Kebijakan LH Pasca Uuck-Undip - 25.11.2020
Kebijakan LH Pasca Uuck-Undip - 25.11.2020
13
Pokok Pengaturan Integrasi Persyaratan dan
Kewajiban Aspek Lingkungan Kedalam Perizinan
Berusaha
Persetujuan Lingkungan
AMDAL
UKL-UPL
Persyaratan dan
kewajiban Aspek
Lingkungan
Perizinan
Berusaha
“Diintegrasikan”
kembali
SPPL
Perizinan
Bangunan Persyaratan dan
kewajiban Aspek
Izin Usaha
Lingkungan
Berusaha
“Diintegrasikan”
Izin PPLH
Andalalin
“Semangat UU Cipta Kerja
adalah Penyederhanaan
Izin Lokasi Regulasi Perizinan”
Lingkungan Lingkungan
Resiko Tinggi Resiko Tinggi Perizinan
AMDAL SKKL Persyaratan
Berusaha :
• Izin Penegakan
penerbitan
Perizinan
• Sertifikat Standar
• NIB
Hukum:
Resiko Menengah Resiko Menengah
Berusaha • Administrasi
UKL-UPL PKPLH
Matrik RKL-RPL
(Psl. 24 ayat (5), TERMUAT dalam
UU CK) Perizinan Berusaha (Psl. 77, UU CK)
(Psl 1 angka 11 & 12,
UU CK)
Resiko Rendah Resiko Rendah
NIB NIB
• Gubernur dan Bupati/Walikota berhak melakukan pengawasan
ketaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan terhadap
Perizinan Berusaha;
• Menteri berhak melakukan pengawasan jika dianggap terjadi
(Psl. 1, angka 35, UU CK) pelanggaran serius terhadap Perizinan yang seharusnya dilakukan
pengawasan oleh Gubernur atau Bupati/Walikota.
• Pemerintah Pusat menerapkan sanksi administratif kepada
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan, jika hasil pengawasan
ditemukan pelanggaran terhadap Perizinan Berusaha.
(Psl. 72 & 76, UU CK)
Integrasi Persetujuan Lingkungan ke dalam
Perizinan Berusaha
• Persetujuan Lingkungan menjadi persyaratan dalam penerbitan Perizinan
Berusaha/Persetujuan Pemerintah, dengan demikian Perizinan Berusaha/Persetujuan
Pemerintah tidak bisa diterbitkan jika tidak ada Persetujuan Lingkungan;
• Persyaratan dan kewajiban aspek lingkungan yang terdapat dapat Persetujuan
Lingkungan dimasukkan ke dalam persyaratan dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh
pelaku usaha dan termuat dalam Perizinan Berusaha/Persetujuan Pemerintah yang
diterbitkan;
• Matrik RKL-RPL yang termuat dalam Perizinan Berusaha menjadi dasar pelaksanaan
pengawasan perizinan dan penegakan hukum bila terjadi pelanggaran terhadap klausul
persyaratan dan kewajiban lingkungan yang termuat dalam Perizinan Berusaha.
• Pelaksanaan pengawasan dilakukan oleh Menteri, gubernur atau bupati/walikota sesuai
dengan kewenangannya namun tetap memberi ruang kewenangan bagi Pemerintah
Pusat yang diwakili oleh Menteri (second line enforcement) untuk dapat melakukan
pengawasan lingkungan terhadap pelanggaran yang sifatnya serius yang kewenangan
pengawasannya dilakukan gubernur atau bupati/walikota.
Dampak Tidak
Penting, kegiatan SPPL
Skala kecil PEMBINAAN
Menengah IZIN
Tinggi
UKL-UPL PKPLH SERTIFIKAT
Menengah STANDAR
Rendah
Dampak Tidak
Penting kegiatan SPPL
Skala kecil PEMBINAAN
Menengah IZIN
Tinggi
UKL-UPL PKPLH SERTIFIKAT
Menengah STANDAR
Rendah
• Perizinan Berusaha , Sertifikat Standar dan NIB diperuntukkan untuk Pelaku Usaha, Untuk yang dilakukan oleh Pemerintah
dalam bentuk Persetujuan dari Pemerintah (Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah)
• Perizinan Berusaha, Sertifikat standar atau Persetujuan dari Pemerintah wajib di lakukan pengawasan
Keberadaan Komisi Penilai Amdal (KPA) Kab/Kota
Tahun 2020
No Jumlah Kab/Kota Memiliki Tidak Memiliki Total
Lisensi Lisensi
1. Kab/Kota 205 386 591
2. Persentase 35 % 65% 100%
Minimnya Tenaga
Ahli di daerah
menjadi penyebab
daerah tidak
memiliki KPA
205 Memiliki
35 % Lisensi
386
Tidak
Memiliki 65 %
Lisensi
Penilaian Amdal oleh Komisi Penilai Amdal (KPA)
DATA TAHUN 2015 S.D TAHUN 2019
Jumlah rencana kegiatan yang membutuhkan layanan penilaian 1.000 s.d 1.500
kelayakan lingkungan (Amdal) per tahun oleh komisi penilai amdal Kegiatan/tahun
(KPA) secara nasional, sejumlah:
PENILAIAN DOKUMEN AMDAL DILAKUKAN OLEH KPA PUSAT, PROVINSI dan Pusat, Provinsi dan
KAB/KOTA DENGAN KONDISI TANTANGAN: kab/Kota hanya dapat
Kualitas sumber daya yang beragam membentuk 1 (satu)
Waktu proses penilaian dapat mengakibatkan antrian panjang dalam
pelayanan Komisi Penilai Amdal
(KPA
Overload Beban Penilaian Amdal KONDISI DI LAPANGAN
TRANSFORMASI
TRANSFORMASI KRITERIA TRANSFORMASI
KELEMBAGAAN KOMPETENSI TATA LAKSANA TAHAPAN:
LEMBAGA
I. BENTUK/FORMAT LEMBAGA
II. KRITERIA PERSONIL DALAM
LEMBAGA & PENGATURANNYA
“EFEKTIF” III. MEKANISME PENILAIAN / TATA
LEMBAGA
BERBASIS BERBASIS LAKSANA
“PROFESIONAL”
STANDARDISASI & SCIENTIFIC
DI PUSAT, PROV &
KOMPETENSI STANDAR &
KAB/KOTA
TEKNOLOGI
Tim Uji
Lembaga Uji Kelayakan,
Kelayakan Tim Uji bertugas
Tim Uji Tim Uji membantu
membentuk Tim Uji Kelayakan
Kelayakan Kelayakan Menteri,
Tim Uji Kelayakan ADHOC
Provinsi Kab/Kota gubernur,
Kelayakan Pusat (penugasan bupati/walikota
(di tiap (di tiap
(di KLHK) sesuai untuk
untuk Provinsi) Kab/Kota)
kebutuhan) melakukan
melaksanak
penilaian uji
an tugasnya kelayakan
lingkungan
• Keanggotaan Tim Uji Kelayakan terdiri dari unsur Pemerintah Pusat, hidup rencana
Pemerintah daerah dan Ahli bersertifikat usaha dan/atau
kegiatan sesuai
• Akan disusun mekanisme pemenuhan sertifikasi kompetensi bagi
kewenangan
anggota tim uji kelayakan, sertifikasi kompetensi merupakan
persyaratan yang harus dipenuhi oleh anggota Tim Uji Kelayakan;
• Tim Uji Kelayakan Adhoc merupakan Tim Uji kelayakan yang dapat
ditugaskan sewaktu-waktu dan dimanapun sesuai dengan kebutuhan
untuk melakukan penilaian uji kelayakan
24
MENTERI LHK
PERSYARATAN TIM UJI KELAYAKAN
BERBASIS PROFESIONAL
SK Tim Uji
Kelayakan UNSUR UNSUR AHLI
PEMERINTAH BERSERTIFIKAT
PUSAT & DAERAH (Minimal 5 orang),
TIM UJI KELAYAKAN LH YANG A.L. AHLI KUALITAS
LEMBAGA UJI PUSAT MEMBIDANGI LH UDARA, AHLI
INSTANSI KUALITAS AIR, AHLI
KELAYAKAN PENERBIT PAKAR SOSIAL, AHLI
TIM UJI KELAYAKAN LH PERSETUJUAN KESEHATAN, ATAU
PROVINSI TEKNIS AHLI LAINNYA
Evaluasi
Pemenuhan
Kriteria
KOMPETENSI
TIM UJI KELAYAKAN LH UJI KEAHLIAN
KAB/KOTA
PR
TIM UJI KELAYAKAN LH
ADHOC
KRITERIA:
USULAN UNSUR PEMERINTAH & AHLI
MEKANISME:
PEMBENTUKAN OLEH PEMBENTUKAN LEMBAGA
KEPALA DAERAH & KOMPETENSI & UJI KEAHLIAN
DIRJEN
Skema Konsep Sertifikasi Penilai Amdal
Ruang Lingkup Skema Sertifikasi: Ahli Uji Kelayakan Lingkungan Hidup
Tujuan: Memastikan kompetensi sebagai ahli pada bidang keahlian tertentu yang mampu melakukan
dan menjadi bagian dalam tim uji kelayakan lingkungan hidup
Organisasi Pelaksana: Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Lembaga Uji Kelayakan
Permohonan Sertifikat: Penilaian portofolio yaitu melalui serangkaian penilaian berdasar dokumen-
dokumen yang dimiliki baik pendidikan, pelatihan maupun pengalaman kerja dengan
mengikuti asas: validity (kesahihan), authenticity (keaslian), currency (kekinian), sufficiency
(kecukupan), Ijasah pendidikan formal, Sertifikat pelatihan yang dimiliki, Tanda bukti
pengalaman bidang keahlian tertentu.
Penilaian uji kompetensi (assessment): Dilakukan melalui proses penilaian (assessment) baik teknis
maupun non teknis dengan pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah
seseorang telah kompeten atau belum kompeten pada bidang keahlian tertentu yang
dibutuhkan dalam penilaian Amdal atau uji kelayakan lingkungan
Latar belakang Konsep Sertifikasi Penilai Amdal
UU 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
PP 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan
Evaluasi
Lulus
Penerbitan
Sertifikat
Kompetensi
Pengaturan NSPK & Kewenangan Penerbitan SKKL (AMDAL)
NSPK Kewenangan
Penerbitan SKKL
Amdal
Pemerintah Pusat Pemrakarsa Menteri SKKL
(Ditjen PKTL)
melalui PP
PENILAIAN AMDAL
Dilakukan oleh TIM UJI KELAYAKAN (TUK)
Dalam Penilaian Dalam Penilaian
Amdal masyarakat
lain yang masukannya
2 Amdal masyarakat
terkena dampak
relevan dilibatkan langsung
dilibatkan
Masyarakat lain
yang relevan:
1
• Pemerhati PENYUSUNAN AMDAL
• LSM Dilakukan oleh PEMRAKARSA
• Pakar Dalam penyusunan Amdal,
Masukan yang
relevan disampaikan Masyarakat yang dilibatkan
kepada pemrakarsa adalah masyarakat terkena
sebagai bahan dampak langsung dan LSM
Pelingkupan
Pembina langsung masyarakat
Pokok Pengaturan Sertifikasi dan Kriteria Kompetensi
Penyusun Dokumen Amdal
PEMRAKARSA PEMERINTAH
Menunjuk
AMDAL
LEMBAGA UJI
KELAYAKAN
Pengambil Keputusan
(Menteri, gubernur,
bupati/walikota)
Penyusun maupun Penilai Amdal dipersyaratkan harus memiliki sertifikat, agar dokumen Amdal
yang digunakan dalam menentukan kelayakan lingkungan suatu usaha dan/atau kegiatan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah/saintifik 32
Pokok Pengaturan Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UKL-UPL)
Kewenangan
NSPK Pemrakarsa
mengisi Form
Standar UKL-UPL
Verifikasi PKPLH
Pemerintah Pusat
melalui PP
Menteri LHK
(Ditjen PKTL)
Instansi LH Menyampai
sesuai kewenangan -kan Hasil
Menteri LHK melakukan verifikasi
kesesuaian standar yang
Gubernur Verifikasi
dipilih dalam form UKL- (DLH Provinsi) PKPLH
UPL oleh pelaku usaha melalui
Bupati/ Walikota
OSS
Standar UKL-UPL (DLH Kab/Kota)
Perizinan Berusaha
Kewenangan Penerbitan Persetujuan Lingkungan sesuai dengan dalam bentuk:
Kewenangan Penerbitan Perizinan Berusaha • Izin; atau
• Sertifikasi Standar;
*) Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan Lingkungan Hidup 33
Pokok Pengaturan Surat Pernyataan Kesanggupan
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPL)
Dokumen Persetujuan
Lingkungan Lingkungan
Risiko Tinggi Risiko Tinggi
SPPL NIB
NIB sebagai Perizinan
Berusaha telah
mengintegrasikan SPPL
Pokok Pengaturan Integrasi Izin Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan hidup dengan Amdal dan
UKL-UPL
b Pasal 61A,
Pasal 61 A
Bentuk bantuan:
1. Fasilitasi;
2. Biaya; dan/atau
3. Penyusunan Amdal
Sistim Informasi Dokumen Lingkungan
Sistim
Informasi
Dokumen
Lingkungan
yang berbasis
Geospasial akan
menjadi backbone
proses Persetujuan
Lingkungan, yang
akan teritegrasi
dengan Sistim
informasi dan
perizinan lainnya
(OSS dan Sicantik)
Aplikasi Sistem Informasi Dokumen Lingkungan
Berbasis Geospasial
Bagian Kesatu: Penentuan Jenis Rencana Usaha dan/Atau Kegiatan Yang Wajib
1 Amdal, UKL-UPL dan SPPL (Terdiri atas 16 Pasal)
12 Bagian Kedua Belas: Pembinaan dan Evaluasi Kinerja (Terdiri atas 3 Pasal)
Bagian Kelima Belas: Integrasi Izin PPLH dan Andalalin kedalam Amdal dan UKL-
15 UPL (Terdiri 5 Pasal)
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
(7 Pasal)
Bab III Baku Mutu (1)
Perubahan PP. 82 Tahun 2001
tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air
Lampiran I
Lampiran VII
Daftar Kawasan
Daftar Limbah B3
Lindung, Ringkasan
dari Sumber Penyajian Informasi
Spesifik Awal, dan Bagan Alir
Penapisan Wajib
Amdal
Lampiran VI Lampiran II
Penyusunan Amdal
Baku Mutu dan Mekanisme Uji
Lingkungan Kelayakan
Lampiran IV Tim
Uji Kelayakan
Lingkungan
Hidup
Daftar Lampiran
Bab II:
1. Lampiran I (Daftar Kawasan Lindung, Ringkasan Penyajian Informasi Awal, dan Bagan Alir
Penapisan Wajib Amdal)
2. Lampiran II (Penyusunan Amdal dan Mekanisme Uji Kelayakan)
3. Lampiran III (Penyusunan Formulir UKL-UPL dan Pemeriksaan UKL-UPL)
4. Lampiran IV (Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup)
5. Lampiran V (Mekanisme Perubahan Persetujuan Lingkungan)
Bab III:
1. Lampiran VI (Baku Mutu Lingkungan), yang terdiri atas:
a) Baku Mutu Air untuk Air Permukaan;
b) Baku Mutu Air Tanah;
c) Baku Mutu Udara Ambien;
d) Baku Mutu Air Laut;
e) Kriteria Baku Kerusakan Tanah;
f) Kriteria Baku Kerusakan dan Status Kondisi Mangrove;
g) Kriteria Baku Kerusakan dan Status Kondisi Padang Lamun;
h) Kriteria Baku Kerusakan dan Status Kondisi Terumbu Karang;
i) Kriteria Pengendalian Pencemaran Air;
j) Kriteria Pengendalian Pencemaran Udara;
Bab IV:
1. Lampiran VII (Daftar Limbah B3 dari Sumber Spesifik)
65