Anda di halaman 1dari 47

PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN

RECEPTION FACILITIES DI PELABUHAN


DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2021 TENTANG CIPTA KERJA DAN PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 22 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

DIREKTORAT VERIFIKASI PENGELOLAAN LIMBAH B3 DAN LIMBAH NON B3


DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN SAMPAH, LIMBAH DAN B3
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
2021
UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA
TUJUAN :
a. Menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja;
b. Menjamin setiap warga negara memperoleh pekerjaan;
c. Melakukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan; dan
d. Melakukan penyesuaian berbagai aspek pengaturan yang berkaitan
dengan peningkatan ekosistem investasi, kemudahan dan percepatan
proyek strategis nasional yang berorientasi pada kepentingan nasional.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Undang-Undang Cipta Kerja


mengatur kebijakan strategis Cipta Kerja antara lain :
PENINGKATAN EKOSISTEM INVESTASI DAN KEGIATAN BERUSAHA
UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA

Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha, meliputi :


a. Penerapan Perizinan Berusaha berbasis risiko;
b. Penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan Berusaha;
c. Penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan
d. Penyederhanaan persyaratan investasi.

PENINGKATAN EKOSISTEM PENERPAPAN PERIZINAN


INVESTASI DAN KEGIATAN BERUSAHA BERBASIS
BERUSAHA RESIKO
UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA

• Perizinan Berusaha berbasis risiko dilakukan berdasarkan penetapan tingkat risiko


dan peringkat skala usaha kegiatan usaha.
• Penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha diperoleh berdasarkan
penilaian tingkat bahaya dan potensi terjadinya bahaya.
• Penilaian tingkat bahaya dilakukan terhadap aspek:
a. kesehatan; Kesehatan
b. keselamatan;
c. LINGKUNGAN; dan/atau
d. pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya. Keselamatan

Perizinan Berusaha Penilaian LINGKUNGAN


Berbasis Resiko Tingkat Bahaya

Sumberdaya
PERUBAHAN UU 32 / 2009 TENTANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP
MELALUI UNDANG-UNDANG NOMOR 11/2020 TENTANG CIPTA KERJA

PERUBAHAN UU 32/2009 MELALUI UU/11 2020


Dari total 127 Pasal yang terdapat dalam UU 32/2009
Dirubah Ditambah Dihapus
27 Pasal 4 Pasal 10 Pasal
1, 20, 24, 25, 26, 27, 28, 32, 34, 35, 61A, 82A, 82B, dan 82C 29, 30, 31, 36, 38, 40, 79, 93, 102,
37, 39, 55, 59, 61, 63, 69, 71, 72, 73, dan 110
76, 77, 82, 88, 109, 111, dan 112

Pasal-pasal dengan amanat yang perlu ditindaklanjuti dalam PP


UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA
• Terkait Perubahan ketentuan lingkungan meliputi : perubahan pengaturan Izin Lingkungan, Pengendalian
Pencemaran Air, Pengendalian Pencemaran Udara, Penegakkan Hukum, Dana Jaminan Lingkungan dan
Pengelolaan Limbah B3.
• Dalam Pengelolaan Limbah B3, maka terjadi PERUBAHAN terhadap Pasal 59 menjadi :
(1) Setiap orang yang menghasilkan Limbah B3 wajib melakukan Pengelolaan Limbah B3 yang
dihasilkannya.
(2) Dalam hal B3 telah kedaluwarsa, pengelolaannya mengikuti ketentuan Pengelolaan Limbah B3.
(3) Dalam hal setiap orang tidak mampu melakukan sendiri Pengelolaan Limbah B3, pengelolaannya
diserahkan kepada pihak lain.
(4) Pengelolaan Limbah B3 WAJIB MENDAPAT PERIZINAN BERUSAHA, atau PERSETUJUAN PEMERINTAH
PUSAT ATAU PEMERINTAH DAERAH.
(5) Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah wajib mencantumkan persyaratan lingkungan hidup yang
harus dipenuhi dan kewajiban yang harus dipatuhi pengelola limbah B3 dalam Perizinan Berusaha, atau
persetujuan Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah.
(6) Keputusan pemberian Perizinan Berusaha wajib diumumkan.
(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai Pengelolaan Limbah B3 diatur dalam Peraturan Pemerintah.
UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA
Memperpendek birokrasi perizinan, dan memperkuat
penegakan hukum, tanpa mengurangi tujuan dan fungsinya

(Integrasi Izin Lingkungan ke dalam Perizinan Berusaha)

PP 5 / 2021 PP 22 / 2021
Tentang Penyelenggaraan Perizinan Tentang Penyelenggaraan dan
Berusaha Berbasis Risiko Perlindungan Lingkungan Hidup

MELINDUNGI KUALITAS LINGKUNGAN DAN MEMPERMUDAH KEGIATAN BERUSAHA


UNDANG-UNDANG NO 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA

• Memperpendek birokrasi perizinan • Memperkuat penegakan hukum

Dalam UU 32/2009, ada 4


Menjadi 3 tahapan : Jika ada pelangaran,
tahapan :
1. Proses Dokumen yang akan terkena
1. Proses Dokumen
lingkungan adalah Izin Jika ada
lingkungan (Amdal,
(Amdal, UKL/UPL) Lingkungan. Selama pelanggaran
UKL/UPL)
2. Persetujuan Izin Usaha tdk Perizinan Berusaha
2. Persetujuan Dokumen
Lingkungan dicabut, maka bisa dicabut.
Lingkungan
3. Perizinan kegiatan dapat tetap
3. Izin Lingkungan
Berusaha berjalan.
4. Izin Usaha
Persandingan Amdal, UKL-UPL, SPPL, Persetujuan Lingkungan & Perizinan Berusaha
Jenis Dokumen Persetujuan Jenis
Norma Perizinan (UU 32/2009) Dampak Lingkungan Lingkungan Perizinan Berusaha
PENGAWASAN
Dampak Penting AMDAL

Izin Lingkungan IZIN USAHA


Dampak Tidak Penting UKL-UPL DAN/ATAU
KEGIATAN
Dampak Tidak Penting, SPPL
kegiatan Skala kecil
PEMBINAAN

Konsep Perizinan RBA (UU CK)


Tingkat Risiko Jenis Dokumen Persetujuan Jenis Perizinan Berusaha
Kriteria Risiko (dasar) Lingkungan Lingkungan

PENGAWASAN

Tinggi AMDAL SKKL IZIN

Menengah Tinggi IZIN

UKL-UPL PKPLH
SERTIFIKAT STANDAR
Menengah Rendah

Rendah SPPL NIB NIB


PEMBINAAN
Pasal 1, 36, 37, 38, dan 40 RUU CK

• Penetapan jenis Perizinan Berusaha menggunakan konsep RBA, sementara penetapan jenis dokumen lingkungan menggunakan kriteria Dampak Penting;
• Persetujuan Lingkungan menjadi prasyarat dan termuat dalam Perizinan Berusaha. 9
Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021
tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (P3LH)
Bab VII. Pengelolaan Limbah B3 dan
Pengelolaan Limbah nonB3
Struktur dan Sistematika Pengaturan dalam PP

Bab I Bab II Bab III Bab IV Bab V


Persetujuan Lingkungan Perlindungan dan Perlindungan dan Perlindungan dan
Ketentuan Umum
(11 Bagian) Pengelolaan Mutu Air Pengelolaan Mutu Udara Pengelolaan Mutu Laut
(Psl. 1 - 2) (Psl. 3 - 106) (Psl.107 - 162) (Psl.163 - 219) (Psl. 220 - 271)

Bab VI Bab VII Bab VIII Bab IX Bab X


Pengendalian Kerusakan Pengelolaan Limbah B3 & Dana Penjaminan utk Sistem Informasi Pembinaan dan
Lingkungan Hidup Limbah nonB3 Pemulihan LH Lingkungan Hidup Pengawasan
(Psl. 272 - 273) (Psl. 274 - 470) (Psl. 471 - 479) (Psl. 480 - 489) (Psl. 490 - 504)

Bab XI Bab XIII


Pengenaan Sanksi
Bab XII • 13 Bab
Administrasi
Ketentuan Peralihan Ketentuan Penutup • 534 Pasal
(Psl. 527)
(Psl. 505 - 526) (Psl. 528 - 534) • 15 Lampiran
BAB VII
Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah NonB3

Terdiri dari :
196 Ps (Pasal 274 – 470)

Lampiran : IX, X, XI, XII, XIV

Ruang Lingkup:
1. Pengelolaan Limbah B3 (Pasal 274-449)
2. Pengelolaan Limbah nonB3 (Pasal 450-470)
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

“Frasa”
berubah
IZIN
PENGELOLAAN PERSETUJUAN TEKNIS
LIMBAH B3 PENGELOLAAN LIMBAH B3

IZIN LINGKUNGAN PERSETUJUAN LINGKUNGAN

KEWAJIBAN PELAPORAN, DAN


PERSETUJUAN UJI DILAKUKAN POST AUDIT (setelah
COBA Pertek PLB3 terbit)
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

Penyimpanan Limbah B3 TERINTEGRASI dengan Persetujuan Lingkungan

Pemohon yang belum memiliki fasilitas dan/atau melakukan uji coba


pemanfaatan/pengolahan Limbah B3, setelah mendapat PERSETUJUAN TEKNIS dilakukan
prosedur/mekanisme verifikasi.

Jika VERIFIKASI MEMENUHI diterbitkan Surat Persetujuan Operasional


Persetujuan Teknis (SLO) kegiatan.

Jika verifikasi TIDAK MEMENUHI diterbitkan surat penghentian


Persetujuan Teknis sementara.
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

“Dumping”
 Dumping hanya bisa dilakukan oleh yang Penghasil Limbah B3.
 Dumping membutuhkan Persetujuan dari Pemerintah Pusat. (bukan
Persetujuan Teknis, sesuai Pasal 22 angka 21 UUCK yang mengubah Pasal
61 UU 32/2009).

“Landfill”
Khusus fasilitas Penimbusan Akhir (Landfill), verifikasi dilakukan melalui tiga
tahapan:
①penentuan lokasi (syarat permeabilitas tanah sesuai dengan kelas Landfill);
②pembangunan fasilitas Penimbusan Akhir (sesuai dengan kelas Landfill); dan
③operasional Penimbunan (tes kebocoran/leak inspection).
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

LIMBAH
Setiap Orang yang menghasilkan
PENGELOLAAN Limbah wajib menlakukan pengelolaan PENGELOLAAN
LIMBAH B3 limbah yang dihasilkannya. LIMBAH NON B3

Limbah B3
Limbah Limbah
pada daftar Lampiran IX nonB3 nonB3
Pengelolaan Limbah
TERDAFTAR KHUSUS
nonB3
• Tidak memerlukan
Pengelolaan Limbah B3 Persetujuan Teknis
• Memerlukan • Standar pengelolaan
Persetujuan Teknis tercantum dalam Limbah nonB3 pada Limbah nonB3 dari
Persetujuan
• Pertek terintegrasi Lampiran XIV Pengecualian Limbah
Lingkungan/SK (9 Jenis Limbah) yang B3
dengan Pengecualian Menteri semula Limbah B3 per Pelaku Usaha
Persetujuan
Spesifik Khusus) (Uji Karakteristik)
Lingkungan
PRINSIP PERUBAHAN
dari PP 101 / 2014  PP 22 / 2021

IZIN PLB3 Diintegrasikan PEMENUHAN


Surat Kelayakan KOMITMEN
PERSETUJUAN PERIZINAN Operasional PERSETUJUAN TEKNIS
LINGKUNGAN BERUSAHA
Diganti :
Persetujuan Teknis, dan
Persetujuan dari Pemerintah PENGAWASAN
Verifikasi /
Pusat (untuk kegiatan Dumping ) Pembinaan

NON JASA/
PENGHASIL LB3
(KBLI mengikuti kegiatan induk)
PERSYARATAN Persetujuan Teknis untuk kegiatan penghasil LB3 mencakup:
PERMOHONAN pengolahan; pemanfaatan; penimbunan; dan dumping LB3.
PERSETUJUAN TEKNIS

JASA PLB3 IZIN USAHA DI


(KBLI – Bidang Usaha Pengelolaan LB3) MENTERI LHK

*KBLI: Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia


PENGELOLAAN LIMBAH B3
Ruang Lingkup a. Penetapan Limbah B3;
PENYELENGGARAAN b. Pengurangan Limbah B3;
Pengelolaan c. Penyimpanan Limbah B3;
d. Pengumpulan Limbah B3;
Limbah B3 e. Pengangkutan Limbah B3;
(Pasal 274 – 449) f. Pemanfaatan Limbah B3;
g. Pengolahan Limbah B3;
h. Penimbunan Limbah B3;
i. Dumping (Pembuangan) Limbah B3;
j. Pengecualian Limbah B3;
k. perpindahan lintas batas Limbah B3;
l. Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup dan Pemulihan Fungsi
Lingkungan Hidup;
m. Sistem Tanggap Darurat dalam Pengelolaan Limbah B3; dan
n. Pembiayaan.
PENETAPAN LIMBAH B3
Dalam hal terdapat Limbah di luar daftar Limbah B3
sebagaimana tercantum pada Lampiran IX
Memenuhi
+ List
LB3
karakteristik LB3
PEMERINTAH
KARAKTERISTIK LIMBAH B3, Melakukan Uji Tidak memenuhi
Tetap
meliputi : karakteristik LB3
Karakteristik Limbah
a. Mudah meledak; Non B3
b. Mudah menyala;
c. Reaktif;
+
d. Korosif;
e. Infeksius; dan/atau
f. Beracun
Limbah nonB3 :
slag besi, slag nikel, dan FABA (fly ash bottom
PEMERINTAH data + referensi ash) dari PLTU
PENGURANGAN LIMBAH B3
Pengurangan Limbah B3 dilakukan melalui:

Pemilihan bahan baku dan/atau bahan penolong yang


SUBSTITUSI BAHAN, semula mengandung B3 digantikan dengan bahan baku
dan/atau bahan penolong yang tidak mengandung B3.
MODIFIKASI PROSES,

Pemilihan dan penerapan proses produksi yang lebih


MENGGUNAKAN efisien.
TEKNOLOGI RAMAH
LINGKUNGAN

Laporan mengenai pelaksanaan


Pengurangan Limbah B3. WAJIB
disampaikan secara tertulis

MENTERI LHK
PENYIMPANAN LIMBAH B3

Kedepan, tidak Selama ini


ada lagi izin TPS Kewenangan izin
LB3 berdiri TPS LB3 ada di
sendiri Kab/Kota

Izin PENYIMPANAN LB3


TERINTEGRASI ke dalam NIB Cukup dengan
atau dokumen Amdal, memenuhi
persyaratan &
UKL-,UPL (tergantung risiko ketentuan teknis
Pelaku Usaha). TPS LB3 yg
ditetapkan

Perubahan Dokumen
Bila terjadi
Amdal, UKL-UPL, atau
perubahan karena
disesuaikan dengan
pengembangan
peraturan
kegiatan
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK

JASA PENGELOLAAN LIMBAH B3


Menteri LHK;
Gubernur (untuk
MENTERI LHK
Pengumpulan Skala
Provinsi); dan Bupati/ VALIDASI
2 hari
WaliKota (untuk
Pengumpulan Skala
Kabupaten/Kota).
Tidak
VERIFIKASI
Tidak: 10 Hari
Disertai VERIFIKASI
alasan 7 Hari
penolakan
Ya
YA

Proses Penerbitan
7 Hari Penerbitan SLO
7 Hari

PERTEK
diterbitkan Menteri,
Gubernur, atau
Bupati / WaliKota.
MULAI
PROSES PERMOHONAN PERSETUJUAN TEKNIS UNTUK
PENGHASIL LIMBAH B3
VALIDASI Penerbitan Ya/Sesuai Tidak Penyampaian
Menteri LHK VERIFIKASI Surat agar
2 hari SLO
10 Hari Merubah
PerTek

7 Hari Menyampaikan Laporan


Pembangunan Fasilitas 7 Hari
dan Uji Coba

VERIFIKASI
7 Hari Tidak Proses pembangunan fasilitas
Pengelolaan Limbah B3 atau Uji
Coba oleh Penghasil Limbah B3
Ya

Menteri menerbitkan Menolak permohonan


Terbit Perizinan Berusaha Menteri, Gubernur,
Persetujuan Teknis Persetujuan Teknis.
atau Bupati/Walikota sesuai kewenangan
Pengelolaan Limbah B3 7 hari
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai sektor
7 hari (Lihat RPP NSPK)

Pengajuan Uji Kelayakan AMDAL atau


Terbit Persetujuan Lingkungan
Pemeriksaan Formulir UKL-UPL, kepada oleh Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota
Pemohon/ Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota sesuai sesuai kewenangan penerbitan Perizinan
Penghasil kewenangan penerbitan Perizinan Berusaha Berusaha sesuai sektor
Limbah B3 sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
KEDUDUKAN PERSETUJUAN TEKNIS
DALAM PERSETUJUAN LINGKUNGAN

Penilaian Administratif Penilaian Substantif

Menteri Bupati/
Gubernur
LHK Wali Kota
Kewenangan Penerbitan
Persetujuan TEKNIS

Pemerintah Pemerintah Daerah


(Provinsi, Kabupaten, Kota)
Pusat
1. Menteri: Pengumpulan LB3 skala 1. Gubernur: Pengumpulan LB3
nasional; skala provinsi; dan
2. Pemanfaatan LB3; 2. Bupati/Walikota: Pengumpulan
3. Pengolahan LB3; LB3 skala Kab./Kota.
4. Penimbunan LB3; dan
5. Dumping LB3.
>> Ps. 34
PENGELOLAAN LIMBAH Non B3
Ruang Lingkup a. Pengurangan Limbah nonB3;
Pengelolaan b. Penyimpanan Limbah nonB3;
Limbah Non B3 c. Pemanfaatan Limbah nonB3;
(Pasal 450 – 470) d. Penimbunan Limbah nonB3;
e. Perpindahan lintas batas Limbah
nonB3;
f. Penanggulangan Pencemaran
Lingkungan Hidup dan/atau
Kerusakan Lingkungan Hidup dan
Pemulihan Fungsi Lingkungan
Hidup; dan
g. Pelaporan.
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3
Pengelolaan Limbah nonB3 dilakukan terhadap :
termuat dalam daftar Limbah nonB3 yang Sesuai persyaratan teknis
 Limbah nonB3 TERDAFTAR tercantum dalam Lampiran XIV Pengelolaan Limbah nonB3

Limbah B3 yang dikecualikan dari Limbah B3 Sesuai yang tertuang dalam


 Limbah nonB3 KHUSUS berdasarkan penetapan pengecualian dari penetapan pengecualian Limbah
B30
Pengelolaan Limbah B3 dari sumber spesifik

Rincian pengelolaan Limbah nonB3 yang


Dalam hal pelaksanaan Usaha termuat dalam Persetujuan Lingkungan :
dan/atau Kegiatan menghasilkan
Limbah nonB3 baru yang tidak a. identitas Limbah nonB3;
termuat dalam Persetujuan b. bentuk Limbah nonB3;
Lingkungan, penghasil Limbah nonB3 c. sumber Limbah nonB3;
melakukan perubahan Persetujuan d. jumlah Limbah nonB3 yang dihasilkan setiap bulan; dan
Lingkungan e. jenis pengelolaan Limbah nonB3.
PENGELOLAAN LIMBAH NONB3
Pengelolaan 1. Pengurangan Limbah nonB3; DILARANG melakukan :
Limbah nonB3 2. Penyimpanan Limbah nonB3; a. Dumping (pembuangan) Limbah nonB3
terhadap 3. Pemanfaatan Limbah nonB3; tanpa Persetujuan dari Pemerintah
Limbah nonB3 MELIPUTI : 4. Penimbunan Limbah nonB3; Pusat;
terdaftar 5. Perpindahan lintas batas Limbah b. pembakaran secara terbuka (open
nonB3; burning);
6. Penanggulangan Pencemaran c. pencampuran Limbah nonB3 dengan
Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Limbah B3; dan
Lingkungan Hidup dan pemulihan d. melakukan penimbunan Limbah nonB3
fungsi Lingkungan Hidup; dan di fasilitas tempat pemrosesan akhir.
7. Pelaporan.

Setiap Orang yang menghasilkan Limbah nonB3, yang melakukan Pencemaran Lingkungan Hidup
dan/atau Perusakan Lingkungan Hidup wajib melaksanakan:
 Penanggulangan Pencemaran Lingkungan Hidup dan/atau Kerusakan Lingkungan Hidup; dan
 pemulihan fungsi Lingkungan Hidup.
PENGELOLAAN LIMBAH NON B3

Pengajuan Uji AMDAL atau UKL-UPL,


kepada Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan Terbit Perizinan Berusaha
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai
sektor oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
(Salah satunya menguji Rincian penerbitan Perizinan Berusaha
Pengelolaan Limbah nonB3: sesuai sektor (Lihat RPP NSPK)
1. Pengurangan Limbah nonB3
2. Penyimpanan Limbah nonB3
3. Pemanfaatan Limbah nonB3
OSS
4. Penimbunan Limbah nonB3

Terbit Persetujuan Lingkungan


oleh Menteri, Gubernur, atau
Bupati/Walikota sesuai kewenangan
penerbitan Perizinan Berusaha sesuai
sektor (Lihat RPP NSPK)

Penghasil
Limbah B3
Daftar Limbah Non B3 KODE JENIS LIMBAH SUMBER LIMBAH NONB3
LIMBAH NONB3
(Lampiran XIV) Slag Besi/Baja (Steel Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja
N101
Slag)

N102 Slag nikel (slag Proses peleburan bijih nikel, yang menggunakan teknologi selain
nickel) teknologi induction furnace atau kupola.

N103 Mill scale Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan
menggunakan teknologi selain teknologi induction furnace/kupola

N104 Debu EAF Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan
menggunakan teknologi electric arc furnace (EAF)

N105 PS ball Proses peleburan bijih dan/atau logam besi dan baja dengan
menggunakan teknologi selain teknologi induction furnace atau kupola.

N106 Fly ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas pembangkitan listrik tenaga
uap PLTU, atau dari kegiatan lain yang menggunakan teknologi selain
stoker Boiler

N107 Bottom ash Proses pembakaran batubara pada fasilitas PLTU, atau dari kegiatan lain
yang menggunakan teknologi selain stoker Boiler

N108 Spent bleaching Proses industri oleochemical dan/atau pengolahan minyak hewani atau
earth nabati yang menghasilkan SBE hasil ekstraksi dengan kandungan
minyak di bawah 3 %

N109 Pasir foundry (sand Proses casting logam dengan penggunaan pelarut dengan titik nyala
foundry) diatas 600C
KETENTUAN PERALIHAN
 Izin lingkungan, izin Perlindungan dan  Penilaian Amdal, atau
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Surat pemeriksaan Formulir UKL-UPL
Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup, dan pengajuan izin Perlindungan
rekomendasi UKL-UPL, atau dokumen dan Pengelolaan Lingkungan
Lingkungan Hidup yang telah mendapat Hidup yang sedang dalam proses,
persetujuan sebelum berlakunya dilanjutkan sampai dengan
Peraturan Pemerintah ini, dinyatakan terbitnya Persetujuan Lingkungan.
tetap berlaku dan menjadi persyaratan
serta termuat dalam Perizinan Berusaha
atau Persetujuan Pemerintah.
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN LINGKUNGAN
HIDUP

 Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota Sistem informasi pelaporan Persetujuan Lingkungan
sesuai dengan kewenangannya menyediakan Diterapkan kepada Setiap penanggungjawab Usaha dan/atau
informasi melalui Sistem Informasi Kegiatan yang wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL.
Lingkungan Hidup;

 Sistem Informasi Lingkungan Hidup Laporan yang disampaikan meliputi :


sebagaimana dimaksud pada ayat (1) a. pengendalian Pencemaran Air;
dikembangkan terintegrasi secara elektronik b. pengendalian Pencemaran Udara;
yang terdiri atas sistem informasi : c. pengelolaan Limbah B3;
a. dokumen Lingkungan Hidup; d. pengendalian kerusakan lingkungan; dan
b. pelaporan Persetujuan Lingkungan; e. substansi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan
c. status Lingkungan Hidup; perundang-undangan.
d. Pengelolaan Limbah B3;
e. peta rawan lingkungan;
f. pengawasan dan penerapan Sanksi paling sedikit meliputi informasi pelaksanaan
Administratif; dan Pengelolaan Limbah B3 untuk kegiatan:
g. informasi Lingkungan Hidup lainnya. ① kinerja Pengelolaan Limbah B3;
② penanggulangan kedaruratan Limbah
B3 dan Limbah nonB3; dan
③ pemulihan fungsi Lingkungan Hidup
akibat terkontaminasi Limbah B3.
PEMBINAAN & PENGAWASAN

Menteri melakukan pembinaan kepada : PEMBINAAN dilakukan terkait :


a. gubernur;
b. Tim Uji Kelayakan Lingkungan Hidup; a. Perizinan Berusaha dan
c. pejabat pengendali Dampak Persetujuan Pemerintah;
Lingkungan; b. Perlindungan dan Pengelolaan
d. penyuluh Lingkungan Hidup; Mutu Air;
e. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup; c. Perlindungan dan Pengelolaan
f. lembaga sertifikasi kompetensi Amdal; Mutu Udara;
g. lembaga pelatihan kompetensi Amdal; d. Pengendalian Pencemaran dan
h. lembaga penyedia jasa penyusunan Kerusakan Laut;
dokumen Amdal; e. Pengelolaan Limbah B3; dan/atau
i. penyusun Amdal perorangan; f. muatan teknis lainnya sesuai
j. penanggung jawab Usaha dan/atau dengan ketentuan peraturan
Kegiatan; dan/atau perundangan.
k. masyarakat.
PEMBINAAN
Pembinaan dilakukan melalui Penghargaan diberikan kepada :
a. pemberian norma, standar, prosedur, dan a. penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan melalui Program
kriteria; Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam pengelolaan
b. evaluasi kinerja Pemerintah Daerah; Lingkungan Hidup;
c. evaluasi kinerja penanggung jawab Usaha b. pemerintah kabupaten/kota melalui Program Adipura;
dan/atau Kegiatan; c. individu dan kelompok/lembaga masyarakat melalui
d. diseminasi peraturan perundang-undangan; Penghargaan Kalpataru;
e. bimbingan teknis; d. sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan melalui
f. pendidikan dan pelatihan; program Adiwiyata; dan/atau
g. bantuan sarana dan prasarana; e. bentuk penghargaan lain dalam peningkatan Perlindungan dan
h. program percontohan; Pengelolaan Lingkungan Hidup.
i. forum bimbingan dan/atau konsultasi teknis;
j. penyuluhan;
k. penelitian;
l. pengembangan;
m. pemberian penghargaan; dan/atau
n. bentuk lainnya sesuai dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.
PENGAWASAN

“Wajib”
PENGAWASAN
Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota wajib
melakukan pengawasan terhadap ketaatan BUPATI/
penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan atas MENTERI GUBERNUR
ketentuan yang ditetapkan dalam Perizinan WALIKOTA
Berusaha atau Persetujuan Pemerintah terkait
Persetujuan Lingkungan dan peraturan berwenang melakukan pengawasan terhadap ketaatan
perundang-undangan di bidang Perlindungan dan penanggung jawab Usaha dan/atau Kegiatan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Perizinan Berusaha a. Perizinan Berusaha a. Perizinan Berusaha
terkait Persetujuan terkait Persetujuan terkait Persetujuan
Lingkungan yang Lingkungan yang Lingkungan yang
Pengawasan dilakukan berdasarkan norma, diterbitkan oleh diterbitkan oleh Pem diterbitkan oleh Pem
standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan Pemerintah; atau Prov; atau Kab/Kota; atau
oleh Menteri b. Persetujuan b. Persetujuan b. Persetujuan Pemerintah
Pemerintah terkait Pemerintah terkait terkait Persetujuan
Dalam hal Perizinan Berusaha atau Persetujuan Pemerintah Persetujuan Persetujuan Lingkungan yang
terkait Persetujuan Lingkungan mensyaratkan SLO dan belum Lingkungan yang Lingkungan yang diterbitkan oleh Pem
diterbitkan, Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota sesuai
dengan kewenangannya melakukan pengawasan terhadap
diterbitkan oleh diterbitkan oleh Pem Kab/Kota.
kewajiban lainnya dalam Pemerintah. Prov.
Persetujuan Lingkungan
KETENTUAN PENUTUP
 Pada saat PP ini mulai berlaku, semua  Pada saat PP ini mulai berlaku PP 101/2014 (Lembaran
peraturan perundang-undangan yang Negara RI No 5617) dicabut dan dinyatakan tidak
merupakan peraturan pelaksanaan dari berlaku;
PP101/ 2014 tentang Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun  Seluruh keputusan Sanksi Administratif yang telah
(Lembaran Negara Republik Indonesia diterbitkan tetap berlaku sampai dengan dipenuhinya
Tahun 2014 Nomor 333, Tambahan kewajiban pengenaan Sanksi Administratif; dan
Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5617), masih tetap berlaku  Penurunan kandungan hidrokarbon pada Limbah B3
sepanjang tidak bertentangan atau berupa serbuk bor yang akan di dumping ke laut dari
belum diganti dengan peraturan yang hasil pemboran kegiatan eksplorasi dan/atau
baru berdasarkan PP ini; eksploitasi di laut yang menggunakan lumpur bor
berbahan dasar sintetis (synthetic-based mud) dari
paling tinggi 5% (lima persen) menjadi 0% (nol persen)
dilakukan paling lambat sampai dengan 31 Desember
2024.
KETENTUAN PENUTUP

 Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan pelaksanaan dana penjaminan untuk
pemulihan fungsi Lingkungan Hidup yang telah ada tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan Peraturan Pemerintah ini;

 Dengan mempertimbangkan prioritas nasional, kesiapan kelembagaan, mekanisme dan sistem


pendukung, penerapan kewajiban dana penjaminan untuk pemulihan fungsi Lingkungan Hidup
dilaksanakan paling lambat 5 (lima) tahun sejak berlakunya Peraturan Pemerintah ini;

 Pada saat PP ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang
pengawasan dan Sanksi Administratif disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan
Pemerintah ini.
PENGELOLAAN LIMBAH B3 DI PELABUHAN
MELALUI RECEPTION FACILITIES
Latar Belakang Perlunya Receiving Facility di Pelabuhan
Regulasi: Permasalahan di Lapangan
 UU 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran 1. Tumpahan Limbah cair / Minyak di laut
2. Pembuangan sampah di laut oleh aktivitas kapal di laut
 PP 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan
Maritim
Beberapa hal yang perlu di benahi :
 Peraturan Menteri Perhubungan No. 4 Tahun 2005 tentang
Pencegahan Pencemaran dari Kapal 1. Pelabuhan di wajibkan menyediakan sarana
penampungan limbah,
 Permenhub No. 29 tahun 2014 tentang Pencegahan
Pencemaran Lingkungan Maritim 2. Sebagian besar Pelabuhan belum mempunyai Reception
Facilities
• Peraturan Presiden No. 83 Tahun 2018 tentang 3. Kurang berfungsinya RFdi Pelabuhan
Penanganan Sampah Laut. 4. Setiap kapal di wajibkan membuang limbah di sarana
• Strategi 3: Penanggulangan sampah di pesisir penampungan limbah di Pelabuhan
dan Laut 5. Belum optimalnya pengaturan tentang tanggung jawab
dan kewenangan dalam pengawasan pembuangan
• PP 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan limbah dari kapal
Perlindungan Pengelolaan Lingkungan Hidup 6. Belum optimalnya prosedur pelayanan penanganan
• Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor pembuangan limbah dari kapal secara cepat dan mudah
05 Tahun 2009 Tentang Pengelolaan Limbah Di 7. Kurangnya koordinasi Pengawasan di perairan laut
Pelabuhan.
KETENTUAN PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN
(PERMENLH NO. 5 TAHUN 2009)

- Pelabuhan umum dan pelabuhan khusus WAJIB menyediakan fasilitas


pengelolaan limbah di pelabuhan.
- Fasilitas berada di dalam Daerah Lingkungan Kerja Pelabuhan (DLKR) atau Daerah Lingkungan
Kepentingan Pelabuhan (DLKP)
- Sumber limbah berasal dari kegiatan operasional kapal dan kegiatan
penunjang pelabuhan.
- Jenis-jenis limbah yang dapat ditampung di fasilitas antara lain:
 Minyak pelumas bekas
 Material cair dan/atau padat berbahaya dalam bentuk curah
 Kemasan bekas bahan berbahaya
 Limbah cair domestik
 Sampah
 Emisi
 Limbah elektronik
 Limbah bekas kapal
- Pelepasan pertanggungjawaban pengelolaan dalam bentuk manifest atau
sertifikat
- Penyelenggara atau pengelola (operator) fasilitas bersifat terbuka dan
memenuhi persyaratan perizinan
KEGIATAN RECEPTION FACILITIES

PENGUMPULAN LIMBAH B3

Kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari Penghasil Limbah B3


sebelum diserahkan kepada Pemanfaat dan/atau Pengolah dan/atau
Penimbun Limbah B3
PRINSIP-PRINSIP PENGUMPULAN LIMBAH B3

 Pengumpul limbah B3 DILARANG melakukan pemanfaatan dan/atau


pengolahan dan/atau Penimbunan Limbah B3 sebagian atau seluruh
Limbah B3 yang dikumpulkannya.
 Pengumpul limbah B3 DILARANG menyerahkan limbah B3 yang
dikumpulkannya kepada pengumpul limbah B3 lainnya.
 Pengumpul DILARANG melakukan pre-treatment (pengolahan awal)
limbah B3 yang dikumpulkannya.
 Memiliki persetujuan lingkungan dan persetujuan teknis dan SLO
 Melakukan Penyimpanan Limbah B3 paling lama 90 (sembilan puluh)
hari sejak Limbah B3 diserahkan oleh Setiap Orang yang menghasilkan
Limbah B3
FASILITAS TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH B3
FASILITAS PENYIMPANAN LIMBAH B3
LIMBAH B3 YANG DAPAT DISIMPAN
KATEGORI 2
NO FASILITAS
KATEGORI 1 SUMBER
SPESIFIK SPESIFIK
TIDAK
UMUM KHUSUS
SPESIFIK
1 bangunan    

2 tangki dan/atau kontainer    

3 silo    

4 penumpukan limbah (waste    


pile)
5 waste impoundment    

6 bentuk lainnya sesuai dengan    


perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
HAL YANG PERLU DITINDAKLANJUTI OLEH PELABUHAN

Berdasarkan PP 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 3 ayat (1), (2) dan
ayat (3):
1. Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud dalarn Pasal 2 huruf a wajib dimiliki oleh setiap Usaha dan/atau
Kegiatan yang memiliki Dampak Penting atau tidak penting terhadap lingkungan.
2. Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Pelaku Usaha atau Instansi
Pemerintah.
3. Persetujuan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menjadi prasyarat penerbitan Perizinan Berusaha
atau Persetujuan Pemerintah.
pslb3.menlhk.go.id ditjen.pslb3_klhk DITJEN PSLB3 KLHK

Anda mungkin juga menyukai