Anda di halaman 1dari 10

Ujian Akhir Semester Bahasa Indonesia

Tahun akademik 2022/2023

Nama : Nabilah Avilia Indriyawati

NPM : 227007067

Jurusan : Sistem Informasi (A)

Tanggal Ujian : Senin, 12 Desember 2022

Raka, dkk (2011: 10) menyatakan bahwa Pendidikan karakter bukanlah hal baru
dalam sejarah manusia. Orangtua, dengan berbagai cara, sejak dulu kala sebelum ada
lembaga pendidikan formal yang bernama sekolah seperti sekarang, sudah berusaha
mendidik anak-anak mereka menjadi anak yang baik menurut norma-norma yang
berlaku dalam budaya mereka.
Kirschenbaum (Samsuri, 2011) menyatakan ada beberapa penamaan nomenklatur
untuk merujuk kepada kajian pembentukan karakter peserta didik, tergantung kepada
aspek penekanannya. Di antaranya yang umum dikenal ialah: Pendidikan Moral,
Pendidikan Nilai, Pendidikan Religius, Pendidikan Budi Pekerti, dan Pendidikan
Karakter itu sendiri. Masing-masing penamaan kadang-kadang digunakan secara
saling bertukaran (inter-exchanging), misal pendidikan karakter juga merupakan
pendidikan nilai atau pendidikan religius itu sendiri.
Samsuri (2011) menyatakan bahwa terminologi ”karakter” itu sendiri sedikitnya
memuat dua hal: values (nilai-nilai) dan kepribadian. Suatu karakter merupakan
cerminan dari nilai apa yang melekat dalam sebuah entitas. ”Karakter yang baik” pada
gilirannya adalah suatu penampakan dari nilai yang baik pula yang dimiliki oleh
orang atau sesuatu, di luar persoalan apakah ”baik” sebagai sesuatu yang ”asli”
ataukah sekadar kamuflase.
1. Susunlah tiga (3) pengertian di atas menjadi satu sintesa yang utuh dengan
memperhatikan tata cara pengutipan yang benar (Teknik pengutipan tidak langsung)!
Menurut Raka, dkk (2011: 10) Pendidikan karakter bukanlah hal baru pada sejarah
manusia. Orangtua, dengan banyak sekali cara, sejak dulu kala sebelum ada
lembaga pendidikan formal yang bernama sekolah mirip seperti sekarang ini, telah
berusaha mendidik anak-anak mereka menjadi anak yang baik menurut adat-tata
cara yang berlaku dalam budaya mereka.
Menurut Kirschenbaum (Samsuri, 2011) terdapat beberapa penamaan
nomenklatur buat merujuk pada kajian pembentukan karakter peserta didik,
tergantung kepada aspek penekanannya. di antaranya yang umum dikenal sebagai:
Pendidikan Moral, Pendidikan Nilai, Pendidikan Religius, Pendidikan Budi
Pekerti, serta Pendidikan Karakter itu sendiri. Masing-masing penamaan kadang-
kadang dipergunakan secara saling bertukaran (inter-exchanging), misal
pendidikan karakter adalah pendidikan nilai atau pendidikan religius itu sendiri.
Menurut Samsuri (2011) terminologi ”karakter” itu sendiri sedikitnya memuat dua
hal: values (nilai-nilai) serta kepribadian. Suatu karakter artinya cerminan asal
nilai apa yang melekat pada sebuah entitas. ”Karakter yang baik” pada gilirannya
artinya suatu penampakan dari nilai yang baik juga yang dimiliki orang atau
sesuatu, pada luar masalah apakah ”baik” menjadi sesuatu yang ”asli” ataukah
sekadar kamuflase.

2. Bagaimanakah perbedaan struktur dan proses penulisan esai dengan artikel ilmiah?
Jelaskan!

Pada bagian essai terdapat bagian pengantar atau pendahuluan menyajikan latar belakang
informasi bahasan, dan pernyataan inti isi yang akan dibahas, selain berisi ketiga hal tersebut,
bagian ini juga berisi penjelasan istilah, kutipan, pernyataan-pernyataan. Pada bagian isi
dituliskan berbagai paragraf yang tiap-tiap paragraf nya harus terdapat satu topik menarik
yang dikupas. Pola pengembangan paragraf yang terdapat pada isi esai sebaiknya diawali
dengan penjelasan inti konsep, detail konsep, dan contoh konsep. Isi esai dapat pula
dikembangkan dengan pola kronologi, pola pengurutan ide penting, prinsip struktur kajian
ataupun kombinasi pola-pola tersebut. Bagian penutup berisi kesimpulan atas isi yang telah
dipaparkan, bagian ini harus berisi ide-ide utama yang dianggap penting oleh penulis,
sedangkan pada artikel ilmiah bagian pendahuluan langsung pada inti permasalahan, bagian
ini lebih merupakan latar belakang masalah pada laporan penelitian denga nisi dan komposisi
penulisan yang sama layaknya latar belakangmasalah, bagian ini harus memuat masalah,
pembatasan masalah, pentinnya penyelesainmasalah dan solusi yang ditawarkan penulis
untuk menyelesaikan makalah. Pada bagian pembahasan, penulis harus membahas seluruh
hasil penelitiannya secara tajam dan jelas sehingga tergambar kedalaman isi penelitian yang
dilakukannya. Pada bagian pembahasan,dikemukakan pula berbagai teori yang digunakan
sebagai konfirmasi atas hasi penelitian yang telah dilakukannya. Bagian temuan dan
pembahasan sebaiknya dimulai dengan ringkasan singkat mengenai temuan penelitian,
dengan mengatakan kembali tujuan penelitian, dalam membahas data, baik data kuantitatif
maupun kualitatif. Bagian penutupan pada dasarnya berisi simpulan, implikasi dan
rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis
temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal yang dapat dimanfaatkan dari hasil
penelitian tersebut.

3. Bagaimanakah hubungan antara proposal penelitian, laporan penelitian, dan artikel ilmiah?
Jelaskan!

Sebuah proposal dapat dikatakan sebagai tahap atau bagian awal dalam sebuah
penelitian atau riset. Tahap tersebut merupakan tahap perencanaan bagi seorang peneliti.
Pada tahap perencanaan ini, secara garis besar, peneliti akan berbicara tentang desain
penelitian yang akan dilakukan seperti latar belakang permasalahan, tinjauan pustaka,
metode penelitian, dan rencana waktu penelitian. Bahkan, ada juga peneliti yang
mencamtumkan biaya penelitian yang dibutuhkan. Setelah tahap ini selesai, peneliti akan
memulai penelitian. Setelah tahap penelitian selesai, peneliti akan menyusun sebuah
laporan penelitian, Laporan penelitian merupakan sebuah karangan ilmiah yang disusun
pascapenelitian. Karangan ilmiah tersebut harus disusun berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan. Semua fakta yang terjadi dalam penelitian harus dilaporkan dalam laporan
penelitian. Secara garis besar, laporan penelitian terdiri atas abstrak, pendahuluan, tinjauan
pustaka, metode penelitian, hasil dan pembahasan, penutup, dan daftar pustaka. Dengan kata
lain, laporan penelitian merupakan bentuk lengkap dari proposal penelitian. Setelah tahap ini
selesai, penelitian akan membuat sebuah artikel ilmiah, Artikel ilmiah merupakan karangan
ilmiah yang berisi pokok bahasan hasil penelitian. Artikel ilmiah biasanya dibuat dengan
tujuan agar suatu penelitian dapat dimuat di dalam jurnal penelitian. Panjang artikel ilmiah
biasanya tergantung dari gaya selingkung masing-masing jurnal. Secara garis besar,
sistematika artikel ilmiah terdiri atas abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metode
penelitian, hasil dan pembahasan, penutup, dan daftar pustaka.

4. Jelaskan mengenai plagiarisme (pengertian, jenis, contoh, dan landasan hukum yang
mengaturnya)? Bagaimanakah cara menghindari plagiarisme ketika menyusun teks
akademik?
Menurut KBBI, Plagiat atau Plagiarisme merupakan aktivitas pengambilan karangan
(pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah milik sendiri atau
karangan sendiri. Plagiat adalah aktivitas menjiplak karangan orang lain dan mengakuinya
sebagai karangan sendiri tanpa seizin pembuatnya, plagiat termasuk dalam tindakan
kejahatan yang melanggar hak cipta dan pelaku yang melakukan plagiat disebut sebagai
plagiator.

Tindakan Plagiasi sangat merugikan orang lain khususnya bagi pencipta karangan itu sendiri,
bahkan diranah akademik kegiatan ini beresiko mencoreng integritas akademik kampus
sebagai salah satu penyumbang ilmu pengetahuan, hingga prinsip moral terkait dengan
kebenaran, keadilan, kejujuran di lingkungan akademik.

Dikutip dari detik.com, pakar dari layanan deteksi plagiarisme berbasis internet Turnitin
Yovita Marlina mengatakan bahwa “Kita tidak bisa menyalahkan seratus persen akan adanya
plagiarisme karena perlu adanya edukasi menyeluruh agar para mahasiswa mempunyai
integritas dalam setiap pekerjaan mereka”

Perguruan tinggi memiliki tanggung jawab yang besar untuk memberikan edukasi dan
sosialisasi terkait apa itu plagiarisme, pencegahan, hingga resiko tindakan plagiarisme.
Karena tindakan plagiarisme dianggap sebagai tindak pidana maka pelaku pantas mendapat
hukuman sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan RI no 17 tahun 2010, meliputi :

1. Sanksi bagi Mahasiswa

a. Teguran

b. Peringatan tertulis

c. Penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa

d. Pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa

e. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa


f. Pemberhentian tidak hormat dari status sebagai mahasiswa

g. Pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program

2. Sanksi bagi Dosen/ Peneliti/ Tenaga kependidikan

a. Teguran

b. Peringatan tertulis

c. Penundaan pemberian hak dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan

d. Penurunan pangkat dan jabatan akademik/ fungsional

e. Pencabutan hak untuk diusulkan sebagai guru besar/ profesor/ ahli peneliti utama bagi yang
memenuhi syarat

f. Pemberhentian dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga kependidikan

g. Pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai dosen/ peneliti/ tenaga
kependidikan

h. Pembatalan ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi yang bersangkutan

Tipe-tipe Plagiarisme

Dikutip dari detik.com, Yovita (Senior Manager Turnitin, Southeast Asia) menjelaskan
bahwa plagiarisme bukan hanya sekedar copy paste saja, hal ini juga berhubungan dengan
beberapa hal penting, seperti :

1. Kemampuan menyusun kosakata dan memahami tata bahasa

2. Kemampuan berpikir kritis

3. Kemampuan berargumentasi

4. Keterampilan dalam mengutip

5. Keterampilan melakukan parafrase


6. Manajemen waktu

Berdasarkan penjelasan diatas maka tidak semua karya yang memiliki ide atau gagasan yang
sama dapat disebut plagiarisme. Terdapat beberapa tipe plagiarisme yang perlu diketahui,
Dikutip dari lib.ugm.ac.id, Soelistyo (2011) mengemukakan beberapa tipe plagiarisme :

1. Plagiarisme Kata demi Kata (Word for word Plagiarism), Plagiator menggunakan kata-kata
penulis lain (persis) tanpa menyebutkan sumbernya.

Tipe plagiarism ini sering dijumpai di berbagai artikel atau berita yang diterbitkan secara
pribadi, karena skala pengutipannya sangat substansial sehingga seluruh ide atau gagasan
penulis benar-benar diambil.

2. Plagiarisme atas sumber (Plagiarism of Source), Plagiator menggunakan gagasan orang


lain tanpa memberikan pengakuan yang cukup (tanpa menyebutkan sumbernya secara jelas).

Tipe plagiarism ini sering dijumpai pada karya tulis hingga tugas akhir/ skripsi dimana
plagiator tidak menyebutkan secara lengkap referensi yang dirujuk dalam kutipannya

3. Plagiarisme Kepengarangan (Plagiarism of Authorship), Plagiator mengaku sebagai


pengarang karya tulis dari karya orang lain.

Tipe Plagiarism ini sering dijumpai pada karya seperti buku yang mengganti sampul buku
dengan sampul atas namanya tanpa izin untuk membohongi publik.

4. Self Plagiarism, Termasuk dalam tipe ini adalah penulis mempublikasikan satu artikel pada
lebih dari satu redaksi publikasi. Dan mendaur ulang karya tulis/ karya ilmiah.

Yang penting dalam self plagiarism adalah bahwa ketika mengambil karya sendiri, maka
ciptaan karya baru yang dihasilkan harus memiliki perubahan yang berarti. Artinya Karya
lama merupakan bagian kecil dari karya baru yang dihasilkan. Sehingga pembaca akan
memperoleh hal baru, yang benar-benar penulis tuangkan pada karya tulis yang
menggunakan karya lama.

Penyebab terjadinya Plagiarisme di Lingkungan Kampus

Terdapat banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi, berikut beberapa sebab
terjadinya plagiarisme di lingkungan kampus :

1. Minimnya Referensi

2. Terburu-buru

3. Rendahnya Minat Baca

4. Kurang memahami plagiarisme

Beberapa upaya telah dilakukan institusi perguruan tinggi untuk menghindarikan masyarakat
akademisnya, dari tindakan plagiarisme, sengaja maupun tidak sengaja. Berikut ini,
pencegahan dan berbagai bentuk pengawasan yang dilakukan antara lain (Permen Diknas No.
17 Tahun 2010 Pasal 7):

1. Karya mahasiswa (skripsi, tesis dan disertasi) dilampiri dengan surat pernyataan dari
yang bersangkutan, yang menyatakan bahwa karya ilmiah tersebut tidak mengandung
unsur plagiat.

2. Pimpinan Perguruan Tinggi berkewajiban mengunggah semua karya ilmiah yang


dihasilkan di lingkungan perguruan tingginya, seperti portal Garuda atau portal lain
yang ditetapkan oleh Direktorat Pendidikan Tinggi.

3. Sosialisasi terkait dengan UU Hak Cipta No. 19 Tahun 2002 dan Permendiknas No.
17 Tahun 2010 kepada seluruh masyarakat akademis.

Selain bentuk pencegahan yang telah disebutkan di atas, sebagaimana ditulis


dalam http://writing.mit.edu/wcc/avoidingplagiarism, ada langkah yang harus diperhatikan
untuk mencegah atau menghindarkan kita dari plagiarisme, yaitu melakukan pengutipan
dan/atau melakukan paraphrase.

1. Pengutipan
1. Menggunakan dua tanda kutip, jika mengambil langsung satu kalimat, dengan
menyebutkan sumbernya.

2. Menuliskan daftar pustaka, atas karya yang dirujuk, dengan baik dan benar.
Yang dimaksud adalah sesuai panduan yang ditetapkan masing-masing
institusi dalam penulisan daftar pustaka.

2. Paraphrase

1. Melakukan parafrase dengan tetap menyebutkan sumbernya. Parafrase adalah


mengungkapkan ide/gagasan orang lain dengan menggunakan kata-kata
sendiri, tanpa merubah maksud atau makna ide/gagasan dengan tetap
menyebutkan sumbernya.

Selain dua hal di atas, untuk menghindari plagiarisme, kita dapat menggunakan beberapa
aplikasi pendukung antiplagiarisme baik yang berbayar maupun gratis. Misalnya:

1. Menggunakan alat/aplikasi pendeteksi plagiarisme. Misalnya: Turnitin, Wcopyfind,


dan sebagainya.

2. Penggunaan aplikasi Zotero, Endnote dan aplikasi sejenis untuk pengelolaan sitiran
dan daftar pustaka.

Tips menulis, agar terhindar dari plagiarisme :

1. Tentukan buku yang hendak anda baca

2. Sediakan beberapa kertas kecil (seukuran saku) dan satukan dengan penjepit.

3. Tulis judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, jumlah halaman
pada kertas kecil paling depan

4. Sembari membaca buku, salin ide utama yang anda dapatkan pada kertas-kertas kecil
tersebut.

5. Setelah selesai membaca buku, anda fokus pada catatan anda

6. Ketika menulis artikel, maka jika ingin menyitir dari buku yang telah anda baca,
fokuslah pada kertas catatan.

7. Kembangkan kalimat anda sendiri dari catatan yang anda buat


5. Di bawah ini merupakan beberapa identitas sumber pustaka. Susunlah menjadi
daftar pustaka yang benar!

Judul Buku Terbit di Penerbit Penulis Tahun


Terbit
Qualitative Research Methods
Boston Pearson B.L. Berg. 2007
for the Social Sciences
Methods for Effective P.R. Burden &
New York Allyn and Bacon 1999
Teaching Byrd D.M.
Penelitian Pendidikan Dalam
Gamitan Pendidikan Dasar Bandung PT. Rizqi Press Yunus Abidin 2011
dan PAUD.
Teaching Character Education
London Rotlegge Falmer D. Boliger 2005
through Literature.
Metode Pembelajaran CV. Wacana Sumiati dan
Bandung 2007
Prima Asra
Metode Penelitian Kombinasi
Bandung Alfabeta Sugiono 2011
(Mixed Methods)
B.L. Berg.2007. Qualitative Research Methods for the Social Sciences. Boston:
Pearson.
P.R. Burden & Byrd D.M.1999. Methods for Effective Teaching.New York:Allyn and
Bacon.
Yunus Abidin.2011. Penelitian Pendidikan Dalam Gamitan Pendidikan Dasar dan
PAUD.Bandung:PT. Rizqi Press.
D. Boliger.2005. Teaching Character Education through Literature.London:Rotlegge
Falmer.
Sumiati dan Asra.2007. Metode Pembelajaran.Bandung:CV. Wacana Prima.
Sugiono.2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Bandung:Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai