128
Redaksi
,
Dunia transportasi adalah dunia portasi seperti: mobil, kereta api, ka-
yang berhubungan erat dengan kepen- pal laut ataupun pesawat terbang yang
tingan manusia, karena berkat trans- kurang memadai dari segi kualitas
portasi rnelalui darat , laut maupun dan jaminan keselamatan.
udara, manusia dapat berternu dan Untuk menghindari atau minimal
berhubungan satu sarna lain dalam mengurangi kecelakaan-kecelakaan di
rangka keperluan bisnis, dinas atau atas, pihak yang berwenang (pemerin-
pribadL Namun kelancaran arus trans- tah) mewajibkan kepada setiap pihak
portasi ini kadang-kadang atau sering- pembuat kendaraan-kendaraan terse-
kali rnenimbulkan kerugian atau rnala- but untuk menjalani suatu proses
petaka bagi rnanusia, apakah kerugi- pengujian dari segi desain , produksi
an itu dalarn bentuk luka-Iuka ringan, dan lain-lain sehingga diperoleh kepas-
cacat sementara atau tetap pada bagian tian dan jaminan bahwa kendaraan
tubuh manusia, maupun kerusakan yang bersangkutan mempunyai kondisi
atau kehilangan harta benda dan nya- lain dioperasikan. Dalam dunia pener-
wa. bangan, pengujian bagi pesawat-pesa-
, Kerugian atau malapetaka itu dise- wat terbang untuk memperoleh peng-
babkan oleh kecelakaan alat-alat trans- akuan laik terbang dinamakan proses
Se rtifika si.
•
,
,
tiap pesawat terbang yang baru selesai yang berkepentingan berusaha dengan
•
di desain dan diproduksi untuk perta- sega1a upaya mempertinggi tingkat ke-
makali wajib menjalani proses sertifi- selamatan penerbangan. Salah satu
kasi dari Badan Pemerintah yang ber- upaya tersebut adalah mewajibkan pi-
tanggung jawab mengenai rna salah hak manufacturer untuk menjalani
keselamatan penerbangan. proses sertifikasi bagi setiap produk
Di Amerika Serikat (AS), badan aeronotika yang baru pertamakali di-
yang dimaksud adalah Federal Avia- buatnya, sebelum produk tersebut di-
•
tion Authorization (FAA), di Inggris: pergunakan secara luas oleh para ope-
Civil Aviation Authority (CAA) dan rator pesawat terbang.
di Jerman Barat: Luftfahrt Bundes Masing-masing ketiga unsur di atas,
Amt (LBA). Sedangkan di Indonesia, mempunyai pengaruh dan hubungan
badan yang bertanggung jawab untuk timbal-balik yang erat satu sarna lain,
masalah itu adalah Direktorat Jende- sehingga agar ketiganya efektif, unsur-
ral Perhubungan Udara c/q Sub Direk- unsur tersebut harus merupakan satu •
torat Keselamatan Penerbangan atau kesatuan yang tidak terpisahkan dan
Directorate
- General Air Communica- merupakan suatu sistem yang terpadu.
tion (DGAC). Untuk memenuhi per- Dengan demikian, untuk mencapai ke-
syaratan-persyaratan sertifikasi dan selamatan penerbangan, satu unsur
melaksanakan proses tersebut sebaik- pun tidak boleh diabaikan peranannya.
-
baiknya, pihak Industri Pesawat Ter- Dalam rangka mempertinggi kesela-
bang (manufacturer) perlu menentu- matan penerbangan ini, ada tiga unsur
kan wadah dan sifat organisasi agar se- yang sangat berperan sehingga wajib
suai dengan ketentuan yang berlaku. diperhatikan: Pertama, kualitas suatu
Mengingat sertifikasi merupakan pesawat terbang beserta segala keleng-
proses yang sangat penting, seperti ju- kapannya; kedua, kualitas manusia
ga halnya proses produksi, pengem- yang secara langsung maupun tidak
bangan desain, pengoperasian dan pro- Iangsung ikut mengoperasikan pesawat
ses pemeliharaan produk-produk aero- terbang tersebut; ketiga, peranan pihak
notika, maka pelaksanaannya harus di- berwenang (pemerintah) beserta apa-
lakukan secara ketat sesuai dengan ratnya yang terkait, yang berkewajib-
prosedur yang berlaku. Sebab bila an memelihara dan menjamin keaman-
tidak, hal itu dapat menimbulkan aki- an penerbangan di wilayahnya.
bat fatal terhadap keselamatan pener- Pada prinsipnya, prosedur sertifika-
bangan, yaitu: Jatuhnya pesawat ter- si untuk melaksanakan proses desain,
bang (Crash) di mana hal itu menim- .manufacturing dan uji terbang dalam
bulkan dampak yang sangat luas, yai- rangka kelaikan penerbangan bagi se-
•
April 1988
130 Hukum dan pflmbangunan
dan dengan pesawat apa pun pastilah internasional yang sarna dan setaraf,
menuntut jaminan keselamatan atas namun dalam kenyataannya, karena
satu diln lain hal kesamaan pengatur-
nyawa dan hart a benda yang dibawa- .
an secara internasional sampai sa at
nya. Oleh karena itu, dalam rangka
menciptakan suatu jaminan yang me- ini belum terwujud. Sehingga tidak
•
madai, dibentuklah suatu peraturan dapat diingkari di seluruh dunia bahwa
keselamatan penerbangan di setiap ne- ketentuan FARs dari Amerika Seri-
gara yang diharapkan memenuhi ke- kat (di samping pula ketentuan-keten-
tentuan-ketentuan Internasional yang tuan dari Annexes International. Civil
sarna dan setaraf (equivalent regula- Aviation Organization, ICAO yaitu Or-
tions). Sehingga pada pokoknya, per- ganisasi Penerbangan Sipil Internasio-
aturan-peraturan tentang keselamatan nal) merupakan kumpulan peraturan
penerbangan yang menyangkut peran- yang teriengkap yang dijadikan pedo-
cangan dan pembuatan pesawat ter- man (referensi), baik oleh semua ma-
bang dapat dikelompokkan dalam lima nufacturer di Amerika Serikat maupun
masalah yang utama, yaitu: (1) Masa- manufacturer di luar Arnerika Serikat
lah produksi, yang menyangkut desain, ataupun oleh DGAC dari banyak ne-
kelaikan penerbangan, pemeliharaan gara di dunia dalam rangka penyusun-
(perawatan/maintenance) dan pembe- an perangkat peraturan penerbangan-
rian tanda-tanda aeronotika (marking); nya.
(2) Masalah perizinan bagi awak pe- Di Arnerika Serikat sendiri, F ARs
sawat (personnel licensing); (3) Per- ini mempunyai kedudukan hukum se-
aturan-peraturan penerbangan (rules of bagai legal regulations dan absolute
the air); (4) Pengoperasian pesawat minimum safety standards. Sehingga
(operation of air craft); (5) Masalah setiap produk aeronotika buatan Arne-
organisasi yang disetujui (approved or- rika dan lebih-Iebih produk dari luar
ganization). . yang akan dipergunakan di wilayah
Di Indonesia Pengaturan Keselamat- Amerika Serikat, diwajibkan meme-
an Penerbangan ini, telah diawali nuhi ketentuan F ARs inL Bila tidak ,
dengan keluarnya Undang-undang No. jangan harap produk-produk asing itu
83 Tahun 1958 tentang Penerbangan dapat masuk ke pasaran Amerika Se-
pada tanggal 27 Desember 1958 (Lem- rikat dan dioperasikan secara legal
baran Negara No. 159 tahun 1958) di sana.
yang selanjutnya disusul dengan terbit- Mengingat pelaksanaan proses serti-
nya Keputusan Menteri Perhubungan fikasi (maupun proses lainnya) harus
Udara No. T 11/2/4 U pada tanggal dilakukan secara ketat sesuai dengan
30 November 1960 yang mendasari prosedur yang beriaku karena me-
keluarnya CASRs (Civil Aviation Safe- nyangkut keselamatan penerbangan,
ty Regulations) at au Peraturan-per- maka untuk itu FAA menetapkan ta-
aturan ten tang keselamatan penerbang- hapan proses sertifikasi sebagai beri-
an sipil. kut: Pertama, untuk memperoleh type
Meskipun semua peratuian-peratur- . certificate dari FAA, manufacturer wa-
an keselamatan penerbangan diharap- jib memberikan blue prints dan de-
kan memenuhi ketentuan-ketentuan sign drawings dari tipe desain pesawat
•
•
•
April 1988
Hukum dan Pembangunan
132
,
Sertifikasi Pesawat Terbang 133
terjamin mutunya baik dari segi de- kan oleh FAA dikategorikan sebagai
sain, proses produksi maupun pro- k~bebasan bertindak bagi FAA seba-
ses-proses lainnya sehingga atas dasar gai pengecualian terhadap FTCA (fe-
itu manufacturer dapat dirninta per- deral torts claim act) dan oleh karena
tanggungjawabannya apabila di kemu- itu kejadian tersebut di luar tanggung
dian hari produk-produk tersebut me- jawab FAA.
nirnbulkan kerugian. Dengan kat a lain, Dalam kasus United Scottish Co. vs.
manufacturer mempunyai tanggung ja- United States, pengadilan menyatakan
wab terhadap semua barang-barang bahwa sesuai dengan ketentuan FTCA,
yang diproduksinya. pengadilan tidak diperkenankan me-
Sehubungan dengan itu, banyak ka- nuntut pertanggungjawaban dari peme-
sus-kasus kecelakaan pesawat terbang rintah, tanpa mempertirnbangkan tang-
yang terjadi akibat tidak dilakukan- gung jawab perorangan. Pengadilan
nya proses sertifikasi atau sertifikasi membatalkan tuntutan tersebut dan
ulang. Kasus-kasus yang dimaksud an- menyatakan bahwa manufacturer, pe-
tara lain adalah kasus Clemente vs. milik (owner) dan operator pesawat
United States, United States Co. vs. mempunyai tugas pokok untuk mela-
United States, Garbarino vs. United kukan pemeriksaan terhadap pesawat-
States, Lloyd vs. Cessna Air Craft Co., nya sehingga wajib menjamin kesela-
Marival. Inco., vs. Planes Inc. matan pesawat tersebut. Pemerintah
Dalam kasus Garbarino vs. United tidak dapat dianggap sebagai penjamin
States yang terjadi pada bulan Juni (guarantor) atas produk yang dihasil-
1975 berupa kecelakaan (crash) pesa- kan pihak industri pesawat terbang
wat Cessna 177 di Pelabuhan Udara maupun penjamin terhadap jasa pener-
Detroit, Amerika Serikat, FAA ditun- bangan yang diberikan oleh para ope-
tut atas dasar: rator.
1. Tclah lalai rnensertifikasi pesawat . Alasan ini digunakan sebagai tang-
Cessna tersebu t. kisan dalam tuntutan hukum di mana
2. Tidak rnengurnurnkan peraturan ten- pemerintah ingin dilibatkan sebagai pi-
tang crash · airworth iness sehingga hak yang memberikan perizinan dan
masyarakat urn urn tidak rnengetahui
sertifikasi. Pada dasarnya persyaratan-
adanya cacat pada fuel tank assem-
bly pesawat. persyaratan keselamatan penerbangan
3. Lalai rnemberi petunjuk tentang air- yang ditetapkan pemerintah adalah
worthiness guna mengetahui adanya persyaratan teknis yang merupakan
problem design. standar minimal yang harus dipenuhi
4. Lalai rnelakukan test dan inspection
agar tercapai keselamatan penerbangan
ulang terhadap pesawat.
bagi masyarakat. Oleh karena itu ting-
Ternyata semua tuntutan terhadap kat keselamatan penerbangan secara
FAA tersebut ditolak oleh pengadilan maksinlal tetap terletak pada pundak
Federal dengan ala san bahwa kelalaian pihak manufacturer maupun perusaha-
dalam proses sertifikasi dan dalam an penerbangan selama jangka waktu
mengeluarkan pedoman tentang air- pelayanan (serviceable life time) yang
worthiness tidak terbukti dan bahwa diberikan oleh pesawat terbang terse-
tugas pensertifikasian yang dibeban- but. Singkatnya, kewenangan pemerin-
April 1988
134 Hukum dan Pe mbangunan
•
•
Daftar Pustaka
Hendarmin Djarab dan Mieke Komar Kantaatmadja, Masalah Sertifikasi Pesawat Terbang
IPTN, Journal IAA!, voL 5, Februari 1988.
Mark A. Dombroff, The Trial of Product Liability Matthew Bender dan Co., 1981.
•
James R. Randon, Understanding the Federal Air Regulations, tanpa tahun.
John L. Nelson, Pilot's Digest of FAA Regulations First Edition, 1977.
Keith J. Blythe, Manufacturing and Certification of Aeronautical Products in Indonesia,
kertas kerja 1984.
Advisory Circulair, AC 21-18 = August 20, 1982.
Federal Aviation Regulation.
Civil Aviation Safety Regulation (CASR) Indonesia.
April 1988