adakah hubungan antara banyaknya bunyi burung prenjak dengan
tamu yang datang? Hal ini bukan berarti yang menyebabkan tamu
datang adalah bunyi burung. (Di pedesaan Jawa Tengah ada

19
kepercayaan kalau di depan rumah ada bunyi burung Prenjak, maka
diyakini akan ada tamu, di Jawa Barat, kupu-kupu dan tamu).
b) Adakah hubungan antara banyaknya semut di pohon dengan tingkat
manisnya buah?
c) Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuan
memimpin?
d) Adakah hubungan antara jumlah payung yang terjual dengan jumlah
kejahatan?
e) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan dengan
sepatu yang dibeli?

2) Hubungan Kausal
Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi disini
ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen
(dipengaruhi), contoh:a)
a) Adakah pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja?
b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan nasional terhadap perilaku
masyarakat?
c) Seberapa besar pengaruh tata ruang kantor terhadap efisiensi kerja
karyawan?
d) Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitas
guru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?

c. Rumusan Masalah Komparatif-Asosiatif


Rumusan masalah komparatif-asosiatif adalah rumusan masalah yang
menanyakan perbandingan korelasi antara dua variabel atau lebih pada
sampel atau populasi yang berbeda.
Contoh:
a) Adakah perbedaan korelasi kualitas pelayanan dengan nilai
penjualan antara di Toko A dengan Toko B?
b) Adakah perbedaan pengaruh kepemimpinan terhadap disiplin
pegawai antara Lembaga Pemerintah dan Swasta?
Cara pertama dalam membuat rumusan masalah adalah dengan
penyusunan secara spesifik. Dalam menulis rumusan masalah, tidak perlu
dijabarkan secara panjang lebar. Sebab justru akan menghilangkan inti yang
ingin disampaikan. Selain itu, rumusan masalah bentuknya sebuah
pertanyaan, jadi cukup ditulis secara singkat padat dan jelas.

b. Ciri-ciri rumusan masalah


1. Bentuk Kalimat Pertanyaan

20
Rumusan masalah yang baik dan benar serta mengandung
kualitas yang tinggi, bentuk rumusan masalah harus berupa
pertanyaan. Jika bentuknya pernyataan, tidak akan ada perbedaan
antara rumusan masalah dan tujuan penelitian.
2. 2. Singkat, padat, dan jelas
Rumusan masalah harus singkat, padat dan jelas. Maksud singkat,
padat, dan jelas adalah rumusan masalah harus didasarkan pada
masalah, subjek, objek, dan variabel penelitian. Namun yang perlu
diingat adalah bentuk rumusan masalah harus berupa kalimat tanya.
Karena jika tidak berbentuk kalimat tanya akan sulit membedakan
antara rumusan masalah dengan tujuan penelitian.
3. Rumusan masalah harus memiliki nilai penelitian
Nilai penelitian yang dimaksud dalam fungsi perumusan masalah
adalah rumusan masalah yang harus mewakili masalah apa yang akan
dikaji dalam pelaksanaan penelitian. Jika penelitian yang dilakukan
tidak didasarkan pada rumusan masalah. Kemudian nilai penelitian
akan berkurang sehingga akan mengurangi fungsi dari penelitian itu
sendiri.
Sebaliknya, melalui perumusan masalah untuk fokus penelitian,
bidang studi dapat dibatasi. Dengan demikian mengindikasikan
adanya korelasi pedoman yang menentukan arah suatu penelitian.
4. Memiliki Tujuan Yang Jelas
Perumusan masalah yang tidak memiliki tujuan yang jelas
menyebabkan penelitian menjadi kacau dan tidak pasti arahnya. Hal
ini dikarenakan rumusan masalah memiliki fungsi agar penelitian
dapat berjalan secara terstruktur sesuai dengan ruang lingkup
penelitian.
5. Sesuai Kemampuan Peneliti
Karena sifat rumusan masalah adalah sebagai poros pelaksanaan
penelitian, jika penggunaan rumusan masalah tidak sesuai dengan
kemampuan peneliti maka dikhawatirkan penelitian tidak akan
berjalan dengan baik dan benar bahkan menyimpang. dari prosedur
penelitian.
6. Rumusan masalah harus memiliki unsur 5 W + 1 H
Tujuan rumusan masalah harus memiliki unsur 5 W + 1 H, yaitu
pertanyaan yang diajukan dalam rumusan masalah harus berdasarkan
what, when, where, who, why, dan how. bagaimana). Pembentukan
5W + 1H dalam rumusan masalah memiliki dasar bahwa rumusan
masalah harus berbentuk kalimat tanya. Unsur penulisan yang baik
dan benar adalah setiap soal harus mengandung unsur 5 W + 1 H.

Sugiyono berpendapat bahwa merumuskan masalah dalam bentuk


pertanyaan penelitian yang lebih spesifik memerlukan jawaban. Rumus
bentuk soal memiliki 3 bentuk, secara khusus sebagai berikut:
d. Rumusan masalah Deskriptif
Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang
berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik

21
hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi
dalam penelitian ini peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu pada
sampel yang lain, dan mencari hubungan variabel itu dengan variabel yang
lain. Penelitian semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian
deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
1) Seberapa tinggi tingkat kinerja Kabinet Bersatu?
2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri
Berbadan Hukum?
3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan mobil berpenumpang tiga di
Jakarta?
4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan dan apresiasi masyaraka terhadap
pelayanan pemerintah daerah di bidang kesehatan?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap pertanyaan
penelitian berkenaan dengan satu ariable atau lebih secara mandiri
(bandingkan dengan masalah komparatif dan asosiatif)

Tiga Kriteria Rumusan Masalah


Pertama, pada perumusan masalah kriteria pertama bentuknya
berupa kalimat interogatifatau kalimat tanya, baik itu pertanyaan yang
perlu jawaban eksplanatoris atau jawaban yagdeskriftif. Eksplanatoris
sendiri adalah menghubungkan dua atau pun lebih gejala atau
fenomenadalam kehidupan manusia.
Kedua, berhubungan atau bermanfaat untuk berusaha membuat
dan mengembangkanteori, di dalam makna pemecahan yang jelas,
nantinya diharaakan akan memberikan teoritikyang bermutu, baik itu
untuk membuat teori baru atau mengembangkan sebuah teori lama.
Ketiga, untuk membuat sebah rumusan msalah yang bagus,
sebaiknya dirumuskan didalam sebuah konteks yang benar dan aktual.
Jadi, pemecahannya memberikan keterkaitankebijakan yang sesuai,
dan bisa di aplikasikan dengan jelas untuk proses perumusan
masalahuntuk kehidupan manusia.

Fungsi Rumusan Masalah :


Rumusan masalah mempunyai beberapa fungsi yang sangat penting
dalam sebuah penelitian.Berikut penjelasannya :
1. Rumusan masalah merupakan titik sentral dalam sebuah penelitian.
Maksudnya adalahrumusan masalah sebagai pedoman dalam sebuah
penelitian. Sebagai pedoman, penentuarah atau fokus dari suatu
penelitian Perumusan masalah ini tidak berharga mati, akantetapi
dapat berkembang dan berubah setelah peneliti sampai di lapangan.
2. Rumusan masalah mampu memberikan sebuah solusi atau sebagai
penentu. Sebagai penentu jenis data macam apa yang perlu dan harus
dikumpulkan oleh Keputusan memilih data manayang perlu dan

22
data mana yang tidak perlu dapat dilakukan peneliti, karena melalui
perumusan masalah peneliti menjadi tahu mengenai data yang
bagaimana yang relevandan data yang bagaimana yang tidak relevan
bagi kegiatan penelitiannya. Rumusanmasalah pada umumnya
berbentuk sebuah pertanyaan yang mengulas sebuah permasalahan.
Oleh karena itu, dapat dikatakan rumusan masalah adalah sebuah
solusiyang belum terwujud. Bagaimana untuk mewujudkannya ?
Dengan penelitian itu tadi.
3. Rumusan masalah mampu membuka pikiran kita terhadap suatu
permasalahan. Ketikatujuan dan arah dari suatu permasalah sudah
jelas, maka kita tinggal berfokus pada solusiyang akan kita capai
untuk masalah tersebut.
4. Sebagai pendorong suatu kegiatan penelitian. Sebagai pendorong
suatu kegiatan penelitian menjadi diadakan atau dengan kata lain
berfungsi sebagai penyebab kegiatan penelitian itu menjadi ada dan
dapat dilakukan.Dengan adanya perumusan masalah penelitian,
maka para peneliti menjadi dapat dipermudah didalam menentukan
siapa yang akan menjadi populasi dan sampel penelitian.

C. RINGKASAN MATERI

Rumusan masalah adalah pengarah tujuan dari sebuah tulisan


ilmiah agar fokus terhadap pembahasan hal tertentu. Solusi untuk
memudahkan penulis dalam meneliti karena fokus penelitian yang
sudah dipersempit, rumusan suatu masalah digunakan untuk
menghindari adanya fokus penelitian yang bisa melebar dan tidak
sesuai dengan tujuan awal pembuatan.
Pengertian lain menyebutkan apa itu rumusan masalah sebagai
tulisan singkat yang berisi pertanyaan mengenai topik yang diangkat
oleh pembuat karya tulis atau tulisan ilmiah. Adanya rumusan suatu
masalah membuat penulis mencari jawaban atas pertanyaan yang
dikemukakan, sehingga penelitian nantinya memiliki sebuah
kesimpulan.
Beberapa kata yang digunakan dalam membuat rumusan
masalah seperti mengapa dan bagaimana, kedua kata ini membuka
peluang dalam penelitian untuk dilakukan secara mendalam. Rumusan
masalah yang baik dibuat dengan terencana, efektif dan memiliki
karakteristik. Masalah yang diangkat mencerminkan kebutuhan dan
keresahan yang dirasakan.
Cara Membuat Rumusan Masalah
Dibuat Secara Spesifik
Langkah pertama dalam membuat rumusan masalah adalah
dibuat secara spesifik, tak perlu dijabarkan secara panjang lebar. Hal
itu bisa mengaburkan atau menghilangkan inti yang ingin
disampaikan, selain karena rumusan ini bentuknya sebuah
pertanyaan jadi hanya perlu ditulis secara singkat, padat dan jelas.
Tentukan Metode Penelitian

23
Menentukan metode penelitian yang pas dengan tema yang
diangkat, terdapat berbagai pilihan metode penelitian yang bisa
dipilih. Seperti misalnya metode penelitian kuantitatif dan metode
penelitian kualitatif
Mencari Wawasan Teori
Menentukan metode penelitian merupakan hal yang tak kalah
penting, jangan sampai menempatkan urutan menimbulkan
kesalahan dalam melakukan penelitian. Kesalahan yang bisa
berdampak pada proses penyelesaian penelitian, kelebihan mampu
menentukan metode penelitian yang membantu menentukan konsep
pas dan cocok dipakai.
Cermat Melihat Fenomena
Hal ini sebenarnya sederhana tetapi sulit untuk dipraktekkan,
kecuali penulis dapat berpikir secara kreatif. Peneliti tidak akan
kesulitan dalam membuat rumusan masalah, karena bisa didapat
banyak sekali dan biasanya kesulitan dalam membuat rumusan
masalah muncul karena terlalu jauh berpikir demikian.
Menggunakan 5W + 1H
Cara ini dilakukan jika peneliti mengalami kesulitan dalam
menentukan topik dan tema penelitian, 5W + 1H bisa diterapkan
untuk menemukan rumusan masalah. Hanya dengan membuat
pertanyaan yang menarik dan sebanyak mungkin, agar mudah dalam
menentukan bahasan yang diangkat untuk rumusan masalah
penelitian.

D. Contoh Kasus

Rumusan masalah bisa didapatkan dalam segala hal, bisa itu karena
fenomena di lingkungan sekitar atau kejadian yang tengah menjadi
banyak perbincangan di kalangan masyarakat. Berikut ini beberapa
contoh rumusan masalah makalah dan lainnya yang bisa dijadikan
sebagai acuan dalam menentukan suatu masalah untuk diteliti
Rumusan Masalah Pengaruh Kualitas Pelayanan Kantin Terhadap
Keputusan Pembelian Mahasiswa Manajemen Unm
 Apa itu Apa itu kantin ?
 Apa pengertian kualitas ?
 Apa itu pelayan ?
 Apa faktor-faktor yang menyebabkan pengaruh kualitas ?
 Apa dampak pelayanan ?
 Bagaimana pengaruh pelayanan mempengaruhi pembelian?

24
E. Daftar Pustaka

Metodologi Penelitian, Pendekatan Praktis dan Aplikatif,


Dr. Ir. Masyhuri, MP dan Dr.M. Zainuddin, MA
Azwar, Saifuddin. 1998. Metode Penelitian. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Andra Tersiana. 2018. Metode Penelitian. Yogyakarta:
Penerbit Yogyakarta
Bachtiar H.A., Achmad H.E.K., Hartiyanti Y. 2000.
Metodologi Penelitian Kesehatan. Depok: Paket Mata
Ajaran Program Pasca Sarjana. Universitas Indonesia.
Bagong Suyanto. 2006. Menetapkan Fokus dan
Merumuskan Masalah yang Layak Diteliti. Jakarta:
Kencana
Bungin, Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta:
Kencana prenada media group.
Creswell, J. W. 2009. Research Design: Qualitative and
Quantitative Approaches. California: Sage
Publications.
Polla, G. 2009. Metodologi Penelitian Lanjutan.
gerardp@binus.edu
Riyanto, Y. 2001. Melodologi Penelitian Pendidikan.
Surabaya: Penerbit SIC.
Sheskin, D.J. 2004. Handbook of parametric and
nonparametric statistical procedures. Florida:
Chapman and Hall/CRC.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Cetakan Keduabelas, Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Cetakan ketigabelas,
Edisi revisi VI, Penerbit PT Rineka Cipta

25
BAB 3
TUJUAN PENELITIAN

A. Pendahuluan

Sebelumnya kita telah membahas panjang lebar mengenai rumusan


masalah, pada bab kali ini kita akan membahas Tujuan Penelitian. Tujuan
penelitian berisi kalimat pernyataan yang menjelaskan dengan jelas tujuan
yang ingin dan akan dicapai peneliti dalam penelitiannya. Tujuan penelitian
harus relevan dengan rumusan masalah yang dihadapi, rumusan masalah
dan proses penelitian. Dalam beberapa penelitian, masalahnya sangat
sederhana dan tujuan penelitian seolah-olah merupakan pengulangan
rumusan masalah, hanya penjelasan masalah yang dijelaskan dengan
pertanyaan, sedangkan tujuan ditulis dalam bentuk pernyataan. yang
biasanya memulai dengan kata yang ingin mereka ketahui. Isi kalimat tujuan
penelitian, juga terkait dengan jenis penelitian penelitiannya. Misalnya, jika
tujuannya hanya untuk menggambarkan maka jenis penelitiannya adalah
penelitian deskriptif. Sedangkan jika tujuannya adalah untuk menguji
signifikansi (misalnya hubungan, atau pengaruh, atau perbedaan) maka ini
merupakan jenis penelitian inferensial. Begitu juga jika tujuan penelitian
adalah untuk memperbaiki (meningkatkan) kondisi subjek penelitian, maka
jenis penelitiannya adalah penelitian tindakan. Jika penelitian bertujuan
untuk mengembangkan layanan atau model pembelajaran, maka jenis
penelitian yang tepat dalam bentuk penelitian pengembangan.
Tujuan penelitian sebenarnya dibuat untuk menjelaskan makna dari
kesimpulan akhir yang ingin dicapai dalam suatu penelitian. Sehingga
pembuatan tujuan penelitian ditulis sebagai pernyataan singkat. Tetapi
ketika menulis bagian tujuan penelitian, yang terbaik adalah memulai
dengan tujuan umum penelitian. Setelah tujuan keseluruhan telah dijelaskan,
kemudian tuliskan tujuan khusus untuk masing-masing variabel penelitian
utama yang diidentifikasi. Di sisi lain, tujuan penelitian merupakan bagian
penting dari BAB 1 (Pendahuluan), sehingga peneliti perlu menuliskannya
secara terpisah dari aspek lain dari proposal penelitiannya, dan juga perlu
membingkainya dalam satu kalimat atau paragraf yang mudah dipahami
oleh pembaca.
Pada awal setiap perumusan tujuan penelitian, penyusunan tujuan
penelitian sangat membantu peneliti untuk menggunakan kalimat deklaratif
dalam menyatakan tujuan atau sasaran utama proyek dalam istilah-istilah
tertentu. Bahkan setidaknya penulis metodologi penelitian perlu memahami

26
bahwa mereka sering memasukkan tujuan penelitian ini di bagian lain
seperti rumusan masalah atau hipotesis penelitian.
Tujuan penelitian harus diuraikan secara kaku, untuk menjawab
rumusan masalah. Caranya dengan mengubah kalimat tanya pada
“Perumusan Masalah” menjadi kalimat aktif atau pasif pada “Tujuan
Penelitian”. Selain itu, diketahui bahwa Tujuan Penelitian bersifat objektif,
atau berkaitan erat dengan masalah yang akan atau sedang dikaji. Oleh
karena itu, calon peneliti atau peneliti harus menggambarkan tujuan
penelitian, dengan mengungkapkan hal-hal yang ingin diketahuinya melalui
penelitian yang akan atau telah dilakukannya. Dalam perkembangannya,
Tujuan Penelitian tidak hanya dideskripsikan untuk menjawab Rumusan
Masalah. melainkan dideskripsikan untuk mendorong dilakukannya hal-hal
tertentu setelah mengetahui jawaban atas rumusan masalah yang
dikemukakan.
Secara umum, tujuan penelitian yang dirumuskan dengan jelas akan
menunjukkan apakah tujuan penelitian berkaitan dengan jawaban masalah
atau tidak, realistis atau tidak, dan mendesak atau belum mendesak untuk
dilaksanakan. Tujuan penelitian yang dirumuskan dengan jelas akan
menuntut dan memperjelas pemilihan metode dan langkah-langkah
penelitiannya. Selain itu, juga memudahkan (menjelaskan) dalam
menentukan cara mengukur dan menganalisisnya.
Penyajian tujuan penelitian biasanya ditulis secara singkat sebagai
sebuah pernyataan yang jelas dan memaparkan mengenai apa tujuan dari
dilakukannya penelitian oleh seorang peneliti. Kemudian, isinya adalah
mengungkapkan tujuan secara umum dilanjutkan dengan tujuan secara
menyeluruh yang ditulis spesifik, lengkap dengan identifikasinya.
Saat menyusun makalah karya ilmiah, mengidentifikasi masalah dan
tujuan penelitian adalah poin yang perlu diketahui. Hal ini penting agar
penelitian yang dilakukan sesuai dengan harapan. Dalam penelitian, tujuan
penelitian diperlukan untuk menjawab rumusan masalah. Singkatnya, tujuan
penelitian bisa menggambarkan maksud dan hasil yang akan dicapai lewat
penelitian tersebut.

B. Penjelasan

Menurut beberapa ahli mengatakan bahwa tujuan penelitian di bedakan


menjadi: Eksploratif ialah penelitian yang bertujuan untuk menemukan
suatu pengetahuan baru yang belum pernah ada.
Verifikasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk menguji suatu teori
yang sudah ada.Sehingga di temukannya suatu hasil penelitian yang dapat
menggugurkan atau memperkuat pengetahuan atau teori yang sudah ada.
Development yaitu penelitian yang memiliki tujuan untuk
mengembangkan penelitian yangsudah ada.
Tujuan penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.
1. Tujuan umum adalah tujuan penelitian secara keseluruhan dari yang
ingin dicapai dalam penelitian itu sendiri. Berikut adalah tujuan
umum yang biasanya ada di dalam penelitian:

27
 Untuk membuktikan atau menguji tentang kebenaran dari
berbagai pengetahuan yang sudah ada.
 Untuk memperoleh pengetahuan atau penemuan baru.
 Sebagai pengembangan dari pengetahuan mengenai suatu
bidang keilmuan yang sudah ada, sehingga intinya semua
penelitian dilakukan pasti memiliki tujuan tertentu.
2. Tujuan khusus adalah tujuan yang lebih spesifik. Umumnya tujuan
khusus menggunakan kata-kata operasional sehingga lebih jelas
untuk dicapai. Dan tujuan khusus pada hakikatnya penjabaran dari
tujuan umum. Tujuan khusus pada hakikatnya menjelaskan
mengenai tujuan umum. Berikut adalah tujuan umum di dalam suatu
penelitian:
 Mengembangkan studi, yang mana biasanya peneliti akan
mengembangkan berbagai teori mengenai pandangan ilmiah
tertentu sehingga studi yang dilakukan lebih luas. Akhirnya,
penelitian tersebut menjadi sarana memecahkan masalah yang
terjadi.
 Penelitian bertujuan eksploratif atau menggali suatu hal atau
permasalahan yang sedang diteliti.
 Sebagai sarana untuk mencari dan menemukan berbagai
pengetahuan yang dapat dimanfaatkan langsung di dalam
kehidupan, atau yang juga biasa disebut sebagai applied
research.
 Menguji atau memverifikasi suatu topik atau permasalahan
yang hasilnya dapat memperkuat teori atau pandangan tertentu,
atau bahkan dapat menolak hasil teori atau pandangan tertentu
Tujuan Penelitian Menurut Para Ahli
1. Locke, Spirduso, dan Silverman
Menurut Locke, Spirduso, dan Silverman (dalam
Creswell: 2016), tujuan penelitian adalah untuk
menunjukkan serangkaian pertanyaan mengenai
“mengapa Anda ingin melakukan riset dan apa
yang ingin Anda dapatkan?”
2. Beckingham
Menurut Beckingham (1974), tujuan suatu penelitian
merupakan dapat untuk mengidentifikasi atau
menggambarkan suatu konsep atau untuk
menjelaskan atau memprediksi suatu situasi atau
solusi untuk suatu situasi yang mengindikasikan
jenis studi yang akan dilakukan.
3. Rina Hayati
Tujuan penelitian menurut Rina Hayati (2021)
adalah bagian daripada adanya bentuk
pernyataan terkait mengapa riset dijalankan.
Sehingga dalam penulisan untuk tujuan
penelitian ini sangatlah mungkin dalam
mengidentifikasi konsep guna menjelaskan atau

28
memprediksi situasi atau solusi untuk situasi
yang menunjukkan jenis studi yang akan
dilakukan.
Jenis-Jenis Penelitian
Berikut beberapa jenis penelitian yang harus diketahui :
1. Penelitian Dasar (Basic Research)
Penelitian dasar adalah data yang dikumpulkan
untuk meningkatkan pengetahuan. Motivasi
utamanya adalah perluasan pengetahuan. Ini
adalah penelitian non-komersial yang tidak
memfasilitasi dalam membuat atau menemukan
apa pun. Contoh dari penelitian dasar adalah
percobaan untuk menentukan fakta sederhana.

2. Penelitian Sekunder (Secondary Research)


Penelitian sekunder atau penelitian meja adalah
metode penelitian yang melibatkan penggunaan
data yang sudah ada. Data yang ada dirangkum
dan disusun untuk meningkatkan efektivitas
penelitian secara keseluruhan. Penelitian
sekunder meliputi bahan penelitian yang
dipublikasikan dalam laporan penelitian dan
dokumen sejenis.

3. Penelitian Terapan (Applied Research)


Penelitian terapan berfokus pada analisis dan
pemecahan masalah kehidupan nyata. Jenis ini
mengacu pada studi yang membantu
memecahkan masalah praktis dengan
menggunakan metode ilmiah. Studi memainkan
peran penting dalam memecahkan masalah yang
berdampak pada kesejahteraan manusia secara
keseluruhan. Misalnya, menemukan obat khusus
untuk suatu penyakit.

4. Penelitian Berorientasi Masalah (Problem Oriented Research)


Seperti namanya, penelitian berorientasi masalah dilakukan
untuk memahami sifat sebenarnya dari masalah untuk menemukan
solusi yang relevan. Istilah "masalah" mengacu pada beberapa
pilihan atau masalah saat menganalisis situasi.

5. Penelitian Pemecahan Masalah (Problem Solving Research)


Penelitian ini dilakukan untuk memahami dan
menyelesaikan masalah mereka sendiri. Metode pemecahan masalah
menggunakan penelitian terapan untuk mencari solusi dari masalah
yang ada.

6. Penelitian Kualitatif

29
Penelitian kualitatif adalah proses tentang inkuiri. Ini
membantu menciptakan pemahaman mendalam tentang masalah atau
masalah dalam pengaturan alaminya. Jenis penelitian ini adalah
metode non-statistik. Penelitian kualitatif sangat bergantung pada
pengalaman peneliti dan pertanyaan yang digunakan untuk
menyelidiki sampel.

7. Penelitian Kuantitatif
Penelitian kualitatif adalah cara terstruktur untuk
mengumpulkan data dan menganalisisnya untuk menarik
kesimpulan. Tidak seperti metode kualitatif, metode ini
menggunakan proses komputasi dan statistik untuk mengumpulkan
dan menganalisis data. Data kuantitatif adalah data berupa angka.
Penelitian kuantitatif melibatkan populasi yang lebih besar di mana
lebih banyak orang berarti lebih banyak data. Dengan lebih banyak
data untuk dianalisis, peneliti dapat memperoleh hasil yang lebih
akurat.
C. Ringkasan
Secara etimologi, atau ilmu bahasa, penelitian memiliki arti
mencari fakta-fakta yang baru dan dikembangkan menjadi suatu
teori untuk memperdalam dan memperluas ilmu tertentu. Tujuan
penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah dengan dasar suatu analisis
serta konstruksi yang dilakukan secara sistematis, metodologis, dan
juga konsisten untuk mengungkap kebenaran.
Penelitian adalah pemikiran yang sistematis mengenai
berbagai jenis masalah yang pemecahannya memerlukan
pengumpulan dan penafsiran fakta-fakta. penelitian dapat
didefinisikan sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan
menguji kebenaran suatu pengetahuan. Penelitian adalah suatu cara
untuk memahami sesuatu dengan melalui penyelidikan atau melalui
usaha mencari bukti-bukti yang muncul sehubungan dengan masalah
itu, yang dilakukan secara hati-hati sekali sehingga diperoleh
pemecahannya.
Tujuan penelitian adalah tulisan untuk menginformasikan
tindakan, mengumpulkan bukti teori, dan berkontribusi untuk
mengembangkan pengetahuan di bidang studi. Pengertian tujuan
penelitian adalah untuk lebih memahami dunia dan mempelajari
bagaimana pengetahuan ini dapat diterapkan untuk kehidupan
sehari-hari yang lebih baik. Ini adalah bagian integral dari
pemecahan masalah.
Pengertian tujuan penelitian adalah sarana untuk memahami
masalah dan meningkatkan kesadaran publik. Pengertian tujuan
penelitian adalah alat untuk membangun pengetahuan dan
memfasilitasi pembelajaran. Pengertian tujuan penelitian adalah
untuk meningkatkan masyarakat dengan memajukan pengetahuan
melalui pengembangan teori, konsep, dan gagasan ilmiah.
Pengertian tujuan penelitian dapat dicapai melalui
pembentukan hipotesis, pengumpulan data, analisis hasil,

30
pembentukan kesimpulan, penerapan temuan ke dalam aplikasi
kehidupan nyata, dan pembentukan pertanyaan penelitian baru.
Pengertian tujuan penelitian adalah kalimat yang
menunjukan indikasi ke arah mana penelitian dilakukan atau data
data serta informasi apa yang akan dicapai dari penelitian. Tujuan
penelitian memuat penjelasan tentang sasaran yang lebih spesifik
dan hal yang menjadi tujuan penelitian. Isi dari tujuan penelitian
bersifat resiprokal dengan isi rumusan masalah. Tujuan penelitian
dituangkan dalam kalimat pernyataan.
Pengertian tujuan penelitian harus menyebutkan secara khas
tujuan yang ingin dicapai. Dalam beberapa hal tujuan penelitian
sudah tersirat di dalam judul penelitian. Tujuan penelitian
disesuaikan dengan rumusan masalah. Pengertian tujuan penelitian
umumnya bermaksud untuk menjajaki, menyelesaikan,
menerangkan, membuktikan suatu gejala atau dugaan, menerapkan
suatu konsep, dan membuat suatu prototype.

Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa


tujuan penelitian adalah kumpulan pernyataan yang menjelaskan sasaran,
maksud, gagasan umum diadakannya suatu penelitian. Gagasan ini sendiri
dibangun berdasarkan suatu kebutuhan (masalah penelitian) dan diperluas
kembali dalam pertanyaan-pertanyaan spesifik (rumusan masalah).
Oleh karena itulah peristilahan dalam tujuan penelitian karena ini
menggambarkan tujuan/maksud dilakukannya penelitian dalam satu atau
beberapa kalimat. Bahkan dalam proposal, peneliti haruslah membedakan
secara jelas antara tujuan penelitian, masalah penelitian, dan tumusan
masalah.
Tujuan penelitian mengindikasikan maksud penelitian, dan bukan
masalah atau isu yang dapat menuntun keharusan diadaknnya penelitian.
Sehingga tujuan penelitina bukanlah rumusan masalah yang di dalamnya
terdapat sejumlah pertanyaan yang nantinya dijawab berdasarkan data
penelitian yang telah dikumpulkan.

D. Contoh Tujuan Penelitian

1. Tujuan Penelitian Kualitatif


 Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
kemungkinan adanya latar belakang sosial masyarakat yang
menyebabkan siswa sering membolos.
 Mengetahui adanya kemungkinan latar belakang pengangguran yang
memicu siswa membolos.
2. Tujuan Penelitian Kuantitatif
 Mengetahui perbandingan dari hasil belajar antara siswa yang berada
di SMA negeri dan juga SMA swasta.
 Mengetahui motivasi belajar siswa di SMA negeri dan SMA swasta.

31
3. Tujuan Penelitian Sosial
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui fenomena
kenakalan remaja yang salah gaul karena meniru gaya orang dewasa
yang tidak sesuai usianya.
 Untuk mengetahui faktor kontrol sosial dari masyarakat sekitar
mengenai fenomena kenakalan remaja.
4. Tujuan Penelitian Deskriptif
 Untuk mengetahui motivasi berkembangnya jual beli online di
kalangan mahasiswa.
 Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh media sosial terhadap
perkembangan jual beli online di kalangan mahasiswa.

32
E. Daftar Pustaka

Creswell, John. 2016. Research Design Pendekatan Metode, Kualitatif,


Kuantitatif, dan Campuran. Diterjemahkan oleh Fawaid dan
Pancasari. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Koentjaraningrat, 1967. Metode-metode penelitian masyarakat,Jakarta,
Penerbit Pt. Gramedia, cetakan kedua.
Lubis, SB Hari. 1995. Metodologi Penelitian. ITB Bandung
Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survai. LP3ES
Suparto J, 1978 Metode riset, aplikasinya dalam penasaran, jakarta,
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia,
cetakan kedua.
Surachmad Winanrno, 1980 Pengantar penelitian ilmiah,dasar, metoda
dan tehnik Bandung, penerbit tarsitoedisi ke 7.
Suparman. 1989. Modul Metodologi Penelitian. UT. Universitas Terbuka
Vredenbregt J, 1980 Metode dan penelitian masyarakat, jakarta,
penerbit Pt. Gramedia, cetakan ke 3.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Cetakan
Keduabelas, Alfabeta.
Riyanto, Y. 2001. Melodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: Penerbit
SIC.

33
BAB 4
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendahuluan

Kajian pustaka atau disebut juga dengan kajian pustaka adalah


kegiatan menelaah atau meninjau berbagai literatur yang telah diterbitkan
oleh akademisi atau peneliti lain sebelumnya yang berkaitan dengan topik
yang akan kita teliti. Dalam rangkaian proses penelitian, baik sebelum,
selama, maupun setelah melakukan penelitian, peneliti biasanya diminta
untuk menyusun tinjauan pustaka umum sebagai bagian pengantar proposal
penelitian atau laporan penelitian. Menyusun literature review sama halnya
dengan meringkas berbagai hasil penelitian sebelumnya untuk mendapatkan
gambaran tentang topik atau masalah yang akan diteliti serta untuk
menjawab berbagai tantangan yang muncul saat memulai sebuah penelitian.
Namun, satu hal yang perlu diingat adalah bahwa kajian literatur
bukan hanya tulisan diskursif yang mencantumkan sejumlah publikasi atau
penelitian sebelumnya yang ditulis secara berurutan secara deskriptif saja.
Kajian pustaka juga bukan sekedar laporan yang berisi rangkaian
kesimpulan dari berbagai literatur yang telah dibaca dengan topik terkait.
Lebih dari itu, kajian literatur harus berupa esai yang mampu menyajikan
tema dan mengidentifikasi tren, termasuk teori yang relevan. Oleh karena
itu, dalam menyusun kajian pustaka, peneliti tidak hanya berusaha membuat
daftar semua publikasi dan penelitian yang terkait, tetapi sekaligus harus
mampu mensintesis dan mengevaluasi berbagai publikasi dan penelitian
tersebut sesuai dengan permasalahan dalam penelitian yang akan dilakukan.
dilakukan. Dengan menyusun kajian pustaka seperti ini, peneliti berupaya
untuk dapat mengintegrasikan apa yang telah dikatakan atau dilakukan oleh
peneliti lain sebelumnya, mengkritisi hasil penelitian atau publikasi ilmiah
yang ada, dan menjembatani berbagai bidang topik terkait, atau
mengidentifikasi isu-isu utama dalam bidang terkait.
Mungkin banyak yang beranggapan bahwa landasan teori sama
dengan tinjauan pustaka. Meskipun mereka serupa, mereka tidak sama.
Tinjauan Pustaka berasal dari kata tinjauan yang berarti hasil perbuatan
meninjau dan pustaka adalah buku, literatur atau lainnya. Dengan demikian,
secara bahasa, maknanya adalah meninjau ulang pustaka terkait yang sudah
ada sebelumnya.

34
Melakukan tinjauan pustaka atau telaah pustaka merupakan salah
satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses penyusunannya
riset. Proses tinjauan Pustaka bisa dilakukan dalam dua kondisi yaitu,
Ketika peneliti tidak memiliki gagasan atau ide sama sekali terhadap
penelitiannya atau sesudah penyusunan masalah yang akan diteliti oleh
peneliti.
Tinjauan pustaka memungkinkan kita untuk mengetahui dan
menggali pengetahuan yang berkaitan dengan sesuatu yang diteliti atau
dikembangkan. Studi literatur dapat dilakukan melalui buku teks, publikasi
ilmiah di jurnal dan prosiding konferensi yang terpercaya dan berkualitas.
Pada bagian tinjauan pustaka dibahas tentang teori yang melandasi
masing-masing topik yang diteliti. Selain itu, juga dapat dikemukakan hasil
penelitian terdahulu yang berhubungan dengan topik penelitian yang akan
dilakukan serta menunjukkan bahwa permasalahan yang akan diteliti belum
terpecahkan secara memuaskan. Pustaka yang digunakan sebaiknya
merupakan terbitan baru dan sedapat mungkin diambil dari sumber aslinya
(misalnya textbook, handbook, jurnal, majalah, internet, dan lain-lain).
Hipotesis (bila ada) berisi penjelasan singkat yang disimpulkan dari tinjauan
pustaka dan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan.
Kebenarannya dibuktikan melalui penelitian yang dilakukan.
Secara umum tinjauan pustaka merupakan bab yang mengemukakan
sejumlah teori dan pendapat ahli terhadap fokus penelitian yang akan
dilakukan. Tinjauan pustaka bisa berupa ringkasan sederhana dari sumber,
namun biasanya memiliki pola organisasi dengan menggabungkan
ringkasan dengan sintetis.Tujuan utama dari poin ini adalah melakukan
survei literatur mengenai sebuah topik, adanya tinjauan pustaka membuat
penulis menunjukkan bahwa mereka memiliki pemahaman mendalam
mengenai subjek yang dibahas. Untuk lebih rinci mengenal apa yang
dimaksud dengan tinjauan pustaka ini bisa melihat pengertian dari para ahli
yang memberi definisi berbeda-beda.

B. Penjelasan

Dilihat dari namanya, tinjauan pustaka memiliki arti mereview pustaka,


literature, atau bahan bacaan lainnya. Dalam bahasa Inggris kegiatan ini
biasa disebut review of the literature. Berikut beberapa defines dari tinjauan
pustaka dari para ahli:
1. Johw W Creswell
Tinjauan pustaka (literature review) adalah
ringkasan tertulis mengenai artikel dari jurnal,
buku dan dokumen lain yang mendeskripsikan
teori serta informasi baik masa lalu maupun saat
ini, mengorganisasikan pustaka ke dalam topik
dan dokumen yang dibutuhkan untuk proposal
penelitian.
2. Taylor dan Procter
Taylor dan Procter mendefinisikan tinjauan pustaka
merupakan sebuah aktivitas untuk meninjau atau

35
mengkaji kembali berbagai literatur yang telah
dipublikasikan oleh akademisi atau peneliti lain
sebelumnya terkait topik yang kita teliti.
3. Shavelson and Towne
Shavelson dan Towne menjelaskan menyusun
tinjauan pustaka sama halnya dengan
menyarikan berbagai hasil penelitian terdahulu
untuk mendapatkan gambaran tentang topik atau
permasalahan yang akan diteliti sekaligus untuk
menjawab berbagai tantangan yang muncul
ketika memulai sebuah penelitian.
4. Leedy
Leedy mendefinisikan tinjauan pustaka sebagai
penjelasan yang harus berisi mengenai
pernyataan-pernyataan peneliti sebelumnya
mengenai penelitian serupa yang dikerjakan.
Sehingga tinjauan pustaka didasari dengan
langkah-langkah penelitian, pengembangan,
selain itu juga disebut dengan bab dalam karya
tulis ilmiah yang menerangkan mengenai teori-
teori yang dipakai.
5. Cooper
Cooper menyebut tinjauan pustaka memiliki
beberapa bentuk, pertama menggabungkan apa
yang dikatakan, dinyatakan, dan dilakukan orang
lain. Kemudian mengkritisi penelitian dari
peneliti-peneliti sebelumnya, selain itu juga
membangun jembatan di antara topik-topik, dan
mengidentifikasi isu-isu sentral dalam bidang
tertentu.
Penggunaan Kata-kata atau Istilah seperti Tinjauan Pustaka, Kajian
Pustaka, Tinjauan Teori, maupun Kajian Teori pada dasarnya merupakan
ragam istilah yang mempunyai makna yang sama sebagai bentuk upaya
Studi Kepustakaan yang dilakukan oleh seorang peneliti yang merujuk pada
upaya umum yang harus dilalui untuk mendapatkan Teori-Teori yang
Relevan dengan Topik Penelitian yang akan dilakukan. (A. Nasir, dkk.,
2011)
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam
melakukan penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang
digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian
terdahulu, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama
seperti judul penelitian penulis yang akan dilakukan. Namun penulis
mengangkat beberapa penelitian sebagai referensi dalam memperkaya bahan
kajian pada penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu
berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis.
Tinjauan Pustaka pada dasarnya mencakup 2 hal, yaitu :
1. TINJAUAN TEORI yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diteliti.

36
Hal ini dimaksudkan agar para peneliti mempunyai wawasan yang
luas sebagai dasar untuk mengembangkan atau mengidentifikasi
variable – variable yang akan diteliti. Disamping itu, tinjauan teori ini
juga dimaksudkan agar peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang
ingin diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan yang relevan. Oleh
karena itu, Tinjauan Pustaka ini menjadi dasar dalam merumuskan
Kerangka Teori yang selanjutnya menjadi dasar untuk mengembangkan
Kerangka Konsep penelitian.

2. TINJAUAN DARI HASIL PENELITIAN LAIN yang berkaitan dengan


masalah yang akan diteliti.
Hal ini penting, selain akan memperluas pandangan dan pengetahuan
peneliti, juga dapat untuk menghindari pengulangan penelitian yang telah
dilakukan orang lain (menjaga Originalitas penelitian).
Wibowo (2014) mendefinisikan tinjauan pustaka atau telaah pustaka
sebagai proses memahami dan menganalisis substansi/konten (teori dan
metodologi) dari kepustakaan berupa buku teks, artikel ilmiah, laporan
ilmiah yang dilakukan secara kritis tentang topik tertentu. Sedangkan Burns
& Groove dalam Brink & Walt (2009) mendefinisikan telaah pustaka
sebagai proses mencari, membaca, memahami, dan membuat kesimpulan
atas hasil penelitian dan teori yang telah dipublikasikan dan menyajikannya
secara terorganisir
Berdasarkan definisi tersebut, maka karakteristik suatu kegiatan
tinjauan pustaka adalah:
a. Sebuah proses
Kegiatan tinjauan pustaka bukan kegiatan yang dilakukan
sekali saja, namun merupakan sebuah proses yang panjang. Hal
ini terjadi sejak lama sebelum peneliti menyusun proposal, saat
penyusunan proposal, bahkan hingga saat penyusunan hasil
penelitian. Dengan demikian, kegiatan peninjauan pustaka akan
memiliki kualitas yang baik jika dilakukan terus menerus hingga
mendapatkan “benang merah” antara masalah penelitian dengan
konsep/teori yang didapat.

b. Proses mencari dan membaca konten/masalah penelitian


Menyusun tinjauan pustaka merupakan proses mencari
landasan teori dan konsep yang kuat terhadap
permasalahan/topik penelitian yang akan dipilih atau telah
dipilih. Namun demikian proses ini bukan hanya mencari lalu
disimpan dalam kotak/rak buku, melainkan harus dibaca untuk
mendapatkan pemahaman. Sehingga seorang peneliti harus
memiliki kebiasaan membaca yang baik.

c. Proses memahami substansi/konten (teori dan metodologi)


Proses tinjauan pustaka bukan hanya kegiatan membaca,
namun juga memahami. Peneliti dianjurkan memahami konsep
atau hasil penelitian yang didapat, bahkan bila memungkinkan
melakukan penelusuran hingga ke sumber awal informasi.

37
Misalnya untuk memahami hasil penelitian dari jurnal, peneliti
bisa melakukan komunikasi (tatap muka atau melalui email)
dengan penulisnya untuk mendapatkan pemahaman yang
mendalam. Untuk memahami masalah penelitian yang diperoleh
dari seminar/konferensi, peneliti bisa langsung menghubungi
narasumber atau pembicara pada topik tersebut.

d. Proses menganalisis substansi/konten (teori dan metodologi)


Setelah memahami konsep/teori yang didapat, seorang
peneliti dianjurkan menganalisis informasi yang didapat. Peneliti
dapat melakukan komparasi dengan sumber pustaka yang lain,
membandingkan dengan data-data terdahulu, atau menganalisis
stuasi dan kondisi yang melatarbelakangi konsep/teori tersebut.
Misalnya: bila peneliti sedang memahami hasil penelitian
yang menyatakan terdapat hubungan antara umur pasien rawat
inap dengan sisa makanan yang dikonsumsinya maka sebaiknya
hasil ini dibandingkan dengan hasil penelitian yang lain dilihat
dari aspek variabel, populasi, sampel, metodologi hingga lokasi
penelitian. Bila peneliti mendapatkan data angka kesakitan di
suatu kabupaten pada tahun 2015 maka sebaiknya dicari kembali
literatur lain mengenai data tersebut pada tahun sebelumnya
(2014, 2013, dst). Bila peneliti sedang memahami perilaku
kepatuhan pekerja dalam menggunakan Alat Pelingung Diri
maka perlu dianalisis situasi dan kondisi yang melatarbelakangi
perilaku ini (dari aspek jenis pekerja, lokasi kerja, dsb).
e. Dilakukan secara kritis
Proses tinjauan pustaka bukan kegiatan membaca secara
pasif, melainkan melakukan kajian tentang kelebihan dan
kekurangan dari isi maupun cara penyajian pustaka atau artikel
tersebut. Bisa saja sebuah pustaka diambil dari sumber pustaka
dengan metodologi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, seperti ada ketidaksesuaian antara instrumen
penelitian (kuesioner) dengan karakteristik sampel atau
responden.
f. Bentuk kepustakaan bisa berbentuk buku teks, artikel ilmiah,
laporan ilmiah
Bentuk sumber pustaka sebaiknya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Pustaka yang masih
diragukan validitas dan kebenarannya sebaiknya ditelusuri
kredibilitas dan kesahihan sumber awalnya, misalnya berita di
surat kabar atau internet, blog pribadi, website, dan sebagainya.
Bentuk sumber pustaa dibahas pada sub bab jenis informasi dan
sumber pustaka.
g. Proses menyajikan secara terorganisir
Berbagai pustaka yang sudah dicatat kemudia disajikan
kepada pembaca dalam cara yang terstruktur rapi dan
terorganisir sesuai dengan pedoman atau standar penulisan
proposal/laporan penelitian.

38
Cara Membuat Tinjauan Pustaka
 Mencari Literatur Relevan
Setelah menemukan topik yang jelas, langkah yang
dilakukan adalah mencari literatur dan hal ini sering dijumpai ketika
menulis tinjauan pustaka untuk disertasi atau makalah penelitian
sehingga perlu mencari literatur yang terkait dengan masalah dan
pertanyaan mengenai penelitian. Tinjauan pustaka yang berdiri
sendiri dan peneliti memilih fokus dan pengembangan.
 Evaluasi dan Pilih Sumber
Memastikan sumber yang digunakan adalah yang kredibel,
baca dahulu studi penting dan teori utama di bidang penelitian.
Jumlah kutipan tinggi mengartikan artikel berpengaruh di bidangnya
dan tentu perlu dimasukkan dalam tinjauan pustaka. Selain membaca
juga harus memulai proses menulis, membuat catatan yang nantinya
dimasukkan ke dalam teks tinjauan pustaka.
 Identifikasi Topik
Mulai mengatur argumen dan struktur dari tinjauan pustaka
sehingga peneliti perlu memahami hubungan dan hubungan antara
sumber yang sudah dibaca. Mencoba mencari tren dan pola apakah
pendekatan tertentu menjadi lebih atau kurang populer dari waktu ke
waktu, analisis tema, konflik, kontradiksi hingga kesenjangan.
 Buat Garis Besar Struktur
Langkah selanjutnya adalah membuat garis besar struktur
tinjauan pustaka, terdapat beberapa jenis struktur penulisan tinjauan
pustaka yang dapat dipilih seperti kronologis, tematik, metodologi
dan teoritis. Penggunaan struktur ini juga bisa digabungkan dengan
menggunakan rincian seperti berikut ini.
 Kronologis
Pendekatan paling sederhana dari tinjauan pustaka adalah
menelusuri perkembangan topik dari waktu ke waktu, mencoba
untuk menganalisa pola, titik balik dan perdebatan kunci yang sudah
membentuk arah lapangan.
 Tematik
Jika sudah menemukan beberapa tema sentral yang berulang,
para peneliti bisa mengatur tinjauan pustaka ke dalam bagian lain
yang membahas aspek-aspek mengenai beberapa dari topik yang
diangkat.
 Metodologis
Mengambil sumber dari berbagai disiplin ilmu atau bidang
yang menggunakan berbagai metode penelitian yang ada, sehingga
memungkinkan peneliti perlu membandingkan hasil dan kesimpulan
yang muncul dari pendekatan yang berbeda.
 Teoretis
Tinjauan pustaka menjadi dasar untuk kerangka teoritis,
sehingga bisa dapat menggunakan dalam melakukan diskusi dari
berbagai teori, model dan definisi menggunakan konsep-konsep
kunci dalam penelitian yang digunakan.
 Membuat Isi

39
Isi tinjauan pustaka memiliki pendahuluan, isi utama dan
kesimpulan dan menyertakan masing-masing tergantung pada tujuan
penelitian tinjauan literatur. Pendahuluan secara jelas menetapkan
fokus dan tujuan dari tinjauan pustaka, isi utama berisi sintetis
ringkas mengenai poin-poin utama dari setiap sumber berisi analisis,
interpretasi dan evaluasi.
C. Ringkasan
Dilihat dari segi namanya, tinjauan pustaka berarti kegiatan
meninjau kembali pustaka, literatur atau bahan bacaan
lainnya. Tinjauan pustaka adalah penelitian-penelitian sebelumnya
mengenai topik tertentu, terletak di bab dua dalam sebuah karya tulis
ilmiah dan poin ini sangat wajib ditulis di sebuah karya tulis ilmiah
yang dibuat dalam memenuhi syarat menerima gelar sarjana.
Secara umum tinjauan pustaka merupakan bab yang
mengemukakan sejumlah teori dan pendapat ahli terhadap fokus
penelitian yang akan dilakukan. Tinjauan pustaka bisa berupa
ringkasan sederhana dari sumber, namun biasanya memiliki pola
organisasi dengan menggabungkan ringkasan dengan sintetis.
Tujuan utama dari poin ini adalah melakukan survei literatur
mengenai sebuah topik, adanya tinjauan pustaka membuat penulis
menunjukkan bahwa mereka memiliki pemahaman mendalam
mengenai subjek yang dibahas. Untuk lebih rinci mengenal apa yang
dimaksud dengan tinjauan pustaka ini bisa melihat pengertian dari
para ahli yang memberi definisi berbeda-beda.

Fungsi Tinjauan Pustaka


Fungsi penting dalam tinjauan merupakan dapat membantu dalam
melakukan verifikasi masalah penelitian dan menunjukkan kepada peneliti
mengenai urgensi rumusan masalah atau hipotesis yang dibahas. Selain itu
berikut ini beberapa fungsi lain yang diberikan tinjauan pustaka terhadap
penelitian yang dilakukan.

 Mengungkapkan penelitian serupa yang sebelumnya dilakukan


dengan penelitian yang akan dilakukan.
 Memberi gambaran mengenai metode atau teknik yang dipakai
dalam proses penelitian yang dilakukan.
 Mengungkap sumber data termasuk literatur yang berkaitan dengan
penelitian dan mungkin belum diketahui sebelumnya.
 Mengenal para peneliti yang karyanya penting dan relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan sebelumnya.
 Memperlihatkan kedudukan penelitian seiring sejarah perkembangan
ilmu pengetahuan yang terkait dengan penelitian tersebut.
 Menjelaskan ide hingga pendekatan ilmiah yang mungkin belum
diketahui sebelumnya sehingga penelitian dilakukan
 Membuktikan keaslian dari penelitian dengan cara menegaskan ciri
khas penelitian yang sedang dilakukan dari penelitian-penelitian
sebelumnya.

40
D. Contoh Tinjauan Pustaka

 Tinjauan Pustaka Penelitian


Dalam suatu penelitian diperlukan hasil penelitian yang sudah ada
sebelumnya dan berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Hal-hal yang
diperlukan harus disampaikan ke dalam bagian studi sesuai dengan literatur
atau sumber yang digunakan. Misalnya dalam penelitian berjudul
‘Personalisasi di Lembaga Pemasyarakatan’.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA PENELITIAN

Diambil dari penelitian Dwi Purnama (2017) diperdesaan masih


banyak sekali kekurangan sarana dan prasarana, tidak semua jaringan
operator handpone masuk, tidak semua akses jalan bagus terbangun, tidak
semua warga mendapat keadilan, lantas siapa yang patut disalahkan dengan
keadaan ini.
Nah masalah intinya bukan siapa yang salah namun bagaimana kita
menyikapi dan menuntaskan masalah ini, sedangkan jika masalahnya
terletak pada biaya kurang apa lagi dana yang diberikan untuk desaa
Menjadi tanda tanya dimana letak keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia ?
Dan bagaimana penerapan kesejahteraan ada ditangan rakyat.
 Tinjauan Pustaka Skripsi

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA SKRIPSI

Etika Seorang Individu


Dari kecil sekali tentunya kita sudah diajarkan sopan santun, menghormati
orang yang lebih dewasa nah ini merupakan bentuk penanaman etika sejak
dini. Etika ini memang sangat penting untuk menentukan kualitas diri
seseorang.
Etika ini sangat beragam contohnya seperti menatap lawan biacara saat
sedang berbincang, pamit dan salam ketika pergi dan pulang kerumah,
menghargai keputusan dan pendapat orang lain, mendengarkan orang
berbicara dan satu lagi etika dengan menjaga tingkah laku, lisan dan cara
memperlakukan orang dengan baik.
Yang menjadi masalah saat ini banyak sekali kalangan milenial yang
menganggap remeh hal ini, dimana ketika bertemu dijalan seperti orang
yang tidak kenal namun dimedia sosial seperti oarang yang sudah sangat
akrab, dan kurangnya perhatian terhadap sekitar juga menjadi masalah bagi
kaum milenial sekarang ini.
Dengan keadaan ini yang menjadi masalah utama adalah bagaimana
menyikapi ini dan bagaimana mencari jalan keluarnya.
 Tinjauan Pustaka Karya Ilmiah
Penyusunan dalam karya ilmiah melibatkan soal masalah dan solusi yang
ditawarkan, sehingga dalam bentuk tinjauan pustaka yang dapat dipilih pada

41
bagian ini adalah solusi hingga hal-hal teoritis yang berkaitan dengan
intisari kepenulisan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA KARYA ILMIAH

Media sosial umumnya memang diciptakan untuk mempermudah semua


kegiatan pada zaman sekarang, namun sayangnya banyak sekali pihak atau
oknum yang tidak bertanggung jawab menggunakan sosial media
sebagaimana seharusnya, seperti penipuan dimana-mana, penyebaran
gambar atau video yang tidak layak, berita hoax, dengan keadaan ini kita
sangat dianjurkan untuk mampu mengendalikan diri agar mampu bertahan
pada zaman ini, diera sekarang ini salah sedikit atau ketinggalan sedikit kita
akan satu langkah berada dibelakang.

42
E. DAFTAR PUSTAKA

Brink, Hilla (2009). Fundamentals of Research Methodology for Health


Care Professionals. Cape Town: Juta Press.
Wibowo, A. (2014) Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan,
Jakarta: Rajawali Press Wijaya, Hengki (2016) Plagiarisme Dalam
Penelitian. Publisher: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray. Available
from:https://www.researchgate.net/publication/312032045_PLAGI
ARISM E_DALAM_PENELITIAN [accessed Oct 02 2018].
Suryono, Isnani A. (2009). Plagiarisme dalam Penulisan Artikel Ilmiah
dalam Presentasi sebagai The Medical Journal of Indonesia
Liputan6.com – Tinjauan Pustaka adalah ringkasan penelitian ilmiah

43
BAB 5
KERANGKA PIKIR

A. Pendahuluan

Di dalam suatu penelitian yang dituliskan di karya tulis


ilmiah terdapat istilah yang dinamakan dengan kerangka berpikir.
Kerangka berpikir di dalam penelitian umumnya akan disajikan
dengan bentuk visual berupa bagan yang menunjukkan mengenai
bagian-bagian penting pada penelitian. Contoh kerangka berpikir
yang paling sering digunakan di dalam penelitian sangat beragam.
Secara sederhana kerangka berpikir menjadi bagian daripada
sintesis tentang hubungan antar variabel penelitian yang disusun dari
berbagai teori yang telah dideskripsikan. Sehingga prihal inilah
kerangka berpikir dapat diartikan sebagai penggambaran alur
berpikir peneliti yang memberikan penjelasan tentang objek
penelitian berupa variabel maupun fokus permasalahan, terkait
mengapa peneliti mempunyai anggapan sebagaimana diutarakan
dalam hipotesis penelitian.
Pembuatan kerangka berpikir yang baik dapat menjelaskan
secara teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti, sehingga
dapat dikatakan bahwa secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antara variable bebas dan variabel terikat, jika dalam penelitian ada
variabel moderator dan intervening, maka ini juga perlu dijelaskan,
mengapa variabel tersebut diikutsertakan. Akhirnya, hubungan antar
variabel penelitian tersebut tersebut selanjutnya dirumuskan kedalam
bentuk paradigma penelitian yang didasarkan pada kerangka
berpikir.
Di dalam suatu penelitian yang dituliskan di karya tulis
ilmiah terdapat istilah yang dinamakan dengan kerangka berpikir.
Kerangka berpikir di dalam penelitian umumnya akan disajikan
dengan bentuk visual berupa bagan yang menunjukkan mengenai
bagian-bagian penting pada penelitian. Contoh kerangka berpikir
yang paling sering digunakan di dalam penelitian sangat beragam.
Secara sederhana kerangka berpikir menjadi bagian
daripada sintesis tentang hubungan antar variabel penelitian yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Sehingga

44
prihal inilah kerangka berpikir dapat diartikan sebagai
penggambaran alur berpikir peneliti yang memberikan penjelasan
tentang objek penelitian berupa variabel maupun fokus
permasalahan, terkait mengapa peneliti mempunyai anggapan
sebagaimana diutarakan dalam hipotesis penelitian.
Pembuatan kerangka berpikir yang baik dapat menjelaskan
secara teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti, sehingga
dapat dikatakan bahwa secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antara variable bebas dan variabel terikat, jika dalam penelitian ada
variabel moderator dan intervening, maka ini juga perlu dijelaskan,
mengapa variabel tersebut diikutsertakan. Akhirnya, hubungan antar
variabel penelitian tersebut tersebut selanjutnya dirumuskan kedalam
bentuk paradigma penelitian yang didasarkan pada kerangka berpikir
yang salah yang pada akhirnya melahirkan kesimpulan-kesimpulan
yang salah pula.
Pengertian kerangka pikir menurut para ahli
 Polancik
Menurut Polancik, kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang
dijadikan sebagai gambaran alur logika dari tema yang akan ditulis
dalam penelitian. Dari diagram itu akan terlihat hubungan-hubungan
dari variabel.
Kerangka berpikir menurut Polancik dituliskan berdasarkan rumusan
masalah pada penelitian atau pertanyaan pada penelitian.
Pertanyaan-pertanyaan itu yang nantinya dijadikan penghubung
antar konsep.
 Suriasoemantri
Suriasoemantri mengatakan bahwa kerangka berpikir adalah
penjelasan untuk memaparkan menyusun semua gejala yang ada di
dalam suatu penelitian untuk diselesaikan sesuai kriteria yang telah
dibuat.
Kerangka pemikiran disusun sebagai argumentasi yang menjelaskan
hubungan yang mungkin terdapat diantara berbagai faktor yang
saling berkaitan dan membentuk konstelasi permasalahan. Kerangka
berpikir ini disusun secara rasional berdasarkan premis-premis
ilmiah yang telah diuji kebenarannya dengan memperlihatkan faktor-
faktor empiris yang relevan dengan permasalahan (Suriasumatri,
1998, hal.128)
 Sapto Haryoko
Sapto Haryoko, kerangka berpikir adalah suatu penelitian yang
menggunakan dua variabel atau lebih dalam prakteknya. Sehingga
kerangka berpikir itu berisi mengenai variabel-variabel yang akan
dibahas di dalam penelitian. Variabel iu lantas dijelaskan di dalam
tulisan.
 Sugiyono
Sugiyono mengatakan bahwa kerangka berpikir adalah suatu model
konseptual yang digunakan sebagai landasan teori yang terkait

45
dengan faktor-faktor dalam penelitian. Menurutnya, suatu penelitian
membutuhkan kerangka berpikir agar bisa menjelaskan secara
teoritis, dan dapat menjelaskan alasan adanya hubungan antara
variabel.
Kerangka berpikir adalah suatu dasar pemikiran yang mencakup
penggabungan antara teori, fakta, observasi, serta kajian pustaka, yang
nantinya dijadikan landasan dalam melakukan menulis karya tulis ilmiah.
Karena menjadi dasar, kerangka berpikir ini dibuat ketika akan memaparkan
konsep-konsep dari penelitian.
Kerangka berpikir juga bisa dibilang sebagai visualisasi dalam
bentuk bagan yang saling terhubung. Dengan bagan itu dapat dikatakan
bahwa kerangka berpikir adalah suatu alur logika yang berjalan di dalam
suatu penelitian. Namun, kerangka berpikir ilmiah juga bisa dibuat dalam
bentuk poin-poin yang sesuai dengan variabel. Adapun variabel terbagi
menjadi dua yaitu variabel terikat (dependen) dan variabel bebas
(independent) jadi secara umum contoh kerangka berpikir adalah alur dari
suatu permasalahan yang ingin dipaparkan di dalam karya tulis ilmiah.
Mulai dari awal hingga akhir.
Di dalam kerangka berpikir, variabel-variabel penelitian dijelaskan
dengan lebih mendalam dan relevan dengan permasalahan yang diteliti.
Dengan demikian, kerangka pemikiran tersebut dapat dijadikan dasar untuk
menjawab masalah. Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang
menunjukkan alur pikir peneliti dan keterkaitan antarvariabel yang diteliti.
Bagan itu juga disebut dengan paradigma atau model penelitian.

B. Penjelasan

Sama halnya dengan arti kerangka pada umumnya yang berarti sebagai
penopang atau rancangan. Selain itu, pemikiran dapat diartikan sebagai
suatu ide atau gagasan yang perlu dituangkan. Oleh sebab itu, kerangka
pemikiran dapat diartikan sebagai suatu rancangan yang digunakan untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan tulisan yang sudah dibuatnya.
Kerangka pemikiran ini juga sering disebut dengan istilah kerangka
berpikir yang di mana biasanya ditulis dalam bentuk bagan dari bagian-
bagian penting yang harus dikerjakan terlebih dahulu. Kerangka berpikir
atau pemikiran ini bisa digunakan pada karya tulis yang bersifat ilmiah atau
karya tulis yang sifatnya non ilmiah
Ciri Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir memiliki beberapa ciri, antara lain;
1. Dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan, sekurang-kurangnya
terdiri dari 3 paragraf
2. Penyusunan kerangka berfikir biasanya dimulai dengan kata diduga
3. Lembar pembuatannya tidak memuat teori lagi
4. Tulisannya mengarah pada rumusan masalah

46
5. Memiliki kemiripian dengan rumusan hipotesis penelitian
Kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi
pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling
mendasardan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran selanjutnya. Menurut
Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan bahwa
“Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal
yang penting jadi dengandemikian maka kerangka berpikir adalah sebuah
pemahaman yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya,
sebuah pemahaman yang paling mendasardan menjadi pondasi bagi setiap
pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari penelitian yang
akan dilakukan.”
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antara variabel independen dan dependen, bila dalam
penelitian ada variable moderator dan intervening, maka juga perlu
dijelaskan, mengapa variabel itudiikutkan. Pertautan antar variabel
tersebut tersebut selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma
penelitian yang didasarkan pada kerangka berpikir.
Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kerangka
berpikir, yaitu kerangka berpikir harus menerangkan:
1. Mengapa penelitian dilakukan?
Tujuan dilakukannya penelitian adalah untuk mencari kebenaran dari data
atau permasalahan yang ditemukan, misalnya untuk membandingkan hasil
penelitian yang sudah ada dengan penelitian yang sedang atau yang akan
dilakukan, untuk membantah atau membenarkan hasil penelitian
sebelumnya, atau untuk menemukan suatu kajian baru (ilmu baru) yang
akan digunakan dalam menjawab permasalahan yang ada.
2. Bagaimana proses penelitian dilakukan?
Proses penelitian dilakukan melalui beragam cara sesuai dengan kebutuhan
yang akan diperlukan oleh seorang peneliti, prihal ini ada yang melakukan
penelitian dengan metode sampling, studi pustaka, studi kasus dan lain
sebagainya.
3. Apa yang akan didapatkan dari penelitian tersebut?
Untuk mengetahui apa yang akan didapatkan dari suatu penelitian, hal
tersebut tergantung pada pemikiran yang sudah tercantum sebelumnya
dalam kerangka berpikir, meskipun secara umum tidak seluruh hal yang
diinginkan sesuai dengan apa yang dipikirkan sebelumnya.
4. Untuk apa hasil penelitian diperoleh?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita dapat kembali ke point pertama
yaitu mengapa penelitian itu dilakukan adalah untuk mencari kebenaran
akan sesuatu masalah yang kontroversi di kalangan masyarakat atau untuk

47
membantah opini atau mitos yang tersebar sejak turun-temurun. Pada
intinya hasil penelitian yang didapatkan seharusnya memberikan manfaat
bagi banyak kalangan masyarakat, sehingga penelitian tersebut tidak di
anggap sia-sia.
Jika sudah memahami pengertian dari kerangka pemikiran, maka tahap
selanjutnya adalah belajar cara membuatnya.
Cara Menuliskan Kerangka Berpikir
Penyusunan kerangka berpikir secara sederhana dapat dilakukan dengan
mengikuti langkah-langkah berikut;
1. Menentukan paradigma
Tahapan penentuan paradigma dalam melangsungkan pembuatan
disesuaikan dengan adanya kerangka konseptual dan kerangka
operasional variabel yang akan diteliti. Misalnya saja;
1. Kerangka teoritis atau paradigm, ialah uraian yang
menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand
theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena
yang diteliti.
2. Kerangka konseptual, ialah uraian yang menjelaskan konsep-
konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis
yang akan digunakan untuk mengabstraksikan
(mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam
fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di
antara konsep-konsep tersebut.
3. Kerangka operasional, ialah uraian tentang variabel-variabel
apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan
bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut,
serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk
mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
1. Menjelaskan deduktif tentang hubungan antar variabel
Tahapan berpikir deduktif mencakup tiga hal yaitu:
1. Tahap penelaahan konsep (conceptioning), ialah tahap
penyusunan konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau
variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan
benar).
2. Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), ialah tahap
penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau
menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel
dependen).
3. Tahapan penyimpulan (reasoning), ialah tahap pemikiran
untuk menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku
pula bagi hal-hal yang khusus.
3. Memberikan argumen teoritis tentang hubungan antar variabel

48
Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran adalah
sebuah upaya untuk mendapatkan jawaban atas rumusan
masalah. Pada prakteknya, membuat argumen teoritis
membutuhkan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang
relavan. Hal tersbeut dilakukan sebagai petunjuk atau arah
bagi pelaksanaan penelitian.
Hal lain yang harus diperhatikan yaitu karena argumen
teoritis sebagai upaya untuk mendapatkan jawaban atas rumusan
masalah, maka hasil dari argumen teoritis tersebut merupakan
sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian,
sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran ialah
sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
1. Merumuskan model penelitian
Model merupakan konstruksi kerangka pemikiran atau
konstruksi kerangka teoretis yang digambarkan dalam bentuk
diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu.
Esensinya untuk menyatakan hipotesis penelitian.
Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model harus
menampilkan beberapa hal, yaitu:
1. Jumlah variabel yang diteliti
2. Prediksi tentang pola hubungan antar variabel
3. Dekomposisi hubungan antar variabel
4. Jumlah parameter yang diestimasi.

Beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian kerangka pemikiran,


diantaranya:
 Sapto Haryoko
Sapto Haryoko mengatakan bahwa kerangka berpikir adalah sebuah
penelitian yang di mana variabel yang digunakan ada dua atau lebih. Maka
dari itu, kerangka berpikir tersebut terdiri dari beberapa variabel yang
kemudian akan dijelaskan dalam penelitian yang akan dilakukan.

 Eecho
Menurut Eecho kerangka berpikir adalah suatu dasar pemahaman
yang akan memengaruhi dasar dari pemahaman orang lain. Oleh karena itu,
kerangka berpikir dapat dijadikan sebagai dasar pemikiran yang akan
dituangkan ke dalam bentuk penelitian atau dalam bentuk karya tulis.
 Sugiyono
Sugiyono menyatakan bahwa kerangka berpikir adalah sebuah
model konseptual yang kemudian dimanfaatkan sebagai teori yang berkaitan
dengan beberapa faktor dalam penelitian atau yang sudah diidentifikasi
sebagai suatu masalah penting.
 Polancik

49
Polancik mengatakan bahwa kerangka pemikiran adalah suatu
diagram yang memiliki peran sebagai alur logika sistematika dari tema yang
akan ditulis nantinya. Menurut Polancik, kerangka berpikir ini dibikin
berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang akan digunakan pada penelitian.
Kemudian, dari pertanyaan-pertanyaan penelitian itu menghasilkan suatu
konsep yang saling terhubung, sehingga dapat menggambarkan alur
penelitian.
 Suriasoemantri
Menurut Suriasoemantri kerangka berpikir adalah suatu penjelasan
yang berfungsi untuk memaparkan serta menyusun semua gejala yang sudah
ada di dalam suatu penelitian untuk diselesaikan yang sesuai dengan kriteria
yang telah dibuat sebelumnya.

Dari pendapat para ahli diatas, dapat ditarik sebuah tali yang menyimpulkan
bahwa, Kerangka pikir merupakan diagram alur logis suatu penelitian yang
dapat digambarkan dengan menggunakan grafik yang menjelaskan
hubungan antara dua variable atau lebih. Terdapat tiga jenis kerangka pikir,
yaitu sebagai berikut:
a. Kerangka Teoritis
Kerangka teori adalah kerangka pikir yang
menekankan teori-teori disiplin ilmu yang akan
digunakan untuk menjelaskan fenomena yang
diteliti. Kerangka teori lebih menekankan pada
landasan atau grand theory. Kerangka teoritis
juga sebagai konsep yang sebenarnya hasil dari
penalaran dan acuan yang pada hakikatnya hal
ini bertujuan untuk menarik kesimpulan tentang
dimensi. semua pencarian selalu disertai dengan
ide-ide teoritis, dalam hal ini karena keterkaitan
erat antara teori dan kegiatan pengumpulan,
pengolahan, analisis dan konstruksi.
b. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah kerangka berpikir yang
menjelaskan konsep yang terkandung dalam
asumsi suatu teori. Kerangka konseptual
biasanya lebih spesifik daripada kerangka
teoritis. Kerangka konseptual akan digunakan
untuk melabeli unsur-unsur yang terdapat dalam
fenomena penelitian. Kerangka konseptual
menjadi pedoman peneliti untuk menjelaskan
secara sistematis teori yang digunakan dalam
penelitian.
c. Kerangka Operasional
Kerangka kerja operasional adalah kerangka pikiran
yang menggambarkan dan menjelaskan variabel-
variabel yang diturunkan dari konsep-konsep
yang dipilih. Kerangka operasional digunakan
untuk menjelaskan hubungan antara konsep dan

50
objek yang dapat digunakan sebagai indikator
untuk mengukur variabel terkait.

Dari tiga manfaat yang terangkan diatas, terdapat manfaat yang dapat
diperoleh menurut buku Metodologi Penelitian Pegangan untuk Menulis
Karya Ilmiah yaitu, Peneliti dapat dengan jelas mendefinisikan variabel
yang akan diteliti dari teori turunan, serta alasan untuk mempelajari
variabel-variabel tersebut saja dan peneliti dapat menyampaikan secara jelas
asal-usul variabel. Kerangka pemikiran bermanfaat untuk menciptakan
persepsi yang sama antara peneliti dan pembaca terhadap alur-alur
pemikiran dengan tujuan membentuk hipotesis riset secara logis. Kerangka
berpikir juga memiliki manfaat di dalam sebuah penelitian. Diantaranya
adalah:
 Membantu peneliti untuk menguji rumusan masalah dalam
penelitian sehingga lebih mudah untuk menarik kesimpulan.
 Menghubungkan setiap variabel pada setiap bagian penelitian.
 Memperluas cakupan pembahasan penelitian.
 Membantu peneliti untuk menemukan konsep-konsep yang
digunakan untuk menggambarkan masalah penelitian di lapangan.
 Memberikan batasan pada penelitian.
 Memberikan gambaran kepada pembaca mengenai metode yang
digunakan.
 Memudahkan pemeriksaan karya tulis ilmiah. Karena uraian
penelitian telah disajikan pada bagian ini.

Jika sudah memahami pengertian dari kerangka pemikiran, maka tahap


selanjutnya adalah belajar cara membuatnya. Dalam membuat kerangka
berpikir ternyata ada beberapa tahap perlu dilalui. Berikut penjelasan
detailnya:
 Membuat atau Menemukan Variabel
Tahap pertama dalam membuat kerangka berpikir adalah membuat
atau menemukan variabel penelitian atau tulisan. Misalnya dalam penelitian,
makapeneliti perlu menentukan variabel mana yang akan diteliti dalam
penelitian tersebut. Variabel sendiri adalah proses pengelompokan secara
logis terhadap dua atau lebih dari atribut dalam penelitian Atribut disini bisa
dalam bentuk jenis data, seperti usia dari objek penelitian, wilayah yang
akan diteliti, tingkat pendidikan objek, dan lain-lain. Dalam menentukan
variabel, kadang kala peneliti mengalami kesulitan khususnya mahasiswa
pada penelitian perdana. Maka dianjurkan untuk kembali melihat judul,
sebab judul dari penelitian memuat variabel pokok.
 Mencari Tahu Hubungan Antar Variabel
Setelah berhasil menentukan variabel di tahap pertama, maka tahap
kedua dalam membuat kerangka pemikiran adalah mencari tahu hubungan
antar variabel tersebut. Suatu penelitian tentu membutuhkan dua atau lebih
variabel yang saling berhubungan. Sehingga keduanya mendukung kegiatan
penelitian itu sendiri dan mendapatkan hasil penelitian yang diinginkan, dan

51
tentunya dijamin akurat. Hubungan variabel ditentukan berdasarkan
hubungan langsung di lapangan. Misalnya saat meneliti topik angka
pengangguran di daerah X, maka ditemukan dua variabel yang berhubungan
dengan topik tersebut. Pertama, pekerjaan orang dewasa di daerah X
tersebut dan kedua adalah akses layanan pendidikan. Masyarakat dengan
pekerjaan kasar dan berpenghasilan minim sudah kesulitan untuk
menyekolahkan anak-anaknya. Kondisi ini diperparah dengan akses layanan
pendidikan yang susah, misalnya karena lokasi yang jauh. Dua variabel ini
tentunya saling berhubungan, karena samasama mempengaruhi pemahaman
masyarakat tentang tingkat pendidikan yang rendah. Hubungan ini perlu
dicari tahu dulu setelah memiliki dua variabel atau lebih.
 Mencari Referensi
Tahap ketiga dalam pembuatan kerangka pemikiran adalah mencari
referensi. Kegiatan penelitian membutuhkan referensi yang cukup untuk
menguatkan topik penelitian secara teori dan bukti dari hasil penelitian yang
relevan. Referensi atau sumber penelitian bisa diambil dari buku ilmu
pengetahuan, artikel online, jurnal ilmiah, jurnal cetak di perpustakaan, hasil
wawancara, dan lain sebagainya. Referensi yang dikumpulkan kemudian
dibaca dan dipahami, untuk menyaring referensi mana saja yang relevan.
Jika sudah maka bisa menuju ke tahap berikutnya yang memaparkan
hubungan informasi dari referensi dengan variabel yang sudah ditentukan
sebelumnya.
 Memberikan Argumen Teoritis
Tahap berikutnya adalah memberikan argumen teoritis, artinya
peneliti dalam menyusun kegiatan penelitian perlu memberikan
pendapatnya. Pendapat ini tentunya harus kuat dan logis, dan mengandalkan
seluruh data hasil berburu referensi di tahap sebelumnya. Jadi, topik yang
dibahas dan semua variabel yang sudah ditentukan hubungannya kemudian
dikaji ulang menggunakan seluruh informasi dari referensi yang ditemukan.
Lalu, ditarik kesimpulan untuk mengetahui topik tersebut punya landasan
kuat atau sebaliknya. Dibutuhkan argumen dari peneliti agar bisa
meyakinkan pihak lain untuk ikut mendukung penelitian yang dilakukan.
Pada tahap inilah, peneliti perlu memaparkan argumennya secara logis dan
memiliki dasar yang kuat. Misalnya saat meneliti buah naga agar bisa punya
masa simpan lebih lama dengan menggunakan teknik buah buatan. Maka
peneliti membutuhkan teori kuat tentang buah buatan dan diperkuat dengan
argumen peneliti bahwa buah naga bisa dibuat menjadi buah buatan tadi.
 Menggambarkan Kerangka Berpikir
Tahap akhir dalam pembuatan kerangka pemikiran adalah
menggambarkan kerangka berpikir itu sendiri. Jadi, seperti definisi yang
dipaparkan di awal kerangka berpikir berbentuk bagan atau diagram. Maka
di tahap akhir tinggal dibuat diagram yang menyebutkan seluruh variabel
dalam penelitian. Kemudian diberi keterangan mengenai hubungan semua
variabel tersebut, lalu menyebutkan teori yang memperkuat topik, dan
sebagainya. Sehingga secara keseluruhan akan membentuk bagan alir yang
menunjukan proses penelitian dari awal sampai akhir. Bagan alir inilah yang
disebut sebagai susunan kerangka berpikir.

52
C. Ringkasan

Kerangka berpikir adalah dasar pemikiran yang menurut


perpaduan antara teori dan fakta, observasi, dan kajian kepustakaan,
yang akan dijadikan dasar dalam penelitian. kerangka berpikir juga
merupakan bagian daripada argumentasi dalam merumuskan
hipotesis. Sehingga prihal ini membuat maupun perumusan suatu
hipotesis, argumentasi kerangka berpikir menerapkan logika
deduktif, khususnya untuk metode kuantitatif)dengan menggunakan
pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya.
Dalam definisi tersebut, kerangka berpikir dibuat lebih
identik untuk karya tulis ilmiah. Biasanya sudah mulai disusun
sebelum melaksanakan kegiatan penelitian, yang memuat semua
variabel penelitian yang akan dilakukan.
Kerangka berpikir kemudian bisa dijelaskan atau
digambarkan dalam bentuk susunan bagan yang saling terhubung,
atau bagan alir. Sehingga dari sumber berbeda, kerangka berpikir
diartikan sebagai suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar
alur logika berjalannya sebuah penelitian.
Sehingga kerangka berpikir pada dasarnya adalah susunan
seluruh variabel atau segala sesuatu yang nantinya membantu
menjalankan penelitian dengan baik dan benar. Sedangkan dalam
karya tulis umum, seperti tulisan non ilmiah.
Kerangka berpikir memuat alur seluruh permasalahan yang
akan diceritakan di dalam karya tulis yang dibuat. Mulai dari
perkenalan, lalu penyebab konflik, kemudian proses menyelesaikan
konflik, dan bagian ending atau penutup. Semua dicantumkan di
dalam kerangka pemikiran.
Dalam menyusun kerangka berpikir terdapat beberapa hal
yang harus dicantumkan sebagai isi dari kerangka berpikir, isi
tersebut mencakup: Variabel-variabel atau dimensi/fokus kajian yg
akan diteliti. Hubungan antar variabel&ada teori yg mendasarinya.

Secara sederhana kerangka berpikir menjadi bagian daripada sintesis tentang


hubungan antar variabel penelitian yang disusun dari berbagai teori yang
telah dideskripsikan. Sehingga prihal inilah kerangka berpikir dapat
diartikan sebagai penggambaran alur berpikir peneliti yang memberikan
penjelasan tentang objek penelitian berupa variabel maupun fokus
permasalahan, terkait mengapa peneliti mempunyai anggapan sebagaimana
diutarakan dalam hipotesis penelitian.
Pembuatan kerangka berpikir yang baik dapat menjelaskan secara
teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti, sehingga dapat dikatakan
bahwa secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variable bebas dan
variabel terikat, jika dalam penelitian ada variabel moderator dan
intervening, maka ini juga perlu dijelaskan, mengapa variabel tersebut
diikutsertakan. Akhirnya, hubungan antar variabel penelitian tersebut
tersebut selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian yang

53
didasarkan pada kerangka berpikir. Menurut Sugiyono (2009), langkah
dalam penyusunan kerangka berpikir terdiri atas:
1. Menetapkan variabel yang diteliti
2. Membaca buku dan hasil penelitian
3. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
4. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
5. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
6. Sintesa kesimpulan
7. Membuat kerangka berpikir
8. Membuat hipotesis
Secara umum, kerangka pemikiran dapat diartikan sebagai alur
logika berpikir yang menghubungkan antara teori atau konsep dengan
berbagai variabel penelitian yang diidentifikasi sebagai masalah yang
penting. Kerangka pemikiran berguna untuk membentuk hipotesis atau
kesimpulan sementara penelitian.
Secara sederhana, kerangka penalaran menjadi bagian dari sintesis
hubungan antar variabel penelitian yang disusun dari berbagai teori yang
telah diuraikan. Oleh karena itu, dalam hal ini kerangka berpikir dapat
diartikan sebagai gambaran alur pemikiran penelitian yang memberikan
penjelasan topik penelitian berupa variabel dan fokus masalah, mengenai
alasan asumsi peneliti. seperti yang dinyatakan dalam hipotesis penelitian.
Pembuatan kerangka berpikir yang baik dapat menjelaskan secara
teoritis hubungan antar variabel yang akan diteliti, sehingga dapat dikatakan
bahwa secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variable bebas dan
variabel terikat, jika dalam penelitian ada variabel moderator dan
intervening, maka ini juga perlu dijelaskan, mengapa variabel tersebut
diikutsertakan. Akhirnya, hubungan antar variabel penelitian tersebut
tersebut selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma penelitian yang
didasarkan pada kerangka berpikir

D. Contoh Kasus

(H)
Keputusan Minat Beli
Pelayanan Kantin (X)
Konsumen (Y)

1.1 kerangka Pemikiran


X : Pelayanan Kantin
Y : Keputusan Minat Beli Konsumen
H : Pengaruh Pelayanan (X) pada Keputusan Pembelian (Y)

54
E. DAFTAR PUSTAKA

 Nurdin, I., & Hartati, S. 2019. Metodologi Penelitian Sosial. MEDIA


SAHABAT CENDEKIA.
 Nazir, Moh. 2013. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
 Umar, H. 2005. Metode Penelitian. Jakarta: Salemba Empat
 FKIP Unpas. 2017. Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
(KTI)Bandung: FKIP Unpas.
 Husein Umar, SE, MM, MBA. 1999. Metodologi Penelitian:
Aplikasi dalam Pemasaran. Jakarta: Gramedia.
 Dr. Sudaryono. 2017. Metode Penelitian. Depok: Rajawali Pers,
2018.
 Sugiyono. 2007. metode Penelitian dan Pengembangan Research and
Development. Bandung: Alfabeta
 Riyanto, Y. 2001. Melodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya:
Penerbit SIC.
 Hamdi, A. S., & Bahruddin, E. 2015. Metode penelitian kuantitatif
aplikasi dalam pendidikan. Deepublish.
 Gregor Polancik. 2009. Empirical Research Method Poster. Jakarta.
 Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.

55
Bab 6
Metode Penelitian

 A. PENDAHULUAN

Penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk


memperoleh data yang kemudian digunakan untuk tujuan tertentu.
Seseorang yang melakukan penelitian disebut juga peneliti. Selain itu,
penelitian tidak hanya dilakukan oleh satu orang, tetapi terkadang oleh
kelompok atau organisasi.
Penelitian yang merupakan kegiatan ilmiah, dalam melaksanakan
kegiatan ini harus dilakukan secara sistematis, rasional atau wajar, dan
datanya valid atau sesuai dengan fakta. Oleh karena itu dalam melakukan
penelitian tidak boleh dilakukan sembarangan karena dapat menghasilkan
penelitian yang sulit dipahami oleh pembaca.
Penggunaan metodologi penelitian ini disesuaikan dengan bidang
yang akan diteliti misalnya dalam bidang kesehatan, sehingga metodologi
penelitian yang digunakan harus berkaitan dengan kesehatan. Metodologi
penelitian ini akan mengarahkan peneliti untuk memilih metodologi
penelitian yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu,
dapat dikatakan bahwa pemilihan metodologi yang tepat dapat
menghasilkan penelitian yang tepat pula dan isinya mudah dipahami oleh
pembaca.
Metodologi penelitian terdiri dari dua kata yaitu metodologi dan
penelitian. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), metodologi
adalah ilmu tentang metode; deskripsi metode. Sedangkan penelitian dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), penelitian adalah kegiatan
mengumpulkan, mengolah, menganalisis, dan menyajikan data yang
dilakukan secara sistematis dan obyektif untuk memecahkan suatu masalah
atau menguji hipotesis untuk mengembangkan prinsip-prinsip umum.
Metodologi penelitian adalah cara atau teknik untuk memperoleh
informasi dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian. Informasi

56
atau data tersebut dapat berupa apapun, literatur, seperti jurnal, artikel, tesis,
buku, surat kabar, dan sebagainya. Selain itu, metodologi penelitian juga
dapat diperoleh melalui media elektronik seperti televisi atau radio. Bahkan
sumber data juga bisa diperoleh dari survei atau wawancara.
Oleh karena itu, ketika seseorang ingin melakukan penelitian,
tentukan terlebih dahulu metodologinya. Dengan menentukan metodologi
penelitian, peneliti menjadi lebih memahami alur kerja atau langkah-
langkah dalam melakukan penelitian. Tidak hanya itu, peneliti juga akan
mudah menemukan jawaban atas topik permasalahan yang diteliti, sehingga
penelitian dapat diselesaikan dengan hasil yang maksimal.

 B. PENJELASAN/URAIAN POKOK BAHASAN MATERI

1. Definisi Metodologi Penelitian


Metodologi penelitian berasal dari kata “Method” yang berarti cara yang
benar
melakukan sesuatu; dan “Logos” yang berarti ilmu atau pengetahuan. Jadi,
metodologi berarti cara melakukan sesuatu dengan menggunakan pikiran
secara hati-hati untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan “penelitian” adalah
kegiatan mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis untuk menyusun
laporan. Mengenai istilah “penelitian” banyak ahli yang mengemukakan
pendapatnya,
a. David H. Penny
Penelitian adalah berpikir secara sistematis tentang berbagai jenis
masalah yang ada solusinya membutuhkan pengumpulan dan interpretasi
fakta.
b. J. Suprapto MA
Penelitian adalah penyelidikan terhadap suatu bidang ilmu yang
dilakukan untuk mendapatkan fakta atau prinsip dengan sabar, hati-hati dan
sistematis.
c. Sutrisno Hadi MA
Sesuai dengan tujuannya, penelitian dapat diartikan sebagai upaya untuk
menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran pengetahuan.
d. Mohammad Ali
Penelitian adalah cara untuk memahami sesuatu melalui penyelidikan
atau penelitian melalui pencarian bukti yang muncul sehubungan dengan
masalah tersebut,

Metodologi Penelitian Menurut Para Ahli


Beberapa ahli juga mengungkapkan pengertian metodologi penelitian.
Berikut ini adalah pengertian metodologi penelitian menurut para ahli :
a. Nawawi
Nawawi mengatakan bahwa metodologi penelitian adalah ilmu tentang
metode, dan jika dirangkai menjadi suatu metodologi penelitian berarti
suatu ilmu tentang metode yang dapat digunakan dalam melakukan berbagai
macam penelitian. Metodologi penelitian juga dapat diartikan sebagai ilmu
yang berfungsi untuk menjelaskan dan mengungkap fenomena sosial dan

57
fenomena alam yang ada dalam kehidupan manusia dengan menggunakan
tata cara kerja yang teratur, teratur, sistematis, dan dapat digunakan secara
ilmiah.
b. Sugiyono
Menurut Sugiyono, metodologi penelitian adalah metode ilmiah yang
digunakan dalam upaya mencari atau memperoleh data untuk tujuan atau
kegunaan tertentu.
Prof. M.E. Winarno
Menurut Winarno, metodologi penelitian adalah kegiatan ilmiah yang
dilakukan dengan teknik yang sistematis.
c. Muhammad Nasir
Muhammad Nasir mengatakan bahwa metodologi penelitian merupakan
metode yang paling penting digunakan oleh peneliti untuk melakukan
kegiatan penelitian.
d. Muhiddin Sirat
Menurut Muhiddin Sirat, metodologi penelitian adalah suatu cara atau
langkah untuk menentukan dan memilih suatu topik masalah yang
dimaksudkan untuk dijadikan sebagai penentu dalam pembuatan judul
penelitian.
e. Rusidi
• Penelitian Eksploratif, yaitu penelitian yang masih bersifat terbuka dan
masih mencari elemen, sifat, properti (UCS). Penelitian ini biasanya
tidak memiliki hipotesis dan kerangka kerja pemikiran. Untuk
mengalirkan pemikiran peneliti, biasanya digunakan mendekati
masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian, bukan kerangka kerja.
• Penelitian Penjelasan atau Konfirmasi, yaitu penelitian yang
menyoroti hubungan antar variabel dengan gunakan kerangka berpikir
dulu, lalu dirumuskan dalam bentuk hipotesis.
• Penelitian Deskriptif (Dvelopmental), yaitu penelitian yang bertujuan
untuk menentukan pengembangan fasilitas fisik tertentu atau frekuensi
terjadinya aspek-aspek tertentu dari fenomena sosial, dan untuk
menggambarkan fenomena tertentu secara rinci (Masri Singarimbun,
1982). Penelitian ini biasanya tanpa menggunakan hipotesis yang
dirumuskan secara ketat, tetapi terkadang ada yang menggunakan
hipotesis tapi tidak untuk diuji secara statistic.
Metodologi penelitian terdiri dari kata metodologi yang berarti
pengetahuan tentang jalan yang ditempuh memperoleh pemahaman tentang
tujuan yang telah dicapai ditetapkan sebelumnya. Sejalan dengan pengertian
penelitian tersebut di atas, penelitian juga dapat diartikan sebagai
usaha/kegiatan yang memerlukan uji tuntas atau
ketelitian dalam memahami realitas sejauh mungkin seperti targetnya. Jadi,
metodologi penelitian adalah pengetahuan tentang jalan yang dilalui untuk
mencapai memahami. Jalur harus ditentukan bertanggung jawab secara
ilmiah dan data yang dicari membangun/mendapatkan pemahaman harus
melalui kondisi Akurasi berarti kebenaran harus dipercaya.
Secara umum, metodologi penelitian diartikan sebagai proses atau
metode ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk

58
kepentingan penelitian. Metodologi berisi tentang metode ilmiah, langkah-
langkah, jenis-jenis sampai dengan
batas-batas metode ilmiah. Sedangkan penelitian adalah upaya untuk
memperoleh pengetahuan melalui bukti – bukti fakta dengan tata cara kerja
ilmiah krisis tertentu dan terkendali (Alfandi, 2001). Menurut Sugiyono
(2017), bahwa yang dimaksud dengan metodologi penelitian adalah cara
ilmiah untuk memperoleh data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan
dari penelitian itu sendiri antara lain:
a. Untuk memperoleh pengetahuan atau penemuan baru.
b. Untuk membuktikan atau menguji kebenaran pengetahuan yang ada.
c. Untuk membangun pengetahuan yang ada.

2. Fungsi Penelitan
Fungsi penelitian adalah menemukan solusi suatu masalah dengan
menyediakan berbagai kemungkinan yang dapat digunakan. Namun solusi
yang ditawarkan dari kegiatan penelitian pada umumnya bersifat abstrak
dan umum seperti yang telah dilakukan oleh peneliti dasar (penelitian
dasar), Tentunya suatu penelitian memiliki sebuah fungsi, Adapun fungsi
dari penelitian antara lain sebegai berikut :
a. Memberikan fakta berdasarkan pendekatan terhadap bidang ilmu yang
akan dipelajari.
b. Dapatkan jawaban atas pertanyaan atau berikan pemecahan masalah
(solusi masalah).
c. Mengembangkan suatu bidang ilmu dan penjelasan lebih lanjut tentang
suatu bidang
pengetahuan.
d. Pengujian kebenaran dan tolok ukur penelitian.
e. Mencari hubungan sebab akibat dan merumuskan prinsip umum dan
mendapatkan makna dari masalah yang akan dipecahkan.
f. Mencari dan memberikan kebijakan atau nasihat.

Kegiatan penelitian harus memiliki karakteristik tertentu. Adapun


karakteristiknya penelitian adalah sebagai berikut:
a. Bersifat ilmiah, artinya penelitian dilakukan sesuai dengan prosedur dan
menggunakan alat bukti yang meyakinkan berupa fakta-fakta yang
diperoleh secara obyektif.
b. Prosesnya berkesinambungan, hasil belajar selalu bisa disempurnakan
dari waktu ke waktu melalui proses yang berkesinambungan.
c. Berkontribusi, artinya suatu penelitian harus mengandung unsur
kontribusi atau nilai tambah untuk pengetahuan yang ada sebelumnya.
d. Analitis, suatu penelitian yang dilakukan harus dapat dibuktikan dan
dideskripsikan
dengan menggunakan metode ilmiah dan ada hubungan sebab akibat antar
variabel.

3. Jenis Metodologi Penelitian


Dilihat dari cara analisis dan jenis datanya, penelitian ini menggunakan
metode penelitian kuantitatif, yaitu penelitian ilmiah secara sistematis

59
bagian dan fenomena dan hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif
dikembangkan dan menggunakan model matematika, teori dan/atau
hipotesis terkait. Penelitian kuantitatif adalah pengukuran data kuantitatif
dan statistik objektif melalui perhitungan Penelitian ilmiah berasal dari
sampel orang atau penduduk yang dimintai jawabannya pada sejumlah
pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase
tanggapan mereka. Ukuran sampel untuk survei dengan perhitungan statistic
dengan menggunakan rumus untuk menentukan seberapa besar ukuran
sampel diperlukan dari suatu populasi untuk mencapai hasil dengan tingkat
akurasi yang tinggi diterima.
Menurut Sugiyono (2017), penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang didasarkan pada filosofi positivisme, digunakan untuk
penelitian tentang populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif
atau statistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Sedangkan menurut Kasiram (2008), Penelitian kuantitatif adalah proses
menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat
untuk menganalisis informasi tentang apa yang Anda ingin tahu. Beberapa
ciri metode kuantitatif pada penelitian ini, antara lain:
a. Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down),
yang mencoba memahami suatu fenomena dengan menggunakan konsep
umum untuk menjelaskan fenomena yang ada spesial.
b. Logika yang digunakan adalah logika positivistik dan menghindari hal-
hal yang ada
subyektif.
c. Subyek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data
diperlukan, serta alat pengumpul data yang digunakan sesuai dengan yang
dibutuhkan telah direncanakan sebelumnya.
d. Melibatkan menghitung angka atau menghitung data.
e. Peneliti menempatkan diri secara terpisah dari obyek penelitian, dalam
arti tertentu
dia tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
f. Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
Penelitian ini dalam pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang telah
direncanakan sebelumnya. Prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari:
tahapan kegiatan sebagai berikut:
a. Masalah identifikasi
b. Tinjauan Literatur.
c. Pengembangan kerangka konsep
d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian.
e. Pengembangan desain penelitian.
f. Teknik pengambilan sampel.
g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.
h. Analisis data.
i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.

4. Macam - Macam Metode Penelitian

60
Mengacu pada bentuk penelitian, tujuan, sifat masalah dan Ada empat
jenis metode penelitian:
(1) Metode Eksperimental (pengujian), adalah penelitian untuk menguji
apakah variabel eksperimen efektif atau tidak. Untuk untuk menguji
efektivitas apakah akan menggunakan variabel kontrol. Belajar eksperimen
adalah menguji hipotesis yang dirumuskan secara formal ketat. Penelitian
eksperimental biasanya dilakukan di bidang yang tepat. Adapun bidang
sosial, biasanya digunakan metode survei penjelas, metode deskriptif, dan
historis.
(2) Metode Verifikasi (Testing), yaitu untuk menguji seberapa jauh tujuan
yang telah digariskan tercapai atau sesuai atau sesuai dengan harapan atau
teori standar. Tujuan penelitian,Verifikasi adalah untuk menguji teori yang
ada mengembangkan teori baru dan menciptakan pengetahuan baru. Baru-
baru ini, metode verifikasi berkembang menjadi grounded research, yaitu
metode yang menghadirkan suatu pendekatan baru, dengan data sebagai
sumber teori (data-based theory).
(3) Metode Deskriptif (menggambarkan), yaitu metode yang digunakan
untuk mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu fenomena. Metode ini
dimulai dengan mengumpulkan data, menganalisis data dan
menafsirkannya. Metode deskriptif mendalam implementasi dilakukan
melalui: teknik survei, studi kasus (untuk membedakan dengan kasus), studi
banding, studi waktu dan gerakan, analisis perilaku, dan analisis
dokumenter.
(4) Metode Historis (rekonstruksi), yaitu metode penelitian yang
meneliti sesuatu yang terjadi di masa lalu. Di dalam penerapannya, metode
ini dapat dilakukan dengan bentuk studi komparatif-historis, yuridis, dan
bibliografi. Belajar secara historis bertujuan untuk menemukan generalisasi
dan menciptakan rekonstruksi masa lalu, dengan mengumpulkan,
mengevaluasi, memverifikasi, dan mensintesis bukti untuk menegakkan
fakta dan bukti untuk mencapai kesimpulan yang kuat.

5. Desain Penelitian
Research design atau desain penelitian pada dasarnya adalah strategi
untuk memperoleh data yang digunakan untuk menguji hipotesis termasuk
menentukan pemilihan subjek, dari mana informasi atau data akan
diperoleh, teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data, prosedur yang
diambil untuk pengumpulan dan pengobatan
akan diadakan (khususnya untuk penelitian eksperimen). Set desain
penelitian dengan mengacu pada hipotesis yang telah dibangun. Pemilihan
desain yang tepat sangatlah diperlukan untuk memastikan bukti yang benar
dari hipotesis. Dalam pembahasan ini, jenis-jenis desain penelitian
dikelompokkan dengan mengacu pada Arikunto dalam bukunya “Prosedur
Penelitian Pendekatan Praktis”.
Pengelompokan Desain Penelitian
Berdasarkan sudut pandang melakukan penelitian, jenis-jenis desain
penelitian
dikelompokkan sebagai berikut:
a. Menurut teknik pengambilan sampel

61
a) Penelitian populasi
b) Penelitian tentang sampel
c) Studi kasus
b. Menurut terjadinya variabel
a) Penelitian non-eksperimental
 Penelitian deskriptif
b) Survei
c) Studi kasus
d) Penelitian kausal komparatif
 Penelitian Retrospektif (Ex post facto)
 Penelitian Prospektif (Cohort)
c. Penelitian korelasional
a) Penelitian sejarah
b) Penelitian filsafat
c) Penelitian eksperimental
d) Penelitian pra-eksperimen
 Post-tes satu kelompok
 Pre-test dan post-test satu kelompok
e) Studi Kuasi Eksperimental
 Postes dengan kelompok tidak diacak
 Prates dan pascates non-acak
f).Penelitian eksperimental nyata
 Post-test dengan kelompok acak
 Pre-test dan post-test dengan kelompok acak
 Desain Salomo
g) Penelitian klinis (Uji Klinis)
h) Riset Operasi
3. Sesuai dengan model pengembangannya
a. Penelitian lintas seksi
b. Penelitian memanjang
Seorang peneliti dapat memilih desain penelitiannya sesuai dengan
pengelompokannya tersebut di atas, sehingga penelitian dapat merupakan
kombinasi dari beberapa desain, seperti misalnya desain penelitian
korelasional dengan pendekatan silang bagian dari jumlah penduduk; desain
penelitian deskriptif kausal komparatif dengan pendekatan prospektif dan
sebagainya.
Menurut Hadi (2002), jenis penelitian dapat diklasifikasikan sebagai:
1) Berdasarkan bidang
Penelitian dapat mencakup: penelitian pendidikan, penelitian pertanian,
penelitian hukum, penelitian ekonomi, penelitian agama.
2) Menurut tempat
Penelitian dapat mencakup: penelitian laboratorium, penelitian
kepustakaan dan riset lapangan.
3) Menurut penggunaan
Penelitian dapat mencakup: Penelitian murni dan penelitian terapan.
4) Menurut tujuan umum:
Penelitian dapat mencakup: penelitian eksplorasi, penelitian pengembangan
dan penelitian verifikasi.

62
5) Menurut tingkatannya, penelitian dapat meliputi: penelitian inferensial.
6) Menurut pendekatannya, penelitian dapat mencakup penelitian
longitudinal dan penelitian lintas seksi.
Di sisi lain, Dirjen Dikti menyebutkan salah satu cara
mengklasifikasikan tentang jenis-jenis desain penelitian berdasarkan sifat
masalahnya. Berdasarkan sifat masalahnya, desain penelitian dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Penelitian sejarah
b. Penelitian deskriptif
c. Penelitian perkembangan
d. Penelitian kasus dan penelitian lapangan
e. Penelitian korelasional
f. Penelitian kausal komparatif
g. Penelitian eksperimental nyata
h. Penelitian eksperimental semu
i. Penelitian tindakan

6. Variabel penelitian
Menurut Y.W Best dalam Achmadi (2008:118) yang diedit oleh sanpiah
Faisal disebut variable penelitian adalah kondisi atau serenteristik yang
dilakukan oleh peneliti dimanipulasi, dikendalikan atau diamati dalam
sebuah penelitian. Saat ini Dirjen Dikti Kemendikbud menjelaskan bahwa
yang dimaksud dengan variabel penelitian adalah semua sesuatu yang akan
menjadi obyek pengamatan penelitian. Dari kedua pengertian tersebut dapat
dijelaskan bahwa variabel penelitian meliputi faktor-faktor yang berperan
dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.
Variabel penelitian ditentukan oleh landasan teoretisnya dan
kejelasannya ditekankan oleh hipotesis penelitian. Oleh karena itu, jika
landasan teori suatu penelitian berbeda, variabelnya akan berbeda.
Pada dasarnya jumlah variabel tergantung pada kesederhanaan atau
koherensi belajar. Semakin sederhana desain penelitian, maka akan semakin
sederhana variabel dan sebaliknya. Berbagai variabel tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Menurut fungsi variabel dapat dibedakan:
sebuah. Variabel tak bebas
b. Variabel bebas
c. variabel intervensi
d. Variabel moderasi
e. Variabel kontrol
f. Variabel langka
a. Variabel Dependen (Variabel Dependen)
Yaitu kondisi atau karakteristik yang berubah atau muncul selama
penelitian memperkenalkan, memodifikasi atau mengganti variabel
independen. Menurut fungsinya, variable Hal ini dipengaruhi oleh variabel
lain, oleh karena itu sering juga disebut variabel yang terpengaruh atau
terpengaruh.
b. Variabel Independen (Variabel Independen)

63
Apakah kondisi atau karakteristik yang dimanipulasi peneliti ? untuk
menjelaskan hubungannya dengan fenomena yang diamati. Karena fungsi
dari variabel ini sering disebut variabel pengaruh, karena fungsinya
mempengaruhi variabel lain, sehingga secara bebas mempengaruhi variabel
lainnya.
c. variabel intervensi
Yaitu variabel yang berfungsi untuk menghubungkan satu variabel
dengan variabel lainnya. Hubungan tersebut dapat melibatkan sebab-akibat
atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi.
d. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang karena fungsinya
mempengaruhi variabel
dependen dan memperjelas hubungan independen dengan variabel
dependen.
e. Variabel kontrol
Merupakan variabel pembatas (sebagai kontrol) atau mewarnai variabel
moderator.
Variabel ini berfungsi sebagai kontrol untuk variabel lain, terutama yang
terkait dengan variabel moderator.
f. Variabel lebar
Yaitu variabel yang fungsinya dapat diabaikan atau pengaruhnya
terhadap variabel bebas serta variabel dependen hampir tidak diperhatikan.

2) Menurut data, variabel dapat dibedakan berdasarkan data yang


diharapkan dikumpulkan, karena dapat dibagi menjadi:
a) Data nominal yang berhubungan dengan variabel nominal
b) Data ordinal yang berhubungan dengan variabel ordinal
c) Data interval yang berhubungan dengan variabel interval
d) Data rasio berhubungan dengan variabel rasio
Variabel nominal adalah variabel yang diskrit dan saling lepas satu
kategori ke kategori lainnya. Misalnya: jenis kelamin, jenis pekerjaan, status
pernikahan dll.
Variabel ordinal adalah variabel yang disusun berdasarkan
tingkatan/pangkat berurutan.
Variabel interval adalah variabel hasil pengukuran, dimana pengukuran
tersebut diasumsikan memiliki satuan pengukuran yang sama.
Variabel rsio adalah variabel yang dalam kuantifikasinya hanya bernilai
nol mutlak.
Hubungan antar variable Padahal, apa yang dikemukakan pada inti
penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara berbagai variabel.
Hubungan yang paling mendasar adalah hubungan antara dua variabel
independen dan variabel dependen (tergantung).
Merumuskan definisi operasional variable Setelah variabel diidentifikasi
dan diklasifikasikan, perlu didefinisikan secara operasional (Bridgman-
1927). Pengaturan ini Hal ini perlu dilakukan karena definisi operasional
akan menunjuk alat pencarian data yang digunakan cocok untuk digunakan.
Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan pada sifat-sifat
benda yang ada didefinisikan sebagai yang dapat diamati/diamati. Konsep

64
yang dapat diamati adalah benda yang sangat penting karena hal-hal yang
dapat diamati ini membuka kemungkinan untuk orang lain, tentunya selain
peneliti sendiri untuk dapat melakukan hal yang sama, sehingga nantinya
apa yang peneliti lakukan terbuka untuk diteliti kembali oleh peneliti yang
lain.
Ada berbagai cara untuk merumuskan definisi operasional, yaitu:
a. Yang menekankan pada aktivitas (operasi), apa yang perlu dilakukan.
b. Yang menekankan bagaimana kegiatan (operasi) itu dilakukan
c. Yang menekankan sifat statis dari hal yang didefinisikan Setelah definisi
operasional dari variabel penelitian telah dirumuskan, maka prediksi yang
terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan. Jadi, peneliti telah
membuat prediksi tentang hubungan antara berbagai variabel penelitian
operasional dan siap untuk diuji melalui data empiris.

 C. Ringkasan Materi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa metodologi penelitian


ini akan digunakan pada saat melakukan penelitian. Sebuah penelitian yang
tajam dan mendalam tentunya membutuhkan banyak sumber data. Tidak
hanya jumlahnya yang banyak, sumber data yang digunakan dalam
penelitian juga harus berkualitas dan berkaitan dengan topik masalah
penelitian. Semakin tajam suatu penelitian menunjukkan bahwa penelitian
tersebut semakin detail dan kompleks.
Fungsi penelitian adalah menemukan solusi suatu masalah dengan
menyediakan berbagai kemungkinan yang dapat digunakan. Pengujian
kebenaran dan tolok ukur penelitian. Kegiatan penelitian harus memiliki
karakteristik tertentu. Bersifat ilmiah, artinya penelitian dilakukan sesuai
dengan prosedur dan menggunakan alat bukti yang meyakinkan berupa
fakta-fakta yang diperoleh secara obyektif.
Berkontribusi, artinya suatu penelitian harus mengandung unsur
kontribusi atau nilai tambah untuk pengetahuan yang ada
sebelumnya. Analitis, suatu penelitian yang dilakukan harus dapat
dibuktikan dan dideskripsikan dengan menggunakan metode ilmiah dan ada
hubungan sebab akibat antar variabel.
Hubungan antar variable yang dikemukakan pada inti penelitian ilmiah
adalah mencari hubungan antara berbagai variabel. Hubungan yang paling
mendasar hubungan antara dua variabel independen dan variabel
dependen . Merumuskan definisi operasional variable Setelah variabel
diidentifikasi dan diklasifikasikan, perlu didefinisikan secara
operasional . Yang menekankan sifat statis dari hal yang didefinisikan
Setelah definisi operasional dari variabel penelitian telah dirumuskan, maka
prediksi yang terkandung dalam hipotesis telah dioperasionalkan.

 D. Contoh Kasus

Pada “pengaruh kualitas pelayanan kantin terhadap keputusan

65
pembelian mahasiswa manajemen unm“ adalah meteodologi penelitian
kuantitatif.
Meteodologi Penelitian Kuantitatif adalah memahami suatu
fenomena dengan cara menggunakan konsep-konsep yang umum untuk
menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat khusus.

 E. Daftar Pustaka

Hadi 2002, Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia


Ali, Muhamad. 2000. Penelitian Kependidikan Prosedur & Strategi.
Bandung: Angkasa.
Hamidi.2007.Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang: Press
Malang.
Kartono, kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Social. Bandung:
Mandar Maju.
Nazir, Mohammad. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Soehartono, Irawan.2000.Metode Penelitian Social. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono.2005. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih.2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosdakarya Widayat dan Amirullah.2002.Riset Bisnis.
Yogyakarta :Graha Ilmu
Cooper, Donald R. Dan C. William Emory, Alih Bahasa: Ellen G.
Sitompul.1996. Metode Penelitian Bisnis. Jakarta:Penerbit Erlangga.

66

Anda mungkin juga menyukai