Anda di halaman 1dari 5

KEMENTERIAN PENDIDKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI MALANG


JURUSAN AKUNTANSI
Jl. Soekarno Hatta No. 9 Malang 65141
Telp (0341)404424 – 404425 Fax (0341) 404420
http://www.polinema.ac.id

SOAL : INDIVIDU
MATA KULIAH : AKUNTANSI MANAJEMEN

1. PERILAKU BIAYA
a. Biaya Tetap
Perusahaan X memproduksi alat pemanas rumah tangga. Meskipun berbagai aktivitas
dilakukan, tetapi pada dasarnya hanya satu aktivitas yang akan dilihat, yaitu aktivitas
pemotongan pipa. Mesin yang digunakan untuk memotong pipa logam tipis menjadi
potongan-potongan sepanjang 3 inci.
Oleh karena potongan 3 inci ini digunakan dalam setiap pemanas, maka jumlah pemanas
dijadikan sebagai ukuran output dari aktivitas pemotongan.
Aktivitas pemotongan menggunakan 2 macam input:
(1) mesin pemotong (2) listrik untuk mengoperasikan mesin pemotong.
Mesin pemotong disewa seharga Rp. 60.000 per tahun dan memiliki kapasitas untuk
memproduksi sampai dengan 240.000 potongan sepanjang 3 inci dalam setahun.
Biaya penyewaan mesin pemotong ini adalah biaya tetap, karena biaya tersebut akan tetap
sebesar Rp. 60.000 per tahun, tidak peduli berapa banyak potongan yang dihasilkan.
Perilaku biaya ini dapat digambarkan oleh data berikut:

Sewa Mesin (Rp) Jumlah Potongan Biaya per Unit (Rp)

60.000 0 N/A
60.000 60.000 Rp 1,00
60.000 120.000 0,50
60.000 180.000 0,33

60.000 240.000 0,25


Buatlah
1) Grafik biaya tetap
Untuk membuat grafik biaya tetap berdasarkan data yang diberikan, kita dapat
menggunakan sumbu-sumbu berikut:
 Sumbu X: Jumlah Potongan
 Sumbu Y: Biaya Tetap (dalam Rupiah)
Kemudian, kita akan plot titik-titik berdasarkan data yang diberikan:
Jumlah Potongan = 0, 60000, 120000, 180000, 240000
Biaya Tetap (Rp) = 60000, 60000, 60000, 60000, 60000

Setiap titik ini menunjukkan jumlah potongan pada sumbu X dan biaya tetap yang
terkait (Rp 60.000) pada sumbu Y.
Berikut adalah grafik biaya tetap berdasarkan data tersebut:

2) Buatlah analisis dan kesimpulan anda


Dari data yang diberikan, kita dapat membuat beberapa analisis dan kesimpulan:
 Biaya Tetap: Biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak peduli dengan
tingkat produksi atau jumlah potongan yang diproduksi. Dalam kasus ini,
biaya tetap adalah biaya sewa mesin pemotong, yang tetap sebesar Rp
60.000 per tahun.
 Perilaku Biaya Tetap: Meskipun biaya per unit potongan menurun seiring
dengan peningkatan jumlah potongan yang diproduksi, biaya tetap tetap
konstan pada Rp 60.000 per tahun. Hal ini menunjukkan bahwa biaya tetap
tidak dipengaruhi oleh tingkat aktivitas produksi.
 Pentingnya Analisis Biaya: Analisis biaya seperti ini membantu
perusahaan untuk memahami struktur biaya produksi mereka. Dengan
memahami biaya tetap dan variabel, perusahaan dapat membuat keputusan
yang lebih baik terkait tingkat produksi, penetapan harga, dan alokasi
sumber daya.
 Perhitungan Biaya Produksi: Dalam menentukan biaya produksi per unit,
perusahaan harus mempertimbangkan baik biaya tetap maupun biaya
variabel. Dalam kasus ini, biaya per unit potongan adalah biaya variabel
yang berkurang seiring dengan peningkatan jumlah potongan yang
diproduksi.
Maka meskipun biaya per unit potongan dapat dikelompokkan sebagai biaya
variabel, biaya sewa mesin adalah biaya tetap yang tetap konstan. Ini adalah aspek
penting dalam perencanaan keuangan dan operasional perusahaan, karena
mempengaruhi penetapan harga, profitabilitas, dan keputusan investasi jangka
panjang. Dengan demikian, pemahaman yang baik tentang struktur biaya produksi
membantu perusahaan dalam mengelola dan mengoptimalkan kinerja keuangan
mereka.

b. Biaya variabel
Berdasarkan perusahaan di atas, ditambahkan sumber daya lain yang digunakan
dalam aktivitas pemotongan, yaitu listrik. Listrik dikonsumsi hanya jika output
diproduksi, dan ketika lebih banyak output diproduksi maka lebih banyak listrik
yang digunakan. Anggaplah bahwa untuk memotong satu potongan logam 3 inci
mesin menggunakan 0,1 jam-kilowatt (kwh) senilai Rp 2,00 per kwh. Jadi biaya
listrik per potongan 3 inci (per unit) adalah = 0,1 x Rp. 2,00 = Rp 0,20.
Buatlah
1) Grafik
Untuk membuat grafik biaya variabel, kita akan menggunakan sumbu-sumbu
berikut:
 Sumbu X: Jumlah Potongan
 Sumbu Y: Biaya Variabel (dalam Rupiah)
Kita juga akan membuat tabel yang menunjukkan jumlah potongan dan biaya
variabel yang terkait.
Diketahui bahwa biaya listrik per potongan adalah Rp 0,20.

Mari kita buat grafik dan tabelnya:

0,2

0 6000 12000 18000

2) Tabel
Tabel Biaya Variabel
Jumlah Potongan Biaya Variabel (Rp)
0 0
6000 12000
12000 18000
18000 36000
24000 48000
Dalam tabel ini, biaya variabel dihitung dengan mengalikan jumlah potongan
dengan biaya listrik per potongan, yaitu Rp 0,20.
Misalnya, untuk 60.000 potongan, biaya variabelnya adalah: 60.000 × Rp0,20 =
Rp12.000.
Demikian pula, kita dapat menghitung biaya variabel untuk jumlah potongan
lainnya.

2. Analisis Varians
Anda diminta menganalisis penyimpangan atau varians yang terjadi didalam usaha jasa
perhotelan (dua unsur) dari Hotel Malang Kota Bunga
a. Pendapatan/ Penjualan
b. Beban Tenaga Variabel

Pendapatan Kamar
HOTEL MALANG KOTA BUNGA
Tahun 2019
Jumlah Tarif Kamar
Jumlah
Uraian Tamu Menginap Rata-rata
(000)
(Kamar) (000)
ANGGARAN 440 Rp 355 Rp 156.200
REALISASI 415 Rp 360 Rp 149.400

Hitunglah dan kemudian analisis tentang


a) Varians Volume
Varians Volume = (Anggaran Jumlah Tamu Menginap - Realisasi Jumlah Tamu
Menginap) = 440 – 415 = 25 tamu

Varians Volume adalah 25 tamu.


Analisis:
Varians Volume menunjukkan perbedaan antara jumlah tamu yang dianggarkan
dan jumlah tamu yang direalisasikan. Dalam hal ini, Hotel Malang Kota Bunga
mengalami varians volume sebesar 25 tamu. Ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor
seperti perubahan tren perjalanan, perubahan dalam permintaan pelanggan, atau
masalah pemasaran.

b) Varians Harga
Varians Harga = (Anggaran Tarif Kamar Rata-rata - Realisasi Tarif Kamar Rata-rata)
= 360 – 355 = Rp 5.000

Varians Harga adalah Rp 5.000


Analisis:
Varians Harga mencerminkan perbedaan antara tarif kamar yang dianggarkan dan
tarif kamar yang direalisasikan. Hotel Malang Kota Bunga mengalami varians harga
sebesar Rp 5.000. Varians harga negatif menunjukkan bahwa harga rata-rata yang
direalisasikan lebih rendah dari yang dianggarkan. Hal ini bisa disebabkan oleh
penyesuaian harga untuk meningkatkan daya saing, penawaran khusus, atau
perubahan dalam kebijakan harga.

c) Varians Harga & Volume


Varians Harga & Volume = Varians Volume x Varians Harga
= 25 tamu × (Rp 5.000 /tamu) = Rp 125.000,-

Analisis:
Varians Harga & Volume adalah hasil perkalian antara varians volume dan varians
harga. Dalam kasus ini, varians harga & volume adalah Rp 125.000,-. Ini
menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan negatif antara anggaran pendapatan
dan pendapatan sebenarnya, yang disebabkan oleh kombinasi perbedaan dalam
jumlah tamu dan harga kamar.
Beban Tenaga untuk Departemen Kamar/Room Departement
HOTEL MALANG KOTA BUNGA
Tahun 2019

Waktu Total
Jumlah Tamu Tarif
Cover per Waktu Jumlah
Uraian Menginap Per Jam
kamar Cover Seluruhnya
(Kamar) (000)
(Menit) (Jam)
ANGGARAN 440 30 220 33,5 7.370
REALISASI 415 28 193,67 30,0 5.810

Analisis varians sebagai berikut :


a. Varians Volume
Varians Volume = (Anggaran Jumlah Tamu Menginap - Realisasi Jumlah Tamu
Menginap) = 440 – 415 = 25 tamu

Varians Volume adalah 25 tamu.

b. Varians Tarif
Varians Tarif = (Anggaran Tarif - Realisasi Tarif) = (220−193,67) = Rp 26,33

Varians Tarif adalah 26,33 Rupiah.

c. Varians Efisiensi
Varians Efisiensi = (Anggaran Waktu Cover - Realisasi Waktu Cover) = (33,5−30) = 3,5

Varians Efisiensi adalah 3,5 Waktu Cover.

d. Varians Volume & Tarif


Varians Volume & Tarif = Varians Volume x Varians Tarif
= 25 tamu × 26,33 Rupiah/tamu
= 658,25 Rupiah

Kesimpulan:
 Varians Volume menunjukkan perbedaan antara jumlah tamu yang dianggarkan
dan jumlah tamu yang direalisasikan. Dalam hal ini, Hotel Malang Kota Bunga
mengalami varians volume sebesar 25 tamu.
 Varians Tarif mencerminkan perbedaan antara tarif yang dianggarkan dan tarif
yang direalisasikan. Varians tarif adalah 26,33 Rupiah. Varians ini menunjukkan
bahwa tarif kamar rata-rata yang direalisasikan lebih rendah dari yang
dianggarkan.
 Varians Efisiensi mencerminkan perbedaan antara waktu cover yang dianggarkan
dan waktu cover yang direalisasikan. Dalam hal ini, varian efisiensi adalah 3,5
Waktu Cover. Varians positif menunjukkan kurangnya efisiensi dalam
penggunaan tenaga.
 Varians Volume & Tarif adalah hasil perkalian antara varians volume dan varians
tarif. Dalam kasus ini, varians volume & tarif adalah 658,25 Rupiah. Ini
menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan antara anggaran pendapatan dan
pendapatan sebenarnya, yang disebabkan oleh kombinasi perbedaan dalam
jumlah tamu dan tarif kamar.

Kesimpulan ini menunjukkan bahwa Hotel Malang Kota Bunga mengalami variasi dalam
volume tamu, tarif kamar, dan efisiensi tenaga. Penting bagi manajemen untuk
menganalisis penyebab variasi ini dan mengambil tindakan yang tepat untuk
meningkatkan kinerja hotel, baik dari segi pendapatan maupun pengeluaran.

Anda mungkin juga menyukai