Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PUSKESMAS KARANG SATRIA


BEKASI

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Praktek Kerja Lapangan Program


Kompetensi Keahlian Asisten Keperawatan

Disusun Oleh:
Nama : Nazila Haqi
NIS : 222310046

SMK AL-MUHADJIRIN 2 BEKASI TIMUR


Jl. Pulau Jawa Raya Perumnas 3 Bekasi Timur
2024
LEMBAR PENGESAHAN
Setelah memperhatikan pertimbangan dari kepala sekolah, dengan ini panduan penulisan
Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan) SMK AL-MUHADJIRIN 2 BEKASI ditetapkan
dan disahkan untuk diberlakukan mulai Tahun Pelajaran 2023/2024
Ditetapkan/disahkan:
Di Bekasi Tanggal:

Menyetujui Wakasek Mengesahkan


Kurikulum Kepala SMK

(Nurhayati, S.pd) (Mamad Surahmad, S.Pd)


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami limpahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-nya kepada kita semua kita semua, atas berkat karunia-nya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya yaitu berupa Laporan hasil Prakerin berjudul
“Laporan pelaksanaan praktik kerja lapangan di puskesmas karang satria, Bekasi”.
Laporan hasil kerja lapangan ini disusun berdasarkan pengalaman pribadi saya selama disana
dan juga dari data-data yang saya dapatkan disana. Laporan ini disusun sedemikian rupa
dengan tujuan dapat diterima dan dipahami oleh guru produktif saya.
Penulis sangatlah menyadari, bahwa penulisan laporan ini tidak akan terwujud tanpa adanya
dukungan dan bantuan dari berbagai pihak terutama orangtua serta yang lainnya. Maka,
dalam kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Bapak Mamad Surahmad, S.Pd. selaku kepala sekolah SMK AL-MUHADJIRIN 2
BEKASI.
2. Bapak Tateng Maulana S.Pd. selaku wakil kepala sekolah di bidang kurikulum SML AL-
MUHADJIRIN 2 BEKASI.
3. Bapak Handono S.H, selaku wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan dan pembina opdis
SMK AL-MUHADJIRIN 2 BEKASI
4. Ibu Saiyah Sayati, AMK sebagai Ka. Prog Kompetensi Asisten Keperawatan, yang banyak
membantu dan mengarahkan penulis dalam membuat Tugas akhir.
5. Ibu Emy Suryati, S.Kep, Ners sebagai Pembimbing Sekolah yang telah membagikan ilmu
pengetahuan dan pengalaman serta membimbing materi tugas akhir ini.
6. Seluruh kakak-kakak pembimbing beserta dokter di puskesmas karang satria yang dengan
sabar dan tekun memberikan arahan dan ilmu yang sangat berarti bagi penulis selama
menjalankan pkl disana.
7. Rekan-rekan seangkatan, terutama untuk kelas XI. Perawat yang telah saling memberikan
bantuan dan dukungan moral kepada penulis agar dapat menyelesaikan tugas laporan ini tepat
pada waktunya.
Akhir kata, dengan keterbatasan yang ada pada penulis tentunya masih banyak kekurangan
dan masih sangat jauh dari kata sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah
milik Allah SWT.
Oleh sebab itu masukan berupa kritik dan saran yang membangun akan sangat berarti bagi
penulis untuk membantu menyempurnakan tugas laporan PKL ini. dengan harapan semoga
tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bekasi, 15 Januari 2024

Nazila Haqi
LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………………………..
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………………………………
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………...
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………...
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….
1.2 Tujuaan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan………………………………………...
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan……………………………………………………….
1.3.1 Manfaat Bagi Tempat PKL………………………....................................................
1.3.2 Manfaat Bagi Peserta PKL…………………………………………………………
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN……………………………………………………...
2.1 Gambaran Umum Puskesmas……………………………………………………………….
2.1.1 Visi Misi Puskesmas………………………………………………………………...
2.1.2 Struktur Organisasi Puskesmas…………………………………………………....
2.2 Uraian Kegiatan…………………………………………………………………………...
2.3 Jadwal Kegiatan…………………………………………………………………………...
BAB III BAHASAN DAN TEMUAN………………………………………………………...
3.1 Kajian Teori………………………………………………………………………………..
3.1.1 Definisi Penyakit…………………………………………………………………….
3.1.2 Etiologi……………………………………………………………………………….
3.1.3 Tanda dan Gejala……………………………………………………………………
3.1.4 Patogenesis…………………………………………………………………………...
3.1.5 Penatalaksanaan……………………………………………………………………..
3.2 Temuan Studi………………………………………………………………………………
3.2.1 Anamnesa…………………………………………………………………………….
3.2.2 Dokumentasi Keperawatan…………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
4.1 KESIMPULAN…………………………………………………………………………….
4.2 SARAN……………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSAKA……………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek Kerja Lapangan merupakan kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran bagi
siswa SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang dilakukan di dunia usaha atau dunia industri
yang berkaitan dengan kompetensi siswa sesuai bidang yang digelutinya. Pada umumnya,
sekolah akan mengupayakan terlaksananya program Prakerin SMK ini demi meningkatkan
keterampilan siswa di bidangnya.
Dalam program ini, para siswa diberikan bekal ilmu pengetahuan dasar supaya
meminimalisir kendala saat penerapan bekerja. Program ini dilaksanakan agar siswa lebih
siap untuk bekerja di lapangan dan juga dapat mempraktikkan teori yang sudah dipelajari di
sekolah. Dengan begitu, ketika lulus nanti, siswa dapat beradaptasi lebih cepat dengan dunia
kerja.
Praktek Kerja Lapangan SMK ini merupakan upaya sekolah untuk meningkatkan mutu
siswa SMK sehingga dapat menghasilkan lulusan yang mampu menjalani pekerjaan sesuai
dengan bidangnya dan memasuki dunia kerja yang persaingannya cukup ketat. Beberapa
sekolah sudah mewajibkan program prakerin bagi para siswa dalam jangka waktu tertentu.
Pelaksanaan program praktek kerja lapangan ini didasari oleh Peraturan Menteri
Perindustrian Nomor 3 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah
Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match dengan Industri yang
memuat klausul tentang Praktek Kerja Industri berbunyi, “Perusahaan Industri dan/atau
Perusahaan Kawasan Industri memfasilitasi Praktek Kerja Industri untuk siswa dan
Pemagangan Industri untuk guru Bidang Studi Produktif.”
Hal ini juga didukung oleh Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No.323/u/1997 UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang
menyebutkan, “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, agama, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”
1.2 Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan
1. Melatih dan mengasah keterampilan siswa – siswi dalam dunia kerja
2. Menambah pengetahuan siswa – siswi tentang dunia kerja
3. Membentuk mental siswa – siswi dan memberi motivasi agar serius dan bersemangat
dalam mencapai cita- cita.
4. Menambah kreativitas siswa – siswi untuk mengembangkan bakat dan minat
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1.3.1 Manfaat Bagi Tempat PKL
1. Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian profesional, dengan
keterampilan, pengetahuan, serta etos kerja yang sesuai dengan tuntutan zaman.
2. Mengasah keterampilan yang di berikan sekolah menengah kejuruan ( SMK ).
3. Menambah keterampilan, pengetahuan, gagasan – gagasan seputar dunia usaha
serta industri yang professional dan handal.
4. Membentuk pola pikir siswa -siswi agar terkonstruktif baik serta memberikan
pengalaman dalam dunia Industri maupun dunia kerja.
5. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah dan perusahaan terkait, baik dalam
dunia usaha maupun dunia Industri.
6. Mengenalkan siswa – siswi pada pekerjaan lapangan di dunia industri dan usaha
sehingga pada saatnya mereka terjun ke lapangan pekerjaan yang sesungguhnya
dapat beradaptasi dengan cepat.
7. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih tenaga
kerja yang berkualitas.
8. Sebagai bentuk pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman kerja sebagai
bagian dari proses pendidikan.
9. Mempersiapkan sumber daya manusia berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan
di era teknologi informasi dan komunikasi terkini.
10. Memberikan keuntungan pada pihak sekolah dan siswa – siswi itu sendiri, karena
keahlian yang tidak diajarkan di sekolah didapat didunia usaha/industri.

1.3.2 Manfaat Bagi Peserta PKL


1. Mendapatkan tenaga kerja sementara dengan “upah seikhlasnya”
2. Mendukung program pendidikan pemerintah
3. Meningkatkan citra perusahaan.
BAB II

Pelaksanaan Kegiatan

2.1 Gambaran Umum Puskesmas

2.1.1 Visi Misi Puskesmas


VISI
MENJADI PUSKESMAS KARANG SATRIA YANG “SANTUN”
“Sopan dalam pelayanan, Tanggap dan Unggul dalam mengatasi masalah kesehatan”
MISI
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang ramah
b. Meningkatkan mutu sumber daya puskesmas yang berkualitas
c. Meningkatkan budaya kerja yang professional
d. Mengembangkan standarisasi puskesmas melalui peningkatan upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan
e. Melaksanakan system informasi yang cepat dan tepat
f. Memelihara sarana dan prasarana puskesmas yang mendukung setiap pelayanan
kesehatan

2.1.2 Struktur Organisasi Puskesmas

2.2 Uraian Kegiatan


1) Deskripsi tugas di tempat
1. Pemeriksaan tekanan darah
2. Mengukur suhu
3. Pemeriksaan Berat Badan
4. Pemeriksaan Tinggi Badan

2) Pemeriksaan Tekanan Darah


Pemeriksaan tekanan darah diperoleh dari hasil arteri. Aliran darah akibat dari
pemompaan jantung memunculkan gelombang yakni gelombang tinggi yang
dinamakan systole dan gelombang pada titik terendah yang dinamakan tekanan
diastole. Satuan tekanan dinyatakan dalam milimeter air raksa (mmhg).
Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Tekanan Darah

Pengertian Pengukuran tekanan darah adalah kegiatan mengukur


tekanan darah dengan menggunakan tensimeter
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
mendapatkan data objektif dan untuk mengetahui
tekanan darah seseorang
Alat dan bahan 1. Tensimeter digital
2. Alat tulis
Langkah - 1. Menjelaskan tujuan pemeriksaan kepada pasien
langkah 2. Mengatur pasien posisi duduk atau berbaring
3. Meminta pasien mebuka lengan baju jika
memungkinkan
4. Letakan tangan pasien yang hendak diukur
pada posisi terlentang
5. Pasangkan manometer pada lengan kanan / kiri
atas, sekitar 3 cm diatas fossa cubiti ( siku
lengan bagian dalam ) , jangan terlalu ketat /
jangan terlalu longgar
6. Tekan tombol start / stop
7. Tunggu alat memompa secara otomatis
8. Lihat angka yang tertera pada monitor
tensimeter ( tekanan darah , nadi / heart rate )
9. Tekan tombol power untuk mematikan
tensimeter
10. Melepas manset
11. Mempersilahkan pasien merapihkan lengan
baju
12. Mencatat hasil pada rekam medik

3) Mengukur Suhu
Suhu tubuh adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu zat. Dapat
pula dikatakan sebagai ukuran panas/dinginnya suatu benda. Sedangkan dalam bidang
thermodinamika suhu adalah suatu ukuran kecenderungan bentuk atau system untuk
melepaskan tenaga secara spontan, suhu tubuh dapat mengidentifikasi apakah orang
tersebut sehat atau tidak, seseorang bisa mengetahui kondisi orang lain dengan
mengecek suhu tubuhnya.

Standar Operasional Prosedur (SOP) Pemeriksaan Termometer Digital


Pengertian Mengukur suhu tubuh adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui suhu tubuh pasien
dengan menggunakan alat termometer inframerah
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah langkah untuk
penggunaan thermometer digital infra merah
(thermometer Gun)
Alat dan bahan 1) 1. Thermometer Gun

Langkah - 1. Petugas menyalakan termometer inframerah


langkah dan memastikan alat sudah berfungsi dengan
baik
2. Petugas mengarahkan termometer inframerah
kedahi pasien yang akan diperiksa dengan
jarak 2-10 cm ( tergantung alat)
3. Petugas menekan tombol on/scan
4. Petugas mempertahankan termometer
inframerah sampai alat berbunyi
5. Petugas memeriksa layar termometer
inframerah untuk mengetahui hasil suhu
6. Petugas menuliskan hasil pemeriksaan suhu
pada rekam medik
7. Petugas mempersilahkan pasien menuju poli
yang dituju

2) Pemeriksaan berat badan:

Pengertian Suatu tindakan pada pasien untuk mengukur berat badan


dengan menggunakanan alat pengukur timbangan badan

Tujuan 1. Mengetahui berat dan perkembangan


2. Membantu menentukan program pengobatan
3. Menentukan status nutrisi pasien

Alat dan 1. Timbangan manual / digital


bahan 2. Alat tulis

Langkah - 1. Petugas memastikan timbangan berat badan


langkah berfungsi dengan baik dana tur petunjuk pada titik
nol
2. Petugas memberitahu pasien tindakan yang akan
dilakukan
3. Petugas meminta pasien melepaskan alas kaki,
penutup kepala dan barang bawaan yang berat
4. Petugas meminta pasien naik keatas timbangan
dengan posisi berdiri tegap
5. Petugas memperhatikan jarum petunjuk berhenti,
dari arah depan tegak lurus dengan angka
6. Petugas menginformasikan hasil pengukuran
kepada pasien
7. Petugas mencatat hasil pada rekam medik pasien

2.3 Jadwal Kegiatan

N0 Hari/tanggal Kegiatan Respon


1. Senin 15/01/2024 1. Perkenalan tempat pkl di
puskesmas karang satria
2. Membantu dokter Herta
diruangan MTBS/Anak
3. Membantu memindahkan
cairan vaksin ke wadah baru
2. Selasa 16/01/2024 1. Ditempatkan diruang RS: Pasien mengatakan
MTBS/Anak demam sudah 2 hari
2. Membantu dokter Paulina RO: Pasien terlihat lemas
mengambil obat diruang farmasi TTV: TD: 130/70, nadi: 65
3. Mengantar pasien ke ruang Rr: 24 suhu: 36,2
laboratorium

3. Rabu 17/01/2024 1. Ditempatkan diruang RS: Pasien mengatakan


MTBS/Anak badan lemas
2. Mengantar pasien ke ruang RO: Pasien terlihat lemas
laboratorium untuk cek darah TTV: TD: 120/60, nadi: 70
3. Menginput data diruangan Rr: 16 suhu: 36,8
MTBS/Anak
4. Kamis 18/01/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan
2. Mengambil resep di loket batuk sudah 3 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 120/80, nadi: 60
keruangan Rr: 24 suhu: 37,2
4. Mengukur TTV pasien
5. Menginput data diruangan
MTBS/Anak
5. Jumat 19/01/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan diare
2. Mengambil resep di loket 5 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep TTV: TD: 138/74, nadi: 75
mengantarkan pasien keruangan Rr: 23 suhu 36,2
4. Mengukur TTV pasien
5. Menginput data diruangan
MTBS/Anak
6. Sabtu 20/01/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan
2. Mengambil resep di loket demam 3 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep TTV: TD: 110/70, nadi: 80
keruangan Rr: 27 suhu: 37,2
4. Mengukur TTV pasien
5. Menginput data diruangan
MTBS/Anak
7. Senin 22/01/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan
2. Mengambil resep di loket muntaber selama 3 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 130/80, nadi: 68
keruangan Rr: 24 suhu 36,2
4. Mengukur TTV pasien
8. Selasa 23/01/2024 1. Ditempatkan di pustu RS: Pasien mengatakan batu
2. Mengukur TTV pasien 2 hari
3. Memasukkan data pasien ke RO: Pasien terlihat lemas
buku TTV: TD: 120/80, nadi: 70
Rr: 25 suhu: 36,6
9. Rabu 24/01/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan
2. Mengambil resep di loket demam 4 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 110/70, nadi: 65
keruangan Rr: 27 suhu: 37,2
4. Mengukur TTV pasien
5. Membantu imunisasi diruang
KIA
10 Kamis 25/01/2024 1. Ditempatkan diruang lansia RS: Pasien mengatakan kaki
. 2. Memanggil pasien untuk sebelah kiri sakit
masuk keruangan RO: Pasien terlihat susah
berjalan
TTV: TD: 130/80, nadi: 75
Rr: 26 suhu: 37,2
11 Jumat 26/01/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan
. 2. Mengambil resep di loket batuk 3 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantrkan resep pasien TTV: TD: 120/80, nadi: 60
keruangan Rr: 24 suhu: 36,2
4. Mengukur TTV pasien
12 Sabtu 27/01/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan
. 2. Mengambil resep di loket demam 1 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 130/65, nadi: 68
keruangan Rr: 28 suhu: 36,2
4. Mengukur TTV pasien
5. Melihat dokter mengganti
perban diruangan poli umum
13 Senin 29/01/2024 1. Ditempatkan diruang lansia RS: Pasien mengatakan
. 2.Membantu pasien masuk lemas 2 hari
menggunakan kursi roda RO: Pasien terlihat lemas
3. Memanggil pasien untuk TTV: TD: 110/60, nadi: 65
masuk keruangan Rr: 23 suhu: 36,2
14 Selasa 30/01/2024 1. Ditempatkan diruang lansia RS: Pasien mengatakan
. 2. Memanggil pasien untuk kepala pusing 2 hari
masuk keruangan RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengambil data pasien TTV: TD: 120/80, nadi: 70
diruang laboratorium Rr: 25 suhu: 37,2
15 Rabu 31/01/2024 1. Ditempatkan diruang poli RS: Pasien mengatakan
. umum batuk 3 hari
2. Memanggil pasien untuk RO: Pasien terlihat lemas
masuk keruangan TTV: TD: 110/64, nadi: 72
3. Melihat dokter mengganti Rr: 24 suhu: 38,2
perban luka pasien
16 Kamis 1/02/2024 1. Ditempatkan diruang poli RS: Pasien mengatakan
. umum telinga sakit
2. Memanggil pasien untuk RO: Pasien terlihat lemas
masuk keruangan TTV: TD: 90/100, nadi: 65
3. Mengambil kasa, micropore, Rr: 26 suhu: 37,2
gunting kasa, bengkok, kom
kecil, dan betadine diruang
tindakan
4. Melihat dokter mengganti
perban luka pasien
17 Jumat 2/02/2024 1. Ditempatkan diruang poli RS: Pasien mengatakan
. umum tangan sebelah kanan nyeri
2. Memanggil pasien untuk RO: Pasien terlihat lemas
masuk keruangan TTV: TD: 120/70, nadi: 78
3. Mengambil kasa, micropore, Rr: 22 suhu: 36,2
gunting kasa, bengkok, kom
kecil, dan betadine diruang
tindakan
4. Melihat ibu Ari mengganti
perban luka di jari kelingking
pasie

18 Sabtu 3/02/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan


. 2. Mengambil resep di loket batuk 1 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 110/60, nadi: 78
keruangan Rr: 22 suhu: 37,2
4. Mengukur tinggi badan dan
berat badan bayi di nurse station
19 Senin 5/02/2024 1. Ditempatkan diruang MTBS RS: Pasien mengatakan
. 2. Memanggil pasien untuk batuk 3 hari
masuk keruangan RO: Pasien terlihat lemas
3. Mentensi ulang pasien TTV: TD: 120/78, nadi: 63
4. Menulis surat keterangan Rr: 25 suhu: 36,5
sehat untuk pasien
5. Mengantarkan resep ke loket
pendaftaran untuk dibatalkan
20 Selasa 6/02/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan diare
. 2. Mengambil resep di loket 2 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 110/80, nadi: 66
keruangan Rr: 26 suhu: 37,2
4. Mengukur TTV pasien
5. Melihat ibu Ila melepas
jahitan diruang tindakan
21 Rabu 7/02/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan diare
. 2. Mengambil resep di loket 1 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 120/80, nadi: 68
keruangan Rr: 21 suhu: 36,2
4. Mengukur TTV pasien
22 Senin 12/02/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan
. 2. Mengambil resep di loket demam 4 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 110/65, nadi: 69
keruangan Rr: 23 suhu: 36,2
4. Mengukur TTV pasien
5. Keruang farmasi untuk
mengambil obat
23 Selasa 13/02/2024 1. Ditempatkan di nurse station RS: Pasien mengatakan
. 2. Mengambil resep di loket demam 1 hari
pendaftaran RO: Pasien terlihat lemas
3. Mengantarkan resep pasien TTV: TD: 130/85, nadi: 66
keruangan Rr: 25 suhu: 37,2
4. Mengukur TTV pasien
24 Kamis 15/02/2024 1. Ditempatkan diruang lansia RS: Pasien mengatakan kaki
. 2. Memanggil pasien untuk nyeri
masuk keruangan RO: Pasien terlihat
3. Mengambil resep pasien di memegangi kaki
nurse station TTV: TD: 145/78, nadi: 78
4. Mengantarkan resep pasien Rr: 27 suhu: 37,2
ke loket pendaftaran untuk
dibatalkan
BAB III
BAHASAN DAN TEMUAN
3.1 Kajian Teori
3.1.1 Definisi Penyakit
Katarak adalah gangguan penglihatan di mana lensa mata Anda menjadi keruh dan
seperti berawan. Orang yang mengalami katarak akan merasa seperti selalu melihat kabut
atau berasap. Sebagian besar kondisi mata ini berkembang perlahan-lahan dan tidak terasa
mengganggu pada awalnya. Lama-kelamaan, kondisi ini akan semakin memburuk sampai
mengganggu penglihatan Anda. Akibatnya, Anda akan menjadi sulit melakukan aktivitas
rutin.
Pada tahap awal, pencahayaan yang lebih kuat dan kacamata dapat membantu Anda
mengatasi masalah penglihatan yang muncul akibat katarak. Namun, jika lensa mata semakin
keruh dan masalah penglihatan semakin memburuk, operasi mungkin menjadi jalan
keluarnya. Operasi katarak umumnya merupakan prosedur yang aman yang efektif. (Hallo
Sehat, Jul-26-2021).

Katarak adalah proses degeneatif berupa kekeruhan di lensa bola mata sehingga
menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan. Kekeruhan ini
disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan koagulasi protein lensa.
Katarak merupakan kekeruhan pada lensa mata yang berada di dalam bola mata. Kekeruhan
lensa atau katarak akan mengakibatkan cahaya terhalang untuk masuk ke dalam mata
sehingga penglihatan menjadi menurun. Gumpalan protein pada lensa mata mengakibatkan
menurunnya ketajaman bayangan mencapai retina. Orang yang menderita katarak pada
mulanya terdapat gumpalan kecil pada mata yang tidak menganggu penglihatan dan lama-
kelamaan gumpalan tersebut akan bertambah besar sehingga perlahan-lahan ketajaman
penglihatan berkurang. Penglihatan penderita katarak akan terganggu dan bahkan bisa
mengakibatkan kebutaan buta bila dibiarkan semakin parah dan tidak ditangani secara baik.
(Kemenkes, Des-19- 2023).

Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang biasanya jernih dan bening
menjadi keruh (Budiono, 2019). Katarak merupakan penyebab utama kebutaan dan
merupakan penyakit degeneratif namun saat ini katarak telah ditemukan pada usia muda (35-
40 tahun), hal ini disebabkan kurangnya asupan gizi dan nutrisi yang dibutuhkan tubuh
(Srinayanti et al., 2017).

Katarak adalah proses degeratif berupa kekeruhan di lensa bola mata sehingga
menyebabkan menurunnnya kemampuan penglihatan hingga kebutaan. Kekeruhan ini
disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan keagulasi protein lensa.
(RSUD TAMAN HUSADA BONTANG, Agst-10-2020).

3.1.2 Etiologi
Menurut Tamsuri (2016) etiologi katarak adalah:
a. Trauma Mata
Trauma mata mengakibatkan terjadinya erosi epitel pada lensa, pada keadaan ini
dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa mencembung dan mengeruh.
b. Umur
Proses penuaan menyebabkan lensa mata menjadi keras dan keruh, umumnya terjadi
pada umur diatas 50 tahun.
c. Genetika
Kelainan kromosom mampu memengaruhi kualitas lensa mata sehingga dapat
memicu katarak.
a. Diabetes Melitus
Diabetes melitus menyebabkan kadar sorbitol berlebih (gula yang terbentuk dari
glukosa) yang menumpuk dalam lensa dan akhirnya membentuk kekeruhan lensa.
b. Hipertensi
Hipertensi menyebabkan konformasi struktur perubahan protein dalam kapsul lensa
sehingga dapat menyebabkan katarak.
d. Merokok
Merokok dapat mengubah sel-sel lensa melalui oksidasi dan menyebabkan akumulasi
logam berat seperti cadmium dalam lensa sehingga dapat memicu katarak.
e. Alkohol
Alkohol dapat mengganggu homeostasis kalsium dalam lensa sehingga menyebabkan
kerusakan membran dan dapat memicu katarak.
f. Radiasi Ultraviolet
Sinar ultraviolet mampu merusak jaringan mata, saraf pusat penglihatan, dan dapat
merusak bagian kornea dan lensa sehingga dapat menyebabkan katarak.

3.1.4 Patofisiologi
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung
tiga komponen anatomis, pada zona sentral terdapat nucleus, diperifer ada korteks,
dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior, dengan
bertambahnya usia, nekleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan.
Disekitar opasitaster terdapat densitas seperti duri dianterior dan posterior nucleus.
Opasitas pada kapsul posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna
nampak seperti kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa
menyebabkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple (zunula)
yang memanjang dari badan silier di sekitar daerah di luar lensa dapat menyebabkan
penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat
menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat
jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa
normal terjadi disertai influis air ke dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa
yang tegang dan mengganggu transmisi sinar (Suhardjo, 2012) Teori lain
menyebutkan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari
degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada
pada kebanyakan pasien yang penderita katarak. Katarak biasanya terjadi bilateral,
namun mempunyai kecepatan yang berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma
maupun sistematis seperti diabetes, namun sebenarnya merupakan konsekuensi dari
proses penuaan yang normal (Ilyas and Yulianti, 2017).
3.1.5 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan katarak yaitu dengan teknik pembedahan. Pembedahan dapat
dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperti
glaukoma dan uveitis. Ada beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan. Menurut
Jannah (2014) jenis operasi yang dapat dilakukan yaitu:
a. Ekstraksi Katarak Intrakapsular (EKIK) yaitu pengangkatan lensa dari mata secara
keseluruhan, termasuk kapsul lensa dikeluarkan secara utuh. Operasi ini dapat
dilakukan pada zonula zin yang telah rapuh atau telah terjadi degenerasi serta mudah
diputus, hanya digunakan pada katarak matur atau luksasio lentis. Ekstraksi katarak
intrakapsular
ini tidak boleh dilakukan pada klien berusia kurang dari 40 tahun yang masih
mempunyai ligamentum kialoidea kapsuler.

b. Ekstraksi Katarak Ekstrakapsular (EKEK) yaitu tindakan pembedahan pada lensa


katarak, dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan memecah atau merobek
kapsul lensa anterior sehingga masa lensa atau korteks lensa dapat keluar melalui
robekan tersebut. Teknik ini bisa dilakukan pada semua stadium katarak kecuali pada
luksasio lentis. Pembedahan ini memungkinkan diberi intra okuler lensa (IOL) untuk
pemulihan visus.
c. Small Incision Cataract Surgery (SICS) yaitu upaya untuk mengeluarkan nukleus
lensa dengan panjang sayatan sekitar 5-6 mm, dengan inovasi peralatan yang lebih
sederhana, seperti anterior chamber maintainer (ACM), irigating vectis, nucleus
cracer, dan lain- lain.
d. Fakoemulsifikasi yaitu teknik operasi yang tidak berbeda jauh dengan cara
ekstraksi katarak intrakapsular, tetapi nukleus lensa diambil dengan alat khusus yaitu
emulsifier. Dibanding ekstraksi katarak intrakapsular, irisan luka operasi ini lebih
kecil sehingga setelah diberi intra okuler lensa (IOL) rehabilitasi virus lebih cepat.
8. Komplikasi Katarak
Bila katarak dibiarkan maka akan terjadi komplikasi berupa glaukoma dan uveitis.
Glaukoma adalah suatu penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat
sehingga terjadi kerusakan pada saraf mata dan menyebabkan turunnya fungsi
penglihtan. Jika tidak diobati, glaukoma bisa mengakibatkan kebutaan yang tetap.
Uveitis adalah peradangan pada jaringan uvea akibat infeksi, trauma, neoplasia, atau
proses autoimun (Ilyas, 2016)

3.2 Temuan studi


3.2.1 Anamnesa
Ny. K datang ke puskesmas pada pukul 10.00 diantar oleh anaknya dengan keluhan
kedua matanya terasa nyeri, penglihatan berasap, merasa buram, dan sulit melihat
dengan jelas, dan minta rujukan kerumah sakit. Skala nyeri 3.
3.2.2 Dokumentasi Keperawatan
No Hari/Tanggal/Jam Diagnosa Implementasi Paraf
Keperawatan
1. Senin 22-01-2024 Gangguan sensori 1. Memonitor TTV klien Nazila
persepsi penglihatan Respon
b/d kekeruhan pada S: klien mengatakan
lensa mata penglihatan berasap
O: TD: 114/80 mmHg,
N:87x/menit, RR:24x/menit,
S:36,2
2. Mengorientasikan klien
terhadap lingkungan
Respon
S: klien mengatakan
memahami tentang orientasi
lingkungan
O: klien tampak memahami
kondisi lingkungan
3. Mengkaji ketajaman
penglihatan klien
Respon
S: klien mengatakan
penglihatan tidak jelas/buram
O: tajam penglihatan klien
terbatas
4. Memperhatikan tanda-
tanda iritasi mata bila
menggunakan obat tetes
mata
Respon
S: klien mengatakan tidak
ada perih pada daerah mata
O: tidak Nampak tanda tanda
iritasi pada mata klien
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penyebab katarak belum diketahui dengan pasti, kejadiannya dipengaruhi oleh berbagai
faktor seperti umur, jenis kelamin, pendidikan, sosial ekonomi, DM, obat-obat tertentu dan
lain-lain. Prevalensi katarak pada umumnya meningkat sesuai dengan meningkatnya umur
seseorang. Seiring dengan meningkatnya umur, maka semakin bertambah lamanya lensa mata
terpapar oksidan seperti sinar UV dari matahari dan semakin menurunnya kapasitas
antioksidan endogen. Kadar glutation tereduksi (GSH) di dalam lensa semakin menurun dan
glutation teroksidasi (GSSG) semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Dengan
berkurangnya kapasitas s antioksidan antioksidan lensa seiring dengan bertambahnya usia
maka kemungkinan terjadinya katarak semakin meningkat (Vinson, 2006; Cekić 2010).
Penelitian ini mendapatkan adanya peningkatan proporsi penderita katarak seiring
peningkatan kelompok kumur, semakin lanjut kelompok umur semakin NTUK banyak
jumlah penderita katarak. Proporsi penderita katarak pada kelompok umur BANG 40-44
tahun adalah 15,6%, kelompok umur 45-49 adalah 28,9% dan kelompok umur 50-54 adalah
55,6% dari semua penderita katarak. Ini memperlihatkan bahwa faktor umur berpengaruh
terhadap kejadian katarak.
4.2 Saran
Bagi masyarakat dewasa awal yang sudah mengerti pentingnya kesehatan mata sebaiknya
terus dipertahankan dan lebih baik jika mengingatkan bagi teman atau saudara yang masih
acuh akan kesehatan mata mereka. Karena jika sudah parah dan terlambat untuk
penanganannya maka hanya akan menyisakan penyesalan.

DAFTAR PUSAKA
https://scholar.unand.ac.id/19065/3/BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN NOFRI SURIADI.pdf

Anda mungkin juga menyukai