Anda di halaman 1dari 19

ANALISA SISTEM JAM TERBANG PADA PENERBANG

Ir. Peniarsih, MMSI


Dosen Tetap Sistem Informasi, Universitas Suryadarma, Jakarta

ABSTRACT

Some airlines even menisyaratkan "flying hours" as one measure in determining the "salary" an
aviator, moreover, these flying hours will determine an aviator to appropriately referred to as
"aviator senior" or "junior pilot". Further than that, the general questions that often take
precedence in the event of a plane crash, then that is often asked by the public is what the name of
his plane, his aviator whom and for how long the pilot had flying hours?
Flying hours will generally be associated with prolonged or sebentarnya a pilot flying an
airplane, the more often an aviator have the flying hours flying hours will be higher. In contrast,
if a pilot flying the aircraft rarely then flying hours will be low. Ability and greatness of an
aviator, his public will be determined by how long he has flight hours. The higher the flying
hours, then the public against an aviator award will certainly be higher than for a new pilot
dozens of hours just fly the plane.

Keywords: Clock Fly, Airmen, Fly Clock Systems

I. Pendahuluan Beberapa perusahaan penerbangan


1.1. Latar Belakang Masalah
malah mensyaratkan "jam terbang" ini
Jam terbang umumnya akan dikaitkan
sebagai salah satu ukuran dalam
dengan lama atau sebentarnya seorang
menetapkan "salary" seorang penerbang,
penerbang menerbangkan pesawat
selain itu, jam terbang ini pun akan
terbang, semakin sering seorang
menentukan seorang penerbang untuk
penerbang mempunyai jam terbang maka
layak disebut sebagai "penerbang senior"
jam terbangnya akan semakin tinggi.
atau "penerbang junior". Lebih jauh dari
Kebalikannya, kalau seorang penerbang
itu, pertanyaan umum yang sering
jarang menerbangkan pesawat maka jam
diutamakan jika terjadi kecelakaan
terbangnya akan rendah. Kemampuan dan
pesawat terbang, maka yang sering
kehebatan seorang penerbang, umum nya
ditanyakan oleh masyarakat adalah nama
akan ditentukan oleh seberapa lama
pesawat nya apa, siapa penerbang nya dan
dirinya memiliki jam terbang. Makin
sudah berapa lama penerbang tersebut
tinggi jam terbangnya, maka penghargaan
memiliki jam terbang ?.
publik terhadap seorang penerbang tentu
Maskapai penerbangan Garuda
akan lebih tinggi ketimbang terhadap
Indonesia menyatakan bahwa pihaknya
seorang penerbang yang baru puluhan jam
sangat ketat dalam melakukan kontrol
saja menerbangkan pesawat.
terhadap jam terbang penerbang yang
34
dilakukan dengan mekanisme yang Control System" sehingga jam terbang
terpantau dengan baik.Jadwal terbang setiap penerbang di Garuda dapat
yang telah ditetapkan dalam satu hari termonitor secara sistemik. Selain itu, ujar
maksimal sembilan jam terbang, dalam dia, dari para penerbang sendiri juga harus
satu pekan maksimal 30 jam terbang, memiliki mekanisme kontrol pribadi
dalam satu bulan maksimal 110 jam individu penerbang tersebut, karena
terbang, dan dalam satu tahun maksimal apabila mereka terbang melebihi jadwal
1.050 jam terbang.Di samping jam terbang yang ditetapkan, maka penerbang
terbang, lanjutnya, Garuda juga akan mendapat sanksi dari perusahaan.
menetapkan ketentuan yang ketat Sebagai benteng terakhir penyelamat
menyangkut waktu istirahat penerbang, agar tidak melebihi batas jam terbang
yaitu 15 jam di home base dan 13 jam di maka penulis berusaha untuk membuat
kota tujuan. Bila ada penerbang yang perancangan sistem informasi jam terbang
nekat melewati batasan jam terbang untuk penerbang PT. Garuda Indonesia
selama 1.050 jam dalam setahun maka agar penerbang tersebut dapat setiap saat
izin lisensi mereka bisa dicabut. Faktor dapat memonitor jam terbangnya sendiri
kelelahan akan berdampak kepada secara aktual. Selain itu sistem informasi
keselamatan penerbangan. Saat ini jam terbang ini dapat bermanfaat untuk
Kemenhub melarang 33 penerbang untuk laporan pada saat melakukan kontrol
terbang. Alasannya penerbang itu sudah medikal ulang di Balai Kesehatan
memiliki kelebihan jam terbang. Mereka Penerbangan Kemayoran.
pun digrounded untuk keselamatan Sistem informasi ini tidak berbentuk
penerbangan.Dari pengawasan ditemui kompleks bahkan berbentuk sangat
ada beberapa penerbang yang melanggar sederhana. Sistem tersebut hanya
batas waktu kerja yang telah ditetapkan. digunakan untuk mencatat jumlah jam
Larangan terbang kepada beberapa terbang yang telah dilakukan oleh
penerbang merupakan pelaksanaan penerbang tersebut sehingga lebih akurat
pengawasan Ditjen Hubud terhadap karena berdasarkan jam aktual yang
pelaksanaan ketentuan jam terbang dilakukan oleh penerbang tersebut
penerbang. berbeda dengan sistem "Integrated
Menurut Pujobroto, sistem pengontrolan Operations Control System" yang dimiliki
jam terbang penerbang dilaksanakan oleh PT. Garuda Indonesia yang mencatat
dengan mekanisme "Integrated Operations jam terbang berdasarkan perkiraan alokasi

35
jam terbang rata-rata. Sebagai contoh yang ditentukan oleh Kemenhub yaitu
alokasi jam terbang untuk rute Jakarta – 1.050 jam setahun, 110 jam perbulan, 30
Surabaya pada sistem "integrated jam perminggu serta 9 jam perhari. Dan
operations control system" adalah 1 jam juga sistem informasi ini bisa dipakai
10 menit, sedangkan aktual dilapangan sebagai laporan jam terbang yang telah
bisa lebih dan bisa kurang dari 1 jam 10 dilakukan selama 6 bulan terakhir dan
menit. nantinya dicantumkan dalam pelaporan
Diharapkan tidak akan terjadi lagi saat melakukan medical test di Balai
penerbang PT. Garuda Indonesia yang Kesehatan Penerbangan Kemayoran.
melewati batas maksimum jam terbang

1.2. Permasalahan dan Pembatasan proses input jam terbang dan proses
Permasalahan. pencetakan laporan.
1. Urutan prosedur sistem berjalan
Untuk menjaga agar tidak saling
a. Proses pemiliharaan master file
berkembangnya masalah dan keterbatasan
i. Proses input anggota
waktu yang ada. Dalam penelitian ini
Pada proses ini bagian administrasi
peneliti tidak mencakup seluruh kegiatan
menginputkan data-data dari pilot
yang ada pada PT. Garuda Indonesia,
anggota, pada form telah
maka peneliti membatasi permasalahan
disediakan layout program dan
hanya pada sistem informasi pencatatan
setelah diinput, di edit dan dapat
jam terbang penerbang PT. Garuda
dicetak data pilot dan dibatalkan
Indonesia dari proses pesawat mundur
atau keluar dari menu input.
dari tempat parkir sampai pesawat
ii. Proses input tujuan penerbangan
tersebut mendarat dan masuk ke tempat
Pada proses ini bagian administrasi
parkir yang disediakan.
akan menginputkan data-data
tujuan penerbangan pada form
II. ANALISA SISTEM BERJALAN
telah disediakan layout program
2.1. Analisa Proses
dan setelah diinput, di edit dan
Pada bagian ini penulis akan
dapat dicetak data tujuan
menjelaskan tentang prosedur sistem yang
penerbangan dan dibatalkan atau
akan dibuat sebagai program aplikasi yang
keluar dari menu input.
meliputi : proses pemeliharaan master file
(file anggota, file tujuan penerbangan),
36
 Pada proses ini bagian administrasi
mengimputkan dan menyimpan data pada file
destinasi.

b. Proses input jam terbang b. No.2 : 2.0p


Nama Proses : Proses input jam terbang
Pada proses ini petugas administrasi (Proses input user pilot, proses

dapat mencatat setiap penerbang input kota Destinasi dan input jam
terbang).
yang telah memasukkan pengisian Masukan Proses : Data Pilot, Data Destinasi, data

jam terbang. Pada menu ini terdapat jam terbang


Keluaran Proses : File Pilot, File Destinasi, file jam
menu edit, hapus dan keluar dari terbang

menu. Uraian Proses :


 Pada proses ini pilot menginputkan dan
c. Proses pembuatan Laporan menyimpan data jam terbang pada file data jam

Pada proses ini administrasi terbang.


c. No.3 : 3.0p
membuat laporan setiap pencatatan Nama Proses : Proses Pencetakan Jam terbang

jam terbang yang dilakukan oleh Masukan Proses : Data Pilot, Data Destinasi, Jam
terbang
pilot yaitu laporan jam terbang Keluaran Proses : File Pilot, File Destinasi, jam

harian, mingguan, bulanan dan terbang


Uraiang Proses :
tahunan serta laporan tersebut dapat  Pada proses ini bagian administrasi mencetak

di cetak dan diberikan kepada pilot. file jam terbang.


 Pada proses ini pilot dapat mencetak laporan
file jam terbang.
2. Spesifikasi Proses
a. No.1 : 1.0p
Nama Proses : Proses pemeliharaan master file III. PEMBAHASAN MASALAH
(Proses input user pilot, proses
input kota Destinasi). Flow Chart Program Aplikasi
Masukan Proses : Data Pilot, Data Destinasi Berikut ini adalah Flowchart yang
Keluaran Proses : File Pilot, File Destinasi
Uraian Proses : menggambarkan proses dari aplikasi tiap-
 Pada proses ini bagian administrasi tiap menu.
menginputkan dan menyimpan data pada file
pilot.

37
1. Flowchart proses mulai

Mulai

Masukkan User ID &


Masukkan Password

Ya

Lupa
User ID &
Passwd

Tidak

Pilih Admin atau Pilot

Admin / Pilot

Menu Login Admin Menu Login Admin

Selesai

Gambar 1. Proses Login

38
2. Flowchart proses pendataan pilot

Mulai

Masukkan User ID
& Password

Ya

Lupa User ID &


Password

Tidak

Pilih : Admin

Menu Admin
Pilot Form

Masukkan Semua data Pilot

Tidak

Simpan

Ya

Data Tersimpan

Log Out

Gambar 2. Proses Input Data Pilot

39
3. Flowchart proses destinasi

Mulai

Masukkan User ID
& Password

Ya

Lupa User ID &


Password

Tidak

Pilih : Admin

Menu Admin
Destinasi Form

Masukkan Semua data


Destinasi

Tidak

Simpan

Ya

Data Tersimpan

Log Out

Gambar 3. Proses Input Tujuan Destinasi

40
4. Flowchart proses data jam terbang pilot

Mulai

Masukkan User
ID & Password

Ya

Lupa User ID &


Password

Tidak

Pilih : Pilot

Menu Pilot
Flight Hours

Masukkan Semua data


Flight Hours

Tidak

Simpan

Ya

Data Tersimpan

Log Out

Gambar 4. Proses Input Data Flight Hours

41
5. Flowchart proses cetak laporan

Mulai

Masukkan User
ID & Password

Ya

Lupa User ID
& Password

Tidak

Pilih : Pilot

Menu Pilot
Cetak Laporan

Input Tanggal
Laporan

Cetak Laporan

Log Out

Gambar 5. Proses Cetak Laporan

42
Gambar 6. Hubungan Antar Tabel

1.Spesifikasi File ( Struktur Database )


Nama File : Admin
Media : Harddisk
Organisasi file : Indeks sequential
Kunci file : id_admin

Tabel 1. Admin
No. Nama Field Type Lebar Keterangan
1. Id_admin int 2 Primary Key
2. Username varchar 20
3. Password varchar 32

a).Nama File : destination


Media : Harddisk
Organisasi file : Indeks sequential
Kunci file : id_dest

Tabel 2. Destination
No. Nama Field Type Lebar Keterangan
1. Id_dest int 3 Primary Key
2. Dest_from varchar 30
3. Dest_to varchar 30
4. Flight_number varchar 10

43
b). Nama File : flight_log
Media : Harddisk
Organisasi file : Indeks sequential
Kunci file : id_dest

Tabel 3. Flight Log


No. Nama Field Type Lebar Keterangan
1. Id_flight_log int 3 Primary Key
2. Id_dest int 3 Primary Key
3. Id_pilot int 2 Primary Key
4. Block_on time
5. Start_taxi Time
6. Flt_time Time
7. touchdown Time
8. Air_borne Time
9. Air_time Time
10. Night_hrs Time
11. Block_time Time
12. date Time
13. A_c_type Varchar
14. A_c_reg Varchar
15. Block_off Time
16. afl Varchar

c). Nama File : pilot


Media : Harddisk
Organisasi file : Indeks sequential
Kunci file : id_pilot

Tabel 4. Pilot
No. Nama Field Type Lebar Keterangan
1. Id_pilot Int 2 Primary Key
2. Name Varchar 30
3. Username Varchar 20
4. Password Varchar 32
5. Personal_number Varchar 20
6. Image Varchar 40

44
C. Struktur Program HIPO
1. Struktur HIPO Admin
LOGIN

User Name &


Password

Admin / Pilot

Pilot Menu

Pilot Personal Destination Report Flight

Input Input Input

Edit Edit Edit

Hapus Hapus Hapus

Gambar 7. HIPO Admin

2. Struktur HIPO Pilot


LOGIN

User Name & Password

Admin / Pilot

Pilot Menu

Pilot Profile Flight Schedule Report Flight

Input Input
Edit Edit
Hapus Hapus

45
Gambar 8. HIPO Pilot

D. Tampilan Program Aplikasi

1. Tampilan Login

2 .Tampilan Admin Menu

46
3. Tampilan Pilot Menu

47
48
1. Tampilan Cetak Laporan.

49
E. Rancangan dan Waktu Implemen-tasi 3. Penyusunan Data
Program Usulan Penyusunan Data hasil analisa.
1. Analisa data 4. Testing /Update Data
Mempersiapkan data-data pendu- Proses persiapan penyusunan Pe-
kung yang akan dianalisa tersebut. nelitian yang masih ada kesalahan-
2. Pengumpulan Data kesalahan.
Pengumpulan data guna mendu- 5. Dokumentasi
kung penyiapan analisa-analisa Perekaman hasil Analisa Peneli-
yang mendukung. tian.

Tabel 5. Rancangan dan Waktu Implementasi Hasil Analisa

Keterangan Feb Maret April Mei Juni Juli Ags


Analisa Data
Pengumpulan Data
Penyusunan Data
Testing Data
Dokumentasi

IV. PENUTUP 2. Para penerbang sendiri harus memiliki


Kesimpulan mekanisme kontrol pribadi individu pe-
Adapun kesimpulan yang dapat di- nerbang tersebut, karena apabila mere-
ambil dari tujuan Analisa Data dari Pro- ka terbang melebihi jadwal terbang
gram Aplikasi yang dibuat adalah sebagai yang ditetapkan, maka penerbang akan
berikut : mendapat sanksi dari perusahaan.
1. Dari pengawasan ditemui ada beberapa 3. Sistem informasi jam terbang ini dapat
penerbang yang melanggar batas waktu bermanfaat untuk laporan pada saat
kerja yang telah ditetapkan. Larangan melakukan kontrol medikal ulang di
terbang kepada beberapa penerbang Balai Kesehatan Penerbangan Kemayo-
merupakan pelaksanaan pengawasan ran karena penerbang selalu diminta
Ditjen Hubud terhadap pelaksanaan jumlah jam terbang dalam waktu 6
ketentuan jam terbang penerbang. bulan sekali.

50
4. Sistem informasi ini tidak berbentuk yang melewati batas maksimum jam
kompleks bahkan berbentuk sangat terbang yang ditentukan oleh
sederhana. Sistem tersebut hanya Kemenhub yaitu 1.050 jam setahun,
digunakan untuk mencatat jumlah jam 110 jam perbulan, 30 jam perminggu
terbang yang telah dilakukan oleh serta 9 jam perhari.
penerbang tersebut sehingga lebih
akurat karena berdasarkan jam aktual 2. Faktor kelelahan akan berdampak ke-
yang dilakukan oleh penerbang ter- pada keselamatan penerbangan sehing-
sebut berbeda dengan sistem "integra- ga diharapkan perusahaan utnuk tidak
ted operations control system" yang memberikan perintah terbang kepada
dimiliki oleh PT. Garuda Indonesia penerbang yang jumlah jam terbangnya
yang mencatat jam terbang berdasarkan mendekati maksimum sehingga dapat
perkiraan alokasi jam terbang rata-rata. memberikan margin safety yang lebih
5. Sistem ini berguna sebagai dasar besar untuk keselamatan penerbangan.
laporan aktual jumlah jam terbang 3. Pada pembuatan sistem ini tentunya
terhadap penerbang PT. Garuda masih sangat sederhana serta saran-
Indonesia apabila penerbang tersebut saran dari pihak luar sangat diperlukan
dipromosikan kepesawat yang lebih untuk perbaikannya dimasa yang akan
besar. dating.

Saran V. DAFTAR PUSTAKA


Adapun saran-saran yang dapat [1] Daryanto. “Teknologi Jaringan
diberikan dalam Analisa sistem informasi Internet” Satu Nusa. Bandung 2010
ini adalah sebagai berikut : [2] Hoffman, Dan.”Testing IP Tables”,
Department of computer Science
1. Tujuan perancangan sistem informasi
University of Victoria. Victoria 2008.
jam terbang untuk penerbang PT.
[3] Micro,Andi. “ Dasar-Dasar Jaringan
Garuda Indonesia ini adalah agar Komputer” Clear OS Indonesia,
penerbang tersebut dapat setiap saat Banjar Baru 2011.
[4] Saptro Joko. “Praktikum CCNA di
dapat memonitor jam terbangnya Komputer Sendiri menggunakan
sendiri secara aktual. Sehingga GNS3” Cetakan Pertama Media Kita,
Jakarta Januari 2010.
penerbang diharapkan turun aktif
[5] Siregar Edison. "Langsung Praktik
memasukkan jam terbangnya ke dalam
Mengelola Jaringan Lebih Efektif dan
sistem agar dapat terhindar penerbang Efisien pada Linux Fedora dan

51
Windows XP”. Andi Offset Pertama ,Trans Media Pustaka,
Yogyakarta 2010. Jakarta 2010.
[6] Sofana Iwan. “Cisco CCNA dan [8] Teguh Wahyono.“Building &
Jaringan Komputer”. Cetakan Maintenance PC Server” Elex Media
Pertama Informatika Bandung, Komputindo, Salatiga, 2007.
Desember 2010.
[9] Zaky Ali, Smitdev community. “60
[7] Sudarma,S. (Wahana Komputer) "Cara Teknik Opimasi Jaringan Komputer”
Mudah Membangun Jaringan Elek Media Komputindo Jakarta
Komputer dan Internet", Cetakan 2010.

52

Anda mungkin juga menyukai