HALAMAN SAMPUL............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN..................................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................iii
PERNYATAAN....................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................v
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................x
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
ABSTRAK............................................................................................................xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................3
1.3 Batasan Masalah................................................................................................3
1.4 Tujuan................................................................................................................4
1.5 Manfaat..............................................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu..........................................................................................5
2.2 Dasar Teori........................................................................................................6
2.2.1 Prinsip Dasar............................................................................................6
2.2.2 Infra Merah..............................................................................................7
2.2.3 Sensor MLX90614...................................................................................8
2.2.4 Transistor...............................................................................................10
2.2.5 Arduino Nano V3...................................................................................11
2.2.6 Arduino Integrated Development Environment (IDE)...........................14
2.2.7 Presisi dan Akurasi.................................................................................18
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Blok Sistem.......................................................................................20
3.2 Diagram Mekanis Sistem.................................................................................21
3.3 Diagram Alir Proses.........................................................................................22
3.4 Alat dan Bahan.................................................................................................24
3.5 Alur Penelitian.................................................................................................25
3.6 Implementasi Perangkat Keras.........................................................................26
3.7 Implementasi Perangkat Lunak........................................................................31
3.8 Pengujian Alat..................................................................................................40
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Standar Prosedur Operasional Penggunaan Alat.............................................42
4.2 Pembahasan Pengukuran Suhu........................................................................43
4.2.1 Pengujian Suhu Tubuh Manusia Dengan Jarak Yang Berbeda.............43
4.2.2 Pengujian Suhu Tubuh Manusia............................................................46
4.2.3 Pengujian Suhu Pada Bagian Lengan Manusia......................................52
4.2.4 Pengujian Suhu Air................................................................................55
4.3 Pembahasan Alat Keseluruhan.........................................................................57
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan......................................................................................................59
5.2 Saran................................................................................................................60
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................61
LAMPIRAN..........................................................................................................63
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil pengukuran suhu tubuh manusia dari jarak 1 – 4 cm.................43
Tabel 4.3 Hasil pengukuran suhu manusia dengan usia ≥20 tahun.....................47
Tabel 4.4 Nilai presisi dan akurasi pada usia ≥20 tahun......................................48
Tabel 4.5 Hasil pengukuran suhu manusia dengan usia <20 tahun.....................49
Tabel 4.6 Nilai presisi dan akurasi pada usia <20 tahun.....................................51
Tabel 4.8 Nilai presisi dan akurasi berdasarkan pengukuran suhu pada bagian
lengan manusia....................................................................................54
Tabel 4.9 Hasil pengukuran suhu air dengan 5 titik suhu yang berbeda.............55
Tabel 4.10 Nilai presisi dan akurasi pada tiap titik pengukuran.........................56
ABSTRAK
ABSTRACT
L
U
benda [1].
1
2
karena adanya kontak langsung dengan tubuh. Sekitar 5-15% penderita yang
suhu tubuh pasien setiap pagi, siang, dan sore. Setiap pasien tidak
bakteri dari satu pasien akan menyebar ke pasien lainnya melalui termometer
[2].
termometer jenis digital yang efisien dan dapat digunakan dalam dunia
kesehatan maupun kalangan umum lainnya secara aman. Alat yang penulis
temperatur objek dalam hitungan detik dan tanpa kontak fisik, sehingga risiko
angka atau digit, sehingga lebih mudah diamati dan tingkat ketelitian juga
lebih baik. Pengukuran suhu dilakukan melalui energi sinar infra merah dari
pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat pengukur suhu tubuh manusia
tanpa adanya kontak fisik, dimana alat tersebut masih menggunakan sistem
merancang dan membuat alat pengukur suhu tubuh manusia tanpa kontak
nosokomial lebih kecil dengan waktu pengukuran suhu yang lebih efisien.
celcius yang terdiri dari 2 bilangan asli dan 2 bilangan desimal (Contoh:
37,42).
1.4 Tujuan
Tujuan dari penelitian tugas akhir ini adalah untuk merancang alat
pengukur suhu tubuh tanpa kontak fisik dalam hitungan detik menggunakan
1.5 Manfaat
4
2. Dapat berfungsi sebagai alat pengukur suhu yang aman tanpa terjadi
BAB II
5
TINJAUAN
PUSTAKA
yang dilakukan [3] dengan perancangan sistem masukan berupa sensor yang
daya jangkau sensor. Dengan meletakkan sensor pada suatu tempat yang tidak
yang akan dideteksi. Didapatkan hasil cakupan daya pancar sensor dengan
ketinggian sensor 150 cm dari lantai. Jarak 500 cm merupakan titik terjauh
pengukur suhu tubuh manusia tanpa adanya kontak fisik oleh [4]. Dengan
pengujian alat dilakukan pada 4 orang pasien dan dilakukan pengambilan data
sebanyak 5 kali untuk setiap pasien. Data yang telah diperoleh akan
sesuai dengan logika sistem dan dapat bekerja secara inovatif sesuai dengan
kebutuhan sistem.
5
6
bahasa latin thermo yang berarti bahang dan meter yang berarti untuk
Sensor yang digunakan untuk mengukur suhu terbagi dua yakni sensor
Alat ini mengukur panas (energi infra merah) dari objek dengan
objek diamati, energi sinar infra merah diukur, dan disajikan sebagai
suhu [6].
dengan begitu sinar infra merah tidak dapat dilihat secara kasat mata,
fasilitas pengukur suhu ini bekerja dari jarak tertentu tanpa menyentuh
suhu pada keadaan termokopel atau sensor tipe lainnya tidak dapat
pendek dari radiasi gelombang radio. Dari bahasa latin infra, artinya
infra merah ini akan tidak tampak oleh mata namun radiasi panas yang
gelombang panas dalam bentuk sinar infra merah. Oleh karena itu, sinar
8
infra merah sering disebut radiasi panas. Getaran atom dalam suatu
frekuensi- frekuensi yang khas dalam daerah infra merah [8]. Adapun
penurunan.
Sensor ini didesain khusus untuk mendeteksi energi radiasi infra merah
dan keakuratan sensor ini sangat tinggi dan minim noise karena 17–bit
pembacaan rata-rata suhu dari semua objek yang ter-cover oleh view
untuk suatu objek secara utuh. Berikut fitur lengkap dari sensor
MLX90614:
2.2.4 Transistor
3 terminal, basis, kolektor, emiter. Ada dua jenis transistor yaitu PNP
2.3 [11]:
1. Transistor NPN
Prinsip kerja dari transistor NPN adalah arus akan mengalir dari
Arus yang mengalir dari basis harus lebih kecil daripada arus yang
mengalir dari kolektor ke emiter, oleh sebab itu maka ada baiknya
2. Transistor PNP
Prinsip kerja dari transistor PNP adalah arus akan mengalir dari
daripada arus
11
yang mengalir dari emitor ke kolektor, oleh sebab itu maka ada
“platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak
ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih
Gravitech [12].
12
.
Gambar 2.4 Arduino Nano
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya
digital.
utama Arduino
data serial.
data serial.
analogWrite().
13
10. LED merupakan pin yang berfungsi sebagai pin yang di set bernilai
HIGH, maka LED akan menyala, ketika pin di set bernilai LOW
maka LED padam. LED tersedia secara built-in pada papan Arduino
Nano.
11. Input Analog (A0-A7) merupakan pin yang berfungsi sebagai pin
2. 5 V Tegangan Operasi
mirip dengan bahasa “C” dan “java”. Tetapi bahasa ini sudah
program, kompilasi, upload hasil kompilasi dan uji coba secara terminal
serial [14].
15
Perangkat lunak ini berupa algoritme kerja dari suatu alat yang
lainnya [10].
disebut sebagai sketch. Sketch ditulis dalam suatu editor teks dan
disimpan dalam file dengan ekstensi “ino”. Teks editor pada Arduino
apakah sketch yang telah kita buat terdapat kesalahan atau tidak [10].
berjalan pada operasi sistem windows. Source code yang telah dibuat
sebagai berikut:
1. Verify
Berfungsi untuk melakukan checking kode yang telah dibuat apakah
2. Upload
Berfungsi untuk melakukan kompilasi program atau kode yang telah
3. New
Berfungsi untuk membuat sketch baru
18
4. Open
Arduino.
5. Save
Berfungsi untuk menyimpan sketch yang telah dibuat.
6. Serial Monitor
Berfungsi untuk membuka serial monitor. Serial monitor di sini
port serialnya. Serial Monitor ini sangat berguna sekali ketika ingin
[16]:
𝐵𝑖𝑎𝑠+5σ
𝐴𝑘𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 100% (1 − ) (2.1)
𝑋𝐵𝑒𝑛𝑎r
19
Presisi mengukur tingkat yang mana hasilnya mendekati satu sama lain,
Contohnya presisi adalah ketika satu titik yang sama ditembak, lagi dan
lagi, yang mana titik yang tepat bukan hal yang penting [15]. Untuk
[16]:
5σ
𝑃𝑟𝑒𝑠𝑖𝑠𝑖 = 100% (1 − ) (2.3)
𝑋
X = nilai rata-rata
BAB III
METODE
PENELITIAN
20
Diagram blok sistem pada penelitian ini diuraikan oleh Gambar 3.1:
Indikator
Objek
Buzzer
infra merah masuk melalui sensor MLX90614, karena sinar infra merah
listrik. Arus listrik inilah yang akan menimbulkan tegangan kemudian diubah
menjadi sinyal digital oleh sensor. Sinyal akan diolah menjadi harga keluaran
20
21
Diagram mekanis sistem dalam penelitian ini diuraikan oleh Gambar 3.2:
1. ON/OFF
2. Tombol Scan
3. Sensor MLX90614
4. Led RGB
5. LCD OLED
6. Tombol Memory
Start
Inisialisasi Program
Display petunjuk
penggunaan
Tekan tombol
scan
Selesai
display LCD OLED. Pada saat tombol scan ditekan maka sensor akan
mendeteksi radiasi infra merah yang dipancarkan oleh objek. Data yang
diperoleh dari sensor akan diolah menjadi besaran suhu oleh Arduino
Start
Inisialisasi Program
Display petunjuk
penggunaan
Tekan tombol
memory
Selesai
sebanyak 5 buah data suhu dengan menekan tombol memory. Pada saat
tombol memory ditekan maka Arduino Nano akan membaca data yang
LCD OLED.
1. Alat
Alat yang digunakan dalam penelitian ini diuraikan pada Tabel 3.1:
2. Bahan
dengan baik.
1. Catu Daya
Catu daya yang akan digunakan pada perancangan alat ini adalah
baterai rechargeable 3,7 V dan modul step up. Tanpa adanya masukan
daya maka perangkat tidak dapat berfungsi. Begitu juga apabila pemilihan
catu daya tidak tepat, maka perangkat tidak dapat bekerja dengan baik.
Penentuan sistem catu daya yang akan digunakan ditentukan oleh beberapa
faktor, diantaranya:
27
a. Arus
lama daya tahan baterai bila digunakan pada beban yang sama.
b. Teknologi Baterai
Baterai isi ulang ada yang dapat diisi hanya apabila benar-benar kosong
dan ada pula yang dapat diisi ulang kapan saja tanpa harus menunggu
2. Sensor MLX90614
mengirim/menerima data yang disebut dengan nama SCL dan SDA. Kabel
data (SDA) dan kabel clock (SCL), harus di Pull-UP dengan resistor
4,7K
4,7K
organic led dan resolusi 128x64 piksel dengan dua warna (kuning + biru).
Enam belas (16) piksel pada baris bagian atas berwarna kuning dan
sisanya 48 piksel berwarna biru. Kelebihan dari display ini yaitu kontras
rangkaian.
29
Arduino Nano:
proses scanning suhu pada objek ketika tombol scan ditekan, yang mana
collector akan ikut tersambung ke pin emitter yang mana di pin emitter ini
mempunyai 3 warna sekaligus yaitu red (merah), green (hijau), dan blue
(biru). Led akan berwarna biru bersamaan pada saat buzzer berbunyi yaitu
ketika tombol scan ditekan. Led akan berwarna hijau setelah proses
jika suhu yang ditampilkan dengan rentang >37,5 oC dan ≤40oC maka led
suhunya sedang demam. Pada saat suhu yang ditampilkan lebih dari 40 oC
suara alarm dari buzzer yang menandakan manusia yang diukur suhunya
5. Rangkaian Keseluruhan
alat ini yaitu ketika tombol scan ditekan maka sensor yang telah di
program akan membaca suhu objek dan suhu tersebut ditampilkan pada
maka led merah akan menyala disertai dengan keterangan “demam” pada
tampilan LCD. Ketika suhu objek lebih dari 40oC maka led merah akan
yang sesuai agar sistem dapat berjalan sesuai fungsi yang diinginkan.
32
layar LCD, sensor infra merah MLX90614 untuk membaca radiasi objek dan
melakukan pemrograman.
// Include the library:
#include <Adafruit_MLX90614.h>
#include <Wire.h>
#include <Adafruit_GFX.h>
#include <Adafruit_SSD1306.h>
#include <EEPROMex.h>
#include <EEPROMVar.h>
#define OLED_RESET 4
Adafruit_SSD1306 display(OLED_RESET);
Adafruit_MLX90614 mlx = Adafruit_MLX90614(); //
Instantiate a sensor object:
awalan yang tampil pada LCD ketika pertama kali alat diberi sumber daya
(dinyalakan). LCD OLED yang bermaterial dasar organic led dan resolusi
128x64 piksel dengan dua warna (kuning + biru). Enam belas (16) piksel
pada baris bagian atas berwarna kuning dan sisanya 48 piksel berwarna
biru.
pinMode(history,INPUT_PULLUP);
pinMode(scan,INPUT_PULLUP);
display.setTextSize(1); display.setCursor(14,0);
display.print("Made By :");
display.setCursor(6,8);
display.print("Gusti Arya Dinata");
display.setCursor(6,17);
display.print("20143010028");
ukuran karakter yang akan ditampilkan pada LCD OLED 128x64. Kode
digunakan untuk memberikan jeda antar fungsi dalam satuan mili sekon
(ms), dimana 1 detik setara dengan 1000 ms. Kode “pinMode(pin, SET);”
pin apakah sebagai input atau output. Parameter “SET” dapat diisi output
nomor pin pada mikrokontroler yang akan diset sebagai input atau output.
hasil pembacaan suhu akan ditampilkan setiap tombol scan di tekan. Pada
tombol scan tidak ditekan maka alat akan dalam keadaan stand by dengan
void loop() {
if (digitalRead(scan) == 1)
{
digitalWrite(red, LOW);
digitalWrite(buzzer, LOW);
digitalWrite(blue, LOW);
digitalWrite(green, LOW);
display.clearDisplay();
display.setTextSize(1);
display.setCursor(3,0);
display.print("Jarak Objek 1 - 3 cm");
display.setTextSize(2);
display.setCursor(6,14);
display.print("Press Scan");
display.display();
Pada Listing 3.3 diketahui bahwa jika variabel scan pada pin 11
petunjuk penggunaan alat yaitu jarak objek 2-3 cm kemudian tekan tombol
secara digital pada suatu pin. Parameter “VAL” dapat berupa HIGH (ON)
atau LOW (OFF) dan parameter “pin” adalah nomor pin pada Arduino
if (digitalRead(scan) == 0)
{
// Read the temperature in degrees celsius
celsius = mlx.readObjectTempC();
suhu = (1.075 * celsius) - 0.8116;
display.clearDisplay();
display.setTextSize(2);
display.setCursor(0,8);
display.print("Scanning..");
display.setTextSize(1);
display.setCursor(33,0);
display.print("Please Wait");
display.display();
digitalWrite(buzzer, HIGH); digitalWrite(blue,
HIGH);
delay(1000); // wait a second
display.clearDisplay();
display.setTextSize(3);
display.setCursor(0,12);
display.print(suhu);
display.print((char)247); //simbol
degree/derajat (°)
display.print("C");
digitalWrite(blue, LOW); digitalWrite(buzzer,
LOW);
Pada Listing 3.4 diketahui bahwa jika variabel scan pada pin 11
dalam kondisi LOW(0) maka alat akan mulai memproses radiasi infra
merah yang diterima dari objek diiringi dengan suara buzzer dan
menyalanya led biru selama 1 detik, kemudian infra merah dari objek
tersebut akan dikonversi menjadi informasi hasil baca suhu dengan satuan
hanya sampai 5 data suhu. Jika sudah memenuhi batas penyimpanan maka
akan secara otomatis dilakukan reset untuk diganti dengan data suhu yang
nilai/data yang
38
8 bit maka range data yang dapat ditampung hanya bernilai 0 s/d 255.
if (suhu<=37.5)
{
display.setCursor(45,0);
digitalWrite(green, HIGH); // GREEN
}
if (suhu>40)
{
display.setCursor(32,0);
display.print("HIPERTERMIA"); // RED
digitalWrite(buzzer, LOW);delay(500);
digitalWrite(buzzer, HIGH);digitalWrite(red,
HIGH);delay(500);
digitalWrite(buzzer, LOW);digitalWrite(red,
LOW);delay(500);
digitalWrite(buzzer, HIGH);digitalWrite(red,
HIGH);delay(500);
digitalWrite(buzzer, LOW);digitalWrite(red,
LOW);delay(500);
digitalWrite(buzzer, HIGH);digitalWrite(red,
HIGH);delay(500);
digitalWrite(buzzer, LOW);
}
Listing 3.6 Program Indikator
39
suhu yang ditampilkan ≤37,5oC maka led hijau akan menyala. Jika suhu
yang ditampilkan >37,5oC dan ≤40oC maka led merah akan menyala dan
akan muncul keterangan “DEMAM” pada tampilan LCD. Jika suhu yang
berikut:
if (digitalRead(history) == 0)
{
if (memory<0)
{
memory = batas_penyimpanan;
//value addrees back to read from 20
}
if (measurement > 5)
{
measurement = 1; //value
addrees back to read from 1
}
display.setTextSize(2);
suhu = EEPROM.readFloat(memory); //read data
from eeprom internal
display.clearDisplay();
display.setCursor(5,10);
display.print ( "T" );
display.print (measurement);
display.print ( "=" );
display.print (suhu);
display.print((char)247); //simbol
degree/derajat (°)
display.print("C");
Listing 3.7 Program Pembacaan EEPROM
40
Pada Listing 3.7 diketahui bahwa jika variabel history pada pin 12
dalam kondisi LOW(0) maka LCD OLED akan menampilkan data suhu
berikut:
di bagian lengan
7. Melakukan pengujian tahap keempat yaitu pengukuran suhu pada air yang
BAB IV
1. Lihatlah lensa sensor infra merah di ujung unit. Jika kotor, harus
dengan jari.
2. Jika alat telah disimpan di lingkungan yang jauh lebih dingin atau jauh
Setelah hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum penggunaan alat sudah selesai di
cek, maka dapat dilakukan pengukuran suhu pada pasien yakni sebagai berikut:
pengukuran yang baik dan usahakan tidak ada rambut yang menutupi
kening pasien.
menghidupkan alat.
pengukuran harus 1 sampai 3 cm. Suhu akan tidak akurat jika jarak
antara alat dengan objek lebih jauh dari 3 cm atau lebih dekat dari 1
cm.
42
43
4. Tekan tombol scan untuk mengukur suhu objek. Pengukuran suhu muncul
5. Jika suhu pasien di antara 37,5°C - 40°C, maka akan muncul keterangan
demam pada layar LCD OLED 128x64. Jika suhu pasien lebih tinggi dari
bahwa partisipan berada dalam kondisi yang sehat. Pengukuran suhu dilakukan dengan
meletakkan alat di depan dahi partisipan dengan jarak yang berbeda-beda yaitu dari 1
cm sampai dengan 4 cm. Alat yang dibuat dibandingkan dengan termometer infrared
pabrikan produksi HUBDIC tipe FS300. Tabel 4.1 akan memperlihatkan data hasil uji
alat pengukur suhu tubuh tanpa kontak fisik menggunakan infra merah berbasis Arduino
Nano V3.
Dari data pengukuran suhu tubuh manusia dari jarak 1-4 cm pada Tabel 4.1
didapatkan nilai batas kesalahan terbesar pada pengukuran suhu tubuh di bagian dahi
pengukuran suhu tubuh di depan dahi dengan jarak 1 cm didapatkan sebesar 0,02oC.
Nilai rerata batas kesalahan terbesarnya terdapat pada jarak 4 cm didapatkan sebesar
Nilai pengukuran suhu tubuh tertinggi manusia yang di dapat oleh termometer
infrared pabrikan pada bagian dahi sebesar 36,7oC yang terdapat pada jarak 2 cm. Untuk
nilai pengukuran suhu tubuh tertinggi manusia yang di dapat oleh alat pengukur suhu
tubuh menggunakan infra merah pada bagian dahi sebesar 36,72oC yang terdapat pada
jarak 1 cm.
Nilai pengukuran suhu tubuh terendah manusia yang di dapat oleh termometer
infrared pabrikan pada bagian dahi sebesar 36,4oC yang terdapat pada jarak 1 cm. Untuk
nilai pengukuran suhu tubuh terendah manusia yang di dapat oleh alat pengukur suhu
tubuh menggunakan infra merah pada bagian dahi sebesar 35,41oC yang terdapat pada
jarak 4 cm.
Tabel 4.2 Nilai presisi dan akurasi alat TA pada setiap jarak
Pada Tabel 4.2 diperoleh bahwa nilai presisi yang paling tinggi pada jarak 2 cm
yakni 98,45% dan presisi yang rendah terlihat pada jarak 3 cm yakni 96.09%. Nilai
akurasi yang paling tinggi pada jarak 2 cm yakni 98,24% dan akurasi yang paling
nilai error yang paling tinggi pada jarak 4 cm yakni 2,81% dan error yang rendah
pengukuran suhu pada jarak 1 – 3 cm oleh alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra
merah mempunyai selisih di bawah 1oC dengan termometer infrared, sedangkan pada
jarak 4 cm mempunyai selisih di atas 1oC. Dengan demikian dapat diketahui jarak objek
dengan alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra merah mempengaruhi hasil
pengukuran dimana sensor memiliki field of view (FOV) sebesar 35oC yang hanya
mampu membaca secara akurat pada kisaran jarak 3 cm. Jika pengukuran dengan jarak
lebih dari 3 cm maka FOV sensor akan mendeteksi objek lain pada daerah baca lapang
Pada pengujian tahap kedua dilakukan pada 5 orang dewasa dan 5 orang
remaja/anak-anak serta dengan keterangan bahwa partisipan berada dalam kondisi yang
sehat. Pengukuran suhu dilakukan dengan meletakkan alat di depan dahi partisipan
dengan jarak 3 cm. Alat yang dibuat dibandingkan dengan termometer infrared pabrikan
Tabel 4.3 akan memperlihatkan data hasil uji alat pengukur suhu tubuh tanpa kontak
Tabel 4.3 Hasil pengukuran suhu manusia dengan usia ≥20 tahun
Termometer
Pembacaan
Infrared
No. Nama Usia Pada Alat Selisih
Pembanding
TA (oC)
(oC)
36,6 36,25 0,35
36,4 36,64 0,24
1. Luqman Bhanu F. 23 37 36,43 0,57
36,2 36,19 0,01
36,4 36,35 0,05
Nilai Rata-Rata 36,52 36,37 0,24
36,3 36,54 0,24
36,5 36,43 0,07
Khairuska
2. 21 36,4 36,14 0,26
Gusfazli
36,4 36,11 0,29
36,5 36,03 0,47
Nilai Rata-Rata 36,42 36,25 0,27
36,5 36,8 0,3
36,6 36,86 0,26
3. Teguh Kurniawan 20 36,7 36,86 0,16
36,7 36,94 0,24
36,5 36,75 0,25
Nilai Rata-Rata 36,6 36,84 0,24
36,7 36,14 0,56
36,6 36,01 0,59
4. M. Khairul Huda 21 36,7 36,22 0,48
36,7 36,22 0,48
36,6 36,33 0,27
Nilai Rata-Rata 36,66 36,18 0,48
36,4 36,59 0,19
36,6 36,43 0,17
5. Henky Gustian 20 36,3 36,8 0,50
36,4 36,48 0,08
36,3 36,54 0,24
Nilai Rata-Rata 36,4 36,57 0,24
Dari data pengukuran suhu tubuh manusia dengan usia ≥20 tahun pada Tabel 4.3
tubuh di bagian dahi dengan jarak 3 cm dan dibandingkan dengan termometer infrared
pabrikan adalah 0,59oC. Nilai batas kesalahan terkecilnya pada pengukuran suhu tubuh
di depan dahi dengan jarak 3 cm didapatkan sebesar 0,01oC. Nilai rerata batas kesalahan
terbesarnya terdapat pada nomor 4 didapatkan sebesar 0,48oC, sedangkan rerata batas
Nilai pengukuran suhu tubuh tertinggi manusia dengan usia ≥20 tahun yang di
dapat oleh termometer infrared pabrikan pada bagian dahi sebesar 37oC yang terdapat
pada data partisipan nomor 1. Untuk nilai pengukuran suhu tubuh tertinggi manusia
dengan usia ≥20 tahun yang di dapat oleh alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra
merah pada bagian dahi dengan jarak 3 cm sebesar 36,94oC yang terdapat pada data
partisipan nomor 3.
Nilai pengukuran suhu tubuh terendah manusia dengan usia ≥20 tahun yang di
dapat oleh termometer infrared pabrikan pada bagian dahi sebesar 36,2oC yang terdapat
pada data partisipan nomor 1. Untuk nilai pengukuran suhu tubuh terendah manusia
dengan usia ≥20 tahun yang di dapat oleh alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra
merah pada bagian dahi dengan jarak 3 cm sebesar 36,01oC yang terdapat pada data
partisipan nomor 4.
Tabel 4.4 Nilai presisi dan akurasi alat TA pada usia ≥20 tahun
No. Bias STD Alat TA Error(%) Presisi(%) Akurasi(%)
1. 0,15 0,18 0,67 97,58 97,19
2. 0,17 0,22 0,73 96,94 96,49
3. 0,24 0,07 0,66 99,03 98,36
4. 0,48 0,12 1,30 98,36 97,09
5. 0,17 0,14 0,65 98,04 97,57
49
Pada Tabel 4.4 diperoleh bahwa nilai presisi yang paling tinggi terdapat pada
nomor 3 yakni 99,03% dan presisi yang rendah terlihat pada nomor 2 yakni 96.94%.
Nilai akurasi yang paling tinggi pada nomor 3 yakni 98,36% dan akurasi yang paling
rendah pada nomor 2 yakni 96.49%. Diketahui bahwa nilai error yang paling tinggi
pada nomor 4 yakni 1,30% dan error yang rendah terlihat pada nomor 5 yakni 0,65%.
Tabel 4.5 Hasil pengukuran suhu manusia dengan usia <20 tahun
Termometer Pembacaan
No. Nama Usia Infrared Pada Alat Selisih
Pembanding (oC) TA (oC)
36 35,26 0,74
36,1 35,21 0,89
M. Arfan
1. 14 36 35,13 0,87
Maulana
36 35,05 0,95
36 35,23 0,77
Nilai Rata-Rata 36,02 35,18 0,84
36,1 35,85 0,25
36 36,01 0,01
Irpani Dwi
2. 14 36,3 35,82 0,48
Saputra
36,1 35,5 0,6
36,1 36,22 0,12
Nilai Rata-Rata 36,12 35,88 0,29
36,2 35,93 0,27
36,1 35,66 0,44
3. Ibnu Indra S. 15 36,2 35,9 0,3
36,1 35,85 0,25
36,3 35,82 0,48
Nilai Rata-Rata 36,18 35,83 0,35
35,5 34,54 0,96
35 34,35 0,65
M. Akbar
4. 7 35,1 34,22 0,88
Sapura
35,1 34,14 0,96
35 34,27 0,73
Nilai Rata-Rata 35,14 34,30 0,84
50
Termometer Pembacaan
No. Nama Usia Infrared Pada Alat Selisih
Pembanding (oC) TA (oC)
pengukuran suhu tubuh 5 dengan usia <20 tahun di bagian dahi dengan jarak 3 cm dan
dibandingkan dengan termometer infrared pabrikan adalah 0,96oC. Nilai batas kesalahan
terkecilnya pada pengukuran suhu tubuh di depan dahi dengan jarak 3 cm didapatkan
sebesar 0,01oC. Nilai rerata batas kesalahan terbesarnya terdapat pada nomor 1 dan 4
didapatkan sebesar 0,84oC , sedangkan rerata batas kesalahan terkecilnya terdapat pada
Nilai pengukuran suhu tubuh tertinggi manusia dengan usia <20 tahun yang di
dapat oleh termometer infrared pabrikan pada bagian dahi sebesar 36,6oC yang terdapat
pada data partisipan nomor 5. Untuk nilai pengukuran suhu tubuh tertinggi manusia
dengan usia <20 tahun yang di dapat oleh alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra
merah pada bagian dahi dengan jarak 3 cm sebesar 36,22oC yang terdapat pada data
partisipan nomor 2.
Nilai pengukuran suhu tubuh terendah manusia dengan usia <20 tahun yang di
dapat oleh termometer infrared pabrikan pada bagian dahi sebesar 35,0oC yang terdapat
suhu tubuh terendah manusia dengan usia <20 tahun yang di dapat oleh alat pengukur
suhu tubuh menggunakan infra merah pada bagian dahi dengan jarak 3 cm sebesar
Tabel 4.6 Nilai presisi dan akurasi alat TA pada usia <20 tahun
No. Bias STD Alat TA Error(%) Presisi(%) Akurasi(%)
1. 0,84 0,09 2,34 98,79 96,47
2. 0,24 0,27 0,81 96,30 95,66
3. 0,35 0,11 0,96 98,53 97,57
4. 0,84 0,15 2,38 97,78 95,60
5. 0,64 0,27 1,75 96,25 94,50
Pada Tabel 4.6 diperoleh bahwa nilai presisi yang paling tinggi terdapat pada
nomor 1 yakni 98,79% dan presisi yang rendah terlihat pada nomor 5 yakni 96.25%.
Nilai akurasi yang paling tinggi pada nomor 3 yakni 97,57% dan akurasi yang paling
rendah pada nomor 5 yakni 94.50%. Diketahui bahwa nilai error yang paling tinggi
pada nomor 4 yakni 2,38% dan error yang rendah terlihat pada nomor 2 yakni 0,81%.
Setelah dilakukannya pengujian pada usia ≥20 tahun dan <20 tahun didapatkan
bahwa hasil pengukuran suhu antara alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra
merah dengan termometer infrared tidak ditemukan selisih di atas 1oC. Diketahui bahwa
suhu pada setiap partisipan baik dalam usia ≥20 tahun dan <20 tahun mempunyai suhu
yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kecepatan metabolisme,
Suhu tubuh yang normal berubah 0,5 oC sampai 1 oC selama periode 24 jam.
Suhu terendah berada diantara pukul 1 sampai 4 pagi. Pada siang hari suhu tubuh
meningkat dan mencapai maksimum pada pukul 6 sore, lalu menurun kembali sampai
pagi hari. Pola suhu ini tidak mengalami perubahan pada individu yang bekerja di
malam hari dan tidur di siang hari. Dibutuhkan 1 sampai 3 minggu untuk terjadinya
pembalikan siklus.
Pada pengujian tahap ketiga dilakukan pada 5 partisipan dengan keterangan bahwa
partisipan berada dalam kondisi yang sehat. Pengukuran suhu dilakukan dengan
meletakkan alat di bagian lengan partisipan dengan jarak 3 cm. Alat yang dibuat
Tabel 4.7 akan memperlihatkan data hasil uji alat pengukur suhu tubuh tanpa kontak
Termometer
Pembacaan Pada
No. Nama Digital Selisih
Alat TA (oC)
Pembanding (oC)
Rata-Rata 34,5 34,54 0,04
34 34,48 0,48
34,2 35,32 1,12
Sultan Al 34,4 34,89 0,49
3.
Badrul M.
34,5 34,87 0,37
34,6 36,54 1,94
Rata-Rata 34,34 35,22 0,88
35,1 35,66 0,56
35,3 36,16 0,86
4. Nur Cholis 35,5 36,14 0,64
35,5 35,88 0,38
35,3 35,88 0,58
Rata-Rata 35,34 35,94 0,60
35,7 35,81 0,11
35,8 36,37 0,57
5. Agus Lim 35,7 36,48 0,78
35,7 36,14 0,44
35,8 36,46 0,66
Rata-Rata 35,74 36,25 0,51
Dari data pengukuran suhu pada bagian lengan manusia pada Tabel
4.7 didapatkan nilai batas kesalahan terbesar yang dibandingkan dengan termometer
digital pabrikan adalah 1,94oC, sedangkan nilai batas kesalahan terkecilnya didapatkan
sebesar 0,01oC. Nilai rerata batas kesalahan terbesarnya terdapat pada nomor 3
didapatkan sebesar 0,88oC , sedangkan rerata batas kesalahan terkecilnya terdapat pada
Nilai pengukuran suhu tertinggi pada bagian lengan manusia yang di dapat oleh
termometer digital pabrikan sebesar 35,8oC yang terdapat pada data partisipan nomor 5.
manusia yang di dapat oleh alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra merah sebesar
Nilai pengukuran suhu terendah pada bagian lengan manusia yang di dapat oleh
termometer digital pabrikan sebesar 34,0oC yang terdapat pada data partisipan nomor 3.
Untuk nilai pengukuran suhu terendah pada bagian lengan manusia yang di dapat oleh
alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra merah sebesar 34,24oC yang terdapat pada
Tabel 4.8 Nilai presisi dan akurasi alat TA berdasarkan pengukuran suhu
pada bagian lengan manusia
No. Bias STD Alat TA Error(%) Presisi(%) Akurasi(%)
1. 0,83 0,67 2,40 90,56 87,94
2. 0,04 0,34 0,12 95,09 94,96
3. 0,88 0,80 2,56 88,71 85,85
4. 0,60 0,21 1,71 97,10 95,34
5. 0,51 0,28 1,43 96,12 94,63
Pada Tabel 4.8 diperoleh bahwa nilai presisi yang paling tinggi terdapat pada
nomor 4 yakni 97,10% dan presisi yang rendah terlihat pada nomor 3 yakni 88,71%.
Nilai akurasi yang paling tinggi pada nomor 4 yakni 95,34% dan akurasi yang paling
rendah pada nomor 3 yakni 85,85%. Diketahui bahwa nilai error yang paling tinggi
pada nomor 3 yakni 2,56% dan error yang rendah terlihat pada nomor 2 yakni 0,12%.
hasil pengukuran suhu oleh alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra merah
terdapat selisih di atas 1oC dengan termometer infrared. Dengan demikian dapat
diketahui alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra merah tidak dianjurkan
bagian lengan, melainkan lebih dianjurkan melakukan pengukuran suhu pada bagian
kening karena kulit kening menutupi arteri temporal, yang mengangkut darah dari
jantung. Karena itulah, kening menjadi tempat ideal untuk mengukur suhu inti.
Pada pengujian tahap keempat, pengambilan data dilakukan pada air yang
dihangatkan dengan mengambil data pada 5 titik suhu yang berbeda yaitu 36oC, 37oC,
38oC, 39oC, dan 40oC. Pengambilan data suhu dilakukan menggunakan 2 buah alat
pengukur suhu yaitu termometer infrared dari pabrikan produksi DOTORY dan alat
pengukur suhu yang menggunakan infra merah berbasis Arduino Nano V3. Termometer
Tabel 4.9 Hasil pengukuran suhu air dengan 5 titik suhu yang berbeda
Termometer
Infrared Rata-
No. Pembacaan Pada Alat TA (oC) Selisih
Pembanding Rata
(oC)
1. 36 36,00 35,98 36,32 35,58 35,90 35,96 0,04
2. 37 37,50 37,18 37,42 36,91 37,27 37,26 0,26
3. 38 38,11 38,16 38,11 37,60 37,66 37,93 0,07
4. 39 38,78 38,75 39,20 39,28 38,75 38,95 0,05
5. 40 40,40 40,38 40,14 39,74 39,92 40,12 0,12
56
pengukuran suhu air dengan jarak 3 cm dan dibandingkan dengan termometer infrared
pabrikan adalah 0,26oC. Nilai batas kesalahan terkecilnya pada pengukuran suhu air
Tabel 4.10 Nilai presisi dan akurasi alat TA pada tiap titik pengukuran
STD
No. Suhu (oC) Bias Error(%) Presisi(%) Akurasi(%)
Alat TA
1. 36 0,04 0,26 0,11 96,32 96,22
2. 37 0,26 0,23 0,70 96,91 97,59
3. 38 0,07 0,27 0,18 96,39 96,22
4. 39 0,05 0,26 0,13 96,60 96,48
5. 40 0,12 0,29 0,30 96,42 96,71
Pada tabel 4.10 diperoleh bahwa nilai presisi yang paling tinggi terdapat pada
nomor 2 yakni 96,91% dan presisi yang paling rendah terlihat pada nomor 1 yakni
96.32%. Nilai akurasi yang paling tinggi terdapat pada nomor 2 yakni 97,59% dan nilai
akurasi yang paling rendah terdapat pada nomor 1 dan 3 yakni 96,22%. Diketahui
bahwa nilai error yang paling tinggi pada nomor 2 yakni 0,70% dan error yang rendah
didapatkan bahwa hasil pengukuran suhu oleh alat pengukur suhu tubuh menggunakan
infra merah mempunyai selisih di bawah 1oC dengan termometer infrared. Dengan
demikian dapat diketahui alat pengukur suhu tubuh menggunakan infra merah
menghasilkan pengukuran suhu yang cukup baik pada setiap perubahan suhu 1oC dari
suhu 36 – 40 oC.
57
Alat pengukur suhu menggunakan infra merah berbasis Arduino Nano V3 ini
pada dasarnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu bagian sensor infra merah MLX90614,
bagian Arduino Nano V3, dan bagian LCD OLED 128x64. Pada bagian sensor infra
merah, sensor ini berfungsi sebagai penangkap pancaran radiasi infra merah dari objek.
berhasil ditangkap oleh sensor maka radiasi gelombang infra merah ini akan diteruskan
ke thermopile untuk diubah menjadi besaran fisis suhu/panas. Besaran fisis berupa suhu
dari output thermopile selanjutnya masuk ke filter untuk menghilangkan noise yang
tidak diinginkan.
Setelah noise dihilangkan, besaran fisis masih berupa data analog maka akan
mengubah sinyal analog (suhu) menjadi sinyal digital (tegangan). Besaran digital berupa
tegangan tersebut selanjutnya memasuki bagian digital signal processing (DSP) untuk
diolah oleh pusat perhitungan dan pengolahan data suhu pada sensor. Setelah sinyal
kemudian data akan berbentuk bilangan heksadesimal dan akan terjadi pengonversian
58
bentuk menjadi bilangan desimal kemudian dikalikan oleh resolusi yang terdapat pada
sensor yaitu sebesar 0,02 yang akan menghasilkan nilai digital besaran suhu 2 angka di
belakang koma.
Arduino berperan sebagai master yang akan menerima data hasil perhitungan
dan pembacaan suhu oleh sensor. Arduino Nano akan mengonversi nilai satuan suhu
yang telah dihitung pada sensor menjadi satuan suhu celsius dan tampilan informasi
suhu dalam satuan celsius tersebut dikirim ke LCD OLED 128x64 untuk ditampilkan
BAB V
KESIMPULAN DAN
SARAN
1.1 Kesimpulan
Dari hasil pengujian alat pengukur suhu tubuh tanpa kontak fisik
1. Dalam pengujian suhu tubuh manusia dengan jarak dari 1-4 cm diperoleh
nilai presisi yang paling tinggi pada jarak 2 cm yakni 98,45% dan presisi
yang rendah terlihat pada jarak 3 cm yakni 96.09%. Nilai akurasi yang
paling tinggi pada jarak 2 cm yakni 98,24% dan akurasi yang paling rendah
pada jarak 4 cm yakni 95.67%. Nilai error yang paling tinggi pada jarak 4
cm yakni 2,81% dan error yang rendah pada jarak 1 cm yakni 0,17%.
2. Dalam pengujian suhu tubuh manusia pada usia ≥20 tahun diperoleh nilai
presisi yang paling tinggi yakni 99,03% dan presisi yang rendah yakni
96.94%. Nilai akurasi yang paling tinggi yakni 98,36% dan akurasi yang
paling rendah yakni 96.49%. Nilai error yang paling tinggi yakni 1,30% dan
3. Dalam pengujian suhu tubuh manusia pada usia <20 tahun diperoleh nilai
presisi yang paling tinggi yakni 98,79% dan presisi yang rendah yakni
96.25%. Nilai akurasi yang paling tinggi yakni 97,57% dan akurasi yang
paling rendah yakni 94.50%. Nilai error yang paling tinggi yakni 2,38% dan
59
60
4. Dalam pengujian suhu tubuh manusia pada bagian lengan diperoleh nilai
presisi yang paling tinggi yakni 97,10% dan presisi yang rendah yakni
88,71%. Nilai akurasi yang paling tinggi yakni 95,34% dan akurasi yang
paling rendah yakni 85,85%. Nilai error yang paling tinggi pada nomor 3
yakni 2,56% dan error yang rendah terlihat pada nomor 2 yakni 0,12%.
5. Dalam pengujian suhu air dengan 5 titik pengukuran suhu yang berbeda
diperoleh nilai presisi yang paling tinggi yakni 96,91% dan presisi yang
paling rendah yakni 96.32%. Nilai akurasi yang paling tinggi yakni 97,59%
dan nilai akurasi yang paling rendah yakni 96,22%. Nilai error yang paling
1.2 Saran
menggunakan infra merah yang dibuat penulis masih memiliki kekurangan dan
DAFTAR PUSTAKA
[3] B. Arifin, “Aplikasi Sensor Passive Infra Red (PIR) Untuk Pendeteksian
Makhluk Hidup Dalam Ruang,” no. 2011, pp. 39–44, 2013.
61
62
62