PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Ana Imro’atus Sajidah
NIM : 15201.03.22050
PROPOSAL SKRIPSI
Oleh:
Ana Imro’atus Sajidah
NIM : 15201.03.22050
i
1
BAB 1
PENDAHULUAN
kontraksi uterus saat persalinan ini menimbulkan nyeri akibat terjadi kekurangan
oksigen atau hipoksia dari otot rahim, peregangan serviks, peregangan dari
ganglia saraf plexus frakenhauster yang berdekatan dengan serviks dan vagina,
penyangga uterus, serta distensi otot-otot dasar panggul serta perineum (Aprilia,
2011). Persalinan juga merupakan hal fisiologis yang dialami oleh setiap orang,
akan tetapi dapat pula berubah menjadi patologis. Salah satu persalinan patologis
Partus lama merupakan salah satu dari beberapa penyebab kematian ibu dan
janin. Partus lama akan menyebabkan ibu kehabisan tenaga, dehidrasi, infeksi
Sementara itu pada janin akan menjadi fetal distress, infeksi, cedera dan asfiksia
persalinan lama sebanyak 1.565 kasus (60%) dari 2607 persalinan (Kemenkes,
2021).
2
Saat ini kesakitan dan kematian ibu dan anak masih menjadi masalah
kesehatan. Di Indonesia angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi
(AKB) masih tinggi yaitu angka kematian ibu 228/100.000 kelahiran hidup dan
Saat ini telah berkembang pelayanan kebidanan secara holistik care dengan
pendekatan natural terapi. Salah satunya adalah pelatihan tentang pijat oksitosin
pada ibu bersalin. Pijat oksitosin adalah tekanan jari-jari atau telunjuk yang kuat
pada titik-titik tertentu atau tekanan alami tubuh untuk menginduksi atau
Metode ini bekerja karena menekan titik tertentu pada tubuh yang dapat
secara maksimal untuk menginduksi persalinan, hanya bila saat serviks sudah
risiko terjadinya partus lama, komplikasi dan perdarahan serta membantu menjaga
suplai oksigen pada bayi selama proses persalinan (Jamir et al., 2021). Oksitosin
memperkuat ikatan aktin dan myosin sehingga kontraksi uterus akan semakin
kuat, dalam hal ini sesuai dengan teori pijat oksitosin yang dilakukan pada ibu
terhadap frekuensi his dan durasi his pada ibu inpartu di BPM ASRI Tuban
3
(Qonitun & Qiftiyah, 2021). Didukung penelitian jamir dkk (2021) menyatakan
ada pengaruh pijat oksitosin terhadap lama kala I fase aktif pada ibu bersalin di
yang signifikan untuk mencegah kala 1 lama pada primipara. Hal ini dibuktikan
dari kelima responden tidak ada yang mengalami kala 1 lama. Sebagain besar
sesudah dilakukan pemijatan pada titik terhadap ibu inpartu kala I fase aktif
adalah skor kontraksi minimal 4 kali dalam 10 menit dan maksimal 5 kali dalam
10 menit. Ada percepatan pembukaan serviks pada ibu inpartu primipara kala 1
KlakahKabupaten Lumajang”.
1.4.1 Pendidikan
Kabupaten Lumajang
1.4.4 Responden
dan responden terkait pijat oksitosin pada ibu dengan persalinan kala I di
1.4.5 Peneliti
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
membantu ibu bersalin menjadi rileks (Turlina & Eka Ratnasari, 2016).
Relaksasi ini bertujuan menurunkan kadar epinefrin dan non epinefrin dalam
pengeluaran hormon endorphin yang berfungsi sebagai ejektor dan rasa rileks
Pratimi, Ernawati, & Saudia, 2020). Selain itu hormon ini dapat mengurangi
ketegangan otot, dalam penelitian ini pemijatan dilakukan pada tulang belakang
yang merupakan daerah yang mudah terjadi penegangan otot ketika kelelahan
oksitosin akan memperkuat ikatan aktin dan myosin sehingga kontraksi uterus
akan semakin kuat, dalam hal ini sesuai dengan teori pijat oksitosin yang
dilakukan pada ibu inpartu dapat meningkatkan kontraksi uterus (Jamilah, Ari
2.2.1 Pengertian
janin turun ke jalan lahir. Sedangkan kelahiran adalah proses dimana janin
dan ketuban didorong keluar melalui jalan lahir. Dengan demikian bisa
janin, plasenta, ketuban, dan cairan ketuban) dari uterus ke dunia luar
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau dengan
dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar yang terjadi pada
dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir dengan presentase belakang
kepala tanpa alat atau bantuan (lahir spontan) serta tidak ada komplikasi
cukup bulan (usia 37- 42 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (JNPK-
dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Ibu belum dapat dikatakan inpartu
2014).
8
a. Estrogen
mekanis.
b. Penurunan Progesteron
2. Teori keregangan
persalinan dimulai.
5. Teori prostaglandin
terjadinya persalinan.
terjadinya persalinan.
8. Faktor lain
disebut Pollakisuria.
c. False labor : tiga atau empat minggu sebelum persalinan, calon ibu
d. Perubahan cervix: Pada akhir bulan ke-9 atau minggu ke 36. Cerviks
yang tua.
g. Bloody Show atau lendir yang disertai darah dari jalan lahir: Dengan
cairan banyak dari jalan lahir. Hal ini terjadi akibat ketuban pecah
cm). Kala II atau kala pengeluaran. Kala III atau kala urie, plasenta terlepas
dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV yaitu lahirnya plasenta sampai 2
a. Kala I :
kala I terjadi partus, apabila ibu mengalami his dan pengeluaran lendir
yang bersemu darah (bloody show). Kejadian ini terjadi sekitar 2-4 kali
diantaranya :
- Fase aktif (7 jam) dari pembukaan serviks 3-10 cm. Fase aktif terbagi
menjadi 9 cm
cm.
b. Kala II (Pengeluaran) :
Kala II ditandai pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir. Pada
kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat kurang lebih 2-3 menit sekali.
Kala III ditandai sejak setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung ≤30 menit. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras
dengan fundus uteri agak diatas pusat. Beberapa menit kemudian uterus
d. Kala IV (Observasi)
14
5 Kontraksi uterus
8 Kandung kemih
Primigravida Multigravida
Kala I : 12,5 jam Kala I : 7 Jam 20
Menit
Kala II : 80 menit Kala II : 30 menit
Kala III : 10 menit Kala III : 10 menit
Persalinan : 14 jam Persalinan : 8 jam
Jalan lahir yaitu panggul ibu, yang terdiri dari bagian tulang padat, dasar
(Hodge I)
Passenger atau yang biasa disebut janin bergerak sepanjang jalan lahir
akibat interaksi dari beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi,
letak, sikap dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir
dan dianggap juga sebagai bagian dari pasenger yang menyertai janin.
normal.
a. Presentasi Janin
memasuki PAP dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai
aterm. Bagian ini yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat
presentasi adalah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala
janin.
Hubungan antara sumbu punggung janin dan punggung ibu. Ada dua
macam letak yaitu 1) memanjang atau vertikal (sumbu panjang janin paralel
4. Sikap Janin
Janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada dalam rahim.
5. Posisi Janin
terhadap empat kuadran panggul ibu. Yaitu posisi oksipito Anterior Kanan
6. Kekuatan
uterus.
7. Posisi Ibu
17
8. Psikologis
2.2.6 Patofisiologi
Proses persalinan dimulai saat adanya perubahan kadar hormon yaitu pada
dalam darah ibu bersamaan dengan peningkatan kadar kortisol janin yang
2017).
18
melebarkan serviks dan mendorong janin melewati jalan lahir (palmer dan
teratur dan diakhiri dengan pelebaran serviks lengkap (10 cm). Kala I ini
dibagi menjadi fase laten dengan pembukaan serviks (< 4cm) dan fase aktif
jam. Selaput ketuban dapat pecah secara spontan pada bagian awal hingga
Sedangkan fase aktif yaitu fase pelebaran serviks paling cepat yang
berlangsung sekitar 5 jam pada primipara dan 2 jam pada ibu yang pernah
dan merasakan adanya dorongan untuk mengejan. Durasi kala ini bervariasi,
panggul sedikit demi sedikit selama kontraksi (Palmer dan Coats, 2017).
Kala III ditandai sejak setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,
yang berlangsung ≤30 menit. Setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan
kala IV dimulai sejak lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum.
tidak melebihi 500 cc, tinggi fundus uteri, dan kandung kemih (Kurniarum,
2016).
1) Tekanan darah >140/90 mmhg rujuk ibu dengan membaringkan ibu miring ke
3) DJJ <100 atau >160x/m posisi ibu miring kiri beri oksigen, rehidrasi, bila
yang dapat dapat mengubah sensitivitas otot rahim dan menimbulkan kontraksi
terhadap lama kala I fase aktif pada ibu bersalin. Pijat oksitosin yang dilakukan
bisa meningkatkan kadar oksitosin karena pada saat pemijatan kerja saraf
suatu tindakan pemijatan otot tulang belakang mulai dari cervical 7 sampai
perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar (Young dkk, 2011).
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus
polos adalah adanya peningkatan ion kalsium intra sel. Peningkatan ini dapat
ditimbulkan pada jenis otot polos yang berbeda oleh perangsangan saraf pada
serabut otot polos, stimulasi hormon, regangan serabut, atau bahkan perubahan
BAB 3
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap Lama
Persalinan Kala I di Puskesmas Klakah Kabupaten Lumajang
Keterangan :
akan dibuktikan dengan penelitian (Nursalam, 2015). Hipotesis pada penelitian ini
adalah terdapat
BAB 4
METODE PENELITIAN
terhadap variabel pengaruh dan variabel terpengaruh yang dilakukan pada titik
waktu yang sama (Nursalam, 2016). Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk
Pengaruh pijat oksitosin terhadap lama persalinan kala I di Puskesmas Klakah Kabupaten
Lumajang Tahun 2023
Populasi : semua ibu partus dengan persalinan kala I di Puskesmas Klakah Kabupaten Lumajang
Tahun 2023 sebanyak 30 responden
Sampel : sebagian ibu partus dengan persalinan kala I di Puskesmas Klakah Kabupaten Lumajang
Tahun 2023 sebanyak 15 responden dilakukan pijat oksitosin dan 15 responden tidak dilakukan
pijat oksitosin
Kesimpulan : Ha diterima jika terdapat pengaruh pijat oksitosin terhadap lama persalinan kala
I di Puskesmas Klakah Kabupaten Lumajang Tahun 2023
4.3 Gambar 4.1 Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Pijat Oksitosin terhadap
Lama Persalinan Kala I di Puskesmas Klakah Kabupaten Lumajang
25
4.3.1 Populasi
partus
4.3.2 Sampel
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagian ibu partus dengan
1. Kriteria Inklusi
harus dipenuhi oleh populasi yang ada untuk diambil menjadi sampel
oksitosin;
Lumajang.
26
2. Kriteria Eksklusi
menjadi responden.
Teknik sampling pada penelitian ini adalah total sampling, yaitu teknik
dependen. Variabel ini juga disebut sebagai variabel perlakuan atau variabel
kala I.
27
2. Dependen Waktu yang - Fase laten (8 jam) Lembar Nominal - Normal - Normal =1
Lama dibutuhkan untuk yaitu pembukaan Observasi - Tidak - Tidak Normal = 0
persalinan kala pembukaan serviks 0-3 cm Normal
Kala I yang berlangsung - Fase aktif (7 jam)
diantara dari pembukaan
pembukaan 0-10 serviks 3-10 cm.
cm (pembukaan
lengkap).
28
Lumajang.
terkait tersebut.
populasi penelitian.
penelitian,
11. Peneliti melaksanakan pengolahan dan analisis data primer dan sekunder
persalinan kala I.
1. Editing
syarat.
2. Coding
pada tiap jawaban. Pada penelitian ini terdiri atas beberapa data yaitu
a. Karakteristik responden
• Usia :
< 20 tahun = 1,
20-35 tahun = 2,
>35 tahun = 3,
• Pendidikan :
Tidak sekolah = 1,
SD/sederajat = 2,
SLTP/sederajat = 3,
SLTA/sederajat = 4,
• Paritas :
Primipara = 1,
Multipara = 2,
Grandemultipara = 3,
Tidak Normal =1
Normal =2
3. Entry Data
4. Cleaning
1. Analisis Univariat
2. Analisis Bivariat
1. Informed Consent
Dalam hal ini peneliti tidak memaksa responden untuk ikut serta dalam
2. Kerahasiaan (Confidentially)
penelitian.
3. Keadilan (Justice)
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR OBSERVASI