Anda di halaman 1dari 6

Tugas kelompok

Analisis Pendapatan Anggota DPR RI


Mata Kuliah Audit Forensik dan Audit Investigasi

Dosen Pengampu:
Dr. Rasuli, SE, M.Si, Ak, CA, ACPA

Disusun Oleh:
DEDY IRFAN 2210248107
SURUADI 2210247836

PROGRAM MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
Penjelesan Gaji Seorang Anggota DPR RI

Setiap tanggal 1 di awal bulan anggota DPR RI memperoleh gaji pokok sebesar Rp 16.000.000 ,
tanggal 5 memperoleh tunjangan-tunjangan sebesar Rp 59.000.000, selanjutnya anggota DPR RI
mendapatkan dana aspirasi yang merupakan dana wajib di keluarkan oleh negara untuk para
anggota DPR RI dana ini bernilai Rp 450.000.000, dana aspirasi ini dalam jangka waktu 1 tahun
ada 5 kali bearti total dalam 1 tahun Rp 2.250.000.000 berikutnya ada dana kunjungan dapil
senilai Rp 140.000.000 dalam 1 tahun angogota DPR RI mendapatkan 8 kali total Rp
1.120.000.000

Diminta : Hitung dan analisis dalam bentuk essay sebagai tugas pertemuan selanjutnya !

KETERANGAN BULAN TAHUN


Rp
GAJI 16.000.000,00 Rp 192.000.000,00
Rp
TUNJANGAN 59.000.000,00 Rp 708.000.000,00
Rp
DANA ASPIRASI 187.500.000,00 Rp 2.250.000.000,00
DANA KUNJUNGAN Rp
DAPIL 93.333.333,33 Rp 1.120.000.000,00
Rp
TOTAL 355.833.333,33 Rp 4.270.000.000,00

Diminta : Hitung dan analisis dalam bentuk essay sebagai tugas pertemuan selanjutnya !

Pendapatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) adalah kombinasi
dari gaji pokok, tunjangan, dana aspirasi, dan dana kunjungan daerah pemilihan (dapil). Untuk
menghitung total pendapatan tahunan anggota DPR RI, kita akan menggabungkan semua
komponen ini.

1. Gaji Pokok:
Setiap tanggal 1 di awal bulan, anggota DPR RI menerima gaji pokok sebesar Rp 16.000.000.
Dalam setahun, mereka akan menerima gaji pokok sebanyak 12 kali.

Jadi, total gaji pokok per tahun = Rp 16.000.000 x 12 = Rp 192.000.000.

2. Tunjangan

Setiap tanggal 5, anggota DPR RI menerima tunjangan sebesar Rp 59.000.000. Untuk


menghitung total tunjangan per tahun, kita harus menghitung berapa kali mereka menerima
tunjangan dalam setahun.

Jadi, total tunjangan per tahun = Rp 59.000.000 x 12 = Rp 708.000.000.

3. Dana Aspirasi

Dana aspirasi adalah dana wajib yang diberikan oleh negara kepada anggota DPR RI. Setiap
anggota menerima Rp 450.000.000 dalam jangka waktu satu tahun. Dalam setahun, ada lima kali
pencairan dana aspirasi.

Jadi, total dana aspirasi per tahun = Rp 450.000.000 x 5 = Rp 2.250.000.000

4. Dana Kunjungan Dapil:

Anggota DPR RI menerima dana kunjungan dapil sebesar Rp 140.000.000 dalam setahun.
Mereka mendapatkannya delapan kali dalam satu tahun.

Jadi, total dana kunjungan dapil per tahun = Rp 140.000.000 x 8 = Rp 1.120.000.000.

Total Pendapatan Tahunan Anggota DPR RI: Dengan menggabungkan semua komponen di atas,
kita dapat menghitung total pendapatan tahunan anggota DPR RI.

Total pendapatan per tahun = Gaji Pokok + Tunjangan + Dana Aspirasi + Dana Kunjungan Dapil
Total pendapatan per tahun = Rp 192.000.000 + Rp 708.000.000 + Rp 2.250.000.000 + Rp
1.120.000.000 = Rp 4.270.000.000.

Jadi, pendapatan tahunan seorang anggota DPR RI adalah Rp 4.270.000.000.


Implikasi dan Analisis: Pendapatan yang tinggi dari anggota DPR RI ini memiliki beberapa
implikasi. Pertama, pendapatan yang besar dapat menciptakan potensi konflik kepentingan, di
mana anggota DPR RI mungkin lebih cenderung fokus pada kepentingan pribadi daripada
kepentingan public

Kedua, ini dapat memicu ketidakpuasan masyarakat terhadap perwakilan mereka, terutama jika
pendapatan ini dianggap tidak sebanding dengan kinerja mereka dalam menjalankan tugas
legislasi dan pengawasan.

Dalam upaya meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, sangat penting bagi anggota DPR RI
untuk memberikan laporan yang jelas tentang penggunaan dana aspirasi dan dana kunjungan
dapil, serta untuk menjalankan fungsi mereka dengan integritas dan dedikasi dalam melayani
kepentingan rakyat Indonesia.

Penjelasan isu

Analisis mengenai pendapatan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik


Indonesia yang tinggi dengan gaya hidup yang tinggi merupakan topik yang kontroversial dan
sering menjadi sorotan masyarakat. Untuk memahami fenomena ini, dapat melakukan beberapa
pertimbangan:
1. Pendapatan Anggota DPR yang Tinggi:
Pendapatan anggota DPR berasal dari gaji, tunjangan, dan berbagai fasilitas lainnya yang
disediakan oleh pemerintah. Gaji dan tunjangan ini seringkali cukup besar dan di atas rata-rata
pendapatan masyarakat.
Anggota DPR juga menerima tunjangan perumahan, tunjangan perjalanan dinas, dan
berbagai tunjangan lainnya yang dapat meningkatkan pendapatan mereka.
2. Gaya Hidup yang Tinggi:
Gaya hidup yang tinggi biasanya mencakup pengeluaran besar untuk kendaraan mewah,
rumah mewah, perjalanan, pakaian, makanan, dan hiburan. Anggota DPR yang memiliki
pendapatan tinggi mungkin cenderung menghabiskan uang mereka untuk berbagai barang
mewah dan gaya hidup yang mahal. Mereka juga bisa terlibat dalam kegiatan sosial dan acara-
acara eksklusif yang memerlukan pengeluaran besar. Pertimbangan lebih lanjut mengenai
analisis ini melibatkan beberapa isu dan pertanyaan:
3. Transparansi dan Akuntabilitas:
Transparansi pendapatan dan pengeluaran anggota DPR menjadi penting. Publik harus
memiliki akses yang jelas terhadap informasi tentang sumber pendapatan dan bagaimana dana
tersebut digunakan.
4. Efektivitas dan Kinerja:
Penting untuk menilai apakah anggota DPR yang memiliki pendapatan tinggi benar-benar
efektif dalam menjalankan tugas mereka, seperti legislasi dan perwakilan masyarakat.
5. Tanggapan Publik:
Reaksi masyarakat terhadap anggota DPR dengan pendapatan tinggi dan gaya hidup yang
tinggi dapat beragam. Beberapa mungkin merasa marah atau skeptis, sementara yang lain
mungkin percaya bahwa anggota DPR yang produktif pantas mendapatkan kompensasi yang
layak.
6. Reformasi Politik:
Isu-isu ini dapat memicu diskusi tentang perlunya reformasi politik, termasuk perubahan
dalam sistem gaji dan tunjangan anggota DPR, serta perubahan aturan transparansi.
7. Kontribusi terhadap Masyarakat:
Penting untuk menilai apakah anggota DPR yang memiliki pendapatan tinggi juga
memberikan kontribusi nyata terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, selain dari
gaya hidup pribadi mereka.
Mengenai korupsi yang melibatkan anggota DPR RI atau pejabat pemerintah lainnya adalah isu
yang kompleks dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berikut beberapa alasan mengapa
beberapa anggota DPR RI atau pejabat pemerintah masih terlibat dalam tindakan korupsi,
meskipun mereka menerima gaji yang tinggi:
1. Kesempatan dan Kuasa: Posisi dalam pemerintah memberi mereka akses dan pengaruh
atas sumber daya dan keputusan yang berharga. Hal ini menciptakan peluang bagi korupsi,
karena mereka dapat mengeksploitasi jabatan mereka untuk memperoleh keuntungan pribadi.
2. Tekanan Ekonomi: Meskipun gaji anggota DPR RI dapat terlihat tinggi, beberapa dari
mereka mungkin menghadapi tekanan ekonomi yang besar, terutama jika mereka memiliki
tanggungan finansial yang berat. Hal ini bisa mendorong perilaku korupsi dalam upaya untuk
memenuhi kebutuhan mereka.
3. Budaya Korupsi: Budaya korupsi yang telah berakar dalam sistem politik dan birokrasi
dapat mempengaruhi perilaku pejabat pemerintah. Jika korupsi dianggap umum atau diterima
dalam lingkungan kerja mereka, beberapa individu mungkin merasa bahwa tindakan korupsi
adalah tindakan yang dapat diterima.
4. Kendala Hukum dan Penegakan Hukum: Ketidakpastian hukum, lambatnya penegakan
hukum, dan hukuman yang ringan bagi pelaku korupsi dapat memberikan insentif bagi anggota
DPR RI atau pejabat pemerintah untuk melanjutkan praktik korupsi.
5. Keinginan untuk Kekayaan Lebih Banyak: Beberapa individu mungkin memiliki
motivasi pribadi yang kuat untuk mengumpulkan kekayaan yang lebih besar daripada yang dapat
mereka dapatkan dari gaji resmi mereka.
6. Tidak Adanya Pengawasan dan Transparansi: Ketidaktransparan dalam pengelolaan
anggaran dan kebijakan pemerintah dapat memungkinkan tindakan korupsi untuk terjadi tanpa
diketahui oleh publik atau lembaga pengawasan yang tepat.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua anggota DPR RI atau pejabat pemerintah terlibat dalam
korupsi. Banyak di antara mereka adalah orang yang berdedikasi dan menjalankan tugas mereka
dengan integritas. Upaya untuk memerangi korupsi termasuk peningkatan transparansi,
penegakan hukum yang lebih kuat, pendidikan, dan penekanan pada nilai-nilai etika dalam
pemerintahan.

Anda mungkin juga menyukai