Anda di halaman 1dari 13

PENGANTAR PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PENDIDIKAN

FORMAL, NON FORMAL DAN INFORMAL

Disusun Untuk Memenuhi UTS Pada Mata Kuliah Bahasa Arab

Dosen Pengampu: Muhammad Solihin Pranoto S.S., M.S.i

Disusun oleh kelompok 1 :

Hanna Prianti (230101181)


Hamidah Aulia Nasution (230110127)
Hasanah Br Kabeakan (230101182)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT SYEKH ABDUL HALIM HASAN BINJAI
2024
SILABUS

PENGANTAR PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PENDIDIKAN


FORMAL, NON FORMAL DAN INFORMAL

A. IDENTITAS MATA KULIAH

Program Studi : Pendidikan Agama Islam


Mata Kuliah/Kode : Bahasa Arab
Bobot : 2 SKS
Dosen : Muhammad Solihin Pranoto, S.S., M.S.i

B. TUJUAN MATA KULIAH

Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa dapat memahami secara


mendalam Bahasa Arab pendidikan formal serta mampu mengembangkan materi
belajar sebagai modal pokok dalam pembelajaran materi bahasa arab pendidikan
pada semua jenjang madrasah dan atau sekolah, sejak SD/MI sampai dengan
SMA/MA.

C. DESKRIPSI ISI

Mahasiswa akan diberikan pemahaman tentang Bahasa Arab pendidikan formal


serta mampu mengembangkan materi belajar sebagai modal pokok dalam
pembelajaran materi bahasa arab pendidikan pada semua jenjang madrasah dan atau
sekolah, sejak SD/MI sampai dengan SMA/MA.

D. EVALUASI

Sesuai dengan metode pembelajarannya evaluasi dilakukan dengan cara:


Kehadiran 20 %
Partisipsi 10 %
Presentasi 15 %
Makalah/ Tugas 15 %
UTS 20 %
UAS 20 %

E. RINCIAN MATERI PERKULIAHAN

Pertemuan Perkuliahan Materi


Pertemuan 1 Pengantar Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal
Pertemuan 2 Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Formal
Pertemuan 3 Model Pembelajaran Bahasa Arab Pendidikan
Formal
Pertemuan 4 Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Formal
Pertemuan 5 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Formal
Pertemuan 6 Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Non Formal
Pertemuan 7 Model Pembelajaran Bahasa Arab Pendidikan
Non Formal
Pertemuan 8 UTS
Pertemuan 9 Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Non Formal
Pertemuan 10 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Non Formal
Pertemuan 11 Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Informal
Pertemuan 12 Model Pembelajaran Bahasa Arab Pendidikan
Informal
Pertemuan 13 Metode Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Informal
Pertemuan 14 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Informal
Pertemuan 15 Evaluasi Pembelajaran Bahasa Arab
Pendidikan Formal, Non Formal, dan
Informal
Pertemuan 16 UAS
PENDAHULUAN

Pembelajaran aspek kegiatan manusia yang sangat kompleks dan hal tersebut tidak
dapat sepenuhnya dijelaskan secara detail. Adapun penjelasan tentang arti pembelajaran
dalam konteks sederhana dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara
pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks, hakikat dari
pembelajaran adalah usaha sadar seorang pendidik untuk mendidik siswanya dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Pada proses pembelajaran, terdapat beberapa poin penting yang tidak bisa lepas
dari proses pembelajaran tersebut.metode pengajaran merupakansalah satu poin penting
di antara beberapa poin penting dalam proses pembelajaran.
Berbicara substansi dan metode berarti mempersoalkan kompetensi yang tidak
sederhana yang wajib dikuasai oleh pendidik, sebab keberadaanya merupakan bagian
integral dari sebuah proses pembelajaran. Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah
materi sebagai substansi ilmu lebih penting daripada metode sebagai cara untuk
menyebarkannya atau sebaliknya. Pertanyaan ini bagi sebagian kalangan sepertinya sia-
sia saja, sebab yang terpenting dalam pembelajaran adalah merubah situasi dan kondisi
dari yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Tetapi bagi kalangan lain justru permasalahan
ini perlu dijawab dengan benar sebab akan berimplikasi kepada proses, output dan
outcome.
Terdapat anggapan bahwa penguasaan materi merupakan suatu jaminan
kemampuan bagi seseorang untuk mengajarkan ilmu tersebut kepada siapapun. Namun
selanjutnya terasa ada yang hilang jika seseorang hanya mengandalkan kemampuan
penguasaan materi. Seseorang yang pintar dan menguasai suatu ilmu tertentu ternyata
sering kali menemukan batu sandungan dalam mengkomunikasikan ilmunya secara
efektif.
Namun demikian, tidak ada salahnya jika dikemukakan pemahaman baru, bahwa
substansi dan materi sama pentingnya. Dengan kata lain, seorang pendidik harus
menguasai setidaknya dua hal, yaitu materi sebagai substansi ilmu yang dikuasai dan
metode sebagai cara menyampaikan ilmunya.
PEMBAHASAN

A. Bahasa Arab dan Karakteristiknya


Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa rumpun Semit yang paling tua dan
tetap eksis sampai sekarang. Kemampuan bahasa Arab tetap eksis sampai sekarang
disebabkan oleh posisinya sebagai bahasa yang dipilih oleh Allah sebagai bahasa
kitab suci Al Qur’an, dan sebagai bahasa agama (dalam sholat, dzikir, dan do’a).
Disamping itu bahasa Arab sebagaimana ditulis Muhbib Abdul Wahab (2008) sebagai
bahasa suku Arab Quraisy yang sudah standar pada saat itu, merupakan bahasa yang
telah mencapai puncak kedewasaan dan kematangannya.1
Hal ini terbukti dari penggunaan bahasa Arab sebagai bahasa sastra dan
pemersatu pada masa Jahiliyyah, disamping itu bahasa Arab hingga kini juga menjadi
bahasa yang mampu menampung kebutuhan penggunannya dan menyerap berbagai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam berbagai bidang. Hal tersebut
antara lain disebabkan oleh watak dan karakteristik bahasa Arab yang elastis,
menganut system analogi (qiyas) dan kaya dengan derivasi (isytiqoq) dan
perbendaharaan kata (mufrodat).2
Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas bahasa Arab yang merupakan
kelebihan yang tidak ada pada bahasa lainnya, di antaranya adalah:
1. Jumlah abjad sebanyak 28 huruf dengan tempat keluarnya huruf (makharijul huruf
) yang berbeda dengan bahasa lainnya.
2. I’rab, sesuatu yang mewajibkan keberadaan akhir kata pada keadaan tertentu, baik
rofa’, nashab, jazm dan jar yang terdapat pada isim (kata benda) dan juga fi’il
(kata kerja).
3. Notasi syair (Ilmu ‘arudl) yang mana dengan ilmu ini menjadikan syair
berkembang dengan perkembangan yang sempurna.
4. Bahasa ‘ammiyah dan fush-ha, ‘Ammiyah dipergunakan dalam interaksi jual beli
atau komunikasi dalam situasi tidak formal sedang fush-ha adalah bahasa sastra

1
Hidayat, N. S. (2012). Problematika pembelajaran bahasa Arab. Jurnal Pemikiran Islam, 37(1).
2
Mulianto Sumardi, dkk., Pedoman Pengajaran Bahasa Arab Pada Perguman Tinggi Agama
Islam/IAIN, Jakarta, Departemen Agama RI, Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama, 1976, hlm.
91-94.
dan pembelajaran, bahasa resmi yang dipergunakan dalam buku keislaman dan
ilmu pengetahuan.
5. Adanya huruf “dhod” yang tidak ada pada makhroj bahasa lain, dll.
6. Kata kerja dan gramatikal yang digunakan selalu berubah sesuai dengan subyek
yang berhubungan dengan kata kerja tersebut.
7. Tidak adanya kata yang bersyakal dengan syakal yang sulit dibaca, seperti “fi-u-
la”.
8. Tidak adanya kata yang mempertemukan dua huruf mati secara langsung.
9. Sedikit sekali kata-kata yang terdiri dari dua huruf (al alfadz al tsuna’iyyah)
kebanyakan tiga huruf, kemudian ketambahan satu, dua, tiga, sampai empat huruf.
10. Tidak adanya 4 huruf yang berharakat secara terus menerus, di samping aspek-
aspek lain yang termasuk dalam ranah deep structure (al bina’ al dahily) baik segi
metafora, fonologi, kamus.3

B. Metode Pembelajaran Bahasa Arab


Metode pembelajaran Bahasa Arab telah mendapatkan perhatian dari para ahli
pembelajaran Bahasa dengan melakukan berbagai kajian dan peneitian untuk
mengetahui efektifitas dan kesuksekan berbagai metode pembelajaran. Yaitu bahwa
metode menjadi hal yang sangat penting dalam studi Bahasa Asing termasuk
didalamnya adalah belajar Bahasa Arab.
Metode merupakan rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sistematis
berdasarkan pendekatan yang ditentukan Ketika proses belajar mengajar, pemilihan
metode yang tepat bagi seorang pendidik akan menunjang keberhasilan proses belajar
siswa juga keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh pendidik. Pendidik harus
mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimanakah kegiatan belajar mengajar-itu
terjadi, dan langkah-langkah apakah yang harus ditempuh dalam kegiatan belajar
mengajar. Jika seorang pendidik tidak mempunyai metode atau tidak mempunyai
wawasan tentang metode,apalagi tidak menguasai materi yang hendak disampaikan,
maka kegiatan belajar mengajar tersebut tidak akan maksimal dan cenderung gagal.4

3
Fahrurrozi, A. (2014). Pembelajaran bahasa arab: Problematika dan solusinya. Arabiyat: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban, 1(2), 161-180.
4
Ibid.
Seorang pengajar bahasa Arab memilki kebebasan menciptakan beragam
metode sesuai dengan situasi dan kondisi terjadinya kegiatan belajar mengajar. Jika
kegiatan belajar dan mengajar bahasa Arab dilakukan tanpa suatu metode maka sama
halnya kegiatan tersebut terjadi dan dilakukan tanpa pedoman dan arah yang jelas.
Akhirnya target yang telah tersusun dan tertata rapi akan hancur dan tidak tercapai
sama sekali.5
Metode pembelajaran bahasa Arab akan dianggap sukses dalam aplikasinya bila
mampu memenuhi beberapa hal yang menjadi syarat kesuksesan sebuah metode.
Syarat-syarat itu merupakan dasar-dasar keuksesan sebuat metode. Adapun dasar-
dasar itu adalah sebagai berikut.6
1. Metode pembelajaran bahasa Arab harus sesuai dengan kondisi peserta didik.
2. Metode pembelajaran bahasa Arab harus mengikuti kaidah-kaidah umum yang
dapat digunakan oleh seorang pendidik.
3. Pendidik hars mampu menganalisis perbedaan karakter peserta didik di kelas,
karena peserta didik ittu memiliki kemampuan berbeda-beda, karakter yag
berbeda-beda, kecerdasan yang berbeda-beda dan latar belakang yang berbeda-
beda tetapi usia dan jenis kelamin mereka bisa jadi sama.7
Begitu pentingnya penggunaan dan pemilihan metode yang digunakan pendidik
dalm kelas khususnya pada proses pembelajaran bahasa Arab, karena itu sangat
mempengaruhi proses dan keberhasilan pembelajaran bahasa Arab yang mencakup
empat keterampilan berbahasa, yaitu istima’, kalam, qira’ah, dan kitabah. Oleh
karena pentingnya metode dalam pembelajaran bahasa Arab, maka seorang pendidik
dituntut menguasai materi yang akn disampaikan kepada peserta didik juga metode
pembelajaran bahasa Arab sebagai sarana penyampaian materi kepada peserta didik.8

C. Pembelajaran Bahasa Arab

5
Oensyar, K., & Hifni, A. (2015). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Telaah Problematika
Pembelajaran Bahasa Arab.
6
Syaiful Bahri Jarnarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Bandung, Rineka Cipta, 19990.
h1m. 48.
7
Mahmud Yunus, Pokok-Pokok Pendidikan dan Pengajaran, Jakarta, Hidakarya Agung 1978,
hlm. 35.
8
4Imam Bawani, Pengantar Bahasa Arab, Surabaya, al-lkhlas, 1981, hlm. 11-15
Bahasa Arab (al-lughah al-„Arabiyyah) atau secara mudahnya Arab, adalah
sebuah bahasa Semitik yang muncul dari daerah yang sekarang termasuk wilayah
Arab Saudi. Bahasa ini adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah penutur
dalam keluarga bahasa Semitik. Bahasa ini berkerabat dekat dengan bahasa Ibrani dan
bahasa Arab. Bahasa Arab itu adalah alat yang berbentuk huruf hijaiyyah yang
dipergunakan oleh orang Arab dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik
secara lisan maupun tulisan.9
Sedangkan pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang diciptakan dan
dirancang untuk mendorong, menggiatkan dan mendukung belajar siswa. Adapun
menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun
meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam hal ini manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga lainnya, materi
meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas dan perlengkapan terdiri
dari ruang kelas dan audiovisual. Prosedur meliputi; jadwal dan metode penyampaian
informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.10
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (proses belajar
mengajar) adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk
memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar yang
diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan. Dari istilah proses belajar dan
mengajar terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi
saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain. Adapun tujuan
belajar merupakan kriteria untuk mencapai derajat mutu dan efisiensi pembelajaran
itu sendiri.11

D. Model Pembelajaran
Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan
digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam
kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Tujuan
penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana pembelajaran yang

9
Amrullah, A. F., & Hum, S. (2021). Manajemen Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab.
Prenada Media.
10
Ibid.
11
Mustofa, S. (2011). Strategi pembelajaran bahasa Arab inovatif. UIN-Maliki Press.
dilaksanakan dapat membantu peserta didik mengembangkan dirinya baik berupa
informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir dalam meningkatkan
kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun keterampilan sosial serta
komitmen. Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yaitu:12
1. Rasional teoretis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya.
Model pembelajaran mempunyai teori berfikir yang masuk akal. Maksudnya para
pencipta atau pengembang membuat teori dengan mempertimbangkan teorinya
dengan kenyataan sebenarnya serta tidak secara fiktif dalam menciptakan dan
mengembangankannya.
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan dicapai). Model pembelajaran mempunyai tujuan yang
jelas tentang apa yang akan dicapai, termasuk di dalamnya apa dan bagaimana
siswa belajar dengan baik serta cara memecahkan suatu masalah pembelajaran.
3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan
dengan berhasil. Model pembelajaran mempunyai tingkah laku mengajar yang
diperlukan sehingga apa yang menjadi cita-cita mengajar selama ini dapat berhasil
dalam pelaksanaannya.
4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai.
Model pembelajaran mempunyai lingkungan belajar yang kondusif serta nyaman,
sehingga suasana belajar dapat menjadi salah satu aspek penunjang apa yang
selama ini menjadi tujuan pembelajaran.

Memilih atau menentukan model pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi


Kompetensi Dasar (KD), tujuan yang akan dicapai dalam pengajaran, sifat dari materi
yang akan diajarkan, dantingkat kemampuan peserta didik. Di samping itu, setiap
model pembelajaran mempunyai tahap-tahap yang dapat dilakukan siswa dengan
bimbingan guru. Pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan saintifik sebagaimana
yang diterapkan pada kurikulum 2013, sebaiknya dipadukan secara sinkron dengan
langkah/tahapan kerja model pembelajaran.

E. Pengertian Pendekatan, Metode, Dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab

12
Ibid.
Dalam pembelajaran bahasa ada tiga istilah yang perlu dipahami pengertian dan
konsepnya secara tepat, yakni pendekatan, metode dan teknik. Edward M. Anthony
dalam artikelnya ”Approach, Method and Tehnique” sebagaimana dikutip oleh
Rodhiyah Zainuddin (2005) menjelaskan ketiga istilah tersebut sebagai berikut:13
1. Pendekatan (Approach), yang dalam bahasa Arab disebut madkhal adalah;
seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat bahasa dan hakekat belajar
mengajar bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau filosofis yang
berorientasi pada pendirian, filsafat, dan keyakinan yaitu sesuatu yang
diyakini tetapi tidak mesti dapat dibuktikan. Misalnya saja asumsi dari aural-
oral approach yang menyatakan bahwa bahasa adalah apa yang kita dengar
dan ucapkan, sedangkan tulisan hanyalah representasi dari ujaran. Dari asumsi
ini dapat dijewantahkan dalam hubungannya dengan pembelajaran dan belajar
bahasa, bahwa keterampilan menyimak dan berbicara harus dibelajarkan
terlebih dahulu sebelum keterampilan membaca dan menulis.
2. Metode (method) yang dalam bahasa Arab disebut thari:qah adalah rencana
menyeluruh yang berkenaan dengan penyajian materi bahasa secara teratur
atau sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Jika pendekatan
(Approach) bersifat aksiomatis, maka metode (method) bersifat prosedural.
Sehingga dalam satu pendekatan bisa saja terdapat beberapa metode. Misalnya
ada beberapa faktor yang mempengaruhi penyajian materi pelajaran, di
antaranya latar belakang bahasa murid dan bahasa asing yang dipelajarinya
sehingga mengakibatkan perbedaan metodologis. Latar belakang sosio-
kultural seorang murid, pengalamannya dengan bahasa Arab atau bahasa asing
lain sebelumnya, merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dipilihnya
suatu metode. Dan pembelajaran bahasa Arab untuk orang Indonesia,
misalnya akan berbeda secara metodologi dengan pembelajaran bahasa Arab
untuk orang Inggris. Belum lagi pengalaman guru, tingkat penguasaannya
terhadap bahasa asing yang diajarkan merupakan faktor yang penting juga
untuk dicermati. Di samping itu, tujuan dari program bahasa yang diberikan,
apakah tujuannya untuk membaca, mahir berbicara, mahir menerjemahkan,

Fauzi, M. F., & Anindiati, I. (2020). E-learning pembelajaran bahasa Arab (Vol. 1).
13

UMMPress.
dan lain-lain. Kesemuanya akan membentuk dan mempengaruhi pemilihan
dan penentuan metode yang dianggap tepat sasaran.
3. Teknik (tehnique), yang dalam bahasa Arab disebut uslu:b atau yang populer
dalam bahasa kita dengan strategi, yaitu kegiatan spesifik yang
diimplementasikan di dalam kelas, selaras dengan pendekatan dan metode
yang telah dipilih. Teknik bersifat operasional, karena itu sangatlah tergantung
pada imajinasi dan kreativitas seorang pengajar dalam meramu materi dan
mengatasi dan memecahkan berbagai persoalan di kelas.
Dari paparan di atas dapat dipahami, bahwa ketiga istilah tersebut memiliki
hubungan yang hirarkis. Dari satu pendekatan bisa menghadirkan satu atau beberapa
metode, dan dari satu metode bisa mengimplementasikan satu atau beberapa strategi.
Sebaliknya strategi harus konsisten dengan metode dan karena itu tidak boleh
bertentangan dengan pendekatan. Meskipun penggunaan istilah ini terkesan tumpang
tindih namun tidak perlu dirisaukan, karena masing-masing punya sejarah dan
konteksnya sendiri-sendiri. Perlu diketahui bahwa, dalam sejarah pembelajaran
bahasa Arab di Indonesia metode yang pernah digunakan pada tahun 70-an yang
kadang disebut sebagai Metode Audiolingual, dan juga disebut pula sebagai
pendekatan Aural-oral. Kedua metode tersebut identik, hanya saja yang pertama
digunakan di Amerika dan yang kedua di Inggris.

F. Soal dan Pembahasan


1. Apakah pengertian Bahasa Arab?
Jawab: Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa rumpun Semit yang paling tua
dan tetap eksis sampai sekarang. Kemampuan bahasa Arab tetap eksis sampai
sekarang disebabkan oleh posisinya sebagai bahasa yang dipilih oleh Allah
sebagai bahasa kitab suci Al Qur’an, dan sebagai bahasa agama (dalam sholat,
dzikir, dan doa).
2. Apakah pengertian metode pembelajaran Bahasa Arab?
Jawab: Metode merupakan rencana menyeluruh penyajian bahasa secara
sistematis berdasarkan pendekatan yang ditentukan Ketika proses belajar
mengajar, pemilihan metode yang tepat bagi seorang pendidik akan menunjang
keberhasilan proses belajar siswa juga keberhasilan mengajar yang dilakukan oleh
pendidik. Pendidik harus mempunyai wawasan yang luas tentang bagaimanakah
kegiatan belajar mengajar-itu terjadi, dan langkah-langkah apakah yang harus
ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar.
3. Apa pengertian Model Pembelajaran?
Jawab: Tujuan penggunaan model pembelajaran sebagai strategi bagaimana
pembelajaran yang dilaksanakan dapat membantu peserta didik mengembangkan
dirinya baik berupa informasi, gagasan, keterampilan nilai dan cara-cara berpikir
dalam meningkatkan kapasitas berpikir secara jernih, bijaksana dan membangun
keterampilan sosial serta komitmen.
4. Apakah pengertian pendekatan dalam pembelajaran Bahasa Arab?
Jawab: Pendekatan (Approach), yang dalam bahasa Arab disebut madkhal adalah;
seperangkat asumsi berkenaan dengan hakikat bahasa dan hakekat belajar
mengajar bahasa. Pendekatan bersifat aksiomatis atau filosofis yang berorientasi
pada pendirian, filsafat, dan keyakinan yaitu sesuatu yang diyakini tetapi tidak
mesti dapat dibuktikan.

G. Soal Latihan
1. Bagaimanakah menurut Anda tentang konsep dasar pembelajaran Bahasa Arab?
2. Bagaimana cara Anda memahami dan mengaplikasikan pendekatan, model dan
metode yang ada dalam pembelajaran Bahasa Arab?
3. Apakah pengertian sejarah pendidikan Bahasa Arab?
4. Bagaimanakah pembelajaran Bahasa Arab pada setiap perkembangan
pendekatannya?

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Qadir Ahmad, Muhammad (1979). Thuruq Ta’lim al-Lughah al-‘Arabiyyah.
Mesir:Maktabah al-Nahdha.
Al-Naqah, Mahmud Kamil Hasan (2010). Usus I’daad Mawaad Ta’lim al-Lughah al-
‘Arabiyyah wa Ta’lifuhaa.Qahirah : Kuliyah al-Tarbiyah,Jami’ah ‘Ain Syams.
Al-Wasilah, Chaidar (2011). Metodologi Pembelajaran bahasa Arab.Bandung:Remaja
Rosdakarya.
Amrullah, A. F., & Hum, S. (2021). Manajemen Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab.
Prenada Media.
Arsyad, Azhar (2010). Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya beberapa pokok pikiran.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar Offset.
Fathur, Rohman (2015). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.Malang : Madani
kelompok Intrans Publishing.
Fauzi, M. F., & Anindiati, I. (2020). E-learning pembelajaran bahasa Arab (Vol. 1).
UMMPress.
Hermawan,Acep (2013). Metodologi Pembelajaran bahasa Arab. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Izzan, H. A. (2011). Metodologi pembelajaran bahasa Arab. Humaniora Utama Press.
Mustofa, S. (2011). Strategi pembelajaran bahasa Arab inovatif. UIN-Maliki Press.
Nuha, Ulin (2012). Metodologi super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab. Jogjakarta :
DIVA Press.
Rosyidi, A. W. (2009). Media pembelajaran bahasa Arab. UIN-Maliki Press.
Sholeh, Nur & Ulin Nuha (2013). Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Analisis dan
Panduan Kurikulum Bahasa Arab Sesuai KTSP. Jogjakarta : DIVA Press.
Suprihatiningrum,Jamil (2013). Strategi Pembelajaran: Teori & Praktek.. Jogjakarta :
Arruz Media.
Switri, E. (2022). Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab di PTU. Penerbit Qiara Media.
Wekke, I. S. (2015). Model pembelajaran bahasa Arab. Deepublish.
Wekke, I. S. (2016). Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah. Deepublish.

Anda mungkin juga menyukai