KELOMPOK:1
ANGGOTA
1. ATIKA LESTARI WININGSIH
2. HENDRA ANDIKA PASARIBU
3. MUHAMMAD DHAFIN RIZQUR R
4. NOVINA AULIANA
5. PRAMOEDYA DHIYAN NUSANTARA
6. TRI AYUNI
Mengetahui,
Kepala SMA Negeri 2 Subang,
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat dan rahmat-Nya penyusunan Skripsi dengan judul “Kualifikasi Politik
Uang Dan Strategi Hukum Pencegahan Serta Edukasi Kepada Pemilih Pemula
Dengan Metode Pop-Up Book” dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada
waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah usulan penelitian ini untuk
banyak pihak. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan
1. Bapak Wan Hasyim A.N, S.Pd, M.M selaku pembimbing P5 kami yang
Saya menyadari sepenuhnya bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, saya mengharapkan segala bentuk kritik dan
Novina Auliana
NISN.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................vi
DAFTAR TABEL..................................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................7
KAJIAN TEORITIS.................................................................................................7
iii
BAB III..................................................................................................................21
METODE PENELITIAN.......................................................................................21
3.1.1. Lokasi...............................................................................................21
BAB IV..................................................................................................................23
4.1. Hasil.........................................................................................................23
4.2. Pembahasan.............................................................................................24
BAB V....................................................................................................................26
5.1. Kesimpulan..............................................................................................26
5.2. Saran........................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................28
LAMPIRAN...........................................................................................................31
iv
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
berbagai cara. Cara yang demokratis dilakukan dengan menjual visi, misi,
program dan kegiatan calon kepala daerah kepada pemilih. Cara lain
adalah menggunakan rekam jejak para kandidat calon yang baik dan bisa
cara kotor dengan kampanye hitam dan pembelian suara dengan cara
yang masih berada pada zona transisi demokrasi. Mietzner dalam Marco
1
Henk Schulte Nordholt dalam Harris menyatakan bahwa
seperti kesamaan asal negara, agama, dan jenis kelamin dalam menentukan
(Evans, 2004)
(Gene, 2021)
(lihat Brusco, et al, 2004: 69; Schaffer, 2004: 84; Vicente 2007: 14; juga
dan rahasia sehingga pemberi uang atau materi sebenarnya tidak dapat
banyak. Studi politik uang diantaranya; studi (Rifai, 2003) yang meneliti
3
uang diyakini ada namun sangat sulit untuk dibuktikan (Hidayat, 2007).
politik uang yang kuat dalam pemilihan, dan tidak secara jelas
uang yang tidak dapat diselesaikan dalam ranah hukum baik pidana
dengan pendekatan sosial politik, yaitu melalui modal sosial serta kearifan
pemilih khususnya. Maka dari itu kami membuat Makalah yang berjudul
4
1.2. Perumusan Masalah
kesetaraan.
finansial.
proses pemilihan.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Politik Uang
sejumlah besar uang ke partai politik tertentu atau calon presiden atau
Source: https://news.republika.co.id
7
Salah satu definisi politik uang yang sering dikutip banyak
praktik politik uang, yang dia sebut pertukaran dengan posisi atau
uang yang jauh lebih istimewa, yaitu memilih secara langsung kepada
serangan fajar dan lainnya. Definisi pertama mengacu pada acara atau
pelaku politik yang melibatkan banyak uang, para kandidat dan pemilih,
8
Barang dipertukarkan baik secara tunai maupun bahan lainnya untuk
2005:3).
transaksi antara elit ekonomi (pemilik uang) dengan calon kepala daerah.
Kedua, transaksi antara calon kepala daerah dengan partai politik yang
adalah untuk menambahkan suara melalui cara yang tidak sah. Keempat,
(Supriyanto, 2020)
sebagai praktik ilegal dalam kontes politik di Negara Bagian (Gene, 2021).
menilai kualitas calon (individu atau partai politik) bisa terganggu. Peserta
9
menggambarkan hubungan antara kelayakan ekonomi dan keterampilan
2021)
Alasan ketiga lebih praktis, penggunaan uang yang tidak legal bisa
untuk membeli suara berasal dari penyelundupan dan kegiatan yang tidak
Jepang, Taiwan, Korea Selatan, Filipina dan Thailand, politik uang sering
Amerika Latin praktik jual-beli suara yang dilakukan oleh kartel obat bius
(Renaldi, 2019)
Ketiga, terkait rasa kewajiban pribadi mereka kepada broker (tim sukses)
yang telah memberikan uang atau barang, biasanya terdiri dari orang
10
dekat, teman, atau anggota keluarga. Keempat, keyakinan bahwa politik
Motif ketiga dan keempat adalah satu penjelasan mengapa politik uang
kampanye baik partai secara nasional maupun calon perseorang. Yang ada,
tidak imbang antara partai kaya dan partai miskin atau calon kaya dengan
untuk biaya kampanye, sehingga partai dan calon kaya dengan leluasa
royong
Misalnya tidak diaturnya ketentuan mengenai hal itu oleh partai politik
atau korporasi. Padahal, dalam beberapa situasi yang paling berperan pada
ada tidaknya money politic justru pada partai politik atau korporasi. Money
11
politic yang dilakukan oleh korporasi jelas memiliki pengaruh yang sangat
proses demokratisasi
yang dijanjikan atau diberikan berasal dari keuangan negara. Akan tetapi
pasal yang digunakan bukanlah pasal suap melainkan pasal yang terkait
hakikatnya merupakan salah satu cara agar waktu yang relative pendek
konkretisasi peran yang telah diamanatkan Instrumen hukum. Hal ini juga
13
memberikan rekomendasi, tugas selanjutnya dilakukan oleh lembaga
banyaknya koruptor dari DPR yang notabene produk pemilu, KPK telah
dalam penindakan KPK juga focus melakukannya, hal ini terbukti dengan
korupsi. Hal tersebut juga dibarengi dengan sanksi, yaitu melalui proses
persidangan dan hasilnya saat ini banyak koruptor dari parpol yang masuk
dalam jeruji besi. KPK juga telah melakukan penguatan sistem pemilu
maka secara esensi bisa diajukan ke MK untuk diuji bahwa hal tersebut
cara demi mengembalikan uang yang telah mereka keluarkan, salah satu
money politics, yang dapat dilihat dari kejadian dan fakta di lapangan
masyarakat Indonesia.
jalan dan cara apapun ditempuh yang salah satunya dengan membeli suara.
(Hayati, 2022)
ekonomi. Kondisi ini juga didukung dengan tingginya tingkat balas budi
oleh para pemilih calon yang memberikan uang. Selan itu Kurangnya
demokrasi. Isu ini telah mencuri perhatian sejumlah negara, bahkan dalam
politik uang dan pengalaman pemilih terkait politik uang (Brusco &
sendiri
yang kabur atas istilah politik uang, karena alasan itulah keduanya
16
politisi dan pemilih atau pendukung. Patronase merujuk kepada materi
atau keuntungan lain yang didistribusikan oleh politisi kepada pemilih atau
Sukmajati menajdi petunjuk atas atas praktik politik uang yang terjadi
2014 yakni tim sukses, mesin-mesin jaringan sosial dan partai politik
(Parpol)
kasus, istilah ini dapat digunakan pada sejumlah kasus dan perilaku.
17
Sedangkan batasan pelaku politik uang menurut Indra adalah orang yang
memberi uang politik baik kandidat, pendukung atau tim sukses, dan
(Indra, 2021).
(political gain). Artinya, tindakan politik uang itu dilakukan secara sadar
atau calon tertentu akan meminta suaranya. Sikap atau perilaku pemilih
2011 dan 2016, Jawa Barat 2017, Majalengka 2018, Jawa Barat 2021
Diantaranya yakni uang yang diberikan para peserta pemilu atau tim
18
Sebagai contoh dapat dilihat dari survei nasional 2019. Dari 1200
politik uang barang jika ditawarkan tim sukses atau konsultan dan calon
peserta pemilu maka 57.75% mau menerima, 29% menolak. 13,35% tidak
tahu serta tidak menjawab permisif dengan politik uang (Romli, 2019).
Dapat dilihat dari beragam jawaban responden jika ditawari sejumlah uang
13%
29%
58%
19
Alasan yang menerima politik uang itu, 74% menyatakan rezeki
tidak boleh ditolak 15,8% sebagai penambah uang dapur dan kebutuhan
pencoblosan. 2,59% jawaban lainnya, 2,3% tidak tahu dan tidak menjawab
kelamin pemilih, siapa yang paling rentan tergoda dengan politik uang
48,4% laki-laki.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Waktu Penelitian
3.1.1. Lokasi
Subang.
November Desember
KEGIATAN
1 2 3 4 1 2 3 4
Pengerjaan LKPD
Pembuatan Produk
Pengerjaan Makalah
Bawaslu RI, dalam mencegah dan menangani praktik money politic pada
21
pemilu 2024, analisis best practice pencegahan dan penanganan politik
dalam penelitian ini adalah buku, jurnal ilmiah, makalah, dan situs
lain sebagainya.
NO ALAT BAHAN
1 Gunting Kertas Karton
2 Kater HVS
3 Lakban
4 Spidol
5 Piloks
6 Penggaris Pensil
7 Pena
8 Korek Api
9
10
22
3.1.
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Dalam konteks ini, hasil dari pop-up book yang membahas materi money
up book ini tidak hanya menyajikan fakta dan konsep-konsep dasar tentang
hari siswa.
24
4.2. Pembahasan
dapat lebih mudah memahami kompleksitas isu ini. Selain itu, pop-up
book ini dapat merangsang minat siswa untuk berpikir kritis, membangun
depan. Dengan demikian, hasil dari pop-up book ini diharapkan dapat
kehidupan demokrasi.
seluruh siswa SMA 2022 dari 100.000 responden, yang menyukai media
Book
yang kreatif dan interaktif. Pemilihan ini bertujuan untuk membuat materi
Money Politik lebih menarik dan mudah dicerna oleh siswa SMA Negeri 2
dalam pembelajaran.
25
memahami secara lebih baik konsep-konsep abstrak dan kompleks yang
mereka dapat lebih mudah meresapi dan merasakan dampak langsung dari
dari money politic. Hal ini bertujuan untuk mendorong siswa untuk tidak
kritis mereka.
sekitar mereka, selain itu dapat memberikan dorongan positif untuk siswa
26
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
uang transport, selain itu hal yang perlu perhatikan dalam acara
kampanye terbuka ialah konten atau sisi dari kampanye tidak boleh
mengetahui hukum politik uang dalam pemilu, dalam hal lain berlaku
Haram dari MUI tentang politik uang menjadi salah satu instrumen
politik uang.
27
3. Menurut hipotesis kelompok kami, dikarenakan gelar karya P5 belum
mengarah ke visualisasi, maka dari itu pop-up book lebih efektif untuk
5.2. Saran
benar juga bahwa demokrasi yang saat ini berjalan tidaklah baik. Kita
harus sadar betul lahirnya pemilu langsung adalah karena tidak baiknya
pemilu yang dulu telah dijalankan. Muncul percikan money politic adalah
essensinya. Oleh karena itu, demokrasi yang dilaksanakan saat ini agar
terbaik. Namun mengingat ini merupakan pilihan bangsa maka tidak lazim
karena kesalahan sedikit sistem, terlebih belum juga ada guarantee bahwa
penggantian dengan sistem lain tentu akan menjadi lebih baik. Pola
28
DAFTAR PUSTAKA
Bird, K. d. (2007). Making Trade Policy in a New Democracy after a Deep Crisis:
Indonesia. Economics RSPAS Working Papers 2007- 01, Australian
National University, 15-20.
Brusco, V., & Nazareno, M. d. (2021). Vote Bulying in Argeinta Latin American
Research Review, Volume 39 . InternationalJournals, 29-32.
29
Hadiz, V. R. (2010). Localising Power in Post-Authoritarian Indonesia: A
Southeast Asia Perspective. Stanford: Stanford University Press.
InterJurnals, 65-66.
Harun, H. (2014). Pemilu Indonesia; Fakta, Angka, Analisis dan Studi Banding,
Perludem. Jakarta: 79-80.
Indra, I. (2021). Politik Uang (Pengaruh Uang Dalam Pemilu). Media Pressindo,
32-33.
Kurniawan, R. (2017). Vote Buying In Lampung Local Election, Vol 33. Jurnal
Mimbar, 83-84.
MD, M. (2012). Konstitusi dan Hukum dalam Kontoversi Isu. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Permata, D., & Zuhron, D. (2021). Peta Jalan Pencegahan Politik uang 2.0. ITB
Jurnals, 182-183.
30
Renaldi. (2019). Pencegahan Money Politik dengan metode Interaktif.
IDEAJurnal, 111.
Riwanto, A. (2016). Hukum Partai Politik dan Hukum Pemilu di Indonesia. Thafa
Media, 53.
Schaffer, F. a. (2007). “What is Vote Buying”, in F.C. Schaffer (ed), Election for
Sale: The Causes and Consequences of Vote Buying, Lynne Rienner
Publishers, Boulder,. EveryJurnals, 17-30.
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 1 Pembuatan Produk Pop-Up Book. (1)
33