Anda di halaman 1dari 4

RESUME ARTIKEL

TINJAUAN VISUAL

JASMINE OKTAVIA R.D.


22021264068
1.) Filsafat : Postmetafisika
Eksistensi Tuhan dan Problem Epistemologi dalam Filsafat Agama

Artikel dengan judul "Eksistensi Tuhan dan Problem Epistemologi dalam Filsafat Agama,
Vol. 12 No. 2 (Juli-Desember) 2021" mengulas tentang prinsip-prinsip dasar dalam sistem
keyakinan Islam, serta bagaimana filsafat Yunani telah diintegrasikan ke dalam teologi Islam dan
hubungan antara keduanya. Artikel ini menyoroti konflik antara teologi Islam dan filsafat,
khususnya terkait dengan pengaruh filsafat Yunani dalam pemikiran Islam, yang seringkali
menyebabkan perdebatan dan perselisihan antara para filsuf. Artikel ini juga menguraikan latar
belakang sejarah dari penggabungan filsafat Yunani dalam pemikiran Islam, dengan menyoroti
peran penting ulama dan filsuf dalam menyambung kesenjangan antara teologi dan filsafat Islam.
Artikel ini mendalami lebih lanjut tentang filsafat agama, mengulas karakteristik dan peran
para filsuf dan teolog dalam pengembangan filsafat agama. Artikel ini mengutip karya Thomas
Aquinas, yang terkenal atas kontribusinya dalam teologi dan filsafat, serta pendekatannya dalam
membuktikan keberadaan Tuhan melalui argumen-argumen filosofis. Artikel ini juga membahas
tantangan dan keterbatasan dalam menggunakan argumen filosofis untuk membuktikan
keberadaan Tuhan, termasuk risiko meningkatkan keyakinan ateis atau agnostik jika argumen
tersebut tidak cukup membuktikan.
Artikel ini menyelesaikan dengan membahas argumen moral tentang keberadaan Tuhan,
yang menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab, rasa malu, dan rasa takut terhadap suara hati
nurani menunjukkan adanya makhluk ilahi. Namun, artikel ini juga mengkritik argumen ini,
menunjukkan keterbatasannya dan kritik yang dihadapi dari para filsuf.
Secara ringkas, artikel ini memberikan pandangan yang mendalam tentang hubungan
antara teologi dan filsafat Islam, latar belakang sejarah integrasi filsafat Yunani dalam pemikiran
Islam, dan argumen-argumen filosofis untuk keberadaan Tuhan. Artikel ini juga secara kritis
memeriksa argumen moral untuk keberadaan Tuhan, menyoroti kekuatan dan kelemahannya.
2.) Sosial : Hiperrealitas
Hiperrealitas Dalam Social Media
(Studi Kasus: Makan Cantik Di Senopati Pada Masyarakat Perkotaan)

Artikel berjudul "Hiperrealitas dalam Media Sosial: Studi Kasus Makan Cantik di Senopati
pada Masyarakat Perkotaan" membahas konsep hiperrealitas dalam konteks penggunaan media
sosial di masyarakat perkotaan Senopati. Penelitian ini berfokus pada fenomena "makan cantik",
yang mengacu pada berbagi foto makanan di platform media sosial. Penulis berpendapat bahwa
pembagian foto-foto ini menciptakan representasi realitas yang hiperrealistis, di mana dunia online
menjadi lebih menarik dan berpengaruh daripada dunia offline.
Artikel ini menyoroti dampak media sosial dalam membentuk persepsi kita tentang realitas.
Artikel tersebut menunjukkan bahwa platform media sosial memfasilitasi pembuatan dan
konsumsi konten yang mengaburkan batas antara fakta dan fiksi. Presentasi diri yang dikurasi di
media sosial, di mana pengguna dengan hati-hati membangun persona online mereka, dapat
menyebabkan persepsi yang terdistorsi tentang realitas. Artikel tersebut juga menyebutkan peran
konten viral dan misinformasi dalam berkontribusi terhadap fenomena hiperrealitas.
Dalam konteks fenomena "makan cantik", penulis berpendapat bahwa berbagi foto
makanan di media sosial menciptakan representasi realitas yang hiperrealistis. Pengguna sering
kali menyoroti aspek-aspek terbaik dalam hidup mereka, menyajikan versi realitas yang dikurasi
yang mungkin tidak mencerminkan pengalaman mereka yang sebenarnya. Hal ini dapat
menyebabkan fiksasi yang tidak sehat dengan mempertahankan citra online tertentu dan persepsi
yang menyimpang dari kenyataan.
Secara keseluruhan, artikel ini membahas implikasi media sosial terhadap pemahaman kita
tentang realitas dan mengaburnya batas antara realitas dan fiksi. Artikel ini menunjukkan bahwa
platform media sosial memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk persepsi kita tentang
realitas melalui pembuatan dan konsumsi konten yang dapat lebih menarik dan berpengaruh
daripada dunia nyata.
3.) Estetik : Skizofrenia
Gambaran Terapi Spiritual pada Pasien Skizofrenia : Literatur Review

Artikel berjudul "Gambaran Terapi Spiritual pada Pasien Skizofrenia: Literatur Review"
mencakup studi literatur terhadap terapi spiritual untuk pasien skizofrenia. Artikel ini menjelaskan
bahwa terapi spiritual menjadi alternatif yang penting untuk mengatasi kebutuhan spiritual yang
tidak terpenuhi di pasien skizofrenia.
Artikel menjelaskan bahwa terapi spiritual dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu terapi
farmakologi dan terapi non-farmakologi. Terapi farmakologi menggunakan obat, sedangkan terapi
non-farmakologi menggunakan metode lain seperti terapi berbagai macam kegiatan keagamaan,
dari yang tradisional hingga yang modern. Artikel menjelaskan bahwa terapi spiritual dapat
membantu pasien dalam mendekatkan diri kepada Tuhan, memaknai makna keberadaan, dan
mencapai kedamaian.
Artikel juga menjelaskan bahwa penelitian terhadap terapi spiritual pada pasien skizofrenia
telah dilakukan sebelumnya, seperti studi yang dilakukan oleh Rohmatullah (2014) di Poliklinik
Rawat Jalan RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang. Hasil studi tersebut menunjukkan bahwa
sebanyak 52 orang (53 %) pasien skizofrenia memiliki tingkat spiritualitas dalam kategori tinggi,
dan 71 orang (72,4 %) pasien skizofrenia memiliki kedekatan dengan Tuhan dalam kategori agak
dekat.
Artikel juga menjelaskan bahwa kebutuhan spiritual dibagi menjadi beberapa kategori,
yaitu kebutuhan beragama, kebutuhan akan kedamaian, kebutuhan akan makna keberadaan, dan
kebutuhan memberi. Peneliti melakukan studi pendahuluan dengan mengajukan pertanyaan yang
mencakup empat kategori kebutuhan spiritual tersebut, dimana setiap kategori diambil satu
pertanyaan. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada hari Jumat, 6 Januari 2017 kepada 10
orang dengan skizofrenia menunjukkan bahwa setiap kategori kebutuhan spiritual memiliki jumlah
yang berbeda.
Artikel ditutup dengan penjelasan bahwa terapi spiritual dapat membantu pasien
skizofrenia dalam mendekatkan diri kepada Tuhan, memaknai makna keberadaan, dan mencapai
kedamaian. Terapi spiritual juga dapat membantu pasien dalam mengikuti kegiatan keagamaan
sesuai dengan kepercayaan mereka, yang dapat membantu peningkatan hidup mereka.

Anda mungkin juga menyukai