Anda di halaman 1dari 4

Alat pernafasan pada Cacing tanah | Sistem

Respirasi pada Hewan


Alat pernafasan pada Cacing tanah. Cacing tanah adalah salah satu jenis hewan yang
hidup di dalam tanah. Hanya dalam kondisi tertentu saja dia keluar dari dalam tanah,
seperti jika bumi terlalu panas, banjir, atau tanah tempat tinggalnya terkena polusi.
Cacing tanah tidak mempunyai alat respirasi khusus seperti makhluk hidup lain. Cara
bernafas pada cacing adalah melalui kulitnya yang tipis.
Meski tipis, kulit cacing terdiri dari banyak pembuluh
darah. Melaui pembuluh-pembuluh kapiler darah itulah
difusi oksigen dan karbon dioksida terjadi.

Sistem pernafasan yang terjadi di permukaan tubuh


seperti pada cacing ini di kenal dengan istilah sistem respirasi integumenter. Intergumen
adalah sistem organ yang menutupi, melindungi tubuh hewan dan dapat memberi
informasi pada hewan akan kondisi lingkungan sekitarnya. Yang merupakan bagian
sistem intergumen ini adalah kulit, kuku, bulu, rambut, sisik, dan kelenjar keringat.

Mekanisme pernafasan pada cacing tanah


Mekanisme pernafasan pada cacing tanah di mulai dengan penyerapan oksigen melalui
permukaan kulit yang lembab. Dari permukaan kulit,
oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah. Oksigen yang
masuk kedalam kapiler darah akan di ikat oleh hemoglobin
dalam darah cacing untuk diedarkan ke seluruh tubuh.
Sedangkan karbon dioksida yang di hasilkan dari proses
respirasi akan dikeluarkan dari tubuh cacing dengan cara
yang serupa melalui permukaan kulitnya. Proses respirasi
pada cacing lebih mudah terjadi jika kulitnya lembab.
Karena itu cacing sangat suka hidup di tempat yang lembak, becek dan berair.

Cacing tanah hidup di habitat yang basah adalah bertujuan untuk menjaga
kelembaban tubuhnya sehingga proses respirasi dapat terjadi. Seperti telah kita
ketahui bahwa 85% dari berat tubuh cacing terdiri dari air. Pada kondisi kering, tubuh
cacing akan mengalami dehidrasi dan akan kehilangan sebagian besar kadar air di
dalam tubuhnya. Namun begitu, cacing akan tetap hidup walaupun dengan kandar air
tubuh yang tinggal 25%. Lebih dari itu, cacing akan mati karena proses pernafasan
terhenti

-
pernpasan pada cacing

Alat pernapasan pada mahluk hidup ada 2 ,yaitu alat pernapasan manusia
dan alat pernapasan hewan. Hewan-hewan Invertebrata ada yang belum
memiliki sistem pernapasan khusus, seperti Porifera dan sebagian cacing
(Vermes). Umumnya hewan-hewan tersebut melakukan pernapasan langsung,
yaitu secara difusi melalui permukaan tubuhnya. Berikut pernapasan pada
cacing tanah.
Apa itu cacing ??
Cacing adalah hewan yang bernapas melalui permukaan kulit. Kulit
cacing mengandung banyak kelenjar, kelenjar tersebut menghasilkan lendir.
Dengan adanya lendir kulit cacing selalu dalam keadaan basah dan licin.
Melalui kulit yang basah ini, cacing menyerap oksigen serta mengeluarkan
karbondioksida dan uap air secara difusi.
Cacing tidak mempunyai alat pernapasan di dalam tubuh nya melainkan alat
pernapasannya berupa permukaan kulit yang mengandung banyak lendir.
SISTEM PERNAPASAN VERMES (CACING)

Sebagian besar Vermes bernapas menggunakan permukaan tubuhnya,


misalnya anggota filum Platyhelminthes yaitu Planaria dan anggota filum
Annelida yaitu cacing tanah (Pheretima sp.).
Pada Planaria, O2 yang terlarut di dalam air berdifusi melalui permukaan
tubuhnya. Demikian juga dengan pengeluaran CO2. Pada cacing tanah, O2
berdifusi melalui permukaan tubuhnya yang basah, tipis, dan memiliki
pembuluh - pembuluh darah. Selanjutnya, O2 diedarkan ke seluruh tubuh oleh
sistem peredaran darah. CO2 sebagai sisa pernapasan dikeluarkan dari jaringan
oleh pembuluh darah, kemudian keluar melalui permukaan tubuh secara difusi.
Permukaan cacing yang basah mempermudah dalam difusi O2 .
Sementara itu cacing yang hidup di air bernapas dengan menggunakan
insang misalnya polycacta. Cacing gilik merupakan salah satu cacing yang
hidup di tubuh manusia,sehingga, toleran terhadap kadar oksigen yang rendah.
Cacing gilik juga berdifusi di permukaan tubuhnya.
Perhatikan Gambar 7.11.
Alat Pernapasan Cacing Tanah

Kita tahu bahwa cacing bernapas dengan kulit. Tetapi tubuh cacing tanah
tertutup oleh selaput bening dan tipis yang disebut kutikula. Kutikula ini selalu
lembap dan basah. Melalui selaput inilah cacing bernapas. Kutikula
menyebabkan udara di dalam tanah dapat masuk ke pembuluh darah cacing.
Setelah masuk ke pembuluh darah, udara tersebut diedarkan ke seluruh tubuh.

MEKANISME PERNAPASAN PADA CACING

Oksigen berdifusi ke dalam kapiler darah yang terdapat pada kulit melalui
permukaan kulit yang lembab. Oksigen akan diikat oleh hemoglobin yang
terkandung dalam darah cacing untuk diedarkan ke seluruh tubuh. Gas hasil
respirasi yaitu karbondioksida dikeluarkan dari tubuh juga melalui permukaan
kulitnya. Karena respirasi cacing dilakukan melalui permukaan tubuhnya
(integument), maka respirasi cacing disebut respirasi integumenter.

Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan,


melindungi, dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya.
Sistem ini seringkali merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang
mencakup kulit, rambut, bulu, sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya
(keringat atau lendir).

Pertukaran gas-gas pada cacing lebih mudah terjadi pada kulit yang
lembab, sehingga cacing hidup di tempat yang lembab. Habitat yang lembab
akan menjaga permukaan di tubuhnya tetap basah (lembab). Sebanyak 85 %
dari berat tubuh cacing tanah berupa air, sehingga sangatlah penting untuk
menjaga media pemeliharaan tetap lembab (kelembaban 15 - 30 %).

Tubuh cacing mempunyai mekanisme untuk menjaga keseimbangan air


dengan mempertahankan kelembaban di permukan tubuh dan mencegah
kehilangan air yang berlebihan. cacing yang terdehidrasi akan kehilangan
sebagian besar berat tubuhnya dan tetap hidup walaupun kehilangan 70 - 75 %
kandungan air tubuh. Kekeringan yang berkepanjangan memaksa cacing tanah
untuk bermigrasi ke media yang lebih cocok.

Anda mungkin juga menyukai