Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA

KEANEKARAGAMAN MANUSIA

Dosen Pengampu:

Dra. Yulilina Retno Dewahrani., M.Biomed


Nailul Rahmi Aulya, S.Si., M.Si
Fitria Pusparini, S.Pd., M.Pd
Annisa Wulan Agus Utami, M.Si

Kelompok 3
RATU CELINA ADINDA (1304622075)

Program Studi Pendidikan Biologi


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2024
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia yang dilahirkan ke dunia tentu
memiliki keunikannya masing-masing. Tidak ada yang sama
antara manusia satu dan yang lainnya, sekalipun
pasangan kembar identik. Mulai dari ciri-ciri yang
tampak seperti jenis kelamin, suku, ras, warna kulit,
bagian-bagian tubuh (rambut, mata, telinga, alis,
hidung, mulut, sidik jari, tangan, kaki, dan
sebagainya) serta struktur dan anatomi tubuh. Kemudian
adapun perbedaan pada setiap manusia yang belum tentu
bisa dilihat secara langsung seperti pola pikir, ego,
keyakinan, usia, latar belakang, suku, dan sifat-sifat
(Pasaribu et all., 2023).
Keturunan dari hasil perkawinan individu memiliki
susunan perangkat gen yang berasal dari kedua
induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen
dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman
manusia yang berupa varietas-varietas (varitas) yang
terjadi secara alami atau secara buatan (Pratama,
2021).
Keanekaragaman adalah salah satu dasar ciri-ciri
makhluk hidup. Adanya keanekaragaman genetik merupakan
hasil seleksi alam dari suatu spesies terhadap
lingkungannya. Keanekaragaman tidak hanya terjadi pada
tumbuhan dan hewan saja tetapi juga manusia. Namun pada
manusia, keanekaragaman yang terjadi hanya pada tingkat
gen dan berkaitan dengan pewarisan sifat. Manusia
memperlihatkan variasi pada beberapa ciri-ciri yang
dapat dilihat dengan mudah melalui fenotip atau sifat
yang tampak (Kerans, 2022).

B. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui variable sifat pada manusia
khususnya sifat-sifat fisik.
2. Untuk mengetahui penyebaran sifat-sifat
3. Mengetahui persamaan sifat yang terbanyak dalam
populasi Kelas
4. Mengetahui penerapan cakram genetika sebagai media
untuk
5. Membuktikan keanekaragaman fenotipe dalam populasi
kelas
6. Mengidentifikasi angka indeks keanekaragaman
setiap sampel dalam populasi kelas
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman merupakan variasi dalam satu spesies.


Manusia tergolong dalam satu spesies yaitu Homo sapiens.
Tidak ada dua manusia yang tepat sama, individu satu dengan
lainnya mempunyai persamaan dan perbedaan sifat yang menurun
baik sifat kualitatif maupun sifat kuantitatif (Khamsi,
2022). Perbedaan yang ada diantara individu satu dengan
lainnya ditentukan oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Akibat adanya pengaruh lingkungan maka individu
yang bergenotip sama, kemungkinan akan mempunyai fenotip
yang berbeda (Jesse et all., 2023).

Keanekaragaman yang terjadi secara alami merupakan


akibat adaptasi atau penyesuaian diri setiap individu dengan
lingkungan. Faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi sifat
yang tampak (fenotipe) suatu individu di samping ditentukan
oleh faktor genetiknya (genotipe). Keanekaragaman pada
manusia merupakan suatu kondisi yang menunjukkan manusia
yang beraneka ragam. Keanekaragaman ini meliputi perbedaan
fisik, suku, agama, ras, dan kebudayaan (Vartija, 2022).

Keanekaragaman pada manusia tidak lepas dari peran gen


meskipun yang dapat diamati secara langsung hanya
fenotipenya. Fenotipe dapat dikatakan sebagai karakteristik
atau ciri-ciri yang dapat diukur atau sifat yang nyata yang
dimiliki oleh organisme. Fenotipe dapat juga diuji untuk
identifikasinya, seperti pada penentuan angka respiratoris
atau uji serologi tipe darah (Fatumo et all., 2022).

Menurut Purwaningsih et all., (2020) fenotipe merupakan


hasil produk-produk gen yang diekspresikan di dalam
lingkungan tertentu. Namun, gen memiliki batasan-batasan di
dalamnya sehingga lingkungan dapat memodifikasi fenotipe.
Keanekaragaman pada manusia antara lain dapat dilihat dari:

1. Ujung daun telinga


2. Ibu jari
3. Rambut
4. Hidung
5. Warna kulit
6. Lidah
7. Lesung pipi
8. Golongan darah ABO

Genotipe ialah seluruh gen yang dimiliki suatu


individu. Genotipe yang terekpresikan menampakan fenotipe
pada suatu individu. Genotipe yang melibatkan alel-alel pada
suatu lokus tunggal dapat menghasilkan genotipe yang
homozigot. Keturunan homozigot dapat dihasilkan dari alur
mumi. Perpaduan heterozigot dihasilkan dari alel yang
berbeda (Purwaningsih et all., 2020).

Keanekaragaman Manusia didasarkan pada literatur yang


sangat teknis yang melibatkan genetika. Keanekaragaman
genetik adalah suatu tingkatan biodiversitas yang merujuk
pada jumlah total karakteristik genetik dalam genetika
keseluruhan spesies (Murray, 2020). Keanekaragaman genetik
memainkan peran yang sangat penting dalam adaptabilitas
suatu spesies, karena ketika lingkungan suatu spesies
berubah, variasi gen yang kecil diperlukan agar spesies dapat
bertahan hidup dan beradaptasi. Spesies yang memiliki
derajat keanekaragaman genetik yang tinggi pada populasinya
akan memiliki lebih banyak variasi alel yang dapat diseleksi.
Seleksi yang memiliki sangat sedikit variasi cenderung
memiliki risiko lebih besar (Jordan, 2021).
Hal yang sangat berpengaruh dalam terbentuknya
pewarisan sifat adalah gen. Gen merupakan suatu unit
keturunan berupa suatu segmen tertentu dari molekul DNA,
umunya terletak dalam kromosom dan memperlihatkan
ekspresinya berupa fenotipe Gen merupakan faktor yang
memengaruhi keanekaragaman organisme, melalui perkawinan
acak bisa memungkinkan terjadinya variasi fenotipe yang ada
pada makhluk hidup di muka bumi (Novembre, 2022).

Semua makhluk hidup dalam satu spesies memiliki


perangkat dasar penyusun gen yang sama. Gen yang terdapat
dalam kromosom mempunyai tugas untuk mengendalikan ciri-ciri
atau sifat-sifat suatu organisme yang diturunkan dari
induknya kepada anaknya (Nonic et al, 2021). Gen pada setiap
individu walaupun perangkat dasarnya sama, tetapi susunannya
berbeda tergantung pada masing-masing induknya. Susunan
perangkat gen inilah yang menentukan sifat suatu Individu
dalam satu spesies pada manusia, terdapat bermacam-macam
keanekaragaman gen yang menunjukkan sifat berbeda (Divac et
al., 2020)

Pengamatan terhadap keanekaragaman genetik pada manusia


dapat menggunakan dengan bantuan cakram genetika. Cakram
genetika dapat mengamati beberapa sifat fenotip tertentu.
Cakram genetika juga dapat digunakan untuk menghitung indeks
keanekaragaman yang dimiliki oleh suatu individu, dengan
mengetahui indeks keanekaragaman tersebut, dapat diketahui
variasi dari sifat-sifat yang dimiliki manusia.
BAB III

PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat Praktikum


Waktu : 08.00 – 09.50
Tanggal : Selasa, 19 Maret 2024
Tempat : Laboratorium GHA Lt.9

B. Alat dan Bahan


1. Teman sekelompok atau kloter
2. Kertas HVS A4
3. Alat tulis
4. Pensil
5. Pensil warna
6. Penggaris
7. Kertas A3 untuk membuat cakram genetika

C. Cara Kerja
1. Melakukan pengamatan sifat-sifat yang tampak pada
setiap teman kelompok atau kloter yang ada
dikelas, yang terdiri atas 7 karakteristik (lihat
tabel 1).
2. Mencatat hasil pengamatan pada tabel 2 yang
tersedia, menentukan pola kemungkinan genotipe
dari karakteristik tersebut dengan mengingat sifat
dominan dan resesifnya.
3. Membuat cakram genetika berdasarkan hasil yang
tertulis dalam tabel. Berikan warna pada sifat
setiap individu dalam anggota kelompok/kloter
dengan warna yang berbeda.
4. Menentukan angka indeks setiap anggota kelompok
atau kloter dengan menggunakan cakram genetika.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Kelompok 1

Ciri yang Responden


No
Diamati M. Naufal Dini.N Intania. M Meidy.A.F
Jenis
1 XY XX XX XX
kelamin
Tinggi
2 T_ T_ T_ T_
badan
3 Widow peak W_ ww ww ww
Rambut
4 rr rr rr rr
keriting
Ibu jari
5 jj J_ J_ J_
bengkok
Lidah
6 ll ll ll ll
menggulung
Warna
7 G_ G_ G_ G_
rambut
Golongan
8 B O O O
darah

Kelompok 2

Responden
Ciri yang
No Yunilla Sayyidah.
Diamati Siti. R Sintia. E
.V B
Jenis
1 XX XX XX XX
kelamin
Tinggi
2 tt tt tt T_
badan
3 Widow peak ww ww ww ww
Rambut
4 rr rr rr rr
keriting
Ibu jari
5 J_ jj jj J_
bengkok
Lidah
6 L_ L_ L_ L_
menggulung
Warna
7 G_ G_ G_ G_
rambut
Golongan
8 A B B B
darah

Kelompok 3

Responden
Ciri yang
No Shafira.
Diamati Ilham .A Nadiah. D Rizka. R
N
Jenis
1 XY XX XX XX
kelamin
Tinggi
2 T_ T_ T_ T_
badan
3 Widow peak W_ ww ww W_
Rambut
4 rr rr rr rr
keriting
Ibu jari
5 J_ jj J_ J_
bengkok
Lidah
6 ll ll ll ll
menggulung
Warna
7 G_ G_ G_ G_
rambut
Golongan
8 O O A AB
darah

Kelompok 4

Ciri yang Responden


No
Diamati Serli. W Ratu. C Erika. J M.Rafi
Jenis
1 XX XX XX XY
kelamin
Tinggi
2 T_ tt tt T_
badan
3 Widow peak ww ww ww W_
Rambut
4 rr rr rr R_
keriting
Ibu jari
5 J_ jj J_ J_
bengkok
Lidah
6 L_ L_ L_ ll
menggulung
Warna
7 G_ G_ G_ G_
rambut
Golongan
8 AB O O A
darah

Kelompok 5

Ciri yang Responden


No
Diamati Alay. F Nadia. A Aida. R Najwa. H
Jenis
1 XX XX XX XX
kelamin
Tinggi
2 T_ T_ T_ tt
badan
3 Widow peak ww ww ww ww
Rambut
4 rr rr R_ rr
keriting
Ibu jari
5 J_ J_ jj J_
bengkok
Lidah
6 L_ ll L_ L_
menggulung
Warna
7 G_ G_ G_ G_
rambut
Golongan
8 B O O B
darah

Hasil Cakram Genetika

B. Pembahasan
Pada praktikum keanekaragaman pada munusia,
praktik mengambil 8 jenis data sifat nampak yang berbeda
pada 20 orang teman perkloter (termasuk diri sendiri).
Kedelapan jenis data tersebut adalah jenis kelamin,
tinggi badan, widow peak, rambut keriting, ibu jari
dapat dibengkokan, lidah, warna rambut, dan golongan
darah. Data tersebut digunakan untuk mengetahui angka
indeks setiap orang. Hal yang pertama dilakukan adalah
melakukan pendataan sifat-sifat yang nampak dari 20
orang dalam kelas. Setelah data didapatkan, data hasil
pengamatan sifat nampak tersebut dimasukkan kedalam
tabel yang berada di hasil. Berikutnya cakram genetika
dibuat untuk dapat mengetahui angka indeks
keanekaragaman dari setiap orang yang telah didata
sifat yang nampaknya.
Dari data yang didapat diketahui Jumlah mahasiswa
laki-laki yaitu 3 orang dan jumlah mahasiswa perempuan
adalah 17. Terdapat 14 mahasiswa yang memiliki sifat
dominan tinggi badan, yaitu berarti tinggi badan yang
lebih dari 160, dan 4 mahasiswa Lainnya memiliki sifat
resesifnya. Pada widow peak terdapat 4 mahasiswa yang
memiliki sifat dominan dan sisanya sebanyak 16
mahasiswa lainnya memiliki sifat resesif. Lalu sifat
dominan dari rambut keriting hanya terdapat pada 2
mahasiswa saja. Sisanya, sebanyak 18 mahasiswa memiliki
sifat resesifnya.
Terdapat 14 mahasiswa yang memiliki sifat dominan
pada ibu jari, yaitu dapat dibengkokkan, sisanya
sebanyak 6 mahasiswa memiliki sifat resesif. Sebanyak
10 mahasiswa memiliki sifat dominan pada lidah, yaitu
dapat menggulung, dan sisanya, sebanyak 10 mahasiswa
lainnya memiliki sifat resesifnya. Berikutnya pada
sifat dominan pada warna rambut, sebanyak 120 mahasiswa
yang memiliki warna rambut yang hitam. Untuk golongan
darah sebanyak 3 mahasiswa memiliki golongan darah A,
6 mahasiswa memiliki golongan darah B, 2 mahasiswa
memiliki golongan darah AB, dan 9 mahasiswa memiliki
golongan darah O. Sementara itu dari data yang telah
dibuat cakram genetika diketahui angka indeks
keanekaragaman 20 orang mahasiswa sebagai berikut:

Kelompok 1
No Nama Angka Indeks
1 M. Naufal Al Ghazali 198
2 Dini Nurrahmawati 408
3 Intania Mardatilah 408
4 Meidy Annisa Fitri 408

Kelompok 2
No Nama Angka Indeks
1 Siti Rahma Aliyah 285
2 Yunilla Vidiastuti 270
3 Sintia Erika Magdalena 270
4 Sayyidah Balqist 414

Kelompok 3
No Nama Angka Indeks
1 Ilham Ahda Revanof 216
2 Shafira Nurul Annisa 392
3 Nadiah Danisha 405
4 Rizka Rifatul Hidayah 471

Kelompok 4
No Nama Angka Indeks
1 Serli Widianti 415
2 Ratu Celina Adinda 272
3 Erika Juliarti Hutapea 288
4 Muhammad Rafi Al Farizi 245

Kelompok 5
No Nama Angka Indeks
1 Alay Fia 414
2 Nadia Azzahra 408
3 Aida Rahma Aulia 432
4 Najwa Helmalia Putri 286
Dari data hasil pengamatan indeks yang dilakukan
dapat dibuktikan bahwa adanya keragaman gen.
Keanekaragaman gen merupakan perbedaan yang ditemukan
pada makhluk hidup dalam satu spesies. Keanekaragaman
gen merupakan variasi susunan gen dalam satu spesies
(Carlen, 2015). Keanekaragaman disebabkan oleh dua
faktor yaitu genetik dan lingkungan. Keanekaragaman
terjadi karena adanya perkawinan yang terjadi pada dua
makhluk hidup dengan jenis yang sama namun memiliki
karakteristik yang berbeda. Dari kedua induk ataupun
orang tua nantinya akan menghasilkan susunan gen yang
berbeda dari makhluk hidup yang satu dengan yang
lainnya. Maka dari itu terciptalah keanekatagaman
genetik (Fitriani et al., 2018).
BAB V
KESIMPULAN

1. Cakram genetika dapat membantu dapat untuk


keanenaragaman sifat fenotipe pada manusia, hal
tersebut ditunjukkan dengan adanya indeks
keanekaragaman yang muncul.
2. Terdapat keanekaragaman pada sifat fenotipe yang
dimiliki oleh populasi kloter praktikum, hal tersebut
ditunjukan dengan perbedaan dan persamaan angka indeks
yang dimiliki populasi kloter praktikum.
3. Pada perbedaan angka indeks menunjukkan perbedaan sifat
fenotip yang diuji coba.
4. Persamaan angka indeks menunjukkan kesamaan sifat yang
diuji coba fenotip.
DAFTAR PUSTAKA

Carlen, C. Y. (2015). Keanekaragaman Genetik dan


Identifikasi Jenis Kelamin Lonchura fuscans secara
Molekuler. KEANEKARAGAMAN GENETIK DAN IDENTIFIKASI
JENIS KELAMIN Lonchura fuscans SECARA MOLEKULER, 1-10.

Divac Rankov, A., & Ljujic, M. (2020). Human genetic


diversity in health and disease. Biodiversity and
Biomedicine, 123–136.

Fatumo, S., Chikowore, T., Choudhury, A., Ayub, M., Martin,


A. R., & Kuchenbaecker, K. (2022). A roadmap to increase
diversity in genomic studies. Nature medicine, 28(2),
243-250.

Fitriani, Y., Ruyani, A., & Karyadi, B. (2018). Pemahaman


siswa SMA tentang keanekaragaman genetik berdasarkan
eksperimen DNA mitokondria Cuora amboinensis Sumatera.
PENDIPA Journal of Science Education, 2(2), 153-157.

Jesse, M., Bauer, C., & Jannach, D. (2023). Intra-list


similarity and human diversity perceptions of
recommendations: the details matter. User Modeling and
User-Adapted Interaction, 33(4), 769-802.

Jordan, B. (2021). Genomics and human diversity. Cahiers de


l’Urmis, (20).

Kerans, G. (2022). Kemajuan Teknologi Rekayasa Genetika


Ditinjau dari Filsafat Evolusi Darwin. Jurnal Filsafat
Indonesia, 5(2), 112-122.

Khamsi, R. (2022). A more-inclusive genome project aims to


capture all of human diversity. Nature, 603(7901), 378-
381.
Murray, C. (2020). Human diversity: The biology of gender,
race, and class. Twelve.

Nonić, M., Šijačić-Nikolić, M. (2021). Genetic Diversity:


Sources, Threats, and Conservation. In: Leal Filho, W.,
Azul, A.M., Brandli, L., Lange Salvia, A., Wall, T.
(eds) Life on Land. Encyclopedia of the UN Sustainable
Development Goals. Springer, Cham.

Novembre, J. (2022). The background and legacy of Lewontin’s


apportionment of human genetic diversity. Philosophical
Transactions of the Royal Society B, 377(1852).

Pasaribu, N. F., Pane, E., Nainggolan, B., & Sinaga, J.


(2023). Kloning dalam Perspektif Iman Kristiani. JIIP-
Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 6(3), 1936-1944.

Pratama, Y. (2021). Optimalisasi Penjadwalan Karyawan Paruh


Waktu Berdasarkan Nilai Fitness Terbaik Menggunakan
Algoritma Genetika. Jurnal Nasional Informatika
(JUNIF), 2(2), 114-142.

Purwaningsih, E., Widayanti, E., & Mirfat, M. (2020).


Kemampuan Mengecap Phenylthiocarbamide (PTC) dan
Distribusi Golongan Darah Sistem ABO pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas YARSI Angkatan 2019.
Majalah Sainstekes, 7(2).

Vartija, D. (2021). Revisiting enlightenment racial


classification: time and the question of human
diversity. Intellectual History Review, 31(4), 603-625.

Anda mungkin juga menyukai