Anda di halaman 1dari 2

[14/4 09.53] Sherin Aida Otp 2: A.

Demokrasi Pancasila Masa Orde Baru (1966—1998)

Pemerintahan presiden soeharto yang lebih dikenal eebagai prmerintahan Orde Baru ini diawali dengan
terbitnya Surat Perintah 11 Marer 1966. Surat ini dikeluarkan oleh Presiden Soekarno yang
memerintahkan kepada Letnan Jendral Soeharto ketika itu untuk segera mengatasi keamanan negara
yan sedang dalam situasi dan kondisi yang tidak kondusif akibat peristiwa Gerakan 30 September 1965
yang didalangi PKI.

Pada masa awal pemerintahannya, Presiden Soeharto telah bertekad untuk melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen. Masa Orde Baru (orba) telah memberikan harapan baru bagi
masyarakat Indonesia untuk dapat menikmati kondisi yang jauh lebih baik dari masa sebelumnya.
Pembangunan di segala bidang yang direncanakan secara bertahap dirumuskan melalui Rencana
Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Selain itu, keberhasilan menyelrnggarakan pemilu pada 1971,
1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997 merupakan sederetan catatan keberhasilan demokrasi masa orde
baru.

Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang mengutamakan musyawarah dan mufakat yang
penerapannya memiliki beberapa ciri sebagai berikut.

1. Pemerintah dlijalankan berdasarkan konstitusi.

2. Pelaksanaan pemilu diselenggarakan setiap 5 tahun sekali.

3. Penghargaan terhadap hak asasi manusia serta adanya perlindungan terhadap hak-hak minoritas.

[14/4 14.51] Thalia OTP2: Membangun hubungan bilateral dengan malaysia,tetapi membekukan
hubungan dengan Republik Rakyat Tiongkok karena adanya campur tangan negara ini terjadi peristiwa
Gerakan 30 September 1965. Indonesia aktif dalam organisasi seperti OKI, OPEC, APEC, ASEAN. 2.
Perkembangan ekonomi masa orde baru. Orde baru mengalami kemerosotan ekonomi yang di
tinggalkan pemerintah sebelumnya di tandai rendahnya pendapatan per kapita penduduk yang hanya
U$$ 70 dan tinggi inflasi 65%.untuk mengatasi hal ini,orde baru membuat program jangka pendek
berdasarkan TAP MPRS No. XXIII/MPRS/1966 yang di arahkan pengendalian inflasi dan usaha untuk
melakukan rehabilitasi sarana ekonomi, peningkatan ekonomi, dan mencukupi kebutuhan sandang
pangan.

d. peran ganda atau dwifungsi ABRI


dwifungsi ABRI memiliki kemiripan dengan konsep Jalan Tengah yang dicetuskan oleh A.H. Nasution.
Kedua konsep tersebut sama-sama menyebutkan tentara atau millter memungkinkan untuk memasuki
ranah politik sipil. Konsep "Jalan Tengah" tidak menghendaki tentara atau militer berkuasa penuh
terhadap kegiatan politik sipil. berbeda dengan makna "dwifungsi ABRI yang menjadikan ABRI dalam hal
ini secara organisasi berkuasa atas sipil dan juga menduduki jabatan-jahatan strategis di lingku
pemerintahan, seperti posisi menteri, gubernur, dan bupati. Pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto
kembali mencetuskan dan melaksanakan konsep tersebut didasarkan kepada pemikiran hahwa
pemerintah perlu memberikarn peran ganda kepada ABRI untuk menciptakan stabiitas politik. Peran
ganda yang dimaksud adalah peran dalam bidang pertahanan keamanan dan sosial-politik-
ekonomi.Anggota ABRI juga mendapat jatah kursi, baik di MPR maupun di DPR, Hal ini didasarkan pada
pertimbangan bahwa ABRi merupakan dinamisator dan stabilisator. Artinya sebagai dinamisator,
mniliter berperan sangat aktlf sejak perang kemerdekaan, sedangkan arti peran stabilisator yang telah
dilakukan ABRI, yaitu upaya mencegah perpecahan bangsa setelah peristiwa Gerakan 30 September
1965. Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4) Sejak 1978, pemerintah
menyelenggarakan penataran P4 bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia. Tujuannya adalah
memberi pemahaman yang sama tentang Demokrasi Pancas la. Setelah itu, pada 1985 pemerintah
menerapkan Pancasila sebagai Asas Tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Penerapan asas tunggal ini
mempunyai arti bahwa semua organisasi yany ada pada masa itu tidak diperbolehkan menggunakan
asas selain Pancasila.

Anda mungkin juga menyukai