Anda di halaman 1dari 67

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/368685317

KEPUTUSAN PEMBELIAN PENGGUNA OVO DITINJAU DARI KEMUDAHAN,


PRICE DISCOUNT DAN KEPUASAN

Book · April 2022

CITATION READS

1 544

5 authors, including:

Septa Diana Nabella Emma Novirsari


Universitas Ibnu Sina Universitas Mahkota Tricom Unggul
22 PUBLICATIONS 79 CITATIONS 9 PUBLICATIONS 10 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Septa Diana Nabella on 21 February 2023.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Buku Monograf
KEPUTUSAN PEMBELIAN PENGGUNA OVO
DITINJAU DARI KEMUDAHAN, PRICE
DISCOUNT DAN KEPUASAN

Sabaruddin Chaniago
Berupilihen br Ginting
Septa Diana Nabella
Mahyudin
Emma Novirsari
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 28 TAHUN 2014
TENTANG HAK CIPTA

PASAL 113
KETENTUAN PIDANA
SANKSI PELANGGARAN

1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak


ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i
untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana
penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling
banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c,
huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta
atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi
Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a,
huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk Penggunaan Secara
Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat)
tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00
(satu miliar rupiah).
4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) yang dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana
dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau
pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00 (empat miliar
rupiah).
Sabaruddin Chaniago
Berupilihen br Ginting
Septa Diana Nabella
Mahyudin
Emma Novirsari

Buku Monograf
KEPUTUSAN PEMBELIAN PENGGUNA OVO
DITINJAU DARI KEMUDAHAN, PRICE
DISCOUNT DAN KEPUASAN
Buku Monograf
Keputusan Pembelian Pengguna OVO Ditinjau
dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan
Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia
oleh Penerbit Global Aksara Pers

ISBN: 978-623-462-039-9
vi + 60 hal; 14,8 x 21 cm
Cetakan Pertama, April 2022

copyright © April 2022 Global Aksara Pers

Penulis : Sabaruddin Chaniago


Berupilihen br Ginting
Septa Diana Nabella
Mahyudin
Emma Novirsari
Penyunting : Nasib, S.Pd., MM
Desain Sampul : Arum Nur Laili
Layouter : Ilil Ni’matul M

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dengan bentuk
dan cara apa pun tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.

Diterbitkan oleh:
CV. Global Aksara Pers
Anggota IKAPI, Jawa Timur, 2021, No. 282/JTI/2021
Jl. Wonocolo Utara V/18 Surabaya
+628977416123/+628573269334
globalaksarapers@gmail.com
PRAKATA PENULIS

Puji syukur atas kuasa Allah SWT dimana karya


ilmiah dalam bentuk buku ini telah berhasil rilis dengan
berbagai dukungan dan bantuan semua pihak. Dalam
Tulisan di buku ini berusaha melakukan tahap mengkajian
tentang kemudahan, price discount, kepuasan dan
keputusan pembelian studi kasus pada pengguna OVO.
Hasil kajian dalam buku ini membuktikan bahwa secara
langsung kemudahan dan price discount berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen dalam menggunakan OVO.
Selanjutnya secara tidak langsung kemudahan dan price
discount berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian melalui kepuasan konsumen dalam
menggunakan OVO.
Akhir kata semoga karya ini bisa bermanfaat dan
kritik atas konten naskah ini sangat kami harapkan demi
kesempurnaan naskah tersebut.

Medan, April 2022

Penulis

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → v
DAFTAR ISI

Prakata Penulis .................................................................. v


Daftar Isi ............................................................................ vi
Bab 1 Pendahuluan .................................................................. 1
Bab 2 Memberikan Kemudahan Kepada Konsumen .......... 5
Bab 3 Strategi Price Discount ................................................ 12
Bab 4 Mememami Kepuasan Konsumen ............................ 23
Bab 5 Meningkatkan Keputusan Pembelian ........................ 35
Bab 6 Hubungan Kemudahan, Price Discount, Kepuasan
Dan Keputusan Pembelian ........................................... 41
Daftar Pustaka .......................................................................... 51
Biografi Penulis ........................................................................ 58

vi ← Sabaruddin Chaniago, dkk


BAB 1
PENDAHULUAN

P
andemi 19 mengubah pola kehidupan para
konsumen khususnya dalam keputusan pembelian
produk makanan (Yulianto, 2016). Kehidupan
seluruh konsumen menjadi tidak normal. Kemudian
dengan dukungan teknologi informasi yang ada pada saat
sekarang ini banyak membantu konsumen dalam
melakukan keputusan pembelian secara online (Widiyanti,
2020). Sehingga kebiasaan pembelian yang dilakukan
secara offline berubah menjadi pembelian secara online
(Sefung, 2019).
Aplikasi OVO ini merupakan hasil dari karya PT.
Visionet Internasional. Dalam perkembanganya OVO terus
berkembang dalam meningkatkan pangsa pasarnya
dimana segmen yang menjadi prioritas yaitu para
konsumen yang sibuk memiliki waktu luang dalam
memenuhi kebutuhan. Aplikasi OVO merupakan salah
satu aplikasi pembayaran secara online. Dimana konsumen
tidak secara repot ketika melakukan transaksi secara tunai
(Malia, 2020). Cukup dengan mendepositkan sejumlah
uang ke aplikasi OVO maka konsumen akan mendapat
berbagai manfaat dan kemudahan yang ditawarkan.
Selaian itu metode pembayaran juga dapat melalui OVO

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 1
point (Sihaloho, 2020). OVO juga memiliki pangsa pasar
dalam urutan pertama khususnya dalam penyediaan
layanan e money (Supriyanto, 2018).
Keputusan pembelian menggunakan OVO tidak
dapat dihindari bagi sebagai orang. Selain seorang
konsumen sibuk dengan pekerjaannya dan larangan untuk
berpergian membuat trend pembelian online meningkat
(Sudarwanto, 2020). Sebelum melakukan keputusan
pembelian tentunya seorang konsumen telah memiliki
berbagai alternatif pilhan produk yang diinginkan sesuai
dengan kebutuhan yang dirasakannya (Keller, 2016).
Dimana dari sekian banyak alternatif yang ada konsumen
yang mencari nilai manfaat yang tertinggi. Sehingga sering
kali konsumen akan menginginkan dan membutuhkan
suatu produk yang sama akan tetapi nilai harapan
konsumen akan berbeda-beda (Nasib, 2019).
Perusahaan yang mamu pertahan pada saat sekarang
ini tidak terlepas dari kemampuan dalam memahami
bagaimana seorang konsumen melakukan keputusan
pembelian (Tatik Suryani, 2013). Dengan memahami
bagaimana konsumen melakukan pembelian maka
perusahaan dalam menyusun strategi pemasaran yang
sesuai dengan kemampuannya (Tjiptono, 2014).
Keputusan memilih menggunakan OVO dalam
melakukan transaksi pembelian memberikan manfaat lebih
bagi seorang mahasiswa yang sibuk untuk keluar
kampusnya untuk mencari produk yang diinginkan
(Ramadoni, 2020). Sebenarnya banyak aplikasi e money
yang ada di Indonesia yang dipilih oleh khususnya para

2 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


mahasiswa dalam membantu aktivitas kegiatan yang super
padat dengan tugas perkuliahannya (Nasution, 2020).
Seorang konsumen akan memutuskan untuk
menggunakan aplikasi OVO mana kala pada waktu
sebelumnya konsumen merasa bahwa aplikasi OVO
mampu memberikan nilai kepuasan seorang konsumen
(Firdiansyah, 2019). Baik usaha mikro dan makro yang
menggunakan aplikasi OVO dalam meningkatkan
kepuasan konsumennya saat ini telah banyak bergabung
(Wibawa, 2019). Tujuannya bagaimana rasa kepuasan
konsumen dapat tercapai dalam upaya pemenuhan
kebutuhan dan keinginan konsumen (Nurjanah, 2020).
Faktor kemudahan aplikasi dianggap berpengaruh
terhadap keputusan pembelian seorang konsumen
(Santoso, 2020). Kemudahan suatu aplikasi pembayaran
selama ini menjadi masalah bagi konsumen yang kurang
paham bagaimana mengoperasikan aplikasi tersebut. Akan
konsumen akan terus belajar untuk memahaminya. Hal ini
disebabkan karena nilai manfaat yang ditawarkan oleh
aplikasi OVO tersebut (Suputra, 2019). Kemampuan
penyedia aplikasi pembayaran OVO dalam memahami
akan ekspektasi para konsumen selama ini dianggap baik
(Prabawani, 2019). Selanjutnya aspek yang perlu
diperhatikan dalam memberikan kemudahan pada sebuah
aplikasi yaitu mudah untuk dipelajari, mudah untuk
dimengerti dan mudah untuk mendapat informasi
(Hidayatullah, 2019).
Faktor selanjutnya yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam melakukan keputusan pembelian melalui
penggunaan aplikasi OVO yaitu price discount

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 3
(Cahyaningtya, 2020). Memberikan discount harga pada
event tertentu sering dilakukan oleh perusahaan dalam
memberikan stimulus pembelian konsumen (Sukandani,
2020). Sehingga dengan adanya price discount terlihat
bahwa harga yang ditawarkan lebih rendah dibandingkan
harga normal pada umumnya (Jatra, 2019).

4 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


BAB 2
MEMBERIKAN KEMUDAHAN
KEPADA KONSUMEN

K
ecenderungan dalam belanca online saat ini telah
banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia.
Saat pandemic seperti ini akan sangat
mempermudah bagi konsumen khususnya dalam
melakukan transaksasi pembelian. Pilihan ini dilakukan
konsumen untuk mengurangi tingkat kerumunan yang
nanti akan memicu terjadi kontak secara langsung dan
akan berdampak kepada penyebaran Covid 19. Kemudian
selain dari mengurangi tingkat kerumunan yang ada
Kemudahan yang mengarah pada keyakinan
individu bahwa pemakaian sistem tersebut tidak banyak
memerlukan usaha. Kemudahan merupakan suatu bagian
dari Technology Acctance Model (TAM). TAM merupakan
suatu teori yang menggunakan pendekatan dengan teori
perilaku (behavioral theory) yang banyak digunakan dalam
mengkaji proses adopsi system informasi (Hidayatullah,
2019).
Selain mengurangi adanya kerumunan, belanja online
juga memudahkan seseorang untuk belanja tanpa ribet, dan
antri. Namun tak sedikit pula yang masih ragu, takut atau
bahkan tidak mau sama sekali untuk belanja online karena

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 5
masih maraknya penipuan dalam mengatas namakan
aplikasi belanja online, sehingga membuat sebagian
masyarakat takut dan tidak mau untuk berbelanja online,
peneliti ingin mencoba meneliti pengaruh faktor harga,
keamanan, kemudahan, dan kepercayaan terhadap
perilaku belanja online dimasa pandemi Covid-19 (Susanti,
2022).
Kemudahan didefinisikan sebagai sejauh mana
seorang percaya bahwa menggunakan suatu teknologi
akan bebas dari usaha. Kemudahan penggunaan adalah
mudah dipelajari, mudah dipahami, simple dan mudah
pengoprasiannya (Widiyanti, 2020). Kemudahan pengguna
mampu mengurangi usaha seseorang baik waktu maupun
tenaga untuk mempelajari sistem atau teknologi karena
individu yakin bahwa sistem atau teknologi tersebut
mudah untuk dipahami. Intensitas pengguna dan interaksi
antara pengguna dengan sistem juga dapat menunjukkan
kemudahan pengguna. Sistem yang lebih sering digunakan
menunjukkan bahwa sistem tersebut lebih dikenal, lebih
mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh
penggunanya.
Menurut Davis (1989) Kemudahan merupakan
tingkat dimana seseorang meyakini bahwa penggunaan
terhadap suatu sistem merupakan hal yang tidak sulit
untuk dipahami dan tidak memerlukan usaha berat dari
pemakainya untuk bisa menggunakannya. Sehingga
kemudahan dapat diartikan bahwa suatu sistem dibuat
bukan untuk mempersulit penggunaannya, tetapi suatu
sistem dibuat dengan tujuan untuk memberikan
kemudahan bagi para penggunanya. Oleh karena itu,

6 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


seseorang yang menggunakan suatu sistem tertentu akan
bekerja lebih mudah jika dibandingkan dengan seseorang
yang bekerja secara manual. Kemudahan menjelaskan
bahwa apabila suatu teknologi mudah digunakan, maka
pengguna akan cenderung untuk menggunakan teknologi
tersebut.
Menurut Jogiyanto (2016:134) Persepsi kemudahan
merupakan suatu kepercayaan tentang proses pengambilan
keputusan. Jika seseorang merasa percaya bahwa sistem
informasi mudah digunakan atau tidak sulit untuk
dipahami maka dia akan menggunakannya. Sebaliknya,
jika seseorang merasa percaya bahwa sistem informasi
tidak mudah digunakan atau sulit dipahami maka orang
tersebut tidak akan menggunakannya.
Persepsi seseorang tentang kemudahan dalam
menggunakan suatu sistem merupakan tingkat dimana
seseorang percaya bahwa menggunakan sistem tersebut
akan bebas dari kesalahan dan suatu usaha. Semakin
mudah suatu sitem tersebut dalam penggunaannya maka
lebih sedikit upaya yang harus dikerjakan seseorang
sehingga dapat meningkatkan kinerja seseorang ketika
menggunakan teknologi tersebut. Karena kemudahan
penggunaan merupakan usaha yang tidak memberatkan
atau tidak membutuhkan kemampuan yang tinggi ketika
seseorang menggunakan suatu sistem tersebut.
Faktor kemudahan ini terkait dengan bagaimana
operasional bertransaksi secara online. Pada saat pertama
kali bertransaksi online biasanya calon pembeli akan
mengalami kesulitan, karena faktor keamanan dan tidak
tahu cara bertransaksi secara online pembeli cenderung

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 7
mengurungkan niatnya untuk berbelanja online. Disisi lain
ada juga beberapa calon pembeli yang berinisiatif untuk
mencoba karena mereka telah mendapatkan informasi
tentang cara bertransaksi online. Dengan menyediakan
layanan dan petunjuk bagaimana cara bertransaksi online,
mulai dari cara pembayaran, dan fitur pengisian form
pembelian (Djawoto, 2017).
Menurut Panggih Rizki Dwi Istiarni (2014: 19-20)
kemudahan dalam menggunakan teknologi dipengaruhi
beberapa faktor:
a. Faktor pertama berfokus pada teknologi itu sendiri,
suatu teknologi yang baik dan digunakan secara terus
menerus akan memberikan kemudahan bagi pengguna
dalam menggunakannnya. Contohnya pengalaman
pengguna terhadap penggunaan teknologi sejenis akan
memberikan kemudahan pengguna.
b. Faktor kedua adalah reputasi akan teknologi tersebut
yang diperoleh oleh pengguna. Reputasi yang baik
yang didengar oleh pengguna akan mendorong
keyakinan pengguna terhadap kemudahan
penggunaan teknologi tersebut.
c. Faktor ketiga yang mempengaruhi persepsi pengguna
terhadap kemudahan menggunakan teknologi adalah
tersedianya mekanisme pendukung yang handal.
Mekanisme pendukung yang terpercaya akan
membuat pengguna merasa nyaman dan merasa yakin,
bahwa terdapat mekanisme pendukung yang handal
jika terjadi kesulitan dalam menggunakan teknologi,
maka mendorong persepsi pengguna ke arah yang
lebih positif.

8 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


Menurut (Tatik Suryani, 2013) Ada beberapa
indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
kemudahan dalam berbelanja online menurut Suryani
(2013) yaitu : 1) mudah dalam mengakses merek dan
penjual ; 2) tidak merasa malu ketika membeli; 3) tidak
perlu meninggalkan rumah ; 4) mudah melakukan
perbandingan ; 5) hemat waktu.
Kemudahan dapat diukur melalui indikator yang
terdiri dari 1) Kemudahaan dalam informasi navigasi
pencarian, 2) Kemudahaan prosedur pemesanan, 3)
Kemudahaan prosedur pembayaran dan 4) Kemudahaan
dalam mengakses website (Prabawani, 2019).
Menurut Davis dalam (Prabawani, 2019)
memberikan beberapa indikator kemudahan yaitu :
a. OVO sangat mudah untuk dipelajari (easy to learn)
OVO diindikasikan tidak sulit untuk dipelajari artinya
bahwa ketika seseorang pertama kali melakukan
transaksi menggunakan OVO, orang tersebut akan
langsung mengerti dan paham tata cara penarikan
uang, pengecekan saldo ataupun transaksi lainnya
dalam waktu singkat. Sehingga untuk pemakaian OVO
selanjutnya tidak ada kesulitan apapun dalam
menggunakannya. OVO yang mudah dipelajari akan
memudahkan orang dalam penggunaannya.
b. OVO sangat mudah untuk dioperasikan
(understandable)
Understandable maksudnya adalah bahwa OVO
sangat mudah untuk dioperasikan. Suatu teknologi
yang jelas dan dapat dioperasikan dengan mudah,
maka akan memudahkan pemakai dalam

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 9
penggunaannya. OVO merupakan jenis kartu plastik
yang dalam pengoperasian/penggunaannya dapat
dilakukan dengan mudah. Dalam pengoperasian atau
penggunaan OVO sangat mudah, karena hanya
dengan memasukan kartu OVO kedalam mesin OVO
dan memasukan PIN atau pasword kartu OVO yang
dimiliki, lalu setelah itu nasabah dapat melakukan
berbagai macam transaksi yang telah disediakan.
c. OVO mengerjakan dengan mudah apa yang
diinginkan oleh pengguna (easy to get the system to do
what user want to do)
Easy to get the system to do what user want to do
bahwasanya suatu OVO menyediakan fasilitas yang
mudah sesuai dengan kebutuhan orang yang
menggunakannya, bahkan OVO tersebut mengerjakan
apa yang seseorang inginkan dengan mudah. Dengan
adanya fasilitas yang menyediakan sesuai dengan
kebutuhan seseorang, maka akan memudahkan
seseorang dalam menggunakannya. Dalam hal ini
OVO sebagai bagian dari teknologi yang merupakan
fasilitas yang diberikan oleh suatu bank menyediakan
berbagai macam transaksi yang dibutuhkan oleh
nasabah, seperti penarikan uang tunai secara cash,
transfer antar bank, pembayaran tagihan, dan transaksi
lainnya.
d. Tidak dibutuhkan banyak usaha untuk berinteraksi
dengan OVO (doesn’t require a lot of mental effort)
Penggunaan OVO diindikasikan bahwa tidak
dibutuhkan banyak usaha, maksudnya yaitu tidak
banyak pengorbanan yang dilakukan ketika

10 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


menggunakan teknologi. Dapat dilihat ketika
menggunakan OVO, nasabah tidak memerlukan waktu
yang lama dan tidak menunggu antrian yang panjang.
Sehingga tidak akan mengganggu aktivitas yang
sedang dilakukannya.
e. Fleksibel (flexibel)
Fleksibel adalah kemampuan untuk beradaptasi dan
bekerja dengan efektif dalam situasi yang berbeda, dan
dengan berbagai individu/kelompok. Fleksibel dalam
menggunakan OVO, diindikasikan bahwa
menggunakan OVO dapat dilakukan dimana saja dan
dapat dilakukan kapan saja tidak terikat oleh waktu.
Dengan begitu OVO merupakan salah satu fasilitas
perbankan yang fleksibel, karena dalam menggunakan
OVO dapat dilakukan pada mesin OVO mana saja,
dengan ketentuan menggunakan mesin OVO yang
sesuai dengan perbankan yang mengeluarkan OVO
tersebut, atau dapat juga digunakan pada mesin yang
berlogo OVO Bersama maupun OVO Prima.
Penggunaan OVO dapat dilakukan kapan saja, karena
mesin OVO tersedia selama 24 jam.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 11
BAB 3
STARTEGI PRICE DISCOUNT

H
arga adalah nilai peroses perpindahan pruduk
dari pihak pemilik kepada pemilik berikutnya
yang di ukur dengan sejumlah uang yang
diperlukan ketika ingin mendapatkan sejumlah produk dan
pelayanannya. Harga merupakan cara legal untuk memiliki
sebuah barang untuk digunakan atau diperdangangkan
seanjutnya karna sudah menjadi hak milik perpindahan
tangan dari penjualan kepada pembeli atau untuk
mendapatkan sejumlah hak penggunaan produk harus
memiliki sejumlah pembayaran. Definisi yang sama juga
dijelaskan harga adalah sebagai alat yang mengandung
kegunaan untuk mendapatkan sebuah produk dengan
jumlah uang atau satuan moneter dan non-moneter.
Demikian, harga merupakan faktor utama yang
merupakan penerus posisi dan harus diputuskan sesuai
sasaran pemasaran, bauran ragam produk dan pelayanan,
serta bagi persaingan. Dengan memberikan harga yang
lebih murah dari peritel lainnya dan dengan seringnya
memberikan harga promo, maka akan menarik pembelian
tidak terencana konsumen. Metode potongan harga ini
diberikan juga berdasarkan pada taktik promosi penjual
kepada para konsumen agar menarik perhatian para

12 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


konsumen. Tetapi potongan harga ini juga memberikan
dampak positif bagi para konsumen yang berpenghasilan
rendah karena berkat adanya potongan harga produk yang
semula tidak mampu dibelinya sekarang bisa mampu
untuk dibeli. Seoerti inilah seharusnya dinamika harta
benda berperan dalam kehidupan. Orang yang sebelumnya
tidak mampu akhirnya diberi kesempatan untuk bisa
membeli produk yang diinginkan.
Diskon atau potongan harga sangat efektif dalam
menarik respon konsumen untuk membeli produk dan ritel
sering menggunakan diskon harga untuk meningkatkan
perputaran barang pada tokonya atau product turn over.
Transaksi perdagangan selalu melibatkan dua pihak yaitu
pihak pembeli sebagai pihak penerima barang dan penjual
sebagai pihak yang menyerahkan barang. Sebelum
transaksi terjadi kedua belah pihak harus mencapai
kesepakatan mengenai harga dari barang-barang yang
diperjualbelikan beserta syarat-syarat lainnya, termasuk di
dalamnya mengenai diskon (Zunaida, 2020).
Perusahaan selalu berusaha untuk dapat menetapkan
harga jual yang bisa diterima oleh konsumen dan dianggap
paling menguntungkan bagi perusahaan. Harga jual ini
adalah harga yang ada dalam daftar harga perusahaan
tersebut atau dalam advertising, sehingga harga jual disini
yang dimaksud adalah harga jual pada konsumen terakhir.
Meskipun demikian pihah-pihak tertentu dan dengan
syarat-syarat tertentu dapat diberikan potongan harga
kepada para pembeli baik grosir, pengecer dan konsumen
lainnya. Ini sangat menguntungkan karena konsumen

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 13
dapat menjamin kestabilan harga yang telah ditawarkan
oleh perusahaan yang bersangkutan (Fandy Tjiptono, 2014).
Potongan harga (price discount) adalah pengurangan
harga yang diberikan perusahaan dalam periode tertentu
dan untuk meningkatkan penjualan suatu produk (Keller,
2016).
Harga diskon dapat ditawarkan sebagai pengurangan
dalam hal persentase dari harga asli. Potongan harga
adalah insentif ekstra agar konsumen mau melakukan
tindakan, paling tidak punya perhatian terhadap produk
yang ditawarkan. Dengan kata lain besarnya potongan
harga dapat memberikan dorongan bagi konsumen untuk
melakukan pembelian (Sutisna, 2012).
Menurut McCarthy (2015: 362), potongan harga
merupakan penurunan harga yang dicatat dari penjual
kepada pembeli yang tidak menjalankan fungsi pemasaran
tertentu atau tidak menjalankan fungsi pemasaran atau
menjalankan fungsinya sendiri.
Sedangkan menurut (F Tjiptono, 2013), potongan
harga adalah potongan harga yang diberikan penjual
kepada pembeli karena harga aktivitas tertentu, dan
pembeli menarik bagi penjual. Para konsumen tertarik
untuk mendapatkan harga yang pantas. Harga yang pantas
berarti nilai yang di persepsikan pantas pada saat transaksi
dilakukan.
Faktor-faktor pemberian discount berasal dari penjual
dan merupakan strategi dari penjual untuk mengikat
pembeli yang memang sengaja diberikan untuk suatu
tujuan tertentu. Discount diberikan dengan tujuan tertentu
baik hal tersebut menguntungkan bagi perusahaan

14 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


maupun konsumen. Ada beberapa pendapat yang
mengatakan mengapa discount diberikan dan faktor-faktor
yang menyebabkan supermarket dan departement store
memberikan discount kepada konsumen. Menurut Rewolg
dalam Mariana (2009:54) faktor-faktor pemberian discount
adalah sebagai berikut untuk mengikat pembeli,
menguntungkan beberapa langganan, memberikan nilai
ekonomis pada masyarakat, merubah pola pemberian,
memancing pembeli untuk membeli dalam kuantitas besar.
Menurut (Keller, 2016) berpendapat bahwa discount
diberikan karena beberapa faktor, yaitu :
1. Barang akan segera digantikan oleh model yang lebih
baru.
2. Ada yang tidak beres dengan produk ini sehingga
mengalami kesulitan dalam penjualannya.
3. Perusahaan mengalami masalah keuangan yang gawat.
4. Harga akan turun lebih jauh lagi apabila harus
menunggu lebih lama.
5. Mutu produk ini oleh perusahaan diturunkan.

Perusahaan dalam menghadapi ketatanya persaingan


mencoba memberikan potongan harga kepada para
pelanggan. Diharapkan para pelanggan memiliki komiten
yang kuat untuk tidak berpindah ke produk atau jasa
lainnya. Maka dari itu perlu ada mengkombinasikan
berbagai jenis potongan harga yang tetap sesuai dengan
kondisi keuangan yang dimiliki perusahaan serta strategi
para pesaingnya.
Menurut (Keller, 2016) menjelaskan ada empat
bentuk diskon antara lain adalah sebagai berikut:

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 15
1. Diskon Kuantitas
Diskon Kuantitas merupakan potongan harga yang
diberikan guna mendorong konsumen agar membeli
dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga
meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan.
Selain itu diskon kuantitas juga dapat memberikan
manfaat berupa penurunan unit cost sebagai akibat
pesanan dan produk dalam jumlah besar.
2. Diskon Musiman
Diskon Musiman merupakan potongan harga yang
diberikan hanya pada masa-masa tertentu saja. Diskon
musiman digunakan untuk mendorong konsumen
agar membeli barang-barang yang sebenarnya baru
akan dibutuhkan beberapa waktu mendatang. Dengan
demikian, diskon musiman berpengaruh pada pola
pembelian konsumen, sehingga fungsi persediaan atau
penyimpanan bergeser ke tangan konsumen.
3. Diskon Kas (Cash Discount)
Cash Discount merupakan potongan yang diberikan
apabila pembeli membayar tunai barang-barang yang
dibelinya atau membayarnya dalam jangka waktu
tertentu sesuai dengan perjanjian transaksi.
4. Trade (functional)
Discount Trade discount diberikan oleh produsen
kepada penyalur (wholesaler dan retailer) yang terlibat
dalam pendistribusian barang dan pelaksanaan
fungsifungsi tertentu, seperti penjualan, penyimpanan,
dan record keeping.

Sedangkan menurut McCarthy dan Pereault

16 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


(2009:362-363) membagi jenis-jenis discount menjadi :
1. Discount kuantitas (quantity discount) adalah
penawaran discount untuk mendorong para pelanggan
membeli dalam jumlah yang lebih besar. Hal ini
memungkinkan penjual untuk memperoleh bisnis
lebih banyak dari pembeli, atau mengalihkan sebagian
fungsi penyimpanan sediaan kepada pembeli, atau
mengurangi biaya pengiriman dan penjualan. Discount
kuantitas dibagi menjadi dua, yakni discount kuantitas
kumulatif dan discount nirkumulatif.
2. Discount kuantitas kumulatif (cumulative quantity
discount) diterapkan dalam pembelian selama periode
tertentu, seperti satu tahun dan discount tersebut
biasanya meningkat ketika jumlah pembelian juga
meningkat. Discount kumulatif mendorong pembelian
ulang dengan mengurangi biaya pelanggan untuk
pembelian tambahan.
3. Discount kuantitas nirkumulatif (noncumulative
quantity discount) hanya berlaku untuk pesanan
individual. Discount seperti ini mendorong pesanan
yang lebih besar tetapi tidak mengikat seseorang
pembeli kepada penjual setelah satu pembelian.
4. Discount musiman (seasonal discount) adalah discount
yang ditawarkan untuk mendorong para pembeli
menyimpan sediaan lebih awal ketimbang yang
diperlukan saat ini. Discount ini cenderung
mengalihkan fungsi penyimpanan sediaan lebih jauh
di sepanjang saluran. Hal ini juga cenderung
meratakan penjualan di sepanjang tahun sehingga
memungkinkan pengoprasian sepanjang tahun.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 17
5. Discount tunai (cash discount) adalah pengurangan
harga untuk mendorong pembeli membayar tagihan
mereka dengan cepat. Persyaratan bagi suatu discount
cash biasanya mengubah syarat “netto”.
6. 2/10, Neto 30 berarti bahwa penjual memberikan
potongan dua persen dari harga resmi yang tercantum
dalam faktur apabila pembeli melunasi tagihan dalam
10 hari. Jika tidak, nilai penuhnya harus dibayar dalam
30 hari.
7. Discount dagang (discount fungsional) adalah
pengurangan harga tercatat yang diberikan kepada
anggota saluran atas pekerjaan yang akan mereka
lakukan. h. Harga obral (sale price) adalah potongan
harga temporer dari harga tercatat atau resmi. Harga
obral dimaksudkan agar pelanggan segera membeli.

Kemudian (Fandy Tjiptono, 2014) terdapat empat


bentuk diskon, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Diskon Kuantitas (Quantity Discount)
Diskon kuantitas merupakan potongan harga yang
diberikan guna mendorong konsumen agar membeli
dalam jumlah yang lebih banyak, sehingga
meningkatkan volume penjualan secara keseluruhan.
Diskon kuantitas terdiri atas dua jenis, yaitu :
a. Diskon Kuantitas Kumulatif
Diskon kuantitas kumulatif diberikan kepada
konsumen yang membeli barang selama periode
waktu tertentu, misalnya terus-menerus selama
satu tahun.
b. Diskon Kuantitas Non Kumulatif

18 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


Diskon kuantitas non kumulatif didasarkan pada
pesanan pembelian secara individual. Jadi hanya
diberikan pada satu pembelian dan tidak
dikaitkan dengan pembelian-pembelian sebelum
dan sesudahnya
2. Diskon Musiman (Seasonal Discount)
Diskon musiman adalah potongan harga yang
diberikan hanya pada masamasa tertentu saja. Diskon
musiman digunakan untuk mendorong konsumen
agar membeli barang-barang yang sebenarnya baru
akan dibutuhkan beberapa waktu mendatang.
3. Diskon Kas (Cash Discount) Diskon kas merupakan
potongan harga yang diberikan apabila pembeli
membayar tunai barang-barang yang dibelinya atau
membayarnya dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan perjanjian transaksi (termin penjualan/sales
term).
4. Trade (Functional)
Discount Trade discount diberikan oleh produsen
kepada para penyalur yang terlibat dalam
pendistribusian barang dan pelaksanaan fungsi-fungsi
tertentu, seperti penjualan, penyimpanan, record
keeping

Perusahaan pada umumnya akan menyelesaikan


daftar harga mereka kemudian memberikan diskon dan
potongan harga untuk setiap pembayaran yang lebih cepat,
pembelian dalam jumlah besar, dan pembelian diluar
musim. Penyesuaian harga ini disebut diskon dan
pengurangan harga. Selanjutnya menurut (Mulyadi

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 19
Nitisusastro, 2013) Tujuan diadakannya price discount
yaitu sebagai berikut:
1. Mendorong pembeli untuk membeli dalam jumlah
yang besar sehingga volume penjualan diharapkan
akan bisa naik. pemberian potongan harga akan
berdampak terhadap konsumen, terutama dalam pola
pembelian konsumen yang akhirnya juga berdampak
terhadap volume penjualan yang diperoleh
perusahaan.
2. Pembelian dapat dipusatkan perhatiannya pada
penjual tersebut, sehingga hal ini dapat menambah
atau mempertahankan langganan penjual yang
bersangkutan.
3. Merupakan sales service yang dapat menarik
terjadinya transaksi pembelian

Sedangkan menurut Prihastama (2016) tujuan


diberikannya diskon yaitu:
1. Mendorong pembeli untuk membeli dalam jumlah
yang besar sehingga volume penjualan diharapkan
akan bisa naik. Pemberian potongan harga akan
berdampak terhadap konsumen, terutama dalam pola
pembelian konsumen yang akhirnya juga berdampak
terhadap volume penjualan yang diperoleh
perusahaan.
2. Pembelian dapat dipusatkan perhatiannya pada
penjual tersebut, sehingga hal ini dapat menambah
atau mempertahankan langganan penjual yang
bersangkutan.

20 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


3. Merupakan sales service yang dapat menarik
terjadinya transaksi pembelian. Berdasarkan paparan
di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor diskon
diberikan pada konsumen dari penjual yang mana
untuk meningkatkan pembelian dari konsumen
sebagai salah satu strategi promosi.

Menurut (Sutisna, 2012) potongan harga adalah


pengurangan harga produk dari harga normal dalam
periode tertentu. Yang menjadi dimensi discount adalah :
1. Besarnya potongan harga
Besarnya ukuran potongan harga yang diberikan pada
saat produk di discount. Perusahaan sering
memberikan besarnya potongan harga berdasarkan
pada jumlah tertentu. Hal ini bertujuan agar kuantitas
produk atau jasa yang dibeli sesuai dengan yang
ditarget perusahaan. sehingga upaya pemberian
potongan harga mampu mencapai target penjualan
yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
2. Masa potongan harga
Jangka waktu yang diberikan pada saat terjadinya
discount. Perusahaan akan memberikan potongan
harga pada waktu tertentu. Biasanya pada momen
tertentu. Misalnya pemberikan potongan harga pada
akhir tahun untuk mencapai target penjualan yang
belum tercapai atau memberikan pada hari jadi
perusahaan sebagai bentuk apresiasi kepada
pelanggan yang loyal terhadap produk atau jasa
perusahaan.
3. Jenis produk yang mendapatkan potongan harga

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 21
Keanekaragaman pilihan pada produk yang di
discount. Perusahaan juga sering memberikan potongan
harga pada produk tertentu. Biasanya produk yang
banyak mendapatkan potongan penjualan yaitu
produk dengan jenis tertentu yang selama ini sulit laku
oleh tenaga penjaulan.

Price discount dapat diukur dengan indikator melalui


1) Mendorong konsumen untuk membeli dalam jumlah
yang banyak, 2) Mengantisipasi promosi pesaing, 3)
Mendukung perdagangan dalam jumlah yang lebih besa
(Fadli, 2020).

22 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


BAB 4
MEMAHAMI KEPUASAN KONSUMEN

K
epuasan konsumen merupakan ungkapan rasa
puas atau tidak dari mengkonsumsi produk atau
jasa yang dipilihnya. Umumnya rasa puas ini
didapatkan jika nilai ekspektasi (harapan) melebih dari
kinerja produk atau jasa. Sebaliknya jika nilai nilai
ekspektasi yang diharapkan konsumen tidak mampu
dipenuhi melalui kinerja produk atau jasa tersebut (Lestari,
2019). Kepuasan konsumen merupakan perasaan senang
atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan
antara kesannya terhadap kinerja produk yang ril atau
actual dengan kinerja produk yang diharapkan (Etta
Mamang Sangaji Dan Sopiah, 2013). Kepuasan konsumen
adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap
kinerja (hasil) suatu produk dengan harapan-harapannya
(F. Tjiptono, 2012).
Usaha mewujudkan kepuasan konsumen tidaklah
mudah. Tetapi usaha untuk senantiasa memperbaiki
kepuasan konsumen dapat dilakukan dengan berbagai
strategi. Performa suatu perusahaan berpengaruh besar
terhadap minat konsumen sehingga diperlukan suatu
strategi yang jitu untuk melakukan hal tersebut. Pada

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 23
hakikatnya, strategi kepuasan konsumen akan
menyebabkan pesaing harus bekerja keras dan
memerlukan biaya tinggi dalam usahanya merebut
konsumen suatu penyedia jasa.
Menurut Fornell dalam Tjiptono dan Chandra (F. G.
C. Tjiptono, 2011); Bahwa pada setiap perusahaan
menerapkan strategi bisnis kombinasi antara lain:
1. Strategi Ofensif
Ditujukan untuk meraih atau mendapatkan konsumen
baru. Dengan straetegi ini, perusahaan berharap dapat
meningkatkan pangsa pasar, penjualan dan jumlah
konsumennya. Hingga saat ini perhatian perusahaan
lebih banyak dicurahkan pada strategi ofensif. Apabila
perusahaan hanya berfokus pada strategi ofensif dan
mengabaikan strategi defensif, risiko terbesarnya
adalah kelangsungan hidupnya dapat terancam setiap
saat.
2. Strategi Defensif
Meliputi usaha mengurangi kemungkinan customer exit
dan beralihnya konsumen ke pemasar lain. Tujuan
strategi ini adalah untuk meminimalisasi customer
turnover atau memaksimalkan customer retention
dengan melindungi produk dan pasarnya dari
serangan para pesaing. Cara untuk mencapai tujuan ini
adalah dengan meningkatkan kepuasan konsumen saat
ini.

Menurut Tjiptono (2012:159); menjelaskan bahwa rasa


ketidakpuasan konsumen diakibatkan oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut dianggap

24 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


krusial dalam mencapai kepuasan yang dirasakan oleh
konsumen. Berikut akan dijabarkan definisi dari kedua
faktor tersebut yakni:
1. Faktor internal yakni faktor yang terdapat pada diri
konsumen yang mendapatkan pelayanan dari
perusahaan yang terdiri atas pegawai yang bersikap
kasar, jam karet, kesalahan dalam pencatatan transaksi
dan sebagainya. Faktor ini yang menjadikan pihak
perusahaan dapat melakukan upaya perbaikan dari
dalam organisasi. Hal ini yang menjadikan organisasi
maupun perusahaan terus berbenah dalam
menciptakan rasa kepuasan yang diharapkan oleh
konsumen.
2. Faktor eksternal yakni faktor yang terdapat diluar dari
konsumen atau konsumen yang terdiri atas : cuaca,
gangguan pada infrastruktur umum, tindak kriminal
dan sebagainya. Pada konsumen yang merasakan rasa
ketidakpuasan ada beberapa hal yang mungkin dapat
dilakukannya misalnya tidak melakukan apa - apa,
berdiam diri, tidak melakukan komplain, melakukan
komplain, akan tetapi di dalam diri tidak akan
membeli atau melakukan transaksi di tempat tersebut.
Pada faktor eksternal sebuah organisasi maupun
perusahaan tidak dapat memperbaiki segala
permasalahan yang ada, karena pada hakekatnya
faktor eksternal terdapat di luar jangkauan dari
perusahaan. Hal ini menjadikan sinyal bagi
perusahaan kiranya dalam merumuskan sebuah
kebijakan mesti memperhatikan juga faktor eksternal
yang terdapat di sekeliling perusahaan tersebut.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 25
Menurut riset Bain & Company didalam (F. Tjiptono,
2012); Ada enam faktor dalam mempertahankan konsumen
diantaranya:
1. Biaya akuisisi konsumen baru. Meskipun bervariasi
antar industri dan antar situasi, umumnya biaya
mendapatkan konsumen baru lebih mahal 5 - 6 kali
lipat dibandingkan biaya mempertahankan konsumen
yang puas.
2. Profit dasar. Pada banyak industri jasa, harga yang
dibayarkan konsumen selama tahun pertama atau
bahkan beberapa tahun pertama belum bisa menutupi
biaya-biaya menghasilkan jasa.
3. Pertumbuhan pendapatan. Dalam kebanyakan situasi,
konsumen lama bisa memberikan bisnis lebih banyak
bagi penyedia jasa yang sama.
4. Penghematan biaya. Seiring berjalannya waktu,
penyedia jasa dan konsumen saling mempelajari satu
sama lain tentang apa yang diharapkan dan bagaimana
mewujudkannya.
5. Referrals. Konsumen lama yang puas bisa
menyampaikan komunikasi getok tular positif dan
merekomendasikan penyedia jasa kepada teman,
tetangga, saudara, rekan kerja, dan pihak lain.
Konsumen mengambil ahli peranan sebagai pemasar
tanpa biaya tambahan bagi perusahaan.
6. Harga premium. Dalam sejumlah kasus, Kualitas
Pelayanan diperkenalkan ditawarkan dalam rangka
merayu konsumen baru agar bersedia pindah pemasok
dan membeli produk/jasa perusahaan. Sementara

26 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


konsumen lama biasanya membayar harga yang lebih
mahal dibandingkan konsumen baru.
7. Sistem keluhan dan saran. Dalam mengukur kepuasan
konsumen akan pelayanan yang diberikan perbakan,
ada kalanya perusahaan terkadang memberi sebuah
kotak saran maupun kritikan yang disediakan guna
memberikan akan kualitas pelayanan yang diberikan.
8. Ghost shopping (mystery shopping). Pada cara ini
perusahaan memberikan tugas kepada seseorang
untuk menilai dari cabang-cabang kantor perusahaan
guna menilai sejauh mana standar kualitas pelayanan
sudah dijalankan. Sering kali cara ini dikenal dengan
pembeli hantu.
9. Lost customer, pada cara kali ini, mengukur kepuasan
konsumen dengan cara menghubungi kembali
konsumen sejauh mana produk maupun layanan yang
telah diterima konsumen.
10. Survey kepuasan konsumen. Cara yang terakhir ini
merupakan gabungan dari ketiga cara di atas guna
untuk mengukur sejauh mana kulialitas pelayanan
yang telah diberikan karyawan perusahaan kepada
konsumen.

Masalah kepuasan konsumen sangat kompleks serta


hal ini memerlukan pengukuran secara terus menerus.
Konsumen selalu memiliki rasa membanding-bandingkan
pelayanan yang ada di perusahaan. Apa lagi seorang
konsumen membandingkan dengan kompetitor
perusahaan lainnya. Tentunya maslah seperti ini harus
benar-banar mendapat perhatian yang serius oleh pihak

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 27
perusahaan yang pada saat ini dalam era persaingan yang
begitu tajam. Berikut akan dijelaskan bagaimana mengukur
dari kepuasan konsumen.
Perusahaan yang mampu menciptakan rasa kepuasan
kepada konsumenya meruapakan salah satu kunci
kesuksesan bagi perusahaan pada masa mendatang. Ini
memaksakan setiap perusahaan ataupun perusahaan harus
terus berbenah diri untuk dapat memahami rasa kepuasan
konsumen atau konsumennya. Menurut (F. Tjiptono, 2012)
kepuasan konsumen juga berpotensi memberikan sejumlah
manfaat spesifik diantaranya:
1. Berdampak posotif terhadap loyalitas konsumen
Perusahaan mapun perusahaan yang dapat
menciptakan loyalitas konsumen pastinya slalu diawali
dengan penciptaan kepuasan konsumen yang
dibarengi dengan kualitas pelayanan yang prima.
Maka seduh selayak bahwa kualitas pelayanan tidak
dapak dipungkiri lagi bahwa pelayanan yang prima
adalah salah satu langkah awal dalam meletakkan
kepuasan konsumen.
2. Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan,
terutama melalui pembelian ulang, cross – selling dan up
– selling.
Perusahaan atau perusahaan yang memiliki konsumen
yang loyal merupakan pintu pembuka penerimaan
perusahaan. Dengan keloyalan konsumennya
perusahaan tesebut berpeluang besar dengan
pembelian ulang yang akan dilakukan konsumen
tersebut. Melakukan transaksi dalam pembelian
dengan kemudahan yang ada diperusahaan tersebut

28 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


menjadikan bank dapat memutar arus kas yang ada,
sehingga uang atau simpanan konsumen yang ada di
perusahaan dapat secara optimal terselurkan baik
secara pinjaman maupun kredit.
3. Menekan biaya transaksi konsumen dimasa depan,
terutama biaya – biaya komunikasi pemasaran,
penjualan dan layanan konsumen.
Perusahaan yang dapat mencipakan kepuasan
konsumen pastnya dapat memiliki keunggulan dalam
hal menekan biaya promosi. Hal ini dapat terlihat
dengan adanya loyalitas konsumen merupakan salah
satu bentuk promosi yang secara tidak langsung yang
dapat membantu perbakan dalam mempromosikan
produk-produk perusahaan.
4. Menekan polatilitas dan resiko berkenaan dengan
prediksi aliran kas masa depan.
Bagi perusahaan yang memiliki konsumen yang loyal,
maka arus yang ada dapat diprediksi dengan baik,
sehingga tingkat kemanan dari arus kas yang ada
dapat terjamin kemanannya serta dapat menjadikan
perusahaan tersebut untuk terus berupaya dengan
keras mengoptimalkan arus kas yang ada.
5. Meningkatkan toleransi harga, terutama kesediaan
konsumen untuk membayar harga premium dan
konsumen cenderung tidak mudah tergoda untuk
beralih pemasok.
Bagi konsumen yang tergolong dengan ekonomi
menengah kebawah fakror harga merupakan salah
satu hal penting dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Suku bunga yang ringan serta biaya administrasi

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 29
ringan adalah satu pertimbangan didalam memilih
produk perusahaan mana yang paling
menguntungkan. Akan tetapi semua itu tentunya
dapat menjadi toleransi apabila perusahaan belum
dapat memberikan suku bungan yang ringan dan
biaya administrasi yang tinggi dengan memiliki
konsumen yang loyal. Sehingga konsumen perusahaan
tersebut tidak akan tergoda dengan penawan-
penawaran perusahaan lainnya.
6. Menumbuhkan rekomendasi getok tular positif
Perusahaan yang dapat memberikan kepuasan kepada
konsumen serta dapat menciptakan loyalitas
konsumen, maka perusahaan tersebut tidak akan susah
payah dalam mempromosikan perusahaan serta
produk-produk yang ada. Dengan loyalitas yang ada
konsumen secara tidak langsung akan
merekomendasikan kepada keluarga, rekan kerja
maupun kepada lingkungan dimana ia tinggal.
7. Konsumen cenderung lebih reseptif terhadap product –
line extensions, brand – extensions dan new add – on
services yang ditawarkan perusahaan
Konsumen yang loyal kepada perusahaan akan
menjadika rasa kepuasan yang dimilikinya menjadikan
gaya hidup menjalankan kegiatan ekonominya.
Konsumen tersebut akan terus menanti atau bahkan
mencoba produk-produk terbaru yang ditawarkan
perusahaan. Ini menjadi perusahaan tidak akan sulit
mempromosikan dalam memberikan produk terbaru
kepada calon konsumen yang baru. Alasannya

30 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


konsumen yang lama telah menunggu produk-produk
baru apa yang akan ditawarkan perusahaan.
8. Meningkatkan Bargaining Power relatif perusahaan
terhadap jaringan pemasok, mitra bisnis dan saluran
distribusi.
Perusahaan yang memiliki konsumen yang loyal, maka
akan dapat menjadikan perusahaan sebagai salah satu
mitra bisnis dalam menawarkan serta mempromosikan
produk perusahaan.

Sedangkan menurut Yuri et.al (2014:115) terdapat


beberapa manfaat jika perusahaan dapat memaksimalkan
tingkat kepuasan konsumennya, antara lain adalah:
1. Menjaga hubungan harmonis antara perusahaan dan
para konsumennya.
Perusahaan yang dapat memberikan rasa kepuasan
serta dapat memberikan loyalitas kepada konsumen
adalah salah satu cara dengan memelihara hubungan
yang hormonis antara perusahaan dengan
konsumennya. Hubungan terebut kiranya bukan saja
ketika konsumen berada di dalam bank, malainkan
juga harus juga berada diluar dari kantor perusahaan
tersebut. Sehingga akan hal ini memberikan kesan
kepada setiap konsumen bahwa karywan perusahaan
sangat ramah tamah baik ketika di dalam kantor
perusahaan maupun diluar kantor perusahaan.
2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang
Konsumen yang loyal terhadap perusahaan baik dari
pelayanan atau produk yang diterimanya maka
konsumen akan terus menerus melakukan pembelian

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 31
ulang serta akan menjadikan perusahaan menjadi
mitra dalam kegiatan ekonominya.
3. Mendorong terciptanya loyalitas konsumen
Perusahaan yang dapat meletakkan pelayanan yang
prima maka konsumen akan merasakan puas. Maka
kepuasan tersebut bukan saja terjadi secara kebetulan,
melainkan karena kecerdikan perusahaan dalam
memahami dengan baik keluhan yang dirasakan pada
setiap diri konsumennya. Kepuasan tersebut akan
menjadikan loyalitas kepada perusahaan yang
nantinya akan tercipta hubungan yang hrmonis antara
konsumen dengan perusahaan.
4. Membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang
menguntungkan bagi perusahaan.
Konsumen yang puas akan pelayanan maupun produk
perusahaan akan secara otomatis akan membentuk
sebuah promosi getok tular positif. Biasa ini dikenal
dengan istilah
5. Membuat reputasi perusahaan menjadi baik di mata
konsumen
Apabila konsumen loyal terhadap perusahaan, maka
dimata konsumen perusahaan adalah perusahaan yang
aman serta dapat dijadikan mitra dalam kegiatan
ekonomi. Perasaan yang dirasakan semua ini
disebabkan dari pelayanan maupun produk
perusahaan ang benar-benar memberikan solusi
jawaban dari semua keluhan yang dirasakan oleh
konsumen, walaupun banyak perusahaan-perusahaan
lain dalam meencoba untuk pindah kepebankan
lainnya. Akan tetapi karena konsumen sudah loyal

32 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


maka semua promosi dari perusahaan lainnya maka
konsumen tidak terpengaruh dengan iklan promosi
perusahaan lain.
6. Meningkatkan laba perusahaan
Konsumen yang loyal tentunya akan melakukan
pembelian ulang atau melakukan transaksi dalam
kegiatan ekonomi. Jika semua konsumen melakukan
hal yang sama dengan konsumen lainnya yakni
bertransaksi berulang dalam kegiatan ekonomi jelas
hal ini akan berpengaruh dengan aliran kas
perusahaan serta akan dapat mencapai dari target laba
perusahaan yang telah ditetapkan.

Menurut Tjiptono (2012:175); Ada empat metode


yang sering digunakan untuk mengukur kepuasan
konsumen, yakni:
1. Sistem keluhan dan saran
Dalam mengukur kepuasan konsumen akan pelayanan
yang diberikan perbakan, ada kalanya perusahaan
terkadang memberi sebuah kotak saran maupun
kritikan yang disediakan guna memberikan akan
kualitas pelayanan yang diberikan. Hal ini merupakan
salah satu cara dari berbagai macam pengukuran dari
kualitas pelayanan perusahaan.
2. Ghost shopping (mystery shopping)
Pada cara ini perusahaan memberikan tugas kepada
seseorang untuk menilai dari cabang-cabang kantor
perusahaan guna menilai sejauh mana standar kualitas
pelayanan sudah dijalankan. Sering kali cara ini
dikenal dengan pembeli hantu.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 33
3. Lost customer
Pada cara kali ini, mengukur kepuasan konsumen
dengan cara menghubungi kembali konsumen sejauh
mana produk maupun layanan yang telah diterima
konsumen. Terkadang cara ini memberikan
perusahaan untuk secara akurat dapat mengetahui
bagaimana cara yang baik dalam memberikan
pelayanan secara berbeda kepada setiap konsumen.
4. Survey kepuasan konsumen
Cara yang terakhir ini merupakan gabungan dari
ketiga cara di atas guna untuk mengukur sejauh mana
kulialitas pelayanan yang telah diberikan karyawan
perusahaan kepada konsumen.

Kepuasan konsumen dapat diukur melalui indikator


yaitu 1) Re-purchase: membeli kembali, dimana konsumen
tersebut akan kembali kepada keperusahaan untuk mencari
barang/jasa. 2) Menciptakan Work-of-Mouth: dalam hal
ini, konsumen akan mengatakan hal-hal yang baik tentang
perusahaan kepada orang lain. 3) Menciptakan citra merek:
konsumen akan kurang memperhatikan merek dan iklan
dari produk pesaing (Firdaus, 2020).

34 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


BAB 5
MENINGKATKAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN

P
ilihan produk konsumen dan pilihan-pilihan jasa
berubah terus-menerus. Seorang pemasar harus
mempunyai pengetahuan yang baik tentang
perilaku konsumen agar dapat memberikan definisi pasar
yang baik untuk mengikuti perubahan yang terus-menerus
ini serta untuk merancang bauran pemasaran yang tepat.
Keputusan pembelian merupakan suatu proses dalam
pemilihan tindakan pembelian dalam menentukan produk
yang paling dibutuhkan konusumen (Etta Mamang Sangaji
Dan Sopiah, 2013).
Keputusan pembelian seorang konsumen memiliki
peran penting dalam meningkatkan profittabilitas
perusahaan. Sehingga sangat perlu untuk setiap
perusahaan memperhatikan bagaimana seorang konsumen
melakukan pembelian. Merek yang kuat akan membantu
seorang konsumen untuk mengenali berbagai varian
produk dari merek yang ada. Kesanggupan untuk
mengingat dan mengenai merek tertentu ini dikenal
dengan brand awareness (Schiffman, 2012).
Konsumen membuat banyak keputusan pembelian
setiap hari, dan keputusan pembelian adalah fokusnya titik
upaya pemasar. Sebagian besar perusahaan besar meneliti

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 35
keputusan pembelian konsumen di Indonesia sangat detail
untuk menjawab pertanyaan tentang apa yang dibeli
konsumen, di mana mereka membeli, bagaimana dan
bagaimana banyak yang mereka beli, ketika mereka
membeli, dan mengapa mereka membeli (Keller, 2016).
Menurut (Keller, 2016) tahap evaluasi proses
keputusan pembelian, konsumen membentuk kesukaan
atau minat atas merek-merek dalam sekumpulan pilihan-
pilihan, konsumen juga mungkin membentuk minat untuk
membeli produk yang paling disukai.
1. Pengenalan Masalah. Konsumen sering mengalami
masalah dalam memenuhi kebutuhannya. Hal ini
terjadi ketika konsumen merasakan hal yang tidak
sesuai dengan apa yang diharapkan dengan yang
diterimanya. Sehingga konsumen akan mengenali
kebutuhan apa yang harus ia pilih dikemudian hari
untuk mendapatkan apa yang diharapkannya.
Misalnya seorang mahasiswa yang bekerja sambil
kuliah. Mahasiswa tersebut harus dapat membagi
waktunya dimana ia harus bekerja dan diwaktu lain ia
harus kuliah demi masa depannya.
2. Pencarian Informasi. Konsumen akan mencari sumber
informasi ketika ia merasakan dorongan untuk
membeli produk. Semua informasi yang berhubungan
dengan produk yang akan konsumen beli. Misalnya
seorang konsumen ingin membeli mobil baru, maka
konsumen akan mencari informasi atau iklan mobil,
mulai dari jenis, harga, lokasi atau cara
pembayarannya. Pada tahap ini konsumen akan
mencari sumber informasi yang terkait dengan

36 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


kebutuhan yang dirasakannya. Sumber informasi
terdiri dari empat kelompok yaitu pribadi meliputi
keluarga, teman. tetangga dan rekan, komersial
meliputi iklan, situs web, wiraniaga, penyalur,
kemasan dan tampilan, public meliputi media masa,
organisasi kumpulan konsumen dan eksperimental
meliputi penanganan, pemeriksaan dan penggunaan
produk.
3. Evaluasi Alternatif. Pada tahap selanjutnya adalah
evaluasi alternatif. Ketika konsumen sudah
mengelompokkan beberapa alternatif pilihan, maka
konsumen akan mengevaluasi alternatif mana yang
paling banyak memiliki nilai kepuasan. Di sini
konsumen akan lebih mengutamakan utilitasnya
berhubungan dengan banyaknya alternatif yang
dimilikinya. Beberapa konsep dasar evaluasi alternatif
terdiri dari: pertama,, konsumen berusaha memuaskan
kebutuhan yang dirasakannya. Kedua, konsumen
mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,
konsumen melihat masing-masing produk sebagai
sekolompok altribut dengan berbagai kemampuan
untuk menghantarkan manfaat yang diperlukan untuk
memuaskan kebutuhannya.
4. Keputusan Pembelian. Ketika konsumen memilih
alternatif pembelian, maka konsumen akan melakukan
pembelian. Disini konsumen akan mulai menilai
bagaimana perusahaan melayani konsumen.
Pengalaman masa lalu akan memberikan pelanggan
pengetahuan baru, sehingga pelanggan sudah
mengetahui secara pasti bagaimana perusahaan

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 37
melayani pelanggan. Jika pengalaman masa lalu
seoarang pelanggan mengalami pengalaman yang
positif maka dibenak pelanggan apapun yang
diberikan perusahaan meruapakan hal yang terbaik
menurutnya dan sebaliknya pengalaman yang buruk
ini tidak akan menjadika alternatif pembelian
pelanggan.
5. Perilaku Pasca Pembelian. Perilaku pasca pembelian
ini merupakan perilaku konsumen ketika sudah
mengkonsumsi produk yang dibelinya. Bagi
perusahaan biasanya melakukan strategi pasca
pembelian. Perusahaan sering menelpon ulang dan
bertanya bagaimana dengan produk perusahaan
apakah sudah sesuai atau tidak dengan harapan
pelanggan. Selain itu jika produk yang dibeli maka
terkadang pelanggan menelpon langsung atau datang
ke toko melampiaskan kekecewaan akan produk yang
menurutnya tidak sesuai dengan promi dengan kinerja
produk.

Menurut (Danang Sunyoto, 2013) Faktor-faktor yang


mempengaruhi perilaku konsumen untuk melakukan
keputusan pembelian yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, meliputi :
a. Budaya, beberapa sikap dan perilaku yang penting
dipengaruhi oleh budaya yaitu : rasa diri dan
ruang, komunikasi dan bahasa, pakaian dan
penampilan, makanan dan kebiasaan makan,
waktu dan kesadaran akan waktu, hubungan
(keluarga, organisasi, pemerintah), nila dan

38 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


norma, kepercayaan dan sikap,proses mental dan
pembelajaran, kebiasaan kerja dan praktik.
b. Kelas sosial, juga ikut mempengaruhi perilaku
konsumen seperti kelompok kecil, keluarga, serta
peranan dan status sosial konsumen.
c. Pengaruh pribadi, keputusan pembelian juga
dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti
umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi
ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan
konsep diri pembeli.
d. Keluarga, berperan sebagai berikut : siapa
pengambil inisiatif, siapa pemberi pengaruh, siapa
pengambil keputusan, siapa yang melakukan
pembelian, dan pemakai.
e. Situasi, karena situasi konsumen juga melibatkan
orang dan benda, sehingga kita perlu
membedakan antara pengaruh yang disebabkan
konsumen dan objek dengan pengaruh yang unik.
2. Perbedaan pengaruh dan individual, individu berbeda
dalam cara-cara fundamental lain yang mempengaruhi
perilaku konsumen.
3. Proses psikologis, pemilihan barang yang dipilih
seseorang dipengaruhi oleh 4 psikologis yaitu :
motivasi, persepsi, pengetahuan, dan kepercayaan.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi konsumen untuk
mengambil keputusan, yaitu :
a. Psikologis. Psikologis mencakup persepsi,
motivasi, pembelajaran, sikap, dan kepribadian.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 39
b. Situasional. Situasional mencakup keadaan sarana
dan prasarana tempat belanja,waktu berbelanja,
penggunaan produk, dan kondisi saat pembelian.
c. Sosial. Sosial mencakup undang-undang atau
peraturan, keluarga, kelompok referensi, kelas
sosial dan budaya.

Kehidupan konsumen tidak lepas dari melakukan


jual beli. Sebelum melakukan pembelian, seseorang
biasanya akan melakukan keputusan pembelian terlebih
dahulu terhadap suatu produk. Keputusan pembelian
merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat
dalam pengambilan keputusan untuk melakukan
pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh penjual.
Sehingga keputusan pembelian akan memiliki manfaat dan
tujuan yang berbeda-beda. Menurut (Setiadi, 2013) Manfaat
Keputusan pembelian dilihat dalam memperlakukan
pengambilan keputusan konsumen sebagai suatu pemecah
masalah kita mengasumsikan bahwa konsumen memiliki
sasaran yang ingin dicapai atau dipuaskan. Konsumen
membuat keputusan perilaku mana yang ingin dilakukan
untuk dapat mencapai sasaran mereka, dan dengan
demikian “memecahkan masalahnya”. Dalam pengertian
ini, pengambilan keputusan konsumen adalah proses
pemecah masalah yang diarahkan kepada sasaran.
Indikator keputusan pembelian dapat diukur melalui
1) Mantap atas keputusan 2) Cepat dalam memutuskan 3)
Yakin keputusan tepat (Tjiptono, 2014).

40 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


BAB 6
HUBUNGAN KEMUDAHAN, PRICE
DISCOUNT, KEPUASAN DAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN

P
enelitian ini dilakukan pada Mahasiswa Aktif STIE
Mahkota Tricom Unggul. Dimana target populasi
dan sampel yaitu 100 mahasiswa aktif khususnya
yang menggunakan aplikasi OVO. Selanjutnya kuesioner
adalah alat pengumpulan data yang dipilih dalam
penelitian ini. Terakhir analisis jalur digunakan sebagai
media untuk melihat perangaruh langsung dan tidak
langsung variabel kemudahan dan price discount terhadap
keputusan menggunakan OVO melalui kepuasan
konsumen sebagai variabel intervening.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 41
Measurement Model Analysis (Outer Model)
Convergent Validity Test
Hasil Outer Model Kemudahan

Berdasarkan gambar di atas, seluruh indikator dari variabel


kemudahan yang ada pada model lebih besar dari angka
0,7. Sehingga dapat dinyatakan handal untuk pengukuran
variabel penelitian. Kemudian dapat digunakan dalam
analisis berikutnya.

42 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


Hasil Outer Model Price Discount

Berdasarkan gambar di atas, seluruh indikator dari variabel


price discount yang ada pada model lebih besar dari angka
0,7. Sehingga dapat dinyatakan handal untuk pengukuran
variabel penelitian. Kemudian dapat digunakan dalam
analisis berikutnya.

Hasil Outer Model Kepuasan

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 43
Berdasarkan gambar di atas, seluruh indikator dari variabel
kepuasan yang ada pada model lebih besar dari angka 0,7.
Sehingga dapat dinyatakan handal untuk pengukuran
variabel penelitian. Kemudian dapat digunakan dalam
analisis berikutnya.

Hasil Outer Model Keputusan Pembelian

Berdasarkan gambar di atas, seluruh indikator dari variabel


keputusan pembelian yang ada pada model lebih besar dari
angka 0,7. Sehingga dapat dinyatakan handal untuk
pengukuran variabel penelitian. Kemudian dapat
digunakan dalam analisis berikutnya.

44 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


Construct Reliability Test
Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa:
Composite Average Variance
Variabel
Reliability Extracted (AVE)
Kemudahan 0.866 0.621
Price Discount 0.858 0.588
Kepuasan 0.838 0.549
Keputusan
pembelian 0.896 0.647

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa nila rata-


rata >0.5. Kemudian nilai composite reliability >0.7.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 45
Sehingga dapat disimpulkan bahwa indikator yang ada
pada penelitian mampu mengukur dengan baik.
Hypothesis Test
Hypothesis Origina Averag (STDEV t P Kesimpula
l e ) Statisti Valu n
Sample k e
(O)
Kemudahan 0,662 0,670 0,201 2,811 0,008 Signifikan
-Kepuasan
Price 0,659 0,661 0,077 8,426 0,000 Signifikan
Discount-
Kepuasan
Kemudahan 0,154 0,161 0,168 2,945 0,003 Signifikan
-Keputusan
Pembelian
Price 0,167 0,132 0,202 2,812 0,001 Signifikan
Discount-
Keputusan
Pembelian
Kepuasan- 0,607 0,574 0,180 3,376 0,000 Signifikan
Keputusan
Pembelian
Kemudahan 0,147 0,086 0,136 1,792 0,054 Tidak
-Kepuasan- 1 signifikan
Keputusan
Pembelian
Price 0,399 0,376 0,120 3,268 0,001 Signifikan
Discount-
Kepuasan-
Keputusan
Pembelian

Pengaruh Kemudahan Terhadap Kepuasan


Berdasarkan hasil analisis pengolah data
menunjukkan bahwa kemudahan memiliki signifikan
secara langsung dalam meningkatkan kepuasan konsumen.
Hasil ini dibuktikan dari nilai thitung sebesar 2,811 >
ttabel1,985 dan nilai signifikansi 0,008 < 0.005. hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Hidayatullah, 2019) (Nasution, 2020)

46 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


(Sudarwanto, 2020) yang menyatakan kemudahan
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kosnumen.
Kemudahan sebuah aplikasi mendorong seorang
konsumen lebih bersikap konsumtif ketika merasakan
aplikasi OVO sebagai altenatif untuk melakukan pembelian
(Trang, 2018). Sehingga ketika sebuah aplikasi sistem
pembayaran semakin mudah untuk dioperasionalkan akan
meningkatkan keputusan pembelian seorang konsumen
(Ellyawati, 2019) (Anugrah, 2020).

Pengaruh Price Discount Terhadap Kepuasan


Berdasarkan hasil analisis pengolah data
menunjukkan bahwa price discount memiliki signifikan
secara langsung dalam meningkatkan kepuasan konsumen.
Hasil ini dibuktikan dari nilai thitung sebesar 8,426 > ttabel
1,985 dan nilai signifikansi 0,000 < 0.005. Price discount
memiliki pengaruh signifikan langsung terhadap kepuasan
konsumen. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian (Lee &
Chen-Yu, 2018)(Prahasta, 2019)(Darsono, 2019) yang
menyatakan bahwa pemberikan price discount mampu
meningkatkan kepuasan konsumen. Hasil implikasi
menunjukkan bahwa pemberian diskon musiman memiliki
unsur terpenting dalam menjalankan meningkatkan
kepuasan konsumen khsususnya pengguna OVO.

Pengaruh Kemudahan Terhadap Keputusan Pembelian


Berdasarkan hasil analisis pengolah data
menunjukkan bahwa kemudahan memiliki signifikan
secara langsung dalam meningkatkan keputusan
pembelian. Hasil ini dibuktikan dari nilai thitung sebesar

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 47
2,945 > ttabel 1,985 dan nilai signifikansi 0,000 < 0.003.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh (Nasution, 2020)(Prabawani, 2019)(Santoso,
2020) yang menyatakan bahwa kemudahan berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Selanjutnya
temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi
OVO sangat mudah digunakan khususnya bagi konsumen
pada usia melenial.

Pengaruh Price Discount Terhadap Keputusan Pembelian


Berdasarkan hasil analisis pengolah data
menunjukkan bahwa price discount memiliki signifikan
secara langsung dalam meningkatkan keputusan
pembelian. Hasil ini dibuktikan dari nilai thitung sebesar
2,812 > ttabel 1,985 dan nilai signifikansi 0,001 < 0.005. hasil
penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh (Khotimah, 2020)(Insyirah, 2020)
(Sukandani, 2020) yang menyatkan bahwa price discount
berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.
Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya
potongan harga yang diberikan melalui aplikasi OVO ini
mendorong konsumen tertarik untuk melakukan
keputusan pembelian.

Pengaruh Kepuasan Terhadap Keputusan Pembelian


Berdasarkan hasil analisis pengolah data
menunjukkan bahwa kepuasan memiliki signifikan secara
langsung dalam meningkatkan keputusan pembelian. Hasil
ini dibuktikan dari nilai thitung sebesar 3,376 > ttabel 1,985
dan nilai signifikansi 0,000 < 0.005. hasil penelitian ini

48 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
(Kempa, 2018)(Ansari, 2020)(Hutagalung, 2020) yang
menyatkan bahwa kepuasan berpengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian. Temuan dalam penelitian
ini menunjukkan bahwa ketika konsumen merasakan nilai
manfaat lebih dari aplikasi OVO dalam membantu masalah
yang dihadapi tentunya berdampak kepada keputusan
untuk menggunakan di waktu yang akan datang.

Pengaruh Kemudahan Terhadap Keputusan Pembelian


Melalui Kepuasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara tidak
langsung kemudahan tidak memiliki pengaruh signifikan
terhadap keputusan pembelian melalui kepuasan
konsumen. Hasil penelitian ini mendukung dengan hasil
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Arifin,
2018)(Nuralam, 2019)(Adawiyyah, 2020) yang menyatakan
bahwa tidak selamanya ketika kemudahan aplikasi
semakin ditingkatkan maka hal ini akan meningkatkan
kepuasan konsumen serta akan berdampak pada
meningkatnya keputusan pembelian yang akan dilakukan
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.

Pengaruh Price Discount Terhadap Keputusan Pembelian


Melalui Kepuasan
Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukka
bahwa price discount memiliki pengaruh signifikan tidak
langsung terhadap keputusan pembelian melalui kepuasan
konsumen. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh (Botelho, 2004)(Triatmanto, 2016) yang

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 49
menyatakan bahwa peningkatan price discount mampu
meningkatkan kepuasan konsumen dan berdampak pada
meningkakan keputusan pembelian.

50 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


DAFTAR PUSTAKA

Adawiyyah, I. D. S. R. (2020). The Effect of Convenience


and Trust to Purchase Decision and Its Impact to
Customer Satisfaction. International Journal of Business
and Economics Research, 9(4), 269–269.
https://doi.org/10.11648/j.ijber.20200904.23
Ansari, B. (2020). Menilai Kepuasan Pelanggan Kopi
Arabika Specialty PT. Oro Kopi Gayo Melalui Harga,
Kualitas Pelayanan, Dan Citra Merek. Jurnal Bisnis
Dan Manajemen, 7(2), 145–152.
https://doi.org/10.26905/jbm.v7i2.4701
Anugrah, F. T. (2020). Effect of Promotion and Ease of Use
on Customer Satisfaction and Loyalty on OVO
Application Users. Quantitative Economics and
Management Studies, 1(1), 44–50.
https://doi.org/10.35877/454ri.qems1177
Arifin, A. R. R. (2018). Pengaruh Kemudahan, Kepercayaan,
Kulitas Informasi Dan Media Sosial Terhadap
Keputusan Pembelian Secara Online Pada
Shopee.Co.Id (Study Pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UNISMA). E-Jurnal Riset
Manajemen Prodi Manajemen, 7(7), 46–56.
Botelho, D. (2004). Price Discount And Satisfaction: A
Model Of Consumer Information Search. Revista de
Economia e Administração, 3(1), 41–57.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 51
https://doi.org/10.11132/rea.2002.59
Cahyaningtya, D. M. F. P. S. R. D. A. (2020). Price Discount Dan
Bonus Pack Terhadap Keputusan Pembelian Tidak
Terencana (Impluse Buying) Dengan Shopping Motivation
Sebagai Variabel Intervening Pepaya Fresh Gallery
Denpasar. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 5(2), 51–62.
Danang Sunyoto. (2013). Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran
(Cetakan 2). Yogyakarta: CAPS.
Darsono, H. S. A. F. J. T. (2019). Effect Of House Prices, Product
Quality On Customer Loyalty Through Customer
Satisfaction In Housing Permata Royal Garden Malang.
Management and Economics Journal (MEC-J), 3(2), 141–148.
https://doi.org/10.18860/mec-j.v3i2.5960
Davis,F.D. 1989. ”Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use,
and User Acceptance of Information Technology”. MIS
Quarterly.Vol. 13 No. 5: pp319-339.
Djawoto, P. D. R. (2017). Analisis Pengaruh Kepercayaan,
Kemudahan, dan Kualitas informasi Terhadap Keputusan
Pembelian Secara Online di KASKUS. Jurnal Ilmu Dan Riset
Manajemen, 6(10), 1–20.
Ellyawati, V. T. L. J. (2019). Effect of E-Service quality on
repurchase intention: Testing the role of e-satisfaction as
mediator variable. International Journal of Innovative
Technology and Exploring Engineering, 8(7C2), 158–162.
https://doi.org/10.35940/ijitee.g5400.0881019
Etta Mamang Sangaji Dan Sopiah. (2013). Perilaku Konsumen
Pendekatan Praktis Edisi Pertama. Yogyakarta: Andi.
Fadli, Z. (2020). Pengaruh Brand Awareness Dan Price Discount
Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada SMK
Swasta Yaspenemas). Bisman INfo, 21(1), 1–9.
Firdaus, D. D. T. R. (2020). Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Kepuasan Konsumen Dan Nilai Konsumen Dalam
Meningkatkan Loyalitas Konsumen Pada Swalayan Grand

52 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


Citra Lubuk Buaya Koto Tangah Padang. Matua, 2(1), 63–
80.
Firdiansyah, N. O. W. A. A. (2019). Pengaruh Kepuasan
Konsumen Terhadap Pembentukan Komitmen Pelanggan
Dan E-Wom Pada Pengguna Aplikasi E-Money “OVO.”
Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa, 12(1), 93–112.
https://doi.org/10.25105/jmpj.v12i1.3757
Hidayatullah, I. K. R. Y. H. F. N. M. W. S. (2019). Pengaruh
Kemudahan, Kepercayaan Pelanggan Dan Kualitas
Informasi Terhadap Keputusan Pembelian Online. In
Seminar Nasional Sistem Informasi 2019 (Vol. 3, pp. 1617–
1625).
Jatra, I. P. W. A. I. G. B. S. W. I. K. S. N. L. P. M. P. U. N. N. K. Y.
M. J. P. W. A. I. G. B. S. W. I. K. S. N. L. P. M. P. U. N. N. K.
Y. (2019). Pengaruh store Atmosphere, Display poduct, dan
pice Discount terhadap Impulse Buying (Studi kasus pada
Indomaret di kota Denpasar). E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis,
8(4), 369–394.
Keller, P. K. K. L. (2016). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta:
Erlangga.
Keller, P. K. K. L. (2016). Manajemen Pemasaran Edisi 12. Jakarta:
Erlangga.
Kempa, C. W. S. (2018). Terhadap Kepuasan Konsumen Melalui
Keputusan Pembelian Produk Fashion Di Lazada. AGORA
Vol. 6, No. 2 (2018), 6(2), 1–6.
Khotimah, A. S. Y. S. P. S. G. S. A. U. N. K. (2020). The Effect Of
Discounts, Electronic Word Of Mouth (Ewom), And Price
Towards Interest In Buying In E- Commerce. Jurnal of
Islamic Economic Scholar, 1(2), 125–143.
Lee, J. E., & Chen-Yu, J. H. (2018). Effects of price discount on
consumers’ perceptions of savings, quality, and value for
apparel products: mediating effect of price discount affect.
Fashion and Textiles, 5(1). https://doi.org/10.1186/s40691-

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 53
018-0128-2
Lestari, N. R. A. I. (2019). Dasar Pemasaran. Dasar Pemasaran.
Yogyakarta: Deepublish.
Malia, N. (2020). Pengaruh Persepsi Kemudahan Dan Manfaat
Penggunaan Aplikasi OVO Terhadap Kepuasan Konsumen.
Universitas Sriwijaya.
Mulyadi Nitisusastro. (2013). Perilaku Konsumen Dalam Perspektif
Kewirausahaan Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.
Nasib, A. F. (2019). Konsep Intisari Strategi pemasaran. Jawa
Tengah: CV. Pena Persada.
Nasution, S. K. A. M. U. C. (2020). Pengaruh Brand Image dan
Sales Promotion Terhadap Keputusan Pembelian
menggunakan Aplikasi OVO Di Royal Plaza Surabaya.
Jurnal Dinamika Adninistrasi Bisnis, 6(1), 1–10. Retrieved
from
http://library1.nida.ac.th/termpaper6/sd/2554/19755.pdf
Nasution, S. L. N. C. H. L. D. A. R. (2020). Pengaruh Kualitas
Produk, Citra Merek, Kepercayaan, Kemudahan, Dan
Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada E-Commerce
Shopee (Survei pada Mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi
Jurusan Manajemen Universitas Labuhan Batu). Ecobisma
(Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan Manajemen), 7(1), 43–53.
https://doi.org/10.36987/ecobi.v7i1.1528
Nuralam, M. T. J. A. K. I. P. (2019). The Impact of Website Quality
on Consumer Satisfaction and Purchase Intention (Study
Case of E-Commerce Lazada Indonesia in Malang City).
Jurnal Administrasi Bisnis, 67(1), 54–61.
Nurjanah, A. (2020). Persepsi Penggunaan Ovo Terhadap Minat
Dan Kepuasan Dikalangan Mahasiswa (Studi Kasus
Mahasiswa Jawa Barat). Platform Riset Mahasiswa Akuntansi,
01(02), 122–131.
Prabawani, E. S. B. (2019). Pengaruh Persepsi Kemudahan
Menggunakan E-Wallet Dan Persepsi Manfaat Serta

54 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


Promosi Terhadap Minat Beli Ulang Saldo E-Wallet OVO.
Jurnal Administrasi Dan Bisnis, 8(4), 1–9.
Prahasta, D. Y. Y. A. (2019). The Effect Of Price, Service Quality,
Customer Value, And Brand Image On Customers
Satisfaction Of Telkomsel Cellular Operators In East Java
Indonesia. International Journal of Scientific and Technology
Research, 8(3), 5–9.
Ramadoni, W. (2020). Pengaruh Promosi Ovo Terhadap Minat
Beli Dan Keputusan Pembelian Pada Pengguna OVO.
Jurnal Ecopreneur, 3(1), 1–7.
Santoso, D. Y. H. W. E. (2020). Pengaruh Efisiensi, Persepsi Resiko
Dan Tingkat Kemudahan Terhadap Keputusan Pembelian
(Konsumen Toko Online Shopee Di Ponorogo). Jurnal
Ilmiah Bidang Manajemen Dan Bisnis, 3(1), 33–41.
Santoso, D. Y. H. W. E. (2020). Pengaruh Efisiensi, Persepsi Resiko
Dan Tingkat Kemudahan Terhadap Keputusan Pembelian
(Konsumen Toko Online Shopee Di Ponorogo). Jurnal
Ilmiah Bidang Manajemen Dan Bisnis, 3(1), 33–41.
Schiffman, L. G. K. (2012). Consumer Behaviour. USA: New Jersey
Prentice Hall.
Sefung, A. K. D. S. A. T. (2019). Pengaruh Diskon pada Aplikasi e-
Wallet terhadap Pertumbuhan Minat Pembelian Impulsif
Konsumen Milenial di Wilayah Tangerang. Jurnal Sains
Manajemen, 5(2), 137–160.
Setiadi. (2013). Konsep dan praktek penulisan riset keperawatan (Ed.2).
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sihaloho, R. N. E. D. (2020). Pengaruh Promosi Cashback pada
OVO dan Go-Pay Terhadap Perilaku Konsumen
Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Padjadjaran The Effect of Cashback Promotion on OVO
and Go-Pay Against Consumer Behavior of Padjadjaran.
Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Studi Pembangunan, 20(1), 12–25.
https://doi.org/10.30596/ekonomikawan.v20i1.3764

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 55
Sudarwanto, N. D. A. T. (2020). Pengaruh Persepsi Kemudahan
dan Fitur Layanan Terhadap Minat Menggunakan E-
Wallet Aplikasi Dana Di Surabaya. Jurnal Pendidikan Tata
Niaga (JPTN), 8(3), 1006–1012. Retrieved from
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/jptn/arti
cle/view/36014
Sukandani, M. C. A. Y. (2020). Pengaruh Kualitas Produk, Price
discount dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Produk Handphone Oppo di Terminal Phone Plaza Marina
Surabaya. Journal of Sustainability Business Research, 1(1),
506–515.
Supriyanto, R. N. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Pembelian. Dimensi Utama Teknik Sipil, 5(1), 22–
29.
Susanti, L. P. R. A. (2022). Pengaruh Faktor Harga , Keamanan ,
Kemudahan , dan Kepercayaan Terhadap Perilaku Belanja
Online Dimasa Pandemi Covid-19. Ekonomi, Keuangan,
Investasi Dan Syariah (EKUITAS), 3(3), 538–544.
https://doi.org/10.47065/ekuitas.v3i3.1279
Sutisna. (2012). Perilaku Konsumen Dan Komunikasi Pemasaran Edisi
Kedua. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suputra, A. B. P. I. D. G. D. (2019). Pengaruh Persepsi Manfaat,
Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Tingkat
Kepercayaan Pada Minat Menggunakan Uang Elektronik.
E-Jurnal Akuntansi, 27(2), 927.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v27.i02.p04
Tatik Suryani. (2013). Perilaku Konsumen di Era Internet.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tjiptono, F. (2012). Strategi Pemasaran Edisi 3. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, F. G. C. (2011). Service, Quality and Satisfaction Edisi 3.
Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, F. (2013). Strategi Pemasaran, ed. 3. Yogyakarta: Andi.
Tjiptono, Fandy. (2014). Pemasan Jasa - Prinsip, Penerapan, dan

56 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


Penelitian. Yogyakarta.
Trang, N. N. D. P. T. T. D. (2018). Repurchase Intention: The
Effect of Service Quality, System Quality, Information
Quality, and Customer Satisfaction as Mediating Role: A
PLS Approach of M-Commerce Ride Hailing Service in
Vietnam. Marketing and Branding Research, 5(2), 78–91.
https://doi.org/10.33844/mbr.2018.60463
Triatmanto, I. R. N. N. B. (2016). The Impact of Product Quality
and Price on Customer Satisfaction with the Mediator of
Customer Value. Journal of Marketing and Consumer
Research, 30(2012), 59–68.
Suputra, A. B. P. I. D. G. D. (2019). Pengaruh Persepsi Manfaat,
Persepsi Kemudahan Penggunaan, dan Tingkat
Kepercayaan Pada Minat Menggunakan Uang Elektronik.
E-Jurnal Akuntansi, 27(2), 927.
https://doi.org/10.24843/eja.2019.v27.i02.p04
Widiyanti, W. (2020). Pengaruh Kemanfaatan, Kemudahan
Penggunaan dan Promosi terhadap Keputusan
Penggunaan E-Wallet OVO di Depok. Moneter - Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, 7(1), 54–68.
https://doi.org/10.31294/moneter.v7i1.7567
Yulianto, E. W. P. S. K. E. (2016). Pengaruh Diskon Terhadap
Minat Beli Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian
(Study Pada Konsumen Yang Membeli Produk Diskon Di
Matahari Department Store Pasar Besar Malang). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), 38(2), 184–193.
Zunaida, N. A. J. S. S. D. (2020). Pengaruh Potongan Harga,
Voucher Kupon Dan Garansi Produk Terhadap Loyalitas
Pelanggan (Studi Pada Pelanggan Toko Quds Textille Kota
Malang). Administrasi Bisnis, 9(2), 322–329.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 57
BIOGRAFI PENULIS

Sabaruddin Chaniago, Lahir di Medan


06 November 1968.Telah menyelesaikan
Program Magister Managemen (S2) di
ISM Jakarta tahun 2004. Saat ini sedang
Menyelesaikan Program Doktor di FEBI
UINSU thn 2019. Aktif mengajar
Akuntansi keuangan, Akuntansi
Manajemen dan perpajakan di Politeknik
Unggul LP3M Medan, Universitas Mahkota Trikom Unggul
dan STIE Profesional Indonesia pada program studi
Akuntansi dengan jabatan fungsional Lektor 3D

Berupilihen br Ginting, lahir di Suka, 25


Mei 1969. Menamatkan pendidikan
Strata 1 tahun 1994 Fakultas Ekonomi
Jurusan Akuntansi pada Universitas
Santo Thomas (UNIKA) Medan. Tahun
2014 memperoleh Gelar Magister
Akuntansi (M.Ak) bidang Akuntansi
Manajemen di Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) . Saat ini
merupakan dosen tetap pada Politeknik Unggul LP3M
Medan

58 ← Sabaruddin Chaniago, dkk


Septa Diana Nabella, Lahir di desa
Sungai Piring Kecamatan Batang Tuaka,
Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau
pada tanggal 14 September 1986. Ia
merupakan putri tunggal dari pasangan
Bapak Achmad Darlansyah (alm) dan Ibu
Neneng Suharni (almh). Saat ini
berdomisili Kota Batam, Kepulauan Riau.
Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) pada tahun 2006 di
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ibnu Sina Kota Batam,
lulus pada tahun 2010. Pada Tahun 2012 menyelesaikan
pendidikan Pasca Sarjana (S2) di Universitas Borobudur–
Jakarta, Konsentrasi Manajemen Keuangan. Saat ini sedang
melanjutkan pendidikan Doktoral (S3) di Universitas
Persada Indonesia YAI Jakarta, yang berprofesi sebagai
Dosen Tetap dan Ketua Program Studi S1 Manajemen
pada Universitas Ibnu Sina dari 2019 sampai dengan
sekarang

Mahyudin, kelahiran Blangkejeren


kabupaten Gayo Lues provinsi Aceh, 20
Agustus 1988. Menyelesaikan
pendidikan strata satu (S1) di universitas
pembangunan Panca Budi (UNPAB)
pada tahun 2016 program studi
Akuntansi dan memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi (SE). Pada tahun 2020
menyelesaikan pendidikan magister program studi
akuntansi dengan konsentrasi lapaoran keuangan &
perbankkan syariah pada Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara (UMSU) dan memperoleh gelar magister
akuntansi (M.Ak). Saat ini sedang aktif sebagai dosen
akuntansi di Politeknik Unggul LP3M Medan.

Keputusan Pembelian Pengguna OVOditinjau dari Kemudahan, Price Discount dan Kepuasan → 59
Emma Novirsari, lahir di Medan, 19
November 1986. Menamatkan pendidikan
Strata 1 tahun 2009 Fakultas Sastra
Universitas Sumatera Utara (USU). Tahun
2012 memperoleh Gelar Magister Studi
Pembangunan (M.SP) di Universitas
Sumatera Utara (USU). Menjadi Staf
Pengajar di Universitas Prima Indonesia
(2012-2020), dan saat ini menjadi dosen tetap di Universitas
Mahkota Tricom Unggul (2020-sekarang. Penulis aktif
dalam penelitian hibah DIKTI dimana pada tahun 2015
lulus Penelitian Dosen Pemula dan juga lulus pada tahun
2021 Penelitian Dosen Pemula.

60 ← Sabaruddin Chaniago, dkk

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai