Anda di halaman 1dari 19

III.

LAPORAN KEGIATAN

3.1. Persiapan Perancangan Sistem Manajemen Lingkungan


Langkah awal yang dibutuhkan agar sukses dalam menerapkan sistem
manajemen lingkungan (SML) adalah adanya komitmen yang menyeluruh dari
semua tingkat dan bagian di dalam perusahaan, khususnya manajemen puncak.
Komitmen dari PT. YZ terhadap lingkungan dituangkan dalam kebijakan terpadu
perusahaan, yang mencakup 3 poin penting yaitu:
• Komitmen untuk mematuhi peraturan perundangan yang relevan.
• Komitmen untuk melakukan pencegahan pencemaran.
• Komitmen untuk melakukan penyempurnaan berkelanjutan.
Komitmen di atas perlu dilakukan sosialisasi ke seluruh tingkat dan bagian
di dalam perusahaan agar tercipta kesadaran akan lingkungan. Adapun cara
sosialisasi yang dilakukan oleh perusahaan adalah:
• Memasang spanduk di tempat-tempat yang strategis.
Contoh spanduk: “Ingat! Masyarakat, Lingkungan, dan anak cucu kita bisa
menderita, karena ketidakpedulian lingkungan”
• Memasang poster di tempat yang mudah dilihat dalam ruangan.
Contoh poster: - “PT. YZ cinta lingkungan yang sehat dan berwawasan
lingkungan”
- “PT. YZ menjaga kesehatan lingkungan kerja dengan mencegah
dan mengurangi polusi pabrik”
Langkah berikutnya yang dilakukan perusahaan dalam merancang sistem
manajemen lingkungan setelah terbentuknya kebijakan terpadu dan komitmen
manajemen puncak adalah perencanaan lingkungan. Tujuan dari perencanaan
lingkungan adalah untuk mengetahui posisi lingkungan perusahaan pada saat ini.
Perencanaan lingkungan mencakup unsur-unsur seperti dibawah ini:
a. Melakukan identifikasi aspek-dampak lingkungan
b. Mendaftar peraturan dan persyaratan lain yang berhubungan dengan lingkungan
c. Membuat sasaran dan tujuan lingkungan
11

d. Membuat program manajemen lingkungan

3.1.1. Identifikasi Aspek dan Dampak Lingkungan


Langkah awal untuk memulai perencanaan lingkungan adalah
mengidentifikasi aspek dan dampak lingkungan dari aktivitas, produk dan jasa dari
perusahaan. Tujuan dari identifikasi aspek dan dampak lingkungan adalah sebagai
dasar dalam menyusun sistem manajemen lingkungan. Hasil dari identifikasi tersebut
digunakan sebagai panduan dalam membuat daftar peraturan dan persyaratan yang
terkait dan sasaran dan tujuan lingkungan.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam mendokumentasikan aspek dan
dampak lingkungan, yaitu:
• Mempelajari proses produksi dari tiap-tiap departemen secara keseluruhan.
• Mengumpulkan data identifikasi aspek lingkungan dari kegiatan/aktivitas
produksi dan jasa untuk tiap departemen.
• Membuat flowchart atau block diagram untuk semua aktivitas, dilanjutkan
membuat Balanced Input-Output List.
• Membuat Significance Aspect List (SAL), yaitu tabel yang menunjukkan level
penting dari masing-masing aspek.
• Membuat Storage Comparison List (SCL) dan Pipe Comparison List (PCL)
dari jasa penyimpanan dan pipa.
• Membuat Potential Accident List (PAL) dari jasa energi listrik, transportasi,
dan lain-lain.
• Merangkum SAL, SCL, PCL, PAL ke dalam Register of Significant
Environmental Aspect List (RSEAL).
Alur pengidentifikasian aspek dan dampak lingkungan di PT. YZ dapat
dilihat pada Gambar 3.1. Diagram Identifikasi Aspek-Dampak Lingkungan.
12

Start

Asal Aspek

Aktifitas Jasa

Kompleks Simple

Membuat block
Membuat flow chart
diagram untuk
untuk semua
semua aktifitas yang
aktifitas yang ada
ada
Flow chart Block Diagram

penyimpanan,
pipa
listrik,
Membuat Balanced tranportasi,
Input-Output List dan lain-lain

Membuat SCL, PCL


BIOL dari jasa

SCL, PCL

Menentukan level Menentukan level Membuat PAL dari


penting dari aspek penting dari aspek jasa energi listrik,
terjadi Yes tranportasi, dan lain-
Tingkat kriteria Tingkat kriteria kecelakaan? lain
penting untuk input, penting untuk
SAL - input output, SAL output PAL
No

Register of Significant Environmental Aspect List

Gambar 3.1. Diagram Identifikasi Aspek –Dampak Lingkungan

Keterangan:
BIOL : Balanced Input-Output List
SAL : Significance Analysis List
SCL : Storage Comparison List
PCL : Pipe Comparison List
PAL : Potential Analysis List
RSEAL : Register of Significant Environmental Aspect List
13

Pertimbangan yang dilakukan dalam penentuan aspek lingkungan antara


lain:
• Penggunaan energi dan sumberdaya alam
• Emisi pencemar udara
• Timbulan limbah cair, padat, dan bahan berbahaya dan beracun (B3)
• Pengelolaan bahan
• Gangguan lingkungan (bising, bau, getaran)
• Kesehatan pekerja
• Peraturan pemerintah tentang lingkungan
Proses untuk mengidentifikasi aspek lingkungan memperhatikan kondisi
operasi normal, kondisi proses berhenti, dan proses awal, maupun dampak penting
yang benar-benar potensial yang terkait dengan situasi darurat atau yang layak dapat
diduga. Di dalam mengidentifikasi aspek lingkungan perusahaan memilih
kegiatan/aktivitas dan jasa yang kemungkinan besar memiliki dampak penting
dengan memperhitungkan biaya dan waktu pelaksanaan.

a. Balanced Input Output List (BIOL)


Setelah melengkapi flow chart untuk proses produksi yang
kompleks/berurutan dan block diagram untuk proses yang sederhana maka disiapkan
sebuah daftar yang menyediakan informasi mengenai seluruh aspek yang telah
teridentifikasi seperti kuantitas, karakteristik dan keterangan. Daftar yang
menyediakan informasi tersebut dikenal dengan nama Balanced Input Output List
(BIOL). Dalam pendokumentasian BIOL dibuat tabel-tabel yang berisi hal-hal
sebagai berikut:
• Code
Kode dari input/output masing-masing departemen
• Input/Output
Input/ouput dari proses produksi
• Quantity
Jumlah pemakaian/kuantitas dari input/ouput dalam proses produksi selama 1
bulan. Kuantitas didapatkan berdasarkan estimasi atau perhitungan secara riil
jika memungkinkan.
14

• Remark
Keterangan untuk input/ouput yaitu: berupa informasi tentang spesifikasi
teknik yaitu LD50, pH, titik nyala, dan lain-lain.
Jumlah dari kuantitas input dan output harus seimbang, hal ini untuk
memastikan bahwa tidak ada kuantitas bahan yang keluar dari kalkulasi atau analisis.
BIOL dilakukan untuk seluruh proses yang ada dalam suatu departemen. Kolom
kuantitas di dalam BIOL menjadi bahan pertimbangan di dalam membuat sasaran
dan tujuan lingkungan serta program manajemen lingkungan.

b. Significance Aspect List (SAL)


Semua inputan yang telah teridentifikasi dalam BIOL dievaluasi
menggunakan form SAL, berdasarkan pertimbangan sebagai berikut (Lihat Lampiran
4):
1. Kelangkaan
2. Dampaknya terhadap lingkungan
Setiap pertimbangan memiliki nilai dan kriteria masing-masing berdasarkan
tingkatan dampak yang diberikan ke lingkungan. Nilai dari kedua pertimbangan di
atas dikalikan untuk mendapatkan rating kepentingan. Rating kepentingan dari aspek
lingkungan dapat dilihat pada Tabel 3.1. Kategori Level Penting. Adapun cara
pemberian bobot pada daftar aspek lingkungan, yaitu:
• Menentukan variabel-variabel yang dapat mempengaruhi proses pengambilan
keputusan.
• Memberikan pembobotan pada masing-masing variabel berdasarkan prioritas
perusahaan.
• Memberikan penilaian pada masing-masing aspek lingkungan berdasarkan
variabel-variabel yang telah ada.
• Nilai pada masing-masing aspek lingkungan dikalikan dengan variabelnya.
• Menghitung jumlah nilai pada masing-masing aspek lingkungan.
• Aspek lingkungan dengan nilai tertentu, merupakan dampak penting yang harus
segera ditangani.
15

Tabel 3.1. Kategori Level Penting

Kategori Rating Keterangan


IS 1-11 Insignificant, prioritas kecil untuk ditindaklanjuti
S 12-19 Significant, prioritas tinggi untuk ditindaklanjuti
VS > 19 Very Significant, sangat diprioritaskan

Dari hasil evaluasi SAL berdasarkan tabel di atas dapat membantu pihak
manajemen menentukan aspek lingkungan mana yang perlu ditindaklanjuti dengan
segera dan yang tidak perlu ditindaklanjuti. Aspek lingkungan yang mempunyai
rating kepentingan Significant (S) dan Very Significance (VS) akan dirangkum dalam
Register of Significant Environmental Aspect List (RSEAL). Perubahan yang terjadi
dalam SAL dievaluasi dan dikendalikan secara periodik.

c. Storage Comparison List (SCL) dan Pipe Comparison List (PCL)


Penyimpanan yang mendukung kegiatan proses produksi harus terdaftar di
Storage Comparison List sedangkan untuk analisa perpipaan menggunakan Pipe
Comparison List yang dapat dilihat pada Lampiran 1. Dalam pembuatan SCL dibuat
tabel yang berisi hal-hal sebagai berikut:
• Code : kode dari bahan yang disimpan
• Content : yaitu isi dalam tempat penyimpanan
• Characteristic : yaitu sifat/karakteristik dari bahan yang disimpan
• Packaging type : cara pengemasan misalnya karung, plastik
• Quantity/capacity : kuantitas/kapasitas dari pengemasan
• Sig. Cat : yaitu penilaian kategori level penting
• Remark : keterangan yang diperlukan dalam penyimpanan
Penilaian penting atau tidak, bahaya atau tidak dari penyimpanan
berdasarkan karakteristik bahan yang disimpan serta akibat yang dapat ditimbulkan
seperti kebakaran, meledak, dan lain-lain.
Isi dari Pipe Comparison List (PCL) adalah:
• Code : kode dari pipa di masing-masing departemen
16

• Location : asal dan akhir dari sistem perpipaan


• Content : yaitu isi dalam pipa
• Characteristic : yaitu sifat/karakteristik dari bahan dalam pipa
• Type : jenis pipa yang digunakan misalnya carbon steel
• Diameter : diameter dari pipa
• Sig. Cat : yaitu penilaian kategori level penting
• Remark : keterangan yang diperlukan dalam sistem perpipaan
Penilaian penting atau tidak, bahaya atau tidak dari sistem perpipaan
berdasarkan karakteristik bahan yang melalui pipa tersebut serta akibat yang dapat
terjadi. Jika dapat menimbulkan kebakaran, ledakan atau yang terkait dengan
peraturan perundang-undangan maka ditetapkan sebagai Very Significant (VS).

d. Potential Accident List (PAL)


Kejadian yang dapat terjadi di transportasi, listrik, permesinan, dan kegiatan
jasa lainnya ditulis dalam Potential Accident List (PAL). Dalam PAL berisi hal-hal
sebagai berikut:
• Code : kode/penomoran dari kejadian
• Aspect : aspek kejadian
• Potential Accident : kejadian yang mungkin/pernah terjadi
• Leg. Reg. : apakah terkait dengan peraturan pemerintah
• Sig. Cat : kategori level penting
• Remark : keterangan peraturan pemerintah yang terkait
Penilaian penting atau tidak suatu kejadian dilakukan berdasarkan referensi
peraturan perundangan dan penilaian secara kualitatif. Jasa-jasa di atas yang pernah
menyebabkan keadaan darurat seperti ledakan, tumpahan/kebocoran, ledakan atau
terkait dengan peraturan perundangan ditetapkan sebagai Very Significant (VS).

e. Register of Significant Environmental Aspect List (RSEAL)


Setelah dilakukan evaluasi dan penentuan kategori penting, dibuatlah daftar
aspek penting dan sangat penting yaitu RSEAL. RSEAL merupakan daftar ringkasan
dari SAL, SCL, PCL, dan PAL yang mempunyai kategori level penting Significant
17

(S) dan Very Significant (VS). Daftar RSEAL disetujui dan diperiksa oleh
Environmental Management Representative (EMR).
Isi dari RSEAL mencakup hal-hal sebagai berikut:
• Code : kode/penomoran
• Aspect : aspek lingkungan
• Environmental impact : dampak lingkungan yang mungkin terjadi
• Sig. Rating : nilai kepentingan
• Sig. Cat : kategori level penting
• Remark : keterangan peraturan pemerintah yang terkait
Daftar ini menjadi referensi wajib dalam menentukan sasaran, tujuan dan
program lingkungan. Hasil dari identifikasi aspek-dampak lingkungan dapat dilihat
pada Lampiran 1. Evaluasi dari aspek lingkungan dan kategorinya harus dibuat:
• Minimal 1 tahun sekali
• Jika ada perubahan besar dalam kegiatan operasional atau aktivitas, produk
maupun jasa.
• Jika ada perubahan dalam peraturan perundang-undangan dan persyaratan
lainnya yang terkait dengan bisnis perusahaan.

3.1.2. Pembuatan Daftar Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya


Untuk mengelola lingkungan perlu memperhatikan peraturan pemerintah
yang berlaku dan persyaratan dari perusahaan sendiri. Konsekuensi dari suatu
organisasi yang secara sengaja atau tidak sengaja melanggar peraturan akan
berakibat denda, hukuman penjara, tuntutan hukum, dan lain-lain. Maka untuk
meminimalisasi timbulnya kejadian di atas, suatu organisasi perlu mengidentifikasi,
menganalisa, mencatat, dan sejalan dengan peraturan-peraturan yang ada dalam
kegiatan operasional mereka.
Setiap peraturan yang diterapkan pada kegiatan operasional perusahaan
harus diidentifikasi. Hal ini mencakup peraturan-peraturan di tingkat nasional
maupun lokal. Untuk mendapatkan informasi mengenai peraturan perundangan yang
berlaku di Indonesia dilakukan kontak dengan sumber perundang-undangan
lingkungan hidup yaitu:
• BAPEDAL = Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
18

• Kantor Departemen Kesehatan


• Kantor Departemen Dalam Negeri
• Kantor Menteri Perindustrian dan Perdagangan
• Kantor Menteri Tenaga Kerja
Daftar peraturan perundangan dan persyaratan lainnya dibuat berdasarkan
referensi dari himpunan peraturan pemerintah di bidang pengendalian dampak
lingkungan, disesuaikan dengan kegiatan operasional perusahaan. Berikut adalah
flow process dalam mengidentifikasikan peraturan perundangan yang diterapkan di
PT YZ.
19

Start

Himpunan peraturan
pemerintah di bidang
lingkungan

Membuat daftar
peraturan perundangan
dan persyaratan lainnya

Tidak
Apakah sudah
tepat ?

Ya

Daftar Peraturan
Perundangan dan
Persyaratan Lainnya

End

Gambar 3.2. Diagram Pembuatan Daftar Peraturan


Perundangan dan Persyaratan lainnya

Dalam pembuatan daftar peraturan perundangan dan persyaratan lainya dibagi


menjadi poin-poin sebagai berikut:
• Penanganan lingkungan
• Penanganan bahan berbahaya
• Penanganan limbah berbahaya
• Pencegahan polusi air
• Pencegahan polusi udara
• Pencegahan tingkat kebisingan
• Peraturan transportasi
20

Daftar Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya dijadikan referensi dalam


menentukan sasaran, tujuan dan program lingkungan. Daftar tersebut dapat dilihat
pada Lampiran 2.

3.1.3. Pendokumentasian Sasaran dan Tujuan Lingkungan (Environmental


Objective and Target)
Agar sasaran dan tujuan lingkungan dari tiap departemen konsisten dengan
kebijakan lingkungan, sesuai dengan peraturan dan persyaratan lainnya, serta aspek
lingkungan maka perlu didokumentasikan dengan baik. Sasaran dan tujuan
lingkungan disusun oleh masing-masing departemen berdasarkan RSEAL, yaitu
aspek penting dan sangat penting yang perlu ditindaklanjuti agar aspek tersebut
memberikan dampak yang positif baik bagi lingkungan maupun bagi perusahaan.
Langkah-langkah dalam mendokumentasikan sasaran dan tujuan lingkungan
dapat dilihat pada Gambar 3.3. Alur Pendokumentasian Sasaran dan Tujuan
Lingkungan. Berikut adalah contoh tujuan lingkungan dari PT YZ, yaitu:
• Mengurangi limbah padat
• Mengurangi limbah cair
• Mengurangi limbah gas dan B3
• Mengurangi penggunaan sumber daya alam
• Meningkatkan kepedulian lingkungan para karyawan
Contoh sasaran lingkungan dari PT YZ sebagai berikut:
• Menurunkan kuantitas limbah cair pada proses A sebesar 10 % dari hasil tahun
2002, pada bulan Agustus 2003
• Mengurangi penggunaan energi listrik di lantai produksi sebesar 10 % dari
penggunaan tahun 2002, pada bulan Juli tahun 2003
• Mengurangi penggunaan air sebesar 5 % pada bulan September 2003
• Melakukan sosialisasi kesadaran lingkungan ke seluruh karyawan sebelum Juli
2003
• Memberikan training mengenai penanganan bahan dan limbah berbahaya
kepada seluruh karyawan sebelum Juli 2003
21

Start

Sasaran dan tujuan


lingkungan dari
masing-masing dept.

Memeriksa,
mendokumentasikan

Tidak
Sudah sesuai ?

Ya

Sasaran dan tujuan


lingkungan dari tiap
departemen

Mendistribusikan
sasaran dan tujuan
lingkungan ke
departemen terkait

End

Gambar 3.3. Alur Pendokumentasian Sasaran


dan Tujuan Lingkungan

3.1.4. Pendokumentasian Program Manajemen Lingkungan (Environmental


Management Programme)
Program manajemen lingkungan adalah rencana tindakan yang menyeluruh
dan terjadwal, dapat diterapkan dalam perusahaan dan bagiannya, yang dibuat
berdasarkan tujuan dan harus sesuai dengan sasaran lingkungan yang ingin dicapai.
Di dalam program manajemen lingkungan mencakup pertanggungjawaban untuk
22

mencapai sasaran dan tujuan lingkungan di masing-masing fungsi dan level terkait,
cara dan waktu untuk pemenuhan sasaran dan target lingkungan, dan perubahan yang
terjadi dievaluasi secara berkala dan dikendalikan.
Penjelasan yang lebih rinci dari program manajemen lingkungan seperti
format, tugas dan tanggung jawab para personil dapat dilihat pada Lampiran 4.
Langkah-langkah dari pendokumentasian program manajemen lingkungan di PT.
YZ dapat dilihat pada Gambar 3.4. Alur Pendokumentasian Program Manajemen
Lingkungan (EMP).

Start

Sasaran dan tujuan


lingkungan dari
masing-masing dept.
Memeriksa,
Konsep EMP dari mendokumentasikan
masing-masing
dept.

Tidak
Sudah sesuai ?

Ya

EMP dari tiap


departemen

Mendistribusikan EMP
ke departemen terkait

End

Gambar 3.4. Alur Pendokumentasian Program Manajemen Lingkungan (EMP)

Keterangan :
EMP : Environmental Management Programme
23

3.2. Persiapan Perancangan Dokumen Sistem Manajemen Lingkungan


Dalam perancangan sistem manajemen lingkungan perlu dilakukan
pendokumentasian catatan-catatan penting yang terkait. Catatan-catatan tersebut
terdokumentasikan dalam bentuk Environmental Manual, Standard Procedure,
Supporting Document dan Record.
Tampilan pada dokumen tersebut terdiri dari:
• No : menyatakan penomoran dokumen, aturan penomoran dapat
dilihat pada Gambar 3.4. Sistem Penomoran Dalam
Dokumen
• Revision : menyatakan bahwa dokumen tersebut telah dilakukan revisi
yang ke berapa
• Issued : menyatakan tanggal pelaksanaan revisi
• Document Control : menyatakan dokumen yang dikendalikan tersebut asli atau
fotokopinya
• Prepared by : menyatakan orang yang menyiapkan dokumen tersebut dan
ditulis jabatan orang tersebut, tanda tangan serta tanggal
penyiapannya
• Checked by : menyatakan pimpinan yang memeriksa dokumen tersebut
dan ditulis jabatannya, tanda tangan serta tanggal
pengecekannya
• Approved by : menyatakan pimpinan paling atas yang mengesahkan
dokumen tersebut dan ditulis jabatannya, tanda tangan
serta tanggal pengesahannya

3.2.1. Perancangan Environmental Manual


Environmental Manual adalah dokumen yang sangat penting dalam
persyaratan ISO 14001 selain dokumen yang lain. Format Environmental Manual
dapat dilihat pada Lampiran 3. Di dalam Environmental Manual berisi hal-hal
sebagai berikut:
a. Sejarah Perusahaan
Yaitu menceritakan riwayat berdirinya perusahaan hingga berjalan sampai
saat ini.
24

b. Kebijakan Lingkungan (Environmental Policy)


Berisi kebijakan perusahaan terhadap lingkungan.
c. Struktur Organisasi
Menjelaskan tugas dan wewenang masing-masing bagian di dalam
perusahaan.

3.2.2. Perancangan Standard Procedure


Standard Procedure merupakan dokumen pendukung bagi Environmental
Manual. Format dari Standard Procedure dapat dilihat pada Lampiran 4. Dalam
Environmental Manual, aktivitas yang dilakukan dijelaskan secara umum, sedangkan
Standard Procedure menjelaskannya secara lebih detail. Selain itu prosedur ini
memuat hubungan suatu bagian dengan bagian yang lain dari seluruh jenis kegiatan.
Dalam merancang dokumen tersebut, diperlukan adanya pengamatan secara langsung
dan interview agar sesuai dengan kondisi dan aktivitas di lapangan dalam
perusahaan.
Dalam perancangan Standard Procedure selalu terdapat 3 bagian sebagai
berikut:
a. Tanggung jawab dan wewenang, menjelaskan tentang personil yang
melaksanakan Standard Procedure tersebut.
b. Proses/kegiatan yang dilakukan oleh orang yang bertanggung jawab.
c. Dokumen yang berhubungan dengan Standard Procedure.

3.2.3. Perancangan Supporting Document


Supporting Document merupakan dokumen pendukung dari Standard
Procedure, yang menjelaskan kegiatan secara lebih terinci dalam suatu tempat kerja
yaitu dijelaskan langkah demi langkah. Supporting Document berisi hal-hal sebagai
berikut:
• Maksud
Berisi tujuan dibuatnya dokumen yang bersangkutan.
• Ruang lingkup
Menjelaskan para pelaku yang terlibat dalam menjalankan kegiatan atau proses
yang bersangkutan.
25

• Definisi
Uraian dari singkatan-singkatan yang digunakan dan kata-kata yang asing bagi
fungsi dan si-pelaku kegiatan atau proses.
• Referensi
Seluruh dokumen lain yang mendukung atau berhubungan sepanjang
pelaksanaan kegiatan atau proses yang bersangkutan.
• Prosedur
Berisi rincian tugas yang harus dilakukan oleh personil terkait.
• Record
Dokumen yang mendukung.
• Lampiran
Berupa form/dokumen pendukung dalam pelaksanaan Supporting Document,
misalnya surat, peraturan perundang-undangan maupun tabel.

3.2.4. Pendokumentasian Record


Record merupakan dokumen pendukung bagi Environmental Manual,
Standard Procedure, dan Supporting Document. Di dalam pendokumentasian
record, menggunakan format dari perusahaan. Contoh dari record dapat dilihat pada
Lampiran 5.

Environmental Manual
EM EM-000

Standard Procedure
SP SPxx000

Supporting Document
SD SDxx000-00

Environmental Record
ER ERxx000-00

Gambar 3.4. Sistem Penomoran Dalam Dokumen


26

3.3. Pendokumentasian Material Safety Data Sheet (MSDS)


Material Safety Data Sheet adalah tabel yang berisikan data-data dari suatu
material/bahan kimia baik itu sifat fisik, sifat kimia, bahaya maupun cara
penanganannya. Di dalam kegiatan operasional PT. YZ digunakan berbagai jenis
material/bahan kimia, sehingga perlu didokumentasikan untuk mendukung jalannya
sistem manajemen lingkungan.
Pendokumentasian Internal MSDS dilakukan berdasarkan MSDS dari
supplier atau MSDS yang telah dimiliki oleh masing-masing departemen, selain itu
juga dilakukan interview secara langsung kepada departemen terkait agar sesuai
dengan kondisi di lapangan dalam perusahaan. Langkah-langkah dalam pembuatan
Internal MSDS dapat dilihat pada Gambar 3.5. Alur Pendokumentasian Internal
MSDS. Contoh dari Internal MSDS dapat dilihat pada Lampiran 6.
27

Start

Melakukan identifikasi
Daftar Bahan semua bahan kimia/
Kimia material yang
mempunyai potensi
bahaya

Tidak Meminta MSDS ke


Apakah mempunyai
supplier/sumber
MSDSnya?
lain

MSDS dari
masing-masing Ya
dept

Membuat Internal MSDS

Tidak
Sudah tepat ?

Ya

Internal MSDS

Mendistribusikan
Internal MSDS ke
masing-masing
departemen

End

Gambar 3.5. Alur Pendokumentasian Internal MSDS

Isi dari Internal MSDS, yaitu:


• Spesifikasi dari material, seperti: nama bahan, titik nyala, titik didih, titik lebur,
kelarutan dalam air, dan lain-lain.
• Sifat-sifat dari material, seperti: bentuk, warna, dan bau.
• Bahaya dan simbol, yaitu bahaya yang dapat ditimbulkan oleh bahan serta
simbol dari bahaya tersebut.
28

• Cara penanggulangan kebakaran, yaitu media untuk memadakam kebakaran


dan media yang tepat tepat jika untuk memadamkan kebakaran.
• Perlindungan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK), yaitu langkah-langkah yang
dilakukan jika terhirup atau tertelan bahan, kena mata dan kena kulit.
• Alat pelindung diri, yaitu alat yang dibutuhkan untuk melindung diri selama
penanganan bahan tersebut.
• Penanganan dan penyimpanan, yaitu cara-cara penanganan dan penyimpanan
bahan.
• Pemakai dan supplier

3.4. Persiapan Perancangan Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup


dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86
Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, maka dilakukan program UKL dan UPL.
Selain itu program ini juga mendukung program sistem manajemen lingkungan
dalam rangka menciptakan suatu perusahaan yang ramah lingkungan.
Program UKL-UPL dilaporkan kepada pemerintah dalam bentuk laporan
yang berisi mengenai:
• Jenis dan kapasitas produksi
• Penggunaan energi
• Penggunaan air
• Bahan baku utama dan bahan baku penolong
• Limbah dan cemaran
• Upaya pengelolaan lingkungan pabrik dan karyawan

Anda mungkin juga menyukai