Anda di halaman 1dari 17

ARIF FIRNANDA

210160106
STUDIO DESAIN ARSITEKTUR III
KELAS IV B

DOSEN PEMBIMBING :
CUT AZMAH FITHRI ,ST., MT
AGROTOPIA RESEARCH CENTER FOR URBAN FOOD PRODUCTION

FASAD
Agrotopia adalah bangunan publik terbesar di Eropa untuk produksi pangan perkotaan dan akan Terlihat dengan jelas bahwa
digunakan untuk pertanian pangan dan mendidik masyarakat tentang pertanian.Rumah kaca seluas fasadnya tidak ditambah
9.500 meter persegi dibangun di atas pasar lelang pertanian REO Veiling. Dengan fasad kaca segi, pewarnaan seperti cat
tangga masuk yang mumental, dan tumpukan fungsi, agrotopia memberikan tampilan arsitektur yang
mencolok untuk hortikultura di atap kota. MATERIAL
Material pada bangunan
menggunakan beton bertulang
kaca dan baja untuk semua
bagian bangunan

FUNGSI

DATA BANGUNAN
Arsitek : Van Bergen Kolpa Arsitek
Lokasi : Oostnieuwkerksesteenweg, Roeselare, Belgium
Tahun proyek: 2021
Luas site : 9, 500 m

LOKASI
Pada atap bangunan berfungsi
untuk mengalir air ke tanaman,
lalu semua air yang telah
mengalir di daur ulang. Selain
itu, panas dari luar akan
memanaskan rumah kaca
yang mengakibatkan efek
rumah paca
AGROTOPIA RESEARCH CENTER FOR URBAN FOOD PRODUCTION

ZONA IKLIM UNTUK TUMBUHAN DAN MANUSIA POSOKAN PANAS SISA DAN PEMBUANGAN a

Mengingat kondisi iklim yang diperlukan untuk menanam sayuran, Panas sisa kota dari insinerator limbah Mirom di dekatnya
dengan suhu dan kelembapan yang tinggi, ruang di lantai pertama memanaskan rumah kaca. Singkatnya, Agrotopia hidup dalam
gedung ini dibagi menjadi empat zona iklim, dengan tata ruang yang simbiosis melingkar dengan kota. Generasi baru petani kota. Agrotopia
terdiri dari ruangan-ruangan di dalam ruangan, di mana pengunjung adalah bangunan tempat generasi baru petani kota dilatih. Mereka
dan siswa dapat mengamati tanaman dan menghadiri sesi pelatihan tidak hanya akan belajar cara menanam sayuran berdaun dan sayuran
tanpa memasuki rumah kaca. buah, tetapi juga akan belajar cara bekerja dengan teknologi dan model
bisnis hortikultura baru.

PENGUMPULAN DAN PENYIMPANAN AIR HUJAN KONSTRUKSI BAJA GREEND HAUSE PADA SUBSTRUKTUR BETON

Sirkulasi penggunaan air dan energi. Semua air hujan yang terkumpul konstruksi rumah kaca ramping yang menonjol di langit dan
dengan atap bangunan digunakan untuk mengairi tanaman dan sisa bertumpu pada dasar beton gudang peti.
air dibersihkan dan digunakan kembali.
AGROTOPIA RESEARCH CENTER FOR URBAN FOOD PRODUCTION

FASILITAS
Bangunan inovatif adalah contoh untuk
produksi pangan masa depan di kota,
penggunaan ruang secara intensif,
penggunaan energi dan air secara sirkular,
dan membuat hortikultura rumah kaca lebih
berkelanjutan. Agrotopia dibangun di atas
atap REO lelang sayurdan buah di jalan
lingkar Roeselare ; jantung logistik Flanders
Barat untuk buah dan sayuran. Dengan
pemandangan area yang lebih luas dan
kota yang spektakuler, hortikultura
perkotaan di atas atap industri diberi tempat
yang menonjol di kaki langit Roeselare.
RUANG PENELITIAN

Salah satu tantangannya adalah PATUNG TRANSPARAN


mendamaikan kebutuhan fasilitas
penelitian di rumah kaca, dan Agrotopia adalah patung baja
karena itu lingkungan yang dan kaca transparan yang
hangat dan lembab dengan membanggakan, yang
persyaratan fasilitas pengunjung. menonjolkan fungsi pertanian
Dalam iklim rumah kaca dan publiknya. Untuk tujuan ini,
Agrotopia, bukan hanya arsitekturnya terdiri dari
tumbuhan yang harus tumbuh konstruksi rumah kaca ramping
subur; itu juga tempat di mana yang menonjol di langit dan
orang datang untuk belajar dan bertumpu pada dasar beton
bekerja. gudang peti.

PINTU MASUK
AGROTOPIA RESEARCH CENTER FOR URBAN FOOD PRODUCTION

FASILITAS BANGUNAN

DENAH LANTAI 1
DENAH LANTAI 2

SIRKULASI

ORGANISASI RUANG

Organisasi ruang yang ada pada bangunan agrotopia ini adalah


organisasi GRID, karena bentuk susunan ruangnya yang tertata sama
antar ruang satu dan lainnya
PUSAT PENELITIAN PERTANIAN SPANYOL-PORTUGIS (CIALE)

Laboratorium ini dimaksudkan untuk LOKASI


penelitian dan percobaan di bidang
pertanian dan pemeliharaan tanaman.
Memiliki infrastruktur yang diperlukan
untuk melakukan penelitian yang
berkaitan dengan kegiatan pertanian
di bidang fisiologi, biokimia dan biologi
molekuler tanaman, jamur dan
mikroorganisme

Melalui dinding kaca yang dilindungi


oleh atap taman atap, cahaya
mengalir di ruang yang memanjang Salamanca, Spanyol
dan kompleks ini, meskipun
mengalami ketegasan yang dituntut
oleh program fungsional, namun
diberi energi dengan landai dan galeri
yang memberi jalan ke platform
volume laboratorium yang berbeda. ,
zona keluar atau gedung pengajaran;
Sekuen yang bervariasi ini semakin
menarik karena berlatar belakang
lapisan pepohonan yang lebat dan air
sungai.

DATA BANGUNAN
Arsitek : Canva Arquitectos Laboratorium terletak di empat kubus
Lokasi : Salamanca, Spanyol di atas tumpukan, mengarahkan
Tahun proyek: 2021 pandangan mereka ke sungai dan
Luas site : 4800 m2 dipisahkan sedemikian rupa untuk
memungkinkan pandangan berurutan
ke tepi sungai dari area umum.
PUSAT PENELITIAN PERTANIAN SPANYOL-PORTUGIS (CIALE)

FASAD
Digunakan sistem fasad multilayer Salah satu tujuan dari proposal ini adalah untuk
ringan, menghasilkan filter kerapatan mendapatkan permeabilitas dan transparansi
variabel yang memenuhi kebutuhan antara bangunan dan lanskap, untuk mendapatkan
panas dan sinar matahari serta ini, digunakan sistem fasad multilayer ringan,
privasi yang diperlukan. menghasilkan filter kerapatan variabel yang
memenuhi kebutuhan panas dan sinar matahari
MATERIAL serta privasi yang diperlukan.
Beton bertulang, kaca dan
baja

FASILITAS TANG TERSEDIA


PUSAT PENELITIAN PERTANIAN SPANYOL-PORTUGIS (CIALE)

ORGANISASI RUANG
Denah

Pada bangunan ini terdapat organisasi ruang linear karena


TAMPAK BANGUNAN susunan ruangnya yang memanjang menikuti ruang
labolatoriumnya
SITE ANALYSIS
JALAN ELAK, SEUNEUBOK, KECAMATAN NISAM, KABUPATEN ACEH UTARA KONDISI TAPAK

UKURAN SITE
Pada site ini memiliki kondisi tanah yang
berkontur dan tanah yang sedikit keras

Pada site ini terdapat


banyak vegetasi
vegetasi antara lain
pohon sawit, pohon
kelapa, dan banyak
pohon lainnya yang
membuat kondisi site
seperti hutan
SITE ANALYSIS
Pada arah samping
kanan pada site
KONDISI LINGKUNGAN terdapat kebun sawit

Pada sisi arah belakang


site terdapat jalan kecil
yang merupakan akses
petani berlalu Lalang
baik Ketika ke kebun
maupun saat memanen
harisbercocok tanamnya

Dari arah depan site terdapat Dari arah samping kiri


jalan sebagai sarana sirkulasi pada site terdapat kebun
pesepeda motor dan mobil oinang dan jagung
ISSUE:
Terjadinya kebisingan
yang cukup kuat

RESPON:
Menanan banyak vegetasi
untuk mengurangi kebisingan
SITE ANALYSIS
CLIMATE
Arah mata angin berasal dari arah
Iklim pada kabupaten aceh utara adalah iklim utara atau dari arah laut
tropis Musim panas biasanya panas; musim
dingin biasanya pendek dan hangat; dan
umumnya menyengat, hujan, dan mendung
sepanjang tahun. Sepanjang tahun, suhu
biasanya bervariasi dari 23°C hingga 32°C dan
jarang di bawah 22°C atau di atas 33°C.

GRAFIS IKLIM
PERATURAN PEMBANGUNAN

KDB : KOEFISIEN DASAR KLB : KOEFISEN LANTAI GSB : GARIS SEMPADAN


BANGUNAN BANGUNAN BANGUNAN

KDB atau Koefisien Dasar KLB atau Koefisien Lantai GSB atau Garis Sempadan
Bangunan adalah adalah Bangunan adalah adalah Bangunan adalah batas
angka persentase koefisien penentu tinggi bangunan yang
perbandingan antara luas bangunan yang ditetapkan diperbolehkan untuk
seluruh lantai dasar oleh pemerintah. Jadi, bisa membangun rumah atau
bangunan gedung dan luas dibilang, Koefisien Lantai gedung. Garis Sempadan
lahan/tanah Bangunan merupakan Bangunan (GSB) diciptakan
perpetakan/daerah pedoman yang membatasi agar masyarakat tidak
perencanaan yang dikuasai jumlah lantai yang boleh membangun rumah di
sesuai rencana tata ruang dibangun pada bangunan. sembarangan tempat dan
dan rencana tata bangunan KLB di daerah Aceh Utara supaya pemukiman hadir
dan lingkungan. dan Kota Lhokseumawe dengan rapi, aman, dan
KDB di daerah Kota batasannya adalah hanya nyaman.
Lhokseumawe adalah 40 – sampai 5 lantai saja. Misalnya lebar jalan raya 6
60% diarahkan untuk pusat meter maka jarak GSB
pengembangan yang setengah dari lebar jalan
merupakan kawasan raya, dan jaraknya adalah 3
perkantoran, perumahan, meter.
dan kawasan perbelanjaan.
KDB 0 – 20% diarahkan
pada pusat fasilitas
pengembangan fasilitas
lainnya.
KDB 0% diarahkan untuk
kebun agro, ruang terbuka
hijau dan hutan lindung
REGULASI ACEH UTARA

BAB I BAB II BAB III


KETENTUAN UMUM ASAS PENATAAN RUANG KABUPATEN FUNGSI DAN KEDUDUKAN RTRUI KABUPATEN
PASAL 1 PASAL 2 PASAL 3

• Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya RTRW Kabupaten didasarkan atas 4 azas, yaitu : RTRW Kabupaten berfungsi :
disebut RTRWN adalah Rencana Tata Ruang Nasional • Manfaat yaitu menjadikan wilayah Kabupaten Aceh Utara a.) Sebagai arahan struktur dan pola ruang, pemanfaatan
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor. melalui pemanfaatan ruang secara optimal yang tercerrnin sumber daya, dan pembangunan daerah.
26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. melalui pola pemanfaat ruang. b.) Penyelaras kebijakan penataan ruang Nasional, Provinsi,
• Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Utara yang • Keseimbangan dan Keserasian yaitu menciptakan dan Kabupaten / Kota sebagai pedoman dalam penyusunan
selanjutnya disebut RTRW Kabupaten adalah arahan kebijakan keseimbangan dan keserasian fungsi dan intensitas Rencana
dan strategi pemanlaatan ruang wilayah kabupaten. pemanfaatan ruang. c.) Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten dan pedoman
• Pusat Kegiatan Nasional yang selanjutnya disebut PKNadalah • Kelestarian yaitu menciptakan hubungan yang serasi antar enyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Kabupaten.
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan manusia dan lingkungan yang tercermin dari pola intensitas Kedudukan RTRW Kabupaten adalah:
skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. pemanfaatan ruang.
• Pusat Kegiatan Lokal yang selanjutnya disingkat PKL adalah • Keterbukaan yaitu bahwa setiap orang/pihak dapat a.) Sebaqai dasar pertimbangan daiam menJrusun rencana
kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan memperoleh keterangan mengenai produk perencanuan program jangka panjang nasional, provinsi dan kabupaten;
skala kabupaten/kota atau beberapa kecamatan. tata ruang guna berperan serta dalam proses penataan penyelaras bagl kebijakan rencana tata ruang nasional,
• Pusat Kegiatan lokal Promosi yang selanjutnya disingkat PKLP ruang. provinsi dan kabupaten; dan pedoman bagr pelaksanaan
adalah pusat kegiatan yang dipromosikan untuk dikemudian perencanaan, pemanfaatan ruang dan pengendalian
hari dapat ditetapkan menjadi PKL sebagai peningkatan dari pemanfaatan ruang di Kabupaten Aceh Utara sampai pada
PPK. Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kabupaten;
• Pusat Pelayanan Kawasan yang selanjutnya disingkat ppK b.) Sebagai dasar pertimbangan dalam meny,usun peraturaLr
adalah pusat pelayanan yang berfungsi melayani kegiatan zonasi kawasan, Rencana Telaeik Ruang Kota (RTRK)
skala kecamatan; perkotaan/ kawasan strategis, Rencana Teknis Bagran
• Pusat Pelayanar Lingkungan yang selanjutnya disingkat ppl. BAB IV Lingkungan (RTBL) kawasan dan masterplaa kawasan;
adalah pusat permukiman yang berfungsi melayani kegiatan LINGKUP WILAYAH KABUPATEN
skala mukim atau beberapa gampong.
• Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala PASAL 4
Luas wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan berdasarkan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956
perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu 1intas, yang 1. Lingkup wilayah da-lam RTRW adalah daerah dengan tentang Pembentukan Daerah Otanom Kabupaten-
berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera
bawah permukaan tanah dan /atau air, serta di atas administrasi dan fungsional mencakup seluruh wilayah Utara, dikurangi dengan luas wilayah pembentukan
permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan administrasi kabupaten, terdiri dari 852 gampong, 7O Kabupaten Bireun berdasarkan Undang-Undang Nomor 48
kabel. kemukiman, dan 27 kecamatan dengan wilayah daratan Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Bireun dan
• Jalan Arteri Primer adalah jalan yang menghubungkan antar seluas 329.686 Ha, kewenangan wilayah laut sejauh 4 mil Simeulu dan luas wilayah pembentukan Kota Lhokseumawe
wilayah Provinsi yang merupakan jalan Nasional. laut dari garis pantai dengan luas kurang lebih 37.744 Ha, berdasarkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2OOl.
• Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang menghubungkan dan wilayah udara di atasnya.
antara pusat-pusat kegiatan di Kabupaten Aceh Utara dengan
pusat- pusat Kegiatan di Kabupaten tetangga.
REGULASI ACEH UTARA

BAB IV BAB V
LINGKUP WILAYAH KABUPATEN PASAL 4 TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI RENCANA STRUKTUR RUANGG WILAYAH
PENATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN ACEH KABUPATEN
Cakupan wilayah administrasi Kabupaten sebagaimana UTARA • Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
dimaksud pada ayat (1) akan disesuaikan kembali bila meliputi:
teladi pemekaran wilayah administrasi kecamatan dan BAGIAN KE 1 PASAL 5
a. sistem pusat kegiatan.
atau pemekaran kemukiman. Penataan ruang wiiayah Kabupaten Aceh Utara bertujuan b. sistem jaringan prasarana wilayah kabupaten.
Luas wilayah daratan sebagaimana dimaksud pada Ayat untuk mewujudkan tata ruang Kabupaten Aceh Utara
(1) akan disesuaikan bila telah dilakukan penetapan batas yang berbasis pada pengembangan perkebunan, • Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten
dan penghitungan secara lebih pasti. pertanian tanaman pangan, perikanan dan industri digambarkan dalam peta dengan tingkat ketelitian
Batas-batas wilayah Kabupaten adalah melalui peningkatan peran dan fungsi infrastruktur l : 50.000 sebagaimana tercantum dalam Lampiran I
• sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka dan wilayah sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Kota Lhokseumawe; Lhokseumawe dan sekitarnya, dengan mempertahankan Qanun ini.
• sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Aceh keseimbangan ekosistem untuk menciptakan
Timur pembangunan yang berkelanjutan.
• sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Bener
Meriah; dan
SISTEM PUSAT KEGIATAN PASAL 9
• sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Bireuen.
BAGIAN KE 2 KEBIJAKAN PASAL 6 Sistem pusat kegiatan sebagaimana dimaksud dalam
PASAL 12 Pasal 8 avat (1) huruf a terdiri atas:
(1) Untuk mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah
Sistem prasaraila utama sebagaimana dimaksud dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ditetapkan a. sistem perkotaan.
Pasal 11 huruf a terdiri atas: kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Aceh
Utara. b. sistem gampong.
a. jaringan transportasi darat; (2) Kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten
b. jaringan transportasi perkeretaapian; Aceh Utara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
c. jaringan transportasi laut; dan meliputi:
a. peningkatan fungsi dan akses pelayanan pada pusat SISTEM JARINGAN PRASARANA WILAYAH
d. jaringan transportasi udara
pusat kegiatan dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara KABUPATEN PASAL 11
sesuai dengan hierarki dan fungsi yang ditetapkan.
b. peningkatan akses dari dan ke luar wilayah Kabupaten Sistem jaringan prasarana wilayah
Aceh Utara, baik dalam iingkup Aceh, nasional maupun Kabupaten sebagaimana dimaksud dalam
internasional. Pasal 8 ayat {1) hurufb terdiri atas:
c. peningkatan kualitas pelayanan dan jangkauan a. sistem prasarana utama; dan
pelayanan jaringan prasarana transportasi, energi,
telekomunikasi, sumber daya air yang merata di seluruh
b. sistem prasarana lainnya.
wilayah Kabupaten Aceh Utara
REGULASI ACEH UTARA

KAWASAN PERUNTUKKAN PARIWISATA KETENTUAN PERIZINAN SISTEM JARINGAN TELEKOMUNIKASI


PASAL 36 PASAL 46 PASAL 19
1. Kawasan peruntukan pariwisata sebagaimana dimaksud dalam 1. Ketentuan perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 1. Sistem jaringan telekomunikasi sebagaimana dimaksud
Pasal 30 huruf f terdiri atas: huruf b merupakan acuan bagi pejabat yang berwenang dalam Pasal 17 huruf b yang dikelola oleh BUMN/BUMD dan
a. kawasan obyek wisata budaya; dalam pemberian izin pemanfaatan ruang berdasarkan swasta lainnya terdiri atas:
b. kawasan obyek wisata alam; dan rencana struktur ruang dan rencana pola ruang yang a.. jaringan kabel.
c. kawasan Objek wisata minat khusus. ditetapkan dalam Qanun ini. b. jaringan nirkabel.
2. Izin pemanfaatan ruang diberikan oleh pejabat yang
2. Kawasan Objek wisata budaya sebagaimana dimaksud pada berwenang sesuai dengan kewenangannya. 2. Sisten telekomunikasi Jaringan kabel sebagaiman dimaksud
ayat (1) huruf a meliputi semua situs cagar budaya yang ada di 3. Pemberian izin pemanfaatan ruang dilakukan menurut pada ayat (1) huruf a berupa optimalisasi jaringan yang
kabupaten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26. prosedur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- tersebar diseluruh kecamatan dengan memadukan sistem
undangan. jaringan kabel tembaga dengan sistem jaringan kabel serat
3. Kawasan Objek wisata alam sebagaimana dimaksud pada ayat 4. Pemberian izin pemanfaatan ruang yang berdampak besar optic (fiber optic).
(1) huruf b meliputi: dan penting dikoordinir oleh Bupati.
a. Objek Wisata Alam yang berada di Pesisir Pantai; 3. Sistem telekomunikasi nirkabel sebagaimana dimaksud pada
1. Pantai Bantayan di Bantayan Kecamatan Seunudon; ayat (1) huruf b berupa peningkatan kualitas perencanaan dan
2. Pantai Sawang di Sawang Kecamatan Samudera; pelaksanaan pembangunan serta penyediaan infrastruktur
3. Pantai Lancok di Lancok Kecamatan Syamtalira Bayu; berupa pengadaan dan pengelolaan Menara Based Transceiuer
4. Pantai Krueng geukueh di Kecamatan dewantara. Statian (BTS) yang terbagi menjadi beberapa repiter
5. Pantai Dakuta Bungkah di Bungkah Kecamatan Muara Batu. {microwaue).
PERSYARATAN INTENSITAS BANGUNAN PASAL 33
b. Objek wisata alam yang berada dipedalaman Bangunan gedung yang akan dibangun harus memenuhi 4. Pengembangan jaringan telekomunikasi sebagai kebutuhan
persyaratan intensitas bangunan gedung yang terdiri dari : informasi tersebar diseluruh wilayah Kabupaten Aceh Utara.
1. Air Te{un Blang Kulam di Sidomulyo Kecamatan Kuta Makmur; a. kepadatan dan ketinggian bangunan gedung.
2. Air Terjun Seumirah di keude Semirah Kecamatan Nisam Antara; b. penetapan KDB, KLB, dan jumlah lantai. 5. Pengembangan dan pengendalian jaringan telekomunikasi
3. Pemandian Krueng sawang di Keude Sawang KecamatanSawang; yang menggunakan menara diarahkan pada menara bersama
c. perhitungan KDB dan KLB.
4. PLG (Pusat Latihan Gajah) Lhok Asan di Kecamatan Kuta Makmur; untuk mendukung efisiensi dan efektifitas pemanfaatan.
d. garis sempadan bangunan gedung (muka,
5. Waduk Krueng jambo Aye;
6. Waduk Krueng Keurueto; dan
samping,belakang).
e. jarak bebas bangunan gedung 6. ruang sesuai zonayang diatur dengan peraturan Bupati.
7. Waduk Krueng Lhok Gajah. Pembangunan menara bersama sebagaimana dimaksud pada
f. pemisah di sepanjang halaman muka/samping/ belakang
bangunan gedung, berdasarkan Peraturan terkait ayat (5) tidak diperbolehkan pada lokasi bangunan benda
4. Kawasan Objek Wisata Minat Khusus sebagaimana dimaksud cagar budaya.
pada ayat t huruf c meliputi : tentang penataan ruang dan peraturan tentang tata
a. objek Wisata Petualangan di areal hutan Kecamatan KutaMakmur, bangunan dan lingkungan.
Nisam dan Nisam Antara;
b. objek Wisata Panjat Tebing di perbukitan Blang Kulam; dan
c. objek Wisata Napak Tilas sejarah perJ'uangan Cut Meutia.
REGULASI ACEH UTARA

SISTEM SALURAN AIR PASAL 20

1. Sistem jaringan sumberdaya air berupa pengelolaan wilayah sungai sebagaimana dimaksud B. Wilayah Sungai Pase - Peusangan melintasi :
dalam Pasal 17 huruf c terdiri dari: 1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Pase meliputi Kecamatan
a. pengamanan sungai; Geureudong Pase, Meurah Mulia, Nibong, Samudera,
b. pengelolaan daerah aliran sungai (DAS); Syamtalira Aron dan Tanah Pasir
c. pengembangan waduk; 2. Daeratt Aliran Sungai (DAS) Keureuto meliputi Kecamatan Paya Bakong, Matangkuli, Lhoksukon,
d. pemanfaatan daerah irigasi;
Tanah luas dan Lapang
e. pengembangan jaringan irigasi;
f. Cekungan Air Tanah (CAT);
3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Mane meliputi Kecamatan Sawang dan Muara Batu;
g. pengembangan sistem pengendali banjir; dan 4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Krueng Geukeuh meliputi Kecamatan Nisam, Nisam Antara dan
h. pengembangan jaringan air baku untuk air bersih. Dewantara
5. Daerah Aliran Sungai (DAS) Peusangan (Kabupaten Bireuen)
2. Pengamanan sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a : 6. Daerah Aliran Sungai (DAS) Peudada (Kabupaten Bireuen).
• Sungai Krueng Jambo Aye di Kecamatan Langkahan lebih kurang sepanjang 2,5 km;
• Sungai Krueng Keureuto di Kecamatan Paya Bakong sepanjang 5 km, Kecamatan Matangkuli 4. Pengembangan waduk sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf meliputi :
sepanjang 5 km, Kecamatan Lhoksukon sepanjang 12 km, Kecamatan Tanah Luas sepanjang 5 km, a. pengembangan Waduk/Bendungan Krueng Jambo Aye di WS Jambo Aye dengan sumber air Krueng
Kecamatan Lapang sepanjang 7 km, dan Kecamatan Tanah Pasir sepanjang 7 km. Jambo Aye di Kecamatan Langkahan sebagai sumber air baku, irigasi, energi listrik, wisata, perikanan
• Sungai Krueng Peutoe di Kecamatan Lhoksukon sepanjang L2 km dan Kecamatan Cot Girek sepanjang
dan pengendali banjir
3 km;
• Sungai Krueng Pirak di Kecamatan Pirak Timu sepanjang 7 krr.;
b. pengembangan Waduk/Bendungan Krueng Keureuto dengan sumber air Krueng Keureuto di
• Sungai Krueng Kreh di Kecamatan Firak Timu sepanjang 3 km; Kecamatan Paya Bakong sebagai sumber air baku, irigasi, energi listrik, wisata, perikanan dan
• Sungai Krueng Alue Leuhob di Kecamatan Cot Girek sepanjang 5 km; pengendali banjir
• Sungai Krueng Pase di Kecamatan Geureudong Pase sepanjang 5 km, Kecamatan Meurah Mulia c. pengembangan Waduk/Bendungan Paya Peu'njeot di Gampong Bate Pila di Kecamatan Nisam
sepanjang 5 km, Kecamatan Nibong sepanjang 7 km, Kecamatan Samudera sepanjang 10 km, Antara dengan sumber air krueng tuan sebagai cadangan air baku untuk memenuhi kebutuhan air
Kecamatan Syamtalira Aron sepanjang 3 km; irigasi di Kecamatan Nisam
• Sungai Krueng Buloh di Kecamatan Kuta Makmur sepanjang 10 km dan Kecamatan Simpang d. pengembangan Waduk/Bendungan Lhok Gajah di Gampong Blang Talon dan Gampong Buket di
Keuramat sepanjang 5 km; Kecamatan Kuta Makmur dengan sumber air krueng Buloh sebagai cadangan air baku untuk
• Sungai Krueng Geukeuh di Kecamatan Dewantara sepanjang 5 km. memenuhi kebutuhan air irigasi Cot Glumpang dan pengendalian banjir di Kecamatan Kuta Makmur
e. pengembangan waduk/Bendungan Krueng Tuan di Kecamatan Sawang dengan sumber air krueng
3. Pengelolaan daerah aliran sungai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :
A. Wilayah Sungai Jambo Aye melintasi :
Sawang sebagai sumber air baku;dan
1. Daerah Aliran Sungai (DAS) Jambo Aye meliputi Kecamatan Langkahan, Tanah Jambo Aye, Seunuddon f. Pembangunan embung teupin keubeu di Kec. Banda Baro dengan sumber air krueng Jamuan
dan Cot Girek; sebagai cadangan air baku untuk memenuhi kebutuhan air irgasi dan pengendalian banjir di Kec.
2. Daerah Aliran Sungai (DAS) Geuruntang ( Kabupaten Aceh Timur) Banda Baro.
3. Daerah Aliran Sungai (DAS) Reungget ( Kabupaten Aceh Timur)
4. Daerah Aliran Sungai (DAS) Lueng ( Kabupaten Aceh Timur). 5. Pemanfaatan daerah irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d :
Daerah irigasi kewenangan pusat utuh kabupaten lintas kabupaten berupa Daerah irigasi Krueng Pase
seluas 9.034 hektar dengan wilayah pelayanan Kecamatan Nibong, Kecamatan Tanah Luas,
Kecamatan Matangkuli, Kecamatan Syamtalira Aron, Kecamatan Tanah Pasir, Kecamatan Meurah
Mulia, Kecamatan Syamtalira Bayu, dan Kecamatan Samudera;
REGULASI ACEH UTARA

SISTEM SALURAN AIR PASAL 20

6. Pembangunan dan peningkatan jaringan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e meliputi
seluruh kecamatan dalam wilayah kabupaten.
PASAL 39
7. Pengembangan daerah irigasi (DI) untuk mendukung
pengembangan lahan pertanian tanaman pangan lahan 1. Tinggi lantai dasar suatu Bangunan Gedung diperkenankan mencapai
basah berkelanjutan di kabupaten. maksimal l,2O m di atas tinggi rata-rata tanah pekarangan atau tinggi
rata-rata jalan, dengan memperhatikan keserasian lingkungan.
8. Cekungan Air Tanah (CAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf f terdiri dari : seluas
Permukaan atas dari lantai denah ( dasar ) :
2O9.999,79Ha meliputi :
a. CAT Lhokseumawe yang berada di wilayah Kabupaten Aceh Utara seluas 167.900,06 Ha. a. Sekurang-kurangnya 15 cm dan batas tertinggi 45 cm diatas titik
b. CAT Peudada yang berada di wilayah Kabupaten Aceh tertinggi dari pekarangan yang sudahdipersiapkan;
Utara seluas 42.099,73 Ha.
b. Sekurang-kurangnya 25 cm di atas titik tertinggi dari sumbu jalan
9. Pengembangan sistem pengendalian banjir sebagaimana yang berbatasan;
dimaksud pada ayat (1) huruf g meliputi :
a. penyediaan kolam retensi c. Dalam hal-hal yang luar biasa, ketentuan dalam huruf a, tidak
b. pengembangan Waduk Jambo Aye, Waduk Krueng Keureuto, Waduk Lhok Gajah, Waduk Paya berlaku jika letak lantai-lantai itu lebih tinggi dari 60 cm di atas tanah
Peunjet, dan Waduk Krueng Peuto yang ada di sekelilingnya, atau untuk tanah-tanah yang miring.
c. pembuatan sumur resapan di permukiman pedesaan dan perkotaan seluruh kecamatan
d. pembuatan lubang resapan biopori di permukiman pedesaan dan perkotaan seluruh kecamatan
e. pembangunan tanggul Sungai Krueng Keureuto, Sungai Krueng Peuto, Sungai Krueng Pirak, Sungai
Krueng Pase, dan Sungai Krueng Mane
f. normalisasi sungai Krueng Keureuto, Krueng Peuto, dan Krueng Pirak
g. pelurusan aliran (sudetan) dari Sungai Krueng Peuto ke Sungai Alue Bendera/Krueng Samponiet, dari
Sungai Krueng Keureuto ke Sungai Krueng Pase, dari Sungai Krueng Sawang ke Sungai Krueng Tuan.

10. Pengembangan jaringan air baku untuk air bersih sebagaimana dimaksud pada ayat (U huruf g
berupa pemanfaatan Sungai Krueng Tuan, Sungai Krueng Pase dan
Sungai Krueng Keureuto.

Anda mungkin juga menyukai