Anda di halaman 1dari 95

LAPORAN PENELITIAN

RETORIKA DAKWAH USTADZ UCU NAJMUDIN


PADA AKUN YOUTUBE UCU NAJMUDIN EDISI KUNCI
KEBERKAHAN HIDUP
(ANALISIS RETORIKA ARISTOTELES)

Oleh:

Hendi Rustandi
NIDN: 2125087901

PROGRAM STUDI
KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
STAI PERSIS BANDUNG
BANDUNG
2022/2023
BIODATA PENELITI

Nama : Hendi Rustandi, M.Sos


NIP/NIK : 2202520879097
NIDN : 21250897901
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Garut, 25 agustus 1979
Asal Perguruan Tinggi : IAI Persis Bandung
Fakultas dan Program Studi : Dakwah/Komunikasi dan Penyiaran Islam
Bidang Keilmuan : Jurnalistik
Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN

Judul : Retorika Dakwah Ustadz Ucu Najmudin Pada Akun


Youtube Ucu Najmudin Edisi Kunci Keberkahan Hidup
(Analisis Retorika Aristoteles)
Peneliti
Nama : Hendi Rustandi
NIDN : 2125087901
Prodi : Komunikasi dan penyiaran Islam
Biaya Penelitian : Rp. 10.000.000 (Sepuluh Juta Rupiah)

Bandung, 28 Desember 2023


Mengetahui Penulis
Ketua Prodi

A. Badru Rifa’i Hendi Rustandi, M. Sos.


NIDN: 2105067702 NIDN:2125087901

Ketua LP2M Ketua IAI Persis Bandung

Komarudin Soleh Dr. H. Nurmawan, M.Ag.


NIDN: NIDN:2008056901
PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertandatangan di bawah ini;

Nama : Hendi Rustandi


NIDN : 2125087901
Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam
Sebagai : Peneliti

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa penelitian ini merupakan hasil karya


sendiri dan telah memenuhi etika penulisan ilmiah dalam melakukan pengutipan
dengan menyebutkan sumber yang dikutip. Apabila di kemudian hari dalam
penelitian ini ditemukan pelanggaran saya bersedia untuk mengembalikan dana
penelitian yang telah saya terima dan diproses sesuai dengan perundang-undangan
yang berlaku.

Bandung, 28 Desember 2023


Peneliti

Hendi Rustandi
NIDN: 2125087901
DAFTAR ISI

BIODATA PENELITI
PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN
PERNYATAAN ORISINALITAS
DAFTAR ISI
ABSTRAK
BAB I : PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian....................................................................8
D. Metode Penelitian.......................................................................................11

BAB II : DAKWAH DAN RETORIKA ARISTOTELES……………………….13


A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah..............................................................................13
2. Dasar Hukum Dakwah.........................................................................15
3. Unsur-Unsur Dakwah..........................................................................15
B. Retorika......................................................................................................16
1. Pengertian dan Sejarah Retorika..........................................................16
2. Tujuan dan Fungsi Retorika.................................................................18
3. Metode dan Manfaat Retorika..............................................................21
4. Jenis-Jenis Retorika..............................................................................22
5. Prinsip Retorika....................................................................................23
C. Gaya Retorika.............................................................................................24
1. Gaya Bahasa.........................................................................................24
2. Gaya Suara...........................................................................................28
3. Gaya Gerak
Tubuh ...............................................................................29
D. Retorika Aristoteles....................................................................................31
1. Ethos.....................................................................................................31
2. Pathos...................................................................................................31
3. Logos....................................................................................................32
E. Media Sosial...............................................................................................33
1. Pengertian dan Sejarah Media
Sosia.....................................................33
2. Pengertian dan Sejarah Youtube...........................................................36
3. Kekurangan dan Kelebihan Youtube....................................................37
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................39
A. Kiprah Dakwah Ustadz Ucu Najmudin Sebagai
Dai..................................39
B. Kekhasan Gaya Bicara dan Retorika Ustadz Ucu Najmudin
Dalam Menyampaikan
Ceramahnya...........................................................44
C. Retorika Ustadz Ucu Najmudin Dalam Ceramah Di Akun Youtube Dalam
Tema “Kunci Keberkahan Hidup” Dari Perspektif Retorika
Aristoteles....46
BAB IV : SIMPULAN DAN SARAN...................................................................89
A. Kesimpulan................................................................................................89
B. Saran...........................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................91
ABSTRAK

Hendi Rustandi. Retorika Dakwah Ustadz Ucu Najmudin Pada Akun Youtube
Ucu Najmudin Edisi Kunci Keberkahan Hidup (Analisis Retorika Aristoteles).
Dakwah merupakan seruan menyampaikan pesan yang datang dari Allah
SWT melalui Rasul-Nya. Untuk menyampaikan pesan di era sekarang, maka
diperlukan retorika sebagai seni berbicara, agar pesan dakwah mudah dipahami
dengan baik.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kiprah dakwah Ustadz Ucu
Najmudin sebagai da’i, untuk mengetahui kekhasan gaya bicara dan retorika
Ustadz Ucu Najmudin dalam menyampaikan ceramahnya, dan untuk mengetahui
retorika Ustadz Ucu Najmudin dalam ceramah di akun Youtube dalam tema
“kunci keberkahan hidup” dari perspektif retorika Aristoteles.
Untuk menunjang keberhasilan dakwah, perlu diupayakan terobosan baru,
salah satunya melalui Youtube. Dalam menyampaian pesan dakwah tersebut,
Aristoteles menyebutkan ada 3 unsur yang dapat mempengaruhi manusia, yaitu
ethos (karakter pembicara yang dapat dilihat dari cara berkomunikasi), pathos
(perasaan emosional khalayak yang dapat dipahami dengan pendekatan “psikologi
massa”), dan logos (pemilihan kata atau kalimat atau ungkapan oleh pembicara).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif.
Data yang diperoleh melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan studi
kepustakaan.
Permasalahan yang muncul dari penelitian ini, beliau lebih dominan
menggunakan bahasa Sunda dan lebih banyak menggunakan gaya bahasa repetisi.
Hasil dari penelitian ini, membuktikan bahwa Ustadz Ucu Najmudin
memulai dakwahnya melalui Youtube dimulai sejak tahun 2018/2019. Dalam
ceramahnya beliau menggunakan gaya bahasa repetisi, gaya suara pitch, dan gaya
gerak tubuh dengan sikap badan yang duduk tegak, penampilan dan pakaian yang
santai, serta berbagai macam ekspresi wajah, gerakan tangan dan pandangan mata.
Kemudian beliau menerapkan retorika dari perspektif retorika Aristoteles dengan
sangat baik, dan memenuhi 3 unsur retorika Aristoteles yaitu ethos, pathos, dan
logos.

Kata kunci : Retorika Dakwah, Ustadz Ucu Najmudin, Youtube, Aristoteles.

7
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah pada awalnya suatu aktivitas yang dilakukan oleh umat islam
untuk memperkenalkan dan menyampaikan berbagai ajaran tentang islam. Segala
hal yang berhubungan dengan Islam mempunyai unsur dakwahnya. Dakwah
adalah detak jantung Islam, Islam bisa bergerak dan maju karena dakwah.
Kewajiban dakwah ini, telah dijelaskan dalam firman-Nya, dalam surah
An-Nahl [16] : 125

‫ َوَج اِدُهْلْم ِباَّليِت ِه َأْح َسُن ۚ ِإَّن‬،‫اْدُع ِإٰىَل َس ِبيِل َرِّبَك ِباِحْلْك َم ِة َواْلَمْو ِعَظِة اَحْلَس َنِة‬
‫َي‬
‫ِب ِد‬ ‫ِب ِلِه‬
‫َرَّبَك ُه َو َأْع َلُم َمِبْن َض َّل َعْن َس ي ۖ َوُه َو َأْع َلُم اْلُم ْه َت يَن‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk”.

Dalam firman-Nya diatas, terdapat tiga seruan untuk mengajak manusia


kejalan yang diridhoi-Nya, yaitu pertama, dengan hikmah. Kedua, dengan
pengajaran yang baik. Dan yang ketiga, berdebatlah dengan cara yang bagus. Ini
menunjukkan bahwa dalam berdakwah itu mempunyai cara. Terdapat tiga cara
dalam melakukan penyampaian dakwah, yaitu : dakwah dengan lisan, dakwah
dengan perbuatan, dan dakwah dengan tulisan.
Salah satu teknik dalam menyampaikan dakwah yang sering dipakai oleh
para da’i yaitu dakwah dengan lisan. Dakwah dengan lisan ini, sering dikemas
dalam bentuk ceramah, training, seminar, khutbah, pidato, dan lain sebagainya.
Untuk itu, maka diperlukan retorika sebagai alat untuk mengukur berhasil atau
tidaknya dalam menyampaikan pesan dakwah.

8
Di era sekarang, dakwah sangat jelas mendapat tantangan yang sangat
besar, yang mana sebagian mayoritas masyarakat sangat enggan untuk
mendengarkan da’i berdakwah. Maka dari itu, bukan hanya dakwah yang
mendapat tantangan, namun para da’i pun mendapatkan tantangan yang sama.
Pendakwah harus benar-benar mengemas pesan dakwah dengan sebaik mungkin
agar mendapatkan perhatian dan juga masuk ke hati mad’u. Karena berhasil atau
tidaknya, diterima atau ditolaknya dakwah itu tergantung kepada kreativitas dari
seorang penda’wah dalam memberikan isi dakwah kepada mad’u.
Untuk mengaplikasikan nya dalam pelaksanaan dakwah, kita mengetahui
bahwa terdapat satu cara supaya dapat diterima oleh mad’u yaitu menyampaikan
dengan melakukan terobosan baru, yang pendakwah lain belum menggunakan
cara tersebut.1 Pada zaman dahulu sampai sekarang zaman modern, sebagian besar
pedakwah sudah melakukan gerakkan menyampaikannya dengan berbagai macam
cara : memulai da’wah dari mimbar ke mimbar, sampai pada dakwah melalui
media digital.
Media digital adalah jawaban yang tepat untuk zaman sekarang dalam
melakukan apapun, termasuk salah satunya adalah dakwah. Karena zaman ini
adalah zaman dimana teknologi berkembang dengan sangat pesat, dan mulai
mempengaruhi segala aspek kehidupan. Dengan perkembangan teknologi tersebut
mengakibatkan derasnya informasi yang diterima seseorang dalam satu waktu.
Menjadi hal yang mustahil bila teknologi bisa dipisahkan dengan kegiatan
manusia, karena keduanya itu dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam menjalani
kehidupan sekarang.
Dakwah melalui media digital ini, sudah banyak diterapkan oleh beberapa
da’i. bukan hanya da’i tetapi siapapun bisa untuk mengajak orang menuju
perubahan yang lebih baik lagi. Media online atau media sosial yang digunakan
untuk berdakwah pada zaman sekarang itu, mempunyai platform yang sangat
banyak, diantaranya: Instagram, WhatsApp, Facebook, Youtube, dan lain-lain.

1
Aisatul Cholifah, “Retorika Dakwah Ustadzah Haneen Akira Di Video Youtube
(Analisis Semiotik Gaya bahasa Dan Bahasa Tubuh Dalam Ceramah “Pemuda Masa’ Gitu”)”,
Skripsi Sarjana Sosial, (Surabaya: 2018), h. 4. t.d.

9
Dari banyak nya media sosial sekarang, yang menjadi fokus utama adalah
Youtube.
Youtube merupakan saluran media paling penting bagi mad’u sekarang
untuk mencari sebuah informasi. Tidak hanya kalangan muda, anak-anak, dan
orangtua pun bisa mengakses nya dengan sangat mudah, kapanpun dan
dimanapun. Hal ini menjadikan youtube sebagai media yang paling efektif kita
pada zaman sekarang, dalam menyebarkan syariat islam kepada khalayak umum,
bukan hanya kalangan umat yang beragama islam saja, tetapi juga agama non-
islam.
Dari sekian banyak da’i yang melakukan dakwahnya melalui media
youtube ini, peneliti tertarik untuk mengambil subjek yaitu Ustadz Ucu Najmudin
atau yang lebih akrab dengan panggilan Ustadz Ucu. Beliau adalah seorang
pendakwah yang selalu membahas berbagai macam hal tentang islam terutama
seputar parenting kepada anak. Meskipun tema atau judul yang beliau angkat di
media itu sudah banyak sekali para da’i yang mengulas dan mengangkatnya,
namun Ustadz Ucu mempunyai sesuatu yang berbeda dalam memberikan materi
dakwah sehingga mad’u tertarik dengannya.
Sesuai dengan pemaparan diatas, peneliti mengambil tema “Kunci
Keberkahan Hidup”, dakwahnya ini dilaksanakan melalui Media Youtube
pribadinya Ucu Najmudin. Dasar peneliti memutuskan tema ini adalah tema yang
sangat efektif bagi semua kalangan, karena di zaman sekarang banyak sekali
orang menjalankan hidup tapi tidak mendapat keberkahan dalam kehidupannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian alasan yang telah dipaparkan di atas, untuk itu peneliti
akan menentukan analisis pada kondisi retorika dakwah yang dilaksanakan oleh
Ustadz Ucu Najmudin melalui media youtube. Sedangkan permasalahan yang
diambil pada penelitian ini :
1. Bagaimana Kiprah Dakwah Ustadz Ucu Najmudin Sebagai Dai?
2. Bagaimana Kekhasan Gaya Bicara dan Retorika Ustadz Ucu Najmudin
Dalam Menyampaikan Ceramahnya?

10
3. Bagaimana Retorika Ustadz Ucu Najmudin Dalam Ceramah Di Akun
Youtube Dalam Tema “Kunci Keberkahan Hidup” Dari Perspektif
Retorika Aristoteles?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian di atas, penelitian ini bertujuan sebagai
berikut :
a. Untuk Mengetahui Kiprah Dakwah Ustadz Ucu Najmudin Sebagai Da’i.
b. Untuk Mengetahui Kekhasan Gaya Bicara dan Retorika Ustadz Ucu
Najmudin Dalam Menyampaikan Ceramahnya.
c. Untuk Mengetahui Retorika Ustadz Ucu Najmudin Dalam Ceramah Di
Akun Youtube Dalam Tema “Kunci Keberkahan Hidup” Dari Perspektif
Retorika Aristoteles.

2. Manfaat Penelitian
a. Secara Teoritis
Penelitian ini sebagai wawasan dan pengetahuan bagi pengembangan
khazanah keilmuan, terkhusus di bidang tabligh. Sebagai syarat S1 program
studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Dengan hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
dalam pengembangan khazanah keterampilan dakwah dalam bentuk ceramah.
Dan juga diharapkan menjadi bahan sumbangsih pemikiran bagi pendakwah
dalam menyampaikan dakwah menggunakan seni bicara yang dapat dipahami
di semua kalangan.
b. Secara Praktis
Penelitian ini diharapkan untuk menjadi sebuah informasi dan catatan
tambahan bagi para pendakwah yang melaksanakan dakwah-dakwah nya
secara efektif dan efisien mungkin, supaya pesannya bisa dipahami oleh
masyarakat banyak.
D. Metode Penelitian

11
Untuk mendapatkan hasil yang objektif dalam analisis ini, maka
peneliti akan menentukan metode kualitatif yang bersifat deskriptif. Metode
analisis kualitatif deskriptif ini dapat didefinisikan sebagai prosedur
pemecahan rumusan masalah yang dianalisis dengan menggunakan fakta atau
menggambarkan peristiwa berdasarkan fakta yang timbul dan bersifat
seadanya.
Data yang akan diambil untuk membuka penelitian ini adalah
kualitatif, menganalisis isi dalam penerapan retorika dakwah Ustadz Ucu
Najmudin yang terdapat dalam media youtube nya, yaitu “Ucu Najmudin”.
Sumber data dalam penelitian ini adalah subjek dari dimana data itu
diperoleh (Arikunto, 2006).2 Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari 2
jenis, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
a. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung
dari subjek penelitian dengan menggunakan pengukuran data yang
langsung pada objek sebagai sumber informasi yang akan dicari
(Saifuddin, 2005).3 Sumber data primer dalam analisis ini, diperoleh dari
akun youtube Ucu Najmudin.
b. Sumber Data Skunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung oleh peneliti dari subjek penelitian.4 Sumber data sekunder dalam
penelitian ini, diperoleh dari kejadian yang telah lampau berupa : jurnal,
internet, dan sumber data lain yang memiliki kesamaan dengan analisis ini.
Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis
konten dengan menyusun transkip materi tekstual yang ada dalam video
dakwah Ustadz Ucu Najmudin di akun Youtube Ucu Najmudin dengan

2
Astrid Novia Dahlupy, “Gaya Retorika Dakwah Ustadz Hannan Attaki Di Youtube”,
Skripsi Sarjana Sosial, (Semarang: 2019), h. 13. t.d.
3
Astrid Novia Dahlupy, “Gaya Retorika Dakwah Ustadz Hannan Attaki Di Youtube”, h.
13. t.d.
4
Astrid Novia Dahlupy, “Gaya Retorika Dakwah Ustadz Hannan Attaki Di Youtube”, h.
14. t.d.

12
judul ceramah “Kunci Keberkahan Hidup” dari perspektif retorika
Aristoteles.

BAB II
DAKWAH DAN RETORIKA ARISTOTELES

A. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Dalam bahasa, dakwah bermula dari bahasa Arab “da’wah” (

‫)الدعوة‬. Dakwah memiliki 3 huruf asli dal, a’in, dan wawu. Beberapa
kata dan berbagai arti terbentuk dari tiga huruf asli ini, dan arti ini
adalah memanggil, mengundang, meminta bantuan, mengemis,
memohon, memberi nama, memerintahkan untuk datang, mendorong,
menyebabkan, membawa, berdoa, menangis, dan meratap (Ahmad
Warson Munawwir, 1997: 406).5 Dengan kata lain, dakwah adalah
proses peningkatan keimanan pada manusia menurut syariat Islam.6
Menurut para ahli, dakwah terbagi dalam beberapa definisi :
a. Abu Bakar Zakaria (1962: 8), dakwah adalah upaya para ulama
dan orang-orang berilmu agama Islam untuk menyajikan kepada
umat dalam urusan dunia dan agama, sesuai dengan
kemampuannya.
b. Syekh Muhammad al-Rawl (1972: 12), dakwah adalah panduan
hidup yang bagus untuk semua orang serta peraturan tentang hak
dan kewajiban.

5
Moh. Ali Aziz, Edisi Revisi Ilmu Dakwah, h. 5.
6
Moh. Ali Aziz, Edisi Revisi Ilmu Dakwah, h. 17.

13
c. Syekh Ali bin Shalih al-Mursyid (1989: 21), dakwah adalah sistem
yang mencoba menjelaskan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk
(agama); beserta media dan caranya, serta berbagai keburukan
melalui berbagai teknik, cara dan media lain.
d. Syekh Muhammad al-Khadir Husain (t.t.: 14), dakwah adalah
mengajak manusia menuju kebaikan dan jalan yang benar, berbuat
baik dan mencegah kemungkaran, sehingga mencapai kebahagiaan
di dunia dan di akhirat.
e. Syekh Muhammad Al-Ghazali (dalam Al-Bayanuni, 1993: 15),
dakwah adalah program besar yang mengumpulkan semua
informasi yang dibutuhkan masyarakat setiap bidang untuk
memahami makna hidup mereka dan menemukan prinsip-prinsip
yang membimbing mereka adalah mereka yang mengikuti
instruksi.
f. HSM Nasaruddin Latif (1971:6), dakwah adalah setiap usaha atau
kegiatan yang dilakukan secara lisan, tulisan, atau lainnya,
mengajak, menyeru manusia untuk beriman kepada Allah SWT
menurut kaidah, syariah dan etika islam.
g. Asmuni Syukir (1982: 21), dakwah Islam adalah jalan atau cara
(dakwah, pelatihan, dan pengembangan) yang terencana dan
dilaksanakan dengan sadar untuk mengajak manusia mengikuti
jalan yang dikehendaki Allah SWT, untuk memperbaiki dan
mencapai keadaan hidup yang lebih baik yaitu hidup sejahtera di
alam yang sementara dan kekal.
h. Isa Anshari (1984: 19), dakwah adalah upaya untuk mengobarkan
konflik keyakinan diantara manusia, untuk membuka kemungkinan
terhadap manusia dalam menentukan nasib sendiri.
i. T.A. Lathief Rousydiy (1998), dakwah adalah menyerukan umat
untuk memeluk Islam dan menerapkan ajaran Islam secara murni
dan konsisten dalam semua aspek kehidupan manusia.

14
j. M. Arifin (1993: 6), dakwah adalah amalan berbicara, menulis,
bertindak, dan sebagainya sebagai penerapan ajaran agama yang
disampaikan kepadanya tanpa ada unsur paksaan.7
2. Dasar-Dasar Hukum Dakwah
Surah An-Nahl (16) ayat 125, surah Ali-Imran (3) ayat 104 , dan
surah Al-Maidah (5) ayat 78-79 adalah pernyataan-pernyataan yang
memperjelas bahwa dakwah itu kewajiban.
a. An-Nahl (16) ayat 125 :
‫ٱ ِإٰىَل ِبيِل ِّب ِبٱِحْلْك ِة ٱْل ِعَظِة ٱ ِةۖ َٰج ِد م ِبٱَّلىِت ِه‬
‫َى‬ ‫َحْلَس َن َو ُهْل‬ ‫َم َو َمْو‬ ‫ْدُع َس َر َك‬
‫َأ َل ن َّل ن ِبيِلِهۦۖ َأ َل ِبٱْل ِد‬ ‫ِإ‬
‫َأْح َسُن ۚ َّن َرَّبَك ُه َو ْع ُم َمِب َض َع َس َوُه َو ْع ُم ُم ْه َت َن‬
‫ي‬
Artinya : “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.

b. Ali Imran (3) ayat 104 :

‫َو ْلَتُك ن ِّم نُك ْم ُأَّم ٌة َيْد ُعوَن ِإىَل ٱَخْلِرْي َو َيْأُمُروَن ِبٱْلَم ْع ُروِف َو َيْنَه ْو َن َعِن‬
‫ِل‬ ‫ِئ‬‫ِر ۟و َٰٓل‬
‫ٱْلُم نَك ۚ َوُأ َك ُه ُم ُم ْف ُح َن‬
‫و‬ ‫ْل‬ ‫ٱ‬
Artinya : “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan
orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang
makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah
orang-orang yang beruntung”.

c. Al-Maidah (5) ayat 78-79 :

ۚ‫ُلِعَن ٱَّلِذ يَن َك َف ُرو۟ا ِم ۢن َبِن ِإْس َٰٓر ِء يَل َعَلٰى ِلَس اِن َداُوۥَد َو ِعيَس ى ٱْبِن َمْرَمَي‬
‫َٰذ ِلَك َمِبا َعَص و۟ا َّوَك اُنو۟ا َيْع َتُد وَن‬
7
Moh. Ali Aziz, Edisi Revisi Ilmu Dakwah, h. 9-13.

15
Artinya : “Orang-orang kafir dari Bani Israil telah
dilaknat melalui lisan (ucapan) Daud dan Isa putra Maryam. Yang
demikian itu karena mereka durhaka dan selalu melampaui batas
(78) Mereka tidak saling mencegah perbuatan mungkar yang
selalu mereka perbuat. Sungguh, sangat buruk apa yang mereka
perbuat (79)”.

3. Unsur-Unsur Dakwah
a. Da’i (Subjek)
Adalah insan yang menyampaikan dakwah untuk umat. Ada
insan yang menyampaikan dakwah secara sendiri dan sebagian ada
yang kelompok.
b. Mad’u (Objek)
Ialah umat atau orang yang didakwahkan untuk selamat di
dunia dan akhirat, yaitu yang diajak untuk mengikuti jalan Allah
SWT.
c. Maddah (Materi)
Ini termasuk bagian kepercayan, syariah, hukum serta etika.
Seluruh bahan dakwah berasal dari firman Allah SWT dan hadits
Nabi Saw, kesimpulan tafsiran ustadz, serta sejarah kebudayaan
Islam.
d. Thariqah (Jalan)
Inilah cara atau strategi yang harus dimiliki da’i saat
melakukan kegiatan dakwah.
e. Wasilah (Sarana)
Ialah sarana ataupun internet diaplikasikan sebagai
perangkat yang memudahkan penyampaian dakwah untuk mad’u.
Sarana dapat digunakan para da’i untuk menyampaikan pesannya
secara tertulis. Di antara sarana dakwah yang masih dipakai oleh
da’i ialah televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, Internet,
ponsel, buletin.

16
f. Atsar (Feedback)
Ini respon dari umpan balik selama proses dakwah.
Sederhananya ialah respon terhadap proses dakwah yang
disebabkan oleh tindakan dakwah.8
B. Retorika
1. Pengertian dan Sejarah Retorika
a. Pengertian Retorika
Kemampuan berbahasa yaitu keterampilan komunikasi
yang sangat mendasar yang dimiliki setiap orang. Orang
berkomunikasi dengan bayi menangis sejak mereka lahir, dan
kemudian keterampilan komunikasi mereka berkembang seiring
waktu. Kebanyakan orang berkomunikasi dalam bentuk
komunikasi verbal, salah satunya adalah retorika.
Secara Linguistik, retorika bermula dari kata bahasa Latin
“retorica”, dan bahasa Inggris “retoric” yang berarti ilmu berbicara.
Menurut Harsoyo dalam Susanto dalam Rajiyem (2005), retorika
memiliki kualitas rasional, empiris, mencakup semua, dan
kumulatif. Rasional, mengisyaratkan bahwa materi pembicara
harus terstruktur secara logis dan metodis. Empiris, mengacu pada
penyajian data yang dapat dikonfirmasikan dengan menggunakan
panca indera. Mencakup semua, mengisyaratkan bahwa karena
informasi yang disampaikan memiliki signifikasi sosial, itu tidak
dirahasiakan. Kumulatif, berarti ilmu public speaking, atau ilmu
public speaking ialah ilmu retorika.9
Banyak ahli yang menggunakan istilah tersebut untuk
mengungkapkan definisi retorika, beberapa poinnya antara lain :
1) Dalam bukunya Retorika Modern, Jalaluddin Rakhmat
menerangkan retorika merupakan perpanjangan
kemampuan tertinggi manusia, yaitu akal dan rasa dalam
8
MS. Udin, Retorika Dan Narasi Dakwah Bagi Pemula, (Jakarta: Sanabil, 2019), Cet.
Ke-1, h. 12-13.
9
Dhanik Sulistyarini, Anna Gustiana Zainal, Buku Ajar Retorika, h. 2.

17
kemampuan berkomunikasi melalui bahasa sebagai medan
pemikiran.10
2) Retorika ialah ilmu yang mendalami cara berbicara secara
sistematis dan logis di depan orang lain untuk memahami
dan membujuk orang lain (Wahidin Saputra).11
3) Retorika ialah keterampilan linguistik sebagai keahlian,
dimana bahasa lisan dan tulisan didasarkan pada
pengetahuan yang tertata dengan baik (Gorys Keraf).12
4) Retorika ialah ilmu mengusulkan aktivitas juga upaya yang
paling efektif dalam membujuk, mengatur ataupun
menyampaikan pidato untuk meningkatkan saling
pengertian, kerja sama serta perdamaian dalam kehidupan
setiap orang (Gusti Ngurah Oka).13
b. Sejarah Retorika
Retorika berdiri dari awal kelahiran umat manusia. Sebagai
seni yang ditelaah pada abad ke 5 Sebelum Masehi, pemerintah
berusaha meyakinkan rakyat untuk memenangkan pemilu. Apalagi
perkembangan seni pidato menunjukkan pemutarbalikan realitas
untuk mencapai tujuan. Audiens bisa ditarik, lalu dibujuk. Hal ini
menunjukkan pentingnya retorika dalam dunia politik (buku
Jalaluddin Rakhmat:2007, dan sumber lainnya).14
2. Tujuan dan Fungsi Retorika
a. Tujuan Retorika
Retorika awalnya tentang persuasi, kemudian menjadi seni
menyusun argumen dan merumuskan pidato. Persuasi bisa

10
Muhammad Fikry Novendi, “Retorika Dakwah Ustadz Muhammad Syamlan”, Skripsi
Sarjana Sosial, (Bengkulu: 2022), h. 13. t.d.
11
Muhammad Fikry Novendi, “Retorika Dakwah Ustadz Muhammad Syamlan”, h. 14.
t.d.
12
Dinda Tiara ALfianti, “Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram Dalam Stand Up
Comedy”, Skripsi Sarjana Komunikasi Islam, (Jakarta: 2016), h. 13. t.d.
13
Eva Damayanti, “Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati”, Skripsi Sarjana Komunikasi
Islam, (Jakarta: 2014), h. 10-11. t.d.
14
Dhanik Sulistyarini, Anna Gustiana Zainal, Buku Ajar Retorika, h. 14.

18
dipahami dengan bentuk komunikasi berupa ajakan, permintaan,
atau dorongan untuk menyentuh sisi emosional, khususnya sisi
emosional orang.15
Namun, persuasi dapat dilakukan dengan memanfaatkan
logika kognitif individu, yaitu dengan menggerakkan objek sesuai
dengan situasi dan kondisi kepribadiannya, serta mengajak atau
membujuknya untuk menyentuh subjek dengan membangkitkan
emosi.16
Tujuannya adalah sebagai berikut:
1) To Inform, yakni membagikan informasi serta pemahaman
untuk manusia dengan cara terbaik.
2) To Convise, yakni menyakinkan serta membujuk.
3) To Inspire, yakni melalui jalan serta bentuk penyajian yang
gagah dan cerdas.
4) To Entertain, yakni yang menyenangkan, menghibur,
menarik, dan memuaskan.
5) To Encuate (to put in action), berarti mendorong,
mengarahkan mereka ke dalam tindakan, menetralkan dan
mengimplementasikan ide-ide yang disampaikan pembicara
kepada orang-orang.17
b. Fungsi Retorika
Fungsinya menurut Raudhonah (2007:52) meliputi :
1) Mass information, yakni pemberian dan penerimaan informasi
kepada masyarakat. Siapapun yang memiliki pengetahuan
dapat melakukan ini, dan informasi tidak dapat dikirim dan
diterima tanpa komunikasi.

15
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, (Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2011), Cet. Ke-1, h. 261.
16
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, h. 263.
17
Leiza Sixmansyah, “Retorika Dakwah K.H. Muchammad Syarif Hidayat”, Skripsi
Sarjana Komunikasi Islam, (Jakarta: 2014), h. 17-18. t.d.

19
2) Mass education, yakni khususnya penyelenggaraan pendidikan.
Fungsi ini dilakukan oleh guru untuk siswa yang tertarik untuk
mengembangkan ilmu atau pemahaman pengetahuan.
3) Mass persuasion, yakni mempengaruhi. Ini biasanya dilakukan
oleh orang atau instansi dengan memberikan semangat serta
para pelaku bisnis dapat memanfaatkannya, dengan
mempengaruhi iklan yang diproduksi.
4) Mass entertainment, yakni hiburan. Ini biasanya dilakukan oleh
radio, TV, atau calon profesional.
Sedangkan menurut Aristoteles, retorika sebagai ilmu
tersendiri, yang memiliki tujuan untuk mempengaruhi orang.
Aristoteles menerangkan 3 cara untuk mempengaruhi manusia,
yaitu : Ethos, Pathos, Logos.18
3. Metode dan Manfaat Retorika
a. Metode Retorika
Retorika bisa dilakukan oleh beragam cara, sesuai
kemauan, keahlian, keterampilan dan kemampuan yang
diperbolehkan, namun tetap dilakukan sesuai dengan firman Allah
SWT dan hadits Nabi Saw. Dan surah An-Nahl ayat 125 : “Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan
pembelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang
baik” dan Hadits. Secara umum, ada tiga kategori : bijaksana,
nasihat yang baik, dan diskusi.
b. Manfaat Retorika
Berdirinya retorika dipandang sebagai ilmu yang berguna
untuk mempengaruhi opini publik. Aristoteles mengidentifikasikan
empat manfaat atau penggunaan retorika pada saat itu:
1) Retorika memandu keputusan pembicara. Terdapat sesuatu
yang kurang baik dalam hidup, namun sering menghajar lawan
tanpa memikirkan kebenarannya. Jika seseorang membuat

18
Toto Tsamara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), h. 26.

20
keputusan karena dia ingin menang, pilihannya akan merugikan
dirinya.
2) Retorika mengajarkan pembicara untuk memilih argumen.
Menurut Aristoteles, ada 2 macam argumen : argumen artistik
dan non artistik. Argumen artistik berasal dari
mempertimbangakan peristiwa secara langsung dan tidak
langsung terikat dengan lingkungannya. Misalnya, untuk isu
yang mengarah ke arah argumen, maka argumen non artistik
adalah ekonomi, politik, keamanan, dan sebagainya.
3) Retorika mengajarkan pembicara untuk membujuk. Retorika
ini mengajarkan bagaimana menyusun pidato secara teratur,
cara mencari bahan yang cocok untuk setiap topik serta
menyajikannya secara efektif.
4) Retorika memandu dalam pidato ilmiah. Kenyataan hidup
adalah bahwa beberapa hal yang benar dan beberapa hal salah,
tetapi itu adalah sesuatu yang harus diperjuangkan . Oleh
karena itu, pembicara perlu menggunakan retorika. Berbicara
secara rasional memang membantu menghindari kebodohan
yang mungkin dia lakukan.19
4. Jenis-Jenis Retorika
Menurut Hendrikus (1993:16), ada tiga jenis retorika :
a. Monolog
Monolog adalah seni yang mana hanya satu orang bertutur.
Bentuknya meliputi : pidato, kata sambutan, kritik, ceramah, dan
bacaan.
b. Dialog
Dialog adalah seni berdialog, dimana dua orang terlibat
dalam proses dialog. Bentuk dialog meliputi : musyawarah, soal
jawab, pertukaran, dan sanggahan.
19
Marta, I. N. “Retorika dan Penggunaanya dalam Berbagai Bidang”,
Prasi: Jurnal Bahasa Seni, dan Pengajarannya 6, no. 12 (2010) diakses pada 11 Januari
januari 2023, pukul 08:45 http://ejournal.udiksha.ac.id/index.php/PRASI/article/view/6828

21
c. Pengembangan Teknik Berbicara
Pembinaan Teknik Berbicara adalah prasyarat untuk
retorika. Untuk itu, pengembangan ini bagian penting bagi retorika.
Bagian ini, lebih fokus pada pengembangan keterampilan
pernafasan, keterampilan artikulasi, keterampilan vokalisasi,
keterampilan berbicara, dan keterampilan bercerita.20
5. Prinsip Retorika
Retorika menggunakan sejumlah prinsip utama yang harus
disampaikan pembicara, karena ini adalah ilmu yang mengembangkan
dan mengajarkan keterampilan berbicara di depan umum. the five
canon of rhetoric (Lima Prinsip Utama Retorika) dikembangkan oleh
Aristoteles, salah satu orator sejarah yang paling terkenal.21
a. Inventio (Penemuan)
Tahap pertama yaitu menyiapkan sumber daya dengan
menyediakan dan menemukan dokumen, data dan informasi. Yang
utama pada tahap ini adalah membaca bahan dan menyiapkan
bahan, persiapan lebih lanjut juga dapat berupa data awal tentang
tempat, waktu dan orang yang diajak bicara atau menyampaikan
pesannya sehingga pesannya relevan sesuai keadaan masyarakat.
penonton. Fase ini dikenal sebagai fase konseptualisasi.
Seiring dengan mengetahui setting acara, posisi umum
penonton serta materi, ada hal lain yang harus diperhitungkan
selama fase ini. Misalnya dalam aspek kawasan maupun tempat
dan beragam manusia dari aspek sosial, ekonomi, pendidik, dan
profesional masyarakat yang mengetahui lokasi pembicara, waktu,
dan detail penting lainnya. Hal ini sangat penting agar percakapan
tersebut sesuai dengan keadaan pendengar dan menggunakan
bahasa dakwahnya, yang dikenal sebagai “khotibunnas biqodri

20
Dhanik Sulistyarini, Anna Gustiana Zainal, Buku Ajar Retorika, h. 71.
21
Umdatul Hasanah, Retorika Dakwah Kontemporer, (Banten: Media Madani, 2020), h.
25.

22
uqulihim” (berbicara kepada orang-orang sesuai dengan kapasitas
akal mereka).22
b. Dipositio (Kompilasi)
Ini mengumpulkan pesan, mengatur informasi, dan materi
menjadi dokumen yang sistematis. Ini perlu agar percakapan tidak
kemana-mana. Ini termasuk dalam menempatkan kunci, tambahan,
serta promosi dan perantara di lokasi yang sepadan. Materi disusun
secara sistematis sehingga tuturan enak didengarkan dengan
pemikiran yang rapi. Orang yang bicara diharuskan untuk
menetapkan rancangan isi dokumen.
Tahapan menyusun bahan pidato dibagi menjadi lima
bagian oleh Jalaluddin Rahmat, dan kemudian disebut oleh para
pengikutnya sebagai organisasi pesan. Ini termasuk pembukaan,
deskripsi isi, argumen, catatan kaki dan kesimpulan.23
c. Elucatio (Gaya)
Fase ini dikaitkan dengan penyajian simbol dalam kata-kata
dan tindakan, pakaian dan penampilan. Pembicara tidak hanya
harus fokus pada pesan, tetapi juga harus memiliki gaya atau
penuturan yang menarik, baik tata bahasa, nada suara maupun
intonasi yang sesuai dengan pesan yang disampaikan. Agar
pesannya tidak kaku, hambar, adakalanya membutuhkan bunyi
naik, turun, menarik dan lain-lain.
Perbedaan tanda baca dalam ucapan dan tulisan jelas
memiliki arti yang berbeda dan mempengaruhi respon yang
berbeda. Gerak tubuh, ekspresi wajah, dan ekspresi kinetik,
semuanya dapat digunakan untuk meningkatkan gaya yang
dimaksud. Untuk membuat pesan lebih jelas dan komunikatif,
gerakan harus tepat dan tidak berlebihan.24
d. Memoria
22
Umdatul Hasanah, Retorika Dakwah Kontemporer, h. 25-30.
23
Umdatul Hasanah, Retorika Dakwah Kontemporer, h. 26.
24
Umdatul Hasanah, Retorika Dakwah Kontemporer, h. 26.

23
Memoria adalah sejauh mana pembicara dapat mengingat.
Tidak hanya isi pidato atau pesannya, tetapi juga detail yang
melampaui pesan itu sendiri. Seperti aundiens, pembicara,
pengaturan, dan suasana hati. Kunci untuk mengingat pesan
bukanlah menghafal kata-kata, melainkan mengingat poin-poin
penting dari pidato.
Kehilangan atau melupakan materi bagi pembicara seperti
kehilangan pembekalan dalam sebuah perjalanan. Maka pada tahap
retorika dakwah, diharuskan untuk menghafal yang terkait dengan
agama maupun non-agama seperti mengingat ayat, dalil atau
riwayat.25
e. Pronountiato
Tahapan utama aktivitas pembicara dalam proses
penyampaian pesannya sesuai dengan bahasa yang dimengerti oleh
pendengar serta meningkatkan wawasan dengan merangkum
pesan, disertai ekspresi sehingga tidak kaku.. Proses penyampaian
berbagi informasi dengan cepat dan tanpa batas.26
C. Gaya Retorika
1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa ialah penggunaan bahasa, sering dikenal sebagai
style. Dalam bahasa Latin stylus, dikenal sebagai bahasa. Penggunaan
kata, frasa, atau klausa dalam menanggapi situasi tertentu diwakili oleh
gaya bahasa, yang merupakan komponen dari pertanyaan atau urutan
kata. Dengan demikian, seluruh hierarki bahasa : pilihan kata-kata
individual, frasa, klausa, kalimat dan seluruh ucapan yang tercakup
dalam konsep gaya ini.27

25
Umdatul Hasanah, Retorika Dakwah Kontemporer, h. 30.
26
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat di Indonesia” Jurnal Pbliciana 9 no.1 , h. 141 (2016) diakses pada 09 April 2023,
pukul 11:50 http://jurnal-unita.org/index.php/publiciana/article/view/79
27
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996), h.
112.

24
Gaya bahasa yang kita gunakan, baik itu mudah atau tidak, kita
harus tetap menggunakannya. Kejujuran, kesantunan, dan keanggunan
adalah komponen penting dari gaya ini.
Ini diklasifikasikan ke dalam kategori berikut, sesuai dengan
teori Gorys Keraf yang disajikan dalam bukunya Diksi dan Gaya
Bahasa :
a. Gaya Bahasa Berdasarkan Pemilihan Kata
Bahasa tulis (written language) terbagi menjadi tiga gaya, yaitu
:Gaya Bahasa Resmi
Ialah gambaran bahasa lengkap, yang digunakan untuk
acara formal dan diperlukan agar mereka menggunakan serta
memeliharanya dengan baik. Misalnya : pidato presiden, berita
pemerintah, podium, editorial, pidato utama, artikel serius, atau
esai tentang topik penting. Semuanya disampaikan dalam gaya
bahasa yang resmi.28
1) Gaya Bahasa Tidak Resmi
Ialah kalimat baku yang diterapkan dalam gaya,
terkhusus dalam situasi informal maupun formal. Jenisnya
tidak selalu konvensional. Ini sering digunakan untuk esai,
tutorial, artikel mingguan maupun bulanan, kuliah, editorial,
kolom, dan lainnya. Singkatnya, gaya ini merupakan gaya yang
biasa juga santai dari orang-orang terpelajar.29
2) Gaya Bahasa Percakapan
Ialah kata kunci dan bahasa sehari-hari yang digunakan
dalam gaya bahasa ini, berbeda dengan 2 bahasa sebelumnya.
Jadi, gaya ini tetap merupakan bahasa yang lengkap untuk
sebuah acara dan dibentuk oleh tradisi juga kebiasaan yang
luas.30

28
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 117.
29
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 118.
30
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 120.

25
b. Gaya Bahasa Berdasarkan Nada
Ini dilandaskan kepada isyarat yang diungkapkan melalui
penggunaan kata dalam ucapan. Ini dibagi menjadi 3 bagian :
1) Gaya Sederhana
Gaya ini sangat proporsional digunakan secara efektif
untuk memberikan instruksi, perintah, ceramah, pidato, dan
lain-lain. Jika bahasa seperti itu digunakan, pembicara wajib
mempunyai wawasan intelektual yang mumpuni untuk dapat
menggunakannya secara efektif. Maka dari itu, gaya ini sangat
baik untuk membuktikan maupun mengungkapkan sesuatu.
Dengan demikian, mengorbankan perasaan dengan cara ampuh
dan mulia untuk membuktikan bahwa sesuatu itu tidak
dibutuhkan.31
2) Gaya Mulia dan Bertenaga
Gaya ini penuh dengan semangat dan energi. Gerakan
tangan juga kaki tidak hanya dengan kekuatan dan vitalitas
kata-kata, tetapi juga dengan suara yang mulia dan bertenaga.
Untuk tujuan dakwah, komunikator dapat menggunakan bahasa
memerintah untuk meyakinkan audiens. Ada bahasa
meremehkan dalam bahasa itu, halus namun secara aktif
membujuk pendengarnya. Nada ini sering digunakan dalam
tabligh, ceramah, ritus, serta teologi. Gaya ini merupakan gaya
luar biasa memotivasi, juga dapat mempengaruhi emosi
pendengar.
3) Gaya Menengah
Gaya yang dirancang untuk menciptakan hawa
kegembiraan serta kedamaian. Nada suaranya lembut, baik, dan
memiliki selera humor. Gaya ini sering menggunakan kiasan

31
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 121.

26
dalam diksinya. Kata yang digunakan cenderung lancar dan
sering diperlukan saat perayaan, perjumpaan, hiburan.32
c. Gaya Bahasa Berdasarkan Struktur Kalimat
Ialah struktur kalimat dari unsur penting, dan bersifat
periodik yang dimana ide terpenting disorot di akhir kalimat.
Beberapa kalimat akan lemah jika ada penekanan di awal. Dan ada
kalimat yang seimbang, yakni yang memuat 2 atau lebih bagian
kalimat yang sama maupun setara.
Berdasarkan ketiga struktur kalimat diatas, gaya bahasa
berikut dapat disimpulkan :
1) Klimaks
Gaya bahasa ini berasal dari kalimat bersiklus. Klimaks
adalah gaya yang mencakup serangkaian ide, setiap kali
pentingnya suatu ide meningkat dibandingkan dengan yang
sebelumnya.
2) Antiklimaks
Gaya ini disebabkan oleh struktur kalimat yang bebas.
Sebagai gaya bahasa, antiklimaks itu adalah referensi untuk
mengklasifikasikan ide, dengan yang paling penting mengikuti
yang lebih kecil secara berurutan. Pembaca dan pendengar rata-
rata tidak memperhatikan sisa kalimat yang diletakkan pada
pengucapan diawal, maka gaya ini cenderung kurang efektif.
3) Paralisme
Ini adalah bahasa kiasan yang mencoba menciptakan
kata-kata atau frasa yang mempunyai tujuan sama dan memiliki
struktur tata bahasa yang sama. Pluralisme dapat menyebabkan
kalimat menjadi kaku dan tidak dapat dipahami, bahkan jika
pendekatan yang fantastis untuk merujuk pada istilah yang
memiliki tujuan yang sama.33
32
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 122.

33
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 125-127.

27
4) Antitesis
Adalah gaya bahasa yang terdiri dari ide-ide untuk
mengekspresikan konsep yang dikenal sebagai kata atau frasa
yang berlawanan dan kalimat yang seimbang juga ditulis
dengan gaya timbul. Sebuah kalimat atau frasa yang memiliki
struktur paralel, yang dimana satu proposisi menentang yang
lain disebut antitesis.34
5) Repetisi
Dalam konteks yang sesuai : pengulangan suara, suku
kata, kata-kata, atau kalimat fragmen sangat penting. Kemudian
yang dibahas pada bagian ini yaitu pengulangan dalam bentuk
kata, frase atau kalimat.35
2. Gaya Suara
Gaya suara adalah seni komunikasi, yang menarik perhatian
pendengar. Bicaralah menggunakan ritme yang berubah-ubah dengan
menekankan kata-kata yang membutuhkan penekanan khusus. T.A
Lathief Rousydy berpendapat bahwa pendengar seringkali terkesan
dengan ucapan seseorang karena pembicara memiliki suara lembut,
nyaman di telinga, dan cocok bagi pendengar. 36 Gaya ini terdapat
berbagai macam suaranya ,antara lain :
a. Pitch
Ini adalah suara luhur dan rendah. Pitch disebut skala dalam
irama. Saat bertutur, pitch tidak boleh rendah, dan pemahaman
materi pelajaran akan berlaku. Perubahan nada harus dipelajari
selama setiap pidato, untuk menciptakan ritme yang menarik.
Dalam bahasa nada atau bahasa tonal, nada bersifat
morfologis atau dapat dibedakan artinya. Dalam bahasa nada
biasanya ada 5 :

34
Steven A. Beebe, Public Speaking An Audience-Centered Approach, (New Jersey:
Prentice-Hall, Inc, 1991), h. 282.
35
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 124-127.
36
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 125-127.

28
1) Yang tinggi ( / )
2) Yang rata ( - )
3) Yang merendah ( \ )
4) Yang turun naik ( v )
5) Yang naik turun ( ^ )
Dalam sebuah intonasi, biasanya dibagi menjadi empat
jenis yaitu :
1) Maksimum ( 4 )
2) Tiga kali lipat ( 3 )
3) Midtone ( 2 )
4) Bass ( 1 ).37
b. Loudnes
Merupakan volume suara terkait dengan penyaringan. Saat
berbicara, pembicara harus bisa menyetel dan melembutkan suara
yang dibuat. Namun, itu tergantung pada situasi dan keadaan yang
akan dihadapi, agar pesan dapat diterima dan dipahami.
Variasi volume suara menyampaikan ide yang berbeda dalam
pesan, menambahkan penekanan dan membuatnya berbeda dari
suara biasa.38
c. Rate dan Rhythm
Merupakan bunyi yang mengukur ritme cepat dan lambat. Rate
akan dikendalikan oleh jeda (berhenti). Untuk memberikan
kesempatan kepada pendengar untuk memproses dan memahami
makna pesan yang disampaikan, komunikator sesekali perlu
berhenti sejenak.
d. Jeda atau pause
Ini adalah penghentian suara dan juga diklasifikasikan
sebagai komponen dari rate dan rhythm. Ini mirip dengan menulis

37
Achmad HP, Alek Abdullah, Linguistik Umum, (Jakarta: Erlangga, 2012), h. 34.
38
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, h. 125-127.

29
koma untuk mengambil satu menit untuk menyelesaikan
ketidaksepakatan dengan pikiran atau perubahan hati.
3. Gaya Gerak Tubuh
Gaya merupakan karakteristik yang dengannya seseorang
mengekspresikan dirinya.39 Melalui kontak mata, bahasa, perilaku,
pakaian, gerakan tubuh, dan lain-lain. Gerakan tubuh dapat digunakan
dalam tiga cara, yaitu : Pertama, untuk menyampaikan makna. Kedua,
untuk membangun kepercayaan. Ketiga, untuk kepercayaan diri dan
semangat.
Diantara berbagai gaya yang tersedia, yang paling menarik
yakni gerakan tubuh. Tidak hanya membantu dalam menyampaikan
makna, tetapi juga dapat menghasilkan tanggapan dari pendengar
Anda. Berikut ini adalah beberapa jenis gesture komunikasi :
a. Sikap Badan
Saat menyampaikan (terutama di awal percakapan), apakah
kita duduk atau berdiri dapat membuat atau menghancurkan
ucapan kita. Karena audiens hanya bisa mengetahui kesiapan
pidato dari sikap pembicara. Pembicara harus berdiri tegak seolah-
olah dalam posisi siap. Dengan cara ini audiens dapat mempercayai
pembicara dengan caranya berdiri.
b. Penampilan dan Pakaian
Sebagai pusat perhatian pembicara ada juga pakaian yang
perlu diperhatikan dan sudah melekat dalam diri. Mengingat
pakaiannya tidak sesuai, memungkinkan tidak muncul di atas
panggung. Dikatakan bahwa berpakaian bagus pasti akan
meningkatkan wibawa.
c. Ekspresi Wajah dan Gerakan Tangan
Ini menjadi salah satu pendukung untuk presentasi. Wajah
bukan hanya menarik perhatian penonton, tapi juga menyentuh

39
Gentasri Anwar, Retorika Praktis dan Seni Berpidato, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), h.
87.

30
emosi penonton. Sama halnya dengan gestur, penggunaan gestur
merupakan faktor bantuan dalam mengkomunikasikan informasi
dan ini dapat membuat gambar abstrak dari pesan yang
disampaikan.
d. Pandangan Mata
Ini digunakan untuk menarik perhatian audien. Melakukan
kontak mata dengan orang lain akan menyampaikan perasaan kita
kepada mereka. Karena dapat membantu fokus, meningkatkan
kepercayaan audiens, dan memperdalam wawasan tanggapan
audiens terhadap pembicara.
D. Retorika Aristoteles
Filsuf Aristoteles tinggal di Yunani kuno dari 384 hingga 322 SM.
Dia adalah murid Plato dan melatih Alexander Agung. Dia menulis tentang
berbagai mata pelajaran termasuk politik, pemerintahan, etnis, fisika,
metafisika, puisi, logika, zoologi, biologi dan tentu saja filsafat. Belakang,
apapun yang ditulisnya dianggap ilmiah. Oleh karena itu, dibandingkan
dengan tokoh-tokoh lainnya, Aristoteles adalah orang yang
menyumbangkan informasi terbesar dalam hal ini. Bersama dengan
Socrates dan Plato, ia dianggap sebagai filsuf paling berpengaruh di Timur
dan Barat.40
Dari berbagai tulisan yang ditulisnya, salah satu yang populer
hingga saat ini adalah retorika. Menurut Aristoteles, retorika adalah
kemampuan untuk menemukan sarana persuasi yang tersedia dalam setiap
situasi apapun.41 Sedangkan untuk mencapai efektivitas persuasi, ada tiga
kriteria utama yang harus terpenuhi, yakni ethos (etika), pathos (emosi),
dan logos (logika).
1. Ethos (Kepribadian Komunikator)

40
Eka Nova Irawan, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Psikologi Dari Klasik Sampai
Modern, (Yogyakarta: IRCiSoD, 2015), Cet. Ke-1, h. 17.
41
Aristoteles, Retorika Seni Berbicara, (Yogyakarta: Basabasi, 2018), Cet. Ke-1, h. 17.

31
Potensi persuasif dalam sastra retoris adalah kepribadian
pembicara dan karisma pribadi.42 Menurut May, Aristoteles sampai
pada kesimpulan bahwa masyarakat Yunani bisa mempercayai
seseorang yang menceritakan tiga hal : phronesis, arete, eunoia.43
a. Phronesis (Mengetahui baik dan jahat)
Yaitu kemampuan sebenarnya untuk melihat sesuatu yang
baik dan tidak bagi orang lain dan diri sendiri. Ini diperoleh dari
pengalaman melalui persepsi yang berinteraksi dengan realitas
dalam ruang dan waktu.44
b. Arete (Pengekangan ekstrim)
Yaitu kemampuan untuk mengelola masalah individu
dengan bijak dan berhasil dalam masyarakat dan kemampuan
kepemimpinan bawaan..45
c. Eunoia (Berorientasi pada liyan)
Yaitu parameter penerimaan publik kepada seorang orator,
dan mau tidak mau harus diinternalisasikan ke dalam diri orator.46
2. Pathos (Karakter Emosional dan Komunikatif)
Pada teks-teks Aristoteles mengenai filsafat alam dan
metafisika (Metaphysics, Physic, dan On Generation and Corruption),
yakni dorongan untuk berubah seperti perubahan atau gerakan
(Kinesis) berupa kualitas atau jumlah gerak untuk berubah (alliosis),
dan konsekuensi dari gerakan perubahan (paschen).47
a. Emosi (Penciptaan dan miniaturisasi)
Emosi yang mengalir di benak Aristoteles semuanya adalah
emosi yang mengubah keputusan, terkadang menyakitkan dan

42
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2015), Cet. Ke-1, h. 9.
43
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 10.
44
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 13.
45
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 13.
46
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 17.
47
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 25.

32
terkadang menyenangkan. Emosi disini misalnya : marah (anger),
sikap baik hati (kindness), rasa jengkel, rasa iri, rasa bersaing.48
b. Karakter (Umur, nasib dan intelektual )
Menurut Aristoteles, kepribadian pendengar ditentukan oleh
umur dan nasib. Secara umum, pendengar dibagi menjadi tiga
periode : masa muda, masa keemasan, dan masa tua.49
Jadi, beragam bentuk emosi pendengar perlu dipahami bahkan
direkayasa. Demikian pula watak-watak para pendengar yang terkait
dengan umur atau nasib juga perlu disadari oleh pembicara publik
supaya pembicaraannya dapat mencocoki siapa yang diajak bicara.
3. Logos (Format dan Pesan Retorika)
Herrick dan Aristoteles menyamakan kata logos dalam retorika
dengan kata argumentasi dan logika. Menurut Aristoteles, pidato
retoris disusun dalam tiga cara :
a. Perumpamaan (example)
Contoh kehidupan nyata dan ilustrasi fiksi merupakan pola
yang diberikan dalam percakapan. Pola tersebut bersifat induktif,
menurut Aristoteles. Cara membentuknya dengan dua cara, yaitu
menyebutkan peristiwa nyata pada waktu tertentu dan
menghadirkan fakta baru untuk diilustrasikan atau alegori.50
b. Peribahasa (maxim)
Pernyataan latihan umum adalah pertanyaan umum tentang
tindakan aktual dan bersifat umum. Terkadang peribahasa adalah
suatu premis atau kesimpulan.51
c. Argumentasi deduksi retoris (enthymeme)
Dalam retorika argumentatif, Aristoteles mengatakan
bahwa enthymeme adalah kesimpulan tentang peribahasa.

48
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 26-34.
49
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 35.
50
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 44-45.
51
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, h. 47.

33
Untuk mencapai cita-cita tersebut, seorang pembicara harus
memiliki : peristiwa sejarah, kemampuan membuat analogi,
kemampuan membuat fiksi, kemampuan mengabstraksi dan
kemampuan menalar. Bila hal tersebut dimiliki, logos pun dapat
diinternalisasi untuk memikat orang agar menyampaikan unsur
pesannya.
E. Media Sosial
1. Pengertian dan Sejarah Media Sosial
a. Pengertian Media Sosial
Secara sederhana, konsepnya dapat diartikan sebagai jenis
komunikasi yang didefinisikan sebelumnya (Laughey, 2007;
McQuail,2003). Melihat proses komunikasi itu sendiri, dapat
membantu kita memahami bagaimana istilah “media” muncul
(Meyrowitz, 1999; Moores, 2005; Williams, 2003). Tiga hal
diperlukan untuk komunikasi : objek, agensi, dan lingkungan.
Artinya, proses komunikasi mengirimkan pesan melalui media.52
Konsep “sosial” secara teoritis harus dipadukan dengan
bidang sosiologi. Menurut Durkheim, sosial mengacu pada
masyarakat sebagai fakta sosial dimana individu melakukan
tindakan yang berkontribusi pada masyarakat. Weber mengklaim
bahwa istilah “sosial” secara eksklusif berlaku untuk interaksi
interpersonal. Kategori tindakan sosial memungkinkan pengamatan
hubungan sosial itu sendiri. Menurut Tonnies, kata sosial berarti
“komunitas”. Sedangkan makna sosial menurut Marx, mengacu
pada kerja sama.53
Menurut teori sosial yang dikemukakan oleh Durkheim,
Weber, Tonnies, dan Marx, media sosial dapat dipahami dengan

52
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi,
(Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015). Cet. Ke-1, h. 3.
53
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi, h.
6-7.

34
melihat bagaimana orang membangun hubungan dengan teknologi
komunikasi.54
Media sosial dapat didefinisikan sebagai “media internet
yang memungkinkan penggunanya untuk mempromosikan diri,
berkomunikasi, berkolaborasi, berbagi, berkomunikasi dengan
pengguna lain, dan membuat tautan sosial virtual” sebagai
hasilnya.
Jenis media sosial yang paling populer adalah blog, jejaring
sosial, dan wiki. Media sosial adalah platform online tempat
pengguna dapat dengan mudah terlibat, berbagi, dan membuat
informasi. Perspektif alternatif menegaskan bahwa media sosial
adalah media online yang mempromosikan kontak sosial dan
memanfaatkan teknologi web untuk dialog dan komunikasi
interaktif. Media sosial digambarkan sebagai “seperangkat aplikasi
Internet yang dibangun di atas teknologi dan ide Web 2.0 dan
memungkinkan pembuatan serta pertukaran konten buatan
pengguna” oleh Andreas Kaplan dan Michael Haenlein.55
Di media sosial, pengguna dapat membuat situs web
pribadi mereka sendiri, terhubung dengan orang lain, berbagi
konten, dan berhubungan dengan teman. Facebook, Myspace dan
Twitter adalah tiga media sosial paling populer. Media sosial
menggunakan Internet dengan cara yang sama seperti media
konvensional, media cetak dan penyiaran. Siapapun yang tertarik
dipersilahkan untuk mengambil bagian dalam media sosial dengan
memberikan kontribusi di depan umum, menawarkan saran,
meninggalkan komentar, dan menyebarkan informasi dengan cepat
dan tanpa batas.56
54
Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan Sosioteknologi, h.
8.
55
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat di Indonesia”, h. 142, diakses pada 11 Februari 2023, pukul 12:41
https://journal.unita.ac.id/index.php/publiciana/article/view/79
56
Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial
Masyarakat di Indonesia”, h. 142-143.

35
b. Sejarah Media Sosial
Media sosial mengalami perubahan yang pesat setiap
tahunnya. Friendster, pada tahun 2002 mendominasi media sosial
karena saat itu hanya Friendster yang mendominasi. Kini banyak
media sosial yang memiliki keunikan dan keistimewaan tersendiri.
Perkembangan sistem papan buletin untuk komunikasi
email, pengunggahan, dan pengunduhan perangkat lunak
(semuanya sambil tetap memanfaatkan saluran telepon yang ada)
memulai sejarah media sosial tahun 1970-an.
Situs web GeoCities, yang menawarkan hosting web
(layanan yang menyimpan data web, sehingga halaman web dapat
dilihat dimana saja) yang didirikan pada tahun 1995. Pencapaian
pertama dalam pengembangan situs web adalah GeoCities.
Situs web media sosial paling awal, Sixdegree.com dan
Classmates.com muncul antara tahun 1997 hingga 1999. Selain itu,
situs web blog pribadi seperti Blogger memulai debutnya tahun itu.
Pengguna blogger ini dapat memposting apapun yang mereka
inginkan di situs, karena memungkinkan mereka untuk membuat
halaman mereka sendiri.
Pada tahun 2002, Friendster berkembang menjadi jejaring
sosial yang cukup canggih, dan popularitasnya meledak. Sejak
tahun 2003, platform jejaring termasuk Linkedin, MySpace,
Facebook, Twitter, Wiser, Google+, WhatsApp, Instagram,
Youtube, dan lainnya telah muncul dengan fitur dan manfaat
masing-masing. Saat ini pemeliharaan, promosi, dan aktivasi media
sosial adalah contoh alat atau aktivitas pemasaran global.57
2. Pengertian dan Sejarah Youtube
a. Pengertian Youtube
57
Astari Clara Sari, Rini Hartina, Reski Awalia. Hana Irianti, Nurul Ainun “Komunikasi
dan Media Sosial”, Fakultas Sastra, Universitas Muslim Indonesia, h. 6 (2018) diakses pada 11
Februari 2023, pukul 13:25 https://www.researchgate.net/profile/Astari-Clara-Sari/publication/
329998890_KOMUNIKASI_DAN_MEDIA_SOSIAL/links/5c2f3d83299bf12be3ab90d2/
KOMUNIKASI-DAN-MEDIA-SOSIAL.pdf

36
Youtube merupakan situs web yang memudahkan untuk
mempublikasi dan melihat video. Videonya tidak dapat diunduh
secara default tanpa tautan pemilik video. Situs multimedia dan
berbagi video terbesar, Youtube memungkinkan pengguna untuk
mengunduh, menonton, dan berbagi klip video tanpa biaya dengan
membuat konsep desain media baru lebih diterima secara luas
untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat.
Youtube merupakan ekspresi dari transformasi teknologi
Internet. Dengan ribuan pengunjung perhari, Youtube sejauh ini
merupakan situs web paling populer sebagai hasil dari pergeseran
ini, yang menjadikannya sebagai sumber media sosial yang
berguna dan dapat diakses.
b. Sejarah Youtube
Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim, tiga mantan
pekerja Paypal, memulai Youtube pada Februari 2005. Film, acara
TV, dan konten buatan pengguna adalah jenis video Youtube yang
paling umum (Tjanatjantia. Widika, 2013). Salah satunya adalah
layanan Google, yang memudahkan pengguna untuk mengunggah
film yang dapat diakses pengguna lain secara gratis dari mana saja
di dunia. Database video terbesar, terlengkap, dan paling beragam
di Internet dapat dikatakan sebagai Youtube.
Google tidak membuat Youtube pada awalnya, tetapi
membelinya dan menggabungkannya dengan layanan Google
lainnya. Dengan pangsa pasar 43%, Youtube saat ini merupakan
sumber video online terpenting di AS dan bahkan seluruh dunia.
Youtube menerima 6 miliar tampilan harian, dan diperkirakan 20
jam video diunggah di sana setiap menit.
Dengan bantuan kemampuan yang ditawarkan oleh
kemajuan teknologi, Youtube telah mulai memenuhi kebutuhan

37
basis penggunanya yang beragam dan saat ini banyak mendukung
kebutuhan pengguna dalam berbagai aspek.58
3. Kekurangan dan Kelebihan Youtube
a. Kekurangan Youtube :
1) Sebagian besar konten tidak cocok untuk dilihat anak-anak.
Ada banyak konten cabul di Youtube yang cenderung
dilihat anak-anak. Apalagi bila anak menonton video sesuka
hati tanpa pengawasan orang tua.
2) Berita hoax yang sering dibagikan di Youtube.
Ada banyak orang yang senang pembuat gosip dan
pembuat fitnah yang suka menyebarluaskan, dan tidak
diketahui sumbernya, yang dapat mempengaruhi banyak orang.
3) Beberapa negara menonaktifkan Youtube.
Berdasarkan konten cabul dan pembuatan konten yang
“berbahaya” bagi kesatuan kedaulatan nasional : China, Iran,
Turki, Korea Utara, dan negara lain melarang Youtube. Namun,
beberapa orang masih menggunakan VPN untuk dapat terus
menggunakan Youtube.
4) Menurunkan produktivitas Anda.
Pengguna bisa kecanduan Youtube karena banyaknya
aktivitas hiburan. Menonton video Youtube dapat membuang-
buang waktu Anda yang berharga.
b. Kelebihan Youtube
1) Menyediakan sumber informasi yang lengkap dan terkini.
2) Menjadi sumber income.
3) Komunikasi menyebarkan kreativitas tidak memiliki batasan.
4) Media yang ideal dan efektif untuk beriklan.
5) Untuk mendapatkan beberapa keterampilan gratis.59

58
Fatty Faiqah, Muh. Najdjib, Andi Subhan Amir. “Youtube Sebagai Sarana Komunikasi
Bagi Komunitas Makassar Vidgram”, Vol. 5, No.2 juli-Desember (Universitas Hasanuddin:
2016), h. 259-260, diakses pada 11 Februari 2023, pukul 14:34
http://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/view1905

38
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kiprah Dakwah Ustadz Ucu Najmudin Sebagai Dai


1. Riwayat Hidup Ustadz Ucu Najmudin
Ustadz Ucu Najmudin, Mpd., C. HT Ch dikenal sebagai salah
satu Ustadz Persis yang populer dikalangan masyarakat luas. Beliau
lahir dari pasangan ibu Eumah dan bapak Kosim Abdul Karim (alm).
Bapak beliau merupakan lulusan Pesantren Persis Pajagalan, tetapi
hanya sampai tingkat Tsanawiyah (SMP). Kemudian bapak beliau
mengabdi selepas pesantren di Kampung, tepatnya di Kampung Leles
Desa Mekarsari Kecamatan Ciparay.60
Beliau juga merupakan seorang penulis buku, konselor klinik
“Muslim Therapy” Jl. Gemuruh belakang 55A no 7 Bandung Jawa
Barat, Human Mind Therapist, Hypnotherapy Practitioner, Traditional
Medicine Indonesia, Spiritual Motivator, Neuro Linguistic
Programming (NLP).61
2. Riwayat pendidikan Ustadz Ucu Najmudin
Ustadz Ucu Najmudin, Mpd., C. HT Ch atau yang lebih dikenal
dengan panggilan Ustadz Ucu. Beliau merupakan lulusan Pesantren
Diniyah Wustha di Ciparay, lalu melanjutkan Pesantren nyorog di
Tahdzibul Washiyyah Gumuruh Bandung (Pimpinan Ustadz Usman

59
Rudi Dian Arifin, “Pengertian Youtube-Sejarah, Fitur, Manfaat, Kelebihan,
Kekurangan”, diakses pada 16 Januari 2023, pukul 11:38 https://dianisa.com/pengertian-youtube/
60
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.
61
Ucu Najmudin, Quantum Spiritual Therapy + Q’eft (18 Keajaiban Pemecah Masalah),
(Jakarta: Pembela Islam Media, 2013), Cet. Ke-1, h. 113.

39
Sholehudin). Secara formal, ustadz Ucu menyelesaikan pendidikan
formalnya sampai S2.62
Untuk pendidikan kompetensinya beliau ikuti di Phoenix
Institute untuk menguasai hipnoterapi dan quantum love therapy.
Untuk pendalaman hypnoparenting beliau gabung dengan Mata Hati
Institute, sehingga sampai saat ini masih tercatat sebagai anggota
praktisi hipnoterapi dan hypnoparenting bersertifikat dari Indonesia
Board of Hypnotherapy (IBH). Kemudian mengikuti Biophyto Psikis
sebuah pendidikan untuk mengatasi gangguan-gangguan psikis dengan
menggunakan terapi herbal dan diagnosa syaraf di bawah pimpinan Dr.
Razien M.Sy. Sebagai praktisi EFT dan herbalis bersertifikat dibawah
naungan lembaga Holistic Solution Center (Indo EFT/Emotional
Freedom Technique). Bergabung dalam Traditional Medicine
Indonesia dan tercatat sebagai anggota pada lembaga pendidikan
peracikan obat tradisional Indonesia di bawah naungan ASPERTI.
Dalam ilmu refleksiologi dan tradisional massage, beliau merupakan
praktisi bersertifikat dari lembaga Akupresur dan Kiropraksi
Indonesia.63
3. Karya-karya Ustadz Ucu Najmudin
Karya-karya Ustadz Ucu salah satunya adalah buku-buku
tulisan yang sudah terbit kurang lebih 13 buku, juga tulisan berupa
narasi How To dan motivasi psikologi. Karya beliau yang paling best
seller diantaranya :
a. Islamic hypnoparenting,
b. Batin yang damai,
c. Berdoa sepenuh jiwa,
d. Kaya dan Bahagia,
e. Magnet jiwa.64

62
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.
63
Ucu Najmudin, Multiple Therapy For Muslim Jurus Sakti Mengatasi Masalah dan
Emosi Anak dalam Hitungan Menit, (Jakarta: Pembela Islam Media, 2013), Cet. Ke-2, h. 208.
64
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.

40
4. Konsep Retorika Dakwah Menurut Ustadz Ucu Najmudin
Dakwah merupakan seruan kepada umat islam untuk mengajak
kepada kebaikan. Pada hakikatnya, dakwah islam adalah
mengaktualisasikan nilai keimanan dalam suatu kegiatan yang
dilakukan. Nilai-nilai keimanan adalah berpikir, bersikap, dan
berperilaku. Jika nilai-nilai tersebut digunakan, maka suatu sistem
kegiatan manusia dalam masyarakat akan teratur.
Dakwah adalah kegiatan lisan, baik yang disampaikan secara
formal melalui berbagai cara resmi atau sekedar berbicara kepada
seseorang dengan mengajaknya ke jalan Allah SWT.
Kepintaran seseorang dalam berbicara dapat merubah pikiran
orang lain menjadi tindakan yang lebih baik sesuai keinginan, yang
merupakan suatu kepintaran dalam berbicara. Maka dalam dakwah
juga diperlukan kepandaian berbicara. Seni berbicara yang baik akan
memudahkan mad’u menerima dan memahami materi yang telah
disampaikan oleh da’i.
Seni berbicara adalah rasa atau warna yang melengkapi setiap
kata yang terlontar dalam komunikasi, sehingga setiap kata yang
keluar dari mulut menjadi indah untuk didengar. Adapun menurut
Ustadz Ucu, Retorika dalam psikologi dakwah secara umum adalah
apa yang kita sampaikan dapat dipahami pendengar dan tidak berat
untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.65
Maka dapat disimpulkan bahwa retorika di dalam berdakwah
sangat penting. Dakwah dengan menggunakan retorika akan
mempermudah seorang da’i dalam menyeru umat manusia berada
dalam jalan Allah SWT. Menurut Ustadz Ucu, retorika dakwah sangat
penting dalam proses mengajak orang kembali kepada kebaikan dan
menguatkan jamaah yang sudah baik. Selain keikhlasan berdakwah
adalah akarnya.66

65
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.
66
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.

41
Hal ini menjadikan bukti yang kuat, bahwa dakwah di era
sekarang harus menggunakan retorika. Pada era ini, dakwah sangat
jelas mendapat tantangan yang besar. Namun berbeda dengan Ustadz
Ucu, beliau mengatakan bahwa “sebetulnya dakwah itu tidak
tergantung zaman, yang beda itu cuman orangnya. Latar belakang
orang yang berbeda inilah yang harus dikuasai oleh pendakwah agar
dakwah tetap membumi dan berisi”.67
Untuk memahami latar belakang orang yang berbeda-beda ini,
maka seorang dai perlu melakukan persiapan sebelum melakukan
ceramahnya. Persiapan adalah faktor yang mendukung keberhasilan
dalam berdakwah, karena persiapan mencapai keberhasilan.
Menurut beliau, persiapan itu adalah kita harus selalu membaca
buku dan referensi tanpa harus mensetting materi ini apa, karena
terkadang kita menyiapkan materi ‘a’ ternyata kondisi jama’ah
berbeda. Pada intinya, siapkan materi di otak dan nanti berjalan dengan
sendirinya.68
Seorang da’i tidak hanya melakukan persiapan untuk
dakwahnya, tetapi harus juga memikirkan bagaimana agar jamaah
tertarik dan paham apa yang disampaikan. Salah satunya melalui
humor, karena humor akan mencairkan suasana yang terkesan serius
menjadi lebih santai.
Humor merupakan bagian dari dakwah da’i, terkadang dalam
berdakwah para da’i memilih dengan gaya bercanda, sehingga lebih
memudahkan jamaah dalam menerima pesan yang disampaikan oleh
dai. Namun perlu diketahui juga bahwa humor digunakan sebagai
selingan agar jamaah tidak merasa jenuh dan bosan.
Menurut Ustadz Ucu, humor itu berbeda dengan bercanda.
Dalam berdakwah dan penyampaian materi agar mudah masuk,
diperlukan imajinasi yang sangat bagus dari pendakwah. Sisipkan

67
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.
68
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.

42
bahasa yang dapat membuka memori pendengar, salah satu
diantaranya dengan humor.69
Mengenai pembagian retorika, Menurut Hendrikus (1993:16),
ada tiga jenis retorika:
d. Monolog adalah seni monolog dimana hanya satu orang yang
berbicara. Bentuk-bentuk yang termasuk dalam monolog meliputi :
pidato, kata sambutan, kritik, ceramah, dan bacaan.
e. Dialog adalah ilmu seni berdialog, dimana dua orang terlibat dalam
proses dialog. Bentuk dialog meliputi : diskusi, tanya jawab,
pertukaran, dan debat.
f. Pengembangan Teknik Berbicara merupakan prasyarat untuk
retorika. Oleh karena itu, pengembangan teknik berbicara ini
merupakan bagian penting bagi retorika. Bagian ini, lebih fokus
pada pengembangan keterampilan pernafasan, keterampilan
artikulasi, keterampilan vokalisasi, keterampilan berbicara, dan
keterampilan bercerita.70
Dari pengertian diatas retorika yang digunakan Ustadz
Ucu adalah monologika. Karena pemakaian gaya retorika seperti
ini mad’u lebih mudah paham apa yang disampaikan, dan dapat
meresap pesan dakwahnya. Hal ini disebabkan pendakwah hanya
ada satu orang, maka mad’u akan lebih fokus kepada beliau.
Dakwah pada era sekarang tidak hanya dilakukan para da’i
di masjid saja, tetapi bisa dilakukan dengan berbagai cara, banyak
tempat, dan banyak media yang biasa digunakan. Dari sekian
banyak media yang ada, salah satunya yaitu media sosial,
khususnya Youtube.
Ustadz Ucu menggunakan Youtube sebagai salah satu
media dakwahnya. Menurutnya, berdakwah lewat media datang
secara alami saja dan itu bukan kemauan Ustadz. Tetapi, mungkin

69
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.
70
Dhanik Sulistyarini, Anna Gustiana Zainal, Buku Ajar Retorika, h. 71.

43
cara Allah SWT menaikkan rating dakwah Ustadz lewat media
semenjak 2018/2019. Jadi, intinya walaupun kita sudah berusaha
dakwah di media, kalau Allah belum kehendaki pendakwah untuk
viral, maka kita terus saja berdakwah dan jangan berhenti. 71
B. Kekhasan Gaya Bicara dan Retorika Ustadz Ucu Najmudin Dalam
Menyampaikan Ceramahnya
1. Gaya Bahasa
Gaya bahasa yang digunakan oleh Ustadz Ucu dalam
ceramahnya kunci keberkahan hidup pada akun youtube,
menggunakan 2 bahasa yaitu bahasa sunda dan bahasa indonesia.
Pemilihan kedua bahasa saat berdakwah sangat cocok digunakan
dalam berdakwah di Youtube. Dikarenakan Youtube menjadi salah satu
media dakwah yang hampir seluruh masyarakat Indonesia bisa
mengaksesnya dari berbagai kalangan.
Dalam menyampaikan dakwahnya, Ustadz Ucu sangat
memperhatikan penggunaan bahasa dan penyampaiannya dengan alur
yang sistematis. Ustadz Ucu menggunakan gaya bahasa yang beraneka
ragam saat berceramah seperti : gaya bahasa berdasarkan kata, gaya
bahasa berdasarkan nada, dan gaya bahasa berdasarkan struktur
kalimat. Dengan rincian sebagai berikut :
a. Gaya bahasa berdasarkan kata yang digunakan ustadz ucu dalam
ceramahnya adalah :
1) Gaya bahasa resmi
Bahasa resmi, digunakan dalam ceramah ini bertujuan
untuk hal-hal yang penting yang harus disampaikan, dan
digunakan pada acara resmi. Seperti pada teks ceramah ustadz
ucu dibawah ini :
“Alhamdulillah alhamdulillahilladzi an ama alaina bi ni'matil
iman wal islam syahadatu an laa ilaaha illallah wahdahula
syarikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu
warasuluhu laa nabiyya ba’da amma ba’ad Allahumma aksir

71
Ucu Najmudin, Hasil Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.

44
maali wawaladi wa baarik fiimaa ‘a'thoitaani wa atil hayati fii
tho’atika wa akhsin amali faghfirlii”

Teks diatas menunjukkan bahasa resmi jika dilihat dari


banyak menggunakan kata baku dan susunannya yang sesuai
dengan EYD (ejaan yang disempurnakan) dan digunakan pada
acara resmi.
Dan pada teks :

“hadirin bapak-bapak ibu-ibu yang dirahmati Allah


Subhanahu Wa Ta’ala salah satu kebahagiaan yang kita
rasakan pada hari ini adalah kita dipertemukan kembali
dengan orang orang yang baik dan orang-orang yang shaleh”

2) Gaya bahasa percakapan.


Seperti yang diketahui bahwa bahasa
dalam berdakwah menggunakan bahasa percakapan, agar
supaya peran yang ingin disampaikan dapat dipahami secara
menyeluruh oleh pendengar. Seperti pada teks ceramah Ustadz
Ucu:
“dugikeun ka ngahaja ti gunung sumping hoyong nepangan
nabi padahal mereka tidak berpikir perjalanan mereka berapa
jauh”
Pada teks diatas termasuk gaya bahasa percakapan jika
dilihat dari kalimat dugikeun ka ngahaja ti gunung sumping
hoyong nepangan yang bukan termasuk kalimat baku, namun
berupa kalimat asing yang digunakan sehari-hari yang
bermakna
sampai sengaja datang dari gunung untuk bertemu, dan juga
susunan kalimat tersebut sangat tidak beraturan yaitu tidak
sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan).

Dan pada teks :

“Naon sababna karena ada satu mindset yang berbeda antara


dulu dengan sekarang”

45
Pada teks diatas termasuk gaya bahasa percakapan jika
dilihat dari kalimat naon sababna yang bukan termasuk kalimat
baku, namun berupa kalimat asing yang digunakan sehari-hari
yang bermakna apa sebabnya, dan juga susunan kalimat
tersebut sangat tidak beraturan yaitu tidak sesuai dengan EYD
(Ejaan Yang Disempurnakan).
Dan juga pada teks :
“lamun anjeun carita kade ati-ati jangan sampai anda
mengeluarkan ucapan yang nanti selanjutnya anda meminta
maaf”
Pada teks diatas termasuk gaya bahasa percakapan jika
dilihat dari kalimat lamun anjeun carita kade ati-ati yang
bukan termasuk kalimat baku, namun berupa kalimat asing
yang digunakan sehari-hari yang bermakna jika anda cerita
awas hati-hati, dan juga susunan kalimat tersebut sangat tidak
beraturan yaitu tidak sesuai dengan EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan).
b. Gaya Bahasa Berdasarkan Nada yang digunakan ustadz ucu
najmudin adalah gaya bahasa sederhana.
Gaya ini biasanya cocok digunakan
untuk memberikan instruksi, perintah, pelajaran, perkuliahan dan
sejenisnya. Sehingga dalam penyampaian ceramah, gaya bahasa
tersebut cocok untuk digunakan dalam menimbulkan perhatian
pendengar dalam menyimak cerita serta memahami pesan dari
kunci keberkahan hidup tersebut.
c. Gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat
1) Klimaks
Gaya ini adalah gaya yang melibatkan urutan
pemikiran, setiap kali pemikiran tersebut meningkat
kepentingannya dan pemikiran sebelumnya. Seperti pada teks-
teks ceramah Ustadz Ucu :

46
“Pasti dibukakeun tilu panto ku Alla. Nu kahiji panto rizki nu
kadua panto barokah nu katilu panto rohmat”
“Allahumma, ya allah. Aktsir maalahu, cing loba hartana
annas. Wa aktsir waladahu, cing loba budakna. Wa aksir
umrohu, cing panjang umurna”
“Harta harus dibagi tiga betulkan. Fii sabilillah lin naas lin
nafs”
“Tong hayang pinter budak mah sholeh weh. Keur naon pinter
ge ari teu sholeh”
2) Paralelisme
Gaya ini adalah gaya bahasa yang menampakkan
kesejajaran dalam pemakaian kata. Seperti pada teks ceramah
ustadz ucu dibawah ini :
“Umuru kalimatika atwalu min umuuri hayatika usia hidup
kita itu tidak akan lebih panjang dari pada usia kalimat yang
keluar dari mulut kita nya”
Maka kata “umuru” sejajar makna dengan “usia hidup dan
usia kalimat”.
Dan pada teks :

“itukan kata laa tatakallam bikalamin ta’tadiru minhu goddaan


ku nabi ge tos dicarioskeun omat anjeun ulah nyarita lamun
ieu cariosan teh bakal isukna jol menta hampura kenapa kan
seperti itu”
maka kata “tatakallam” sejajar makna dengan
“cariosan/ pembicaraan”.
3) Antitesis

Gaya bahasa ini adalah gaya bahasa yang mengandung


gagasan yang bertentangan. Seperti pada teks ceramah Ustadz
Ucu:
“kata umar bin khattab lihat aja perkataan seseorang apakah
enak dan tidak atau di lihat dari reaksi manusia”
Kalimat di atas terdapat kata “enak dan tidak” ini
termasuk dalam kata yang bertentangan atau berlawanan.

47
Dan pada teks :
“Kalau ada reaksi dari manusia yang negatif berarti kalimat
itu negatif kalau ada reaksi yang positif berarti kalimat itu
positif”
Kalimat di atas terdapat kata “negatif dan positif” ini
termasuk dalam kata yang bertentangan atau berlawanan.
Dan juga pada teks :
“lamun erek-erek lamun moal-moal ngarah naon virus ge jelas
ka urangna”
Kalimat di atas terdapat kata “erek-erek dan moal-
moal” ini termasuk dalam kata yang bertentangan atau
berlawanan.
Dan juga pada teks :
“matak sok we erek dibuka-buka sakalian rek ditutup-tutup
sakalian”
Kalimat di atas terdapat kata “dibuka-buka dan ditutup-
tutup” ini termasuk dalam kata yang bertentangan atau
berlawanan.

4) Repetisi
Gaya bahasa repetisi adalah gaya bahasa dengan
pengulangan bunyi atau suku kata, atau bagian kalimat yang
dianggap penting untuk memberi penekanan dalam sebuah
konteks yang sesuai. Seperti pada teks ceramah Ustadz Ucu :
“karena sudah tertanam di dalam otak mereka lamun
papanggih jeung nabi pasti dibukakeun tilu panto ku Allah
pasti dibukakeun tilu panto ku Allah nu kahiji panto rizki nu
kadua panto barokah nu katilu panto rohmat”
Pada kalimat diatas, terdapat kata “panto” yang diulang-
ulang yang diartikan sebagai kata yang penting.
Dan pada teks :
“naon sababna karena ada satu mindset yang berbeda antara
dulu dengan sekarang mindset ketemu dengan nabi ini adalah

48
sebuah kebahagiaan dan sebuah modal yang sangat besar itu
mindsetnya”
Pada kalimat diatas, terdapat kata “mindset” yang
diulang-ulang yang diartikan sebagai kata yang penting.
Dan juga pada teks :
“jadi mikir kolot baheula mah ararenteng loba budak loba
rezeki ayeuna mah can boga budak wae neng tong loba teuing
budak teh lier tuh can nanaon geus lieur budak namah can
kaluar lieur namah geus dikukut”
Pada kalimat diatas, terdapat kata “budak” yang
diulang-ulang yang diartikan sebagai kata yang penting.
Dari keseluruhan gaya bahasa ustadz ucu najmudin dalam
penyampaian ceramah edisi kunci keberkahan hidup pada media
youtube banyak menggunakan ragam bahasa, namun yang paling
dominan adalah bahasa repetisi, ini menandakan bahwa dalam
menyampaikan ceramah edisi kunci keberkahan hidup pada
media youtube, ustadz ucu sangat memperhatikan bahasa yang
digunakan, dan beliau mengucapkannya dengan tegas dan memakai
tekanan agar pesan yang disampaikan bisa lebih dipahami oleh
jamaahnya.
Tabel 1

Gaya Bahasa Ustadz Ucu Najmudin

N Gaya Data indikator


O Bahasa
1. Resmi 1. “Alhamdulillah alhamdulillahilladzi an Banyak
ama alaina bi ni'matil iman wal islam menggunakan
syahadatu an laa ilaaha illallah kata baku,
wahdahula syarikalah wa asyhadu anna dan
muhammadan ‘abduhu warasuluhu laa susunannya
nabiyya ba’da amma ba’ad Allahumma sesuai dengan
aksir maali wawaladi wa baarik fiimaa EYD (Ejaan
‘a'thoitaani wa atil hayati fii tho’atika Yang
wa akhsin amali faghfirlii”. Disempurnak
2. “Hadirin bapak-bapak ibu-ibu yang an).
dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala
salah satu kebahagiaan yang kita

49
rasakan pada hari ini adalah kita
dipertemukan kembali dengan orang
orang yang baik dan orang-orang yang
shaleh”.
3. “umuru kalimatika atwalu min umuuri
hayatika usia hidup kita itu tidak akan
lebih panjang dari pada usia kalimat
yang keluar dari mulut kita”.
4. “Kenapa karena nanti dari anak yang
kita miliki siapa yang akan melanjutkan
kebaikan kita itu saja makanya
disiapkan dari sekarang dari setiap
anak-anak yang lahir itu ada kebaikan-
kebaikan yang dilanjutkan oleh anak
atau anak-anak kita”.
2. Tidak 1. “Dulu zaman rasulullah kalau orang Susunannya
resmi mau bertemu nabi tiga hari tiga malam tidak sesuai
dia tidak bisa atau tidak tidak ataupun dengan EYD
meninggalkan seluruh aktivitasnya”. (Ejaan Yang
2. “Mindset ketemu dengan nabi ini adalah Disempurnak
sebuah kebahagiaan dan sebuah modal an), dan
yang sangat besar itu mindsetnya”. menggunakan
3. “Pola pikir itu itu dibangun dari satu ya bahasa tidak
satu kata rasulullah shallallahu ‘alaihi baku.
wasallam laa tatakallam ta’tadiru minhu
goddan saur nabi”.
4. “Maka nya hati-hati kita dalam
berbicara gitu kan qul khairan au
ataupun qul zayyidan au akhris kata
rasulullah kalau sekarang maaf ya kalau
semua orang ngomong omicron bahaya
lila-lila jadi bahaya”.
5. “Sampai bahasa kemarin bahasa
kemarin ada yang menyatakan omicron
ini sedang mengamuk katanya”.
6. “Tapi kalau orang itu belajar dan yang
dibacanya itu tentang motivasi hidup
pasti dia akan mencari pengajian dan
bacaan-bacaan yang memotivasi hidup
kenapa karena bacaan akan
mempengaruhi mindset seseorang”.
7. “Itukan wadah air di basa arab
disebutna birkah kenapa birkah karena
ia sesuai itu apa air yang ditampung
sesuai dengan ini”.
8. “Fakulu minha haitsu roghodan haitsu

50
syi'tum apa yang Allah perintahkan di
surga kepada nabi adam dengan siti
hawa. Fakulu minha rogodan haitsu
syi'tum hey adam dengan hawa, nikmati
silahkan cuman satu aku minta engkau
apa wala taqraba hadzihis syajarata
fatakuna minadzolimin selebih dari itu
silahkan anda nikmati tong loba ieu
pokok namah sok nikmati. Cuman satu
yang aku minta pohon ini jangan kau
dekati”.
3. Percakapan 1. “dugikeun ka ngahaja ti gunung Berupa kata
sumping hoyong nepangan nabi padahal asing yang
mereka tidak berpikir perjalanan mereka digunakan
berapa jauh”. sehari-hari
2. “Naon sababna karena ada satu mindset dan sangat
yang berbeda antara dulu dengan tidak sesuai
sekarang”. EYD (Ejaan
3. “lamun anjeun carita kade ati-ati Yang
jangan sampai anda mengeluarkan Disempurnak
ucapan yang nanti selanjutnya anda an).
meminta maaf”.
4. “cuman satu aku minta engkau apa wala
takraba hadzihis syajarata fatakuna
minadzolimin”.

4. Klimaks 1. “Pasti dibukakeun tilu panto ku Alla. Nu Terdapat kata


kahiji panto rizki nu kadua panto yang sesuai
barokah nu katilu panto rohmat”. urutan
2. “Allahumma, ya allah. Aktsir maalahu, pemikiran.
cing loba hartana annas. Wa aktsir
waladahu, cing loba budakna. Wa aksir
umrohu, cing panjang umurna”.
3. “Harta harus dibagi tiga betulkan. Fii
sabilillah lin naas lin nafs”.
4. “Tong hayang pinter budak mah sholeh
weh. Keur naon pinter ge ari teu sholeh”
5. Paralelisme 1. “Umuru kalimatika atwalu min umuuri Terdapat kata
hayatika usia hidup kita itu tidak akan yang sejajar
lebih panjang dari pada usia kalimat maknanya.
yang keluar dari mulut kita nya”.
2. “itukan kata laa tatakallam bikalamin
ta’tadiru minhu goddaan ku nabi ge tos
dicarioskeun omat anjeun ulah nyarita
lamun ieu cariosan teh bakal isukna jol
menta hampura kenapa kan seperti itu”.

51
3. “saat ini sudah tidak ada lagi prokes
yang paling ketat kecuali adalah
physical engineering, physical
engineering itu adalah visical apa apa
rekayasa fisik yaitu diantaranya lost
mind bebaskeun pikiran”.
4. “Itukan wadah air di basa arab
disebutna birkah kenapa birkah karena
ia sesuai itu apa air yang ditampung
sesuai dengan ini”.
5. “Allahumma, ya allah. Aktsir maalahu,
cing loba hartana annas. Wa aktsir
waladahu, cing loba budakna. Wa aktsir
umrohu, cing panjang umurna”.
6. Antitesis 1. “kata umar bin khattab lihat aja Terdapat kata
perkataan seseorang apakah enak dan yang
tidak atau di lihat dari reaksi manusia”. bertentangan
2. “Kalau ada reaksi dari manusia yang atau
negatif berarti kalimat itu negatif kalau berlawanan.
ada reaksi yang positif berarti kalimat
itu positif”.
3. “lamun erek-erek lamun moal-moal
ngarah naon virus ge jelas ka urangna”.
4. “matak sok we erek dibuka-buka
sakalian rek ditutup-tutup sakalian”.
5. “yang membuat mindset itu terbangun
dengan bagus dan jelek itu tergantung
pertama adalah apa umuru hayati atau
umuru kalimatika”.
6. “keun weh da encan berarti erek ari
encan mah”.
7. “orang yang banyak milik tetapi
ternyata rizkinya tidak banyak”.
8. “da dina quran pa lamun jelema leuwih
pinter kudu leuwih tenang hirupna. Ieu
mah leuwih pinter teh ngadon leuwih
sieun”.
9. “nepikeun ka bingung ieu teh, rek mere
era, ari deuk teu di bere sieun
beunghar”.
10. “ceuk Allah ge sok weh pa nu menang
ieu sok ku urang nikmati nu teu
meunang mah ieu”.
11. “tapi manehna ngenah ngadoakeun
urang tapi lamun di tulisan eta nu
ngamen rata-rata teu ngenah hate”.

52
12. “jeng boa teuing eta teh kawarung itu
teh meuli boa teuing turun hungkul bu
nya can tangtu meuli pan eta oge”.
13. “tong hayang pinter budak mah sholeh
weh keur naon pinter ge ari teu sholeh”.
14. “turun teh ceuk pikiran urang tapi aslina
mah naek”.
15. “jebred deui budak teh ade sudah sholat
belum sudah bunda”.
16. “lieur naon da mikiran budak ge da teu
mikiran urang sakitu we”
7. Repetisi 1. “karena sudah tertanam di dalam otak 1. Terda
mereka lamun papanggih jeung nabi pat
pasti dibukakeun tilu panto ku Allah bahasa
pasti dibukakeun tilu panto ku Allah nu yang
kahiji panto rizki nu kadua panto mengu
barokah nu katilu panto rohmat”. lang
2. “naon sababna karena ada satu mindset kata
yang berbeda antara dulu dengan denga
sekarang mindset ketemu dengan nabi n
ini adalah sebuah kebahagiaan dan bentuk
sebuah modal yang sangat besar itu lain.
mindsetnya”. 2. Terdap
3. “jadi mikir kolot baheula mah at kata
ararenteng loba budak loba rezeki di awal
ayeuna mah can boga budak wae neng kalimat
diulang
tong loba teuing budak teh lier tuh can
di
nanaon geus lieur budak namah can akhir
kaluar lieur namah geus dikukut”. kalimat
4. “jadi weh ayeuna mah hiji dua geus di .
cesar matak lamun tos di cesar moal
leuwih ti tilu atuh naon sababna karena
ada aturan kalau sudah di cesar ga
boleh lebih dari pada tiga kalau pun
lebih dari tiga akan begini begini
begini”.
5. “tapi paling pokok adalah nah ini
mindset pola pikir yang membangun itu
pola pikir yang membangun itu nah
maka bapak-bapak ibu-ibu ini hebatnya
kita harus membangun pola pikir yang
bagus harus dibangun pola pikir yang
bagus nah pola pikir itu itu dibangun
dari satu ya satu kata rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam laa
tatakallam ta’tadiru minhu goddan saur

53
nabi lamun anjeun carita kade ati-ati
jangan sampai anda mengeluarkan
ucapan yang nanti selanjutnya anda
meminta maaf”.
6. “naon margina saur rasulullah awas
hati-hati kalau anda mengira ataupun
karena kalau anda ngomong jangan
sampai anda ngomong besoknya lalu
minta maaf tah ayeuna teh loba kajadian
teh anu kararitu ayeuna teh ceplak-
ceplak ngomong teu kapikir bakal
kumaha akhirnya apa setelah itu dia
minta maaf padahal kata nabi laa
tatakallam bi kalamin jangan anda
ngomong kalau anda ngomong ta’tadiru
bihi goddan besoknya anda minta maaf
tah eta yeuh anu ayeuna tea nya jol
ceplak weh dicarioskeun jol saya minta
maaf geus moal bisa”.
7. “makanya hati-hati kenapa karena
ucapan itu engga naon kitu napel dina
otak jeung dina jeung dina ceuli jelema
pa ga bisa hilang itu walaupun
orangnya sudah tidak ada rasul sudah
tidak ada tapi ucapan rasulullah sampai
saat ini tidak pernah hilang qaala
rasulullah qaala rasulullah setiap ustadz
atau mubaligh menyampaikan qaala
rasul rasulnya sudah tidak ada pa
kenapa”.
8. “naha senah mamah teh asa rumek eta
teh jol asa set tadina teh geulis eta teh
teu pirage saetik kalimat na oge asa
rumek senah atuh rumek tea eta teh
bahasa inggris eta teh rumek teh bahasa
inggris eta teh nya anu bakal ngarobah
kana sagala da tuh anu tadina keur
ngaca oge bu keur di wedak jadi hoream
naon sababna da sakedik ngomong na
nya asa rumek mamah poe ieu tuh”.
9. “terus aya anu nyebutkeun kamari beuki
ganas jadi ceuk simkuring teh bae beuki
ganas mah asa ulah beuki seblak weh
lah da geus rada riweh lamun geus
beuki bubur kacang”.
10. “dan semua dianjurkan untuk pakai

54
masker tiga lapis tilu lapis bu tos
dianjurkeun ayeuna aya intruksina
urang boro-boro tilu lapis ayeuna
salapis ge geus pabeulit”.
11. “makanya betulkan ada yang
mengatakan saat ini sudah tidak ada
lagi prokes yang paling ketat kecuali
adalah physical engineering physical
engineering itu adalah physical apa apa
rekayasa fisik yaitu diantaranya lost
mind bebaskeun pikiran”.
12. “urang cing sabar weh boa teuing urang
geus teu aya budak sholeh boa teuing
urang geus kolot budak sholeh tapi da
emang kahayang mah urang teh instan
ayeuna keneh tapi tidak bisa seperti itu
kenapa karena ku allah geus di
gillekkeun hate na iraha ieu budak bakal
sholeh ka urang”.
13. “usaha ieu aya masalah usaha ieu
masalah usaha ieu aya masalah keun
bae anu penting panto rizki di buka ku
Allah naon sababna da keur naon loba
bati oge ari teu jadi rizki mah nya keur
naon loba bati oge ari teu jadi rizki mah
nu penting mah urang loba bati weh
jeng rizki loba”.
14. “kamari ge simkuring aya anu nelepon
pa ustadz bagaimana menghadapi suami
saya yang keras kepala ku simkuring di
waler alhamdulillah syukuran ka allah
berarti aya sirahan keneh sakitu we atuh
pa enteng nya da gampil hayang teu
keras kepala mah lengitkeun weh
sirahna moal panas keras kepala deui
karena apa karena yang paling pokok
apa bikin dia positif apapun bikin dia
positif”.
15. “ibu clok kadieu ibu clok kadieu clok
kadieu da eta teh lieuren atuh virus ge
atuh ngan lamun cimeblek wae mah atuh
nya atuh pan katingali gampil ceuk virus
teh sok geura nya ibu isuk-isuk ngaji
didieu geus siang kadieu sore kadieu ku
virus teh di udag-udag lieureun ceuk
virus teh da keun bae weh kumaha

55
maneh jug ah nya”.
16. “itu membentuk karakter makanya
kenapa saya anjurkan cari sekolah yang
terbaik buat anak kita untuk apa karena
itu akan membentuk mindset kita cari
sekolah yang terbaik bagi kita nanti
akhlak ustadznya sae kemudian sekolah
nya disiplin bagus itu kemudian apa
bahasa-bahasa yang digunakan di
sekolah itu positif itu akan membentuk
karakter itu dan itu mindset ya”.
17. “kalau orang-orang dibaca nya tentang
agama bab perang itu pasti pikiran na
bakal milu sangkan bisa perang kalau
orang yang dibaca itu dia ngajinya
kajian-kajian yang membahas tentang
pembetulan masalah-masalah ibadah
pasti mindset na bab ibadah yang terus
di koreksi tapi kalau orang itu belajar
dan yang dibaca nya itu tentang
motivasi hidup pasti dia akan mencari
pengajian dan bacaan-bacaan yang
memotivasi hidup kenapa karena bacaan
akan mempengaruhi mindset seseorang”.
18. “muhun ari kieu teh kumaha kieu weh
cenah abah mah ngageuleuyeung jeng si
ema teh kitu karaos sakinah teh kumaha
teu apal anu sugan naon sakinah teh
pokokna mah abah mah ngageuleuyeung
sakitu jadi ceuk aki-aki ieu mah anu
disebut sakinah teh ngageuleuyeung jadi
asal ngageuleuyeung jadi etateh sakinah
yah”.
19. “lain teu hayang ya ibu urang ge boga
sagala ngan ceuk Allah teh kade bisi
maneh dibere loba sagala bisi teu kuat
wadahna bisi teu aya”.
20. “geuningan ustadz itu senah jalmi
buburialan usahana tinggali heula da
wadah na meren loba wadah na sesuai
matak dibere duit loba oge harta loba ge
manehna mah teu aya masalah naon
sababna da aya wadah na ieu mah
salahna anu urang perejel hayang loba
tapi wadah teu siap tah eta anu
disebutna barokah maka al-birkah

56
artinya wadah air”.
21. “tinggal bu nya bu tinggal, minyak
goreng sakitu goreng wae ngantri komo
lamun alus minyak nya ya etateh minyak
goreng wae parebut di urang mah
tinggali. Kumaha lamun minyak alus pa
ya dan konon pemilik-pemilik minyak ini
adalah orang-orang yang hartanya
triliunan”.
22. “nah urang oge lamun ditanya ku Allah
urang ditaros ku ustadz weh, ustadz weh
heula tong ku Allah pa bisi beurat
ditanya ku Allah mah ceuk ustadz teh ku
artos 5 triliun”.
23. “Allahumma ya Allah aktsir maalahu
cing loba hartana annas wa aksir
waladahu cing loba budak na wa aktsir
umrohu cing panjang umurna”.
24. “annas hebat ini ketika Rasul berdoa
untuk anas itu ku anas dikieu langsung
ku annas ngadoa ka Allah Allahumma
aktsir maali wawaladi wa baarik fiimaa
‘a’toitani wa atil hayati fii tho’atika wa
aksin amali fagfirlii”.
25. “tapi dina otak mobil da moal nyambung
anu kitu mah atuh lamun bapa ngadoa
Allahummar zukni lain mobil na tapi
numpak mobil na sakitu we kenapa
karena orang punya mobil itu milik tapi
orang punya mobil itu rizki sakitu we
loba jalmi anu loba milik mobil na tapi
teu bisa naik kana mobil na”.
26. “matak bentenkeun antara ngadoa jeung
maca doa beda maca doa mah moal di
ijabah tapi lamun ngadoa mah di ijabah
ud’uni astajib lakum berdoalah
kepadaku nan nanti akan di ijabah naha
ustadz loba anu teu di ijabah eta mah
maca doa lain ngadoa sakitu matak
tinggali weh anu ngadoa jeung anu
maca doa beda”.
27. “matak saur ibnul qoyyim kalau anda
diberikan harta yang banyak seperti
anas bin malik siapkan tiga satu keur
sahabaraha keur fi sabilillah dua
sabaraha keur mantuan matur nu katilu

57
sabaraha keur dinikmati ku sorangan”.
28. “sok weh nya bu urang jebred nyieun
imah tagogan anjing yakin bakal dijaga
ku anjing nya anjing nateh di endin ku
bangsat bangsat asup keneh kajero atos
weh jelema miskin gigiren imah urang
bere engke oge dijaga kumaranehan na”.
29. “katinggali sabab naon tinggal punten
ini mah tulisan abdurrahman bagus saya
tidak pernah memperlihatkan orang
susah walaupun saya sedang susah
supaya orang tidak berpikir jelek kepada
saya”.
30. “aya mobil anggo weh ari butut ari boga
mah lamun teu boga kakara tong
maksakeun ah senah meuni olo-olo
mobil di tembong-tembong lain olo-olo
da aya ari rezekina komo anu teu boga
nyarita kitu teh meuni olo-olo da nu iye
mah teu bogaeun sakitu weh pan saur
rasulullah oge manfaatkan untuk diri
kita manfaatkan untuk orang lain dan
manfaatkan untuk fii sabilillah”.
31. “tidak perlu seperti itu pikirkan dulu
kenapa karena prinsip nya adalah apa
apa yang kita milih atau apa yang Allah
titipkan kepada kita harus menjadi
barokah bagi kita barokah aya tilu dina
harta”.
32. “fakulu minha haitsu roghodan haitsu
syi'tum apa yang Allah perintahkan di
surga kepada nabi adam dengan siti
hawa fakulu minha rogodan haitsu
syi'tum hey adam dengan hawa nikmati
silahkan cuman satu aku minta engkau
apa wala taqraba hadzihis syajarata
fatakuna minadzolimin selebih dari itu
silahkan anda nikmati tong loba ieu
pokok namah sok nikmati cuman satu
yang aku minta pohon ini jangan kau
dekati tapi da adam kagoda jeng siti
hawa bu dituang geura bu buah anu ieu
ceuk Allah teh hiji we eta”.
33. “tapi eh manusa oge kitu ceuk Allah ge
sok weh pa nu menang ieu sok ku urang
nimati nu teu meunang mah ieu ini

58
artinya apa Allah sudah kasih kepada
kita Allah sudah kasih kepada kita”.
34. “ditulisan di warung urang teh ngamen
gratis lamun kabaca ku nu ngamen eta
teh teu ngenah hate leres pa simkuring
ngobrol jeng nu ngamen jang eta lamun
aya anu di tulisan ngamen gratis
kumaha teu raos cenah pa”.
35. “da abi teh lain rek menta rek nyanyi
cenah kitu lain menta abi mah rek
nyanyi jeng deuih nyanyi na oge tara
tamat atuh bu”.
36. “kade yeuh siga anu enteng iye teh bu
tapi ieu teh pangaruhna luar biasa
tulisan didinya teh awas copet kumaha
anu maca lamun dibaca ku copet
ngenaheun ka copet nya tapi lamun
dibaca ku urang anu sieun ka copetan
bakal kumaha alah siah didieu loba
copet bakal kitu tapi lamun dibaca ku
copet manehna bakalan lewih hati-hati
cara nyopet na”.
37. “jadi enteng sebetulnya cara cara
berpikir itu enteng cara berpikir itu
enteng yah”.
38. “beres urusan ah mangga weh atuh
ustadz ari teu percanten mah ngan ieu
teh cenah ustadz teh pita suarana kieu
pita suarana kieu pita suarana kieu udah
istirahat”.
39. “nya bilih weh tos beres aya sajam
sajam ieu teh da teu acan naha jam
simkuring mah atos sajam lewih ieu teh
naha da pan beda sarua jam indonesia”.
40. “jam bandung ieu mah yeuh ari bandung
mah jam na mineng ieu mineung lapar
jam bandung mah”.
41. “kenapa karena nanti dari anak yang
kita miliki siapa yang akan melanjutkan
kebaikan kita itu saja makanya
disiapkan dari sekarang dari setiap
anak-anak yang lahir itu ada kebaikan-
kebaikan yang dilanjutkan oleh anak
atau anak-anak kita”.
42. “euh alhamdulillah ieu teh pangajian ieu
teh jadi naon bu jadi jariyah keur saha

59
keur sepuh-sepuh anu tos teu araya di
lanjutkeun ku putra-putrana ku putu-
putuna bagja engke sadayana kaasaan
pahalana ibu bapa anu hadir didieu oge
karaosan pahalana kade naon sababna
sabab anu disebut jariyah teh lain keur
anu nginfakkeun wae tempatna tapi keur
anu ngeusian tempatna ge jadi jariyah
eta nya tempat badag oge masjid bu nya
ari euweuh eusian oge kanggo naon
moal jadi jariyah nya”.
43. “tong hayang pinter budak mah sholeh
weh keur naon pinter ge ari teu sholeh
arurang teh menta teh pinter wae atuh
bu nya”.
44. “dimana mana oge dina elmu
matematika dunya moal aya anu 2 jadi 5
turun turun teh ceuk pikiran urang tapi
aslina mah naek ade rangking berapa
sekarang bunda aku jadi 5 tadinya
berapa sayang 2 aduh gimana ya kamu
jadi turun nanti ga akan di kasih jajan”.
45. “ieu murangkalih ieu murangkalih A
jeung B awas bu budak mah kudu kudu
cerdas lain pinter urang naros kadieu de
jawab 5 kali 5 berapa budak nomer A
ngajawab 25 budak nomer 2 di jawab de
5 kali 5 berapa 10 cing bu mana nu
bener anu ieu. nu ieu bener teu leres ari
nu ieu nu ngajawab 10 leres teu leres
anu ieu oge de jawab yah 5 kali 5
berapa 25 de jawab yah 5 kali 5 berapa
10n cing mana anu salah da teu aya anu
salah simkuring mah nu ngajawab 25
bener nu jawab 210 bener nu ieu pinter
anu ieu cerdas sakitu weh”.
46. “nah itulah bu cara memahaminya
jebred deui budak teh ade sudah sholat
belum sudah bunda ah encan cenah
belum yah udah ah belum ongkoh nanya
teuh ari ibu nanya ku budak geus
dijawab ku urang dibantah keneh ari
apal encan mah naha make jeung
ditanya ah mamah belum lihat yah udah
mah demi allah ahh belum tuh nya
tinggali lila-lila budak ngabohong da

60
loba di introgasi ku urang udah adek
udah sholat belum udah bunda oh iya
makasih ya ade sholeh beres kitu ku
urang terus dipaksa ah belum udah
bunda ah belum tinggali pa dor dar eta
teu tamat-tamat”.
47. “urang mah sakapeung loba dicarek
naon eh teu kengeng teu kengeng ameng
nya kahujanan kan bisi rieut asup weh
ka imah jol rieut weh pan hujan na oge
encan huhujanan na oge atuh naha
budak jol rieut heg atuh tadina rek
bahagia teu jadi nya puguh rieut atuh
nya”.
48. “ceuk Nabi oge lapar tuang sakitu we
budak mah kitu ngarah enteng makanlah
apabila dia lapar kemudian nanti kamu
jam 9 yah tidur yah ari budak can
tunduh di paksa ku urang sena sare jam
9 eta tidur kamu udah jam 9 belum
ngantuk bunda tidur pokokna mah da
nepikeun subuh teu sarare”.
49. “aya baheula maliluan seminar seminar
anak ngarah sholeh tara baheula mah
teu balelun seminar maca buku na oge
teu apaleun nya teu apal maca komo
seminar tapi tinggal indung bapa
ayeuna mah seminar haben tapi budak
angger we sabab naon ceuk budak nateh
da bapa jeung mamah seminar wae ya”.
50. “Kahartos bu sok ngarah teu cape urang
mikiran budak budak teu mikiran urang
ngaharuleng weh kunaon pa haji
mikiran budak ari budak pa haji mikiran
henteu cenah naha atuh make jeng
dipikiran keun weh sanggakeun ka Allah
sakitu bu konci namah didinya”.
51. “jadi teu loba dicarek nya kemudian
pakai munding budak teh naek dina
munding bari hafalan pa naek munding
bari hafalan quran kitu weh di sawah
ngurek budak dibawa ngurek ngojay di
walungan kitu we diajar mah yang
penting target saya apa biirul walidain
itu aja cuman tingkat smp”

61
2. Gaya Suara
Analisis Gaya Suara Ustadz Ucu dalam ceramah kunci
keberkahan hidup pada Youtube, beliau sangat memperhatikan irama
suara dalam menyampaikan dakwahnya. Beliau mampu
memperhatikan tinggi rendahnya suara, keras dan tidaknya
berdasarkan penghayatan terhadap ceramah yang disampaikan, serta
dalam meletakkan jeda pada bagian tertentu, sehingga jamaahnya
memahami apa yang disampaikan.
Dalam mengatur cepat atau lambatnya irama suara sangat
berpengaruh bagi pendengar, karena jika suara yang dikeluarkan
terlalu keras atau terlalu lambat ataupun terlalu cepat akan sangat
berpengaruh terhadap jamaahnya.
a. Pitch
Saat berdakwah Ustadz Ucu menggunakan tinggi dan
rendahnya nada ketika menyampaikan sebuah kalimat. Dakwah
yang dilakukan beliau dapat dikatakan banyak menggunakan nada
suara yang naik turun yang diberi tanda (^), nada ini terdengar nada
sedang dan sedikit mengeluarkan otot leher serta adanya
penekanan di dalam kata atau kalimat tersebut. Seperti terlihat pada
teks ceramah berikut ini :

“Ceplak-ceplak ngomong teu kapikir bakal kumaha akhirnya apa


setelah itu dia minta maaf padahal kata nabi laa tatakallam bi
kalamin jangan anda ngomong kalau anda ngomong ta’tadiru bihi
goddan besoknya anda minta maaf tah eta yeh anu ayeuna tea (^)”

“kalau ada reaksi dari manusia yang negatif berarti kalimat itu
negatif kalau ada reaksi yang positif berarti kalimat itu positif (^)”

“nitah gering ibu-ibu mah dina qur’an na oge kasiru fil ardhi
wabtaghu fadhlillah bawa jalan-jalan sok bawa balanja ibu-ibu
mah jol seleger pa nah engke pindah stres ka lalaki sakitu hungkul
pira ge nah bapa weh anu kudu kuat nya nah begitu (^)”

“geuningan ustadz itu senah jalmi buburialan usahana tinggali


heula da wadahna meren loba wadah na khusus sesuai matak
dibere duit loba oge harta loba ge manehna mah teu aya masalah

62
naon sababna da aya wadah na ieu mah salahna anu urang
perejel hayang loba tapi wadah teu siap (^)”

“tiga doa rasul kepada anas ditewak ku anas pa awas yeuh


ditewak ku anas yeuh anas hebat ini ketika rasul berdoa untuk
anas itu ku anas dikieu langsung ku annas ngadoa ka Allah
Allahumma aktsir maali wawaladi wa baarik fima ‘a’toitani wa
atil hayati fii to’atika wa aksin amali fagfirlii (^)”

“sok weh nya bu urang jebred nyieun imah tagogan anjing yakin
bakal dijaga ku anjing (^)”

“sakitu weh atuh naha meuni nya (^)”

“tapi lamun seep sadayana keur urang teu aya keur fisabilillah
jeung teu aya kanggo batur tah eta tea anu teu disebut barokah teh
anu kitu eta anu teu barokah teh anu kitu (^)”

“pikirkan dulu kenapa karena prinsip nya adalah apa apa yang
kita milih atau apa yang Allah titipkan kepada kita harus menjadi
barokah bagi kita barokah aya tilu dina harta hiji aya keur Allah
dua aya keur sasama anu katilu aya keur dinikmati oleh kita
dinikmati oleh kita (^)”

“jadi jariyah nya kenapa jadi dua duanya menjadi kebaikan bagi
kita semuanya matak menta budak mah tong pinter tapi sholeh
sakitu (^)”

“target saya adalah birrul walidaini itu ajarkeun we murangkalih


teu aya target nanaon (^)”

“nya jadi teu loba dicarek nya kemudian pakai munding budak teh
naek dina munding bari hafalan pa naek munding bari hafalan
quran kitu weh di sawah ngurek budak dibawa ngurek ngojai di
walungan kitu we diajar mah (^)”

Selain nada naik turun, Ustadz Ucu juga menggunakan


nada naik atau tinggi yang diberi simbol (/). Nada ini terdengar
mengeluarkan otot leher serta adanya penekanan di dalam kata atau
kalimat tersebut. Seperti terlihat pada teks ceramah berikut ini :

“loba budak loba rezeki ayeuna mah can boga budak wae neng
tong loba teuing budak teh lier tuh can nanaon geus lieur budak
namah can kaluar (/)”

63
“tapi paling pokok adalah nah ini mindset pola pikir yang
membangun itu pola pikir yang membangun itu (/)”

“jangan sampai anda mengeluarkan ucapan yang nanti


selanjutnya anda meminta maaf (/)”

“ieu meuni sieun bararadag keun bae teu nanaon jadi salaki teh
reug-reug ari pamajikan ngabadagan mah berarti hirup sakitu
weh pa (/)”

“da umur mah kumaha Allah pa ngan minimal lamun ngobrol anu
sae etateh mindset kabangun pola pikir kabangun di urang (/)”

“lamun balong saat caina engke si laukna paraeh lamun ayeuna


balong meluber maka si ikannya akan keluar begitu nu disebut
berkah mah sesuai dengan wadah (/)”

“hey adam dengan hawa nikmati silahkan cuman satu aku minta
engkau apa wala taqraba hadzihis syajarata fatakuna
minadzolimin selebih dari itu silahkan anda nikmati tong loba ieu
pokok namah sok nikmati cuman satu yang aku minta pohon ini
jangan kau dekati (/)”

“88 anas mah putrana ge pa pameget 53 istri weh sesana keun


weh kendae da istri mah teu kudu loba hiji ge cukup (/)”

“de jawab yah 5 kali 5 berapa 25 de jawab yah 5 kali 5 berapa 10


cing mana anu salah da teu aya anu salah simkuring mah nu
ngajawab 25 bener nu jawab 2 10 bener nu ieu pinter anu ieu
cerdas sakitu weh (/)”

“yah ceuk Nabi oge lapar tuang sakitu we budak mah kitu ngarah
enteng makanlah apabila dia lapar kemudian nanti kamu jam 9
yah tidur yah ari budak can tunduh di paksa ku urang sena sare
jam 9 eta tidur kamu udah jam 9 belum ngantuk bunda tidur
pokokna mah da nepikeun subuh teu sarare nya (/)”

Selain nada naik atau tinggi, Ustadz Ucu juga


menggunakan nada datar yang diberi simbol (-). Nada ini terdengar
rendah dan tidak mengeluarkan otot, berarti menandakan bahwa
beliau akan mempersembahkan sesuatu yang menarik untuk terus
di simak. Seperti terlihat pada teks ceramah berikut ini :

64
“Alhamdulillah alhamdulillahilladzi an ama alaina bi ni’matil
iman wal islam syahadatu an laa ilaaha illallah wahdahula
syarikalah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warasuluhu
laa nabiyya ba’da amma ba’ad Allahumma aksir maali wawaladi
wabaarik fiimaa ‘a’thoitani wa atil hayati fii tho’atika wa akhsin
amali faghfirlii (-)”

“hadirin bapak-bapak ibu-ibu yang dirahmati Allah Subhanahu


Wa Ta’ala salah satu kebahagiaan yang kita rasakan pada hari ini
adalah kita dipertemukan kembali dengan orang orang yang baik
dan orang-orang yang shaleh (-)”

“pasti dibukakeun tilu panto ku Allah nu kahiji panto rizki nu


kadua panto barokah nu katilu panto rohmat nah ini yang menjadi
catatannya (-)”

“usia hidup kita itu tidak akan lebih panjang dari pada usia
kalimat yang keluar dari mulut kita nya (-)”

“naon sababna da ku Allah mah direspon naon caritaan jelema


(-)”

“ustadz naha pun anak teh dugikeun ka ayeuna teh can bener wae
naha senah ustadz pun anak dugikeun ka ayeuna teh can sholeh
wae keun weh da encan berarti erek ari encan mah nang urang
cing sabar weh boa teuing urang geus teu aya budak sholeh boa
teuing urang geus kolot budak sholeh (-)”

“tah ayeuna urang ngabahas kumaha ngarah hirup berkah cing


ari berkah teh naon bu ari barokah teh naon pan urang ge pas can
can rumah tangga oge geus di doakeun barakallahu laka
wabaraka ‘alaika wajama’a bainakuma fii khairin (-)”

“ah simkuring mah tawakkal weh ka Allah mangga ya Allah abdi


mah mangga naon boro-boro sora kenging nyawa ge anu Allah
sakitu we ieu mah sora mah sakieu alhamdulillah simkuring teh sa
indonesia pernah ngupingkeun sora abdi (-)”

Selain nada datar, ustadz ucu najmudin juga menggunakan


nada turun naik yang diberi simbol (v). Nada ini terdengar nada
sedikit dan sedang mengeluarkan otot leher serta adanya
penekanan di dalam kata atau kalimat tersebut. Seperti terlihat pada
teks ceramah berikut ini :

65
“nah maka pola pikir itu itu dibangun dari satu ya satu (v)”

“karena ngaji di tempat terbuka itu namanya al-hawa al falaq RO


nya itu adalah seger kitu masuk nanti ke otak kita masuk seger kitu
(v)”

“ya kalau sekedar membaca doa ah eta mah babari anu teu sakola
ge bisa anu teu ngaji ge bisa tapi ngadoa mah beda bu masalahna
kudu sesuai jeung rasa kudu sesuai jeung usaha kudu sesuai jeung
naon jeng ikhtiar urang tidak boleh berdoa itu kecuali harus
begitu (v)”

“tapi anaknya sholeh sholeh sholeh apa yang ada dipikiran anas
aku pingin punya anak yang banyak agar aku dapat melanjutkan
amal sholeh yang biasa aku lakukan (v)”

“pa ustadz Alhamdulillah pun anak mah ti subuh nepikeun isya


ngahuleng we ah sing ngahuleng mah rada rewas (v)”

b. Loudnes

Gaya bahasa ini biasanya dimiliki oleh seorang da’i,


dimana seorang da’i harus dapat menempatkan sebaik-baik
mungkin suara mana yang perlu keras maupun tidak. Dalam
dakwah yang dilakukan oleh Ustadz Ucu dalam ceramah edisi
kunci keberkahan hidup pada Youtube cenderung menggunakan
suara yang normal, tetapi ada pula yang disampaikan dengan
mengeraskan serta melembutkan suara. Seperti pada teks ceramah
berikut ini :

“perjalanan mereka berapa jauh tetapi mereka memaksakan


karena sudah tertanam di dalam otak mereka lamun papanggih
jeung nabi pasti dibukakeun tilu panto ku Allah”

“mindset ketemu dengan nabi ini adalah sebuah kebahagiaan dan


sebuah modal yang sangat besar itu mindsetnya”

“karena usia ucapan seseorang itu lebih panjang dari usia


umurnya dari usia dirinya itu jadi lamun jalmi cariosan nana aya
keneh boa teuing jelema namah atos teu aya”

66
“nah ini salah satu kuncinya jadi sekali lagi yang membuat
mindset itu terbangun dengan bagus dan jelek itu tergantung
pertama adalah apa umuru hayati atau umuru kalimatika berikan
kalimat kalimat yang positif nya”

“ya mindset dibangun oleh satu apa ah itu oleh ucapan kita oleh
ucapan kita Rabbish Rahli sadri wa ya sirlii amrii wahlul uqdatam
millisani yafqahu qauli sok ngadoa eta rutinkeun nya”

“ari aclok-aclokan wae mah tapi lamun cimeblek weh kieu weh
puguh atuh nya dararekeut bu nya makanya rasul menyampaikan
laa yabullana idaain tidak boleh kencing di air yang diam untuk
menunjukkan suatu yang diam itu akan menguapkan bakteri dan
virus”

“jadi sekali lagi ibu bu bapa yang disebut berkah itu apa nah
urang jelaskeun doa anas bin malik anas didoakan oleh nabi tiga
ini catet ya Allahumma ya Allah aktsir maalahu cing loba hartana
anas wa aksir waladahu cing loba budak na wa aksir umrohu cing
panjang umurna”

“ya Allah ya Allah abdi teh hayang sawah nyarita weh langsung
nya ngan ceuk Allah lamun engke di bere sawah keur naon sakitu”

“atos weh jelema miskin gigiren imah urang bere engke oge di
jaga kumaranehan nana tah eta matak saur ibnu qoyyim hebat
lamun anjeun beunghar hiji aya anu keur Allah dua aya anu keur
miskin anu katilu fakulu minha haysu roghodan haitsu syi’tum ada
yang dinikmati oleh kita”

“fisabilillah linnas linnafs lillah linnas itu aja nikmati aja fakulu
minha haysu rogodan haysu syi’tuma”

“lamun kabaca ku nu ngamen eta teh teu ngenah hate leres pa


simkuring ngobrol jeng nu ngamen jang sing eta lamun aya anu di
tulisan ngamen gratis kumaha sok teu raos ceunah pa da abi teh
lain rek menta rek nyanyi cenah kitu lain menta abi mah rek nyanyi
reng deuih nyanyi na oge tara tamat atuh”

“barokah jebred weh ku urang teh di widian mangga bade parkir


didieu mah teu sawios mangga pa haji punten nya bu abdi ngiring
abdi bade balanja kaditu mangga teu sawios mangga sok weh
anggo da ieu nuju kosong ari pek teh bu kaditu batina saratus rebu
ka urang mah boa teuing sajuta”

67
“padahal untung pinter budakna bunda 2 jadi 5 itu bukan turun
tapi naik kitu ceuk budakna”

“tapi tinggali indung bapa ayeuna mah seminar haben tapi budak
angger we sabab naon ceuk budak na teh da bapa jeng mamah
seminar wae ya”

c. Rate atau Rhythm

Dari keseluruhan gaya suara yang diperlihatkan ustadz ucu

najmudin, beliau sangat memperhatikan bagian-bagian yang diberi penekanan.

Kapan harus memerankan dengan suara rendah, suara sedang, dan tinggi. Semua

telah diperankan dengan sangat baik.

Tabel 2

Gaya Suara Ustadz Ucu Najmudin

No Gaya suara Data


.
1. Pitch 1. “Ceplak-ceplak ngomong teu kapikir bakal
kumaha akhirnya apa setelah itu dia minta maaf
padahal kata nabi laa tatakallam bi kalamin
jangan anda ngomong kalau anda ngomong
ta’tadiru bihi goddan besoknya anda minta
maaf tah eta yeh anu ayeuna tea (^)”.
2. “kalau ada reaksi dari manusia yang negatif
berarti kalimat itu negatif kalau ada reaksi yang
positif berarti kalimat itu positif (^)”.
3. “nitah gering ibu-ibu mah dina qur’an na oge
kasiru fil ardhi wabtaghu fadhlillah bawa jalan-
jalan sok bawa balanja ibu-ibu mah jol seleger
pa nah engke pindah stres ka lalaki sakitu
hungkul pira ge nah bapa weh anu kudu kuat
nya nah begitu (^)”.
4. “geuningan ustadz itu senah jalmi buburialan
usahana tinggali heula da wadahna meren loba
wadah na khusus sesuai matak dibere duit loba
oge harta loba ge manehna mah teu aya
masalah naon sababna da aya wadah na ieu
mah salahna anu urang perejel hayang loba
tapi wadah teu siap (^)”.

68
5. “tiga doa rasul kepada anas ditewak ku anas pa
awas yeuh ditewak ku anas yeuh anas hebat ini
ketika rasul berdoa untuk anas itu ku anas
dikieu langsung ku annas ngadoa ka Allah
Allahumma aktsir maali wawaladi wa baarik
fima ‘a’toitani wa atil hayati fii to’atika wa
aksin amali fagfirlii (^)”.
6. “sok weh nya bu urang jebred nyieun imah
tagogan anjing yakin bakal dijaga ku anjing
(^)”.
7. “sakitu weh atuh naha meuni nya (^)”.
8. “tapi lamun seep sadayana keur urang teu aya
keur fisabilillah jeung teu aya kanggo batur tah
eta tea anu teu disebut barokah teh anu kitu eta
anu teu barokah teh anu kitu (^)”.
9. “pikirkan dulu kenapa karena prinsip nya
adalah apa apa yang kita milih atau apa yang
Allah titipkan kepada kita harus menjadi
barokah bagi kita barokah aya tilu dina harta
hiji aya keur Allah dua aya keur sasama anu
katilu aya keur dinikmati oleh kita dinikmati
oleh kita (^)”.
10. “jadi jariyah nya kenapa jadi dua duanya
menjadi kebaikan bagi kita semuanya matak
menta budak mah tong pinter tapi sholeh sakitu
(^)”.
11. “target saya adalah birrul walidaini itu
ajarkeun we murangkalih teu aya target nanaon
(^)”.
12. “nya jadi teu loba dicarek nya kemudian pakai
munding budak teh naek dina munding bari
hafalan pa naek munding bari hafalan quran
kitu weh di sawah ngurek budak dibawa ngurek
ngojai di walungan kitu we diajar mah (^)”.
13. “loba budak loba rezeki ayeuna mah can boga
budak wae neng tong loba teuing budak teh lier
tuh can nanaon geus lieur budak namah can
kaluar (/)”.
14. “tapi paling pokok adalah nah ini mindset pola
pikir yang membangun itu pola pikir yang
membangun itu (/)”.
15. “jangan sampai anda mengeluarkan ucapan
yang nanti selanjutnya anda meminta maaf (/)”.
16. “ieu meuni sieun bararadag keun bae teu
nanaon jadi salaki teh reug-reug ari pamajikan
ngabadagan mah berarti hirup sakitu weh pa

69
(/)”.
17. “da umur mah kumaha Allah pa ngan minimal
lamun ngobrol anu sae etateh mindset kabangun
pola pikir kabangun di urang (/)”.
18. “lamun balong saat caina engke si laukna
paraeh lamun ayeuna balong meluber maka si
ikannya akan keluar begitu nu disebut berkah
mah sesuai dengan wadah (/)”.
19. “hey adam dengan hawa nikmati silahkan
cuman satu aku minta engkau apa wala taqraba
hadzihis syajarata fatakuna minadzolimin
selebih dari itu silahkan anda nikmati tong loba
ieu pokok namah sok nikmati cuman satu yang
aku minta pohon ini jangan kau dekati (/)”.
20. “88 anas mah putrana ge pa pameget 53 istri
weh sesana keun weh kendae da istri mah teu
kudu loba hiji ge cukup (/)”.
21. “de jawab yah 5 kali 5 berapa 25 de jawab yah
5 kali 5 berapa 10 cing mana anu salah da teu
aya anu salah simkuring mah nu ngajawab 25
bener nu jawab 2 10 bener nu ieu pinter anu ieu
cerdas sakitu weh (/)”.
22. “yah ceuk Nabi oge lapar tuang sakitu we budak
mah kitu ngarah enteng makanlah apabila dia
lapar kemudian nanti kamu jam 9 yah tidur yah
ari budak can tunduh di paksa ku urang sena
sare jam 9 eta tidur kamu udah jam 9 belum
ngantuk bunda tidur pokokna mah da nepikeun
subuh teu sarare nya (/)”.
23. “Alhamdulillah alhamdulillahilladzi an ama
alaina bi ni’matil iman wal islam syahadatu an
laa ilaaha illallah wahdahula syarikalah wa
asyhadu anna muhammadan ‘abduhu
warasuluhu laa nabiyya ba’da amma ba’ad
Allahumma aksir maali wawaladi wabaarik
fiimaa ‘a’thoitani wa atil hayati fii tho’atika wa
akhsin amali faghfirlii (-)” .
24. “hadirin bapak-bapak ibu-ibu yang dirahmati
Allah Subhanahu Wa Ta’ala salah satu
kebahagiaan yang kita rasakan pada hari ini
adalah kita dipertemukan kembali dengan
orang orang yang baik dan orang-orang yang
shaleh (-)”.
25. “pasti dibukakeun tilu panto ku Allah nu kahiji
panto rizki nu kadua panto barokah nu katilu
panto rohmat nah ini yang menjadi catatannya

70
(-)”.
26. “usia hidup kita itu tidak akan lebih panjang
dari pada usia kalimat yang keluar dari mulut
kita nya (-)”.
27. “naon sababna da ku Allah mah direspon naon
caritaan jelema (-)”.
28. “ustadz naha pun anak teh dugikeun ka ayeuna
teh can bener wae naha senah ustadz pun anak
dugikeun ka ayeuna teh can sholeh wae keun
weh da encan berarti erek ari encan mah nang
urang cing sabar weh boa teuing urang geus teu
aya budak sholeh boa teuing urang geus kolot
budak sholeh (-)”.
29. “tah ayeuna urang ngabahas kumaha ngarah
hirup berkah cing ari berkah teh naon bu ari
barokah teh naon pan urang ge pas can can
rumah tangga oge geus di doakeun barakallahu
laka wabaraka ‘alaika wajama’a bainakuma fii
khairin (-)”.
30. “ah simkuring mah tawakkal weh ka Allah
mangga ya Allah abdi mah mangga naon boro-
boro sora kenging nyawa ge anu Allah sakitu
we ieu mah sora mah sakieu alhamdulillah
simkuring teh sa indonesia pernah ngupingkeun
sora abdi (-)”.
31. “nah maka pola pikir itu itu dibangun dari satu
ya satu (v)”.
32. “karena ngaji di tempat terbuka itu namanya al-
hawa al falaq RO nya itu adalah seger kitu
masuk nanti ke otak kita masuk seger kitu (v)”.
33. “ya kalau sekedar membaca doa ah eta mah
babari anu teu sakola ge bisa anu teu ngaji ge
bisa tapi ngadoa mah beda bu masalahna kudu
sesuai jeung rasa kudu sesuai jeung usaha kudu
sesuai jeung naon jeng ikhtiar urang tidak boleh
berdoa itu kecuali harus begitu (v)”.
34. “tapi anaknya sholeh sholeh sholeh apa yang
ada dipikiran anas aku pingin punya anak yang
banyak agar aku dapat melanjutkan amal
sholeh yang biasa aku lakukan (v)”.
35. “pa ustadz Alhamdulillah pun anak mah ti
subuh nepikeun isya ngahuleng we ah sing
ngahuleng mah rada rewas (v)”.

2. Laudnes 1. “perjalanan mereka berapa jauh tetapi mereka


memaksakan karena sudah tertanam di dalam

71
otak mereka lamun papanggih jeung nabi pasti
dibukakeun tilu panto ku Allah”.
2. “mindset ketemu dengan nabi ini adalah sebuah
kebahagiaan dan sebuah modal yang sangat
besar itu mindsetnya”.
3. “karena usia ucapan seseorang itu lebih
panjang dari usia umurnya dari usia dirinya itu
jadi lamun jalmi cariosan nana aya keneh boa
teuing jelema namah atos teu aya”.
4. “nah ini salah satu kuncinya jadi sekali lagi
yang membuat mindset itu terbangun dengan
bagus dan jelek itu tergantung pertama adalah
apa umuru hayati atau umuru kalimatika
berikan kalimat kalimat yang positif nya”.
5. “ya mindset dibangun oleh satu apa ah itu oleh
ucapan kita oleh ucapan kita Rabbish Rahli
sadri wa ya sirlii amrii wahlul uqdatam
millisani yafqahu qauli sok ngadoa eta
rutinkeun nya”.
6. “ari aclok-aclokan wae mah tapi lamun
cimeblek weh kieu weh puguh atuh nya
dararekeut bu nya makanya rasul
menyampaikan laa yabullana idaain tidak boleh
kencing di air yang diam untuk menunjukkan
suatu yang diam itu akan menguapkan bakteri
dan virus”.
7. “jadi sekali lagi ibu bu bapa yang disebut
berkah itu apa nah urang jelaskeun doa anas
bin malik anas didoakan oleh nabi tiga ini catet
ya Allahumma ya Allah aktsir maalahu cing
loba hartana anas wa aksir waladahu cing loba
budak na wa aksir umrohu cing panjang
umurna”.
8. “ya Allah ya Allah abdi teh hayang sawah
nyarita weh langsung nya ngan ceuk Allah
lamun engke di bere sawah keur naon sakitu”.
9. “atos weh jelema miskin gigiren imah urang
bere engke oge di jaga kumaranehan nana tah
eta matak saur ibnu qoyyim hebat lamun anjeun
beunghar hiji aya anu keur Allah dua aya anu
keur miskin anu katilu fakulu minha haysu
roghodan haitsu syi’tum ada yang dinikmati
oleh kita”.
10. “fisabilillah linnas linnafs lillah linnas itu aja
nikmati aja fakulu minha haysu rogodan haysu
syi’tuma”.

72
11. “lamun kabaca ku nu ngamen eta teh teu
ngenah hate leres pa simkuring ngobrol jeng nu
ngamen jang sing eta lamun aya anu di tulisan
ngamen gratis kumaha sok teu raos ceunah pa
da abi teh lain rek menta rek nyanyi cenah kitu
lain menta abi mah rek nyanyi reng deuih
nyanyi na oge tara tamat atuh”.
12. “barokah jebred weh ku urang teh di widian
mangga bade parkir didieu mah teu sawios
mangga pa haji punten nya bu abdi ngiring abdi
bade balanja kaditu mangga teu sawios mangga
sok weh anggo da ieu nuju kosong ari pek teh
bu kaditu batina saratus rebu ka urang mah boa
teuing sajuta”.
13. “padahal untung pinter budakna bunda 2 jadi 5
itu bukan turun tapi naik kitu ceuk budakna”.
14. “tapi tinggali indung bapa ayeuna mah seminar
haben tapi budak angger we sabab naon ceuk
budak na teh da bapa jeng mamah seminar wae
ya”.

3. Rate dan 1. “kalau orang ingin bertemu nabi tiga hari tiga
hythm malam dia tidak bisa atau tidak tidak ataupun
meninggalkan seluruh aktivitasnya”.
2. “ayeuna mah atuh bu ku bapa ku katinggalnya
kenapa bu orang dua orang tua dulu padahal
tidak berpikir apa-apa”.
3. “cesar weh ka hiji geus moalo loba boga budak
sakitu weh enteng”.
4. “jangan sampai anda ngomong besoknya laelu
minta maaf”.
5. “karena itukan kata itlau laa tatakallam
bikalamin ta’tadiru minhu godaan”.
6. “geus lali ko koco cobi bu makanya ulah ragu-
ragu pa ngangge masker teh lamun erek-erek
lamun moal-moal maeunya nolol irung kangge
naon eta”.
7. “ya pa ustadz katanya bisi ngesang ngeclak
kadieu jadi weh kahalangan ku masker ngen ah
bari da didinya na oge ah cenah bae we pake
masker dimana wae kumaha abi kitu”.
8. “nya ano aduh senah pa kumaha mamah neh
kumaha ibu senah teh tinggali yo semakin lebar
keun bae atuh na meuni dipikiran teuing”.
9. “boro-boro bu da bu bapa-bapa mah mikiran
awak sakapeung ni mandi wae poho atuh”.

73
10. “ngomong pa kalimat-kalimat yang setosif insya
allah mudah mudahan indonesia normal begitu
ya sok bubungah jelema teh tong disingsieunan
wae engke teh”.
11. “saur pung luru nuju pasantren tong salempang
boga budak da budak mah aya waktuna”.
12. “karena pare prinsipnya dimana disitu”.
13. “untuk apa karena itu akan membentuk
muendset kita cari sekolah yang terbaik bagi
kita nanti”.
14. “ya naon maca naon yeu ibu sapoe bapa baca
naon sapoe tinggali buku anu dibaca tinggal we
lamun buku anu dibaca bab ieu bakaln kapikir
kamaha mindsetnya seperti itu ya”.
15. “tah eta anu disebutna baraokah maka al-
birkah artinya wadah air”.
16. “saya sering ketemu dengan orang-orang yang
dia pendidikan nya tinggi danda saya tidak
menyebutkan bu”.
17. “tapi orang punyatu mobil itu rizki sakitu we”.
18. “ud’uni astajib lakum berdoalah kepadaku
nannanti akan di ijabah naha ustadz loba anu
teu di ejabah”.
19. “jadi harta harus di bagi tigua betulkan”.
20. “nenden kuyah biskeun nya di tulisan di warung
urang teh ngamen gratis”.
21. “tapi pikiran jalma takadang tidak sehat sampai
menyimpulkan sesuatu yang negatif”.
22. “ieu kaleresan aya ustadz anu adul nuju aya
didieu oh mangga mangga teu nanaon”.
23. “kaleresan nuju diditu anjeun na nuju setudy
dok cek teh abdi nuju teu aya soraan kunaon
parios pilarian tinggal ieu lidahna oh pa ustadz
cenah ini pita suara nya ada gangguan kalau
kamimin ustadz ulah waka nyarita”.
24. “nya bilih weh tos bek tos beres aya sajam tos
sajam ieu teh da”.
25. “nu kadua sok atuh rarang teraskeun sakedik
deui we lah nya wios teu tamat ge”.
26. “cing simkuring naros ieu anu pinter budak
atau indungna lan budak anu pinter”.

4. Jeda atau pause 1. “Alhamdulillah (//) alhamdulillahilladzi an ama


alaina bi ni'matil iman wal islam (/) syahadatu
an laa ilaaha illallah wahdahula syarikalah (/)
wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu

74
warasuluhu laa nabiyya ba’da amma ba’ad (//)
Allahumma aksir maali (/) wawaladi (/) wa
baarik fiimjeda a ‘a'thoita ani (//) wa atil (/)
hayati fii tho’atika (/) wa akhsin amali faghfirlii
(//)”.
2. “hadirin (/) bapak-bapak ibu-ibu yang
dirahmati Allah Subhanahu Wa Ta’ala (//) salah
satu kebahagiaan (/) yang kita rasakan pada
hari ini (/) adalah kita dipertemukan kembali
dengan orang orang yang baik dan orang-orang
yang shaleh (//)”.
3. “pasti dibukakeun tilu panto ku Allah (/) nu
kahiji panto rizki nu kadua panto barokah nu
katilu panto rohmat (/) nah ini yang menjadi
catatannya (//)”.
4. “bakal ngarubah mindset sakitu weh di
bubungah ku urang sok bu cing sarehat bapa
cing sarehat insyaa allah moal nanaon (/) nya
sakitu (//) ini kunci yang pertama itu mindset
diubah deui kalimat-kalimat yang keluar dari
mulut kita yah (//)”.
5. “sok geura ibu bapa ngobrol jeung tukang naon
da bakal eta anu diobrolkeun nanana
tergantung urang ngobrol jeung saha nya (/)
lamun bapa ibu ngobrol jeung tukang sawah da
bakal moal moal leuwih ti sawah anu
diobrolkeun na oge (/) bu urang sawah mah
moal ngobrolkeun emas moal (/) tapi lamun ibu
gaul jeung tukang toko emas bakal anu
diobrolkeun na oge bab emas leureus (/) kenapa
pergaulan seseorang akan mempengaruhi
obrolan yang keluar dari mulutnya (//)”.
6. “insya allah kalau kita yang dibacanya positif
akan membuat mindset kita positif pola pikir
kita positif (//) tah eta panginten nya (//)tah
ayeuna urang ngabahas kumaha ngarah hirup
berkah (//) cing ari berkah teh naon (//)”.
7. “cing didieu nu hoyong ibu ibu (/) nya berarti
eweh nu ngacung (//) berarti geus ka ukur
wadahna nya lain teu hoyong urang ge ngan
urang siapkeun heula wadana sakitu (/) urang
siap keun heula wadahna (//)”.
8. “kudu di fungsikeun tilu lamun jelema beunghar
nya (//) ku Allah ku rasul di doakeun
Allahumma aktsir maalahu ya Allah anas cing
loba duit anas cing loba harta (/) langsung anas

75
berdoa Allahumma aksir maali euhh kitu kan (/)
wa aksir waladi ya Allah katanya (/) cing loba
anas teh budakna di doakeun deui ku anas wa
aksir waladi ya Allah abdi cing loba budak (//)”.
9. “nya tuh tinggali bu meuni sagala aya ari kaditu
kadieu di kokolor (//) nepikeun ka bingung ieu
teh rek mere era ari deuk teu di bere sieun
beunghar (//) katinggali sabab naon (/) tinggal
punten inimah tulisan abdurrahman bagus (/)
saya tidak pernah memperlihatkan orang susah
walaupun saya sedang susah supaya orang
tidak berpikir jelek kepada saya (/) tah eta
kahartos bu (/) kahartos sok (//)”.
10. “sok nya sakali deui ustadz ngadoakeun (/) sok
cing lalancar usahana cing baleunghar (/)
ngarah loba anu shodaqah (/) tah kitu weh (//)”.
11. “nah urang ditanya ustadz apa target pesantren
ustadz (/) saya namanya smp holistik (/) target
saya adalah apa budak cing sholeh weh ka
indung jeung bapana sakitu we (/) lamun
sholeh ka indung jeung bapana bakal
ngagampilkeun kana otak jeng pikiran urang (/)
hate tenang sakitu we (//)”.

3. Gaya Gerak Tubuh

Dalam berdakwah seorang da’i harus memperhatikan dari segi gaya gerak
tubuh. Karena gerak tubuh termasuk suatu bentuk isyarat yang pasti akan
mempengaruhi penafsiran, jika sikap badan positif maka mad’u akan menafsirkan
menjadi hal yang positif dan begitupun sebaliknya. Selain dari itu, gerak tubuh
juga akan membuat menjadi kuat untuk memberikan pemaknaannya.
Ketika menyampaikan ceramah edisi kunci keberkahan hidup
pada Youtube, Ustadz Ucu banyak menggerakkan tubuhnya. Baik
sikap badan, penampilan dan pakaian, ekspresi wajah dan gerakan
tangan, serta pandangan mata yang bertujuan untuk mendukung
efektivitas isi pesan ceramah yang disampaikan.
a. Sikap badan

76
Saat menyampaikan ceramahnya, beliau dengan posisi
duduk diatas kursi dengan berbagai macam posisi badan
menghadap jamaah, dan terkadang santai seperti halnya duduk
biasa. Hal itu dilakukan untuk memberikan kesan santai agar
jamaah merasa nyaman. Berikut sikap badan Ustadz Ucu saat
ceramah :

Gambar 1.a Sikap Badan Ustadz Ucu Najmudin

Gambar 2.a Sikap Badan Ustadz Ucu Najmudin

Gambar 3.a Sikap Badan Ustadz Ucu Najmudin

77
Selain dari sikap tegak dan santai, beliau juga
menggunakan sikap badan yang terbilang aktif. Hal itu beliau
lakukan agar jamaah merasa nyaman, dan memahami apa yang
disampaikan saat mendengar ceramahnya. Peneliti mengamati
melalui rekaman video ceramahnya ini, sikap-sikap yang telah
disebutkan tadi merupakan salah satu cara untuk menarik perhatian
para jamaah yang mendengarkan.
b. Penampilan dan pakaian
Ustadz Ucu didalam berpakaian pun sangat sopan dan rapi.
Dengan menggunakan baju kemeja lengan panjang berwarna ungu,
dengan dipadukan kopiah berwarna hitam, serta jam tangan
berwarna hitam berpadu putih. Penampilan tersebut memberikan
kesan positif terhadap pendengar, bahwa seorang dai memang
harus dituntut selalu untuk mencontohkan apapun termasuk dalam
hal berpakaian.
Seseorang harus memperhatikan pakaian yang digunakan
dalam setiap kesempatan. Karena seseorang dapat memperhatikan
bagaimana merawat diri dilihat dari penampilan dan pakaian yang
digunakan, apalagi seorang da’i yang menjadi contoh bagi
jamaahnya harus mencontohkan cara berpakaian yang benar.
c. Ekspresi wajah dan gerakan tangan
Saat berceramah, penggunaan ekspresi dan gerakan tangan
juga menjadi faktor yang penting dalam menyampaikan ceramah.
Ustadz Ucu menampilkan berbagai macam gerakan tangan yang
tegas dan juga bersemangat dalam menyampaikan pesan
ceramahnya. Kemudian beliau juga banyak mengekspresikan
senyum, tawa, dan lain-lain. Hal tersebut beliau lakukan agar
suasana tidak terlalu tegang dan serius, sehingga akan membuat
jamaah merasa nyaman dan tidak cepat bosan. Berikut adalah
kumpulan ekspresi wajah dan juga gerakan tangan Ustadz Ucu
dalam ceramahnya :

78
Gambar 1.c Ekspresi Wajah dan Gerakan Tangan Ustadz Ucu
Najmudin

Gambar 2.c Ekspresi Wajah dan Gerakan Tangan Ustadz Ucu


Najmudin

Gambar 3.c Ekspresi Wajah dan Gerakan Tangan Ustadz Ucu


Najmudin

79
Ga
mbar 4.c Ekspresi Wajah dan Gerakan Tangan Ustadz Ucu
Najmudin

Ga
mbar 5.c Ekspresi Wajah dan Gerakan Tangan Ustadz Ucu
Najmudin

d. Pandangan mata
Saat berdakwah, pandangan mata dari seorang da’i
sangatlah penting. Karena hal ini dianggap dapat membuat jamaah
merasa dihargai, merasa keberadaannya diperhatikan oleh da’i.
Ustadz Ucu ketika berceramah mengarahkan matanya ke arah
depan, ke arah bawah, ke arah kanan, ke arah kiri. Berikut adalah
pandangan mata Ustadz Ucu saat berceramah :

80
Gambar 1.d Pandangan Mata Ustadz Ucu Najmudin

Gambar 2.d Pandangan Mata Ustadz Ucu Najmudin

Gambar 3.d Pandangan Mata Ustadz Ucu Najmudin

Gambar 4.d Pandangan Mata Ustadz Ucu Najmudin

81
Dari keseluruhan gaya gerak tubuh yang diperlihatkan Ustadz
Ucu dalam ceramah edisi kunci keberkahan hidup pada Youtube,
merupakan ekspresi antara verbal dan visualnya berhubungan erat, dan
suara tanpa ekspresi gerak tubuh juga akan kurang berhasil memukau
jamaah yang melihatnya.
Tabel 3
Gaya Gerak Tubuh Ustadz Ucu Najmudin
No Gaya gerak tubuh Data
1. Sikap badan 1. Duduk dengan tegap.
2. Merubah posisi duduk dengan menggunakan
kedua tangan.
3. Merenggangkan badan dengan tangan kanan
memegang ujung kanan mimbar dan tangan
yang kiri memegang ujung kiri mimbar.
2. Penampilan dan 1. Tegas
pakaian 2. Sopan
3. Ekspresi wajah dan 1. Fokus ke arah kiri jamaah dengan
gerakan tangan mengangkat setengah kedua tangan terbuka.
2. Fokus kedepan dengan mengarahkan sedikit
kekanan, posisi gerakan tangan kanan yang
memegang dagu dan tangan kiri dengan
memegang ujung kiri mimbar.
3. Fokus ke kanan dengan gerakan kedua
tangan yang mengikuti.
4. Fokus kedepan dengan mengarahkan sedikit
ke kiri, posisi gerakan kedua tangan
mengepal dan diangkat sejajar dengan
telinga.
5. Fokus ke arah kiri dengan ekspresi yang
menegaskan sesuatu, posisi gerakan tangan
kanan yang memegang mic dan tangan yang
kiri diatas.
4. Pandangan mata 1. Mengarahkan matanya ke berbagai arah ( ke
arah depan, ke arah bawah,ke arah kanan, ke
arah kiri)

C. Retorika Ustadz Ucu Najmudin Dalam Ceramah Di Akun Youtube Dalam


Tema “Kunci Keberkahan Hidup” Dari Perspektif Retorika Aristoteles
1. Ethos

82
Dalam menyampaikan dakwahnya pada Youtube edisi kunci
keberkahan hidup, Ustadz Ucu dapat meyakinkan jamaahnya bahwa
yang disampaikan benar. Kemudian wawasan yang dimilikinya luas,
sehingga para jamaah tidak ragu untuk mempercayai kebenaran apa
yang disampaikan. Seperti pada teks berikut :

“Dulu zaman rasulullah, kalau orang ingin bertemu nabi tiga hari tiga
malam dia tidak bisa atau tidak tidak ataupun meninggalkan seluruh
aktivitasnya. Dugikeun ka ngahaja ti gunung sumping hoyong
nepangan nabi padahal mereka tidak berpikir perjalanan mereka
berapa jauh, tetapi mereka memaksakan karena sudah tertanam di
dalam otak mereka lamun papanggih jeung nabi pasti dibukakeun tilu
panto ku Allah,pasti dibukakeun tilu panto ku Allah. Nu kahiji panto
rizki, nu kadua panto barokah, nu katilu panto rohmat. Nah ini yang
menjadi catatannya”

“Akhirnya mah apa, mulai terjadi bu pergeseran. Bukan karena emang


sudah disiapkan dokter spesialis kandungannya karena emang mindset
mempengaruhi itu jadi weh ayeuna mah hiji dua geus di cesar, matak
lamun lamun tos di cesar moal leuwih ti tilu atuh, naon sababna
karena ada aturan kalau sudah di cesar ga boleh lebih dari pada tiga,
kalaupun lebih dari tiga akan begini begini begini. Jadi ayeuna mah
teu kudu make program KB cesar weh ka hiji geus moalo loba boga
budak sakitu weh enteng, sabab naon di program KB mah teu narurut
komo di kampung mah hoyong orokan weh haben, nya. Tapi di kitu
mah beres tapi paling pokok adalah nah ini mindset, pola pikir yang
membangun itu, pola pikir yang membangun itu”

“Ku ibu tinggal anu parariknik bararungah nya, naon sababna rek teu
bungah kumaha atuh, seger kaluar ninggali tah ieu ngaji kieu teh
disebutna teh visical engineering ieu teh pa, kenapa karena ngaji di
tempat terbuka itu namanya al-hawaul falaq RO nya itu adalah seger
kitu masuk nanti ke otak kita masuk seger kitu. Ya begini tinggal weh
barudak, lamun sakola di jero kelas mah pa budak elekesekeng weh,
jol bel geura da jol ngararajleng atuh, naon sababna barudak teh
geus lieureun di jero kelas teh. Eta teh matak begitu ayo ade istirahat
jol langsung bararungah, eta teh sabab naon, da emang kitu jalmi
mah. Secara realitanya manusiawi itu adalah seperti itu, dia ingin
bebas pikiran yah, bebas pikiran”

“Ibu teu kudu, teu kudu loba pikiran. Ustadz naha pun anak teh
dugikeun ka ayeuna teh can bener wae, naha senah ustadz pun anak
dugikeun ka ayeuna teh can sholeh wae, keun weh da encan berarti
erek ari encan mah. Nang urang cing sabar weh, boa teuing urang

83
geus teu aya budak sholeh, boa teuing urang geus kolot budak sholeh.
Tapi da emang kahayang mah urang teh instan ayeuna keneh tapi
tidak bisa seperti itu kenapa, karena ku Allah geus di gillekeun hate
na, iraha ieu budak bakal sholeh ka urang”

“Yang ketiga adalah manusia itu dipengaruhi oleh apa yang dibaca
oleh dirinya, naon anu dibaca, mindsetna bacaan urang naon pa.
Lihat aja pa lihat, kalau orang-orang dibacanya tentang agama itu
bab perang, pasti pikiran na bakal pilu sangkan bisa perang. Kalau
orang yang dibaca itu dia ngajinya kajian-kajian yang membahas
tentang apa tentang pembetulan masalah masalah ibadah, pasti
mindset na bab ibadah yang terus di koreksi. Tapi kalau orang itu
belajar dan yang dibacanya itu tentang motivasi hidup, pasti dia akan
mencari pengajian dan bacaan-bacaan yang memotivasi hidup.
Kenapa, karena bacaan akan mempengaruhi mindset seseorang.
Kudu loba dibaca ku urang, ya naon maca naon yeu ibu, sapoe bapa
baca naon, sapoe tinggali buku anu dibaca tinggal we lamun buku anu
dibaca bab ieu, bakalan kapikir kamaha mindsetnya seperti itu ya”

“Lamun balong saat caina engke si laukna paraeh, lamun ayeuna


balong meluber maka si ikannya akan keluar. Begitu nu disebut berkah
mah sesuai dengan wadah. Lain teu hayang ya ibu urang ge boga
sagala, ngan ceuk Allah teh kade bisi maneh dibere soba sagala bisi
teu kuat wadahna, bisi teu aya. Geuningan ustadz itu senah jalmi
buburialan usahana, tinggali heula da wadahna meren loba wadah na
khusus sesuai. Matak dibere duit loba oge, harta loba ge, manehna
mah teu aya masalah naon, sababna da aya wadah na, ieu mah
salahna anu urang perejel hayang loba tapi wadah teu siap. Tah eta
anu disebutna barokah, maka al-birkah artinya wadah air. Itukan
wadah air di basa arab disebutna birkah, kenapa birkah karena ia
sesuai, itu apa air yang ditampung sesuai dengan ini”

“Ibu siap teu sakola luhur, bapa siap teu sakola luhur. Kade ulah
nepikeun kan dibere elmu ku Allah ti luhur, tapi ternyata wadahnya teu
siap. Jadi ilmu itu pangporengcray kamana we, matak loba jalmi anu
ahli elmu tapi ternyata dia hidupnya tidak berkah. Ongkoh pinter tapi
loba kasieun hirupna nya, da dina quran pa lamun jelema leuwih
pinter kudu leuwih tenang hirupna ieu mah leuwih pinter teh ngadon
leuwih sieun. saya sering ketemu dengan orang-orang yang dia
pendidikan nya tinggi, danda saya tidak menyebutkan bu, tapi begitu
dia itu ngobrol bab panyakit loba kasieun, sampe dia tidak berani
untuk apa untuk bersalaman pun. Kenapa, karena apa karena takut,
sabab ustadz mah loba papanggih jeung jelema bisi tepa ka abdi sok
geura coba, karena apa karena itu”

84
“Cing jelas atuh nyarita teh kumaha weh radio nya, pan radio lamun
disetel jelas pa , naha rek nyanyi, naha rek naon kitu. Matak
bentenkeun antara ngadoa jeung maca doa, beda. Maca doa mah
moal di ijabah, tapi lamun ngadoa mah di ijabah. Ud’uni astajib
lakum, berdoalah kepadaku nannanti akan di ijabah. Naha ustadz loba
anu teu di ejabah, eta mah maca doa lain ngadoa sakitu. Matak
tinggali weh anu ngadoa jeng anu maca doa beda ya, kalau sekedar
membaca doa ah eta mah babari anu teu sakola ge bisa, anu teu ngaji
ge bisa. Tapi ngadoa mah beda bu masalahna kudu sesuai jeung rasa,
kudu sesuai jeng usaha, kudu sesuai jeng naon, jeng ikhtiar urang
tidak boleh bedoa itu kecuali harus begitu”

“Nah makanya, begitu kita berdoa kepada Allah, makanya ketika


sesuai cing kira-kira lamun urang nyungkeun harta loba bade
kumaha. Matak saur ibnul qoyyim, kalau anda diberikan harta yang
banyak seperti anas bin malik siapkan tiga. Satu keur sahabaraha,
keur fi sabilillah. Dua, sabaraha keur mantuan matur. Nu tilu,
sabaraha keur dinikmati ku sorangan”

“Pa ustadz, punten pangaosan teh batal, ieu kaleresan aya ustadz anu
adul nuju aya didieu oh mangga mangga teu nanaon. Sok kenapa keun
weh abdi mah iraha deui weh da ngenah kana hate pa, beres ti dinya
teh ieu batal berebet nu menta tilu. Nya coba lamun kieu naon atuh
cenah nya pan eta teh jadwal teu ngenah hate nya jol kitu tungtungna
kumaha guntrang jeung ieu, nya jeung ieu guntreng itu teu jadi ieu teu
jadi da pangajian na oge kaburu beak waktuna yah. jadi enteng
sebetulnya cara, cara berpikir itu enteng, cara berpikir itu enteng”

“Kabanyang cing ustadz euweuh soraan meren nya moal aya anu
ngulem. Seperti penyanyi pera da moal aya anu ngulem pa, ah beres
sudah. Ah mangga weh atuh ustadz ari teu percanten mah, ngan ieu
teh cenah ustadz teh pita suarana kieu kieu kieu udah istirahat. Ah
simkuring mah tawakkal weh ka Allah, mangga ya Allah abdi mah
mangga, naon boro-boro sora kenging nyawa ge anu Allah sakitu weh.
Ieu mah sora mah sakieu alhamdulillah simkuring teh sa indonesia
pernah ngupingkeun sora abdi sakitu weh. Mangga sing teh upami
atos waktosna mah teu nanaon, da abdi mah teu gaduh nanaon sing
teh. Ah ngaleueutan weh uap cengkeh simkuring sareng madu pa, tuh
aya dijual maduna oge jeung uap cengkeh nah subuh soraan deui,
subuh soraan deui wasilah weh ieu mah, wasilah kitu”

“Karena nanti dari anak yang kita miliki siapa yang akan melanjutkan
kebaikan kita itu saja, makanya disiapkan dari sekarang dari setiap
anak-anak yang lahir itu ada kebaikan kebaikan yang dilanjutkan oleh
anak atau anak-anak kita. Ulah nepikeun urang rendey budak tapi
ternyata euweuh hiji hiji acan anu neraskeun amal sholeh urang

85
sadayana euh alhamdulillah ieu teh pangajian ieu teh jadi naon bu
jadi jariyah keur saha keur sepuh-sepuh anu tos teu araya, di
lanjutkeun ku putra putrana ku putu putuna bagja engke sadayana.
Kaasaan pahalana ibu bapa anu hadir didieu ge karaosan pahalana
kade naon sababna sabab anu disebut jariyah teh lain keur anu
nginfakkeun wae tempatna, tapi keur anu ngeusian tempatna ge jadi
jariyah eta nya. Tempat badag oge masjid bu nya ari euweuh eusian
oge kanggo naon moal. Jadi jariyah nya kenapa jadi dua duanya
menjadi kebaikan bagi kita semuanya, matak menta budak mah tong
pinter tapi sholeh sakitu”

“Kamari simkuring nerangkeun dimana di dinas pendidikan upami teu


lepat mah hilap deui, budak mah di bawa ngaji, da rame atuh pa
ngarana ge budak. Di bawa sholat cilingcingcat da budak ngarana
oge atuh, nya da budak mah moal cicing moal bu. Lamun budak
cicingeun rada reuwas sakitu weh. Pa Ustadz Alhamdulillah pun anak
mah, ti subuh nepikeun isya ngahuleng we ah sing ngahuleng mah
rada rewasnya. Murangkalih mah kitu weh meuli sofa gajleng kana
sofa, meuli eta kasur gajleng kana kasur antep we teu nanaon ehh teu
kengeng sofa na can lunas. Lieur ka budak atuh ari ibu, nya gajleng
deui ka sumur ngocor ngocorkeun cai jebred weh eheh ahhhh loba di
kitu mah murangkalih bu moal naon. Keun weh antep geus na naon
lieur budak, tah kitu. Ngarah naon nu penting mah budak naon sholeh
sakitu weh, nya”

2. Pathos
Dalam menyampaikan dakwahnya pada Youtube edisi kunci
keberkahan hidup, Ustadz Ucu kebanyakan dikemas dengan humor.
Tetapi juga ada bagian penyampaian yang menyentuh perasaan
jamaahnya dengan memberikan contoh sabda nabi yang dikemas
dalam kehidupan sehari-hari. Seperti pada teks berikut :

“Jadi bu ngahaja tilu dinten tilu wengi teh hoyong pendak jeng nabi
we nya, urang mah sakapeung pangajian wae, sakitu nagog, da beurat
atuh ngalengkah teh. Naon sababna, karena ada satu mindset yang
berbeda antara dulu dengan sekarang. Mindset ketemu dengan nabi
ini adalah sebuah kebahagiaan dan sebuah modal yang sangat besar
itu mindsetnya, ayeuna mah paparing ge bu papanggih jeung Ustadz
ge ah asa meuni ngaririweuh kituh nya”

“Ayeuna mah atuh bu, ku bapa ku katinggalnya kenapa bu orang dua


orang tua dulu padahal tidak berpikir apa-apa karena mindset dari
dulu orang tua dulu apa loba budak loba rezeki, sakitu we, enteng

86
sakitu cara mikirna. Jadi mikir kolot baheula mah ararenteng, loba
budak loba rezeki ayenamah can boga budak wae neng tong loba
teuing budak teh lier tuh can nanaon geus lieur budak namah can
kaluar, lieur namah geus dikukut”

“Naon sababna, punten bu da caritaan mah asupna kana hate jeung


kana otak lain kana awak. Awak mah teu aya pangaruh, tapi lamun
geus keuna kana hate jeng kana awak bakal ngarobah kana hate. Teu
sakedik punten pa, bojo nu tadina glowing, sakedik ku carogena
saeutik teu pirage ngomong saetik jol ngalangsung ngagulawing nya.
Naha senah mamah teh asa rumek, eta teh jol asa seet tadina teh
geulis eta teh, teu pirage saetik kalimana oge asa rumek senah atuh
rumek tea eta teh bahasa inggris eta teh nya. Rumek teh bahasa
inggris eta teh nya, anu bakal ngarobah kana sagala. Da tuh anu
tadina keur ngaca oge bu, keur di wedak jadi hoream. Naon sababna,
da sakedik ngomong na nya asa rumek mamah poe ieu tuh nya.
Padahal eta teh sakalimat tapi euhh ngarobah, jol langsung jol
dipikiran weh nepikeun pamajikan na teh jol langsung neangan
sagala, ngarah teu ka tinggali rumek tapel tapel keun dina beungeutna
teh di terapken-terapkeun sagala nya naon sababna hayang katinggali
glowing deui jeung kinclong ari pek teh ku sabab sagala diterapkeun
di google di buka kabehan nana apa yang menyebabkan supaya kulit
muka menjadi kinclong sagala diterapkeun tungtungna mah beak
jeung kulitna”

“Bahasa kemarin ada yang menyatakan omicron ini sedang, sedang


mengamuk katanya, dan semua dianjurkan untuk pakai masker tiga
lapis. Tilu lapis bu, tos dianjurkeun ayeuna aya intruksi na. Urang
boro-boro tilu lapis ayeuna salapis ge geus pabeulit, aya anu dina
beuheung, aya anu dina tarang. Geus lali ko koco cobi bu makanya
ulah ragu-ragu pa ngangge masker teh, lamun erek-erek lamun moal-
moal. Maenya nolol irung kangge naon eta, irung na di torongkeun,
ditololkeun geura, mun erek-erek, mun moal-moal ngarah naon,
ngarah virus oge jelas ka urang na nya sok. Sanes nanaon simkuring
mah, naon we lah coba bu naon dina beuheung didieu coba nya.
Matak teu kaharti, matak sok we, rek di buka-buka sakalian, rek
ditutup-tutup sakalian. Di bandung aya tukang pecel lele dimasker
dina tarang, ku simkuring ditaros mas kenapa di tarang, ya pa ustadz
katanya bisi ngesang ngeclak kadieu. Jadi weh kahalangan ku masker,
ngen ah bari da didinya na oge ah cenah bae we pake masker dimana
wae kumaha abi kitu. Jelema ey hartina naon bu, sudah dibawa rilek,
sudah dibawa rileks”

“Jadi itu, yang penting kita positif aja ngomongnya, positif yakin lah
abdi nya kieu weh bu pa. Keun bae ayena panto usaha loba salah,
yang penting mah panto rizki weh di buka ku Allah. Usaha ieu aya

87
masalah, usaha ieu masalah, usaha ieu aya masalah, keun bae anu
penting panto rizki di buka ku Allah. Naon sababna, da keur naon loba
bati oge ari teu jadi rizki mah nya keur naon, loba bati oge ari teu jadi
rizki mah. Nu penting mah urang loba bati weh, jeng rizki loba nya.
Sabab naon, da banyak orang-orang yang dia itu apa orang yang
banyak milik tetapi ternyata rizkinya tidak banyak. Karena pare
prinsipnya dimana disitu, ya mindset dibangun oleh satu apa, ah itu
oleh ucapan kita oleh ucapan kita”

3. Logos
Dalam menyampaikan dakwahnya pada Youtube edisi kunci
keberkahan hidup, Ustadz dalam menjelaskan firman Allah SWT atau
sabda rasulullah menggunakan contoh atau analogi agar mudah
dipahami oleh jamaahnya. Selain dari itu, beliau juga menggunakan
kata-kata yang logis dan mudah dipahami oleh akal dan pikiran
siapapun yang mendengar. Seperti pada teks berikut :
“Nah maka pola pikir itu, itu dibangun dari satu ya satu. Kata
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, laa tatakallam ta’tadiru
minhu goddan. Saur nabi, lamun anjeun carita kade ati-ati jangan
sampai anda mengeluarkan ucapan yang nanti selanjutnya anda
meminta maaf. Tah ieu teh tos aya hadisna, naon margina saur
rasulullah awas hati-hati kalau anda mengira ataupun. Karena kalau
anda ngomong jangan sampai anda ngomong besoknya laelu minta
maaf, tah ayeuna teh loba kajadian teh anu kararitu ayeuna teh”
“Nya jol ceplak weh dicarioskeun, jol saya minta maaf geus moal bisa.
Kenapa, karena uuuru hayya atau umuru kalimatika atwalu min umuri
hayatika pakul jaidan au akhris, karena usia ucapan seseorang itu
lebih panjang dari usia umurnya, dari usia dirinya itu. Jadi lamun
jalmi cariosan nana aya keneh, boa teuing jelema namah atos teu aya,
leres nya. Makanya hati-hati, kenapa, karena ucapan itu enga naon
kitu napel dina otak jeung dina jeung dina ceuli jelema pa. Ga bisa
hilang itu, walaupun orangnya sudah tidak ada. Rasul sudah tidak
ada, tapi ucapan rasulullah sampai saat ini tidak pernah hilang. Qola
rasulullah qaala rasulullah, setiap ustadz atau mubaligh
menyampaikan qala rasul rasulnya sudah tidak ada pa. Kenapa,
karena umuru kalimatika atwalu min umuri hayatika, usia hidup kita
itu tidak akan lebih panjang dari pada usia kalimat yang keluar dari
mulut kita nya”
sabab wadahna teu sesuai. Ieu teh wadah leutik, ari duit loba sakitu
weh nya”

88
“Begitu rasul berdoa untuk anas, Allahumma aktsir maalahu, anas
ngadoa, Allahumma aktsir maali. Sakali deui bapa ibu, mun rek menta
harta, harta sakalian. Mun rek menta rezeki, rezeki cing jelas sakitu
we nya, kahartos teu nya”
Dari keseluruhan retorika Ustadz Ucu Najmudin dalam
penyampaian ceramah edisi kunci keberkahan hidup pada media
Youtube, sudah sesuai dengan perspektif dari retorikanya Aristoteles.
Dalam ceramahnya ini sudah memenuhi 3 unsur, yaitu ada unsur ethos,
pathos, dan logos.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

89
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka akan
dapat diambil kesimpulan :
1. Kiprah dakwah Ustadz Ucu Najmudin sebagai dai, khususnya dakwah
melalui media Youtube baru dimulai sejak tahun 2018/ 2019.
2. Kekhasan gaya bicara dan retorika Ustadz Ucu Najmudin dalam
ceramahnya itu menggunakan gaya bahasa repetisi, ini menunjukkan
bahwa beliau menyampaikan sebuah kata atau kalimat secara
berulang-ulang dengan memberikan ketegasan dan penekanan.
Kemudian beliau menggunakan gaya suara pitch, ini menunjukkan
bahwa beliau memperbanyak tekanan suara. Dan yang terakhir, beliau
menggunakan gaya gerak tubuh dengan sikap badan yang duduk tegak,
penampilan dan pakaian yang santai, berbagai macam ekspresi wajah
dan gerakan tangan serta pandangan mata. Semua itu beliau lakukan
agar pesan yang disampaikan dapat dipahami, dirasakan, dan diterima
oleh jamaahnya.
3. Retorika Ustadz Ucu Najmudin dari perspektif retorika Aristoteles,
sudah diterapkan beliau dengan sangat baik dan memenuhi ketiga
unsur retorikanya Aristoteles. Pertama ethos, beliau menyampaikan
ceramahnya dengan menyakinkan jamaahnya bahwa yang disampaikan
nya benar dan wawasannya luas. Kedua pathos, beliau menyampaikan
ceramahnya dengan menyentuh perasaan jamaahnya dan memberikan
contoh sabda nabi yang dianalogikan dalam kehidupan sehari-hari,
serta menyelipkan humor sesekali. Dan ketiga logos, beliau
menyampaikan firman Allah SWT dan sabda Nabi Saw dengan
menganalogikannya dalam kehidupan sehari-hari, dan dengan bahasa
yang logis dan mudah di pahami.

B. Saran
Ada beberapa saran yang penulis ajukan dalam penelitian ini :

90
1. Saran akademik : untuk memperkaya khasanah keilmuwan bagi
perkembangan dakwah yang sedang berlangsung, maka diperlukan
metode kuantitatif untuk mengumpulkan data persepsi mad’u sehingga
memberikan hasil yang lebih nominal.
2. Saran Praktis :
a. Dalam menyampaikan ceramahnya, Ustadz Ucu menampilkan
penggunaan gaya bahasa repetisi yang dominan. Namun, penting
untuk menemukan keseimbangan dalam gaya bahasa, karena
pendekatan ini dapat menyulitkan pemahaman jamaah dan terkesan
monoton.
b. Ustadz Ucu sebaiknya lebih banyak menggunakan bahasa
Indonesia dari pada bahasa Sunda. Ini akan membuat beberapa
jamaah tidak memahami pesannya, karena tidak banyak orang yang
mengerti bahasa Sunda di zaman modern ini.

DAFTAR PUSTAKA

91
Achmad HP, Alek Abdullah, Linguistik Umum, Jakarta: Erlangga, (2012).

Aisatul Cholifah, “Retorika Dakwah Ustadzah Haneen Akira Di Video Youtube


(Analisis Semiotik Gaya bahasa Dan Bahasa Tubuh Dalam Ceramah
“Pemuda Masa’ Gitu”)”, Skripsi, (Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya: 2018).

Anang Sugeng Cahyono, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial


Masyarakat di Indonesia”, Jurnal Pbliciana 9 no.1, (2016,) diakses pada
09 April 2023, pukul 11:50
http://jurnal-unita.org/index.php/publiciana/article/view/79

Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi, Yogyakarta:


Graha Ilmu, Cet. Ke-1, (2011).

Aristoteles, Retorika Seni Berbicara, Yogyakarta: Basabasi, Cet. Ke-1, (2018).

Astari Clara Sari, Dkk., “Komunikasi dan Media Sosial”, Fakultas Sastra,
Universitas Muslim Indonesia, (2018), diakses pada 11 Februari 2023,
pukul 13:25
https://www.researchgate.net/profile/Astari-Clara-Sari/publication/
329998890_KOMUNIKASI_DAN_MEDIA_SOSIAL/links/
5c2f3d83299bf12be3ab90d2/KOMUNIKASI-DAN-MEDIA-SOSIAL.pdf

Astrid Novia Dahlupy, “Gaya Retorika Dakwah Ustadz Hannan Attaki Di


Youtube”, Skripsi, (Universitas Islam Negeri Walisongo: 2019).

Dhanik Sulistyarini, Dkk., Buku Ajar Retorika, Banten: CV. AA. Rizki, (2020).

Dinda Tiara Alfianti, “Retorika Dakwah Dzawin Nur Ikram Dalam Stand Up
Comedy”, Skripsi, (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: 2006).

Eka Nova Irawan, Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Psikologi Dari Klasik
Sampai Modern, Yogyakarta: IRCiSoD, Cet. Ke-1, (2015).

Eva Damayanti, “Retorika Dakwah Pipik Dian Irawati”, Skripsi, (Universitas


Islam Syarif Hidayat: 2014).

Fatty Faiqah, Muh. Najdjib, Andi Subhan Amir. “Youtube Sebagai Sarana
Komunikasi Bagi Komunitas Makassarvidgram”, Vol. 5, No.2 juli-
Desember (Universitas Hasanuddin: 2016), diakses pada 11 Februari 2023,
pukul 14:34 http://journal.unhas.ac.id/index.php/kareba/article/view1905
Gentasri Anwar, Retorika Praktis dan Seni Berpidato, Jakarta: Rineka Cipta,
(1995).

92
Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
(1996).

Leiza Sixmansyah, “Retorika Dakwah K.H. Muchammad Syarif Hidayat”,


Skripsi, (Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah: 2014).

Marta, I. N. “Retorika dan Penggunaanya dalam Berbagai Bidang”,


Prasi: Jurnal Bahasa Seni, dan Pengajarannya 6, no. 12 (2010) diakses
pada 11 Januari
januari 2023, pukul 08:45
http://ejournal.udiksha.ac.id/index.php/PRASI/article/view/6828

Moh. Ali Aziz, Edisi Revisi Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, (2017).

MS. Udin, Retorika Dan Narasi Dakwah Bagi Pemula, Jakarta: Sanabil, (2019).

Muhammad Fikry Novendi, “Retorika Dakwah Ustadz Muhammad Syamlan”,


Skripsi, (Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu: 2022).

Rudi Dian Arifin, “Pengertian Youtube-Sejarah, Fitur, Manfaat, Kelebihan,


Kekurangan”, diakses pada 16 Januari 2023, pukul 11:38
https://dianisa.com/pengertian-youtube/

Rulli Nasrullah, Media Sosial Perspektif Komunikasi, Budaya, Dan


Sosioteknologi, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, (2015).

Steven A. Beebe, Public Speaking An Audience-Centered Approach, New Jersey:


Prentice-Hall, Inc, (1991).

Sunarto AS, Retorika Dakwah (Petunjuk Menuju Peningkatan Kemampuan


Berpidato), Surabaya: Jaudar Press, (2014).

Toto Tsamara, Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama, (2000).

Ucu Najmudin, Wawancara: Melalui Media WhatsApp, 29 Mei 2023.

Ucu Najmudin, Multiple Therapy For Muslim Jurus Sakti Mengatasi Masalah
dan Emosi Anak dalam Hitungan Menit, Jakarta: Pembela Islam Media
(2013).

Ucu Najmudin, Quantum Spiritual Therapy + Q’eft (18 Keajaiban Pemecah


Masalah), Jakarta: Pembela Islam Media, (2013).

Umdatul Hasanah, Retorika Dakwah Kontemporer, Banten: Media Madani,


(2020).

93
Zainul Maarif, Retorika Metode Komunikasi Publik, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, (2015).

94
95

Anda mungkin juga menyukai